B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari Dengue Haemorraghic Fever (DHF)?
2. Apa etiologi dari Dengue Haemorraghic Fever (DHF)?
3. Bagaimana manisfestasi klinik Dengue Haemorraghic Fever (DHF)?
4. Bagaimana patofisiologi dari Dengue Haemorraghic Fever (DHF)?
5. Bagaimana komplikasi dari Dengue Haemorraghic Fever (DHF)?
6. Apa saja klasifikasi dari Dengue Haemorraghic Fever (DHF)?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang Dengue Haemorraghic Fever (DHF)?
8. Bagaimana penatalaksanaan Dengue Haemorraghic Fever (DHF)?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari Dengue Haemorraghic Fever (DHF)
2. Mengetahui etiologi dari Dengue Haemorraghic Fever (DHF)
3. Memahami manisfestasi klinik Dengue Haemorraghic Fever (DHF)
4. Memahami bagaimana patofisiologi dari Dengue Haemorraghic Fever (DHF)
5. Mengetahui komplikasi dari Dengue Haemorraghic Fever (DHF)
6. Mengetahui klasifikasi dari Dengue Haemorraghic Fever (DHF)
7. Mengetahui pemeriksaan penunjang Dengue Haemorraghic Fever (DHF)
8. Mengetahui penatalaksanaan Dengue Haemorraghic Fever (DHF)
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Subjektif
1. Identitas
Nama : An. A
Umur : 5 thn
Alamat : Jln. Makio Baji BD 5/1
Agama : Islam
Nama Ibu : Ny. T
Pendidikan : Sarjana
Nama Ayah : Tn S
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Karyawan swasta
Diagnosa Medik : DBD
Pengkajian tanggal : 30 Desember 2017
2. Keluhan Utama
Panas selama ± 2 minggu terus menerus, nyeri badan.
3. Riwayat penyakit sekarang
Kamis pagi panas, dibawa ke puskesmas dapat paracetamol. Panas turun. Sabtu
malam anak tiba-tiba muntah-muntah air, makan tidak mau, minum masih mau.
Minggu jam 03 pagi keluar darah dari hidung pada waktu bersin, keluhan pusing,
susah BAB, dibawa ke UGD.
4. Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya klien tidak penah dirawat karena penyakit apapun.
5. Riwayat penyakit keluarga
Menurut keluarga ( Ibu ) tidak ada keluarga yang dalam waktu dekat ini menderita
sakit DBD.
6. Riwayat kesehatan lingkungan.
Menurut ibu kondisi lingkungan rumah cukup bersih, walaupun tinggal dekat kali
kecil, sekitar rumah terdapat beberapa ban bekas untuk menanam tanaman yang
belum dipakai, bak mandi dikuras setiap seminggu 1 kali. Menurut ibu seminggu
yang lalu ada tetangga gang yang menderita DHF, tetapi sekarang sudah sembuh, dan
lingkungan wilayah belum pernah disemprot.
7. Riwayat kehamilan
Anak lahir pada usia kehamilan 7 bulan, dengan berat badan lahir 2,4 kg, ibu tidak
tahu mengapa kehamilannya hanya 7 bulan. Lahir spontan dan selama 1 tahun anak
mendapat imunisasi lengkap dan minum PASI s/d 2 tahun.
8. Riwayat aktifitas sehari-hari
a. Nutrisi dan hidrasi :
Nafsu makan menurun, anak hanya mau makan 3 sendok makan, minum tidak
suka, harus dipaksakan baru mau minum. Mual tidak ada, muntah tidak terjadi.
b. BAB dan BAK : BAK lancar, spontan, warna kuning agak pekat ditampung oleh
ibu untuk diukur, BAB dari malam belum ada.
B. Objektif
1. Pengkajian persistem
a. Sistem Gastrointestinal
Terdapat nyeri tekan daerah hepar dan asites positif, bising usus 8x/mnt.
b. Sistem muskuloskeletal
Tidak terdapat kontraktur sendi, tidak ada deformitas, keempat ekstremitas
simetris, kekuatan otot baik.
c. Sistem Genitourinary
BAK lancar, spontan, warna kuning agak pekat ditampung oleh ibu untuk diukur,
BAB dari malam belum ada.
d. Sistem Respirasi
Pergerakan napas simetris, tidak terdapt pernapasan cuping hidung, pd saat
pengkajian tanda-tanda epistaksis sudah tidak ada, Frekuensi napas 25x/menit.
Bunyi nafas tambahan tidak terdengar.
e. Sistem Cardiovaskuler TD : 100/60, nadi 98x/mnt, akral dingin, tidak terdapat
tanda-tanda cyanosis, cap. Refill < 3 detik, tidak terjadi perdarahan spontan,
tanda-tanda petikhie spontan tidak terlihat, hanya tanda pethike bekas rumple
leed.
f. Sistem Neurosensori
Tidak ada kelainan.
g. Sistem Endokrin
Tidak ada kelainan.
h. Sistem Integumen.
S : 376 turgor baik, tidak ada luka, pethikae bekas rumple leed, tidak terdapat
perdarahan spontan pada kulit.
2. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 5,4 L g/
PLT : 32 L 〖10〗^3/mm^3
RBC: 2,31 L 〖10〗^6/mm^3
WBC: 1,5 L 〖10〗^3/mm^3
C. Analisa
Anak usia 6 tahun dengan Hipertermi b/d proses infeksi virus dengue
Risiko terjadi syok hypovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan tubuh.
Risiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake
nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding
plasma.
C. Penatalaksanaan
1. Beri komres air kran
Rasional : Kompres dingin akan terjadi pemindahan panas secara konduksi
2. Berikan / anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai toleransi )
Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.
3. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat
Rasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat
dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.
4. Observasi intake dan output, tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah ) tiap 3 jam sekali
atau lebih sering.
Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan
elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum
pasien.
5. Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.
Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi.
Obat khususnya untuk menurunkan suhu tubuh pasien.
6. Melakukan pemantauan suhu pasien.dan melakukan lanjutan intervensi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Hemrrhagic Fever (DHF) ialah
penyakit yang disebabkan virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegyti dan Aedes albbopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok
Indonesia kecuali ditempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut
(Ginanjar, 2008).
Penyakit ini ditujukan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit
kepala berat, sakit pada sendi otot (myalgias dan arthralgias) dan ruam. Ruam Demam
Berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya muncul dulu pada
bagian bawah, badan pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir
seluruh tubuh. Selain itu, radang perut juga bisa muncul dengan kombinasi sakit perut,
rasa mual, muntah-muntah/ diare.
Pencegahan penyakit DBD dapat dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu pencegahan
primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier. Pencegahan tingkat pertama ini
merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau
mencegah orang yang sehat menjadi sakit.
B. Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui
konsep penyakit demam berdarah dengue dan dapat menerapkan pola hidup bersih dan
sehat. Pembaca sebaiknya mengerti dan memahami bahaya dari penyakit DBD tersebut,
sehingga setiap individu tersebut bisa lebih merasa khawatir dan mampu menjaga diri dan
lingkungannya dari kemungkinan terserangnya demam berdarah.
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo A W, Setyohadi B, Alwi I dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V.
Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2009 ; 2773-2779
Soegijanto S. Demam Berdarah Dengue Edisi Kedua. Surabaya : Airlangga University Press.
2008; 39,40,45, 63,119
WHO. Demam Berdarah Dengue Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan Pengendalian Edisi 2.
Jakarta : EGC. 2008
Sutedjo A Y. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta:
Amara Books. 2009 ; 25,27, 28,30
Guyton A C, Hall J E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. 2007
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tata Laksana DBD. Available from:
http://www.scribd.com/doc/8620713/Tata-Laksana-DBD-Departemen- Kesehatan