Disusun oleh
22020111120013
Kelompok 9 A11.2
2014
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrgagic
fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia,
ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi
perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit)
atau penumpukan cairan di rongga tubuh (Sudoyo Aru, dkk, 2009).
Demam berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit demam
akut terutama pada anak-anak, dan saat ini cenderung polanya berubah ke orang
dewasa. Gejala yang ditimbulkan dengan manifestasi perdarahan dan bertedensi
manimbulkan shock yang dapat menimbulkan kematian (Depkes, 2006).
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui nyamuk
Aedes Aegypti dan panyakit ini menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan
kematian, terutama pada anak (Nursalam, 2005).
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit akut demam akut yang
disebabkan oleh empat serotip virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis
yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali dan tanda- tanda
kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan (sindrom renjatan dengue) sebagai
akibat kebocoran plasma yang menyebabkan kematian (Soegijanto, 2002).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue
henorraghic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis
virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk aeges aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala
utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.
B. ETIOLOGI
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus (Arthropod-borne viruses) artinya
virus yang di tularkan melalui gigitan arthropoda misalnya nyamuk aedes aegypti
(betina). Arthropoda akan menjadi sumber infeksi selama hidupnya sehingga selain
menjadi vektor virus dia juga menjadi hospes reservoir virus tersebut yang paling
bertindak menjadi vektor adalah berturut turut nyamuk (Soegijanto,2004).
Penyebab demam berdarah adalah virus dengue sejenis arbovirus yang dibawa
oleh nyamuk Aedes Aegypti sebagai vector ke tubuh manusia melalui gigitan
nyamuk tersebut. Virus dengue penyebab demam berdarah termasuk group B
Arthropod borne virus (arbovirus) dan sekarang dikenal sebagai genus flavirus,
family flaviviridae dan mempunyai 4 serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan
DEN-4. Ternyata DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotype yang paling banyak
sebagai penyebab. Dalam hal ini penularan melibatkan tiga factor yaitu menusia,
virus dan virus perantara. Nyamuk- nyamuk tersebut dapat menularkan virus dengue
kepada manusia baik secara langsung, yaitu setelah menggigit orang yang sedang
mengalami viremia, maupun secara tidak langsung setelah mengalami masa inkubasi
dalam tubuhnya selama 8-10 hari. Pada manusia diperlukan waktu 4-6 hari atau 13-
14 hari sebelum menjadi sakit setelah virus masuk dalam tubuh (Nursalam, 2005).
Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai
vector ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi orang itu mendapat
infeksi berulang oleh tipe virus dengue yang berlainan akan menimbulkan reaksi
yang berbeda. DBD dapat terjadi bila seseorang yang telah terinfeksi dengue pertama
kali, mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya (Mansjoer, 2000).
C. PATOFISIOLOGI
Virus Dengeu akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti dimana virus tersebut akan masuk ke alliran darah, maka terjadilah viremia
(virus dalam aliran darah). Kemudian aliran darah beredar ke seluruh tubuh maka
virud tersebut dapat dengan mudah menyerang organ tubuh manusia. Paling banyak
organ yang terserang adalah sistem gastrointestinal, hepar, pembuluh darah dan pada
reaksi imunologi. Jika virus masuk ke dalam sistem gastrointestinal maka tidak jarang
klien mengeluh mual, muntah, dan anoreksia. Bila virus menyerang organ hepar,
maka virus dengeu tersebut mengganggu sistem kerja hepar, dimana salah satunya
adalah tempat sintesis dan oksidasi lemak, namun karena hati terserang virus dengeu
maka hati tidak dapat memecahkan asam lemak tersebut menjadi benda-benda keton,
sehingga akan menyebabkan pembesaran hepar atau hepatomegali, dimana
pembesaran hepar ini akan menekan abdomen dan menyebabkan distensi abdomen
(Mansjoer, 2000).
Virus dengue juga masuk ke pembuluh darh dan menyebabkan peradangan pada
pembuluh darah vaskuler atau terjadi vaskulitis yang mana akan menurunkan jumlah
trombosit (trombositopenia) dan faktor koagulasi merupakan faktor penyebab
terjadinya perdarahan hebat. Dapat terjadi kebocoran plasma yang akan menyebabkan
hipoksia jaringan, asidosis metabolik dan berakhir dengan kematian. Bila virus
bereaksi dengan antibodi maka mengaktivasi sistem komplemen untuk melepaskan
histamin dan merupakan mediator faktor meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah atau terjadi demam, dimana dapat DHF dengan derajat I, II, III.IV
(Mansjoer,2000).
D. DERAJAT/KLASIFIKASI
Berdasarkan derajat beratnya DBD secara klinis dibagi sebagai berikut (Mansjoer,
2005):
1. Derajat I (Ringan)
Demam mendadak 2 sampai 7 hari disertai gejala klinik lain, dengan manifestasi
perdarahan ringan. Yaitu uji tes “rumple leed’’ yang positif.
2. Derajat II (Sedang)
Golongan ini lebih berat daripada derajat pertama, oleh karena ditemukan
perdarahan spontan di kulit dan manifestasi perdarahan lain yaitu epitaksis
(mimisan), perdarahan gusi, hematemesis dan melena (muntah darah). Gangguan
aliran darah perifer ringan yaitu kulit yang teraba dingin dan lembab.
3. Derajat III (Berat)
Penderita syok berat dengan gejala klinik ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu
nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun (< 20 mmHg) atau hipotensi disertai
kulit yang dingin, lembab, dan penderita menjadi gelisah.
4. Derajat IV
Penderita syok berat (profound shock) dengan tensi yang tidak dapat diukur dan
nadi yang tidak dapat diraba.
E. MANIFESTASI KLINIS
Seperti pada infeksi virus yang lain, maka infeksi virus Dengue juga merupakan
suatu self limiting infectious disease yang akan berakhir sekitar 2-7 hari. Infeksi virus
Dengue pada manusia mengakibatkan suatu spectrum manifestasi klinis yang
bervariasi antara penyakit yang paling ringan, dengue fever, dengue hemmorrhagic
fever dan dengue shock syndrome (Depkes, 2006).
a. Demam
Demam mendadak disertai dengan gejala klinis yang tidak spesifik seperti
anoreksia, lemah, nyeri pada punggung, tulang sendi dan kepala. Pada umumnya
gejala klinik ini tidak mengkhawatirkan. Demam berlangsung antara 2-7 hari
kemudian turun secara lysis.
b. Perdarahan
Umumnya muncul pada hari kedua sampai ketiga demam bentuk perdarahan dapat
berupa uji rumple leed positif, petechiae, purpura, echimosis, epistasis, perdarahan
gusi dan yang paling parah adalah melena.
c. Hepatomegali
Hati pada umumnya dapat diraba pada pemulaan demam, kadang-kadang juga di
temukannya nyeri, tetapi biasanya disertai ikterus.
d. Shock
Shock biasanya terjadi pada saat demam menurun yaitu hari ketiga dan ketujuh
sakit. Shock yang terjadi dalam periode demam biasanya mempunyai prognosa
buruk. Penderita DHF memperlihatkan kegagalan peredaran darah dimulai dengan
kulit yang terasa lembab dan dingin pada ujung hidung, jari dan kaki, sianosis
sekitar mulut dan akhirnya shock.
e. Trombositopenia
Trombositopenia adalah berkurangnya jumlah trombosit, apabila dibawah
150.000/mm3 biasanya di temukan di antara hari ketiga sampai ketujuh sakit.
f. Kenaikan Nilai Hematokrit
Meningkatnya nilai hematokrit merupakan indikator yang peka terhadap terjadinya
shock sehingga perlu di lakukan pemeriksaan secara periodik.
g. Gejala Klinik Lain
Gejala Klinik Lain yang dapat menyertai penderita adalah epigastrium, muntah-
muntah, diare dan kejang-kejang (Depkes ,2006).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka
demam dengue adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah
trombosit dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relative
disertai gambaran limfosit plasma biru.
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture) ataupun
deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR (Reserve Transcriptase
Polymerase Chain Reaction), namun karena teknik yang lebih rumit, saat ini tes
serologis yang mendeteksi adanya antibody spesifik terhadap dengue berupa
antibody total, IgM maupun IgG.
Parameter Laboratoris yang dapat diperiksa antara lain :
Leukosit: dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui
limfositosis relative (>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma
biru (LPB) > 15% dari jumlah total leukosit yang pada fase syok akan
meningkat.
Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8.
Hematokrit: Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan
hematokrit ≥ 20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3
demam.
Hemostasis: Dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer, atau
FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan
darah.
Protein/albumin: Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma.
SGOT/SGPT (serum alanin aminotransferase): dapat meningkat.
Ureum, Kreatinin: bila didapatkan gangguan fungsi ginjal.
2. Pemeriksaan radiologis
Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan tetapi
apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat dijumpai pada kedua
hemitoraks. Pemeriksaan foto rontgen dada sebaiknya dalam posisi lateral
dekubitus kanan (pasien tidur pada sisi badan sebelah kanan). Asites dan efusi
pleura dapat pula dideteksi dengan pemeriksaan USG (WHO, 2006).
3. Serologi
a. Uji serologi memakai serum ganda.
Serum yang diambil pada masa akut dan masa konvalegen menaikkan antibodi
antidengue sebanyak minimal empat kali termasuk dalam uji ini pengikatan
komplemen (PK), uji neutralisasi (NT) dan uji dengue blot.
b. Uji serologi memakai serum tunggal.
Ada tidaknya atau titer tertentu antibodi antidengue uji dengue yang mengukur
antibodi antidengue tanpa memandang kelas antibodinya uji Ig M antidengue
yang mengukur hanya antibodi antidengue dari kelas Ig M.
G. PATHWAY
Virus dengue
I. ANALISA DATA
Dalam memberikan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan
hal penting dilakukan oleh perawat. Hasil pengkajian yang dilakukan perawat
terkumpul dalam bentuk data. Adapun metode atau cara pengumpulan data yang
dilakukan dalam pengkajian : wawancara, pemeriksaan (fisik, laboratorium, rontgen),
observasi, konsultasi.
J. RENCANA KEPERAWATAN
Usia 5-14 : < 14 atau > 25 3.Tanda Tanda vital dalam 11. Monitor respirasi dan status