Anda di halaman 1dari 9

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

EFEKTIVITAS GUIDE IMAGERY RELAXATION TERHADAP NYERI


KEPALA PADA PASIEN CEDERA KEPALA RINGAN

Agnes Silvina Marbun1, Leni Simatupang2, Siska Evi Martina Simanjuntak3


Universitas Sari Mutiara Indonesia1, STIKes Murni Teguh2, Universitas Sari Mutiara3
Indonesia

marbun.agnes@yahoo.co.id1, simatupang_lenny@ymail.com2,
siskaevi21@gmail.com3

ABSTRAK

Pendahuluan. Cedera kepala merupakan suatu masalah kesehatan, sosial dan


ekonomi yang paling penting diseluruh dunia dan penyebab utama dengan
kematian dan disabilitas permanen pada usia dewasa. Pada kasus pasien dengan
cedera kepala dapat menimbulkan masalah pada mental, kognitif, fisik dan sosial.
Salah satu penyebab paling sering terjadinya cedera kepala adalah kecelakaan lalu
lintas. Cedera kepala ringan adalah cedera atau trauma pada kepala dan otak yang
dapat memberikan dampak pada fungsi otak. Guide imagery relaxation dimana
salah satu terapi yang dapat meringankan rasa nyeri pada kepala dimana saat
endorphin dikeluarkan oleh otak dapat mengurangi nyeri dan mengaktifkan
system parasimpatik untuk relaksasi tubuh dan menurunkan tekan darah, respirasi,
headache dan nadi.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain experimental (pre experiment design)
dengan rancangan “one group pre-post test only design” yang bertujuan untuk
mengetahui efektivitas guide imagery relaxation terhadap nyeri kepala pada
pasien cedera kepala ringan.
Hasil. Berdasarkan hasil uji statistik Paired Sampel t-test diperoleh bahwa pada
uji rata-rata untuk dua sampel yang berpasangan sebelum dilakukan terapi guide
imagery relaxation adalah sebesar 7,8 % dan sesudah dilakukan terapi guide
imagery relaxation adalah sebesar 2,2 %. Data tersebut menunjukkan bahwa
terjadi penurunan rata-rata respon nyeri setelah dilakukan guide imagery
relaxation.
Kesimpulan dan Saran. Disarankan kepada perawat dalam memberikan
pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi nyeri
kepala pada pasien cedera kepala ringan dengan menggunakan manajemen nyeri
non farmakologi seperti guide imagery relaxation untuk menurunkan nyeri kepala
pada pasien secara mandiri.

Kata kunci: Nyeri, Guide Imagery Relaxation, Cedera Kepala

342
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

PENDAHULUAN 25%. Amerika Serikat, hampir 10%


Cedera kepala merupakan suatu kematian berhubungan dengan otak.
masalah kesehatan, sosial dan ekonomi Kasus cedera kepala terjadi setiap 7 detik
yang paling penting diseluruh dunia dan dan kematian akibat cedera kepala terjadi
penyebab utama dengan kematian dan setiap 5 menit sedangkan insiden cedera
disabilitas permanen pada usia dewasa. kepala di Eropa pada tahun 2010
Pada kasus pasien dengan cedera kepala terdapat 500 per 100.000 populasi
dapat menimbulkan masalah pada mental, (Peterson, A. B., Xu, L., Daugherty, J.,
kognitif, fisik dan sosial. Salah satu & Breiding, M. J, 2019).
penyebab paling sering terjadinya cedera Prevalensi cedera kepala di
kepala adalah kecelakaan lalu lintas, Indonesia menurut Riset Kesehatan
dimana yang banyak terjadi pada pria Dasar (Riskesdas) tahun 2018, Gorontalo
dibandingkan dengan wanita (Smeltzer, S. didapatkan sekitar 17,9% sedangkan di
C & Barre, B. G, 2018). Sumatera Utara sekitar 10%. Proporsi
Berdasarkan data dari World tempat terjadinya cedera di rumah dan
Health Organization (WHO) angka lingkungan sebanyak 44,7%, dan jalan
kematian akibat kecelakan lalu lintas raya sebanyak 31,4% dan mayoritas
terus meningkat dari tahun sebelumnya penyebab cedera kepala adalah oleh
hingga mencapai angka 1.35 juta karena mengendarai sepeda motor
kematian setiap tahun. Kecelakan lalu sebanyak 72,7%.
lintas menjadi penyebab trauma dan Trauma kepala ringan atau cedera
cedera bahkan kematian nomor 8 pada kepala ringan adalah cedera atau trauma
semua kelompok usia di seluruh dunia pada kepala dan otak yang dapat
(WHO, 2018). memberikan dampak pada fungsi otak.
Cedera kepala dikarenakan Dampak kondisi ini biasanya hanya
kecelakaan lalu lintas terbesar ada pada sementara dan disertai dengan sakit
negara- negara di Asia Tenggara dan kepala serta gangguan pada memori,
Afrika dengan presentase angka kejadian keseimbangan, koordinasi, serta
di kedua negara sama besarnya yaitu konsentrasi seseorang. Cedera kepala
56% dan terendah pada negara Amerika ringan didefinisikan sebagai kerusakan
Utara dengan angka kejadian sebesar otak yang minimal karena ditandai

343
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

dengan hilangnya kesadaran dalam penyakit respirasi (Eiser et al 1997).


waktu singkat maupun tidak terdapat Berdasarkan latar belakang
kehilangan kesadaran sama sekali. diatas, maka peneliti tertarik untuk
Umumnya, penderita cedera kepala mengetahui efektivitas guide imagery
ringan dapat pulih kembali dalam jangka relaxation terhadap nyeri kepala pada
waktu sekitar dua minggu. Tapi masa pasien cedera kepala ringan di RSUD Dr.
pemulihan tersebut harus tetap dipantau Pirngadi Medan Tahun 2020.
agar komplikasi tidak terjadi di METODE PENELITIAN
kemudian hari. Cedera kepala ringan Jenis penelitian ini adalah desain
juga dikenal dengan istilah cedera otak experimental (pre experiment design)
ringan dan gegar otak (Manurung, N, dengan rangcangan “one group pre-post
2018). test only design” yang bertujuan untuk
LeMone, Burke, & Bauldoff mengetahui efektivitas guide imagery
(2016) mengatakan bahwa didalam tubuh relaxation terhadap nyeri kepala pada
manusia mempunyai analgesic natural pasien cedera kepala ringan di RSUD Dr.
yaitu endorphin. Endorphin adalah neuro Pirngadi Medan Tahun 2020. Populasi
hormone yang berkaitan dengan sensasi penelitian adalah seluruh pasien dengan
menyenangkan. Saat endorphin cedera kepala ringan yang di rawat di
dikeluarkan oleh otak dapat mengurangi RSUD Dr. Pirngadi yang berjumlah 10
nyeri dan mengaktifkan system orang. Tehnik pengambilan sampel dalam
parasimpatik untuk relaksasi tubuh dan penelitian ini adalah total populasi dimana
menurunkan tekan darah, respirasi dan sampel merupakan keseluruhan populasi
nadi. Beberapa riset telah menggali efek yaitu sebanyak 10 orang (Nursalam,
dari guide imagery. Guide imagery 2017).
relaxation telah dilakukan untuk Pengambilan data dilakukan
intervensi pada pasien yang berbeda. kepada responden yang bersedia
Guide imagery relaxation telah mengikuti penelitian dan memenuhi
berpengaruh terhadap kondisi dan gejala kriteria akan mendapat perlakukan berupa
pada masalah jantung dan angina (Klaus guide imagery relaxation selama 15
et al, 2000), headache (Mannic et al, sampai 20 menit. Sebelum pemberian
1999) back pain (Smith et al, 1990) dan terapi guide imagery relaxation, terlebih

344
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

dahulu dilakukan pengukuran skala nyeri SMP 4 40


SMA 2 20
pada pasien dan sesudah pemberian terapi
PT 2 20
maka skala nyeri diukur kembali. Analisis
data statistik yang digunakan uji t-test Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
mayoritas responden berumur ≤ 50 tahun
yang berpasangan (paired sample t-test)
sebanyak 60%, jenis kelamin mayoritas
yaitu suatu uji statistik yang bertujuan
laki-laki yaitu sebanyak 70%, masuk dan
untuk menguji perbedaan mean sebelum
dan sesudah diberikan masing-masing pendidikan mayoritas SMP yaitu sebanyak

tehnik intervensi. Syarat uji t-test, data 40%.

harus berdistribusi normal. Untuk


mengetahui data berdistribusi normal 2. Tingkat Nyeri Sebelum Diberikan
Terapi Guide Imagery Relaxation
dapat dilakukan dengan metode analitik:
Shapiro-wilk karena jumlah sampel kecil. Tabel 2
Tingkat Nyeri Sebelum Diberikan
Dikatakan berdistribusi normal bila Terapi Guide Imagery Relaxation Pada
p>0,05 sedangkan data tidak berdistribusi Pasien Cedera Kepala Ringan di RSUD
Dr.Pirngadi Medan Tahun 2020, n=10
normal bila nilai p<0,05. Ha diterima jika
nilai p<0,05 dan H0 ditolak jika nilai Nyeri (f) (%)
Ringan 0 0
p>0,05. Sedang 0 0
Berat 10 100
Total 10 100
HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan bahwa tingkat nyeri sebelum diberikan
Karakteristik Responden Di RSUD
Dr. Pirngadi Medan Tahun 2020, n =10 terapi Guide Imagery Relaxation pada

Kategori (f) (%) pasien cedera kepala ringan mayoritas


Umur
≤ 50 tahun 6 60 berat yaitu 100%.
51 – 60 tahun 4 40
Jenis kelamin
Laki-laki 7 70
Perempuan 3 30
Pendidikan
SD 2 20

345
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

2 nyeri 2,2 10 0,63246


3. Tingkat Nyeri Sesudah Diberikan sesudah
diberikan
Terapi Guide Imagery Relaxation terapi

Tabel 3 Berdasarkan tabel 4 diketahui


Tingkat Nyeri Sesudah Diberikan
Terapi Guide Imagery Relaxation Pada bahwa hasil uji statistik Paired Sampel t-
Pasien Cedera Kepala Ringan di RSUD test. Pada uji rata-rata untuk dua sampel
Dr.Pirngadi Medan Tahun 2020, n=10
yang berpasangan sebelum dilakukan
Nyeri (f) (%) terapi Guide Imagery Relaxation adalah
Ringan 1 10
Sedang 6 60 sebesar 7,8 % dan sesudah dilakukan
Berat 3 30 terapi Guide Imagery Relaxation adalah
Total 10 100
sebesar 2,2 %. Data tersebut menunjukkan
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa terjadi penurunan rata-rata respon
bahwa tingkat nyeri sesudah diberikan nyeri setelah dilakukan Guide Imagery
Relaxation.
terapi Guide Imagery Relaxation pada

pasien cedera kepala ringan mayoritas PEMBAHASAN


sedang yaitu 60%. Pada penelitian ini desain yang
digunakan berbentuk eksperimental (pre
4. Efektivitas Guide Imagery Relaxation
Terhadap Tingkat Nyeri Kepala experiment) dalam bentuk one group pre-
Pada Pasien Cedera Kepala Ringan post test only design yang menggunakan
di RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun
2020, n=10 manajemen non farmakologi berupa guide
imagery relaxation. Berdasarkan hasil
Tabel 4
Efektivitas Guide Imagery Relaxation pengukuran, respon nyeri sebelum
Terhadap Tingkat Nyeri Kepala Pada dilakukan intervensi ternyata diketahui
Pasien Cedera Kepala Ringan di RSUD
Dr.Pirngadi Medan Tahun 2020, n=10 bahwa sebagian besar responden masih
mengalami nyeri pada skala 7-9 dengan
No Tingkat Mean N Std
Nyeri Deviation intensitas nyeri berat. Hal ini sesuai
1 Tingkat 7,8 10 0,63246 dengan yang dikemukakan oleh
nyeri
sebelum Andarmoyo (2013) yang menyatakan
diberikan
terapi
nyeri sebagai apapun yang menyakitkan
tubuh yang dikatakan individu yang
Tingkat

346
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

mengalaminya, yang ada kapanpun signifikan dimana p=0,245 yang berarti


individu mengatakannya. Jumlah pasien data berdistribusi normal karena nilai
yang mengalami nyeri sebelum diberikan p>0,05. Setelah kedua data diketahui
intervensi sebanyak 100% dan ini masih berdistribusi normal maka dilanjutkan uji
mengalami nyeri berat, setelah diberikan t-test. Berdasarkan hasil penelitian
intervensi terdapat 60% yang mengalami terhadap 10 responden sebelum dan
nyeri sedang, dalam hal ini terjadi sesudah dilakukan terapi guide imagery
penurunan nyeri setelah diberikan relaxation didapatkan nilai t hitung > t tabel

intervensi, sesuai yang dikemukakan oleh dimana t hitung 34,293 dan nilai t tabel = 0,45
Prabu (2015) bahwa guide imagery hasil uji t-test menghasilkan nilai p=0,000
relaxation dapat menurunkan tegangan berarti p<0,05. Hal ini berarti ada beda
dan mengurangi nyeri area trauma. rerata respon nyeri sebelum dan sesudah
Hal ini sejalan dengan penelitian pemberian terapi guide imagery
Aprianto, D., Kristiyawati, S.P., & relaxation.
Purnomo (2013), tentang efektivitas Hasil penelitian ini sesuai dengan
teknik relaksasi imajinasi terbimbing dan penelitian Yani. L.Y. & Kurniawati, F.Y.
nafas dalam terhadap penurunan (2017) tentang pengaruh teknik guided
kecemasan pada pasien pre operasi imagery terhadap tingkat kecemasan
didapatkan bahwa ada pengaruh teknik pasien pra operasi sectio caesar di Ruang
relaksasi imajinasi terbimbing dan nafas Sriwijaya RSUD Prof. Dr. Soekandar
dalam terhadap penurunan kecemasan. Kabupaten Mojokerto bahwa guided
Hasil penelitian juga didukung imagery efektif dalam menurunkan tingkat
oleh penelitian Novarenta, A. (2013), kecemasan pasien pra operasi sectio
tentang guided imagery untuk mengurangi caesar. Hasil penelitian Lolo, L. L.,
rasa nyeri saat menstruasi, didapatkan Novianty, N., & Zulkifli, A. (2018),
hasil bahwa ada pengaruh guided imagery tentang pengaruh pemberian guided
untuk mengurangi nyeri pada saat imagery terhadap skala nyeri pada pasien
menstruasi. post operasi appendisitis hari pertama di
Berdasarkan uji normalitas yaitu RSUD Sawerigading, didapatkan hasil
menggunakan uji shapiro-wilk yang telah bahwa guided imagery dapat menurunkan
dilakukan menghasilkan data yang tegangan area insisi dan mengurangi nyeri

347
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

dan ketidaknyamanan berkenaan dengan efektif terhadap nyeri kepala pasien


gerakan otot. Rasa nyeri bisa timbul setiap dengan cedera kepala ringan dimana rata-
jenis tindakan operasi, bila tidak diatasi rata sebelum dilakukan terapi guide
dapat menimbulkan efek yang imagery relaxation sebesar 7,8 dan setelah
membahayakan yang akan mengganggu dilakukan terapi guide imagery relaxation
proses penyembuhan. Pada proses operasi sebesar 2,2. Hasil uji statistik juga
digunakan anastesi agar pasien tidak menunjukkan p=0,000 (p<0,05) maka
merasakan nyeri pada saat dibedah, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
namun setelah operasi selesai pasien Ha diterima. Hal ini berarti ada perbedaan
mulai sadar dan ia akan merasakan nyeri bermakna rerata rasa nyeri sebelum dan
pada bagian tubuh yang mengalami nyeri sesudah pemberian terapi guide imagery
dapat menurunkan tegangan area insisi relaxation terhadap intensitas nyeri kepala
dan mengurangi nyeri dan pasien cedera kepala ringan.
ketidaknyamanan berkenaan dengan
gerakan otot. SARAN
Rasa nyeri bisa timbul setiap jenis Disarankan kepada perawat dalam
tindakan operasi, bila tidak diatasi dapat memberikan pelayanan kesehatan untuk
menimbulkan efek yang membahayakan meningkatkan kemampuan dalam
yang akan mengganggu proses mengatasi nyeri kepala pada pasien cedera
penyembuhan. Pada proses operasi kepala ringan dengan menggunakan
digunakan anastesi agar pasien tidak manajemen nyeri non farmakologi seperti
merasakan nyeri pada saat dibedah, guide imagery relaxation untuk
namun setelah operasi selesai pasien menurunkan nyeri kepala pada pasien
mulai sadar dan ia akan merasakan nyeri secara mandiri.
pada bagian tubuh yang mengalami nyeri
(Bahrudin, M, 2018).
REFERENSI

Andarmoyo. (2013). Konsep dan Proses


KESIMPULAN
Keperawatan Nyeri. Ar-Ruzz Media
Berdasarkan hasil penelitian dan
Aprianto, D., Kristiyawati, S.P., &
pembahasan maka dapat disimpulkan
Purnomo. (2013). Efektivitas Teknik
bahwa guide imagery relaxation sangat Relaksasi Imajinasi Terbimbing dan

348
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

Nafas Dalam Terhadap Penurunan imagery Terhadap Skala Nyeri Pada


Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi. Pasien Post Operasi Appendisitis Hari
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/i Pertama Di Rsud Sawerigading Kota
ndex.php/ilmukeperawatan/article/ Palopo Tahun 2017. Jurnal
view/166/190 Fenomena Kesehatan, 1(1), 20-25.

Astuti, N. D., & Respati, C. A. (2018). Novarenta, A. (2013). Guided Imagery


Pengaruh Terapi Guided imagery Untuk Mengurangi Rasa Nyeri Saat
Terhadap Nyeri Pada Pasien Post Menstruasi. Jurnal Ilmiah Psikologi
Operasi Fraktur Di Ruang Bougenvil Terapan. Vol. 01, No.02. 179–190.
RSUD Dr. R. Koesma Tuban. Jurnal http://ejournal.umm.ac.id/index.php/ji
Midpro, 10(2), 52-63. pt/article/download/1575/1671

Bahrudin, M. (2018). Patofisiologi Nyeri Manurung, N. (2018). Keperawatan


(Pain). Saintika Medika, 13(1), 7. Medikal Bedah, Konsep, Mind
https://doi.org/10.22219/sm.v13i1.54 Mapping, dan Nanda NIC NOC.
49 Jakarta: CV. Trans Info Media.

Depkes. (2018). Hasil Utama Riset Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian


Kesehatan Dasar Tahun 2018. Ilmu Keperawatan. Pendekatan
Kementrian Kesehatan Republik Praktis. Salemba Medika.
Indonesia.
Peterson, A. B., Xu, L., Daugherty, J., &
Deswita, Ns., Asterina, & Hikmah, U. Breiding, M. J. (2019). Surveillance
(2014). Pengaruh Teknik Relaksasi Report of Traumatic Brain Injury-
Imajinasi Terbimbing (Guided related Emergency Department Visits,
Imagery) Terhadap Pemenuhan Hospitalizations, and Deaths —
Kebutuhan Tidur Anak Usia Sekolah United States, 2014 (p. 24). p. 24.
di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Retrieved from
Prof. Dr. Ma. Hanafiah SM www.cdc.gov/TraumaticBrainInjury
Batusangkar. Jurnal Keperawatan.
Vol. 10, No. 1. 110 –117. Potter, P., & Perry, A. G. (2016). Buku
http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php Ajar Fundamental Keperawatan
/ners/article/download/36/31 Konsep, Proses, dan Praktikbuku 3.
ke-4), EGC, Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. (2018). Profil Kesehatan Prabu, P.K. & Subhash, J. (2015). Guided
Indonesia 2018. Kementerian Imagery Therapy. Journal of Nursing
Kesehatan Republik Indonesia. and Health Science. Vol.
4, Issue 5 Ver. III. 56-
LeMone, Burke, & Bauldoff. (2016). 58.http://www.iosrjournals.org/iosrjnh
Keperawatan Medikal Bedah, Ahli s/papers/vol4-issue5/Version-
Bahasa. EGC 3/J04535658.pdf

Lolo, L. L., Novianty, N., & Zulkifli, A. Prasetyo. (2010). Konsep dan Proses
(2018). Pengaruh Pemberian Guided Keperawatan Nyeri (G. Ilmu (ed.)).

349
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS).


(2018). Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI : Jakarta

Smeltzer, S. C & Barre, B. G. (2018).


Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Edisi 8. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta

Suwondo, B. S., Meliala, L., & Sudadi.


(2017). Buku Ajar Nyeri (B. S.
Suwondo,L. Meliala, & Sudadi
(eds.)). Indonesia Pain Society.

Yani. L.Y. & Kurniawati, F.Y. (2017).


Pengaruh Teknik Guided Imagery
Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien
Pra Operasi Sectio Caesar di Ruang
Sriwijaya RSUD Prof. Dr. Soekandar
Kabupaten Mojokerto. STIKES Bina
Sehat PPNI, Mojokerto. 1–
12. http://ejournal.stikes-
ppni.ac.id/index.php/keperawatan-
bina-sehat/article/view/381/381

350

Anda mungkin juga menyukai