Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN INTRANATAL CARE (INC) DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS SUNGAI DURIAN KABUPATEN KUBU RAYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik


Stase Keperawatan Maternitas

Koordinator Mata Kuliah:


Ns. Revani Hardika, M.Kep

Disusun Oleh:

RIZKI UTARI MAULIDIYA


NIM. 201133059

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN PONTIANAK
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2020
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

VISI
"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam
Bidang Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di
Tingkat Regional Tahun 2020"

MISI
1. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang
Berbasis  Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Unggul dalam
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
IPTEK dan Teknologi Tepat Guna.
4. Mengembangkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Mandiri,
Transparan dan Akuntabel.
5. Mengembangkan kerjasama baik lokal maupun regional.

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN INTRANATAL CARE (INC)

Mata Kuliah : Praktek Klinik Keperawatan Maternitas


Semester : I (Ganjil)
Institusi : Poltekkes Kemenkes Pontianak
Prodi : Profesi Ners

Pontianak, 12 Januari 2021


Mahasiswa

Rizki Utari Maulidiya


NIM. 201133059

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Revani Hardika M.Kep


Harry Susilo, S.Kep., Ns
NIP.1990003230180502
NIP.198612232017101001

KATA PENGANTAR

ii
Dengan memanjatkan rasa puji dan syukur kita haturkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas
asuhan keperawatan ini dapat terselesikan tepat pada waktunya.
Terselesainya makalah ini berkat kerja sama dari berbagai pihak untuk itu
kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ns. Revani Hardika M.Kep dan tim
selaku koordinator Praktik Klinik Matenitas, serta tidak lupa pula kami
berterimaksih kepada :
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Pontianak
2. Ibu Nurbani, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Singkawang
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak
3. Ibu Ns. Puspa Wardhani, M.Kep selaku Ketua Prodi Ners Keperawatan
Pontianak Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak
4. Bapak Harry Susilo, S.Kep.,Ns selaku pembimbing klinik puskesmas sungai
durian
5. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Profesi Ners Keperawatan Pontianak yang
telah bekerja sama dengan baik dalam penyusunan laporan dan melaksanakan
pengabdian masyarakat stase komunitas.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan baik dari sisi penulisan maupun sistem penulisan, karena
keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf dan
mengucapkan terimakasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang disajikan pada makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua.
Pontianak, 12 Januari 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I KONSEP DASAR.......................................................................................1
A. Definisi Intranatal Care.........................................................................1
B. Etiologi..................................................................................................1
C. Patofisiologi..........................................................................................2
D. Tanda dan Gejala...................................................................................3
E. Komplikasi............................................................................................6
F. Klasifikasi.............................................................................................6
G. Pemeriksaan Diagnostik......................................................................11
BAB II WOC........................................................................................................13
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.............................................15
A. Pengkajian...........................................................................................15
B. Masalah Keperawatan.........................................................................20
C. Perencanaan Keperawatan..................................................................20
D. Intervensi Keperawatan.......................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23

iv
BAB I
KONSEP DASAR

A. Definisi Intranatal Care


Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan
proses fisiologis dan berkesinambungan (Ikke, 2018).
Persalinan atau Partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan
selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usiakehamilan yang cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak
uterus berkontrasi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka
dan menipis dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu
dikatakan belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan
perubahan serviks (Damayanti, 2015)

B. Etiologi
a. Teori penurunan hormon progesterone.
Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Terdapat keseimbangan antara kadar
progesterone dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan
kadar progesterone menurun sehingga menimbulkan his.
b. Teori oxytocin.
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot – otot rahim.
c. Teori plasenta menjadi tua.
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesterone yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal
ini akan menimbulkan his.

1
d. Teori prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan.
e. Pengaruh janin.
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada
anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya.
f. Teori distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia
otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
g. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser
dan ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.

C. Patofisiologi
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin
untuk menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Terdapat delapan gerakan posisi
dasar yang terjdai ketika janin berada dalam presentasi vertex sefalik.
Gerakan tersebut, sebagai berikut:
a. Engagement
Terjadi ketika diameter biparietal kepala janin telah melalui pintu atas
panggul.
b. Penurunan Kepala
Penurunan kepala lengkap terjadi selama persalinan oleh karena itu
keduanya diperlukan untuk terjadi bersamaan dengan mekanisme lainya.
c. Fleksi Rotasi Internal
Hal yang sangat penting untuk penurunan lebih lanjut. Melalui
penurunan ini diameter Sub oksipitobregmantika yang lebih kecil
digantikan dengan diameter kepala janin tidak dalam keadaan fleksi
sempurna, atau tidak berada dalam sikap militer atau tidak dalam
keadaan beberapa derajat ekstensi.

2
d. Rotasi Internal
Menyebabkan diameter anteroposterior kepala janin menjdai sejajar
dengan diameter anteroposterior pelvis ibu. Paling biasa terjadi adalah
oksipot berotasi ke bagian anterior pelvis ibu, dibawah simfisis pubis.
e. Pelahiran Kepala
Pelahiran kepala berlangsung melalui ekstensi kepala untuk
mengeluarkan oksiputanterior. Dengan demikian kepala dilahirkan
dengan ekstensi seperti, oksiput, sutura sagitalis, fontanel anterior, alis,
orbit, hidung, mulut, dan dagu secara berurutan muncul dari perineum.
f. Restitusi
Rotasi kepala 450 baik kearah kanan maupun kiri, berantung pada arah
dari tempat kepala berotasi ke posisi oksiput-anterior.
g. Rotasi Eksternal
Terjadi pada saat bahu berotasi 450, menyebabkan diameter bisakromial
sejajar dengan diameter anteroposterior pada pnitu bawah panggul. Hal
ini menyebabkan kepala melakukan rotasi eksteral lain sebesar 450 ke
posisi LOT atau ROT, bergantung arah restuisi.
h. Pelahiran Bahu dan Tubuh dengan Fleksi Laterral melalui Sumbu Arcus.
Sumbu carcus adalah ujung keluar paling bawah pada pelvis. Bahu
anterior kemudian terlihat pada orifisum vulvovaginal, yang menyentuh
di bawah simfisis pubis, bahu posterior kemudian menggembugkan
perineum dan lahir dengan posisi ateral. Setelah bahu lahir, bagian badan
yang tersisa mengikuti sumbu Carus dan segera lahir

D. Tanda dan Gejala


1. Lightening
Lightening yang dimulai dirasa kira-kira dua minggu sebelum persalinan
adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor. Pada
presentasi sefalik, kepala bayi biasanya menancap setelah lightening.

3
Wanita sering menyebut lightening sebagai “kepala bayi sudah turun”.
Hal-hal spesifik berikut akan dialami ibu:
2. Ibu jadi sering berkemih karena kandung kemih ditekan sehingga ruang
yang tersisa untuk ekspansi berkurang.
Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh, yang
membuat ibu merasa tidak enak dan timbul sensasi terus-menerus bahwa
sesuatu perlu dikeluarkan atau ia perlu defekasi.
3. Kram pada tungkai, yang disebabkan oleh tekanan foramen ischiadikum
mayor dan menuju ke tungkai.
Peningkatan statis vena yang menghasilkan edema dependen akibat
tekanan bagian presentasi pada pelvis minor menghambat aliran balik
darah dari ekstremitas bawah.
4. Perubahan Serviks
Mendekati persalinan, serviks semakin “matang”. Kalau tadinya selama
masa hamil, serviks dalam keadaan menutup, panjang dan lunak,
sekarang serviks masih lunak dengan konsistensi seperti pudding, dan
mengalami sedikit penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikit
dilatasi. Evaluasi kematangan serviks akan tergantung pada individu
wanita dan paritasnya sebagai contoh pada masa hamil. Serviks ibu
multipara secara normal mengalami pembukaan 2 cm, sedangkan pada
primigravida dalam kondisi normal serviks menutup. Perubahan serviks
diduga terjadi akibat peningkatan instansi kontraksi Braxton Hicks.
Serviks menjadi matang selama periode yang berbeda-beda sebelum
persalinan. Kematangan serviks mengindikasikan kesiapannya untuk
persalinan.
5. Persalinan Palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang
memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan
palsu sebenarnya timbul akibat kontraksi Braxton Hicks yang tidak nyeri,
yang telah terjadi sejak sekitar enam minggu kehamilan. Bagaimanapun,
persalinan palsu juga mengindikasikan bahwa persalinan sudah dekat.

4
6. Ketuban Pecah Dini
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I persalinan. Apabila
terjadi sebelum waktu persalinan, kondisi itu disebut Ketuban Pecah Dini
(KPD). Hal ini dialami oleh sekitar 12% wanita hamil. Kurang lebih 80%
wanita yang mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD
mulai mengalami persalinan spontan mereka pada waktu 24 jam.
7. Bloody Show
Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi, biasanya
dalam 24 hingga 48 jam. Akan tetapi bloody show bukan merupakan
tanda persalinan yang bermakna jika pemeriksaan vagina sudah
dilakukan 48 jam sebelumnya karena rabas lendir yang bercampur darah
selama waktu tersebut mungkin akibat trauma kecil terhadap atau
perusakan plak lendir saat pemeriksaan tersebut dilakukan.
8. Lonjakan Energi
Terjadinya lonjakan energi ini belum dapat dijelaksan selain bahwa hal
tersebut terjadi alamiah, yamg memungkinkan wanita memperoleh energi
yang diperlukan untuk menjalani persalinan. Wanita harus
diinformasikan tentang kemungkinan lonjakan energi ini untuk menahan
diri menggunakannya dan justru menghemat untuk persalinan.
9. Gangguan Saluran Cerna
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna,
mual, dan muntah, diduga hal-hal tersebut gejala menjelang persalinan
walaupun belum ada penjelasan untuk kali ini. Beberapa wanita
mengalami satu atau beberapa gejala tersebut

5
E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi apabila tidak dilakukan perawatan segera pada
ibu kehamilan normal maupun berisiko yaitu:
1. Mual muntah berlebihan
2. Perdarahan pervaginam
3. Hiperemesis Gravidium
4. Gingivitis
5. Diabetes Gestasional
6. Tekanan Darah Tinggi
7. Plasenta Previa
8. Sakit Kepala Hebat
9. Anggota Tubuh Bengkak
10. Ketuban Pecah

F. Klasifikasi
a. KALA I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan
pembukaan serviks sampai lengkap. Dimulai pada waktu serviks membuka
karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin
sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak
lebih banyak daripada darah haid.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa
dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban
biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.
Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :
1) Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8
jam.
2) Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm),
berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas:
a) Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.

6
b) Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9
cm.
c) Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+
10 cm).
Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks (cervical
effacement) pada primigravida dan multipara :
a) Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu
sebelum terjadi pembukaan, sedangkan pada multipara serviks telah
lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses
penipisan dan pembukaan.
b) Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada
ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti
lingkaran kecil di tengah), sedangkan pada multipara, ostium internum
dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak
berbentuk seperti garis lebar).
c) Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (12 jam) dibandingkan
multipara (8 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase
laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.
Sifat His pada Kala 1 :
a) Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik.
Serviks terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
b) Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir.
c) Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60
mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka
sampai lengkap (+10cm).
Peristiwa penting Kala 1 :
a) Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus
(mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis,
akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara
selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.

7
b) Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis
dan mendatar.
c) Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan
ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum
pembukaan 5 cm).
Kemajuan persalinan dalam kala I :
a. Kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I :
1) Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan
durasi.
2) Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama
persalinan faseaktif (dilatasi serviks berlangsung atau ada disebelah
kiri garis waspada).
3) Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
b. Kemajuan yang kurang baik pada kala I :
1) Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.
2) Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama
persalinan fase aktif (dilatasi serviks berada disebelah kanan garis
waspada).
3) Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
c. Kemajuan pada kondisi ibu.
1) Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam keadaan
dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral
atau IV dan berikan analgesik secukupnya.
2) Jika tekanan darah ibu menurun, curigai adanya perdarahan
3) Jika terdapat aceton didalam urine ibu, curigai masukan nutrisi yang
kurang. Segera berikan dextrose IV.
d. Kemajuan pada kondisi janin.
1) Jika didapati DJJ tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari 180 x
/ menit) curigai adanya gawat janin.
2) Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan reflek fleksi
sempurna digolongkan dalam malposisi atau malpresentasi.

8
b. KALA 2
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat
bayi telah lahir lengkap. Pada Kala II ini His menjadi lebih kuat, lebih
sering, dan lebih lama. Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/ baru
pecah spontan pada awal Kala II ini. Rata-rata waktu untuk keseluruhan
proses Kala II pada primigravida ± 1,5 jam, dan multipara ± 0,5 jam.
Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan
terjadi juga akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada
persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum.
Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot dinding
abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.
Peristiwa penting pada Kala II:
a. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai
dasar panggul.
b. Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin kuat.
c. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis)
d. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis
(simfisis pubis sebagai sumbu putar/ hipomoklion), selanjutnya
dilahirkan badan dan anggota badan.
e. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk
memperbesar jalan lahir (episiotomi).
Proses pengeluaran janin pada Kala II (persalinan letak belakang kepala) :
a. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus
dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk
sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
b. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung
dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari
cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut dan diafragma
(mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.

9
c. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala
berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi
diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
d. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala,
putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis),
membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter
biparietalis.
e. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah
oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir
berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
f. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai
dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan
posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan
bahu depan dan bahu belakang.
g. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan
dengan mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan,
pinggul / trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
c. KALA III
1) Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
2) Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus,
serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
3) Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze)
ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-
Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak
sentral dan marginal.
4) Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus
adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan
berdarah.
5) Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus
setinggi sekitar / di atas pusat.

10
Sifat His :
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus
menurun. Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun
dapat juga tetap menempel (retensio) dan memerlukan tindakan aktif
(manual aid).

d. KALA IV
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam
setelahnya.
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala IV persalinan :
1) Kontraksi uterus harus baik
2) Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
3) Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
4) Kandung kencing harus kosong
5) Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
6) Resume keadaan umum ibu dan bayi.

G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik kehamilan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
emastikan seorang wanita sedang hamil atau tidak. Pemeriksaan ini terdiri
atas anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul serta pemeriksaan
laboratorium.
1. Anamnesis
Dari anamnesis dapat diketahui tanda-tanda sebagi berikut ini:
a. Terhentinya menstruasi/amenore
b. Mual dan muntah
c. Tingling, tegang, berbenjol-benjol, pembesaran payudara, dan
pelebaran puting susu.
d. Peningkatan frekuensi berkemih
e. Kelelahan

11
f. Perubahan warna pada payudara
g. Menonjolnya kelenjar Montgomery
h. Peningkatan suhu basal tubuh tanpa adanya infeksi
i. Pengeluaran kolostrum dari puting susu
j. Salivasi berlebihan
k. Tanda chadwick
l. Quickening biasanya UK 16 – 18 mg.
m. Pigmentasi kulit.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pengeluaran kolostrum
b. Perubahan warna pada payudara
c. Pembesaran pada abdomen
d. Teraba garis janin
e. Ballotement
f. Gerakan janin
g. Bunyi jantung janin
3. Pemeriksaan Pelvis
a. Pembesaran uterus
b. Perubahan bentuk uterus
c. Tanda piskacek
d. Tanda hegar
e. Tanda goodell
f. Teraba kontraksi baxton hicks
g. Tanda chadwick
4. Tes laboratorium dan pemeriksaan penunjang
a. Tes kehamilan positif
b. USG tampak keberadaan janin
c. Tampak rangkan jani pada rontgen (x-ray film)

12
BAB II
WOC

13
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Data Subyektif
a. Biodata
1) Nama: nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan
menghindari terjadinya kekeliruan.
2) Umur: ditanyakan untuk mengetahui umur ibu, dimana kehamilan
normal terjadi pada saat ibu berusia lebih dari 16 tahun dan
kurang dari 35 tahun.
3) Agama: ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan diketahuinya
agama pasien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di
dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
4) Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan
menentukan carapendekatan serta pemberian asuhan.
5) Pendidikan: untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar
dalam memberikan asuhan.
6) Pekerjaan: untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial
ekonomi klien dan apakah pekerjaanibu/suami dapat
mempengaruhi kesehatan klien/tidak.
7) Penghasilan: untuk mengetahui status ekonomi penderita dan
mengetahui pola kebiasaan ynag dapat mempengaruhi kesehatan
klien.
8) Alamat: untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai
apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta
mempermudah untuk melakukan kunjungan ulang.

15
b. Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat
pengkajian. Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang
sangat penting untuk mengontrol kehamilan ibu.
c. Riwayat Kesehatan Lalu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu
sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung,
darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu menderita
kanker ataupun tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu pernah
dirawat di rumah sakit atau tidak.
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan
seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu
sedang menderita kanker ataupun tumor.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:
1) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama
penyakit menular seperti TBC, hepatitis.
2) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis,
kelainan pembekuan darah, jiwa, asma.
3) Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan
kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur
wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah
melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai
karena hal ini bisa menurun pada ibu.
f. Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai menarche, siklus haid, lamanya haid, keluhan
yang dirasakan, dan keputihan.

16
g. Riwayat Perkawinan
Ditanyakan tentang Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama
kali menikah.
h. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu
Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang
terdahulu apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga dapat
memperkirakan adanya kelainan atau keabnormalan yang dapat
mempengaruhi kehamilan selanjutnya.
i. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ditanyakan mengenai berapa kali periksa dan dimana, gerakan janin,
keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan, imunisasi TT,
pemberian vitamin, zat besi, riwayat kehamilan sekarang.
j. Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB/tidak, apa macamnya, ada
keluhan/tidak, setelah persalinan rencananya ibu menggunakan KB
apa.

2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum: Baik/cukup/lemah.
- Kesadaran: Composmentis/apatis/samnolen.
- Tinggi badan: Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan
kurang dari 145 cm kemungkinan panggul sempit
- Berat badan sebelum hamil: Mengetahui perubahan berat badan
sebelum hamil dan saat hamil adakah penambahan berat badan atau
penurunan berat badan.
- Berat badan sekarang: Selama kehamilan TM II dan III
pertambahan berat badan ± 0,5kg perminggu. Hinggaakhir
kehamilan pertambahan BB yang normal sekitar 9-13,5 kg.

17
- Lingkar lengan atas: Normal > 23,5 cm, bila kurang merupakan
indikator kuat untuk status gizi ibu yangkurang baik / buruk,
sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR
- Tekanan darah, Pernapasan, Nadi, Temperatur.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala dan leher
- Kepala: bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka ataulesi
- Rambut: warna hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok dan
distribusi merata
- Wajah: tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema,
dan tidak pucat
- Mata: konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus
- Mulut dan gigi: bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada
stomatitis, gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah.
- Leher: tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
pembesaran kalenjar limfe dan tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid.
2) Payudara
- Inspeksi: bentuk melingkar, simetris, hiperpig-mentasi pada
areola, puting susu menonjol, tidak ada retraksi atau dimpling
- Palpasi: tidak ada masa/ benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembesaran kelenjar limfe, colostrum (-).
3) Abdomen
- Inspeksi: tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea
nigradan pembesaran uterus sesuai dengan umur kehamilan.
- Palpasi
Leopold I:
a) Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha.
b) Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke
arah muka klien.
c) Rahim dibawah ke tengah.

18
d) Tinggi fundus uteri ditentukan
e) Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam
fundus uteri.
Leopold II:
a) Kedua tangan pindah ke samping
b) Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan
c) Tentukan letak punggung anak
d) Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin
Leopold III:
a) Dipergunakan satu tangan saja
b) Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
c) Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan
Leopold IV:
a) Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki
si penderita.
b) Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi
bagian bawah.
c) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke
dalam pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian
bawah ke dalam rongga panggul.
4) Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
- Buku KIA
5) Pemeriksaan Khusus
Inspeculo: Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
perdarahan berasal dari osteum uteri eksternum atau dari
kelaianan cervik dan vagina. Apabila perdarahan dari osteum
uteri eksternum, adanya plasenta harus dicurigai.
USG: Untuk menentukan letak placenta.

19
6) Pemeriksaan Laboratorium
Hb: Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum
pasien lemah serta pucat, kemungkinan pasien mengalami
anemia.
Urin: dicurigai ada protein urin yang memperberat kehamilan.

B. Masalah Keperawatan
Beberapa masalah keperawatan yang dapat muncul yaitu:
1. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh
efek dari perubahan hormone.
2. Kurang pengetahuan mengenai perawatan kehamilan berhubungan
dengan kurangnya informasi.
3. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mempertahankan kenyamanan.

C. Perencanaan Keperawatan
Luaran (outcome) keperawatan merupakan aspek yang dapat
diobservasidan diukur meliputi kondisi: perilaku atau dari persepsi pasien
keluargaatau komunitas sebagai respon terhadap intervensi keperawatan.
Luaran/outcome keperawatan yang diharapkan berdasarkan pada
kasus/permasalahan di atas yaitu:
1. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh
efek dari perubahan hormone
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x6 jam,
diharapkan ketidaknyamanan berkurang/hilang.
Kriteria hasil:
a. Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan
perawatan diri yang tepat
b. Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan

20
2. Kurang pengetahuan mengenai perawatan kehamilan berhubungan
dengan kurangnya informasi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x6 jam,
diharapkan wawasan/pengetahuan tentang perawatan kehamilan ibu
meningkat.
Kriteria hasil:
a. Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan
b. Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan
c. Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan
3. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mempertahankan kenyamanan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x6 jam,
diharapkan masalah gangguan tidur teratasi.
Kriteria hasil:
a. Klien tahu cara mengatasi gangguan istirahat tidur
b. Klien mendaptkan istirahat yang maksimal

D. Intervensi Keperawatan
Tindakan/intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan
masalah di atas yaitu:
1. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh
efek dari perubahan hormone
- Kaji faktor pencetus perasaan tidak nyaman yang dirasakan klien
- Kaji TTV klien
- Atur posisi klien senyaman mungkin saat dilakukan pengkajian/
pemeriksaan
- Ajarkan klien /ibu untuk meminimalkan ketidaknyamanan saat
berada dirumah dengan mengatur posisi tubuh, porsi makan (6 x
dengan porsi sedikit), dan aktivitas
- Berikan lingkungan yang nyaman bagi klien saat
pengkajian/pemeriksaan

21
2. Kurang pengetahuan mengenai perawatan kehamilan berhubungan
dengan kurangnya informasi
- Kaji tingkat pendidikan ibu
- Berikan penjelasan tentang perubahan-perubahan biologis dan
psikologis normal pada ibu hamil
- Lakukan diskusi tentang penyakit-penyakit yang dapat
mempengaruhi kehamilan, resiko komplikasi kehamilan, dan hal-hal
yang dapat membahayakan janin.
- Jelaskan rencana perawatan dan pengobatan.

3. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk


mempertahankan kenyamanan
- Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan
kehamilan
- Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat 1-2 jam
pada siang hari dan 8 jam pada malam hari
- Kaji insomnia, anjurkan teknik relaksasi, membaca, mandi air
hangat, dan penurunan aktivitas
- Anjurkan tidur pada posisi semi fowler

22
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Ika Putri, dkk. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensip
Pada Ibu Bersalin Dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Deepublish.
Depkes RI. 2015. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Diponegoro, A. M., & Hastuti, S. B. (2012). Pengaruh dukungan suami terhadap
lama persalinan kala II pada ibu primipara. HUMANITAS (Jurnal
Psikologi Indonesia), 6(2), 123- 135.
Ikke, N. S. (2018). Asuhan Kebidanan Contuinity Of Care Pada Ny M Pada Masa
Hamil Sampai Dengan Keluarga Berencana Di Pmb Ny Muryati S.st.
http://eprints.umpo.ac.id/4028
Indriyani, Diyan & Asmuji. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Talo, I. M. (2018). Asuhan keperawatan Intra Natal Care Pada Ny. S Di
Puskesmas Bakunase Kota Kupang. Poltekkes Kemenkes Kupang, 15(2).
http://repository.poltekeskupang.ac.id/371/

23

Anda mungkin juga menyukai