Anda di halaman 1dari 5

Ganesha Medicina Journal, Vol 2 No 2 September 2022

BAKTERIAL VAGINOSIS: ETIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN TATALAKSANA

Putu Sudarsana1, Ketut Suardana2, I Gusti Agung Mirah Puspitayani3, Ni Luh Kadek
Alit Arsani4
1,2
Prodi Profesi Dokter, Universitas Pendidikan Ganesha
3
Dokter Muda Prodi Profesi Dokter, Universitas Pendidikan Ganesha
4
Prodi Kedokteran, Universitas Pendidikan Ganesha

e-mail: putusdn60@gmail.com

Abstrak

Bakterial Vaginosis (BV) merupakan salah satu infeksi vagina yang paling sering terjadi
pada wanita usia reproduksi. Bakterial vaginosis sering menunjukkan prevalensi yang
tinggi, kejadian yang berulang disertai dengan komplikasi, sehingga membuat BV menjadi
permasalahan global. Etiologinya yaitu adanya perubahan ekologi vagina yang ditandai
dengan pergeseran keseimbangan flora normal vagina dimana dominasi Lactobacillus
digantikan oleh bakteri anaerob. Pergantian Lactobacillus spp. ini menyebabkan
penurunan konsentrasi hidrogen peroksidase (H2O2) yang umumnya ditandai dengan
produksi sekret vagina yang banyak, berwarna abu-abu hingga kuning, tipis, homogen,
berbau amis dan terdapat peningkatan pH. Penegakan diagnosis bakterial vaginosis
dilakukan berdasarkan kriteria amsel. Kejadian BV cukup sering terjadi di negara-
negara berkembang termasuk Indonesia, dengan jumlah prevalensi bervariasi
tergantung pada populasi pasien. Pada penelitian terhadap pegawai kantor
swasta, jumlahnya berkisar antara 4%-17%, pada mahasiswi jumlahnya berkisar
antara 4%-25%, pada wanita hamil rata-ratanya hampir sama dengan wanita
yang tidak hamil yaitu berkisar antara 6%-32%. Artikel ini merupakan penelitian
dalam bentuk tinjauan pustaka yang diambil dari berbagai sumber selama 10 tahun
terakhir.

Kata kunci: Bakterial Vaginosis, Etiologi, Diagnosis, Tatalaksana

Abstract

Bacterial Vaginosis is one of the most common vaginal infections in women of


reproductive age. Bacterial vaginosis often shows a high prevalence, recurrence is
accompanied by complications, thus making BV a global problem. The etiology is a
change in vaginal ecology which is characterized by a shift in the balance of the normal
vaginal flora where the dominance of Lactobacillus is replaced by anaerobic bacteria.
Substitution of Lactobacillus spp. This causes a decrease in the concentration of hydrogen
peroxidase (H2O2) which is generally characterized by the production of a lot of vaginal
secretions, gray to yellow in color, thin, homogeneous, has a fishy smell and an increase
in pH. The diagnosis of bacterial vaginosis was made based on Amsel criteria. The
incidence of BV is quite common in developing countries including Indonesia, with the
prevalence varies depending on the patient population. In a study of private office
employees, the number ranged from 4%-17%, in female students the number ranged from
4%-25%, in pregnant women the average was almost the same as for non-pregnant
women, which ranged from 6%-32%.The methodology of this research is a research in
the form of a literature review taken from various sources over the last 10 years.

Keywords: Bacterial Vaginosis, Etiology, Diagnosis, Treatment

GMJ | 110
Ganesha Medicina Journal, Vol 2 No 2 September 2022

PENDAHULUAN yang mengubah pH melalui efek alkalisasi


Infeksi Bakterial Vaginosis (BV) antara lan adalah mukus serviks, semen,
merupakan salah satu masalah kesehatan darah haid, mencuci vagina (douching),
yang sering dihadapi oleh wanita yang pemakaian antibiotik, STI, dan perubahan
berada dalam masa reproduksi dimana hormon saat hamil dan monopouse3,12,13.
adanya DUH vagina yang keluar akibat Faktor-faktor ini mungkin meningkatkan
keadaan abnormal pada ekosistem vagina pertumbuhan Gardnerella vaginalis,
yang disebabkan oleh ketidakseimbangan Mycoplasma hominis dan bakteri anaerob.
bakteri flora normal yang terdapat di Metabolisme bakteri anaerob
vagina8,10. Pertumbuhan flora bakteri menyebabkan lingkungan menjadi basa
anaerob yang lebih banyak sehingga yang menghambat pertumbuhan
mengganti flora normal Lactobacillus yang laktobasilus dan mendorong pertumbuhan
mempunyai konsentrasi tinggi khususnya bakteri lain12,13.
yang menghasilkan hidrogen peroksidase G.vaginalis termasuk flora normal
sebagai flora normal vagina12. dalam vagina melekat pada dinding.
Kejadian BV cukup sering terjadi di Beberapa peneliti menyatakan terdapat
negara-negara berkembang termasuk hubungan yang erat antara kuman ini
Indonesia. Bakterial vaginosis sangat dengan bakteri anaerob pada patogenesis
sering terjadi, dengan jumlah prevalensi penyakit BV. Ekosistem vagina adalah
bervariasi tergantung pada populasi biokomuniti yang dinamik dan kompleks
pasien. Pada penelitian terhadap pegawai yang terdiri dari unsur-unsur yang berbeda
kantor swasta, jumlahnya berkisar antara 4 yang saling mempengaruhi. Salah satu
– 17 %, pada mahasiswi jumlahnya komponen lengkap dari ekosistem vagina
berkisar antara 4 – 25 %, pada wanita adalah mikroflora vagina endogen, yang
hamil rata – ratanya hampir sama dengan terdiri dari gram positif dan gram negatif
wanita yang tidak hamil yaitu berkisar aerobik, bakteri fakultatif dan obligat
antara 6 – 32%13. anaerobik. Aksi sinergetik dan antagonistik
antara mikroflora vagina endogen bersama
METODE dengan komponen lain, mengakibatkan
Penulisan artikel ini bedasarkan tetap stabilnya sistem ekologi yang
metode literature review dari artikel mengarah pada kesehatan ekosistem
penelitian terkait dengan etiologi, vagina2,3,6. Beberapa faktor/kondisi yang
patofisiologi, dan tatalaksana Bakterial menghasilkan perubahan keseimbangan
Vaginosisyang sudah terpublikasi. Artikel menyebabkan ketidak seimbangan dalam
penelitian didapatkan bedasarkan hasil ekosistem vagina dan perubahan pada
penelusuran pada platform PubMed, mikroflora vagina. Dalam
Science Direct, dan Google Scholar keseimbangannya, ekosistem vagina
dengan memasukan kata kunci yang telah didominasi oleh bakteri Lactobacillus yang
ditentukan sesuai dengan judul artikel. menghasilkan asam organik seperti asam
Artikel yang digunakan merupakan artikel laktat, hidrogen peroksida (H2O2), dan
yang dipublikasi dalam 10 tahun terakhir bakteriosin6,14.
sejumlah 15 artikel. Asam laktat seperti organic acid
lanilla yang dihasilkan oleh Lactobacillus,
HASIL DAN PEMBAHASAN memegang peranan yang penting dalam
BV disebabkan oleh faktor-faktor memelihara pH tetap di bawah 4,5 (antara
yang mengubah lingkungan asam normal 3,8 - 4,2), dimana merupakan tempat yang
di vagina menjadi keadaan basa yang tidak sesuai bagi pertumbuhan bakteri
mendorong pertumbuhan berlebihan khususnya mikroorganisme yang patogen
bakteri-bakteri penghasil basa. Lactobacilli bagi vagina. Kemampuan memproduksi
acidophilus adalah bakteri berbentuk H2O2 adalah mekanisme lain yang
batang, positif-gram, yang menghasilkan menyebabkan Lactobacillus hidup
asam laktat dari karbohidrat3. Laktobasillus dominan daripada bakteri obligat anaerob
adalah bakteri predominan di vagina dan yang kekurangan enzim katalase.
membantu mempertahankan sekresi Hidrogen peroksida dominan terdapat
vagina yang bersifat asam. Faktor-faktor pada ekosistem vagina normal tetapi tidak

GMJ | 111
Ganesha Medicina Journal, Vol 2 No 2 September 2022

pada bakterial vaginosis. Mekanisme 50% penderita BV bersifat


ketiga pertahanan yang diproduksi oleh asimptomatik7,9,14.
Lactobacillus adalah bakteriosin yang Pada pemeriksaan sangat khas,
merupakan suatu protein dengan berat dengan adanya duh tubuh vagina
molekul rendah yang menghambat bertambah, warna abu-abu homogen,
pertumbuhan banyak bakteri khususnya viskositas rendah atau normal, berbau, dan
Gardnerella vaginalis2,3,6,10. jarang berbusa. Duh tubuh melekat pada
G. vaginalis sendiri juga merupakan dinding vagina terlihat sebagai lapisan tipis
bakteri anaerob batang variabel gram yang atau kilauan yang difus, pH sekret vagina
mengalami hiperpopulasi sehingga berkisar antar 4,5-5,5. Gejala peradangan
menggantikan flora normal vagina dari umum tidak ada. Terdapat eritema pada
yang tadinya bersifat asam menjadi vagina atau vulva atau petekie pada
bersifat basa. Perubahan ini terjadi akibat dinding vagina. Pada pemeriksaan
berkurangnya jumlah Lactobacillus yang kolposkopi tidak terlihat dilatasi pembuluh
menghasilkan hidrogen peroksida. darah dan tidak ditemukan penambahan
Lactobacillus sendiri merupakan bakteri densitas pembuluh darah pada dinding
anaerob batang besar yang membantu vagina dan gambaran serviks normal3,5,12.
menjaga keasaman vagina dan Dengan mikroskop, pada sediaan
menghambat mikroorganisme anaerob lain basah sekret vagina dengan larutan garam
untuk tumbuh di vagina6,7. faal terlihat leukosit sedikit atau tidak ada,
Pada bakterial vaginosis dapat sel epitel bayak dan adanya kokobasil yang
terjadi simbiosis antara G.vaginalis berkelompok. Terdapatnya clue cell (sel
sebagai pembentuk asam amino dan epitel vagina yang diliputi oleh kokobasil
kuman anaerob beserta bakteri fakultatif sehingga batas sel tidak jelas) adalah
dalam vagina yang mengubah asam amino patognomonik12.
menjadi amin sehingga menaikkan pH
sekret vagina sampai suasana yang sesuai
bagi pertumbuhan G. vaginalis. Beberapa
amin diketahui menyebabkan iritasi kulit
dan menambah pelepasan sel epitel dan
menyebabkan sekret tubuh berbau tidak
sedap yang keluar dari vagina. Basil-basil
anaerob yang menyertai bakterial
vaginosis diantaranya Bacteroides bivins,
B. Capilosus dan B. disiens yang dapat
diisolasikan dari infeksi genitalia7,10. Gambar 1. Gambaran Sekret
Wanita dengan BV akan mengeluh Bakterial Vaginosis
adanya duh tubuh dari vagina yang ringan
atau sedang dan berbau tidak enak (amis), Untuk menegakkan diagnosis,
yang dinyatakan oleh penderita sebagai diperlukan adanya 3 dari 4 kriteria AMSEL:
satu-satunya gejala yang tidak (1) Sekret homogen, putih, noninflamatorik
meyenangkan. Bau lebih menusuk setelah yang melapisi dinding vaina; (2)
senggama dan mengakibatkan darah Pemeriksaan sediaan basah dengan salin
menstruasi berbau abnormal. Iritasi daerah memperlihatkan adanya clue cells; (3) pH
vagina atau sekitar vagina (gatal, rasa cairan vagina di atas 4,5; (4) “whiff tes”
terbakar), kalau ditemukan, lebih ringan (bau cairan vagina seperti ikan setelah
daripada yang disebabkan oleh penambahan larutan kalium hidroksida
Trichomonas vaginalis atau C.albicans. [KOH] 10%) positif. Karena BV tidak
Sepertiga penderita mengeluh gatal dan bersifat meradang, maka tidak terjadi
rasa terbakar, dan seperlima timbul peningkatan leukosit pada pemeriksaan
kemerahan dan edema pada vulva. Nyeri mikroskopik. Pewarnaan gram terhadap
abdomen, dispareunia, atau nyeri waktu cairan vagina dapat dilakukan, dan
kencing jarang terjadi, dan kalau ada diagnosis BV didasarkan pada temuan
karena penyakit lain. Di samping itu sekitar adanya perubahan dari predominansi
laktoasilus menjadi predominansi

GMJ | 112
Ganesha Medicina Journal, Vol 2 No 2 September 2022

Gardnerella atau bakteri anaerob. Biakan kesembuhan hanya sementara, yakni


tidak cukup spesifik untuk menegakkan selama penggunaan pengoatan topikal8,10;
diagnosis12,14,15. (2) Supositoria vaginal berisi tetrasiklin
atau yodium povidon 76%8,10. Secara
Tatalaksana pada Bakterial sistemik dapat diberikan (2) Metrodinazol
Vaginosis dapat dilakukan secara topical 2-3 x 500 mg tiap hari selama 7 hari; (2)
dan sistemik. Secara topikal, digunakan: Tinidazol 2 x 500 mg selama 5 hari; (3)
(1) Krim Sulfonamida tripel sebagai acid Clindamycin dengan dosis 2 x 300 mg per
oral selama 7 hari. 8,10.
Prognosis bakterial vaginosis dapat
timbul kembali pada 20-30% wanita
walaupun tidak menunjukkan gejala.
Pengobatan ulang dengan antibiotik yang
sama dapat dipakai. Prognosis bakterial
vaginosis sangat baik, karena infeksinya
dapat disembuhkan. Dilaporkan terjadi
perbaikan spontan pada lebih dari 1/3
Gambar 2. Gambaran Clue Cell kasus. Dengan pengobatan metronidazol
dan klindamisin memberi angka
cream base dengan pH 3,9 dipakai kesembuhan yang tinggi (84-96%)1,9.
setiap hari selama 7 hari. Namun,

KESIMPULAN Obstetrics & Gynecology and


Bakterial vaginosis adalah suatu Reproductive Biology.
keadaan yang abnormal pada vagina yang 2020;245:143-148.
disebabkan oleh pertumbuhan bakteri Jahic M, Mulavdic M, Nurkic J, Jahic E,
anaerob dalam konsentrasi tinggi Nurkic M. Clinical Characteristics of
(Bacteroides Spp, Mobilincus Spp, Aerobic Vaginitis and Its
Gardnerella vaginalis, Mycoplasma Association to Vaginal Candidiasis,
hominis) menggantikan flora normal vagina Trichomonas Vaginitis and
(Lactobacillus Spp) yang menghasilkan Bacterial Vaginosis. Medical
hidrogen peroksida sehingga vagina yang Archives. 2013;67(6):428.
tadinya bersifat asam (pH normal vagina Kaambo E, Africa C, Chambuso R,
3,8 – 4,2) berubah menjadi bersifat basa. Passmore J. Vaginal Microbiomes
Menurut Amsel, untuk menegakkan Associated With Aerobic Vaginitis
diagnosa dengan ditemukannya tiga dari and Bacterial Vaginosis. Frontiers
empat gejala, yakni: sekret vagina yang in Public Health. 2018;6.
homogen, tipis, putih dan melekat, pH Manuputty A, Matodiharjo S. The Profile of
vagina > 4,5, tes amin yang positif; adanya Bacterial Vaginosis in Academic
clue cells pada sediaan basah (sedikitnya Hospital Surabaya: A Retrospective
20% dari seluruh epitel) yang merupakan Study. Berkala Ilmu Kesehatan
penanda bakterial vaginosis. Kulit dan Kelamin. 2020;32(2):141.
Pengobatan bakterial vaginosis M.M. R. Clinical And Epidemiological
biasanya menggunakan antibiotik seperti Features Of Bacterial Vaginosis.
metronidazol dan klindamisin. Untuk The American Journal of Medical
keputihan yang ditularkan melalui Sciences and Pharmaceutical
hubungan seksual terapi juga diberikan Research. 2020;02(08):140-145.
kepada pasangan seksual dan dianjurkan Muzny C, Taylor C, Swords W, Tamhane
tidak berhubungan selama masih dalam A, Chattopadhyay D, Cerca N et al.
pengobatan. An Updated Conceptual Model on
the Pathogenesis of Bacterial
DAFTAR PUSTAKA Vaginosis. The Journal of Infectious
Coudray M, Madhivanan P. Bacterial Diseases. 2019;220(9):1399-1405.
vaginosis—A brief synopsis of the Nelson M. Clinical diagnosis of bacterial
literature. European Journal of vaginosis. The American Journal of

GMJ | 113
Ganesha Medicina Journal, Vol 2 No 2 September 2022

Emergency Medicine.
1987;5(6):488-491.
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama. 2nd ed. Jakarta:
Ikatan Dokter Indonesia; 2017.
Redelinghuys M, Geldenhuys J, Jung H,
Kock M. Bacterial Vaginosis:
Current Diagnostic Avenues and
Future Opportunities. Frontiers in
Cellular and Infection Microbiology.
2020;10.
Rosita F, Dewi P, Aliwardani A.
Pencegahan dan Manajemen
Vaginosis Bakterial. Cermin Dunia
Kedokteran. 2022;49(1):23.
Rosita R. Analisis Pengaruh Pemeriksaan
Bacterial Vaginosis (BV) terhadap
Kejadian Persalinan Preterm.
Jurnal Sehat Masada.
2021;15(2):207-217.
Soper D. Bacterial vaginosis and surgical
site infections. American Journal of
Obstetrics and Gynecology.
2020;222(3):219-223.
Trilisnawati D, Izazi Hari Purwoko, Mutia
Devi, Suroso Adi Nugroho, Fitriani,
Theresia L. Toruan. Etiology,
Diagnosis, and Treatment of
Leukorrhea. Bioscientia Medicina :
Journal of Biomedicine and
Translational Research.
2021;5(6):571-590.
Waheed A, Yasmeen H, Shami N.
BACTERIAL VAGINOSIS. The
Professional Medical Journal.
2015;22(08):989-995.
Wielgoś M, Pietrzak B. Bacterial vaginosis:
diagnosis and treatment.
Menopausal Review. 2012;5:356-
363.

GMJ | 114

Anda mungkin juga menyukai