Anda di halaman 1dari 5

Latar Belakang

Dengue Hemorrhage Fever (DHF) umumnya ditularkan melalui nyamuk yang


terinfeksi virus dengue. Pada pasien DHF dapat ditemukan beberapa gejala seperti
suhu tubuh tinggi serta mengigil, mual, muntah, pusing, pegal-pegal, bintik-bintik
merah pada kulit. Pada hari ke 2-7 demam dapat meningkat hingga 40-410C serta
terdapat beberapa perdarahan yang kemungkinan muncul berupa perdarahan dibawah
kulit (ptekia), hidung dan gusi berdarah, serta perdarahan yang terjadi didalam tubuh,
tanda dan gejala tersebut menandakan terjadinya kebocoran plasma (Centre of Health
Protection, 2018).

Klien dengan DHF akan mengalami kekurangan volume cairan pada tubuh yang
disebabkan adanya kebocoran plasma. Tubuh mengeluarkan zat-zat sikotin sebagai
reaksi imun terhadap virus dengue. Kemudian zat-zat tersebut berkumpul dipembuluh
darah yang mengakibatkan kebocoran plasma. Kondisi lebih lanjut pada pasien yang
mengalami kekurangan volume cairan dapat menyebabkan tubuh mengalami
dehidrasi. Pada dehidrasi berat, akan terjadi penurunan kesadaran (Musyayyadah,
2015).

1. Pengertian DHF

Demam dengue atau DF dan demam berdarah dengue atau DBD (dengue
hemorrhagic fever disingkat DHF) adalah penyakit infeksi yangdisebabkan
oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri ototdan/atau nyeri
sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,trombositopenia dan
ditesis hemoragik. Pada DHF terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan
hemokosentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga
tubuh. Sindrom renjatan dengue yang ditandai oleh renjatan atau syok
(Nurarif & Kusuma 2015)

2. Klasifikasi DHF

Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu ( Nurarif & Kusuma 2015) :
a. Derajat I yaitu demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunya
manifestasi perdarahan dalam uji tourniquet positif, trombositopenia,
himokonsentrasi.
b. Derajat II yaitu seperti derajat I, disertai dengan perdarahan spontan
pada kulit atau perdarahan di tempat lain.
c. Derajat III yaitu ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi
cepat dan lemah, tekanan darah menurun (20 mmHg atau kurang) atau
hipotensi disertai dengan sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan
lembab dan anak tampak gelisah.
d. Derajat IV yaitu syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak
teratur.
3. Etiologi DHF
Virus dengue merupakan penyebab dari penyakit DHF. Virus dengue
merupakan virus kelompok B atau arthropode-bornevirus. Virus dengue
menular melalui suntikan nyamuk Aedes Aegepty atau nyamuk Aedes
Albopictus yang terinfeksi oleh virus saat menghisap darah seseorang yang
sehat.
4. Patofisiologi
Nyamuk Aedes yang terinfeksi atau membawa virus dengue menggigit
manusia. Kemudian virus dengue masuk kedalam tubuh dan berdar dalam
pembuluh darah bersama darah. Virus kemudian bereaksi dengan antibody
yang mengakibatkan tubuh mengaktivasi dan melepaskan C3 dan C5. Akibat
dari pelepasan zat-zat tersebut tubuh mengalami demam, pegal dan sakit
kepala, mual, ruam pada kulit. Pathofisiologi primer pada penyakit DHF
adalah meningkatnya permeabilitas membran vaskuler yang mengakibatkan
kebocoran plasma sehingga cairan yang ada diintraseluler merembes menuju
ekstraseluler. Tanda dari kebocoran plasma yakni penurunan jumlah
trombosit, tekanan darah mengalami penurunan, hematokrit meningkat. Pada
pasien DHF terjadi penurunan tekanan darah dikarenakan tubuh kekurangan
hemoglobin, hilangnya plasma darah selama terjadinya kebocoran,
(Kardiyudiana, 2019).

5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada penderita DHF antara lain adalah (Nurarif & Kusuma
2015) :
a. Nyeri kepala
b. Nyeri retro-orbital 18
c. Myalgia atau arthralgia
d. Ruam kulit
e. Manifestasi perdarahan seperti petekie atau uji bending positif
f. Leukopenia

Berdasarkan kriteria WHO 2016 diagnosis DHF ditegakkan bila semua hal
dibawah ini dipenuhi :

a. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersifat
bifastik
Manifestasi perdarahan yang berupa :
b. Uji tourniquet positif
c.Petekie, ekimosis, atau purpura
d. Perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi), saluran cerna,
tempat bekas suntikan
e. Hematemesis atau melena
f. Trombositopenia <100.00/ul
g. Kebocoran plasma yang ditandai dengan Peningkatan nilai hematokrit
> 20% dari nilai baku sesuai umur dan jenis kelamin
h. Penurunan nilai hematokrit > 20% setelah pemberian cairan yang
adekuat
i. Tanda kebocoran plasma seperti : hipoproteinemi, asites, efusi pleura
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan pada penderita DHF
(Wijayaningsih 2017) :
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan darah rutin dilakukan untuk memeriksa kadar hemoglobin,
hematokrit, jumlah trombosit. Peningkatan nilai hematokrit yang selalu
dijumpai pada DHF merupakan indicator terjadinya perembesan plasma. Pada
demam dengue terdapat Leukopenia pada hari kedua atau hari ketiga. Pada
demam berdarah terdapat trombositopenia dan hemokonsentrasi. Pada
pemeriksaan kimia darah: Hipoproteinemia, hipokloremia,SGPT, SGOT,
ureum dan Ph darah mungkin meningkat.
7. Penatalaksanaan
Pada umumnya masalah yang ada pada pasien DHF yakni demam tinggi
disertai menggigil. Pada pasien demam dapat dilakukan pemberian kompres
hangat untuk menurunkan demam. Selain itu pasien DHF juga mengalami
kekurangan volume cairan dikarenakan demam karena pindahnya cairan
interavaskuler ke ekstravaskuler. Tindakan yang dapat dilakukan yaitu
mengganti cairan yang hilang dengan meningkatkan asupan secara oral
misalnya makan dan minum air yang cukup, pemberian oralit serta pemberian
cairan secara parenteral (Jannah, 2019).
8. Kompilkasi

Komplikasi pada DHF menurut Nur Wakhidah (2015) yaitu:

a. Dehidrasi sedang sampai berat.


b. Nutrisi kurang dari kebutuhan.
c. Kejang karena demam terlalu tinggi yang terus menerus.

Selain itu komplikasi dari pemberian cairan yang berlebihan akan


menyebabkan gagal nafas, gangguan pada elektrolit, gula darah menurun,
kadar natrium, kalsium juga menurun, serta dapat mengakibatkan gula darah
diatas normal atau mengalami peningkatan (Jannah, 2019).

Anda mungkin juga menyukai