DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
ANNIS FRATIWI 211133003
IBNU RIZKY PRATAMA 211133013
SRI MURTHI LESTARI 211133035
1
LEMBAR PENGESAHAN
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
LAPORAN KASUS
Tanggal Pengkajian : 4 Oktober 2021 Jam : 12.30 Ruang/RS : Puring/RSUD dr. Rubini
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 70 Tahun
Alamat : Sungai Bakau Besar
Pendidikan : Tidak Sekolah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Tanggal masuk : 1 Oktober 2021
Diagnosa medis : Abses Hepar, DM Tipe II, Hidronifrosis
Nomor Register : 2130882
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. S
Umur : 42 Tahun
Alamat : Sungai Bakau Besar
Pendidikan : Madrasah Aliyah
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Hubungan dengan pasien : Anak Kandung
2. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
1) Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada abdomen bagain kanan dengan skala 7, pasien juga
mengatakan kesulitan untuk tidur dan klien mengatakan terjaga pada saat tidur di malam
hari sering terbangun jika merasakan nyeri
2) Kronologi Penyakit Saat Ini
4
saat ini pasen masuk ruang bedah dengan diagnsosa Abses Hepar sebelumnya pasien
pindahan dari ruang isolasi dengan sups pneumonia
3) Pengaruh Penyakit Terhadap Pasien
Pasein mengatakan selama 5 hari pasien merasakan nyeri pada abdomen sebelah kanan
dan nyeri yang pasien rasakan menggangu tidur pasien karena sering terbangun
4) Apa yang di harapkan pasien dari pelayanan kesehatan
Pasien berharap nyeri yg dirasakan dapat teratasi dan bisa tidur dengan nyenyak seperti
biasa serta keadaan perut yang kembali normal
c. Riwayat Sosial
1) Identifikasi kondisi lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kerja
Pasien tinggal di lingkungan yang cukup bersih dan pasien tidak bekerja
2) Identifikasi ada tidaknya penderita penyakit menular di lingkungan tempat tinggal dan
tempat kerja
Pasien tidak memilki keluarga yang menderita penyakit menular dan tinggal serumah serta
pasien tidak bekerja
5
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: pasien
---------: tinggal serumah
Keluarga pasien mengatakan orang tua pasien pernah juga memilki DM sebelumnya pasien tinggal
bersama anak laki-lakinya yang ke 4, di dalam keluarganya yang tinggal serumah tidak ada yang
memiliki yang sama, maupun penyakit menular lainnya
3. Pengkajian Biologis
a. Rasa Aman Nyaman
SMRS : Pasien tidak merasakan nyeri apapun sebelumnya
MRS : Pasien merasa nyeri pada abdomen bagian kanan
P : nyeri
Q : seperti di tusuk-tusuk
R : abdomen bagian kanan
S:7
T : hilang datang
b. Aktivitas
SMRS : Pasien beraktifitas di dalam rumah secara mandiri.
MRS : Pasien beraktifitas di atas tempat tidur secara mandiri
Aktifitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi ditempat tidur
Pindah
Makan dan minum
Keterangan :
0 = mandiri
1 = dibantu sebagian
6
2 = perlu bantuan orang lain
3 = perlu bantuan orang lain dan alat
4 = tergantung orang lain tidak mandiri
c. Istirahat dan Tidur
SMRS : Di rumah : Klien tidur malam ± 8 jam dan siang 1-2 jam, nyenyak.
MRS : Di rumah sakit : Klien tidur malam 2-3 jam dan tidak tidur siang
d. Eliminasi
BAB
SMRS : Pasien BAB normal 2x sehari tidak ada keluhan
MRS : Pasien BAB normal 2x sehari tidak ada keluhan
BAK
SMRS : Pasien BAK normal 6-7x sehari tidak ada keluhan
MRS : Pasien BAK normal 6-7x sehari tidak ada keluhan
e. Pesonal Hygiene
1) Mandi
SMRS : Pasien mengatakan mandi 2x sehari dan tidak ada keluhan
MRS : Pasien mengatakan mandi 1x sehari dan tidak ada keluhan
2) Cuci rambut
SMRS : Pasien mengatakan mencuci rambut 2 hari sekali di kamar mandi.
MRS : Pasien mengatakan tidak mencuci rambut saat dirumah sakit
3) Gogok gigi
SMRS : Pasien gosok gigi secara mandiri setiap pagi dan malam hari.
MRS : Pasien menggosok gigi secara mandiri di setiap hari.
f. Cairan
SMRS : Klien minum air putih normal ± 2 liter / hari sesuai kebutuhan
MRS : Klien minum air putih ± 1800 cc/ hari tidak ada keluhan
- Pasien tidak memilki program pemenuhan maupun pembatasan cairan setiap hari
g. Nutrisi
SMRS : Klien makan 3x/ hari klien memiliki banyak pantangan karena dipengaruhi oleh
penyakit DM tipe II dan Klien tidak memiliki alergi.
MRS : Klien makan 3x/ hari klien, tidak ada keluhan
7
h. Kebutuhan oksigenasi dan karbondioksida pernafasan
SMRS : Klien tidak memilki masalah pernafasan apapun
MRS : Klien tidak sesak, tidak ada keluhan
i. Kardiovaskuler
- Klien mudah lelah (√)
- Keluhan berdebar-debar (x)
- Pusing (√)
- Rasa berat di dada (x)
- Klien menggunakan alat pacu jantung maupun obat untuk mengatasi kardiovaskuler (x)
j. Seksualitas
- Normal
- Klien menikah dan memilki 6 orang anak
5. Data Psikologis
a. Status emosi
Secara umum emosi pasien stabil. Respon pasien kooperatif
b. Peran diri
Pasien tidak memiliki masalah dalam perannya sebagai orang tua, anak pasien selalu
mendampingi pasien.
8
c. Gaya komunikasi
Pasien berkomunikasi dengan baik dan sopan. Tidak mengeluarkan dengan kata-kata kasar
dan ujaran kebencian serta penolakan karena di rawat di rumah sakit.
d. Spiritual
Pasien beragama Islam
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
Kesadaran : E 4 M 6 V5 (GCS = 15 )= CM
TTV : TD = 150/80 MmHg
N = 82 X/menit
RR = 20 X/menit
S = 36.3 ºC
Spo2 = 96 %
b. Pemeriksaan Cepakaudal
1) Inspeksi : Bentuk kepala simetris, rambut hitam tebal, kebersihan cukup, tidak ada lesi,
bentuk muka simetris, tidak ada kelianan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
2) Mata
Inspeksi : Bentuk mata simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pergerakan
bola mata sesuai, pupil bulat isokor, tidak ada kelianan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3) Hidung
Inspeksi : Bentuk hidung normal, simetris, pernafasan normal, tidak ada pernapasan
cuping hidung, sekret (-), kebersihan cukup, kepatenan jalan nafas baik, Tidak ada
kelainan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
4) Telinga
Inspeksi : Telinga tampak bersih tidak terdapat serumen, tidak ada kelainan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
9
5) Mulut
Inspeksi :
Rongga mulut tampak bersih, mukosa bibir tidak kering, tidak ada kelainan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6) Leher
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada benjolan dan pembesaran kelenjar tiroid, peningkatan
JVP tidak ditemukan.
Palpasi : Tidak terasa benjolan, tidak terdapat nyeri tekan.
7) Thoraks (paru-paru)
Inspeksi : Bentuk dada simetris, ekspansi paru maksimal, tidak ada kelainan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : Suara paru kiri dan kanan vesikuler, tidak ronchi maupun wheezing
Perkusi : Perkusi sonor pada kedua lapang paru.
8) Thoraks (jantung)
Inspeksi : Iktus Cordis tidak terlihat, tidak tampak adanya lesi
Palpasi : Detak jantung teraba dengan jelas
Auskultasi : Suara jantung S1 dan S2 di ICS 5 kiri murni, irama cepat dan regular, tidak
ada suara tambahan
Perkusi : Terdengar suara dullness pada batas paru, batas jantung jelas dan tidak tampak
adanya cardiomegaly
9) Abdomen
Inspeksi : kontur distensi pada abdomen lobus dextra (Abses Hepar)
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada abdomen lobus dextra, hepar tidak teraba, limpa tidak
teraba, tidak ada tanda-tanda Hepatomegali
Perkusi : Perkusi terdengar pekak abdomen kuadrat kanan atas
Auskultasi : Terdengar suara bising usus ± 12 x/m
10) Genetalia
Pasien mengatakan genitalia dalam keadaan bersih dan normal
10
11) Ekstremitas
Kanan 4 4 44 4 4 4 4 Kiri
4444 4444
keterangan :
Eksremitas dalam keadaan baik dan tidak ada hambatan mobilitas
7. Data Penunjang
a. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin 7,6 gr% Pr : 11,5-16,5
Leukosit 14.710 /mm3 4.000-11.000
Eritrosit 2.77 juta/mm3 pr : 4,1-5,1
Trombosit 623.000 /mm3 150.000-400.000
Hematokrit 24 % Pr : 35 – 47
M.C.V 85 pg 27-32
M.C.H 27 gr/dl 31-35
M.C.H.C 32 fL 77-96
Glukosa sewaktu 130 mg/dL <180
PCR Negative Non Reaktif
b. Radiologi (Rontgen,CT-Scan, USG, MRI, dll)
Jenis Pemeriksaan Hasil Expertisi
USG Abdomen Hepar : Tampak Hepatoma Pada Lobus Dextra
5/10-2021 Basal : Tampak melebar pelvis renalis dextra
Kesan : abses hepar lobus dextra (vol± 114 cc)
11
8. Terapi yang diberikan
- RL 20 tpm
- Inj Ceftriaxosone 2 x 1gr
- Inj metronidazole 3 x 500 mg
- Inj ketorolac 3 x 30 mg
- Inj ranitidine 2 x 50 mg
- Inj Furosemide 1 x 2 mg
- Inj sc lantus 14-14-14 sebelum makan
- Inj sc Apridia 14-14-14 sebelum makan
- PO Scopuma 3 x 10 m
12
B. ANALISA DATA
DO :
-klien tampak meringis
-klien tampak memegangi bagian yang sakit
-TTV
TD : 150/80 mmHg
N : 82x/menit
RR : 36,3o C
T : 20x/menit
2
SPO : 96
2. 4/10/21 DS : Gangguan pola tidur (D.0055)
-klien mengatakan kesulitan untuk tidur
-klien mengatakan sering terjaga maupun terbangun tiba-tiba
saat merasakan nyeri
DO :
-klien tampak lemah dan lesu
-terdapat lingkaran hitam pada mata klien
-mata klien tampak sembab dengan tatapan yg sayu
13
C. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal Masalah
No Diagnosa keperawatan Paraf
Muncul Teratasi
1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisik (Proses Inflamasi) 4-10-2021 6-10-2021
(D.0077)
ditandai dengan:
DS :
-klien mengatakan nyeri pada abdomen bagian kanan
P : Nyeri
Q : Seperti Ditusuk-Tusuk
R : Abdomen Bagian Kanan
S:7
T : Hilang Datang
DO :
-klien tampak meringis
-klien tampak memegangi bagian yang sakit
-TTV
TD : 150/80 mmHg
N : 82x/menit
RR : 36,3o C
T : 20x/menit
SPO 2 : 96
2. Gangguan Pola Tidur b.d Nyeri (D.0055) 4-10-2021 6-10-2021
Ditandai dengan :
DS :
-klien mengatakan kesulitan untuk tidur
-klien mengatakan sering terjaga maupun terbangun tiba-tiba
saat merasakan nyeri
DO :
-klien tampak lemah dan lesu
-terdapat lingkaran hitam pada mata klien
-mata klien tampak sembab dengan tatapan yg sayu
14
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
15
-Keluhanan Tidak Puas Terapeutik
Tidur Membaik -lakukan prosedur untuk
-Keluhan Pola Tidur meningkatkan kenyamanan
Berubah Membaik Edukasi
-Keluhan Istirahat -Jelaskan Pentingnya tidur yang
Tidak Cukup Menurun cukup selama sakit
-Kemampuan -Anjurkan menepati waktu
Beraktivitas Meningkat selama tidur
-Anjurkan Menghindari makanan
dan minuman yang menggangu
tidur.
16
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
17
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
18
nyeri berkurang
O : -klien tampak lemah dan
lesu
-terdapat lingkaran hitam
pada mata klien
-mata klien tampak sembab
dengan tatapan yg sayu
A : masalah teratasi sebagian
P : intervennsi di lanjutkan
S : -klien mengatakan kesulitan
6/10/21
(11.30) Edukasi untuk tidur berkurang
-klien mengatakan sering
-menjelaskan pentingnya tidur yang
terjaga maupun terbangun
cukup selama sakit tiba-tiba saat merasakan
-menganjurkan menepati waktu nyeri berkurang
O : -klien tampak tenang
selama tidur
-lingkaran hitam pada mata
-menganjurkan Menghindari klien berkurang
makanan dan minuman yang A : masalah teratasi
P : intervennsi di hentikan
menggangu tidur.
pasien pulang
F. DISCHARGE PLANNING
19
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANALISIS KASUS
1. PENGKAJIAN
Seorang Perempuan, umur 70 tahun masuk ruang bedah, Hasil pengkajian pada tanggal 4
Oktober 2021 didapatkan hasil bahwa pasien mengalami nyeri selama ± 5 hari yang
dirasakan secara tiba –tiba. Hasil pengkajian nyeri didapatkan P : Nyeri karena distensi
Abdomen lobus dextra (Abses hepar) ; Q : Nyeri seperti ditusuk tusuk ; R : Nyeri pada
abdomen bagian kanan ; S : Skala nyeri berat 7 ; T : Hilang Timbul. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan hasil bahwa terjadi distensi abdomen lobus (Abses Hepar),
serta mengalami kesulitan untuk tidur saat merasakan nyeri. Tanda-tanda vital dalam
keadaan normal, tidak ada terlihat adanya gangguan pada sistem tubuh yang lain.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang diangkat pada kasus ini adalah Nyeri Akut b.d Agen
Pencedera Fisik (Proses Inflamasi, Abses Hepar); Gangguan Pola Tidur b.d Nyeri.
20
menganjurkan menepati waktu selama tidur serta menghindari makanan dan minuman
yang menggangu tidur dan mengontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi kualitas
tidur seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan.
4. IMPLEMENTASI
Initial assessment dilakukan segera setelah melakukan pengkajian dan obsrvasi nyeri
pada pasien, pasien langsung diberikan tindakan keperawatan untuk mengurangi nyeri
yang dirasakan pasien, serta diiringi dengan tindakan lain berupa edukasi menjadwalkan
tidur dengan waktu yang sama serta distraksi (imajinasi terbimbing) untuk membantu
mengurangi nyeri yang dirasakan oleh pasien. Hasil pengkajian didapatkan bahwa nyeri
yang dirasakan oleh pasien berasal dari rasa tidak nyaman akibat proses inflamasi pada
hepatoma lobus dextra ; pelebaran pelvis renalis dextra serta abses hepar lobus dextra
(vol± 114 cc). Sesaat setelah pasien dilakukan tehnik distraksi (imajinasi terbimbing),
dan kolaborasi analgetik ketorolac 30 mg/8jam nyeri kemudian berangsur berkurang.
Imajinasi terbimbing merupakan terapi yang berfungsi mengalihkan perhatian dari stimulus yang
menyakitkan seperti nyeri karena dapat membuat perasaan menyenangkan dan rileks. Sehingga
dapat memberikan jeda atau mengalihkan pikiran sadar saat pasien merasakan nyeri (Potter &
Perry, 2017). Teknik imajinasi terbimbing merupakan metode relaksasi yaitu klien diinstruksikan
untuk mengkhayalkan di dalam tempat yang berhubungan dengan rasa relaksasi yang
menyenangkan. Khayalan memungkinkan klien memasuki keadaan atau pengalaman relaksasi
sehingga dengan menerapkan tehnik imajinasi terbimbing secara terus- menerus akan mengurangi
intensitas nyeri (Sadock & Kaplan, 2016). Hal tersebut bisa dijelaskan melalui konsep
pengkondisian klasik berupa imajinasi tentang pengalaman yang menyenangkan sehingga
menimbulkan reaksi terhadap stimulus (Feldman, 2016)
21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada pasien dengan gangguan rasa nyaman, pengkajian keperawatan harus di fokuskan pada
pengidentifikasian lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi dan intensitas nyeri serta respon
nonverbal pasien terhadap nyeri. Tanyakan riwayat keperawatan klien tentang pola rasa nyaman
nyeri, gejala dari penyakit yang diderita, dan faktor yang mempengaruhi nyeri. Pada pengkajian
fisik terlebih dahulu dilihat apakah terdapat tanda-tanda fisiologis terjadinya gangguan rasa
nyaman ataupun nyeri.
Diagnosa keperawatan yang diangkat pada kasus ini adalah Nyeri Akut berhubungan dengan
Agen Pencedera Fisik (Proses Inflamasi, Abses Hepar), Gangguan pola tidur berhubungan
dengan nyeri peningkatan tekanan distensi abdomen lobus dextra (Abses Hepar) Intervensi
utama yang dilakukan adalah dengan melakukan distraksi imajinasi terbimbing.
22
B. REFERENSI
Sadock, K. &. (2016). Sinopsis Psikiatrik Ilmu Pengetahuan Perilaku Klinis, Jilid 2.
Tangerang: Binaruka Aksara Publisher.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia. Dewan
pengurus pusat, PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Dewan
pengurus pusat, PPNI
Putri Wahyuningsih. (2018). Pengaruh Pemberian Tehnik Distraksi Nafas Ritmik Dan
Imajinasi Terbimbing Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Op
Fraktur Di Rsu. Anwar Medika Krian Kabupaten Sidoarjo. JURNAL
KEPERAWATAN, 5(2).
Prabu, K. (2015). Guided Imagery Therapy. Journal of Nursing and Health Science volume
4
23