Anda di halaman 1dari 11

REFERAT

DHF

Oleh :

Roro Sri Tanjung Wigid P K

201510330311147

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam dengue/DF dan DBD atau DHFadalah penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri

ototdannyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati,

trombositopeniadan diathesis hemoragik1

Menurut WHO terdapat kira-kira 50 – 100 juta kasus infeksi virus dengue

setiap tahunnya, dengan 250.000–500.000 demam berdarah dengue (DBD) dan

24.000 di antaranya meninggal dunia. Di Indonesia DBD merupakan masalah

kesehatan, karena hampir seluruh wilayah Indonesia mempunyai risiko untuk

terjangkit infeksi dengue.2

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang

DHF baik mengenai definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis,

penatalaksanaan, komplikasi, dan prognosis.

1.3 Manfaat

Penulisan referat ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pemahaman

penulis maupun pembaca mengenai DHF beserta patofisiologi dan

penanganannya.

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang

ditandai dengan demam mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang

jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri hulu hati. Demam Dengue berdarahadalah

penyakit yang bermanifestasi perdarahan dikulit berupa petechie, purpura,

echymosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena, hepatomegali,

trombositopeni.Dengue Syok Sindrom adalah penyakit DHF yang

mengalamikesadaran menurun atau renjatan2

2.2 Etiologi

Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue. Virus ini termasuk dalam grup

B Antropod Borne Virus (Arboviroses) kelompok flavivirus dari family

flaviviridae, yang terdiri dari empat serotipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN

4. Masingmasing saling berkaitan sifat antigennya dan dapat menyebabkan sakit

pada manusia. Vektor Penular Nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus

merupakan vektor penularan virus dengue dari penderita kepada orang lain melalui

gigitannya. Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor penting di daerah perkotaan

(daerah urban) sedangkan daerah pedesaan (daerah rural) kedua spesies nyamuk

tersebut berperan dalam penularan3

2.3 Patofisiologi

3
Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan

manusia. Virus dengue sebagai penyebab demam berdarah hanyadapat ditularkan

melalui nyamuk. Oleh karena itu, penyakit ini termasuk kedalam kelompok

arthropod borne diseases. Virus dengue berukuran 35-45 nm. Virus ini dapat

terus tumbuh dan berkembang dalam tubuh manusia dan nyamuk. Terdapat tiga

faktor yang memegang peran pada penularan infeksi dengue, yaitu manusia,

virus, dan vektor perantara. Virus dengue masuk ke dalam tubuh nyamuk pada

saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, kemudian virus dengue

ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes

albopictus yang infeksius. Seseorang yang di dalam darahnya memiliki virus

dengue (infektif) merupakan sumber penular DBD. Virus dengue berada dalam

darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam (masa inkubasi instrinsik).

Bilapenderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut

terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan

berkembangbiak dan menyebar ke seluruh bagian tubuh nyamuk, dan juga dalam

kelenjar saliva. Kira-kira satu minggu setelahmenghisap darah penderita (masa

inkubasi ekstrinsik), nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain.

Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh

karena itu nyamuk Aedes aegypti yang telah menghisap virus dengue menjadi

penular (infektif) sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi karena setiap kali

nyamuk menggigit (menusuk), sebelum menghisap darah akan mengeluarkan air

liur melalui saluran alat tusuknya (probosis), agar darah yang dihisap tidak

membeku. Bersama air liur inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke

4
orang lain. Hanya nyamuk Aedes aegypti betina yang dapat menularkan virus

dengue. Nyamuk betina sangat menyukai darah manusia (anthropophilic) dari

pada darah binatang. Kebiasaan menghisap darah terutama pada pagi hari jam

08.00-10.00 dan sore hari jam 16.00-18.00. Nyamuk betina mempunyai

kebiasaan menghisap darah berpindah-pindah berkali-kali dari satu individu ke

individu lain (multiple biter). Hal ini disebabkan karena pada siang hari manusia

yang menjadisumber makanan darah utamanya dalam keadaan aktif

bekerja/bergerak sehingga nyamuk tidak bisa menghisap darah dengan tenang

sampai kenyang pada satu individu. Keadaan inilah yang menyebabkan

penularan penyakit DBD menjadi lebih mudah terjadi1

2.4Manifestasi Klinis

Manifestasi klinik utama demam berdarah dengue (DBD) adalah demam

tinggi (>39oC sampai hiperpireksi 40-41oC), hepatomegali, fenomena perdarahan

dan gagal sirkulasi. Sering terdapat keluhan epigastrik, nyeri tekan pada pinggir

kosta kanan, nyeri abdomen menyeluruh dan mungkin disertai kejang.Kegawatan

DBD adalah kegawatan medik akut yang terutama melibatkan sistem hematologi

dan kardiovaskular. Fenomena perdarahan pada DBD berkaitan dengan perubahan

vaskular, penurunan jumlah trombosit (<100.000/ml) dan koagulopati. Tendensi

perdarahan terlihat pada uji tourniquet positif, petekie, purpura, ekimosis, dan

perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena3

5
Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji
Derajat I
bendung.
Derajat
Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain.
II

Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi
Derajat
menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit
III
dingin dan lembap dan anak tampak gelisah.

Derajat Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak
IV terukur.

2.5 Diagnosis

Gejala klinis berikut harus ada, yaitu:

1. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus

menerus selama 2-7 hari

2. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan:

o uji bendung positif

o petekie, ekimosis, purpura

o perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi

o hematemesis dan atau melena

3. Pembesaran hati

4. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah sampai tidak teraba, penyempitan

tekanan nadi ( 20 mmHg), hipotensi sampai tidak terukur, kaki dan tangan

dingin, kulit lembab, capillary refill time memanjang (>2 detik) dan pasien

tampak gelisah.

Pemeriksaan lab

1. Trombositopenia (100 000/μl atau kurang)

6
2. Adanya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler,

dengan manifestasi sebagai berikut:

a. Peningkatan hematokrit ≥ 20% dari nilai standar

b. Penurunan hematokrit ≥ 20%, setelah mendapat terapi cairan

c. Efusi pleura/perikardial, asites, hipoproteinemia.

Dua kriteria klinis pertama ditambah satu dari kriteria laboratorium (atau hanya

peningkatan hematokrit) cukup untuk menegakkan Diagnosis Kerja DBD2

2.6 Penatalaksanaan

Tata laksana kasus sindrom syok dengue (DSS) dengan dasar pemberian

cairan yang adekuat dan monitor kadar hematokrit. Apabila syok belum teratasi

selama 2 x 30 menit, pastikan apakah telah terjadi perdarahan dan transfusi PRC

merupakan pilihan1

7
Monitoring

2.7 Komplikasi

Komplikasi segera yang dapat terjadi pada pasien dengan trauma abdomen

adalah hemoragi, syok, dan cedera. Sedangkan komplikasi jangka panjangnya

adalah infeksi. Komplikasi yang dapat muncul dari trauma abdomen terutama

trauma tumpul adalah cedera yang terlewatkan, terlambat dalam diagnosis,

cedera iatrogenik, intra abdomen sepsis dan abses, resusitasi yang tidak adekuat,

rupture spleenyang muncul kemudian. Pada penderita dengan renjatan/shock

berat maka volume plasma dapat berkurang sampai kurang lebih 30% dan

berlangsung selama 24 –48 jam. Renjatan hipovolemia ini bila tidak ditangani

segera akan berakibat anoksia jaringan,asidosis metabolic sehingga terjadi

pergeseran ion kalsium dari intraseluler ke extraseluler. Mekanisme ini diikuti

oleh penurunan kontraksi otot jantung dan venous pooling sehingga lebih

8
memperberat kondisi renjatan/shock.Selain itu kematian penderita DSS ialah

perdarahan hebat saluran pencernaan yang biasanya timbul setelah renjatan

berlangsung lama dan tidak diatasi secara adekuat4

9
BAB 3

KESIMPULAN

Demam dengue/DF dan DBD atau DHFadalah penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri

ototdannyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati,

trombositopeniadan diathesis hemoragik. Manifestasi klinik utama demam

berdarah dengue (DBD) adalah demam tinggi (>39oC sampai hiperpireksi 40-

41oC), hepatomegali, fenomena perdarahan dan gagal sirkulasi. Sering terdapat

keluhan epigastrik, nyeri tekan pada pinggir kosta kanan, nyeri abdomen

menyeluruh dan mungkin disertai kejang.Kegawatan DBD adalah kegawatan

medik akut yang terutama melibatkan sistem hematologi dan kardiovaskular.

Fenomena perdarahan pada DBD berkaitan dengan perubahan vaskular, penurunan

jumlah trombosit (<100.000/ml) dan koagulopati. Tendensi perdarahan terlihat

pada uji tourniquet positif, petekie, purpura, ekimosis, dan perdarahan saluran

cerna berupa hematemesis dan melena

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmadi,U.F., 2001. Perubahan Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor,

Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan, Departemen Kesehatan RI. Anies. 2006.

2. Darlan Darwis, 2003, Kegawatan Demam Berdarah Dengue pada Anak, Sari

Pediatri, Vol. 4, No. 4, Maret 2003: 156 – 162, pp. 156

3. Edi Hartoyo, 2014, Spektrum klinis Demam Berdarah Dengue Pada Anak,

Sari Pediatri, Vol. 10, No. 3, Oktober 2014, pp.145

4. Sri Rezeki, 2011, Update Management of Infectious Disease and

Gastrointestinal Disorders, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,

Departemen Ilmu Kesehatan Anak

11

Anda mungkin juga menyukai