Anda di halaman 1dari 13

EFEKTIFITAS MENGUNYAH PERMEN KARET RENDAH GULA

DAN MENGULUM ES BATU TERHADAP PENURUNAN RASA HAUS

PADA PASIEN GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISIS

DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Disusun Oleh :

Diastya Putri Hartanti

( 15.0275.N )

PRODI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

PEKAJANGAN PEKALONGAN

2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga

laporan reading jurnal ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga

mengucapkan banyak terimakasih atas bimbingan dari pembimbing akademik

PROFESI NERS STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN dan pembimbing

kllinik Unit Hemodialisa RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN.

Dan harapan saya semoga laporan reading jurnal ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat

memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan reading jurnal ini agar menjadi

lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih

banyak kekurangan dalam laporan reading jurnal ini, Oleh karena itu kami sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan

laporan reading jurnal ini.

Pekalongan, Oktober 2015


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Tujuan Penelitian .................................................................................. 3

C. Manfaat Penelitian ................................................................................ 3

BAB II ISI JURNAL ...................................................................................................... 5

A. Materi Isi Pembahasan Jurnal ................................................................. 5

B. Kelemahan Penerapan Topik Jurnal ........................................................ 6

C. Kelebihan Penerapan Topik Jurnal .......................................................... 6

D. Metode Pelaksanaan Topik Jurnal

dalam Intervensi Keperawatan ............................................................... 7

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 9

A. Kesimpulan .............................................................................................. 9

B. Saran ........................................................................................................ 9

REFERENSI

LAMPIRAN JURNAL ASLI


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit ginjal kronik (PGK) atau Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu

proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal

yang irreversibel dan progresif dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan

metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan uremia

(Smeltzer, Bare & Hinkle, 2008, hlm.1449). Angka kejadian penyakit ginjal kronik ini

meningkat setiap tahunnya. Angka kejadian penyakit ginjal kronik tahun 2010, pasien dengan

penyakit ginjal kronik di seluruh dunia yang menjalani penggantian ginjal atau hemodialisis

berjumlah sekitar dua juta orang. Insiden PGK di Indonesia diperkirakan berkisar 100 150

per 1 juta penduduk dan prevalensinya mencapai 200 250 per juta penduduk (Firmansyah,

2010, 2). Data dari RSUD Tugurejo Semarang didapatkan bahwa jumlah kunjungan pasien

yang menjalani hemodialisis selama tahun 2013 berjumlah 6567 pasien, sedangkan rata-rata

jumlah pasien setiap bulan pada tahun 2013 berjumlah 68 pasien (Rekam Medik RSUD

Tugurejo Semarang, 2014).

Hemodialisis merupakan salah satu cara untuk mengerluarkan produk sisa

metabolisme berupa larutan dan air yang ada pada darah melalui membran

semipermeabel atau yang disebut dengan dialyzer. Prinsip kerja perpindahan cairan

pada hemodialisis adalah difusi, osmosis, ultrafiltrasi dan konveksi. Melalui proses

difusi molekul dalam darah dapat berpindah ke dialisat. Proses perpindahan ini terjadi

karena adanya perbedaan konsentrasi larutan, dimana konsentrasi darah lebih tinggi

daripada konsentrasi dialisat. Osmosis adalah perpindahan air dari tekanan tinggi (darah) ke

tekanan yang lebih rendah (dialisat) (Price & Wilson, 2005, hlm.772). Hemodialisis tidak

dapat menyembuhkan atau memulihkan penyakit ginjal karena tidak mampu mengimbangi
hilangnya aktivitas metabolik penyakit ginjal atau endokrin yang dilaksanakan oleh ginjal dan

dampak dari gagal ginjal serta terapi terhadap kualitas hidup pasien. Oleh karena itu pada

pasien yang menderita penyakit ginjal kronik harus menjalani dialisa sepanjang hidupnya

(Smeltzer, Bare & Hinkle. 2008. Hlm.1449). Kebanyakan pasien dengan stadium akhir

penyakit ginjal (End Stage Renal Disease/ESRD) yang menjalani hemodialisis (HD) harus

menjaga diet cairan dibatasi untuk mencegah kelebihan cairan antara sesi dialisis. Kelebihan

cairan beresiko menyebabkan pasien mengalami penambahan berat badan, edema,

peningkatan tekanan darah, sesak nafas serta gangguan jantung (Pray, 2005, 6).

Konsekuensi pembatasan cairan yang harus dijalani pasien PGK yang menjalani hemodialisis

adalah timbulnya keluhan rasa haus dan mulut kering (xerostomia). Menurut Solomon (2006,

hlm.185) ada beberapa cara untuk mengurangi haus pada pasien yang menjalani hemodialisis,

diantaranya dengan frozen grapes, menyikat gigi, bilas mulut dengan obat kumur dingin

(tidak ditelan), mengunyah permen karet atau permen mint atau permen bebas gula, dan

menghisap es batu.

Penelitian Yahrini (2009, hlm.67) yang melibatkan 40 pasien yang menjalani

hemodialisis di RSUD Kota Langsa tahun 2009 menujukkan bahwa permen karet dapat

meningkatkan jumlah sekresi saliva untuk mengurangi rasa haus dan xerostomia dengan

jumlah rata rata 2,7 mL per menit dan 2,8 mL per menit. Estimasi yang sama juga

dikemukakan oleh Veerman, dkk (2005, hlm.9) bahwa mengunyah permen karet merupakan

terapi alternatif yang dapat diberikan untuk merangsang kelenjar ludah atau terapi paliatif

pada pasien yang menjalani hemodialisis. Pasien yang mengeluh mengalami haus, mulut

kering dan mengunyah permen karet ditemukan lebih banyak mengalami pengurangan rasa

haus (60%) dibandingkan yang mendapat terapi saliva pengganti (15%). Penggunaan es batu

dengan cara dikulum juga efektif untuk perawatan mulut dan mengatasi mulut kering

(xerostomia) (Grace & Borley. 2005. hal 349). Mengulum es batu dinilai efektif untuk

mengurangi rasa haus yang dialami oleh pasien yang mengalami hemodialisis. Pada hasil

penelitian yang dilakukan oleh Nanny pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani

hemodialisis dengan diberikan intervensi berupa mengulum es batu dinilai efektif untuk
mengurangi rasa haus yang dirasakan pada pasien (Salemihardja, 2010, 24). Melihat kedua

hasil riset terdahulu tentang efektivitas pemberian permen karet rendah gula dan mengulum es

batu untuk mengurangi rasa haus pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani

hemodialisis, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk membuktikan tindakan mana

yang lebuh efektif antara mengunyah permen karet rendah gula dan mengulum es batu untuk

mengurangi rasa haus pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis.

B. Tujuan

Tujuan dari penyampaian jurnal ini adalah :

1. Menambah wawasan tentang teknik menurunkan rasa haus pada pasien ginjal

kronis yang menjalani hemodialisa

2. Mengetahui efektifitas mengunyah permen karet rendah gula dan mengulum

es batu terhadap penurunan rasa haus pada pasien penyakit ginjal kronis yang

mengalami hemodialisa

3. Diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan

khususnya tenaga keperawatan di unit hemodialisa

C. Manfaat

1. Bagi Pasien

Sebagai bahan informasi bagi pasien gagal ginjal gronik dengan

hemodialisis tentang efektifitas mengunyah permen karet rendah gula dan

mengulum permen karet terhadap penurunan rasa haus, sehingga pasien mampu

meningkatkan status kesehatannya terutama pada pembatasan cairan.

2. Bagi Perawat
Informasi ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan dapat

mengaplikasikan ke pasien terutama pasien dengan ketidakpatuhan terhadap

dietnya.
BAB II

ISI JURNAL

A. Materi Pembahasan Isi Jurnal

Nama Peneliti : Noorman Wahyu Arfany, Yunie Armiyati,

Muslim Argo Bayu Kusuma

Tempat dan waktu penelitian : RSUD Tugurejo

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui efektifitas permen karet

rendah gula dan mengulum es batu terhadap

penurunan rasa haus pada pasien penyakit ginjal

kronis yang menjalani hemodialisa

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy

eksperiment dengan rancangan penelitian Two group pra-post test design dimana

Kelompok subjek pertama yang diobservasi adalah yang diberikan intervensi

mengunyah permen karet rendah gula dan kelompok subjek yang kedua adalah yang

diberikan intervensi mengulum es batu.

Teknik sampling menggunakan non probability sampling pada 17 responden

kelompok mengunyah permen karet rendah gula dan 17 responden pada kelompok

mengulum es batu. Hasil penelitian dengan Mann Whitney menunjukkan terdapat

perbedaan efektifitas mengunyah permen karet rendah gula dan mengulum es batu

terhadap penurunan rasa haus dimana mengulum es batu lebih efektif dibandingkan

dengan mengunyah permen karet rendah gula dengan p value 0,000. Rekomendasi

dari penelitian ini diharapkan mengulum es batu dapat digunakan untuk terapi

menejeman rasa haus pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.
B. Kelemahan Penerapan Topik Jurnal

Setelah dilakukan analisa dalam jurnal ini, didaptkan beberapa kekurangan pada

jurnal ini yaitu :

1. Tidak adanya pengacakan dalam menentukan subjek penelitian

memungkinkan untuk memunculkan masalah masalah yang terkait dengan

validitas eksperimen.

2. Tidak dijelaskan karakteristik inklusi dan eksklusi yang lebih jelas dalam

jurnal ini

3. Tidak ada kelompok kontrol sehingga tidak bisa membandingkan hasil dari

responden yang tdak diberi perlakuan dengan yang diberi perlakuan.

C. Kelebihan Penerapan Topik Jurnal

Dalam penerapan jurnal setelah dilakukan analisa, jurnal ini memiliki beberapa

kelebihan yaitu :

1. Penulisan latar belakang sudah baik mengarah dan sesuai dengan judul

penelitian yang akan di teliti.

2. Untuk referensi yang digunakan sudah menggunakan referensi yang terbaru

yaitu kurang dari 10 tahun sebelum jurnal diterbitkan.

3. Penelitian ini merupakan quasy ekperimen sehingga hasil penelitian sudah

diberi perlakuan dan real sudah dilakukan. Penelitian quasy eksperimen pada

dasarnya sama dengan penelitian eksperimen murni.

4. Penelitian ini memberikan informasi yang berguna untuk menangani pasien

penyakit ginjal kronis yang mengalami terapi hemodialisa terutama pada


pasien yang sulit atau tidak patuh dalam dietnya dan yang tidak bisa

mengontrol rasa hausnya.

5. Dalam penelitian ini juga menguraikan lebih detail tentang intensitas rasa haus

dari berbagai karakteristik responden seperti : Jenis kelamin, usia, pendidikan,

dan pekerjaan, sehingga kita mampu mengetahui faktor-faktor yang bisa

mempengaruhi tingkat kesehatan responden dalam mengontrol rasa haus.

6. Dari penenelitian ini kita mengetahu adanya perbedaan efektifitas mengunyah

permen karet rendah gula dan mengulum es batu terhadap penurunan rasa

haus.

7. Dari penelitian ini juga kita bisa mengetahui mengulum es batu lebih efektif

dibandingkan mengunyah permen karet rendah gula untuk mengurangi rasa

haus pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisa, sehingga

kita sebagai tenaga kesehatan terutama di unit hemodialisa bisa

mengaplikasikan penelitian ini untuk meningkatkan kesehatan klien dalam

mengontrol rasa haus.

D. Metode Pelaksanaan Topik Jurnal dalam Intervensi Keperawatan

Hasil penelitian di jurnal ini menyatakan bahwa ada perbedaan efektifitas mengunyah

permen karet rendah gula dan mengulum es batu terhadap penurunan rasa haus,

mengulum es batu lebih efektif dibandingkan dengan mengunyah permen karet

rendah gula untuk mengurangi rasa haus pada pasien penyakit ginjal kronis yang

menjalani hemodialisa. Hal tersebut berbeda dengan kondisi riil di klinis atau di

lapangan unit hemodislida. Korelasi antara isi jurnal dengan realita yang sudah ada di

dapat bahwa pasien dengan penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisa tidak

tahu bagaimana cara mengontrol rasa haus pasien dan terkadang ada pasien yang
benar-benar tidak patuh dengan dietnya untuk mengontrol rasa hausnya yang akhirnya

berdampak pada kesehatan pasien. Adapun pasien yang diberikan informasi tentang

metode mengunyah permen karet dan mengulum es batu pasien merasa tidak nyaman

dan pusing jika mengulum es batu. Penerapan proses keperawatan setelah mengetahui

hasil penelitian ini diharapkan mempunyai implikasi keperawatan/ dampak terhadap

sebagai berikut :

1. Bagi rumah sakit

Diharapkan kedepan dapat mengangkat kembali dengan cara melakukan

penyuluhan tentang efektifitas mengunyah permen karet rendah gula dan

mengulum es batu terhadap penurunan rasa haus

2. Bagi perawat

Menambah pengetahuan dan wawasan bagi perawat dalam management

mengontrol haus pada pasien penyakit ginjal kronis yang mendapatkan terapi

hemodialis khusunya di unit hemodialisa


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penggunaan metode mengunyah permen karet rendah gula dan mengulum es

batu dapat menurunkan rasa haus pada pasien penyakit ginjal kronis yang

mendapatkan terapi hemodialisa. Mengulum es batu lebih efektif dibandingkan

mengunyah permen karet terhadap penurunan rasa haus.

B. Saran

Adapun saran dari penelitian ini yang dapat diberikan bagi pelayanan

kesehatan adalah diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk

penyusunan Standar Prosedur Operasional (SPO) managemen rasa haus dengan

intervensi mengunyah permen karet rendah gula dan mengulum es batu pada pasien

penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisa.

Untuk mendukung pelaksanaan keperawatan yang tepat dan meningkatkan

kesejahteraan pasien dengan penyakit ginjal kronis mengontrol rasa haus dengan

menggunakan metode mengunyah permen karet rendah gula dan mengulum es batu

perlu ditingkatkan kembali dengan cara menyampaikan metode tersebut dengan cara

melakukan penyuluhan di unit hemodialisa.


REFERENSI

Darmawan, S. 2012. Dialife Sudut Gizi : Membatasi Asupan Cairan. Edisi Januari
Februari 2012. Buletin informasi kesehatan dan gizi.
http://www.burungmanyar.nl diunduh tanggal 21 Desember 2013

Fatmah. 2010. Gizi lanjut usia. Jakarta : Erlangga

Grace, P, A., Borley, N,. R. 2005. At a Glance Ilmu Bedah. Edisi ke 3. Jakarta :
Salemba Medika

Guyton, A, C., Hall, J E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi II. Jakarta :EGC

Pray, H. 2005. Pembatasan cairan pada pasien hemodialisa. Dibuka pada website
http://www.ingentaconnect.com/pada tanggal 4 Desember 2013

Price, S.A., & Wilson, L.M.C. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses Proses
Penyakit. Edisi 6, vol 2. Alih bahasa Brahm U. Jakarta : EGC

Salemihardja, N. 2010. Disiplin Ketat. Dibuka pada website http://www.mail-


archive.com pada tanggal 10 Desember 2014

Septiwi, Cahyu. 2010. Hubungan Antara Adekuadi Hemodialisis Dengan Kualitas


Hidup Pasien Hemodialisis di Unit Hemodialisis RS Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto. Diunduh pada website www.lontar.ui.ac.id pada tanggal 2 Mei 2015

Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC

Solomon. 2006. Gagal Ginjal dan Penanganannya. Jakarta : Reneka Cipta

Yahrini. 2009. Pengaruh Permen Karet Rendah Gula Terhadap Peningkatan Sekresi
Saliva Pada Pasien Yang Menjalani Hemodialisa. Medan : FK USU

Anda mungkin juga menyukai