Disusun Oleh:
Elinaria
2017.C.09a.0836
Puji Syukur saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga saya mampu menyelesaikan
penyusunan Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Tn A dengan Diagnosa
Medis Gagal Ginjal Kronis di Ruang Hemodalisa. Dan harapan penulis semoga
laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman,juga manfaat bagi para
pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
laporan ini agar menjadi lebih baik lagi.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan Medis Gagal Ginjal Kronis Laporan ini
yaitu bertujuan untuk mengetahui tentang serta untuk memenuhi tugas kuliah.
Laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep penyakit.................................................................................... 1
1.1.1 Definisi ................................................................................................. 1
1.1.2 Anatomi Fisiologi................................................................................. 1
1.1.3 Etiologi................................................................................................. 2
1.1.4 Klasifikasi............................................................................................. 2
1.1.5 Paofisiologi (Patway)............................................................................ 3
1.1.6 Manifestasi Klinis (tanda dan gejala)................................................... 6
1.1.7 Komplikasi............................................................................................ 6
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang........................................................................ 6
1.1.9 Penatalaksanaan.................................................................................... 7
1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian Keperawatan...................................................................... 8
1.2.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................... 11
1.2.3 Intervensi Keperawatan........................................................................ 14
1.2.4 Implementasi Keperawatan.................................................................. 17
1.2.5 Evaluasi Keperawatan.......................................................................... 17
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian............................................................................................. 18
...............................................................................................................
2.2 Diagnosa............................................................................................... 34
2.3 Intervensi............................................................................................... 37
2.4 Implementasi......................................................................................... 42
2.5 Evaluasi................................................................................................. 42
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 45
3.2 Saran........................................................................................................... 45
Lampiran
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep penyakit
1.1.1 Definisi
Gagal ginjal kronis(Chronic Kidney Desease) adalah kerusakan ginjal progresif
yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen lainnya
yang beredar dalam darah serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau
transplantasi ginjal) (Nursalam, 2011:47).
Gagal ginjal kronis (GGK) atau penyakit ginjal tahap akhir merupakan
gangguan fungsi ginjal yang progesif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal
untuk mempertahankan sampah nitrogen lain dalam darah) (Surhayanto, 2011:183).
Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi untuk mempertahankan
metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal
yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) di
dalam darah (Muttaqin, 2011:166).
Jadi, Gagal ginjal kronis adalah suatu keadaan dimana ginjal mengalami
gangguan fungsi dimana ginjal tidak mampu untuk mempertahanan metabolism serta
keseimbangan cairan dan elektrolit yang berakibat fatal terjadinya penumpukan
toksin di dalam darah yang ditandai dengan uremia.
1.1.2.2 Fisiologi
Pada manusia, ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi vital
yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh. Ginjal melakukan
fungsinya yang paling penting ini dengan cara menyaring plasma dan memisahkan
zat filtrat dengan kecepatan yang bervariasi, bergantung pada kebutuhan tubuh.
Kemudian zat- zat yang dibutuhkan oleh tubuh akan dikembalikan ke dalam darah
dan yang tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dikeluarka melalui urine.
Proses pembentukan urine juga dilakukan oleh nefron yang merupakan bagian
dari ginjal. Proses pembentukan urine terjadi melalui tiga tahapan yaitu filtrasi di
glomerulus, reabsorpsi di tubulus dan eksresi di tubulus.
Dibawah ini adalah gambar sebuah nefron yang memperlihatkan struktur
glomerulus dan tubulus serta perannya dalam pembentukan urine.
1.1.3 Etiologi
Menurut Muttaqin, 2012 etiologi dari gagal ginjal kronis yaitu sebagai berikut:
1.1.3.1 Penyakit dari Ginjal
1. Infeksi kuman: pyelonefritis, ureteriti.
2. Batu ginjal: nefrolitiasis
3. Kista di ginjal: polcystis kidney.
4. Trauma langsung pada ginjal.
5. Keganasan pada ginjal.
6. Sumbatan: batu, tumor, penyempitan/striktur.
1.1.3.2 Penyakit Umum di Luar Ginjal
1. Penyakit sistemik: diabetes melius, hipertensi dan kolesterol tinggi.
2. Dyslipidemia.
3. Infeksi di badan: TBC paru, sifilis, malaria dan hepatitis.
4. Preeklamsi.
5. Obat-obatan.
6. Kehilangan banyak cairan yang mendadak (luka bakar).
1.1.4 Klasifikasi
KDOQI (Kidney Disease Outcome Quality Initiative) merekomendasikan pembagian
CKD berdasarkan stadium dari tingkat penurunan LFG (Laju Filtrasi Glomerolus) :
1.1.4.1 Stadium 1: kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan
LFG yang masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2)
1.1.4.2 .Stadium 2: Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara 60 -
89 mL/menit/1,73 m2)
1.1.4.3 Stadium 3: kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73m2)
1.1.4.4 Stadium 4: kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29mL/menit/1,73m2)
1.1.4.5 Stadium 5: kelainan ginjal dengan LFG < 15 mL/menit/1,73m2 atau gagal
ginjal terminal.
GFR menurun
B1 B2 B3 B4 B5 B6
Riatensi Na dan air Sekresi eritropointin Ristensi Na dan air Obstuksi ginjal Cardiak output
Sekresi protein
terganggu menurun
Hipovelemia, MK : Intoleransi
Edema MK : Defisit nutrisi
hipertensi,takikardi, aktivitas
distrimia,CHF
1.1.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien dengan Gagal Ginjal adalah sebagai berikut.
1.1.9.1 Pencegahan
Pencegahan mencakup perubahan gaya hidup dan jika diperlukan, obat
untuk mengontrol hipertensi, obat pengontrol glikemik yang baik bagi penderita
diabetes, dan jika mungkin menghindari obat-obat nefrotoksik. Pemakaian lama
analgesik yang mengandung kodein dan obat-obat anti-inflamasi non steroid
(NSAID) harus dihindari, khususnya pada individu yang mengalami gangguan
ginjal.Diagnosis dini dan pengobatan lupus eritematosus sistemik dan penyakit
lainnya yang diketahui merusak ginjal amat penting. Selain itu, pada semua
stadium pada gagal ginjal kronik pencegahan infeksi perlu dilakukan (Elizabeth
corwin, 2013:731).
1.1.9.2 Penatalaksanaan Medis
Menurut (Arif Muttaqin, 2011:173), tujuan penatalaksanaan adalah menjaga
keseimbangan cairan elektrolit dan mencegah komplikasi, yaitu sebagai berikut.
1. Dialisis. Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal
yang serius, seperti hiperkalemia, perikarditis, dan kejang. Dialisis
memperbaiki abnormalitas biokimia ;menyebabkan cairan, protein, dan
natrium dapat dikonsumsi secara bebas; menghilangkan kecenderungan
perdarahan; dan membantu penyembuhan luka.
2. Koreksi hiperkalemi. Mengendalikan kalium darah sangat penting karena
hiperkalemi dapat menimbulkan kematian mendadak. Hal yang pertama
harus diingat adlah jangan menimbulkan hiperkalemia. Selain dengan
pemeriksaan darah, hiperkalemia juga dapat didiagnosis dengan EKG dan
EEG. Bila terjadi hiperkalemia, maka pengobatannya adalah dengan
mengurangi intake kalium, pemberian Na bikarbonat, dan pemberian infus
glukosa.
3. Koreksi anemia. Usaha pertama harus ditujukan untuk mengatasi factor
defisiensi, kemudian mencari apakah ada perdarahan yang mungkin dapat
diatasi. Pengendalian gagal ginjal pada keseluruhan akan dapat meninggi
Hb. Transfusi darah hanya dapat diberikan bila ada indikasi yang kuat,
misalnya ada insufisiensi koroner.
4. Koreksi asidosis. Pemberian asam melalui makanan dan obat-obatan harus
dihindari. Natrium bikarbonat dapat diberikan peroral atau parenteral.
Pada permulaan 100 mEq natrium bikarbonat diberi intravena perlahan-
lahan, jika diperlukan dapat diulang.
5. Hemodialisis dan dialysis peritoneal dapat juga mengatasi asidosis.
6. Pengendalian hipertensi. Pemberian obat beta bloker, alpa metildopa, dan
vasodilator dilakukan. Mengurangi intake garam dalam mengendalikan
hipertensi harus hati-hati karena tidak semua gagal ginjal disertai retensi
natrium.
7. Transplantasi ginjal. Dengan pencangkokkan ginjal yang sehat ke pasien
GGK, maka seluruh faal ginjal diganti dengan ginjal yang baru.
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 PENGKAJIAN
2.1.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn A
Umur : 59 Tahun
JenisKelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Kristen protestan
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jln. Garuda 13
Tgl MRS : 15 Oktober 2020
DiagnosaMedis : CKD (Chronic Kidney Desease)
Genogram:
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Meninggal
: Klien
... : Tinggal Serumah
2.2.3 PRE HD
Keadaan umum :
Pasien tampak sakit ringan, pasien tampak pucat dengan kesadaran compos
menthis, pasien dengan posisi semi fowler serta terpasang selang AVB
Ldengan akses AV fistula dan terhubung ke mesin dialiser
Tanda – tanda vital :
a. Suhu /T : 36,5 ºC
b. Nadi /HR : 85 x/mnt
c. Pernapasan /RR : 24 x/mnt
d. Tekanan Darah /BP : 150/90 mmHg
e. BB Pre HD : 67 Kg
f. Balance cairan dalam 24 jam : intake cairan – output cairan
1.200- 441,8= 758,2
Setting Mesin
a. UF Goal : 2000 L
b. UF Rate : 0.70 L/jam
c. Time : 4 jam
3 INTRA HD
1. Suhu /T : 36,5 ºC
2. Nadi /HR : 98 x/mnt
3. Pernapasan /RR : 27 x/mnt
4. Tekanan Darah /BP : 140/80 mmHg
5. Keluhan selama HD : Klien mengeluh sesak nafas
6. Nutrisi selama HD
a. Jenis makanan : Roti, makan siang
Jumlah :
b. Jenis minuman : Air Mineral
Jumlah :± 300 cc
Catatan Observasi Pasien selama Proses Hemodialisa
Paraf&
Out- Keterangan
Intake (cc) Nama
Put (cc) Lain
UF
Observasi
QB Tek.Drh Maka
Jam Rate Nadi RR
(ml/mnt) (mmHg) nn Lain UF
(ml) NaCl Dexrose UF
/ - Volume
0,9% 40% Removed
minu Lain
m
PRE- HD
150
08.30 215 0,70 85 24
90
HD INTRA
150
11.00 215 0,75 98 27
80
POST HD
140
12.30 250 1,00 90 27
80
Jumlah :
Total UF: 1.500
2.1.3 Post HD
1. Keadaan Umum :
Klien tampak sakit ringan, pasien tampak kebingungan, pasien tampak
bertanya terkait kondisinya kepada perawat, dengan kesadaran compos
menthis,posisi klien semi fowler terpasang infus RL pada tangan kiri
sebanyak 20 tpm
2. Tanda – tanda Vital
a. Suhu/ T : 36,6 C
b. Nadi/HR : 90x/mnt
c. Pernapasan : 27x/mnt
d. Tekanan Darah : 140/80mmHg
e. BB Post HD : 65 kg
f. Jumlah cairan yang dikeluarkan : 2 L
PENATALAKSANAAN MEDIS
No Nama Obat Dosis Rut Indikasi
e
1. Captopril 2x2,15 Oral Obat untuk mencegah dan
mg menurunkan hipertensi.
2. Furosemid Per 8 jam IV Obat untuk mengobati
penumpukan cairan karena gagal
ginjal.
3. Asam folat 2x 1 mg Oral obat yang digunakan untuk
pembentukan sel darah merah .
ANALISA DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DO: Pasien mengatakan “ Ristensi Na dan air Pola nafas tidak efektif
saya merasa sesak nafas”
DS : Tekanan kapiler meningkat
- Pasien tampak sesak
nafas Beban jantung meningkat
- Tampak edema di
ekstermitas bawah Tekanan vena pulmonalis
- Posisi berbaring
semi fowler Kapiler paru naik
- Tampak terpasang
O2 nacal canula Edema paru
3lpm
- RR meningkat Ekspansi paru menurun
- TTV: TD= 140/80 MmHg
N=98 x/m Dispnea
S=36,5 ℃
RR=27x/m Pola nafas tidak efektif
PRIORITAS MASALAH
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan dengan Ristensi cairan dan
Na dibuktikan dengan Pasien mengatakan “ saya merasa sesak nafas”,
pasien tampak sesak,tampak edema di ekstermitas bawah, Posisi berbaring
semi fowler, Tampak terpasang O2 nacal canula 3lpm, RR meningkat
TTV: TD= 140/80 MmHg, N=98 x/m, S=36,5 ℃ ,RR=27x/m
2. Gangguan keseimbangancairan berhubungan dengan kehilangan fungsi
ginjal di Tandai dengan Pasien mengatakan kedua kakinya bengkak,
adanya Edema pada kedua kaki pasien derajat 1 piting kedalamannya 2
mm, Turgor kulit, Balance cairan dalam 24 jam : intake cairan – output
cairan, 1.200- 441,8= 758,2
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai
dengan Pasien tampak bingung ketika di tanya tentang penyakitnya, Pasien
tampak bertanya kepada perawat mengenai kondisinya
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN (KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
Pola nafas tidak efektif Setelah diberi Asuhan Keperawatan 1. Observasi tanda-tanda vital 1. Untuk mengetahui tanda- tanda
selama 1x4 jam, diharapkan pola 2. Atur posisi klien senyaman vital pasien
nafas membaik, dengan kriteria hasil: mungkin semi fowler 2. Membantu pasien merasa
1. Sesak nafas klien berkurang 3. Ajarkan klien teknik relaksasi nyaman
2. Klien tampak rileks napas dalam 3. Membantu mengurangi sesak
3. Klien tidak meringis 4. Anjurkan klien tidak menggunakan nafas
4. RR dalam batas normal (16- pakai terlalu ketat 4. Mempermudah pasien merasa
20x/menit) 5. Kolaborasi dengan dokter dalam nyaman
pemberian obat dan O2 5. Kolaborasi untuk terapi pasien
Gangguan Setelah dilakukan asuhan 1. Periksa tanda-tanda vital pre 1. Mengetahui TTV pasien pre HD
keseimbangan cairan keperawatan selama 1x4 jam di hemodalisa 2. Mengetahui TTV pasien post
harapkan tidak ada peningkatan 2. Observasi tanda-tanda vital post HD
volume cairan , dengan kriteria hasil: Hemodalisa
3. Mengetahui derajat edema
1. edema berkurang 3. Observasi derajat edema post
2. Input dan ouput cairan Hemodalisa 4. Mengetahui adanya penurunan
seimbang. 4. Observasi Berat badan post bb setelah HD
3. TTV dalam batas normal. hemodalisa dengan tim medis 5. Mengetahui pengeluaran dan
TD: 5. Identifikasi intake dan output pemasukan cairan
Sistol : 120-130 mmHg cairan 6. Untuk mengurangi edema
Diastol : 80-90 mmHg 6. Anjurkan pasien untuk membatasi pasien
N: 60-100 x/m pemasukan cairan
7. Untuk membantu pasien
S: 36,5-37,5 0C 7. Kolaborasi dalam terapi
RR: 16-24 x/m hemodalisa 1 kali dalam satu mengatasi penyakitnya
minggu: jadwal hemodalisa hari
Senin
Defisit pengetahuan Setelah di lakukan asuhan 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien 1. Mengetahui kemampuan pasien
keperawatan selama 1x4 jam dan keluarga 2. Penyediaan materi
pengetahuan pasien dan keluarga 2. Sediakan materi damn media mempermudah penjelasan serta
meningkat dengan kriteria hasil : pendidikan kesehatan agar pasien lebih cepat mengerti
3. Jadwalkan pendidikan kesehatan 3. Agar pendidikan kesehatan
1. Pengetahuan pasien dan keluarga sesuai kesepakatan tersusun sesuai dengan rencana
meningkat 4. Jelaskan tentang penyakit yang di 4. Meningkatkan pengetahuan
2. Pasien mampu menjelaskan derita pasien
tentang penyakitnya 5. Motivasi pasien dan keluarga 5. Kolaborasi dengan keluarga
3. Pasien memahami cara mengatasi agar rutin melakukan HD untuk membantu paien
sesak nafas mengatasi penderitaanya
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP) TANDA TANGAN
Jam DAN
NAMA PERAWAT
Senin, Diagnosa 1 S: Pasien mengatakan“saya merasa
1. Mengobservasi tanda-tanda vital lebih nyaman setelah mempraktekan
21 Oktober 2020
2. Mengatur posisi klien senyaman teknik nafas dalam“
Pukul: . mungkin semi fowler O:
- Pasien tampak tenang
1. 08:00 WIB 3. Mengajarkan klien teknik relaksasi
- Pasien tampak masih sesak nafas
2. 08:02 WIB napas dalam - Pasien tampak lebih nyaman dengan
4. Menganjurkan klien tidak menggunakan posisi semi fowler
3. 08:05 WIB pakai terlalu ketat Elinaria
- Tampak terpasang o2 nasal canula
4. 08:07 WIB 5. Berkolaborasi dengan dokter dalam 3lpm
pemberian obat dan O2 TTV:
5. 08:10 WIB
TD : 150/100mmHg
N : 85x/menit
RR : 24x/menit
S : 36,5oC
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi 1,2,4
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannyapenulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan isi dari laporan di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran
bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggpi terhadap
kesimpulan dari bahasan laporan in
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Disusun Oleh:
Elinaria
2017.C.09a.0836
7. Materi
1) Definisi hemodialisa
2) Manfaat hemodialisa
3) Penyebab hemodialisa
4) Komponen hemodialisa
5) Cara kerja hemodialisa
6) Proses pra. Intra dan post hemodialisa
7) Komplikasi hemodialisis
8) Diet pada pasien hemodialisa
8. Metode
1) Ceramah
2) Tanya Jawab
9. Media
Leaflet
10. Kegiatan penyuluhan
Alokasi
Tahap Kegiatan Pendidik Kegiatan Peserta Didik Metode Media
Waktu
Persiapan Menyiapkan alat dan media Mulai memposisikan diri untuk 1 menit
(Pra mendengarkan materi
kegiatan)
Kegiatan a. Memberi salam Menjawab dan memberi respon 2 menit
b. Perkenalan diri
pembuka ucapan pembicara
c. Menjelaskan tujuan pendidikan
kesehatan
d. Menyebutkan materi yang akan
diberikan
e. Menyampaikan kontrak waktu
Uraian Penyampaian materi oleh pemateri: Mendengar-kan pemateri - Ceramah Leaflet 4 menit
- Diskusi
Materi a. Menggali pengetahuan peserta tentang Mencatat materi - Tanya jawab
masa intranatal
b. Menjelaskan tentang definisi
hemodialisa
c. Menjelaskan tentang manfaat
hemodialisa
d. Menjelaskan tentang penyebab
hemodialisa
e. Menjelaskan tentang komponen
hemodialisa
f. Menjelaskan tentang akses pembuluh
darah pada hemodialisa
g. Menjelaskan tentang cara kerja
hemodialisa
h. Menjelaskan tentang proses pra. Intra
dan post hemodialisa
i. Menjelaskan tentang komplikasi
hemodialisis
j. Menjelaskan tentang diet pada pasien
hemodialisa
Evaluasi Melakukan evaluasi terhadap pemahaman Menjawab pertanyaan dari Tanya jawab 2 menit
peserta didik atas materi yang telah pemateri
disampaikan
Kegiatan a. Menyampaikan rangkuman materi Memberi respon kepada 1 menit
Penutup b. Mengucapkan terima kasih pembicara
c. Menyampaikan salam
11. Evaluasi Formatif/Sumatif)
1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan
b) Peserta yang haadir sesuai dengan kriteria
c) Menyiapkan media
2. Rencana evaluasi Proses
a) Peserta akan memperhatikan selama acara penyuluhan
b) Peserta akan memberikan respon aktif selama penyuluhan
c) Peserta akan mengajukan pertanyaan dan pemateri menjawab
pertanyaan dengan
benar
d) Tidak akan ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
sebelum acara
berakhir
3. Evaluasi Hasil
1. Setelah penyuluhan diharapkann peserta penyuluhan mampu
menjawab soal evaluasi dengan benar secara lisan menggunakan
bahasa sendiri
Soal Evaluasi :
1. Apa definisi hemodialisa?
2. Apa manfaat hemodialisa? (min 3)
3. Apa penyebab hemodialisa?
4. Apa saja komponen hemodialisa?
5. Dimana saja akses pembuluh darah pada hemodialisa?
6. Bagaimana cara kerja hemodialisa?
7. Bagaimana proses pra. Intra dan post hemodialisa
8. Apa saja yang menyebabkan komplikasi hemodialisis
9. Bagaimana diet pada pasien hemodialisa?
12. Materi
1) Definisi Hemodialisa
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan
cairan dan produk limbah dalam tubuh kita, ketika ginjal tidak mampu
melaksanakan proses tersebut (Brunner& Sunddarth, 2001). Hemodialisa
merupakan salah satu terapi yang diberikan pada pasien dengan gagal ginjal
kronis. Hemodialisis berasal dari kata “hemo” artinya darah, dan “dialisis ”
artinya pemisahan zat-zat terlarut atau penyaringan. Hemodialisis berarti proses
pembersihan darah dari zat-zat sampah, melalui proses penyaringan di luar
tubuh. Hemodialisis menggunakan ginjal buatan berupa mesin dialisis.
Hemodialisis dikenal secara awam dengan istilah “cuci darah”.
2) Manfaat Hemodialisa
a. Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi pembuangan, yaitu membuang
sisa-sisa pembentukan energi dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan
sisa pembentukan energi yang lain.
b. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang
seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.
c. Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi
ginjal.
d. Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang
lain.
3) Penyebab Hemodialisa
a. Gagal ginjal akut
b. Gagal ginjal kronis
c. Keracunan
4) Komponen Hemodialisa
a. Mesin hemodialisa
6) Komplikasi
a. Hipotensi akibat penarikan cairan yang berlebihan, obat antihipertensi atau
alergi
b. Hipertensi akibat kelebihan cairan, penyaringan yang kurang
c. Kram otot akibat penarikan cairan yang terlalu cepat
d. Mual atau muntah akibat gangguan cairan tubuh
e. Sakit kepala akibat gangguan cairan tubuh
f. Sakit dada akibat gangguan cairan tubuh (elektrolit)
g. Gatal- gatal akibat alergi
h. Demam dan menggigil akibat cairan tubuh/ darah yang dikeluarkan dari
tubuh.
i. Perdarahan akibat fungsi trombosit ang berkurang dan keracunan zat urea
j. Infeksi melalui akses pembuluh darah
13. Daftar pustaka
Beiber, S.D. dan Himmelfarb, J. 2013. Hemodialysis. In: Schrier’s Disease of the
Kidney. 9 th edition. Coffman, T.M., Falk, R.J., Molitoris, B.A., Neilson,
E.C., Schrier, R.W. editors. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia:
2473-505.
Brunner & sunddarth.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Burnama, Erawati F. 2007. Protap Perawatan Klien Hemodialisa. Instlasi Dialisis
RSUD Dr.
Doris Sylvanus. Palangka Raya.
Daugirdas, J.T., Blake, P.G., Ing, T.S. 2007. Handbook of Dialysis. 4 th ed.
Phildelphia.
Lipincott William & Wilkins.
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana asuhan Keperawatan Ed. 3. Jakartaa: EGC
Nursalam, M.Nurs, DR (Hons). 2006. Asuhan Keperaawatan Pasien dengan
Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
HEMODALISA apa itu Kapan saya harus
(CUCI DARAH) Hemodalisa…??? melakukannya..????
Hemodalisa adalah
Bila ginjal tidak dapat
prosedur pembersihan
melaksanakan
darah melalui suatu mesin
fungsinya (gagal
ginjal buatan bagi
a
ginjal)
penderita gagal ginjal
yang sudah berat untuk 1. Gagal ginjal akut,
membuang cairan yang fungsi ginjal
Oleh :
berlebihan dan zat-zat terganggu sementara
beracun waktu. Hemodalisa
Elinaria
sampai fungsi ginjal
membaik
2. Gagal ginjal kronis,
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA fungsi ginjal rusak
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PRODI
SARJANA KEPERAWATAN permanen.
TAHUN 2020
Hemodalisa seumur
hidup
Proses hemodalisa Komplikasi yang dapat
Ginjal
muncul selama
Organ vital yang
hemodalisa.
membersihkan kelebihan
Hipotensi
cairan dan zat-zat racun.
kram otot
Menghasilkan hormon, dan
reaksi alergi,
berperan dalam
mual, ngantuk, lelah dll
pembentukan sel darah
merah.
Apa yang perlu di
Gagal ginjal lakukan selama
hemodalisa ?
Melakukan hemodalisa
rutin sesuai jadwal
Penumpukan
Kontrol teratur ke
cairan dan zat beracun di
dokter yang menangani
dalam tubuh harus
Berapa lama hemodalisa penyakit gagal ginjal
dibuang.
berlangsung,,,?? Diet dan cairan yang
Tergantung derajat tepat
kerusakan ginjal, diet Kontrol penyakit
sehari-hari, penyakit yang penyerta
Hemodalisa menyertai,ukuran tubuh dll Atasi anemia
pengganti ginjal.
TERIMAKASIH