Anda di halaman 1dari 3

452

VAGINOSIS BAKTERIAL
O/eh

Wresti lndriatmi

DEFINISI melakukan bilas vagina lebih banyak ditemukan


menderita vaginosis bakterial.
Vaginosis bakterial (VB) merupakan sindrom
klinis, yang disebabkan oleh bertambah banyaknya PATOGENESIS
organisme komensal dalam vagina (yaitu Gard-
nerel/a vagina/is, Prevotella, Mobiluncus spp.) Vaginosis bakterial timbul akibat perubahan
serta berkurangnya organisme laktobasilus teru- ekosistem mikrobiologis vagina, sehingga bakteri
tama Lactobacillus yang menghasilkan hidrogen normal dalam vagina (Lactobacil/us spp.) sangat
peroksida. Pada vagina yang sehat, laktobasilus berkurang. Secara in vitro, Lactobacil/us vagina
ini mempertahankan suasana asam dan aerob. akan menghambat G. vagina/is, Mobiluncus dan
Penyebab spesifik vaginosis bakterial ini masih batang anaerob Gram-negatif. Beberapa galur
belum diketahui pasti. Lactobacil/us dapat menghasilkan hidrogen
Kejadian vaginosis bakterial dihubungkan peroksidase (Hp2 ) yang banyak dijumpai dalam
dengan pasangan seksual multipel, pasangan vagina normal dibandingkan dengan vagina pasien
seksual baru, dan riwayat IMS sebelumnya, namun vaginosis bakterial.
apakah vaginosis bakterial dianggap sebagai Zat amin yang dihasilkan oleh mikroorganisme,
salah satu IMS masih diperdebatkan. Pemah mungkin melalui kerja dekarboksilase mikroba,
dilaporkan bahwa vaginosis bakterial dapat terjadi berperan dalam bau amis abnormal yang timbul bila
pada perempuan yang belum pemah melakukan duh vagina ditetesi dengan larutan kalium-hidroksida
hubungan seksual genito-genital. Meskipun (KOH) 10%. Pemeriksaan ini disebut sebagai tes
demikian, perempuan yang terkena vaginosis amin atau whiff test atau sniff test sebagai akibat
bakterial ini lebih berisiko terkena IMS lainnya, penguapan amin aromatik termasuk putresin,
termasuk infeksi HIV. kadaverin, dan trimetilamin pada keadaan pH alkali.
Begitu banyak terminologi yang dipakai Trimetilamin dianggap paling berpesan dalam
untuk vaginitis yang disebabkan oleh Gardnerella bau duh vagina yang dikeluhkan oleh perempuan
vagina/is, misalnya Haemophilus vagina/is vaginitis, yang menderita vaginosis bakterial. Cairan vagina
Corynebacterium vaginale vaginitis, Gardnerella pasien vaginosis bakterial mengandung banyak
vagina/is vaginitis, Gardnerel/a vagina/is associated endotoksin, sialidase, dan glikosidase yang akan
vagina/is syndrome, Gardnerella Dukes diseases, mendegradasi musin sehingga mengurangi
anaerob vaginosis, dan nonspecific vaginosis .. viskositasnya, dan menghasilkan duh tubuh vagina
yang homogen dan encer.
EPIDEMIOLOGI Pada pemeriksaan mikroskopis cairan vagina
pasien tidak ditemukan atau hanya sedikit sel
Vaginosis bakterial paling sering ditemukan lekosit polimorfonuklear. Demikian pula laktobasilus,
pada perempuan usia reprodutif, aktif seksual, namun dijumpai banyak organisme berbentuk
termasuk lesbian, dan banyak ditemukan pada kokobasilus. Gardnerella spp. berbentuk batang
perempuan yang memeriksakan diri untuk dan Mobiluncus spp. berbagai bentuk dan ukuran,
layanan ginekologik. Prevalensi meningkat pada bersama dengan mikroorganisme anaerob dan
perempuan yang datang ke klinik IMS. Keadaan ini
flora normal yang ada dalam vagina, berkumpul
juga dapat ditemukan pada ibu hamil. Perempuan dan meliputi permukaan sel epitel, membentuk sel
yang memakai alat kontrasepsi dalam rahim dan yang disebut sebagai clue cells.
453

Mikroorganisme Gardnerella vagina/is dapat Terutama dalam jumlah besar, selain


pula ditemukan dalam traktus urinalrius laki-laki. itu dengan mofotipe Lactovacil/us dalam
Namun karena tidak ditemukan reaksi inflamasi, jumlah sedikit atau tidak ada di antara flora
mikroflora vaginosis bakterial dalam mukosa vaginal dan tanpa adanya bentuk-bentuk
traktus urinarius laki-laki dan perempuan jarang jamur.
menimbulkan keluhan atau gejala. 2. Normal kalau terutama ditemukan morfotipe
Lactobacil/us di antara flora vaginal dengan
GEJALA KUNIS atau tanpa morfotipe Gardnerella dan tidak
ditemukan bentuk jamur.
Sebanyak 50% perempuan yang menderita 3. Indeterminate kalau di antara kriteria tidak
vaginosis bakterial tidak menunjukkan keluhan atau normal dan tidak konsisten dengan vaginosis
gejala (asimtomatik). Bila ada keluhan , umumnya bakterial.
berupa duh tubuh vagina abnormal yang berbau
Kriteria diagnosis lain berdasarkan skor hasil
amis, yang seringkali terjadi setelah hubungan
pewamaan Gram duh vagina disebut sebagai
seksual tanpa kondom. Jarang terjadi keluhan
kriteria Nugent. Kriteria ini lebih rumit dibandingkan
gatal, disuria atau dispareunia. Umumnya pasangan
dengan kriteria Amsel. Skala abnormalitas flora
seksual atau suami pasien yang mengeluhkan vagina terbagi atas:
mengenai duh vagina berbau tersebut. 1. Normal (skor 0-3)
Pada pemeriksaan klinis menunjukkan 2. Intermediate (skor 4-6)
duh tubuh vagina berwama abu-abu homogen, 3. Vaginosis bakterial (skor 7-10)
viskositas rendah atau normal, berbau amis,
melekat di dinding vagina, seringkali terlihat di Cara ini berdasarkan pergeseran morfotipe bakteri,
labia dan fourchette , pH sekret vagina berkisar dari dominan Lactobacillus menjadi dominan
Gardnerella dan bakteri anaerob. Sensitivitas kriteria
antara 4,5-5,5. lidak ditemukan tanda peradangan.
ini 89% dan spesifisitas 83% dalam mendiagnosis
Gambaran serviks normal.
vaginosis bakterial

DIAGNOSIS
KOMPLIKASI
Terdapat berbagai kriteria dalam menegakkan
Vaginosis bakterial seringkali dikaitkan dengan
diagnosis vaginosis bakterial. Umumnya digunakan sekuele di traktus genital bagian atas. Pada
kriteria Amsel, berdasarkan 3 dari 4 temuan berikut: perempuan tidak hamil, vaginosis bakterial dapat
1. Duh tubuh vagina berwarna putih keabu- meningkatkan risiko infeksi pasca histerektomi,
abuan, homogen, melekat di vulva dan vagina penyakit radang panggul, risiko lebih mudah
2. Terdapat clue-cells pada duh vagina (>20% terinfeksi N.gononhoeae dan C.trachomatis,
total epitel vagina yang tampak pada memudahkan terinfeksi HIV melalui jalur seksual.
pemeriksaan sediaan basah dengan NaCl Pada ibu hamil yang menderita vaginosis
fisiologis dan pembesaran 100 kali) bakterial, dapat meningkatkan risiko persalinan
3. limbul bau amis pada duh vagina yang ditetesi prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah,
dengan larutan KOH 10% (tes amin positif) infeksi cairan amnion, korioamnionitis, ataupun
4. pH duh vagina lebih dari 4,5 penyakit radang panggul pasca abortus.
Pada keadaan seseorang menderita vaginosis
Gambaran pewamaan Gram duh tubuh bakterial atau ketiadaan Lactobacillus vagina, dapat
vagina diklasifikasikan menurut modifikasi kriteria meningkatkan risiko tertular HIV sampai 2 kali lipat
Spiegel dkk, sebagai berikut: melalui hubungan heteroseksual.
1. Diagnosis vaginosis bakterial dapat ditegakkan
kalau ditemukan campuran jenis bakteria PENGOBATAN
termasuk morfotipe Gardnerella dan
batang positif-Gram atau negatif-Gram Antimikroba berspektrum luas terhadap
sebagian besar bakteri anaerob, biasanya
yang lain atau kokus atau keduanya .
efektif untuk mengatasi vaginosis bakterial.
454

Metronidazol dan klindamisin merupakan obat laki-laki pasangan seksual, masih menimbulkan
utama, serta aman diberikan kepada perempuan pertanyaan sampai saat ini.
hamil. Tinidazol, merupakan derivat nitroimidazol,
dengan aktivitas antibakteri dan antiprotozoa telah DAFTAR PUSTAKA
disetujui sebagai obat untuk vaginosis bakterial.
1. Hillier SL, Marrazzo JM, Holmes KK. Bacterial
Obat yang diberikan secara intravagina
vaginosis. Dalam: Holmes KK, Sparling PF, Stamm
menujukkan efikasi yang sama dengan metronidazol
WE, Piot P, Wasserheit JW, Corey L, dkk. Editor:
oral, namun efek samping lebih sedikit.
Sexually Transmitted Diseases. Edisi ke-4. New
York: Mc Graw-Hill; 2008.p. 737-68.
Pilihan rejimen pengobatan:
2. Marrazzo JM. Hillier SL. Bacterial vag inosis. Dalam:
1. Metronidazol dengan dosis 2 x 500 mg setiap
Stanburry LR. Rosenthal SL, editor. Sexually
hari selama 7 hari,
transmitted diseases. Vaccines, prevention, and
2. Metronidazol 2 gram dosis tunggal
control. Edisi ke-2. Amsterdam: Academic Press;
3. Klindamisin 2 x 300 mg per oral sehari selama
2013.p.463-98.
7 hari
3. Rubins A. Bacterial vaginosis. Dalam: Gross G,
4. Tinidazol 2 x 500 mg setiap hari selama 5 hari,
Tyring SK, editor. Sexually transmitted infections
5. Ampisiliri atau amoksisiin dengan dosis 4 x
and sexually transmitted diseases. Berlin: Springer-
500 mg per oral selama 5 hari
Verlag; 201 1.p.203-6.
Berbagai penelitian telah menunjukkan 4. Handsfield HH. Color atlas and synopsis of sexually
bahwa pengobatan untuk laki-laki pasangan transmitted diseases. Edisi ke-3. New York: McGraw-
seksual pasien vaginosis bakterial ternyata tidak Hill Company Inc; 2011 .
mengurangi angka kesembuhan atau kekambuhan. 5. Centers for Dsease Control and Prevention. Sexually
Dengan demikian pedoman penanganan tidak transmitted disease treatment guidelines, 2010.
menganjurkan untuk secara rutin mengobati laki- MMWR 20 10; 59 (RR-12 ).
laki pasangan seksual pasien vaginosis bakterial. 6. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Pe-
Ketidaksesuain antara data yang menunjukkan nyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan Re-
penularan vaginosis bakterial melalui hubungan publik Indonesia. Pedoman Nasional Penanganan
seksual dengan ketiadaan manfaat pengobatan lnfeksi Menular Seksual. Jakarta: Di~en P2PL; 2011.

Anda mungkin juga menyukai