SKRIPSI
Disusun Oleh
Nama : Wayan Siwa Ananda
NIM : 18130062
SKRIPSI
Disusun Oleh
Nama : Wayan Siwa Ananda
NIM : 18130062
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas
Meletus: Kajian Pustaka”. Skripsi ini disusun guna mencapai derajat Sarjana.
Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan
bantuan dari dosen pembimbing serta berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
1. Prof. Dr. dr. Santoso, MS. SpOK, selaku Rektor Universitas Respati
Yogyakarta
3. Listyana Natalia Retnaningsih, S.Kep., Ns., MSN, selaku Ketua Program Studi
Skripsi
semangat
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Dengan demikian peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
INTISARI
Latar Belakang: Indonesia merupakan negara kepulauan dengan gunung berapi
terpanjang di dunia. Indonesia memiliki 127 gunung berapi aktif atau sekitar 13% dari
gunung berapi aktif dunia di Indonesia. Itu membuat negara ini memiliki jumlah gunung
berapi terbesar di dunia. Untuk mencegah terjadinya banyak korban jiwa pada saat bencana
gunung api, diperlukan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapsiagaan masyarakat
dalam menghadapi bencana gunung meletus berdasarkan kajian pustaka.
Metode Penelitian: Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kajian pustaka.
Pencarian artikel jurnal melalui search engine database Google Scholar, Proquest dan
Pubmed. Peneliti membuat kriteria inklusi dan eksklusi dengan metode PICOS untuk
menyeleksi artikel serta menilai akan kualitas artikel yang signifikan dengan topik. Kata
kunci yang digunakan yaitu, google scholar: faktor-faktor kesiapsiagaan, gunung meletus.
Sedangkan ProQuest, dan PubMed: preparedness factors and volcano eruption. Instrumen
atau alat pencarian artikel jurnal yang digunakan yaitu zetero.
Hasil: Studi literature menunjukan bahwa terdapat faktor yang berhubungan dengan
kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gunung meletus yaitu faktor
pengetahuan dan sikap. Untuk faktor pengetahuan dan sikap terdapat beberapa perbedaan
hasil penelitian yang ditemukan. Ada satu peneliti yang membuktikan terdapat hubungan
antara pengetahuan dan sikap dengan kesiapsiagaan, dan beberapa penelitian pengetahuan
dan sikap tidak membahas tentang hubungan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi
bencana gunung meletus. Sedangkan faktor kebijakan dan panduan, rencana menjelang
kejadian bencana, sistem peringatan dini, serta kapasitas mobilisasi sumber daya tidak
membahas tentang hubungan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana
gunung meletus.
Kesimpulan: ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap kesiapsiagaan masyarakat
dalam menghadapi bencana gunung meletus, sedangkan dari 6 artikel tidak ada yang
membahas tentang hubungan faktor kebijakan dan panduan, rencana menjelang kejadian
bencana, sistem peringatan dini, serta kapasitas mobilisasi sumber daya terhadap
kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gunung meletus.
Kata Kunci: Faktor faktor kesiapsiagaan, gunung meletus.
1
Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Sarjana FIKES UNRIYO
2
Dosen Program Studi Keperawatan Program Sarjana FIKES UNRIYO
ABSTRACT
Background: Indonesia is an archipelagic state with the longest volcano in the world.
Indonesia has 127 active volcanoes or about 13% of the world's active volcanoes are in
Indonesia. It makes this country have the largest number of volcanoes in the world. To
prevent deaths in a volcanic eruption, community disaster preparedness is needed.
Objective: To find out factors related to the ability of community to prepare for a volcanic
eruption based on a literature review.
Research Methods: This research applied a literature review approach. Journal articles
were searched through Google Scholar search engine, ProQuest, and Pubmed. The
researcher made the inclusion and exclusion criteria with the PICOS method to select
articles and to assess the quality of articles that were significant with the topic. The
keywords used on Google Scholar were factors affecting disaster preparedness and
volcanoes erupt, while on ProQuest and PubMed were preparedness factors and volcano
eruption. The instrument or tool for the journal article search was Zotero.
Result: The literature study showed that there were factors related to the ability of
communities to prepare for a volcanic eruption, i.e. knowledge and attitudes. There were
some differences in the research results for both factors. One research proved that there
was a correlation of knowledge and attitudes with volcanic eruption preparedness, while
some other research did not discuss the correlation of knowledge and attitudes with
community preparedness for volcanic eruptions. Moreover, factors of policy and guidance,
disaster planning, early warning systems, and capacity building for resource mobilization
did not discuss their correlation with the community’s ability to prepare for volcanic
eruptions.
Conclusion: There was a correlation of knowledge and attitudes with community
preparedness for volcanic eruptions. Of 6 articles, none of them discussed the
correlation of policy and guidance factors, disaster planning, early warning
systems, and capacity building for resource mobilization with community
preparedness for volcanic eruptions.
Keywords: preparedness factors, volcano eruption
1
Student of Nursing Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Respati
University of Yogyakarta
2
Lecturer of Nursing Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Respati
University of Yogyakarta
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dkk., 2017).
kejadian oleh alam meliputi angin topan, banjir, gempa bumi, gunung
alam merupakan bahaya yang diakibatkan karena kejadian non alam meliputi
kejadian oleh perbuatan manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok
terjadinya bencana seperti gunung meletus, gempa bumi, tsunami, dan jenis-
pada ukuran kecil sampai ukuran besar yang merusak (BNPB, 2017).
terpanjang di dunia. Indonesia memiliki 127 gunung api aktif, atau kurang
lebih 13% gunung api aktif di dunia terletak di Indonesia, maka menjadikan
negara ini sebagai pemilik gunung api terbanyak di dunia. Kurang lebih 60%
dari jumlah tersebut adalah gunung api yang mempunyai potensi bahaya
cukup besar bagi masyarakat yang ada di sekitarnya, maka demi keselamatan
(30), Jawa (35), Bali dan Nusa Tenggara (30), Maluku (16), dan Sulawesi
(18). Selain itu, Indonesia pernah menjadi tempat terjadinya dua letusan
gunung api terbesar di dunia. Tahun 1815 Gunung Tambora yang berada di
Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat meletus dengan korban jiwa 10.000
orang dan pada tahun 1883 Gunung Krakatau meletus dengan korban jiwa
terakhir tepatnya dari tahun 2011 hingga 2021 terdapat 146 kejadian bencana
letusan gunung api berdasarkan tahun 2018 (63), 2017 (14), 2015 (13), 2014
(11), 2020 (10), 2013 (8), 2019, 2016, 2012 (7), 2011 (4), dan 2021 (2).
Gunung Kelud (7), Gunung Soputan (6), Gunung Karangetang, Dieng Kawah
Sileri, Gunung Raung (4), Gunung Rokatenda (3), Gunung Semeru, Gunung
Anak Krakatau, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Rinjani (2), Gunung Ile
terbesar Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur tahun 2021 dengan korban
meninggal 60 orang, hilang 9 orang, terluka 863 orang, rumah rusak 1027,
dan 1 fasilitas umum. Serta Gunung Kelud di Kediri Jawa Timur meletus pada
tahun 2014 dengan kerusakan rumah sebanyak 14048 dan Gunung Kelud di
rumah rusak 3782 dan 316 fasilitas umum. Jadi bisa dikatakan bahwa
menanggapi suatu situasi bencana secara cepat dan tepat guna. Termasuk
yang sifatnya perlindungan aktif yang dilakukan pada saat bencana terjadi
2017).
gunung meletus (Husen dkk., 2020). Berdasarkan hasil penelitian Rahil &
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Sugara dkk pada tahun 2018 yang
Kabupaten Malang (radius 10 KM dari kawah Gunung Kelud), dari total 207
responden lebih dari separuh 134 responden memiliki pengetahuan baik dan
lebih dari separuh 134 responden memiliki sikap kesiapsiagaan siap. Data
erupsi Gunung Kelud pada fase mitigasi diketahui dari 77% masyarakat
daerah rawan bencana erupsi dan lereng lahar (Sugara dkk., 2018).
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Triyana dan Wibowo pada tahun
dengan metode kajian pustaka untuk mengetahui secara luas faktor yang
gunung meletus.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
kajian pustaka.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
dilapangan.
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Bencana
a. Pengertian Bencana
alam seperti angin puting beliung, banjir, gempa bumi, gunung meletus,
b. Jenis-Jenis Bencana
kekeringan, kebakaran hutan, dan rop atau air laut pasang. Bencana
karena alam serta tanpa campur tangan manusia, dan faktor sosial
terorisme.
onset disaster dan bencana yang datang secara bertahap atau slow-
e. Manajemen Bencana
1) Pra Bencana
a) Kesiapsiagaan
munculnya bencana.
b) Peringatan Dini
c) Mitigasi
2) Saat Bencana
bencana secara cepat dan benar supaya korban serta kerugian bisa
sedikit-dikitnya.
a) Tanggap Darurat
3) Pasca Bencana
a) Rehabilitasi
pemerintah.
b) Rekonstruksi
2. Gunung Meletus
tinggi yang tampak dari pada area disekitar nya. Di dalam Encyclopedia
610 meter atau 2.000 kaki. Biasanya gunung berada di atas daratan,
(Supriyono, 2014).
Gunung berapi adalah suatu bentuk jalan fluida atau zat alir panas
zat alir panas ini berbentuk batuan dalam wujud cair yang disebut lava
dalam kulit bumi area munculnya cairan magma atau gas maupun
empat asal atau sumber erupsi, yaitu pusat, samping, eksentrik serta
celah.
4) Erupsi celah adalah erupsi yang keluar pada retakan atau belahan
3. Kesiapsiagaan
a. Pengertian Kesiapsiagaan
yang efisien atau tepat guna (BNPB, 2017). Menurut (Khambali, 2017)
bencana,
evaluasi,
atau tersembunyi.
aman,
meletus.
awan panas,
bila tidak ada meja dan tempat tidur bisa menggunakan tas, bantal
jatuh,
serta mulut,
gunung meletus.
a) Beri Pertolongan
b) Evakuasi
c) Dengarkan Informasi
berwenang.
gunung meletus.
mulut serta kulit agar terhindar dari debu vulkanik yang bisa
rumah.
pemulihan.
a) Bantuan Darurat
b) Rehabilitasi
c) Rekonstruksi
d) Pemulihan
panduan-panduan operasionalnya.
tiba. Apabila terjadi bencana pertolongan dari luar tidak bisa segera
dalam peringatan.
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh bahwa
2018).
Variable Independen
Variable Dependen
Faktor-Faktor Kesiapsiagaan:
1. Pengetahuan dan sikap
2. Kebijakan dan panduan
3. Rencana menjelang kejadian Kesiapsiagaan Bencana
darurat Gunung Meletus
4. Sistem peringatan dini
5. Kapasitas akan mobilisasi
sumber daya
METODE PENELITIAN
(KAJIAN PUSTAKA)
A. Jenis Penelitian
selanjutnya.
ini dibuat untuk inti yang sudah dipikirkan secara berbeda serta dikaji secara
berlainan juga dengan jenis kelompok peneliti mulai bidang ilmu yang
mendalami topik yang lebih banyak maupun luas, serta topik yang sudah
dibuat lebih tinggi atau lebih umum dari beberapa konsep yang sudah ada
secara berbeda serta dipelajari dalam berbagai ilmu. Strategi ini mengarahkan
cocok untuk di review menggunakan kata kunci, kriteria inklusi serta kriteria
cara menetapkan kata kunci yang digunakan untuk menelusuri artikel yang
serta menilai akan kualitas artikel yang signifikan dengan topik penyusunan
skripsi. Kriteria inklusi yaitu uraian dari faktor yang diseleksi oleh peneliti
uraian dari faktor peneliti untuk menentukan bahwa artikel dalam pencarian
tidak termasuk dalam artikel yang akan direview (Ulhaq & Rahmayanti,
2019).
Berikut kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan oleh peneliti:
D. Penelusuran Jurnal
ProQuest, dan PubMed dengan kata kunci preparedness factors and volcano
eruption.
mengatakan bahwa salah satu metode yang digunakan sebagai alat bantu
ketika sintesis atau panduan yaitu membuat matriks sintesis (synthesis matrix)
yang dikelola bersumber pada kata kunci pada subjek khusus. matrik sintesis
ini sangat berguna menjadi dasar penelitian yang hendak dibuat. Matrik
Zetero diuraikan oleh Roy Rosenzweig Center for History and New Media
pribadi hanya lewat satu kali klik saja. Zetero menggabungkan semua
memasukkan file gambar, audio, video, snapshot, serta PDF pada halaman
tersedia seperti text lengkap pada seleksi yang digunakan atau ditambahkan
yang dikaji adalah pustaka yang sesuai dengan permasalahan atau topik.
intisari agar menjadi satu kesatuan yang padu, dengan mengetahui hal
yang dimaksud yaitu isu yang diduga benar-benar penting untuk diuraikan
untuk dibaca,
dalam.
G. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Akhir
pembimbing 2,
A. Hasil Penelitian
40
Universitas Respati Yogyakarta
41
2 (Larasati, Kajian Tingkat Deskriptif Random Kuesioner Kesiapsiagaan responden pada kategori
2020) Kesiapsiagaan kuantitatif sampling serta studi tinggi, akan tetapi dalam sebagian faktor
Masyarakat dalam dengan jumlah dokumentasi berada pada kategori rendah yakni faktor
Menghadapi sampel rencana tanggap darurat serta sistem
Bencana Letusan sebanyak 100 peringatan dini. Faktor rencana tanggap
Gunung Kelud pada responden darurat responden tidak tersedianya
Kawasan Rawan informasi petunjuk pengungsian namun
Bencana (KRB) II mengandalkan pengetahuan yang
di Desa Kebonrejo umumnya mereka buat. Sedangkan faktor
Kecamatan Kepung sistem peringatan dini responden
Kabupaten Kediri memanfaatkan teknik tradisional
semacam pengeras suara serta kentongan.
3 (Runiari & Kesiapsiagaan Ibu Deskriptif Ibu hamil Kuesioner Kesiapsiagaan ibu hamil serta keluarga
Ruspawan, Hamil dan Petugas kuantitatif dengan teknik dalam menjelang erupsi Gunung Agung
2021) Kesehatan menggunakan purposive berada pada kategori baik yaitu 132
Menghadapi Erupsi pendekatan cross sampling responden (52.80%), kategori cukup 72
Gunung Agung sectional dengan jumlah responden (28.8%) serta 46 responden
sampel (18.4%) berada kategori kurang.
sebanyak 250 Kesiapsiagaan petugas kesehatan
responden menjelang erupsi Gunung Agung berada
sedangkan pada kategori baik yaitu 25 responden
petugas (83.3%) serta 5 responden (16.6%)
kesehatan kategori cukup, tidak ada responden yang
(bidan) dengan berada pada kategori kurang. Maka dari
teknik total itu kesiapsiagaan petugas kesehatan lebih
sampling baik dibandingkan dengan kesiapsiagaan
dengan jumlah ibu hamil serta keluarga.
sampel
sebanyak 30
responden
4 (Rahil & Pengetahuan dan Kuantitatif Random Kuesioner Pengetahuan dari 49 responden (98%)
Amestiasih, Kesiapsiagaan deskriptif analitik sampling berada dalam kategori tinggi, sedangkan
2019) Civitas Akademika menggunakan dengan jumlah kesiapsiagaan dari 23 responden (46%)
dalam Menghadapi pendekatan cross sampel sebagian besar dalam kategori kurang.
Bencana Gunung sectional sebanyak 50
Meletus di Kampus responden
II Universitas
Respati Yogyakarta
5 (Irawan School Deskriptif kualitatif Metode survei Wawancara Kesiapsiagaan saat menjelang bencana
dkk., 2018) Preparedness serta mendalam masih rendah. Pengetahuan responden
toward Kelud wawancara serta hanya bersumber pada pengalaman erupsi
Eruption Hazard mendalam dokumentasi Gunung Kelud tahun 2014.
(Case Study on dengan cara
Kelud Disaster menggunakan
Prone Area) pendekatan
kualitatif
6 (Tyas & Students Perception Deskriptif Purposive Kuesioner Pemahaman responden akan
Pujianto, Toward Their kuantitatif sampling kesiapsiagaan bencana letusan gunung
2020) Preparedness for dengan jumlah berapi untuk pengetahuan serta sikap
Volcanic Eruption sampel responden tentang risiko bencana sangat
Disaster sebanyak 90 baik dengan nilai 3,28. Pengetahuan serta
siswa sikap responden akan sistem peringatan
dini dalam kriteria baik dengan nilai 3,08.
Faktor pengetahuan serta sikap responden
akan rencana tanggap darurat bencana
dalam kriteria baik nilai 2,98. Sedangkan
faktor pengetahuan serta sikap responden
akan mobilisasi sumber daya nilai 2,88
dengan kriteria baik.
No Artikel Jurnal Pengetahuan Kebijakan dan Rencana Menjelang Sistem Peringatan Kapasitas Akan
dan Sikap Panduan Kejadian Darurat Dini Mobilisasi Sumber
Daya
1 (Kaelan dkk., 2020) ü
Faktor Determinan
Kesiapsiagaan Perawat
Terhadap Bencana
Gunung Meletus
(Gamalama) di
Puskesmas Wilayah
Kerja Dinas Kesehatan
Kota Ternate
2 (Larasati, 2020) ü ü ü ü ü
Kajian Tingkat
Kesiapsiagaan
Masyarakat dalam
Menghadapi Bencana
Letusan Gunung Kelud
pada Kawasan Rawan
Bencana (KRB) II di
Desa Kebonrejo
Kecamatan Kepung
Kabupaten Kediri
3 (Runiari & Ruspawan, ü ü ü
2021)
Kesiapsiagaan Ibu Hamil
dan Petugas Kesehatan
Menghadapi Erupsi
Gunung Agung
Kota Ternate
serta metode kualitatif. Populasi pada penelitian ini yakni seluruh perawat di
tiga Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Ternate terdiri dari
siaga sebanyak (100%) serta dalam kelompok responden yang terampil tidak
serta yang tidak terampil tidak siap siaga sebanyak 24 responden (77.4%).
Kota Ternate.
teknik random sampling maka pada penelitian ini terdapat 100 responden.
dalam kategori tinggi, tetapi di dalam beberapa faktor berada pada kategori
rendah yakni faktor rencana tanggap darurat serta faktor sistem peringatan
dini. Faktor rencana tanggap darurat masyarakat belum adanya petunjuk arah
Gunung Agung
Penelitian ini dilakukan oleh (Runiari & Ruspawan, 2021) di wilayah kerja
250 ibu hamil trimester II dan III yang bertempat tinggal di wilayah ketiga
terhadap bencana paling banyak pada kategori baik (56.8%) serta hanya
pada kategori baik (58.8%). Peringatan bencana pada kategori baik (58%).
Mobilisasi sumber daya pada kategori baik (45%). Maka secara keseluruhan
kesiapsiagaan ibu hamil dan keluarga dalam menjelang erupsi Gunung Agung
pada kategori baik (52.8) serta 18.4% dalam kategori kurang. Sedangkan
kategori baik dan tidak ada pada kategori kurang. Pengetahuan petugas
kesehatan tentang bencana pada kategori baik (80%) serta 20% pada kategori
Peringatan bencana pada kategori baik (83.3%). Mobilisasi sumber daya pada
(83.3%) serta 16.6% dalam kategori cukup. Bisa disimpulkan bahwa dalam
kesiapsiagaan.
(46%).
Penelitian ini dilakukan oleh (Irawan dkk., 2018) di SDN Puncu 1 serta
metode survei dan wawancara mendalam kepada kepala sekolah, guru, orang
Disaster
terhadap risiko bencana memenuhi kriteria sangat baik dengan nilai 3,28.
baik dengan nilai 3,08. Pengetahuan dan sikap terhadap rencana tanggap
B. Pembahasan
deskriptif kuantitatif (Larasati, 2020; Rahil & Amestiasih, 2019; Runiari &
Ruspawan, 2021; Tyas & Pujianto, 2020), deskriptif kualitatif (Irawan dkk.,
total sampling (Kaelan dkk., 2020; Runiari & Ruspawan, 2021), random
(Runiari & Ruspawan, 2021; Tyas & Pujianto, 2020), survei dan wawancara
beda yaitu perawat (Kaelan dkk., 2020), masyarakat umum (Larasati, 2020),
ibu hamil dan petugas kesehatan (bidan) (Runiari & Ruspawan, 2021), civitas
akademika kampus (Rahil & Amestiasih, 2019), kepala sekolah, guru, orang
tua, siswa SD dan masyarakat disekitar sekolah (Irawan dkk., 2018), siswa
SMP (Tyas & Pujianto, 2020). Kemudian sampel yang digunakan di dalam
tentang bencana berada pada kategori baik (56.8%) dan (16.8%) berada
pada kategori kurang. Hal ini disebabkan karena responden sebagian besar
bencana sehingga siap dan siaga dalam mengantisipasi erupsi gunung api
Peran guru memberikan pelajaran yang luas dan mendalam, sehingga jika
guru tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang bencana maka siswa
akan jenis bahaya serta dampak erupsi dari Gunung Kelud. Serta seluruh
sebelum terjadi bencana. Dan dalam penelitian yang dilakukan oleh (Tyas
bisa mempengaruhi sikap dan kepedulian masyarakat untuk siap dan siaga
kategori baik (Kaelan dkk., 2020; Runiari & Ruspawan, 2021; Tyas &
kategori tinggi (Larasati, 2020; Rahil & Amestiasih, 2019), serta 1 artikel
2018).
Hasil penelitian dari 6 artikel yang menjadi sampel dalam penelitian ini
gunung meletus.
berpengaruh pada kategori tinggi akan tetapi cenderung rendah. Hal ini
masyarakat ada yang tidak memahami kebijakan yang telah ada serta
pemerintah setempat.
beragam jenis, namun akan lebih berharga jika dicantumkan secara nyata
bencana, yang menjadi asas atas adanya Peraturan Daerah No 8 tahun 2010
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Tyas & Pujianto, 2020) rencana
tanggap darurat memenuhi kriteria baik sekali, kriteria bagus dan kriteria
semua pihak.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Larasati, 2020)
desa.
(Larasati, 2020).
daerah karena bencana alam (Erlia dkk., 2017). Menurut (Muis & Anwar,
diminimalkan.
korban jiwa, kerugian harta benda, serta kerusakan lingkungan. Maka dari
terjadinya bencana. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
untuk mengungsi saat setelah bencana terjadi serta ada pula yang tetap
berdiam dirumah demi melindungi harta benda dan hewan ternak sehingga
peringatan dini kategori baik (Runiari & Ruspawan, 2021; Tyas &
yang harus dilakukan apabila suatu ketika tanda peringatan dini bencana
bersuara atau menyala (Erlia dkk., 2017). Menurut (Muis & Anwar, 2018)
sistem peringatan dini dibutuhkannya latihan serta simulasi apa yang perlu
mobilisasi sumber daya pada kategori baik (45%). Mobilisasi sumber daya
daya pun bisa menjadi hambatan seandainya mobilisasi tidak bisa berjalan
dengan baik.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Tyas & Pujianto, 2020), faktor
simulasi dan mengontrol tas kesiapsiagaan bencana secara teratur (Tyas &
(Larasati, 2020) mobilisasi sumber daya berada pada kategori tinggi akan
mengerti dengan cara apa yang tepat saat menghadapi bencana gunung
meletus.
sumber daya kategori baik (Runiari & Ruspawan, 2021; Tyas & Pujianto,
daya yang dimaksud yaitu sumber daya manusia, sumber daya pendanaan
pembelajaran.
C. Keterbatasan Penelitian
ada yang membahas tentang hubungan faktor kebijakan dan panduan, rencana
A. Kesimpulan
2. Berdasarkan kajian pustaka dari semua artikel tidak ada yang membahas
B. Saran
Untuk kajian pustaka dari semua artikel tidak ada yang membahas
gunung meletus.
Amri, M. R., Yulianti, G., Yunus, R., Wiguna, S., Adi, A. W., Ichwana, A. G.,
Science, 22.
http://dx.doi.org/10.1016/j.tsc.2016.10.002
Tahun 2015-2019.
Dena Taylor. (t.t.). the Literature Review: A Few Tips on Conducting It. Health
Dwiningsih, K., Tukiran, T., & Made Sanjaya, I. gusti. (2019). PENINGKATAN
4(3), Article 3.
Fauzi, A. R., Hidayati, A., Subagyo, D. O., Sukini, S., & Latif, N. (2017).
Bumi.
https://gis.bnpb.go.id/
Hapsari, A., & Ritohardoyo, S. (2013). Analisis Peletakan Genetic Moment Sejarah
Husen, A., Kaelan, C., Nurdin, A., & J. Hadi, A. (2020). Faktor Determinan
https://doi.org/10.33368/woh.v0i0.313
Irawan, L. Y., Ayuni, I. K., & Sumarmi, S. (2018). School Preparedness toward
Kelud Eruption Hazard (Case Study on Kelud Disaster Prone Area). IOP
http://dx.doi.org/10.1088/1755-1315/145/1/012027
Kaelan, C., Nurdin, A., & Hadi, A. J. (2020). Faktor Determinan Kesiapsiagaan
Kesehatan, 159–167.
https://doi.org/10.47405/aswj.v3i4.47
Nurjanah, R., Sugiharto, Kuswanda, D., & Siswanto, BP. A. (2013). MANAJEMEN
Ilmu, 1(1).
Runiari, N., & Ruspawan, I. D. M. (2021). Kesiapsiagaan Ibu Hamil dan Petugas
1093–1102.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2019.07.039
Supartini, E., Kumalasari, N., Andry, D., Susulastuti, Fitrianasari, I., Tarigan, J.,
Tyas, R. A., & Pujianto. (2020). Students Perception Toward Their Preparedness
1440(1). http://dx.doi.org/10.1088/1742-6596/1440/1/012086
1699.
Judul: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gunung Meletus:
Kajian Pustaka
No Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengumpulan
Judul/Tema
2. Pengumpulan
Seleksi Judul
dan
Pembimbinga
n
3. Penyusunan
Proposal
4. Pengumpulan
Persyaratan
internet
internet
Jumlah Rp 625.000
A. Data Pribadi
Nama : Wayan Siwa Ananda
Tempat, Tanggal Lahir : Oku Timur, 26 Mei 1999
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 23 Tahun
Agama : Hindu
Status : Belum Kawin
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Metro Rejo RT. 002 RW 002 Kec. Buay Madang
Timur Kab. Oku Timur Sumatera Selatan
Telephone/Whatsapp : 085766606053
Email : wayan.siwa@gmail.com
18130062@respati.ac.id
C. Pengalaman Organisasi
2018/2019 Staff Ahli Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Respati
Yogyakarta (DPM UNRIYO) Sebagai Staff Ahli Komisi A
2019/2020 Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Respati
Yogyakarta (DPM UNRIYO) Sebagai Bendahara