Oleh :
201510330311147
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
VB memberikan keluhan duh tubuh vagina dan berbau, namun 50% pasien
yang khas ditemukan pada kasus VB masih belum seluruhnya diketahui, begitu
endometritis postpartum2
2
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang
1.3 Manfaat
penanganannya.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
hominis).
yang umumnya ditandai dengan produksi sekret vagina yang banyak, berwarna
abu-abu hingga kuning, tipis, homogen, berbau amis dan terdapat peningkatan pH
pada vagina2
2.2 Etiologi
ada di vagina ini dapat disebabkan oleh beragam faktor mulai dari kurangnya
Pada saat terjadi VB, terdapat pertumbuhan berlebihan dari beberapa spesies
bakteri, dimana pada keadaan normal ada dalam konsentrasi rendah. Ada beberapa
nonmotil dan tidak berkapsul, terdapat > 90% pada wanita vaginosis bakterial.
4
Gardnerella vaginalis dipercaya berinteraksi dengan bakteri anaerob dan
Peptostrepcoccus sebanyak 36% pada wanita dengan VB, pada wanita normal,
kedua tipe anaerob jarang ditemukan. Penemuan spesies anaerob ini dihubungkan
dengan penurunan laktat dan peningkatan suksinat dan asetat pada cairan vagina
2.3 Patofisiologi
vaginalis, bakteri anaerob Gram negatif menghasilkan H2O2 yang bersifat toksik
dan melalui reaksi ion halide dengan peroksidase pada serviks yang merupakan
bagian dari sistem antibakteria H2O2. Flora normal vagina yang didominasi oleh
Lactobacillus memilik pH < 4,5 yang disebabkan produksi asam laktat, pada VB,
pH > 4,5 akibat dominasi G. vaginalis dan bakteri anaerob. Pada Gardnerella
vaginalis menghasilkan asam amino yang akan diubah oleh bakteri anaerob
(fishy odor) saat cairan vagina dicampur dengan KOH10% atau disebut whiff
test, diduga karena volatisasi dari aromatik amin, meliputi putrescine, cadaverin
5
Hampir semua wanita dengan VB memiliki ph vagina >4,5 jika diukur
vagina sering tetapi bukan merupakan gejala yang spesifik pada VB.
sebesar 6%. Clue cells merupakan sel epitel yang ditempeli oleh bakteri sehingga
tepinya tidak rata. Pada pasien VB tidak tampak inflamasi vulva atau vagina.2
2.5 Diagnosis
Kriteria yang dikenal saat ini adalah kriteria Amsel dan pewarnaan Gram, yaitu
kriteria Nugent dan kriteria Spiegel. Kriteria Amsel dengan didapatkan keluhan
cairan vagina yang homogen dan berbau amis, dengan sedikit tanda peradangan
dan pada pemeriksaan laboratorium ditemukan sekret vagina berbau amis jika
diteteskan KOH (tes whiff positif ), pH sekret > 4,5 (4,7-5,7), dan pemeriksaan
mikroskop ditemukan jumlah clue cells meningkat >20% dari jumlah sel epitel,
untuk pewarnaan gram, yang mana jika terdapat banyak laktobasilus nilai skor
nilai skor akan tinggi, dan akan ditambahkan satu atau dua poin jika terdapat
6
Mobiluncus. Skor 0-3 dianggap normal, skor 4- 6 dianggap intermediat dan skor
VB, namun Mobilluncus dan clue cells tidak pernah dijumpai. Pemeriksaan
preparat basah ditemukan protozoa. Whiff test dapat positif pada trikomoniasis.
berguna untuk mendeteksi hifa dan spora kandida. Keluhan yang sering terjadi
pada kandidiasis adalah gatal dan iritasi pada vagina. Sekret vagina biasanya
2.7 Penatalaksanaan
Treatment Guideline 2010 oleh Centre for Disease Control and Prevention
(CDC) berupa metronidazol oral 2 x 500 mg selama 7 hari atau metronidazol gel
0,75% 1 aplikator penuh (5 gram), intra vagina sekali sehari selama 5 hari atau
klindamisin krim 2% 1 aplikator penuh (5 gram) saat mau tidur, selama 7 hari.
Selain metronidazol dapat juga diberikan terapi berupa klindamisin oral dengan
7
Pada masa kehamilan, pengobatan VB yang direkomendasikan pada Sexual
Transmitted Disease Treatment Guidelines 2010 oleh Centre for Disease Control
menurunkan gejala dan tanda-tanda infeksi pada vagina dan menurunkan risiko
2.7 Komplikasi
prematur dan berat badan lahir rendah. Selain itu VB juga merupakan faktor
terhadap HIV. peningkatan resiko infeksi traktus urinarius dan infeksi traktus
8
BAB 3
KESIMPULAN
Berdasarkan Centre for Disease Control and Prevention (CDC) tahun 2010
ialah metronidazol 500 mg yang diberikan dua kali sehari selama 7 hari, atau
metronidazol 0,75% intravagina yang diberikan satu kali sehari selama 5 hari,
9
DAFTAR PUSTAKA
10