NIM : PO7120419027
Tempat Praktek : Ruangan Perawatan II
Tanggal Praktek : 5-8 Oktober 2020
A. Judul Kasus
DHF (Dengue Hemoragic Fever)
B. Pengertian
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorhagic
fever//DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disetai leucopenia,
ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi
perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan
hemotokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh. Sindrom renjatan dengue
(dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh
renjatan atau syok (Sudoyo, dkk 2009)
Dengue Haemorhagic Fever adalah penyakit yang menyerang anak dan orang
dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam akut,
perdarahan, nyeri otot dan sendi. Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus
(Artropod Born Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegepty atau
oleh Aedes Albopictus (Titik Lestari, 2016)
Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus.
Virus ini akan mengganggu kinerja darah kapiler dan sistem pembekuan darah,
sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan. Penyakit ini banyak ditemukan
di daerah tropis, seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika, termasuk
diseluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian lebih
dari 1000 m diatas permukaan air laut. Demam berdarah dengue tidak menular
Pada saat suhu turun ke normal, ruam ini berkurang dan cepat menghilang,
bekas-bekasnya kadang terasa gatal. Nadi pasien mula-mula cepat dan menjadi
normal atau lebih lambat pada hari ke-4 dan ke-5. Bradikardi dapat menetap
untuk beberapa hari dalam masa penyembuhan.
Gejala perdarahan mulai pada hari ke-3 atau ke-5 berupa petekia, purpura,
ekimosis, hematemesis, epistaksis melena, hematuria. Hati, limpa dan kelenjar
getah bening. umumnya membesar dan nyeri tekan, tetapi pembesaran hati tidak
sesuai dengan beratnya penyakit.uga kadang terjadi syok yang biasanya dijumpai
pada saat demam telah menurun antara hari ke-3 dan ke-7 dengan tanda anak
menjadi makin lemah, ujung jari, telinga, hidung teraba dingin dan lembab,
denyut nadi terasa cepat.
Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat,
tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi,
sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembap dan anak
tampak gelisah.
Derajat IV : Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan
darah tidak terukur.
E. Patofisiologi
Virus dengue masuk dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes dan infeksi
pertama kali mungkin memberi gejala sebagai Dengue Fever (DF). Reaksi tubuh
merupakan reaksi yang biasa terlihat sebagai akibat dari proses viremia seperti
demam, nyeri otot dan atau sendi, sakit kepala, dengan / tanpa rash dan limfa
denopati.
Sedangkan DBD biasanya timbul apabila seseorang telah terinfeksi dengan
virus dengue pertama kali, mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya.
Reinfeksi ini akan menyebabkan suatu reaksi anamnestik antibodi, sehingga
menimbulkan konsentrasi komplek antigen antibodi (komplek virus anti bodi)
yang tinggi.
Terdapatnya komplek antigen antibodi dalam sirkulasi darah mengakibatkan :
1. Aktivasi sistem komplemen yang berakibat dilepaskannya mediator
anafilatoksin C 3a dan C 5a, dua peptida yang berdaya melepaskan histamin
dan merupakan mediator kuat yang menyebabkan meningkatnya
G. Penatalaksanaan
Indikasi rawat tinggal pada dugaan infeksi virus dengue :
1. Panas 1-2 hari disertai dehidrasi ( karena panas, muntah, masukan kurang )
atau kejang-kejang
2. Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati, uji tourniquet positif /
negatif, kesan sakit keras ( tidak mau bermain ), Hb dan PCV meningkat.
3. Panas disertai perdarahan
4. Panas disertai renjatan
Belum atau tanpa renjatan:
1. Grade I dan II :
a. Oral ad libitum atau
b. Infus cairan Ringer Laktat dengan dosis 75 ml/Kg BB/hari untuk anak
dengan BB < 10 kg atau 50 ml/Kg BB/hari
c. Untuk anak dengan BB < 10 kg bersama-sama diberikan minuman oralit,
air buah atau susu secukupnya
d. Untuk kasus yang menunjukkan gejala dehidrasi disarankan minum
sebnyak-banyaknya dan sesering mungkin.
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. (2016). Nursing
Interventions Classification (NIC), Edisi 6. Philadelpia: Elsevier.
Hendarwanto. 2010. Dengue. Dalam Hendarwanto, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. p. 417-426.
Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, M.L., & Swanson, Elizabeth. (2016).
Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi 5. Philadelpia: Elsevier.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Prasetyono, Dwi Sunar. 2012. Daftar tanda dan gejala ragam penyakit. Yogyakarta
: FlashBooks.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, S imadibrata M, Setiati S. 2009. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna P ublishing;
Titik Lestari. 2016. Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika
World Health Organization. Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. Fact sheet
117, 2009 [diakses 6 Oktober 2020] Available from:
www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/ [Google Scholar]