Profesional islami
Oleh
402023058
2. Etiologi
Manifestasi klinis pada penderita DHF antara lain (Nurarif & Kusuma
2015) :
a) Demam dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai
dengan dua atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut:
1) Nyeri kepala
2) Nyeri retro-orbital
3) Myalgia atau arthralgia
4) Ruam kulit
5) Manifestasi pendarahan seperti petekie atau uji bending
positif
6) Leukopenia
7) Pemeriksaan serologi dengue positif atau di temukan
DD/DBD yang sudah di konfirmasi pada lokasi dan
waktu yang sama
b) Demam berdarah dengue
Berdasarkan kriteria WHO 2016 diagnosis DHF
ditegakkan bila semua hal dibawah ini dipenuhi :
3) Hipotensi
Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu (Nurarif & Kusuma
2015) :
7. Penatalaksanaan
1) Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air
sirup, susu untuk mengganti cairan yang hilang akibat
kebocoran plasma, demam, muntah, dan diare.
rinsip metode ini adalah mengukur campuran titer IgM dan IgG
berdasarkan pada kemampuan antibody-dengue yang dapat
menghambat reaksi hemaglutinasi darah angsa oleh virus dengue
yang disebut reaksi hemaglutinasi inhibitor (HI).
Merupakan uji serologi yang paling spesifik dan sensitif untuk virus
dengue. Menggunakan metode plague reduction neutralization test
(PRNT). Plaque adalah daerah tempat virus menginfeksi sel dan
batas yang jelas akan dilihat terhadap sel di sekitar yang tidak
terkena infeksi.
A. DATA UMUM
Tanggal pengkajian : 25-09-2023 jam 15.30 Hubungan dengan anak: Ibu kandung
B. RIWAYAT KESEHATAN
I. Keluhan Utama
Keluarga klien mengatakan anaknya mengalami panas naik turun di sertai mual muntah.
Klien masuk rumah sakit pada tanggal 25-09-2023 jam 22.00. Pada saat dilakukan pengkajian
klien mengeluh panas naik turun selama 5 hari di sertai mual muntah nafsu makan menurun
dengan hasil lab menunjukan anaknya positif DHF. Bibir kering dan juga terdapat luka
dibagian bibir . klien mengeluh susah untuk beraktivitas karena badan terasa lemas.
1. Prenatal
3. Postnatal
.................................................................................
......
.................................................................................
......
.................................................................................
......
.................................................................................
......
.................................................................................
......
DPT Campak
V. Pengkajian Fisiologis
1. OKSIGENASI
□ Sekret :
□ Batuk □ lain-lain…..
Hasil Laboratorium
Thorax
Ct Scan
2. NUTRISI
PERILAKU
Puasa □ Ya tidak
3. PROTEKSI
Pengkajian Nyeri
4. SENSASI
□ Buta [R L] □ Katarak [R L]
Hasil Lab
6. ELIMINASI
Buang air kecil Frekuensi : 3-5 x/hr □ oliguri □ disuria □anuria
□incontinensia □ retensi
Hasil laboratorium
Gangguan
neuromuscular
Mobilisasi
Jumlah jam tidur Tidur siang : 1-2 jam tidur malam : 5-6 jam
8. NEUROLOGI
9. ENDOKRIN
PERILAKU
Buruk
VIII. KETERGANTUNGAN
Respon peradangan
(merah/panas)
Sensitifitas
(nyeri/suhu)
2. Neurologi
Frekuensi (waktu) BAB setiap hari, BAK 3- BAB setiap hari, BAK 3-
4x/hari. 5x/hari.
Konsistensi Pada BAB konsistensinya Pada BAB konsistensinya
lembek cair
Bowel status
Present
Absent
Hyperactive
Hypoactive
Kebiasaan sebelum Tidak ada kebiasaan sebelum Tidak ada kebiasaan sebelum
tidur tidur tidur
Alat bantu aktifitas Tidak memakai alat bantu Tidak memakai alat bantu
PEMERIKSAAN KECEMASAN
X. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Hasil
Nama Nilai
tanggal Satuan
Pemeriksaan Rujukan
25/08/2023
Hasil Laboratorium
Hemoglobin 10,9 10,7-14,7 g/dL Normal
Hematokrit 31 33-43 % Rendah
150.000 - Rendah
Trombosit 98.000 Sel/mm3
400.000
4.500- Rendah
Leukosit 3.500 Sel/mm3
10.000
XI. THERAPI
C. ANALISA DATA
ceftriaxone 2 x 50 mg ↓
D. PRIORITAS MASALAH
1. Hipertermi b.d proses penyakit d d.d panas naik turun suhu 40,2
1. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia - Mengetahui dan memonitor TTV
keperawatan selama 1x8 jam klien
Observasi:
suhu tubuh tetap berada pada
- Menyeimbangkan kebutuhan cairan
rentang normal dengan 1. Identifikasi penyebab hipertermia (mis.
klien
kriteria hasil: dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
penggunaan inkubator) - Menurunkan suhu dengan teknik non
- Suhu tubuh membaik
2. Monitor suhu tubuh farmakologis
(37.5)
3. Monitor kadar elektrolit - Meminimalisir jumlah kegiatan klien
4. Monitor haluaran urine
- Membantu menurunkan suhu dengan
5. Monitor komplikasi akibat hipertermia
farmakologi
Terapeutik: - Memantau perubahan tekanan darah,
Edukasi
Kolaborasi
10. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu
2 Deficit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi Mengidentifikasi status nutrisi
. keperawatan selama 3x24 jam
Observasi: - Mengidentifikasi alergi dan
nutrisi terpenuhi dengan kriteria
hasil: 1. Identifikasi status nutrisi
intoleransi makanan
2. Identifikasi alergi dan intoleransi
- Porsi makan yang di makanan - Mengidentifikasi makanan yang
habiskan meningkat 3. Monitor asupan makanan
4. Monitor berat badan disukai
- Nafsu makan meningkat
Terapeutik:
- Frekuensi makan - Mengidentifikasi kebutuhan
5. Sajikan makanan secara menarik dan
meningkat suhu yang sesuai kalori dan jenis nutrient
Edukasi
- Memonitor asupan makanan
6. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Kolaborasi
- Memonitor berat badan
7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis - Monitor hasil pemeriksaan
nutrien yang dibutuhkan
laboratorium
Promosi Berat Badan
jika mampu
Pemantauan Elektrolit
1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia (mis. dehidrasi, S: Ibu pasien mengatakan pasien demam nya sudah
terpapar lingkungan panas, penggunaan inkubator) menurun
Memonitor suhu tubuh
O: suhu tubuh pasien sudah menurun 37,5
Memonitor kadar elektrolit
A: Hipertermi teratasi dilihat dari suhu tubuh pasien yang
Memonitor haluaran urine
mulai menurun
Memonitor komplikasi akibat hipertermia
P: Masalah teratasi
Membasahi dan kipasi permukaan tubuh
2. Mengidentifikasi status nutrisi S: Ibu pasien mengatakan pasien mulai mau makan dan
Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan sudah tidak mual muntah
Memonitor asupan makanan
O: pasien menghabiskan makanan
Memonitor berat badan
Melakukan oral hygiene sebelum makan, Jika perlu A: deficit nutrisi teratasi dilihat dari pasien yang mulai
Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai menghabiskan makanan dan tidak ada mual muntah
Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
P: Masalah teratasi
Mengolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
Mengidentifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
Memonitor adanya mual dan muntah
Menyediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien
Memberikan pujian kepada pasien untuk peningkatan yang
dicapai
Menjelaskan jenis makanan yg bergizi tinggi, terjangkau
3. Memeriksa tanda dan gejala hipovolemik. S: Ibu pasien mengatakan pasien sudah merasah lebih
Memberikan asupan cairan oral. sehat
Menganjurkan perbanyak asupan cairan oral. O: Tanda gejala dan status cairan pada pasien sudah
Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis. mulai normal
Mengidentifikasi kemungkinan penyebab ketidak
A: Hipovolemik teratasi dilihat dari status cairan pasien
seimbangan elektrolit.
yang mulai normal
Memonitori tanda dan gejala hiponatremia
Memonitori tanda dan gejala hipokalsemia P: Masalah teratasi