Anda di halaman 1dari 20

Journal Reading

EMERGENCY MEDICINE
OXYGEN THERAPY
Author:CP Singh, Nachhattar Sing, Jagraj Singh, Gurmeet Kaur Brar, Gagandeep Sin

Pembimbing :
dr. Aceng Apandi Sp.An

Penyusun :
Roro Sri Tanjung Wigid P K

BAGIAN ANASTESI RSUD H. SLAMET MARTODIRDJO


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
2019
Pendahuluan

Banyaknya reaksi biokimiawi bergantung pada oksigen

Pasokan oksigen ke jaringan tergantung pada banyak faktor

Terapi oksigen dibutuhkan pada pasien dengan gagal nafas


Sistem respirasi

Pengiriman O2
Eliminasi CO2
yg adekuat

Keseimbangan
asam basa
Gagal nafas
• Ketidakmampuan menjaga keseimbangan gas pada arteri

Tekanan Tekanan
Parsial O2 Parsial
<60mmHg CO2>49mmHg
Tipe

Tipe 1 Pertukaran gas yang tidak


adequate disertai dengan
(Respiratory failure, Edema pulmonal
hipoksemia dengan atau tanpa
lung failure) hiperkarbia
Tipe

Tipe 2 Ventilasi yang tidak memadai


menyebabkan hipoksemia COPD, Asma bronkial
(Ventilatory failure) hypercarbia
Penyebab gagal nafas akut
Gangguan difusi dan Abnormalitas ventilasi dan
Penurunan ventilasi
pertukaran gas perfusi
• Depresi pusat pernapasan • Edema pulmonal • COPD
• Obat golongannarkotika, • ARDS • ARDS
anastesia, sedative • Pulmonary tromboembolism • Pulmonary
• Infark cerebri atau trauma thromboembolism
• Kelainan neuromuskular
• Myasthenia gravis, GBS,
trauma spinal
• Obstruksi jalan nafas
• COPD, asma
• Kelainan lain
• Ankylosing spondylitis
Mencapai dan mempertahankan pertukaran gas yang seimbang dan
mengatasi penyebab yang mendasari
Tatalaksana

Hipoksemia dapat dihilangkan dg terapi


Gagal napas tipe 1 Oksigen saja atau butuh itervensi ARDS -> simple oksigen terapi (-),
(Oksigen dengan konsentrasi tinggi) ventilasi -> Hiperkapnea & penyakit ventilasi mekanis dg PEEP
pada paru

Paru-paru normal -> diberi bantuan


ventilasi

Gagal napas tipe 2


Riwayat penyakit paru (COPD
eksaserbasi akut) -> terapi oksigen
terkontrol. Hindari penggunaan
ventilator mekanis
Hipoksia dan hipoksemia

Hipoksia adalah kekurangan oksigen pada level


jaringan

Hipoksemia menunjukkan tekanan oksigen arteri


yang rendah (85-100 mmHg).
• Kegelisahan, jantung berdebar, berkeringat, perubahan
kesadaran, sakit kepala, kebingungan, sianosis, awal TD naik lalu
turun, hiperkapnea (+)
Gagal nafas akut
• Tidak hanya koreksi PaO2 tetapi juga pengiriman oksigen ke jaringan dan
pemanfaatan yang tepat
• Diagnosis : berdasarkan klinis, BGA dan penentuan pH
ARDS ASMA
Gunakan PEEP, PaO2 yang diinginkan sekitar 60 Obstruksi dan inflamasi jalan nafas, memberikan
mmHg. Setelah 24 jam awal, FiO2 seharusnya tidak oksigen melalui kanula hidung atau masker
melebihi 60% (untuk mengurangi risiko keracunan
wajah pada laju aliran 4-6 L / mnt untuk
O2).
mencapai FiO2 35-40%.

Pneumonia Penyakit paru intersisil


Oksigen diberikan pada laju aliran 4-6 L / mnt Paru menjadi kaku, penurunan compliance (+),
mencapai PaO2 di atas 60 mmHg. Kebersihan Membutuhkan tx oksigen yang lama, sehingga
bronkial dan pengobatan dengan antibiotik harus dg FiO2 40% sedini mungkin
Indikasi terapi oksigen
pulmonary
embolism,

pneumonia, tension
Kondisi akut tanpa
Konsentrasi tinggi pneumothorax, acute
kelianan paru
severe asthma,
[02]
pulmonary oedema,
Px COPD dg resiko
Konsentrasi rendah or myocardial
hipercarbi
infarction
Tujuan terapi oksigen
untuk meredakan hipoksemia dengan meningkatkan ketegangan alveolar,
mengurangi usaha bernapas, dan kerja miokard

Oksigen harus digunakan seperti obat pada beberapa kondisi dan dosisnya
harus individual

Pada pasien gagal nafas hrs evaluasi BGA (PaO2 di atas 60 mmHg)

Pasien dg COPD diberi konsentrasi rendah terus menerus agar FiO2 dapat
meningkat sehingga meningkatkan PaO2
Oxygen delivering system
pasien tanpa hiperkapnia yang membutuhkan oksigen tambahan hingga 40%
Monitoring tx oksigen
Diberikan secara terus menerus hingga pasien pulih

Dosis nya harus dihitung dengan cermat, evaluasi PaO2

Perbaiki anemia untuk transportasi oksigen ke jaringan

Menilai terapi oksigen dapat digunakan BGA dan Pulse oksimetri


Kapan menghentikan terapi oksigen?
Pasien Penyakit yang
Tekanan
menjadi mendasarinya Denyut nadi
darah
nyaman adalah stabil

Saturasi dari
laju
Warna kulit oksimetri
pernapasan
normal.

Menghentikan oksigen atau menurunkan konsentrasinya untuk jangka waktu tetap misalnya, 30 mnt.
dan mengevaluasi kembali parameter klinis dan SpO2 secara berkala.
Komplikasi terapi oksigen
• Oksigen mudah terbakar, bahaya ledakan tanki
• Kateter dan masker dapat beresiko cedera pada hidung dan
Resiko fisik mulut
• O2 yang kering dan tidak dilembabkan menyebabkan kekeringan

Resiko • Kehilangan sensitivitas terhadap CO2 menyebabkan


hipoventilasi (Hiperkapnea dan narcosis CO2) saat oksigen dosis
fungsional rendah -> pH arteri

Kerusakan • Terapi jangka panjang menunjukkan adanya proliferasi dan


jaringan fibrotik di paru-paru
sitotoksik
Kesimpulan
Pembeian terapi oksigen harus pada konsentrasi yang konsisten. Bahaya
toksisitas oksigen tas harus selalu diingat tetapi hipoksia jangan dibiarkan.
Kerusakan yang ditimbulkan akibat hipoksia cepat dan berat dibandingkan
dengan toksisitas oksigen.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai