Anda di halaman 1dari 56

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

S DENGAN DIAGNOSA
MEDIS DHF ( DENGUE HEMORAGIC FEVER )
DI RUANG AL-AMIN RS SITI AISYAH
TAHUN 2022

DISUSUN OLEH :

MEILIA
NPM 20230111P

PRESEPTOR AKADEMIK PRESEPTOR KLINIK

( .) ( )

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN
DENGUE HEMORAGIC FEVER

I. Konsep Dasar Penyakit


A. Pengertian DHF
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk
kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Nursalam,
dkk. 2014).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat
pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan
nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang
tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk aedes aegypty (betina) (Hidayatalimulaziz. 2016).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang
disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Suriadi.
2010).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam
tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada
anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri
sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.
B. Klasifikasi
1. Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket
positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
2. Derajat II :
Derajat I di sertai perdarahan spontan di kulitdan atau perdarahan lain.
3. Derajat III :
Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin
lembab, gelisah.
4. Derajat IV :
Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat di ukur.
C. Etiologi DHF
Virus dengue sejenis arbovirus yang di tularkan melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti. Nyamuk aedes aegypti berbentuk batang, stabil
pada suhu 37 0C. Adapun ciri-ciri nyamuk penyebar demam berdarah
adalah :
1. Badan kecil,warna hitam dengan bintik-bintik putih
2. Hidup didalam dan sekitar rumah
3. Menggigit dan menghisap darah pada waktu siang hari
4. Senang hinggap pada pakaian yang bergantung didalam kamar
5. Bersarang dan bertelur digenangan air jernih didalam dan sekitar
rumah seperti bak mandi, tempayan vas bunga.
D. Patofisiologi
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk
aedes aegypti dan kemudian bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah
komplek virus antibodi, dalam sirkulasi akan mengakt,ivasi sistem
komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua
peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator
kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah
dan menghilangkan plasma mealui endotel dinding itu.
Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan
menurunnya faktor koagalasi (protambin, faktor V, VII, IX, X dan
fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat,
teutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya
permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma,
terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Renjatan
terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma
melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma
klien mengalami hypovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia
jangan asidosis dan kematian.
E. Manifestasi klinis
Perjalanan penyakit DHF sulit diramalkan. Menurut WHO (2015),
dalam Hadinegoro dan Satari (2015) DHF biasanya ditandai oleh empat
manifestasi klinik utama, yaitu demam tinggi, fenomena perdarahan,
trombositopenia, dan kebocoran plasma. Hepatomegali dan syok juga
sering menyertai pada kasus DHF.
1. Demam
DHF diawali dengan adanya demam tinggi mendadak, terus-
menerus selama 2-7 hari, kemudian turun secara cepat. Pada fase
demam ini suhu tubuh bisa mencapai 40 C dan dapat dijumpai kejang
demam. Demam DBD biasanya bifasik dan pada anak sering dijumpai
fasial flushing. Setelah melewati fase demam, pasien DHF akan
memasuki fase kritis. Fase ini dapat merupakan awal dari penyembuhan
tetapi bisa pula merupakan fase awal dari syok (Satari & Meilasari,
2008).
2. Fenomena perdarahan
Pada kasus DHF terdapat minimal satu manifestasi perdarahan berikut:
a. Uji bendung positif ( uji torniquet ).
b. Ptekie, ekimosis atau purpura pada ekstremitas muka dan palatum.
c. Perdarahan mukosa (epitaksis atau perdarahan gusi atau perdarahan
dari tempat lain.)
d. Hematemesis atau melena (Ginanjar, 2012)
Penyebab perdarahan pada penyakit ini adalah vaskulopati,
trombositopenia, gangguan fungsi trombosit, dan koagulasi
intravaskuler secara menyeluruh.
3. Trombositopenia
Penurunan trombosit umumnya terjadi sebelum terjadi
peningkatan hematokrit dan sebelum suhu tubuh turun.
Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/ul) biasanya ditemukan
antara hari ketiga sampai ketujuh setelah panas (Soegiyanto, 2014).
4. Kebocoran plasma
Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran
plasma) pada DHF, yaitu:
a. Peningkatan hematokrit > 20 % dibandingkan standart sesuai
dengan umur dan jenis kelamin.
b. Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asites,
hipoproteinemia, atau hiponatremia.
Setelah fase demam, semua tanda dan gejala klinis akan
menghilang. Demam akan turun disertai keluarnya keringat, perubahan
pada denyut nadi dan tekanan darah. Akral atau ujung ekstremitas akan
teraba dingin, disertai dengan kongesti kulit. Perubahan ini
menunjukkan adanya gangguan sirkulasi akibat dari perembesan
plasma (Hadinegoro & Satari, 2015).
5. Hepatomegali
Pembesaran hati biasanya terjadi pada permulaan penyakit.
Derajatnya tidak sejajar dengan beratnya penyakit. Nyeri tekan di
daerah hati sering ditemukan, tampak jelas pada orang dewasa dan
berhubungan dengan adanya perdarahan (Soegiyanto, 2016).
6. Syok
Syok merupakan gejala gangguan sirkulasi sebagai akibat dari
perembesan plasma yang dapat bersifat ringan atau sementara. Tanda
dan gejala dari syok yaitu demam turun disertai keluar keringat dingin,
denyut nadi cepat dan tekanan darah menurun, akral teraba dingin
disertai kongesti kulit.
7. Keluhan lain yang menyertai DBD, yaitu:
a. Keluhan pada saluran pernapasan seperti batuk, pilek, sakit waktu
menelan.
b. Keluhan pada saluran pencernaan : mual,muntah, anoreksia, diare,
konstipasi.
c. Keluhan sistem tubuh yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada
otot, tulang dan sendi, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-
pegal pada saluran tubuh (Mansjoer, 2015).
E. WOC

(Nursalam, dkk. 2014).


F. Komplikasi
Komplikasi dapat terjadi apabila kebocoran plasma dari
intravaskuler ke ekstravaskuler yang terus maka akan mengalami syok
hipovolemia dan bisa terjadi DSS (Dengue Syock Sindrom), jika keadaan
tersebut tidak teratasi maka akan menyebabkan anoreksia jaringan, asidosis
metabolic dan berakhir dengan kematian, perdarahan terjadi karena
trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya factor
koagulasi (protombin, factor V. VII, IX, X dan frinogen) pendarahan hebat
dapat terjadi terutama pada traktus grastrointestinal.
G. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau
lebih), trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
b. Serologi : uji HI (hemoagutination inhibition test).
c. Rontgen thoraks : effusi pleura
H. Penatalaksanaan Medis
Demam berdarah dengue, penatalaksanaannya hanya bersifat
simptomatis dan suportif.
a. Pemberian cairan yang cukup
Cairan di berikan untuk mengurangi rasa haus dan dehidrasi
akibat demam tinggi, anoreksia, dan muntah. Penderita perlu di beri
minum sebanyak mungkin (1-2 liter dalam 24 jam).
b. Antipiretik
Seperti golongan asetaminofen (parasetamol), jangan berikan
golongan salisilat karena dapat menyebabkan bertambahan perdarahan.
c. Antikonvulsan
Bila penderita kejang dapat di berikan :
1. Diazepam
2. Fenobarbital
d. Pemberian cairan melalui infus, di lakukan jika pasien mengalami
kesulitan minum dan nilai hematokrit cenderung meningkat.
II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas pasien
Nama, umur ( pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan
usia kurang dari 15 tahun ), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama
orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.
2. Keluhan Utama
Alasan / keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke
rumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Di dapatkan adanya keluhan panas mendadak yang di sertai menggigil
dan saat demam kesadaran compos mentis. Turunnya panas terjadi
antara hari ke 3 dan ke 7 , dan anak semakin lemah. Kadang-kadang di
sertai dengan keluhan batuk, filek, nyeri telan, mual, muntah, anorexia,
diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati
dan pergerakanbola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi
perdarahan pada kulit, gusi ( grade III, IV ), melena, atau hematemesis.
4. Riwayat penyakit yang pernah di derita
Penyakit apa saja yang pernah di derita. Pada DHF, anak bisa
mengalami serangan ulang DHF dengan tipe virus yang lain.
5. Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan
akan timbulnya komplikasi dapat di hindarkan.
6. Riwayat Gizi
Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi. semua anak
dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat
faktor predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami
keluhan mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini
berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang
mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan
sehingga status gizinya menjadi kurang.
7. Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang
kurang bersih seperti air yang menggenang dan gantungan baju di
kamar.
8. Pola kebiasaan
a. Nutrisi dan metabolisme frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan
berkurang, dan nafsu makan menurun.
b. Eliminasi alvi ( buang air besar ). Kadang-kadang anak mengalami
diare / konstipasi. sementara DHF pada grade III-IV bisa terjadi
melena.
c. Eliminasi urine ( buang air kecil ) perlu di kaji apakah sering
kencing, sedikit / banyak, sakit / tidak. pada DHF garade IV sering
terjadi hematuria.
d. Tidur dan istirahat. Anak sering mengalami kurang tidur karena
mengalami sakit / nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan
kualitas tidur maupun istirahatnya kurang.
e. Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan cenderung kurang terutama untuk membesihkan tempat
sarang nyamuk aedes aegypti.
f. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya
untuk menjaga kesehatan.
9. Pemeriksaan fisik
Meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan (grade) DHF, keadaan fisik
anak adalah sebagai berikut.
a. Grade I : Kesadaran kompos mentis, keadaaan umum lemah,
tanda-tanda vital dan nadi lemah.
b. Grade II : Kesadaran kompos mentis , keadaaan uum lemah, ada
perdarahan spontan ptekia, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi
lemah, kecil, dan tidak teratur.
c. Grade III : kesadaran apatis, somenolen, keadaan umum lemah,
nadi lemah, kecil, dan tidak teratur, serta tensi menurun.
d. Grade IV : Kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba,
tensi tidak terukur, pernafasan tidak teratur, ekstremitas dingin ,
berkeringat, dan kulit tampak biru.
e. Sistem Integumen
1) Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul
keringat dingin, dan lembab.
2) Kuku sianosis / tidak
3) Kepala dan leher
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena
demam (flusy), mata anemis, hidung kadang
mengalamiperdarahan (epistaksis) pada grade II,III,IV, pada
mulut di dapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi
perdarahan gusi, dan nyeri telan. Sementara tenggorokan
mengalami hypertemia pharing dan terjadi perdarahan telinga
(pada grade II, III, IV).
f. Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. pada fhoto
thorax terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah
kanan ( efusi pleura ), Rales +, rhonkhi + yang biasanya
terdapat grade III dan IV.
g. Abdomen
Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati ( hepatomegali ), dan
asietas.
h. Ekstremitas
Akral dingin, serta terjadi nyeri otot , sendi, serta tulang.
B. Diagnosa Keperawatan :
NO DIAGNOSA HASIL YANG RENCANA RASIONAL
KEPERAWATAN DIHARAPKAN TINDAKAN
1. Peningkatan -Suhu tubuh Mengkaji saat Untuk
suhu tubuh normal (36- timbulnya demam mengidentifik
(hiperter-mia) 37 Mengobservasi tanda- asi pola de-
sehubungan o
C). tanda vi-tal: suhu, mam pasien.
-Pasien nadi, tensi, Tanda-tanda vital
dengan proses
bebas dari pernapasan seti-ap
pe-nyakit demam.
(viremia).
3 jam atau lebih merupakan
sering.
acuan untuk
Memberikan
mengetahui
penjelasan tentang
keadaan
penyebab demam
umum pasien.
atau pening-katan
Penjelasan
suhu tubuh.
tentang kondisi
Memberikan
yang dialami
penjelasan pada
pasiendapat
pasi-en/keluarga
membantu pa-
tentang hal-hal
sien/keluarga
yang dapat
mengurangi
dilakukan untuk
kecema-san
mengatasi demam
yang timbul.
& menganjurkan
Keterlibatan
pasien
keluarga sangat
/keluarga
be- rarti dalam
untuk
proses
kooperatif.
penyembuhan
Menjelaskan
pasien di rumah
pentingnya tirah ba-
sakit.
ring bagi pasien &
Penjelasan
akibatnya jika hal
yang
tersebut tidak
diberikan
dilakukan.
pada
Menganjurkan pasien
pasien/keluar
untuk ba-nyak
ga akan
minum ± 2,5 l/24
memotivasi
jam & jelaskan
pasien untuk
manfaatnya bagi
kooperatif.
pasi-en.
Peningkatan
Memberikan kompres
suhu tubuh
dingin (pada daerah
mengaki-
axila & lipat paha).
Menganjurkan untuk batkan
tidak mema-kai penguapan
selimut & pakaian tubuh
yang tebal. meningkat
Mencatat sehingga perlu
asupan & diimbangi
keluaran. dengan asupan
. Memberikan terapi cairan yang
cairan in-travena & banyak.
obat- obatan sesuai Kompres
dengan program dingin akan
dokter (masalah membantu
kolaborasi). menurunkan
suhu tubuh.
Pakaian yang
tipis
akan membantu
mengurangi
penguapan
tubuh. Untuk
mengetahui
adanya
ketidak-
seimbangan
cairan tubuh.
Pemberian
cairan sangat
penting bagi
pasien dengan
suhu tinggi.
Pemberian
cairan
merupakan we-
wenang dokter
sehingga
perawat perlu
berkolaborasi
dalam hal ini.
2. Gangguan Kebutuhan Mengkaji keluhan Untuk
pemenuhan nutrisi pasien mual, sakit me-nelan menetapkan
kebutuhan ter-penuhi; & muntah yang cara mengatasi-
nutrisi; kurang pasien mampu dialami oleh pasien. nya. Cara
dari kebutuhan meng- Mengkaji menghidangkan
se- hubungan habiskan cara/bagaimana makanan d-pat
dengan mual, makanan makanan mempengaruhi
muntah, sesuai de-ngan dihidangkan. nafsu makan
anoreksia & porsi yang Memberikan pasien.
sakit saat diberikan/ makanan yang Membantu
menelan. di- mudah ditelan mengurangi
butuhkan. seperti: bubur, tim kelelahan
& dihi-dangkan pasien &
saat masih hangat. meningkatkan
Memberikan asupan
makanan dalam makanan
porsi kecil & karena mudah
frekuensi sering. ditelan.
Menjelaskan Untuk
manfaat menghindari
makanan/ nutrisi mual & muntah.
bagi pasien Meningkatkan
terutama saat pengetahuan
pasien sakit. pasien tentang
Memberikan umpan nutrisi sehingga
balik positif saat motivasi untuk
pasien mau berusaha makan
mengha-biskan meningkat.
makanannya.
Mencatat jumlah/porsi
makanan yang
dihabiskan oleh Memotivasi &
pasien se-tiap hari. meningkatkan
Memberikan se- mangat
nutrisi parenteral pasien.
(kolaborasi Untuk
dengan dokter). mengetahui
Memberikan obat- pemenuhan
obat antasida (anti nutrisi pasien.
emetik) sesuai Nutrisi
program dokter. parenteral
Mengukur berat sangat
badan pasien se- bermanfa-
tiap hari (bila at/dibutuhkan
mungkin). pasien terutama
jika intake per
oral sangat
kurang. Je- nis
& jumlah
pemberian
nutrisi
parenteral
merupakan
wewenang
dokter. Obat
antasida (anti
emetik) mem-
bantu pasien
mengurangi
rasa mual &
muntah.
Dengan
pemberian obat
tersebut
diharapkan
intake nutrisi
pasien
meningkat.
Untuk
mengetahui
status gizi pa-
sien.
3. Kurangnya Pengetahuan Mengkaji tingkat Untuk
pengetahuan pasien/keluar pengetahuan pa- memberikan
tentang proses ga tentang sien/keluarga informasi pada
penyakit, diet, proses tentang penyakit pasien/keluarga
perawatan & penyakit, DHF. , perawat perlu
obat-obatan diet, Mengkaji latar me- ngetahui
pasien perawatan & belakang sejauh mana
sehubungan de- obat-obatan pendidikan informasi atau
ngan kurangnya bagi pasien/keluarga. pengetahuan
informasi. penderita Menjelaskan tentang tentang
proses penya-kit,
DHF penyakit yang
diet, perawatan &
meningkat diketahui
obat-obatan
serta pasien serta
kebe-
pasien/keluar
ga
mampu mence-
ritakann pada pasien dengan naran in-formasi
ya bahasa & ka-ta-kata yang telah dida-
kembali. yang mudah patkan
dimengerti/ sebelumnya.
dipahami. Agar perawat
Menjelaskan semua dapat
prosedur yang akan memberikan
dilakukan & manfaat penjelasan
nya bagi pasien. sesuai dengan
Memberikan tingkat
kesempatan pada pendidikan
pa-ien/keluarga mereka
untuk menanyakan sehingga penje-
hal- hal yang ingin lasan dapat
diketahui sehu- dipahami &
ungan dengan tujuan yang
penyakit yang di- direncanakan
alami pasien. tercapai.
Menggunakan leaflet Agar informasi
atau gambar dalam dapat diterima
memberikan de- ngan mudah
penjelasan (jika & tepat
ada/memungkinkan) sehingga tidak
. menimbulkan
kesalah
pahaman.
Dengan
mengetahui
prosedur atau
tindakan yang
akan dialami,
pasien akan
lebih kooperatif
& kecema-
annya menurun.
Mengurangi
kecemasan &
memo-tivasi
pasien untuk
kooperatif
se-lama masa
perawatan
atau penyem-
buhan.
Gambar-
gambar atau
media cetak
seperti leaflet
dapat
membantu me-
ngingat
penjelasan
yang telah
dibe- rikan
karena dapat
dilihat atau di
baca
berulang kali.
4. Potensial -Tidak terjadi Memonitor tanda- Penurunan
terjadinya tanda-tanda tanda penurunan jumlah
perdarahan perda-rahan trombosit yang trombosit
lebih lanjut lebih lanjut disertai dengan meru- pakan
sehubungan (secara kli- tanda-tanda klinis. tanda-tanda
dengan nis). Memberikan adanya keboco-
trombositopenia -Jumlah penjelasan tentang ran pembuluh
. trombosi pengaruh darah yang
t trombositopenia pada ta-hap
meningk pada pasien. tertentu dapat
at. Memonitor jumlah menimbulkan
trombosit se-tiap hari. tanda-tanda
Menganjurkan klinis berupa
pasien untuk perdara-han
banyak istirahat. (nyata) seperti
Memberikanpenjelasa epistaksis, peti-
n pada pasien kiae, dll.
/keluarga untuk Agar
segera melapor jika pasien/keluarga
ada tanda-tanda mengetahui
perdarahan lebih hal-hal yang
lanjut seperti: mungkin terjadi
hematemesis, pada pasien &
melena, epistaksis. dapat
Menjelaskan obat- membantu
obat yang dibe- mengan-tisipasi
rikan & manfaatnya terjadinya
serta akibat- nya perdarahan ka-
bagi pasien. rena
Mengantisipasi/ trombositopeni
mencegah terjadi- a. Dengan
nya perlukaan atau jumlah
perdarahan: trombosit yang
menggunakan di pantau setiap
sikat gigi lunak. hari, dapat di
memelihara ketahui tingkat
kebersihan kebocoran
mulut. pembuluh
menghindari darah &
tindakan
kemungkinan
invasif melalui
rektum perdarahan
yang
dapat dialami
seperti: pemberian pasien.
obat suppositoria, Aktivitas

enema, rektal pasien yang

termometer. tidak terkon-

menggunakan trol dapat

pencukur lis-trik menyebabkan

(jika pasien butuh terjadinya

bercu-kur). perdarahan.

memberikan tekanan Keterlibatan

5- 10 me- nit keluarga dengan

setiap kali selesai se- gera

mengambil darah. melaporkan


terjadinya
perda- rahan
(nyata) akan
membantu pa-
sien
mendapatkan
penanganan se-
dini mungkin.
Dengan
mengetahui
obat- obatan
yang diminum
& manfaatnya,
ma-ka pasien
akan
termotivasi
untuk mau
minum obat
sesuai dosis
atau jumlah
yang
diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Christanti. 2015. Perawatan Pasien DHF. EGC. Jakarta.


Mansjoer, Arif, et al. 2013. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius;
FKUI. Jakarta
Nancy and Beckle. 2012. NCP for Pediatric Patient ; p. 230-233. The C.V.
Mosby Company, St. Laouis, Washington, Toronto.
Nelson . 2011. Ilmu Kesehatan Anak,volome I ,Edisi 15.EGC. Jakarta
RS Sint. Carolus. Asuhan Keperawatan pada klien dengan DHF.
Rampengan,T.H dan Laurentz,I.R. 2013. Penyakit infeksi tropik pada anak;
EGC.Jakarta
Soedarmo, SP. 2015. Demam Berdarah Dengue. Medika No. 10 Tahun XXI,
Oktober 2015.
Soetjiningsih.2012 Tumbuh Kembang Anak,EGC. Jakarta
Diktat kuliah PSIK.FK.UNAIR,TA: 2010/2011. Surabaya.
PENGKAJIAN

I. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 56 Tahun
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Setia Marga, Karang Dapo
Tanggal masuk RS : 27 Juni 2022
No. Register : 2036xx
Ruangan / Kamar : Al-Amin /2.03
Golongan Darah :-
Tanggal Pengkajian : 27 Juni 2022
Tanggal Operasi :-
Diagnosa Medis : CHF

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. S
Hubungan dengan Pasien : Suami
Pekerjaan : Tani
Alamat : Setia Marga, Karang Dapo

II. KELUHAN UTAMA


Pasien datang pukul 07.45 WIB dengan keluhan demam naik turun
demam hari ke 4, mual, muntah 1 x, perdarahan pada gusi,sejak 1 minggu
yang lalu, pusing, badan lemas, nafsu makan menurun, BAB dan BAK
dalam batas normal ( Biasa )
III. Riwayat penyakit sekarang :
Kesadaran Compos Mentis ( GCS 15 ) E : 4 M : 6 V : 5

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


A. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan tidak ada penyakit menular
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Tidak ada
C. Pernah dirawat / dioperasi
Pasien mengatakan belum pernah dirawat dan juga belum pernah operasi
D. Lamanya dirawat
Pasien belumpernah di rawat di Rumah Sakit.
E. Alergi
Pasien mengatakan tidak ada alergi makanan atauun obat-obatan
F. Imunisasi
Tidak pernah melakukan imunisasi.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


A. Orang tua
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan ataupun menular
B. Saudara Kandung
Pasien mengatakan saudara kandung tidak ada penyakit keturunan
C. Penyakit keturunan yang ada
Pasien mengatakan tidak ada penyakit keturunan
D. Anggota keluarga yang meninggal
Orang tua klien ( ibu )
E. Penyebab meninggal
Pasien mengatakan ibunya meninggal karena faktor usia.
F. Genogram
VI. RIWAYAT/KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Bahasa yang digunakan sehari - hari

Bahasa daerah Jawa

B. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Pasien mengatakan merasa terganggu dengan dengan penyakit yang di


alami

C. Konsep diri

1. Body Image : baik, positif akan penyakitnya

2. Ideal diri : Pasien mengatakan mampu menempatkan diri

3. Harga diri : Pasien mengatakan selalu dihargai oleh


keluarganya

4. Peran diri : Status Pasien di rumah adalah seorang istri dan ibu

5. Personal Identity : cukup baik, Pasien masih mampu mengenali


identitasnya.

D. Keadaan Emosi

Keadaan emosi cukup stabil

E. Perhatian terhadap orang lain / lawan bicara

Perhatiannya cukup baik, Pasien memperhatikan perawat saat di ajak


bicara

F. Hubungan dengan keluarga

Hubungan Pasien dengan keluarga baik, Pasien sering kumpul dengan


keluarga sebelum masuk rumah sakit

G. Hubungan dengan saudara

Hubungan Pasien dengan saudara baik, Pasien sering kumpul dengan


saudara sebelum masuk rumah sakit
H. Hubungan dengan orang lain

Pasien mengatakan baik, Pasien sering berinteraksi atau berkomunikasi


dengan tetangga sebelum masuk rumah sakit ( Pasien rutin pengajian
setiap hari jum’at di kampungnya ( Setia Marga, Karang Dapo )

I. Kegemaran

Pasien mengatakan hanya senang berkumpul dengan keluarganya

J. Daya adaptasi

Pasien dapat beradaptasi dengan baik

K. Mekanisme Koping / pertahanan diri

Baik, daya koping posistif

VII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum

K/U tampak Lemah

B. Tanda – tanda vital

Suhu Tubuh : 38,5o C Puls : 76 x/ Menit

TD : 100/70 mmHg RR : 22 x/ Menit

C. Pemeriksaan kepala dan leher

1. Kepala dan Rambut Kepala

a. Bentuk : Normochepal

b. Ubun-ubun : Anterior Ponthanelle

c. Kulit kepala : Bersih, Tidak terlihat kotoran


Rambut

a. Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut menyebar dan


merata

b. Bau : Sedikit berbau karena klien


jarang keramas (personal
hygiene)

c. Warna kulit : Sawo matang

Wajah

a. Warna kulit : Pucat kemerahan

b. Struktur wajah : struktur wajah oval dan simetris

2. Mata

a. Kelengkapan dan kesimetrisan

Lengkap dan simetris kanan kiri

b. Palpebra

Tidak terdapat edema

c. Konjungtiva dan skelera

Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik

d. Pupil

Normal, saat diberi reflek cahaya pupil mengecil ( isokor )

e. Cornea dan Iris

Normal, tidak ada peradangan, iris berwarna hitam

f. Visus

Ketajaman mata baik, mata tidak rabun


g. Tekanan bola mata

Tidak ada masalah pada tekanan bola mata

3. Hidung

a. Tulang hidung dan posisi septum nasi

Normal dan simetris, posisi septum nasi berada medical

b. Lubang hidung

Tidak ada peradangan, simetris kanan kiri

c. Cuping hidung

Normal, simetris kanan kiri, tidak ada sianosis

4. Telinga
a. Bentuk telinga : normal, simetris kanan kiri
b. Ukuran telinga : normal, anatomis
Lubang telinga : normal, tidak ada kotoran & peradangan
Ketajaman pendengaran : ketajaman mendengar cukup baik.

5. Mulut dan Faring


a. Keadaan bibir : kering & pucat
b. Keadaan gusi dan gigi : tidak ada peradangan
c. Keadaan lidah : kurang bersih & berwarna putih
d. Orofaring : Tidak sakit saat menelan
6. Leher
a. Posisi trakea : nomal
b. Thyroid : tidak ada pembengkakan
c. Suara : serak
d. Kelenjar limfe : Ada sedikit pembengkakan kelenjar limfe
d. Vena jugularis : teraba
e. Denyut nadi karotis : denyut nadi karotis teraba
D. Pemeriksaan Integumen

a. Kebersihan : kulit klien bersih


b. Kehangatan : teraba hangat
c. Warna : sawo matang
d. Turgor : normal, elastis
e. Kelembaban : lembab
f. Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan

E. Pemeriksaan payu dara dan ketiak


 Ukuran dan bentuk payudara : normal, simetris kanan kiri

b. Warna Payudara dan Areola : warna pada aroela lebih gelap

c. Kelainan Payudara & Puting : tidak ada kelainan

F. Pemeriksaan Thoraks / Dada


1. Inspeksi thoraks

a. Bentuk thoraks √ Normal Pigeon Chest

Burrel Chest Flail Chest


Funnel Chest Kifosis Koliasis

b. Ppernafasan
Frekuensi : 22 x / menit
Irama : Teratur
c. Tanda kesulitan bernafas :
Klien mengatakan tidak ada kesulitan bernapas

2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasigetaransuara:
Simetris, terdengar suara getaran kanan kiri ( fremitus )
b. Perkusi:
Ketukan resonan
c. Auskultasi
 Suara nafas : normal, vesikuler

 Suara ucapan : sedikit serak

 Suara tambahan : tidak ada suara tambahan


3. Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi:
ictus cordis tidak terlihat
b. Palpasi
 Pulsasi:
teraba
c. Perkusi:
Bunyi jantung redup

d. Auskultasi
Bunyi jantung :lup-dup, S1-S2
Bunyi tambahan :tidak ada
Murmur :tidak ada
Frekuensi :76/menit
G. Pemeriksaan Abdomen
1. Inspeksi
a. Bentuk abdomen : normal, simetris kiri dan kanan
b. Benjolan / massa : tidak terdapat benjolan / massa
c. Bayangan pembuluh darah : tidak terlihat

2. Auskultasi
a. Peristaltik usus : 12 X / Menit
b. Suara Tambahan : Tidak ada suara tambahan
3. Palpasi
a. Tanda nyeri tekan : ada nyeri tekan
b. Benjolan / Massa : Tidak ada benjolan atau massa
c. Tanda Ascites : Tidak ada tanda ascites
/ menumpukan cairan
d. Hepar : Hepar tidak ada pembengkakan
e. Lien : Lien tidak ada pembengkakan
f. Titik Mc Burney : Tidak ada nyeri tekan di abdomen
4. Perkusi
a. Suara Abdomen : Timpani .
b. Pemeriksaan Ascites : Tidak ada penumpukan cairan

H. Pemeriksaan Kelainan dan daerah sekitarnya


1. Genitalia
a. Rambut Pubis : ada
b. Lubang Uretra : ada
c. Kelainan pada genetalia eksternal dan daerah inguinal
Tidak ada kelainan
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus : ada
b. Kelainan pada anus : tidak ada kelainan
c. Perineum : tidak ada kelainan pada perineum
I. Pemeriksaan Muskuloskeletal / Ekstremitas
1. Kesimetrisan otot : Simetris
2. Pemeriksaan edema : Tidak terdapat edema

3. Kekuatan Otot 5555 5555


5: Gerakan Penuh 5555 5555
4. Kelainan pada ekstrimitas dan kuku :
Tidak ada kelainan pada ektermitas
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat Kesadaran
G C S: 15 E:4 M:6 V:5
2. Meningea Sign
3. Status Mental
a. Kondisi emosi / perasaan
Emosi stabil
b. Orientasi
Pasien mampu berorientasi dengan baik dan saat berada di rumah
sakit
c. Proses berpikir ( Ingatan, ateensi, keputusan, perhitungan)
Proses berpikir baik, yakin akan kesembuhan
d. Motivasi (Kemauan)
klien mengatakan meiliki kemauan untuk sembuh
e. Persepsi
Klien mengatakan akan segera sembuh
f. Bahasa
Bahasa daerah Jawa

4. Nervus Cranialis (Jelaskan Pemeriksaannya/item)


a. Nervus Olfaktorius / N I
Indra penciuman baik, bisa mencium bau
b. Nervus Optikus / N II
Klien mampu menjelaskan perbedaan warna
c. Nervus Okulomotorius / N III, Troklearis / N IV, Abdusen / N VI
Baik, klien dapat membuka mata dengan spontan, pupol mata
mengecil jika terkena cahaya dan bola mata dapat bergerak
d. Nervus Trigeminus / N V
Klien dapat mengekspresikan diri dengan wajah
e. Nervus Fasialis / N VII
Normal, mampu sedikit mendengar baik
f. Nervus Vestibulocochlearis / N VIII
Tidak normal, kesulitan dalam menelan
g. Nervus Glossopharingeus / N IX, Vagus / N X
Sulit dalam menelan
h. Nervus Asesorius / N XI
Sedikit brgerak bahu kepala
i. Nervus Hipoglossus / N XII
Normal, dapat menjulurkan lidah dengan baik

5. Fungsi Motorik
a. Cara berjalan
Klien dibantu keluarga saat berjalan
b. Romberg Test
Klien tampak susah untuk berdiri tegak
c. Tes Jari – hidung
Normal, jari & hidung
d. Pronasi – supinasi test
Normal
e. Heel to shin test
Normal, klien dapat melakukannya

6. Fungsi Sensori
a. Identifikasi sentuhan ringan
Pasien dapat merasakan sentuhan ringan
b. Test tajam – tumpul
Pasien dapat merasakan tajam & tumpul
c. Test panas dingin
Pasien dapat merasakan panas & dingin
d. Test getaran
Pasien dapat merasakan getaran
e. Stereognosis test
Pasien dapat mengenali benda sekitar
f. Graphestesia test
Tidak dilakukan
g. Membedakan dua titik
Klien dapat memebedakan dua titik
h. Tpognosis test
Tidak dilakukan
7. Reflek Kanan Kiri
Kanan kiri
a. Reflek Bisep : + +
b. Reflek Trisep : + +
c. Refleks Brachioradialis : + +
d. Reflek Patelar : + +
e. Reflek Tendon Achiles : + +
f. Reflek Plantar : + +
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
A. Pola Tidur Kebiasaan
Pasien mengatakan biasanya pasien tidur setelah sholat isya ( 20.00
WIB ) dan bangun sebelum waktu subuh ( 04.30 WIB ), Tidak ada
masalah dalam istirahat tidur, sementara untuk hal – hal untuk
mempermudah tidur dalam keadaan sepia tau tidak ada kebisingan, jika
ada kebisingan atau suara – suara maka pasien akan cepat bangun.

B. Pola Eliminasi ( Narasikan Sebelum sakit dan Saat dirawat)


Sementara untuk BAB pasien mengatakan normal, BAB 1 – 2 kali
hari. Lembek dan tidak ada perdarahan, sementara di Rumah Sakit pasien
belum pernah BAB. Dan untuk BAK pasien mengatakan BAK 4-6 kali /
hari tergantung dengan banyak tidaknya minum, BAK tidak ada masalah
atau kelainan.

C. Pola makan dan minum


1. Gejala (Subyektif)
a. Diit (Type) : bubur, nasi, susu jumlah makanan / hari
kolaborasi dengan ahli gizi
b. Pola Diit : Diet Nasi, susu dan bubur
c. Anoreksia : Pasien mengatakan mual dan muntah 1 x
d. nyeri ulu hati : tidak ada nyeri dibagian ulu hati
e. Alergi : tidak ada alergi
f. Berat badan : 72 Kg
2. Tanda ( Obyektif)

a) Berat badan setelah MRS : 72 kg, TB : 158 cm


b) Bentuk tubuh : Normal
c) Waktu pemberian makanan : pagi, siang, malam .
d) Jenis dan jenis makanan : Nasi, bubur dan susu
e) Waktu pemberian cairan : terpasang IVFD RL 500 cc gtt
20x/mmt

3. Masalah Makanan Dan Minum


a) Kesulitan menelan : Tidak ada kesulitan menelan
b) Kesulitan mengunyah : Tidak ada kesulitan mengunyah
4. Upaya mengatasi masalah
Upaya mengatasi masalah dengan makan sedikit tapi sering.

D. Kebersihan diri / Personal Hygiene


a) Pemeliharaan badan : badan bersih, tidak ada kemerahan, dan
pasien mandi 2 x sehari
b) Pemeliharaan gigi dan Gusi : gigi tampak bersih, dan gusi tidak
ada kemerahan.
c) Pemeliharaan kuku : Kuku tampak bersih
E. Pola kegiatan / Aktivitas :
Klien belum bisa melakukan aktivitas secara mandiri.

IX. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG / DIAGNOSTIK


I. Diagnosa Medis
Dengue Hemoragic Fever

II. Pemeriksaan penunjang / diagnostik


 Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan Ket
Tes Normal
Hemoglobin 13.90 14.00-17.40 g/dL -
Hematokrit 38.70 41.50-50.40 % -
Leukosit 7.00 4.50-11.00 Ribu/uL High
Eritrosit 5.10 4.40-6.00 Juta/uL -
Trombosit 55 * 150-450 Ribu/uL -
MCV 75.90 * 80.00-96.00 fL -
MCH 27.30 27.50-33.20 pg -
MCHC 36.00 33.40-35.50 % -
Basofil 0 0-1 % -
Eosinofil 0 0-4 % -
Neutrofil 2 3-5 % -
Batang
Neutrofil 72 46-73 % -
Segmen
Monosit 8 3-9 % High
Gula Darah 105 60-140 mg/dL -
Sewaktu

 Rontgen
Tidak di lakukan
 USG
Tidak dilakukan
 ECG
Tidak dilakukan

Lubuklinggau,

( MEILIA )

X. PENATALAKSANAAN DAN TERAPI


NO NAMA OBAT DOSIS INDIKASI
1. IVFD RL 500cc Gtt 40x/Menit Untuk keseimbangan
cairan dan elektrolit
2. Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam Untuk Antibiotik
3. Inj. Dexametaxone 1 ampul 3 / 24 Untuk mencegah radang`
jam
4. Inj. Pantoprazole 40 mg/24 jam Untuk meredakan gejala
akibat peningkatan asam
lambung
5. Inj. Noveramid 30 mg/24 jam Untuk meredakan nyeri
sedang hingga berat
6. Psidi Untuk membantu
meningkatkan jumlah
trombosit
7. Inj. Paracetamol 500 mg x / 8 Untuk menurunkan suhu
jam tubuh
XI. ANALISA DATA

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O

1. DS : Pasien Mengatakan Infeksi virus dengue Peningkatan Suhu


deman sdh >< sdh 4 hari ni, Tubuh (Hipertermia)
demam naik turun, kepala
Vektor aedes aegypti
pusing.
DO : Akral terasa hangat.
 TD : 100/70 mmHg Virus yg masuk
melalui kulit yg
 P : 89 x / mt
tergigit nyamuk
 RR : 22 x / mt
 T : 38,5˚C
 Leukosit: 7.00 rb /uL Viremia

Stimulasi sel makrotag


DMN u/ produksi
pirogen endogen
Masuk Hipotalamus

Mengganggu
termoregulasi

Hiperpireksia

Peningkatan Suhu
Tubuh (Hipertermia)

2. Volume plasma turun Defisit Nutrisi


DS :
- Pasien mengatakan
mual dan muntah Hematokrit meningkat
- Pasien mengatakan
tidak nafsu makan
Hipoksia jaringan
DO :
- Membran mukosa
pucat Mobilitas usus lambat
- Terdapat sariawan
- TTV
Mual muntah
 TD : 100/70 mmHg
 P : 89 x / mt
 RR : 22 x / mt Defisit Nutrisi

 T : 38,5˚C
2.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny.S Diagnosa Medis : DHF
No. Reg : 2036xx Ruangan : Al-Amin
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
1. Hipertermia b.d proses Setelah dilakukan tindakan SIKI : Manajemen hipertermia -untuk mengetahui
penyakit keperawatan 3x24 jam Observasi hipertermia atau suhu panas
diharapkan hipertermi -identifikasi penyebab hipertermia (ms. - untuk mengetahui suhu
membaik dengan kriteria hasil : Dehidrasi, terpapar panas) tubuh pasien
- monitor suhu tubuh - untuk menurunkan suhu
Kriteria 1 2 3 4 5 tubuh
hasil Terapeutik - anjurkan pakaian dilepas
Suhu √ - sediakan lingkungan yang dingin - anjurkan pemakaian oksigen
tubuh - longgarkan pakaian atau - anjurkan tirah baring
lepaskanpakaian - anjurkan pemberian obat
Suhu √ - berikan oksigen, jika perlu (PCT)
kulit - anjurkan minum sedikit tapi
Edukasi sering
Ket: - anjurkan tirah baring
1. : memburuk
2. :cukup memburuk Kolaborasi
- kolaborasi pemberian cairan dan
3. :sedang elektrolit intravena, jika perlu
4. :cukup membaik - kolaborasi pemberian obat terapi
5. :membaik

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama Pasien : Ny.S Diagnosa Medis : DHF
No. Reg : 2036xx Ruangan : Al-Amin
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
2. Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan SIKI : Manajemen Nutrisi -untuk mengetahui
ketidakmampuan keperawatan 3x24 jam Observasi status nutrisi
mengabsorbsi nutrient diharapkan defisit nutrisi -identifikasi status nutrisi
membaik dengan kriteria hasil : -identifikasi makanan yang disukai -agar mencegah terjadinya
konstipasi
Kriteria 1 2 3 4 5 Terapeutik
hasil - berikan makanan tinggi serat untuk -untuk menentukan diet apa
Nafsu √ mencegah konstipasi yang sesuai dengan klien
Makan
Edukasi -untuk menyesuaikan jumlah
Frekuensi √ - ajarkan diet yang diprogramkan kalori dan jenis nutrient yang
makan dibutuhkan
Membran √ Kolaborasi
mukosa - kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
Ket: nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
1. : memburuk
2. :cukup memburuk
3. :sedang
4. :cukup membaik
5. :membaik

CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN


Nama Pasien : Ny.S Diagnosa Medis : DHF
No. Reg : 2036xx Ruangan : Al-Amin
No Hari / Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Ttd
1. Senin , 27 Juni Hipertermia b.d proses penyakit Pukul: 08:45 wib Pukul: 12:30wib
2022 1.Mengidentifikasi penyebab hipertermi S: klien mengatakan masih demam
DS : Pasien Mengatakan deman R: untuk mengetahui penyebab penyakit pusing
sdh >< sdh 4 hari ni, demam naik 2. Memonitor suhu tubuh O: klien tampak gelisah
turun, kepala pusing. R: untuk mengetahui suhu tubuh pasien TTV
TD:110/80 mmHg P : 80x/m
DO : Akral terasa hangat. Pukul 10:00wib T :37,5 C RR : 22x/m
 TD : 100/70 mmHg 3. Melonggarkanpakaian Pasien A:Masalah belum teratasi
 P : 89 x / mt R: untuk meredakan suhu pasien, Kriteria 1 2 3 4 5
 RR : 22 x / mt kompres dengan air hangat kuku hasil

 T : 38,5˚C Suhu √

 Leukosit: 7.00 rb /uL Pukul 12:00wib tubuh


4. Berkolaborasi Dengan Tim Medis Suhu √
pemberian obat kulit
R: paracetamol P:Intervensi dilanjutkan
-indentifikasi penyebab
hipertermi
-monitor suhu tubuh
-longgar kan pakaian pasien
-kolaborasi pemberian obat
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Nama Pasien : Ny.S Diagnosa Medis : DHF
No. Reg : 2036xx Ruangan : Al-Amin
No Hari / Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Ttd
2. Senin, 27 Juni Defisit Nutrisi b.d Pukul: 08:45wib Pukul: 12:30wib
2022 ketidakmampuan mengabsorbsi 1. Mengidentifikasi status nutrisi S: klien mengatakan susah menelan
nutrient R: survey konsumsi makanan dan sakit tenggorokan
2.Mengidentifikasi makanan yang O: - k/u lemah
DS :
disukai - TTV
- Pasien mengatakan mual
dan muntah R: menjelaskan tujuan makanan yang TD:110/80 mmHg P : 80x/m
- Pasien mengatakan tidak disukai T :37,5 C RR : 22x/m
nafsu makan A: Masalah belum teratasi
DO : Pukul 09:00wib Kriteria 1 2 3 4 5
- Membran mukosa pucat 3. Berberikan makanan yang tinggi serat hasil
- Terdapat sariawan R: konsultasi denganah ligizi Nafsu √
- TTV Makan
 TD : 100/70 mmHg Pukul 10:00wib
 P : 89 x / mt 4. Menganjurkan posisi duduk Frekuensi √
 RR : 22 x / mt R:duduk 30-45◦ dan buat senyaman makan

 T : 38,5˚C mungkin Membran √


Pukul 10:10 wib mukosa
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jenis nutrient yang P: Intervensi dilanjutkan
dibutuhkan -identifikasi status nutrisi
R: jenis makananbubur,susu -identifikasi makanan yang
disukai
-berikan makanan yang tinggi
serat
-anjurkan posisi duduk
-kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jenis nutrient
yang dibutuhkan

CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN


Nama Pasien : Ny.S Diagnosa Medis : DHF
No. Reg : 2036xx Ruangan : Al-Amin
No Hari / Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Ttd
1. Selasa, 28 Juni 2022 Hipertermia b.d proses Pukul: 09:00 wib Pukul: 12:30 wib
penyakit 1. Menidentifikasi penyebab S:- klien mengatakan demam
DS : hipertermi berkurang
- Pasien Mengatakan - Klien mengatakan pusing
R : untuk mengetahui penyebab
deman berkurang
penyakit
- kepala pusing.
2. Memonitor suhu tubuh O: - klien tampak masih lemah
R : untuk mengetahui suhu tubuh - TTV
DO : Akral terasa hangat. pasien TD:110/70 mmHg P : 70x/m
 TD : 100/80 mmHg T :37,2 C RR : 20x/m
 P : 80 x / mt Pukul 10:00 wib A:Masalah belum teratasi

 RR : 21 x / mt 3. Melonggarkan pakaian atau Kriteria 1 2 3 4 5

 T : 37,5˚C lepaskan baju pasien hasil


R : untuk meredakan suhu pasien Suhu √
tubuh
Pukul 12:00 wib Suhu √
4. Berkolaborasi pemberian obat kulit
R : paracetamol P:Intervensi dilanjutkan
-indentifikasi penyebab hipertermi
-monitor suhu tubuh
-longgarkan pakaian atau lepaskan
-kolaborasi pemberian obat
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Nama Pasien : Ny.S Diagnosa Medis : DHF
No. Reg : 2036xx Ruangan : Al-Amin
No Hari / Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Ttd
2. Selasa, 28 Juni Defisit nutrisi b.d ketidak Pukul: 09:00wib Pukul: 12:30 wib
2022 mampuan menelan makanan 1. Mengidentifikasi status nutrisi S: - klien mengatakan nafsu makan
DS : R : survey konsumsi makanan sudah ada nafsu makan sedikit
- Klien mengatakan nafsu 2. Mengidentifikasi makanan yang sedikit
makan berkurang disukai O: - k/u lemah
- Klien mengatakan masih R: menjelaskan tujuan makanan yang - Porsimakantidakhabis
susah menelan disukai - TTV
DO : TD:110/70 mmHg P :
- k/u lemah Pukul 10:00 wib 70x/m
- Klien tampak makan lebih 3. Memberikan makanan yang tinggi T :37,2 C RR :
banyak dari sebelumnya serat 20x/m
 TD : 100/80 mmHg R : konsultasi dengan ahli gizi A: Masalah belum teratasi
 P : 80 x / mt Kriteria 1 2 3 4 5
 RR : 21 x / mt Pukul 11:20 wib hasil

 T : 37,5˚C 4. Menganjurkan posisi duduk Nafsu √

- R : duduk 30-45◦ dan buat senyaman Makan


mungkin
Frekuensi √
Pukul 12:10 wib makan
1. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk Membran √
menentukan jenis nutrient yang mukosa
dibutuhkan
P: Intervensi dilanjutkan
R: jenis makanan bubur, susu
-identifikasi status nutrisi
-identifikasi makanan yang
disukai
-berikan makanan yang tinggi
serat
-kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jenis nutrient
yang dibutuhkan

CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN


Nama Pasien : Ny.S Diagnosa Medis : DHF
No. Reg : 2036xx Ruangan : Al-Amin
No Hari / Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Ttd
1. Rabu, 29 Juni 2022 Hipertermia b.d proses Pukul: 10:00wib Pukul: 12:30 wib
penyakit 1. Mengidentifikasi penyebab S: - klien mengatakan sudah tidak demam
DS : hipertermi dan tidak sakit kepala
- Klien mengatakan sudah R: untuk mengetahui penyebab O: - k/u membaik
tidak lagi demam penyakit - TTV
- Klien mengatakan kepala 2. Memonitor suhu tubuh TD:110/80 mmHg P : 80x/m
pusing berkurang R: untuk mengetahui suhu T :36,8 C RR : 22x/m
DO : tubuh pasien A: Masalah teratasi
- k/u membaik Krite 1 2 3 4 5
Pukul 11:00wib
- TTV 3. Melonggarkan pakaian atau ria
TD : 120/70 mmHg lepaskan baju pasien hasil
T : 36,5C R: untuk meredakan suhu Suhu √
P : 84x/m pasien tubu
RR : 20x/m h
Pukul 12:00 wib
4. Berkolaborasi pemberian Suhu √
obat kulit
R: paracetamol

P:intervensi dihentikan.
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Nama Pasien : Ny.S Diagnosa Medis : DHF
No. Reg : 2036xx Ruangan : Al-Amin
No Hari / Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Tt
d
2. Rabu, 29 Juni Defisit nutrisi b.d ketidak Pukul: 10:00 wib Pukul: 12:30 wib
2022
mampuan menelan makanan 1. Mengidentifikasi status S:- klien mengatakann afsu makan sudah ada dan
DS : nutrisi tidak nyeri
- klien mengatakan nafsu R : survey konsumsi makanan O: - k/u membaik
makan sudah ada , 2. Mengidentifikasi makanan - TTV
tidak Susah menelan yang disukai TD:110/80 mmHg P : 80x/m
DO : R : menjelaskan tujuan makanan T :36,8 C RR : 22x/m
- k/u baik yang disukai A: Masalah teratasi
- TTV Kriteria 1 2 3 4 5
TD : 120/70 mmHg Pukul 11:00 wib hasil
T : 36,5C 3. Memberikan makanan yang Nafsu √
P : 84x/m tinggi serat Makan
RR : 20x/m R : konsultasi dengan ahli gizi
Frekuen √
Pukul 12:00 wib si makan
4. Menganjurkanposisiduduk Membra √
R : duduk 30-45◦ dan buat n
senyaman mungkin mukosa
5. Berkolaborasi dengan ahli P:Intervensi dihentikan
gizi untuk menentukan jenis
nutrient yang dibutuhkan
R : jenis makanan bubur, susu

Anda mungkin juga menyukai