Disusun oleh:
SN202010
virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi
dan orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa
demam akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi. Dengue adalah suatu infeksi
Arbovirus (Artropod Born Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes
2. Etiologi
Empat virus dengue yang berbeda diketahui menyebabkan demam
yang terinfeksi virus. Nyamuk Aedes aegypti adalah spesies utama yang
menyebar penyakit ini. Ada lebih dari 100 juta kasus baru demam berdarah
2
antibodi terhadap virus demam berdarah dari infeksi sebelumnya
(Vyas, et al, 2017).
Virus dengue termasuk genus Flavirus, keluarga flaviridae terdapat
4 serotipe virus dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4, keempatnya
ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 serotype terbanyak. Infeksi
salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang
bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe
lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan
yang memadai terhadap serotipe lain. Seseorang yang tinggal di
daerah epidermis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe
selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di
berbagai daerah di Indonesia (Nurarif & Kusuma, 2017).
3. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis pada penderita DHF antara lain adalah (Nurarif &
Kusuma 2017) :
a. Demam dengue
3
b. Demam berdarah dengue
4
Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu (Nurarif &
Kusuma 2017) :
d. Derajat IV yaitu syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah
tidak teratur
4. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada anak yang mengalami demam
berdarah dengue yaitu perdarahan massif dan dengue shock
syndrome (DSS) atau sindrom syok dengue (SSD). Syok sering terjadi
pada anak berusia kurang dari 10 tahun. Syok ditandai dengan nadi
yang lemah dan cepat sampai tidak teraba, tekanan nadi menurun
menjadi 20 mmHg atau sampai nol, tekanan darah menurun dibawah
80 mmHg atau sampai nol, terjadi penurunan kesadaran, sianosis di
sekitar mulut dan kulit ujung jari hidung, telinga, dan kaki teraba
dingin dan lembab, pucat dan oliguria atau anuria (Pangaribuan 2017).
viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di
5
menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah yang
menyebabkan perpindahan cairan dan plasma dari intravascular ke
intersisiel yang menyebabkan hipovolemia. Trombositopenia dapat
terjadi akibat dari penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari
antibodi melawan virus (Murwani 2018).
Akibat aktivasi C3 dan C5 akan di lepas C3a dan C5a dua peptida yang
6
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler di buktikan dengan
7
Pathway
Breath Blood
Brain
sistim Aktivasi Virus Pelepasan
Mengaktifkan Agregasi
komplemen trombosit C3 dan C5 masuk ke neurotransmitter
dalam (histamine, bra
Aktivasi Melepas Permeabilitas pembuluh dikinin,
C3 dan C5 adensonin di dinding darah postaglandin
phosphat
pembuluh
Pelepasan (ADP) darah Menstimulasi Berikan dengan
anafilatoksim sel host reseptor nyeri
(C3a, C5a) Thrombosis Menghilangnya inflamasi (IP-3)
mengalami plasma melalui (seperti Impuls nyeri
Permiabilitas kerusakan endotel dinding mikrofag masuk ke
dinding metamorfosis pembuluh neutrofil thalam us
pembuluh darah
darah Trombositopenia Mmemproduksi Nyeri
8
Permiabilitas Resiko Endhothelium Bowel Bone
Syok Bladder
dinding
hipotalamus
pembuluh Aktivasi C3 dan C5
meningkatkan Perpindahan
darah Hipotensi ,
produksi
Pemeabilitas Hepato- cairan ke
nadi cepat
postaglandin dan dinding splenomegali esktravaskuler
Menghilangnya dan lemah
neurotransmiter pembuluh
plasma melalui
darah Mendesak Penurunan
endotel dinding Penurunan
Prostaglandin
lambung kebutuhan
pembuluh O2 dalam
berikatan dengan
Menghilangnya O2, Nutrisi
darah jaringan
neuron prepiotik
di hipotalamus
plasma melalui HCL Metabolisme
endotel dinding SGOT, SGPT menurun
Kebocoran pembuluh darah Mual muntah
plasma (ke Meningkatkan
Nafsu makan Lemah pusing
ekstravaskuler thermostat “set
Kebocoran menurun frekuensi nadi
pointt” pada pusat
plasma dan pernafasan
Penumpukan termoregulator
(keextravaskuler)
meningkat
cairan pada
Masukan Nutrisi
pleura Demam
Syok Kurang
Intoleransi
Penurunan Defisit Nutrisi
Pola Nafas Aktivitas
Hipertermi
Tidak Efektif
sirkulasi ke ginjal
9
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat
- Keluhan Utama
- Riwayat Imunisasi
10
- Riwayat Gizi
11