KIAN
Karya Ilmiah Akhir Ners
Oleh :
RESTI ARISTA
NIM.2106277059
Pembimbing
NIM : 2106277059
Hj. Lilis Lismayanti., S.Kep., M.kep Ima Sukmawati, S.Kep., Ners., MPH
NIK. 04327778310066 NIK.04327887151113
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Tanda tangan
(Resti Arista)
KATA PENGANTAR
Resti Arista
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS.......................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................
BAB IPENDAHULUAN..........................................................................................
A.Latar Belakang.........................................................................................
B.Rumusan Masalah....................................................................................
C.Tujuan Penelitian.....................................................................................
D.RuangLingkup..........................................................................................
E.Manfaat Penelitian....................................................................................
F.Metode penulisan......................................................................................
G.Sistematika penulisan...............................................................................
E.Aromaterapi Lemon.............................................................................19
B..............................................................................Diagnosa keperawatan
.................................................................................................................27
C..............................................................................Intervensi keperawatan
.................................................................................................................27
D........................................................................Implementasi keperawatan
.................................................................................................................28
E................................................................................Evaluasi keperawatan
.................................................................................................................29
BAB VPEMBAHASAN.......................................................................................35
A............................................................................Pengkajian keperawatan
.................................................................................................................35
B..............................................................................Diagnosa keperawatan
.................................................................................................................36
C..............................................................................Intervensi keperawatan
.................................................................................................................36
D........................................................................Implementasi keperawatan
.................................................................................................................37
E..................................................................................Evalusi keperawatan
.................................................................................................................37
B..........................................................................................................Saran
.................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) dan United Nations Childrens
Fund (UNICEF) merekomendasikan agar ibu menyusui bayinya saat satu
jam pertama setelah melahirkan dan melanjutkan hingga usia 6 bulan
pertama kehidupan bayi. Pengenalan makanan pelengkap dengan nutrisi
yang memadai dan aman diberikan saat bayi memasuki usia 6 bulan
dengan terus menyusui sampai 2 tahun atau lebih (WHO, 2018).
Menurut data dari hasil World Health Organization (WHO) 2016,
Dalam kenyataannya cakupan ASI di negara Indonesia belum sesuai
dengan target yang diharapkan yaitu sebesar 80%, seperti pada tahun 2011
cakupan ASI di Indonesia ada 61,50%, kemudian mengalami penurunan
pada tahun 2012 menjadi 48, 62%. Tahun 2013 cakupan ASI di Indonesia
mengalami peningkatan dari cakupan ASI 2012 yaitu sebesar 54,3%
kemudian terjadi penurunan kembali pada tahun 2014 yaitu menjadi 52,30,
dan pada Tahun 2015 mengalami peningkatan menajdi 55,7%
(Kementrian Kesehatan RI, 2015).
Berdasarkan data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2017,
cakupan presentasi bayi yang mendapat ASI eksklusif di Indonesia adalah
sebesar 61,33% (Kemenkes, 2018). Pemerintah telah menargetkan
pencapaian ASI Ekslusif di Indonesia sebesar 80%, namun hal itu masih
belum tercapai hingga saat ini. Upaya untuk meningkatkan cakupan ini
dengan memberikan informasi yang benar dan tepat mengenai berbagai
manfaat ASI eksklusif bagi ibu maupun bayi sehingga dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemberian ASI Eksklusif
pada bayi (Saputri, Ginting, & Zendato, 2019). Data di tingkat provinsi,
kisaran cakupan ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan antara 26,3%
(Sulawesi Utara) sampai 86,9% (Nusa Tenggara Barat). Sedangkan untuk
provinsi Jawa Barat masih rendah yakni mencapai 35.5% (Riskesadas,
2018). Data di Kabupaten Tasikmalaya rata-
rata lamanya bayiusia 0-6 bulan diberi ASI tanpa makanan/ minuman
tambahan menurut pada tahun 2018 masih rendah yakni 56,37% (Dinkes
Kab. Tasikmalaya 2019).
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik yang paling tepat bagi
bayi baru lahir sampai umur 6 bulan, karena usus bayi belum bisa
mencerna makanan pada masa tersebut selain dengan pemberian ASI. ASI
dapat mengurangi gangguan gastrointestinal pada bayi karena ASI
langsung diproduksi oleh ibu sehingga segar dan steril. Komposisi yang
terkandung dalam ASI sangat mengandung banyak manfaat, yaitu sebagai
nutrisi, hormon, kekebalan tubuh, faktor pertumbuhan, anti alergi, antibodi
serta anti inflamasi yang dapat mencegah terjadinya infeksi pada bayi
(Ulfa, 2013).
Target pencapaian ASI sulit dicapai disebabkan karena salah satunya
yaitu ASI tidak keluar. Permasalahan tidak lancarnya proses keluarnya
ASI yang menjadi salah satu penyebab seseorang tidak dapat menyusui
bayinya sehingga proses menyusui terganggu/terhambat karena itu
diperlukan pendekatan pada masyarakat untuk dapat mengubah kebiasan
buruk yaitu sebelum bayi berusia 6 bulan sudah diberikan makanan
pendamping ASI dan membantu ibu dalam proses menyusui dengan
mengenalkan berbagai metode untuk memperlancar ASI (Ulfa, 2013).
Produksi dan pengeluaran ASI merupakan dua faktor yang dapat
mempengaruhi keluarnya ASI. Hormon prolaktin merupakan hormon yang
dapat mempengaruhi produksi ASI sedangkan hormon oksitosin
merupakan hormon yang mempengaruhi pengeluaran ASI. Salah satu
alternatif untuk memperlancar produksi ASI yaitu dengan melakukan
Perawatan payudara untuk memperlancar pengeluaran ASI, pada hari
kedua setelah melahirkan kelancaran ASI meningkat sehingga akan
menjadi pembesaran payudara. Jika tidak segera melakukan perawatan
payudara masalah yang sering akan muncul yaitu pembengkakan payudara
dan terjadi bendungan ASI pada ibu menyusui. (Rosita, 2017).
Perawatan payudara sangat penting bagi para ibu karena
merupakan tindakan perawatan yang dilakukan oleh bantuan orang lain
biasanya dilakukan mulai dari hari pertama atau kedua setelah melahirkan.
Tujuan dari perawatan payudara adalah untuk melancarkan sirkulasi darah
dan mencegah tersumbatnya saluran susu ibu, sehingga pengeluaran ASI
lancar. Produksi ASI dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh dua hormon,
yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin dapat mempengaruhi jumlah
produksi ASI, sedangkan oksitosin mempengaruhi proses pengeluaran
ASI.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka
peneliti tertarik untuk mengambil kasus kelolaan dengan menggunakan
perawatan payudara yang utuannya untuk melancarkan ASI. Teknik breast
care juga teknik yang paling mudah dipelajari dan dikelola. Intervensi ini
tidak mahal, dapat dilakukan oleh pasien dan tidak ada efek samping.
B. Rumusan Masalah
Hasil penelitian yang sudah dilakukan, mengatakan bahwa ada
keterkaitan yang bermakna antara perawatan payudra( breast care)
dengan peningkatan kelancaran ASI pada ibu menyusui, breast care
namun harus dianalisis kembali agar dapat meningkatkan kelancaran
ASI.
Dampak dari breast care adalah melancarkan reflek
pengeluaran ASI. Kegiatan ini juga merupakan cara yang efektif untuk
meningkatkan jumlah ASI pada payudara. Selain itu juga dapat
mencegah terjadinya bendungan ASI pada payudara.
Beberapa referensi baik dari penelitian dan teori yang didapatkan dari
jurnal mengenai penerapan breast care pada ibu menyusui terdapat
keterkaitan antara breast care dengan kelancaran ASI pada ibu
menyusui.
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil perumusan
masalah sebagai berikut: adakah pengaruh stimulasi kognitif pada
asuhan keperawatan ibu menyusui melalui penerapan breast care.
C. Tujuan Peneliti
1. Tujuan Umum
Untuk mengaplikasikan teknik breast care sebagai terapi pada
asuhan keperawatan ibu menyusui untuk melancaran ASI.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengaplikasikan pemberian terapi breast care pada ibu
menyusui untuk melancaran ASI
b. Menganalisis kelancaran ASI pada ibu menyusui setelah dilakukan
terapi breast care.
D. Runag Lingkup
Proses dalam pembuatan asuhan keperawatan ini meliputi
proses pengkajian dimana peneliti melakukan pengkajian secara
langsung dengan metode home visit, diagnosa keperawatan
ditegakkan berdasarkan anamnesis yang ditemui pada kasus di
lapangan, pembuatan intervensi disesuaikan berdasarkan diagnosa
yang diambil, implementasi dilakukan pada hari ke dua, dan
evaluasi dilakukan pada hari ke tiga, kemudian selanjutnya
dipantau catatan perkembangan klien. Dalam melakukan asuhan
keperawatan ini penulis melakukan asuhan keperawatan dengan
waktu 3 hari berturut-turut selama 30 menit.
E. Manfaat Penulisan
1.
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
menambah wawasan dan pengetahuan dalam ilmu keperawatan
terutama tentang breast care terhadap kelancaran ASI.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menambah informasi dan mengaplikasikan
ilmu pengetahuan tentang keperawatan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan ibu menyusui dan bayi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian
Klien berusia 25 tahun tinggal bersama suami dan bayinya, riwayat
kehamilannya G1A1P0. Klien berprofesi sebagai ibu rumah tangga,
klien beragama isalam. Berdomisili di Kampung Kujang RT/RW 05/02,
Kujang, Karangnunggal, klien tidak bekerja hanya jadi ibu rumah
tangga. Kini Ny. L tinggal bersama suami dan anaknya.
Hasil pengkajian didapatkan bahwa klien mengatakan ASI keluar
sedikit, kemudian pengetahuan klien tidak mengetahui tentang cara
bagaimana menyusui yang efektif dan meningkatkan pengeluaran
produksi ASI dibuktikan dengan pada saat anamnesa kepada klien tidak
mampu menjawab pertanyaan tentang bagaimana menyusui yang
efektif dan cara meningkatkan produksi ASI pada saat dilakukan
pengkajia tanggal 23 juni 2022 jam 9.30 WIB, klien melahirkan anak
pertama (G1p1A0), klien mengeluh asi keluar sedikit. Hasil
pemeriksaan fisik : Tekanan darah 120/80 mmHg, Respirasi 22x/menit,
Suhu 36,8oC, Nadi 80x/menit.
Ny.L sudah 2 tahun menikah dengan satu kali pernikahan. Riwayat
penyakit prenatal yaitu dengan GPA : G1 P1 A0. Klien pernah
menggunakan alat kontrasepsi suntik KB selama 3 bulan, manarche
klien usia 12 tahun dengan keluhan disminore, banyak darah normal,
HPHT 08 Agustus 2021. Waktu persalinan tanggal 09 Juni 2022 jam
10.00 WIB, dengan tindakan persalinan normal di bidan desa, dengan
keluhan nyeri persalinan. Kondisi bayi lahir dengan berat badan 3,200
gram dan tinggi badannya 38 cm tidak ada kelainan pada saat bayi lahir,
kondisi saat ini bayi baik.
2. Riwayat kesehatan
Klien mengatakan bahwa anggota keluarganya tidak memiliki
penyakit menahun atau menular seperti hepatitis, TBC, HIV.
3. Kebiasaan sehari hari
Dari hasil wawancara didapatkan bahwa pola makan klien 3x/hari
dengan jadwal makan teratur. Saat ini klien sering berada dirumah
sering berjalan-jalan di halaman rumah untuk menghirup udara pagi dan
berjemur bersama bayinya. Klien melakukan aktivitas sendiri BAK
sebanyak 5-6x/hari
4. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik head to toe didapatkan :
Kepala tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan, rambut merata bersih
dan berwarna hitam. Mata simetris kanan kiri, sklera tidak anemis,
hidung bersih tidak ada serumen dan tidak ada benjolan, telinga simetris
kanan kiri tidak ada serumen, leher tidak ada pembesaran vena jugularis
dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Kemudian jantung iramanya
teratur, payudara simetris kanan kiri puting susunya menojol,
pengeluaran ASI sedikit di sistem pencernaan klien mengatakan nafsu
makan baik tidak ada mual muntah. Di vagina keadaan kulit baik, tidak
ada edema dan memar, adanya rupture perineum dan terdapat lochea
Alba/putih.
Persepsi klien terhadap kehamilan/kelahiran klien
mengatakan senang sudah melahirkan anak pertamanya dan
bisa menjadi seorang ibu. Untuk keluarga terhadap kelahian
klien terlibat dalam pendampingan serta pengasuhan bayi,
terutama suami yang selalu siap siaga. Klien merasa bersyukur
dan bangga terhadap dirinya sendiri karna telah berhasil
melahirkan dengan selamat.
Untuk di pola aktivitas klien terganggu di pola eliminasi
dan di pola istirahat tidur, klien mengatakan BAK 5-6x/hari
belum BAB 1x/hari. Tidur klien hanya 2 jam disiang hari dan 5
jam di malam hari.
5. Analisa Data
Tabel 3.1 Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Data Subjektif Aspek fisiologi Menyususi
-Klien mengeluh asi tidak efektif
keluar sedikit Sistem endokrin
Data Objektif
Produksi hormon
-Puting asi menonjol
prolaksi turun
-ASI sedikit
-Aerola meluas
Produksi ASI
Menyusui tidak
efektif
2 Data Subjektif Post partum Defisit
-klien tidak mengetahui penegtahuan
cara menyusui efektif perubahan
pengeluara produksi
Talking hold
ASI
Data Objektif
Butuh informasi
-klien tidak mampu
menjawab bagaimana
Defisit
cara menyusui dan
pengetahuan
meningkatkan ASI
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditegakkan pada klien hasil anamnesis
Maka didapatkan dua diagnosa pada kasus Ny.L yaitu diagnose menyusui
tidak efektif berhubungan dengan ketidak adekuatan suplai ASI SDKI
hal.75 (D.0029) dan defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi hal. 244(D.0111)
C. Intervensi Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan pada klien berdasarkan dari dua diagnosa
yang yang diangkat yaitu menyusui tidak efektif dan defisit pengetahuan
disesuaika dengan masing-masing diagnosa yang muncul.
Diagnosa yang pertama menyusui tidak efektif berhubungan dengan
ketidak adekuatan suplai ASI SDKI hal.75 (D0029) dilakukan rencana
keperawatan sesuai dengan teori tujuan (SLKI), yaitu setelah dilakukan
tindakan keperawatan diharapkan status menyusui membaik dengan
kriteria hasil :
Miksi bayi lebih lebih dari 8kali/24 jam, Suplai ASI adekuat. Intervensi
yang dilakukan identifikasi kemampuan menerima informasi, identifikasi
tujuan atau keinginan menyusui. Ajarkan perawatan payudara post partum
( mis, pijat payudara,pijat oksitosin) SLKI 1.12393 hal. 71
Diagnosa yang kedua yaitu defisit pengetahuan berhubungan dengan
kurang terpapar informasi hal. 244(D.0111) dengan tujuan setelah
dilakukan asuhan keperawatan diharakan tingkat pengetahuan meningkat.
Intervensi yang diberikan yaitu pendidikan kesehatan, jadwalkan
pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, dan berikan kesempatan untuk
bertanya.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi dilakukan 3x kunjungan dengan diagnosa pertama
menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidak adekuatan suplai ASI
SDKI hal.75 (D0029). Implementasi yang dilakukan yaitu meningkatkan
suplai ASI adekuat cara : Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi. Mengidentifikasi tujuan atau keinginan menyusui.
Menganjurkan perawatan payudara post partum (mis, memerah ASI, pijat
payudara, pijat oksitosin).
Implementasi diagosa kedua defisit pengetahuan berhubungan dengan
kurang terpapar informasi hal. 244 (D.0111) dilakukan hanya satu kali
yaitu pada pertemuan ke tiga dengan memberikan pendidikan kesehatan
tentang teknik breast care dan teknik cara menyusui.
E. Evaluasi Keperawatan
Hasil evaluasi diagnosa pertama yang didapatkan pada diagnosa
menyusui tidak efektif pada tanggal 23 Juni 2022, pukul 16.45 data
subjektif “ klien mengatakan lebih rileks dan tenang dari sebelumnya,
klien mengatakan ASI masih sedikit miksi bayi 7x/24 jam, data objektif
kien terlihat lebih rileks, tekanan darah klien 120/80 mmHg, Nadi
80x/menit, Respirasi 22x/menit, Suhu 36,8ᵒC. Assesment : masalah belum
teratasi sehingga planning harus melanjutkan intervensi (mengidentifikasi
keinginan ibu untuk menyusui , memberikan teknik breast care,
memberikan anjuran pijat secara rutin setiap hari secara mandiri.
Evaluasi hari kedua pada tanggal 24 Juni 2022, pukul 09.30, didapatkan
hasil data subjektif klien mengatakan pengeluaran ASI meningkat, miksi
bayi 9kali/24 jam, data objektif , klien lebih rileks, tekanan darah klien
120/80 mmHg, Nadi 82x/menit, Respirasi 20x/menit, Suhu 36,6ᵒC.
Assesment : masalah teratasi sebagian. Planning selanjutnya terus
melanjutkan intervensi (monitor kondidi mamae, mengidentifikasi
keinginan ibu untuk menyusui. memberikan teknik breast care,
memberikan anjuran pijat secara rutin setiap hari secara mandiri.
Evaluasi ketiga tanggal 25 Juli 2022 pukul 19.00 WIB didapatkan hasil
sebagai berikut : data subjektif klien mengatakan pengeluaran ASI
meningkat kemudian terasa tenang, nyaman, klien mengatakan miksi bayi
lebih dari 9kali/24 jam data objektif klien tampak tenang dan terlihat
nyaman, klien tampak beraktivitas tanpa bantuan. Assesment : Masalah
teratasi dan planning : hentikan intervensi.
Hasil evaluasi diagnosa ke dua defisit pada hari ke tiga tanggal 25 juni
2022 pukul 20.00 yaitu memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan
keluarga tentang manfaat teknik breast care dan manfaat dari
dilakukannya tindakan tersebut.
BAB 1V
CRITICAL EVIDANCE BASED PRACTICE
A. Analis Efektivitas Teknik Brest Care Pada ibu menyusui
perawatan payudara terhadap pengeluaran ASI Ibu menyusui
menghasilkan bahwa sebelum dilakukan perawatan payudara sebagian
besar dalam pengeluaran ASI berkategori kurang lancar berjumlah 16
orang (57%) dan sebagian kecil dalam pengeluaran ASI berkategori
lancar sebanyak 3 orang (11%). Kemudian setelah dilakukan peraatan
payudara menghasilkan sebagian besar dalam pengeluaran ASI
menjadi lancar berjumlah 20 orang (71%) dan sebagian kecil
berkategori kurang lancar berjumlah 3 orang (11%). Perawatan
payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama
pada masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancar ASI (Saleha,
2009 dalam Nurti Niyoman, 2017). Kasus yang terjaadi pada Ny.
didapatkan memiliki masalah pada proses pengeluaran ASI yaitu
produksi ASInya tidak lancar, di payudara ASI hanya keluar sedikit.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Junaida Rahmi, dkk
(2020) tentang pengaruh perawatan payudara terhadap kelancaran ASI
dan tingat kecemasan pada ibu nifas menghasilkan bahwa ada
perbedaan kelancaran ASI sebelum dan sesudah dilakukan perawatan
payudara dengan p-value = 0,031 dan tidak ada perbedaan pada tingkat
kecemasan sebelun dan sesudah dilakukan perawatan payudara pada
ibu nifas (p-value = 0,278).
Kasus yang terjadi pada Ny. L tidak ditemukan terjadinya ledakan
kecemas.
Produksi ASI dapat mempengauhi kelancaran ASI, diantaranya
dapat dipengaruhi oleh faktor makanan Ibu dan faktor isapan bayi.
Dalam peneliti (Arifin, 2016) mengatakan ibu yang kekurangan gizi
akan mengakibatkan menurunnya jumlah ASI dan kelancaran ASI pun
terhenti. Hal ini menyebabkan pada masa kehamilan jumlah pangan
yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan
cadangan lemak dalam tubuhnya (Arifin, 2016). Isapan mulut bayi
akan menstimulasi hipotalamus pada bagian hipofisis anterior dan
posterior. Hipofisis anterior menghasilkan rangsangan prolactin untuk
meningkatkan sekresi prolactin. Prolactin bekerja pada kelenjar susu
(alveoli) untuk memproduksi ASI. Isapan bayi tidak sempurna atau
putting susu ibu yang sangat kecil akan membuat produksi hormone
oksitosin, hormone prolactin akan terus menurun dan kelancaran ASI
akan berhenti (Hubertin, 2003 dalam Afifah, 2017).
Kasus yang terjadi pada Ny. L tidak ditemukan kekurangan gizi,
puting susu menonjol.
BAB V
PEMBAHAASAN
A. Pengkajian Keperawatan
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. L didapatkan bahwa
permasalahan yang dialaminya adalah produksi ASInya tidak lancar.
Produksi ASI dapat mempengauhi kelancaran ASI, diantaranya dapat
dipengaruhi oleh faktor makanan Ibu dan faktor isapan bayi. Dalam
peneliti (Arifin, 2016) mengatakan ibu yang kekurangan gizi akan
mengakibatkan menurunnya jumlah ASI dan kelancaran ASI pun
terhenti. Hal ini menyebabkan pada masa kehamilan jumlah pangan
yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan
lemak dalam tubuhnya (Arifin, 2016). Isapan mulut bayi akan
menstimulasi hipotalamus pada bagian hipofisis anterior dan posterior.
Hipofisis anterior menghasilkan rangsangan prolactin untuk
meningkatkan sekresi prolactin. Prolactin bekerja pada kelenjar susu
(alveoli) untuk memproduksi ASI. Isapan bayi tidak sempurna atau
putting susu ibu yang sangat kecil akan membuat produksi hormone
oksitosin, hormone prolactin akan terus menurun dan kelancaran ASI
akan berhenti (Hubertin, 2003 dalam Afifah, 2017).
Faktor produksi dan pengeluaran, yang akhirnya dapat
mempengaruhi terhadap kelancaran ASI. Produksi dan pengeluaran ASI
ini dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan hormone oksitosin. Hormone
oksitoksin ini dapat keluar dengan lancar, yaitu puting susu mendapat
rangsangan dengan isapan mulut bayi ataupun dengan cara perawatan
payudara agar payudara ibu tidak tegang/bengkak.
DOKUMENTASI
SETANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
BREAST CARE (PERAWATAN PAYUDARA)
Pengertian Adalah Perawatan payudara selama hamil ataupun
setelah melahirkan sangat penting untuk
melancarkan air susu danmenjaga bentuk payudara
agar tetap sama keduanya.
Tujuan - Memelihara kebersihan payudara
- Melancarkan keluarnya ASI
- Mencegah bendungan pada payudara
bengkak
Persiapan Alat Alat dan Bahan
- 2 buah waslap
- Handuk
- Baby oil
- Kapas
- 2 buah baskom yang berisi air hangat dan
air dingin
Prosedur - Sapa pasien dan beritahu penjelasan yang
akan
- dilakukan
- Mencuci tangan dengan sabun sebelum
melakukan
- tindakan
- Pasien duduk bersandar, pakaian bagian atas
dan BH
- di lepaskan
- Handuk diletakkan di bawah payudara dan
diatas
- punggung ibu
- Kapas dibasahi dengan baby Oil
- Ke-2 puting susu dikompres dengan kapas
yang sudah
- dibasahi dengan baby Oil selama 3-5 menit
- Kapas digosok disekitar puting susu untuk
megangkat
- kotoran
- Bidan / petugas berdiri di belakang pasien
dan lakukan
- pemijatan Licinkan tangan dengan sedikit
minyak atau baby Oil
- Tempatkan ke-2 telapak tangan diantara
ke-2 payudara,
- urut payudara kearah atas, kesamping,
kebawah dan
- melintang sehingga tangan menyangga
payudara
- kemudian lepaskan tangan dari payudara
berlahanlahan.
- Telapak tangan kiri menopang payudara
kiri, jari-jari
- tangan kanan saling dirapatkan, sisi
kelingking tangan
- kanan mengurut payudara dari pangkal
kearah putting,
- demikian pula payudara kanan.
- Telapak tangan menopang seperti diatas.
Kemudian
- jari-jari tangan kanan dikepalkan, lalu buku-
buku jari
- tangan kanan mengurut payudara dari
pangkal kearah
- putting, demikian pula payudara kanan
- Bersihkan ke-2 payudara dari minyak/ baby
Oil dengan
- mengunakan waslap basah
- Kompres payudara dengan menggunakan
air hangat
- selama 2-3 menit secara bergantian,
payudara kiri lalu
- payudara kanan
- Keringkan ke-2 payudara dengan
menggunakan
- handuk kering
- Beritahukan kepada ibu tindakan sudah
dilakukan
- Bantu ibu untuk mengunakan pakaian dan
bantu ibu
- untuk istirahat
- Cuci tangan kembali, lakukan dokumentasi