Disusun Oleh :
DIANITA ANGGRAINI
NIM : 01.3.20.00443
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 01.3.20.00443
Kili Astarani, S.Kep., Ns., M.Kep Maria AnitaYusiana, S.Kep., Ns., M.Kes
BAB I
TINJAUAN TEORI
1.1 Tinjauan Medis
1.1.1 Definisi DHF
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic
fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia,
ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi
perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh. Sindrome renjatan dengue
(dengue shock syndrome) adal demam berdarah dengue yang ditandai oleh
renjatan/syok (Nurarif & Hardhi, 2015).
Dengue Hemmorhagic Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue melalui gigitan nyamuk, penyakit ini telah dengan cepat menyebar di
seluruh wilayah WHO dalam beberapa tahun terakhir. Virus dengue ditularkan oleh
nyamuk betina terutama dari spesies Aedes aegypti dan, pada tingkat lebih rendah,
A. albopictus. Penyakit ini tersebar luas di seluruh daerah tropis, dengan variasi
lokal dalam risiko dipengaruhi oleh curah hujan, suhu dan urbanisasi yang cepat
tidak direncanakan (WHO, 2015).
Dengue adalah penyakit nyamuk yang disebabkan oleh salah satu dari empat
virus dengue yang terkait erat dengan (DENV-1, -2, -3, dan -4). Infeksi dengan
salah satu serotipe dari DENV memberikan kekebalan terhadap serotipe tersebut
untuk hidup, tapi tidak memberikan kekebalan jangka panjang untuk serotipe
lainnya. Dengan demikian, seseorang bisa terinfeksi sebanyak empat kali, sekali
dengan masing-masing serotipe. Virus dengue ditularkan dari orang ke orang oleh
nyamuk Aedes (paling sering Aedes aegypti) (Centers for Disease Control and
Prevention, 2009).
1.1.2 Etiologi
Empat virus dengue yang berbeda diketahui menyebabkan demam berdarah.
Demam berdarah terjadi ketika seseorang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi virus.
Nyamuk Aedes aegypti adalah spesies utama yang menyebar penyakit ini. Ada lebih
dari 100 juta kasus baru demam berdarah setiap tahun di seluruh dunia. Sejumlah
kecil ini berkembang menjadi demam berdarah. Kebanyakan infeksi di Amerika
Serikat yang dibawa dari negara lain. Faktor risiko untuk demam berdarah termasuk
memiliki antibodi terhadap virus demam berdarah dari infeksi sebelumnya (Vyas, et
al, 2014).
Virus dengue termasuk genus Flavirus, keluarga flaviridae terdapat 4 serotipe
virus dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4, keempatnya ditemukan di
Indonesia dengan den-3 serotype terbanyak. Infeksi salah satu serotipe akan
menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi
yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat
memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain. Seseorang yang
tinggal di daerah epidermis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama
hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di
Indonesia (Nurarif & Hardhi, 2015).
1.1.3 Manifestasi Klinis
Demam berdarah menurut (WHO, 2015) adalah, penyakit seperti flu berat
yang mempengaruhi bayi, anak-anak dan orang dewasa, tapi jarang menyebabkan
kematian. Dengue harus dicurigai bila demam tinggi (40 ° C / 104 ° F) disertai
dengan 2 dari gejala berikut: sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri otot
dan sendi, mual, muntah, pembengkakan kelenjar atau ruam. Gejala biasanya
berlangsung selama 2-7 hari, setelah masa inkubasi 4-10 hari setelah gigitan dari
nyamuk yang terinfeksi.
Dengue yang parah adalah komplikasi yang berpotensi mematikan karena
plasma bocor, akumulasi cairan, gangguan pernapasan, pendarahan parah, atau
gangguan organ. Tanda-tanda peringatan terjadi 3-7 hari setelah gejala pertama
dalam hubungannya dengan penurunan suhu (di bawah 38 ° C / 100 ° F) dan
meliputi: sakit parah perut, muntah terus menerus, napas cepat, gusi berdarah,
kelelahan, kegelisahan dan darah di muntah. 24-48 jam berikutnya dari tahap kritis
dapat mematikan; perawatan medis yang tepat diperlukan untuk menghindari
komplikasi dan risiko kematian . Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu:
1.1.7 Komplikasi
Adapun komplikasi dari DHF (Hadinegoro, 2008) adalah:
1. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan
orang tua, dan pekerjaan orang tua.
2. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue untuk
datang ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.
3. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan
saat demam kesadaran komposmentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke
3 dan ke 7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan
batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit
kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri uluh hati, dan pergerakan bola mata
terasa pegal, serta adanya manisfestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade 3
dan 4), melena, atau hematemesis.
4. Riwayat penyakit masa lalu
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada Demam Berdarah Dengue, bisa
mengalami serangan ulangan Demam Berdarah Dengue dengan tipe virus
yang lain.
5. Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan
timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.
6. Riwayat gizi
Status gizi penderita Demam Berdarah Dengue dapat bervariasi. Semua
penderita dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila
terdapat faktor predisposisinya. Penderita DHF sering mengalami keluhan
mual, muntah, dan napsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut, dan
tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka dapat
mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.
7. Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang
kurang bersih (seperti air yang menggenang dan gantungan baju di kamar).
8. Pola kebiasaan
a. Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan, napsu makan
berkurang, napsu makan menurun.
b. Eliminasi atau buang air besar.Kadang-kadang anak mengalami diare atau
konstipasi. Sementara Demam Berdarah Dengue pada grade III-IV bisa
terjadi melena.
9. Eliminasi
Urine atau buang air kecil perlu dikaji apakah sering kencing sedikit atau
banyak sakit atau tidak. Pada Demam Berdarah Dengue grade IV sering
terjadi hematuria.
10. Istrahat tidur
Sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit/nyeri otot dan
persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya kurang.
11. Kebersihan
Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung
kurang terutama untuk membersikan tempat sarang nyamuk Aedes Aegypti.
12. Perilaku
Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk
menjaga kesehatan.
13. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan atau (grade) Demam
Berdarah Dengue, keadaan fisik anak adalah sebgai berikut:
Kategori : lingkungan
Penyebab :
1. Dehidrasi
2. Terpapar lingkungan panas
3. Proses penyakit ( mis.infeksi, kanker )
4. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5. Peningkatan laju metabolism
6. Respon trauma
7. Aktifitas berlebihan
8. Penggunaan incubator
Gejala dan Tanda mayor Objektif :
1. Proses infeksi
2. Hipertiroid
3. Stroke
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. Prematurasi
Termoregulasi L.04034`
Definisi
Ekspetasi membaik
Kriteria hasil
Cukup Cukup
meningkat sedang menurun
meningkat menurun
Menggigil 1 2 3 4 5
Kulit merah 1 2 3 4 5
Kejang 1 2 3 4 5
Akrosianosis 1 2 3 4 5
Komsumsi oksigen 1 2 3 4 5
Piloereksi 1 2 3 4 5
Vasokintriksi
1 2 3 4 5
perifer
Pucat 1 2 3 4 5
Takikardia 1 2 3 4 5
Takipnea 1 2 3 4 5
Bradikardia 1 2 3 4 5
Hipoksia 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
memburuk sedang membaik
memburuk membaik
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Kadar glukosa
1 2 3 4 5
darah
Pengisian kapiler 1 2 3 4 5
Ventilasi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Definisi
Tindakan
Observasi
2. Defisit Nutrisi
Definisi
Penyebab
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal.
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Cepat kenyang setelah makan
2. Kram/nyeri abdomen
3. Nafsu makan menurun
Objektif
1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amyotropic lateral sclerosis
8. Kerusakan neuromuscular
9. Luka bakar
10.Kanker
11.Infeksi
12.AIDS
13.Penyakit Crohn’s
14.Enterokolitis
15.Fibrosis kistik
Definisi
Penyebab
1. Asupan enteral
2. Intoleransi makanan
3. Imobilisasi
4. Makanan kontaminan
5. Malnutrisi
6. Pembedahan
7. Efek agen farmakologis (mis. Narkotik/opiate, antibiotic, laksatif,
anastesia)
8. Proses penuaan
9. Kecemasan
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Mengungkapkan flatus tidak ada
2. Nyeri/kram perut
Objektif
Subjektif
1. Merasa Mual
Objektif
1. Residu lambung meningkat/menurun
2. Muntah
3. Regurgitasi
4. Pengosongan lambung cepat
5. Distensi abdomen
6. Diare
7. Feses kering dan sulit keluar
8. Feses keras
Kondisi Klinis Terkait
Manajemen Nutrisi
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang seimbang
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
5. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
6. Monitor asupan makanan
7. Monitor berat badan
8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi kemungkinan penyebab BB berkurang
2. Monitor adanya mual dan muntah
3. Monitor jumlah kalori yang dikonsumsi sehari-hari
4. Monitor berat badan
5. Monitor albumin, limfosit dan elektrolit serum
Terapeutik
1. Berikan perawatan mulut sebelum pemberian makan, jika perlu
2. Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien (mis. makanan
dengan tekstur halus, makanan yang diblender, makanan cair yang
diberikan melalui NGT atau gastrostoml, total parenteral nutrition sesuai
indikasi)
3. Hidangkan makanan secara menarik
4. Berikan suplemen jika perlu
5. Berikan pujian kepada pasien/keluarga untuk peningkatan yang dicapai
Edukasi
Manajemen Nutrisi
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang seimbang
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
5. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
6. Monitor asupan makanan
7. Monitor berat badan
8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
Manajemen Mual
Manajemen Mual
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola perasaan tidak enak pada bagian tenggorok
atau lambung yang dapat menyebabkan muntah.
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi pengalaman mual
2. Identifikasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan (mis. bayi, anak-anak dan
mereka yang tidsk dapat berkomunikasi secara efektif)
3. Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (mis. nafsu makan,
aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran, dan tidur)
4. Identifikasi faktor penyebab mual (mis. pengobatan dan prosedur)
5. Identifikasi antimetik untuk mencegah mual (kecuali mual pada
kehamilan)
6. Monitor mual (mis. frekuensi, durasi dan tingkat keparahan)
7. Monitor asupan nutrisi dan kalori
Terapeutik
1. Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis. bau tak sedap, suara
dan rangsangan visual yang tidak menyenangkan)
2. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (mis. kecemasan,
ketakutan, kelelahan)
3. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
4. Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau dan tidak berwarna,
jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan istirahat tidur yang cukup
2. Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika merangsang mual
3. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
4. Ajarkan pengguanaan tehnik nonfarmakologis untuk mengatasi mual
(mis. biofeedback, hypnosis, relaksasi, terapi music, akupresur)
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian antlemetik, jika perlu
Manajemen Muntah
Manajemen Muntah
Definisi
Mengidentifikasi, mencegah dan mengelola reflex pengeluaran isi lambung
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi karakteristik muntah (mis. warna, konsistensi, adanya darah,
waktu, frekuensi dan durasi)
2. Periksa volume muntah
3. Identifikasi riwayat diet (mis. makanan yang disuka, tidak disukai dan
budaya)
4. Identifikasi faktor penyebab muntah (mis. pengobatan dan prosedur)
5. Identifikasi kerusakan esofagus dan faring posterior jika muntah terlalu
lama
6. Monitor efek manajemen muntah secara menyeluruh
7. Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit
Terapeutik
1. Kontrol faktor lingkungan penyebab muntah (mis. bau tak sedap, suara
dan stimulasi visual yang tidak menyenangkan.
2. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab muntah (mis. kecemasan,
ketakutan)
3. Atur posisi untuk mencegah aspirasi
4. Pertahankan kepatenan jalan napas
5. Bersihkan mulut dan hidung
6. Berikan dukungan fisik saat muntah (mis. membantu membungkuk atau
menundukkan kepala)
7. Berikan kenyamanan selama muntah (mis. kompres dingin di dahi, atau
sediakan pakaian yang kering dan bersih)
8. Berikan cairan yang tidak mengandung karbonasi minimal 30 menit
setelah muntah.
Edukasi
1. Anjurkan membawa kantong plastic untuk menampung muntah
2. Anjurkan memperbanyak istirahat
3. Anjurkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengelola muntah
(mis. biofeedback, hypnosis, terapi music, akupresur)
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu
Status Nutrisi
Definisi
Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Ekspektasi-------------Membaik
Kriteria Hasil
dihabiskan 1 2 3 4 5
Kekuatan otot 1 2 3 4 5
pengunyah
Kekuatan otot 1 2 3 4 5
menelan
Serum albumin 1 2 3 4 5
Verbalisasi 1 2 3 4 5
keinginan untuk
meningkatkan
nutrisi
Pengetahuan 1 2 3 4 5
tentang pilihan
makanan yang
sehat
Pengetahuan 1 2 3 4 5
tentang pilihan
minuman yang
sehat
Pengetahuan 1 2 3 4 5
tentang standard
asupan nutrisi
yang tepat
Penyiapan dan 1 2 3 4 5
penyimpanan
makanan yang
aman
Penyiapan dan 1 2 3 4 5
penyimpanan
minuman yang
aman
Sikap terhadap 1 2 3 4 5
makanan/minum
an sesuai dengan
tujuan kesehatan
Perasaan cepat 1 2 3 4 5
kenyang
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Sariawan 1 2 3 4 5
Rambut rontok 1 2 3 4 5
Diare
Berat Badan 1 2 3 4 5
IMT 1 2 3 4 5
Frekuensi 1 2 3 4 5
makan
Bising usus 1 2 3 4 5
Tebal lipatan 1 2 3 4 5
kulit trisep
Membran 1 2 3 4 5
mukosa
Motilitas Gastrointestinal
Definisi
Aktivitas peristaltic gastrointestinal
Ekspektasi-------------Membaik
Kriteria Hasil
Nyeri 1 2 3 4 5
Kram 1 2 3 4 5
abdomen
Mual 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Regurgitasi 1 2 3 4 5
Distensi 1 2 3 4 5
abdomen
Diare 1 2 3 4 5
Suara 1 2 3 4 5
peristaltic
Pengosonga 1 2 3 4 5
n Lambung
Ratus 1 2 3 4 5
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Wahid & Wahyudi, (2016). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Rosmalawati, Ni Wayan Dwi & Ns. Kasiati, (2016). Kebutuhan Dasar Manusia I.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI
PRODI PENDIDIKANPROFESI NERS PROGRAM PROFESI
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
1. BIODATA
A. Identitas Pasien
Nama Pasien : An. S No. Reg : 123456
Nama Panggilan : An. S
Umur : 4 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Pekalongan
Diagnosa Medis : DHF
Tanggal MRS : 18 Januari 2016
Tanggal Pengkajian : 18 Januari 2016
Golongan Darah :-
B. Natal :-
C. Post Natal :-
4. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU
A. Penyakit – Penyakit Waktu Kecil
Ibu mengatakan saat masih kecil klien pernah mengalami demam saat usia 3
tahun dan dibawa ke puskesmas.
E. Alergi
Ibu mengatakan anak tidak memiliki riwayat alergi
F. Kecelakaan
Ibu mengatakan anak belum dan tidak pernah mengalami kecelakaan
G. Imunisasi
Ibu mengatakan anak sudah mendapat imunisasi lengkap
GENOGRAM
6. DATA PSIKOSOSIAL
A. Yang Mengasuh Anak :
Ibu mengatakan anak diasuh sendiri oleh orangtua dan juga oleh nenek
dirumah
B. Hubungan Dengan Anggota Keluarga :
Ibu mengatakan anak memilliki hubungan yang baik dengan anggota keluarga
lainya
Selera makan
Selera makan anak sebelum sakit baik, makan 3 kali sehari dan minum air
putih kurang lebih 5 gelas sehari dan saat sakit anak hanya makan setengah
porsi dari biasanya dan minum krang lebih 4 gelas
Jam makan
Ibu mengatakan anak makan pagi 1 porsi, siang 1 porsi, dan malam 1 porsi
B. Pola tidur
Sebelum sakit anak tidur siang 1 jam, tidur malam 8-9 jam dan setelah sakit
anak tidur siang 2 jam dan tidur malam 9 jam
Mandi
Ibu mengatakan anak mandi 2 kali sehari
Aktifitas bermain
Ibu mengatakan sebelum sakit anak main dari pagi hingga siang dan setelah
sakit anak hanya berbarig isirhat dirumah
Eliminasi
Frekuensi BAK 4-5 kali/hari setalah sakit 4 kali/hari
Frekuensi BAB 1 kali/hari setelah sakit 1 kali/hari
D. Status Hidrasi
Ibu mengatakan selama sakit anak minum kurang lebih 4 gelas sehari dan
terasang infus RL 500cc
E. Obat – obatan
Obat Penjelasan Indikasi
Infus RL 500cc, 20 tpm Untuk mengganti cairan Memenuhi kebutuhan
makrodrip intravaskular tumbuh yang hilang
Ceftriaxon 2.400 mg IV Antibiotik Antibiotik secara umum
untuk antiinflamasi
Norages 3.125 mg IV Antipiretik Menurunkan panas tubuh
Ratinidin 25 mg IV Antinyeri Menurunkan peningkatan
asam lambung
Inpepsa Antinyeri Menurunkan peningkatan
asam lambung
Sanmol Antipiretik Menurunkan panas
F. Aktifitas
Ibu mengatakan, Klien dalam melakukan aktivitas sehari – hari seperti
berpakaian, makan, mandi, BAK / BAB dilakukan secara mandiri, selama sakit
Klien dalam melakukan aktivitas seperti berpakaian, makan, mandi BAK /
BAB dibantu oleh ibunya. selama sakit Klien hanya tiduran ditempat tidur
karena lemah, aktivitas bermain dilakukan sambil tiduran dengan bermain
game.
G. X – ray
Tidak dilakukan tindakan X-Ray
D. Pemeriksaan Abdomen
I : datar, simetris, warna kulit sama rata, tidak ada luka dan benjolan
A: terdengar bising usus 6x dalam 1 menit
P : tidak ada nyeri tekan
P : tympani
E. Pemeriksaan Genetalia dan Sekitarnya
Bersih dan tidak terpasang kateter
G. Pemeriksaan Neurologi
Tidak ada cidera medulla spinalis dan keadaan compos metis dengan GCS 4-
5-6
Keterangan : 4 = Membuka mata secara spontan
5 = Dapat berbicara jelas
6 = Sesuai perintah
H. Pemeriksaan Integumen
I : warna kulit sama, tidak ada luka, tekstur halus, tampak bintik – bintik
merah pada tungkai dan pelipis
P : teraba hangat,tidak ada nyeri tekan, turgor kulit baik
B. Bahasa
Setiap hari pasien berbicara bahasa indonesia dan bahasa jawa
C. Motorik Halus
Klien bisa menggambar lingkaran seperti yang di contohkan
D. Motorik Kasar
Ibu mengatakan anak dapat mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya tiga
meter
( Dianita Anggraini )
ANALISA DATA
DS :
Ibu mengatakan semalam Proses Penyakit (DHF) Hipertermi
anak demam 38ºC dan
hari ini anak demam
37,5ºC
DO :
Kulit teraba hangat
Trombosit 48.000
HT 33
S : 37,5ºC
N : 100 x/mnt
RR : 20 x/mnt
DS :
Ketidakmampuan mencerna Defisit Nutrisi
Klien mengatakan mual,
tidak nafsu makan, makanan
DO :
BB : 14kg
Tb : 120 cm
Hb : 13,6
Mukosa kering
wajah tampak pucat
Diit : mual, tidak
nafsu makan, habis ½
porsi
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
BB : 14kg
Tb : 120 cm
Hb : 13,6
Mukosa kering
wajah tampak pucat
Diit : mual, tidak nafsu
makan, habis ½ porsi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
2. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
3. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
2. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
3. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
O:
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan