Oleh :
Kelompok 3
Laporan Seminar Hasil Stase Maternitas Di Ruang Merpati (Nifas) RSD Idaman
Banjarbaru.
Periode tanggal s/d Bulan Oktober Tahun Akademik 2021/2022
Telah disetujui dan disahkan pada tanggal Bulan Oktober Tahun 2021
_________________________ _________________________
NIP/NIK. NIP.
Mengetahui,
Kepala Ruang Merpati
_________________________
NIP/NIK.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Akhir Seminar Stase Maternitas. Penulisan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi
Kami selaku penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian laporan ini masih
belum sempurna. Oleh karena itu kami mohon saran dan kritik yang membangun
.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................3
DAFTAR ISI.................................................................................................................4
DAFTAR TABEL.........................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................6
C. Tujuan Penulisan................................................................................................6
D. Manfaat Penulisan..............................................................................................7
BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................9
A. Konsep Sectio Caesarea......................................................................................9
B. Konsep Asuhan Keperawatan...........................................................................15
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................27
BAB IV REVIEW JURNAL DAN PEMBAHASAN.................................................45
A. Review Jurnal...................................................................................................45
B. Pembahasan......................................................................................................49
BAB 5 PENUTUP.......................................................................................................54
A. Kesimpulan.......................................................................................................54
B. Saran.................................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................55
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
D. Manfaat Penulisan
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a. Bagi Penulis
d. Bayi Kembar
Tidak semua bayi kembar harus dilahirkan secara
operasi. Hal ini hanyak dilakukan pada kondisi yang memiliki
resiko atau komplikasi tertentu. Selain itu, bayi kembar pun
juga pernah ditemukan letaknya melintang sehingga sulit
dilakukan pada pesalinan normal dan mengalami sungsang.
b. Keperawatan
1) Tanda-tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan
30 menit pada 4 jam kemudian harus diperiksa dan catat.
2) Pemantauan secara ketat pada pemeriksaan perdarahan dan
urine.
3) Mobilisasi yaitu pada hari pertama Pasien hanya
diperbolehkan hanya untuk naikturun tempat tidur. Namun
pada hari kedua Pasien sudah dianjurkan untuk bisa berjalan
dengan bantuan. Pada hari ke- 5 yaitu pemulangan jika tidak
terdapat komplikasi penderita setelah operasi.
1. Pengkajian Keperawatan
7) Riwayat Kontrasepsi
Biasanya dikaji riwayat kontrasepsi apa yang
pernah digunakan Pasien dan apa rencana kontrasepi
yang akan digunakan Pasien.
d. Pemeriksaan Umum
1) Tingkat Kesadaran
Biasanya tingkat kesadaran ibu compos mentis kecuali
pada ibuyang mengalami perdarahan atau komplikasi dari
penyakit lain.
2) Tanda Tanda Vital
Apabila terjadi pengeluaran darah yang berlebihan pada
masanifas tekanan darah akan turun, nadi akan cepat,
pernafasanmeningkat, suhu tubuh akan menurun.
3) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Rambut
Bagaimana kebersihan rambut Pasien apakah
bersih, berminyak, atau berketombe. Biasanya pada
pasien post SC keadaan rambutkurang bersih atau
berminyak, karna pasien post SC tidak dianjurkan untuk
mandi terlebih dahulu yang tujuannya untuk
menghindari terjadinya luka basah (infeksi) pada luka
post SC pada Pasien. Mata Biasanya mata tampak
simetris kanan kiri, konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, pupil isokor dan fungsi penglihatan baik.
Kecuali pada Pasien yang terjadi penurunan kesedaran,
maka pasti akan ditemukan hasil pemeriksaan yang
abnormal pada mata Pasien.
Hidung
Biasanya hidung tampak simetris, bersih atau
tidak ada cairan berupa sekret, tidak ada pembengkakan,
tidakditemukan adanya lesi, tidak ada polip dan fungsi
penciuman baik.
c) Thorak
Payudara
Saat nifas biasanya payudara tampak simetris kiri
kanan (kecualiada kelainan), aerola akan bewarna hitam
kecoklatan(Hiperpigmentasi), produksi ASI biasanya
akan banyak pada 2kali 24 jam atau hari kedua setelah
kelahiran bayi melainkansaat bayi lahir hanya ASI pekat
atau kolostrum dapat keluardengan cara memijat
payudara, dan saat ASI sudah banyakpayudara akan
terasa padat, putting akan menonjol di keduapayudara
namun biasanya juga ditemukan Pasien yang putting
payudaranya tidak menonjol/ datar, namun hal tersebut
bisadiatasi dengan (Tahan payudara pada tepi bagian
aerola denganibu jari atau telunjuk, lalu tekan sekitar 1
inci di belakang putting atau juga bisa dengan cara
tekan bagian kulit yang bewarna hitam pada payudara
sebelum memasukkan puting ke mulut bayi).
Paru-paru
I : Pergerakan paru kanan kiri sama
P : Tidak ada rasa sakit saat ditekan dan
pembengkakkan
P : Sonor dikedua lapang paru
A : Suara nafas vesikuler dan tidak ada bunyi
suara nafastambahan (Kecuali pada Pasien yang
menderita gangguandi paru-paru akan ditemukan hasil
pemeriksaan yangabnormal).
Jantung
I : Pergerakan jantung normal
P : Tidak ada rasa sakit saat dilakukan tekanan
P :Suara jantung redup
A : Bunyi jantung normal (Lup Dup)
d) Abdomen
I : Warna kulit abdomen tampak kecoklatan, di
abdomen tampak luka post SC berbentuk horizontal
atau vertical dengan diameter ± 10 cm dan biasanya ada
striae gravidarum ( garis-garis yang tampak di kulit
perut).
A : Biasanya bising usus akan kembali normal 24 jam
setelah post SC, karena sebelum dilakukan SC Pasien
dipuasakan
P : Tympani
e) Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Biasanya ekstremitas atas Pasien tampak tidak ada
pembengkakan, tidak ada luka, tidak ada kelemahan
( Kecuali pada Pasien yang ada kelainan akan
ditemukan pemeriksaan yang abnormal) biasanya
Pasien terpasang infus yang tujuannya untuk mengganti
cairan yang hilang, memasukkan obat-obatan,
memasukkan zat makanan dalam bentuk cairan glukosa
dan elektrolit, namun setelah alat pencernaan pulih
semua atau tidak ada gangguan tambahan infus akan
dibuka dalam waktu 24 jam.
Ekstremitas Bawah
Ekstremitas bawah Pasien tampak tidak ada
pembekakan, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada kelemahan dan apakah Homan signs / Trombosis
Vena (-) atau (+) (Cara pemeriksaan Homan Signs
adalah: Letakan satu tangan pada lutut ibu lakukan
tekanan ringan agar lutut lurus, bila ibu merasakan nyeri
pada betis maka Human Signs (+).
f) Genetalia
Umunya enetalia Pasien tampak ada keluar lochea
dan biasanya Pasien ditemukan terpasang kateter yang
tujuannya untuk melihat atau memantau warna dan
jumlah cairan urine yang keluar, dan kateter akan
dilepas 24 jam post partum atau saat Pasien tidak lagi
terpasang infus dan sudah bisa BAK secara spontan.
Biasanya lochea pada ibu post SC hari 1-2
berjenisrubra, 3-7 hari berjenis (sangiolenta), 7-14 hari
berjenis (serosa), 2 minggu berjenis (alba). Dan
biasanya lochea masih bercampursisa-sisa dari air
ketuban.
Biasanya perinium Pasien tampak bersih, utuh,
tidak ada robek, tidak luka ada episiotomy dan ada tidak
varices (pembengkakan pembuluh darah vena). Dan
perhatikan apakah ada:
Redness (Kemerahan)
Edema (Bengkak)
Ecchymosis (Bercak perdarahan)
Discharge (Pengeluaran darah dari luka)
Approximatio (Perekatan/ Jahitan)
Pemberian Analgesik
Observasi
- Identifikasi riwayat alergi obat
- Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian analgesic
Terapeutik
- Tetapkan target efektifitas analgesic untuk mengoptimalkan
respons Pasien
Edukasi
- Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik sesuai indikasi
Pemantauan Nyeri
Observasi
- Identifikasi faktor pencetus dan pereda nyeri
- Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
Terapeutik
- Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi
Dibuktikan keperawatan selama 1x24 Observasi
Dengan efek prosedur diharapkan kemerahan dan - Perhatikan tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
invasif tingkat infeksi menurun Terapeutik
Kriteria Hasil : - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
- Tingkat infeksi menurun lingkungan Pasien
- Integritas kulit dan jaringan - Pertahankan teknik aseptik pada
membaik pasien beresiko infeksi
- Kontrol resiko meningkat Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka dan luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
Manajemen Nutrisi
Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Monitor asupan makanan
Terapeutik
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah kontipasi
Edukasi
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kalaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang dibutuhkan jika perlu
Perawatan Luka
Observasi
- Monitor karakteristik luka
- Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik
- Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik
- Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan prosedurperawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antibiotik
3 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan Dukungan Ambulasi
fisik Berhubungan keperawatan selama 1x24 Observasi
Dengan post SC diharapkan pergerakan - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
ekstremitas meningkat - Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
Kriteria Hasil : Terapeutik
- Keseimbangan meningkat - Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
- Pergerakan sendi meningkat meningkatkan ambulasi
- Toleransi aktivitas meningkat Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
- Anjurkan ambulasi dini
Dukungan Mobilisasi
Observasi
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
- Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas mobilisasidengan alat bantu
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU NIFAS
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata
IBU ................................................. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. B ......................................Nama : Tn. A
Umur : 26 tahun...................................Umur : 28 tahun
Agama : Islam........................................Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar......................................Suku/Bangsa : Banjar
Pendidikan : S1.............................................Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT ..............................Pekerjaan : Swasta
Alamat : Komp.Wengga Blok C ...........Alamat : Komp.Wengga
BlokC
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari dan teratur
Lama menstruasi : 7 hari
Banyaknya ganti pembalut : 2 – 3 kali/hari
Dismenorea/tidak : Nyeri dan Kram saat Haid
11. Riwayat KB
Pasien mengatakan tidak melakukan KB sebelumnya
12. Riwayat Sosial Ekonomi & Psikologis
Status Perkawinan : Kawin Kawin: 1kali
Lama menikah 11 bulan
Umur menikah pertama kali; 25tahun
Kehamilan ini direncanakan/Tidak direncanakan
Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan :
Persepsi pasien tentang keadaannya merasa ini merupakan anugrah Tuhan dia
dapat memiliki anak pertama.Pasien dan keluarga ingin melakukan perawatan
yang terbaik untuk bayinya dan ingin mnejadi orang tua yang baik bagi
bayinya.
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
2. Tanda-tanda vital:
Tekanan darah : 111 / 85mmHg
Nadi : 87kali/menit
Suhu : 35,9℃
Respirasi : 21kali/menit
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 65kg
Kenaikan BB selama hamil : 20 kg
LILA : 22,5cm
3. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Tidak terdapat masalah pada fisik pasien
Postur Tubuh : Postur pasien tidak terdapat masalah pasien
Kepala : Kepala simetris tidak terdapat lesi ataupun
bengkak, Kepala cukup bersih, tidak berketombe,
tidak ada lesi bentuk kepala simetris kanan dan
kiri
Rambut : Rambut Pasien panjang terikat,Pertumbuhan
rambut merata
Muka: Bersih cloasma: Tidak ada oedeme: tidak ada
Mata: Bersih conjungtiva: Ananemis
sklera: Putih bersih
Mata simetris antara kiri dan kanan, pergerakan
mata normal, reflek pupil terhadap cahayanormal
(bila diberi cahaya), konjungtiva tampak pucat
dan anemis, sclera kemerahan dan pasien tidak
memakai alat bantu (kaca mata
Hidung:Hidung bersih, bentuk hidung simetris kanan dankiri, tidak ada polip
pada hidung, tidak ada sinus pada hidung dan
tidak ada peradangan pada hidung, fungsi
penciuman pasien bisa membedakan wangi-
wangian
Gigi dan mulut : Mulut bersih, gigi lengkap, tidak terdapat
masalah menelan, bicara tidak
jelas,fungsimenelan baik, pasien mampu
mengecap rasa asin, manis,asam dan pahit.
4. Leher
Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak terdapat pembesaran kelenjar typoid
5. Payudara
Bentuk simetris : Bentuk simetris
Keadaan putting susu : Menonjol
Aerola mamae : Kecokelatan
Colostrum : Colostrum belum keluar
6. Abdomen
Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan/tidak
Linea nigra : terdapat linea nigra
Bekas luka/operasi : Membujur dibawah perut
7. Genetalia
Varises :Tidak terdapat varises
Odema :Tidak terdapat oedema
Pembesaran Kelenjar bartholini
Pengeluaran pervaginam :Ada perdarahan Lochea: Rubra
Bekas luka/jahitan perineum :tidak ada
Bau :Darah Nifas
Anus :tidak terdapat robekan
Haemoroid/tidak :Tidak terdapat haemoroid
Hari Ke - 2
Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Kamis D.0077 Nyeri Akut b.d Observasi: S:
Agen Cedera Fisik Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, - Pasien mengeluh nyeri masih
21-10-21
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri terasa namun telah berkurang
Mengidentifikasi skala nyeri P : Nyeri bertambah saat
Mengidentifikasi respons nyeri non verbal bergerak
Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan Q : Ditusuk-tusuk
R : Abdomen pada area
memperingan nyeri
operasi
Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan
S : Skala 2
tentang nyeri T : Hilang timbul
Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup O:
Memonitor efek samping penggunaan analgetik - Pasien tampak bergerak secara
Terapeutik: perlahan untuk mengurangi rasa
Memberikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri yang dialami
rasa nyeri (Teknik Relaksasi Otot Progresif :
- Mendemonstrasikan gerakan ke-1 yaitu genggam - Pasien mengatakan setelah
tangan dengan membuat kepalan selama 5-7 detik, dilakukan relaksasi otot
dan rasakan ketegangan yang terjadi kemudian progresif tingkat nyeri
dilepaskan sleama 10 detik. Melakukan gerakan berkurang menjadi skala 2
sebanyak 2 kali - TTV
- Mendemonstrasikan gerakan ke-2 yaitu menekuk TD: 117/77 mmHg
kebelakang pergelangan tangan sehingga otot-otot S:36,0℃
ditangan bagian belakang dan bagian bawah
Nadi: 102 x/menit
menegang ke langit-langit selama 5 detik, dan
dilepaskan selama 10 detik. Kemudian ulangi RR: 20 x/menit
sekali lagi. SPO2 : 99%
- Mendemonstrasikan gerkan ke-3yaitu
menggenggam tangan sehingga menjadi A: Masalah teratasi sebagian
kepalan kepundak selama 5 detik. Rasakan P: Intervensi dilanjutkan
ketagannya kemudian lepaskan selama10
detik. Ulangi sekali lagi.
- Melatih gerakan ke-4 yaitu mengangkat kedua
bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan
dibawa hingga menyentuh kedua telinga
selama 5 detik, kemuadian lepaskan selama10
detik. Ulangi sekali lagi).
Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Memfasilitasi istirahat dan tidur
Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (Teknik Relaksasi Otot
Progresif)
Kolaborasi
Melakukan kolaborasi pemberian analgetik injeksi IV
keterolac 30 mg/ 8 jam
Kamis D.0054 Observasi: S:
Gangguan Mobilitas Fisik Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik - Pasien mengatakan mulai bisa
21-10-2021
b.d Nyeri lainnya bergerak secara lebih aktif.
Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan - Pasien mengatakan nyeri luka
pergerakan operasi masih terasa namun
Memonitor frekuensi jantung dan tekanan darah mulai berkurang
sebelum memulai mobilisasi O:
Memonitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi - Pasien tampak bergerak secara
Terapeutik: pelan pelan
Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu - Pasien tampak mulai bisa mika-
Memfasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam miki sendiri
meningkatkan pergerakan - Post operasi hari ke-2 terdapat
Edukasi luka post SC pada abdomen
Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi ±10cm
Menganjurkan melakukan mobilisasi dini
- TFU 2 jari dibawah pusat
Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. Duduk di tempat tidur) - TTV
TD : 117/77 mmHg
S :36,0℃
Nadi : 102 x/menit
RR : 20 x/menit
SPO2 : 99%
A. Review Jurnal
Tabel Review Jurnal 4.1
2 Ismail, N. The effect of Internation Desain : Randomized Bedasarkan hasil penelitian Latihan ProgressiveMuscle
I. A. A., & progressive al Journal controlled clinical trial PMR dapat mengurangi rasa Relaxation dapat dilakukan
Elgzar, W. muscle relaxation of Studies Sampel : Sampel sakit, meningkatkan aktivitas untuk mengatasi masalah
T. I. on post cesarean in purposive dari 80 fisik dan kualitas tidur pada pada pasien post op
(2018). section pain, Nursing, wanita yang menjalani pasien dengan post section sectioncaesaria diantaranya
quality of sleep post SCdirekrut 40 caesarea nyeri meningkatkan aktivitas
and physical wanita untuk fisik dan kualitas tidur
activities kelompok studi dan 40
limitation. untuk kelompok
kontrol.
Instrument :
Progressive Muscle
Relaxation
Analisa : uji wilcoxon
Marwati, Pengaruh Jurnal Desain : quasi Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Progressive Muscle
A. W., Progressive Ilmu experiment yang telah dilakukan kepada 34 Relaxation pada pasien post
Rokayah, Muscle Keperawat Sampel :34 pasien responden selama 6 kali section caesaria dapat
C., & Relaxation an Jiwa, dibagi menjadi dua pertemuan selama 2 minggu dilakukan untuk mengurangi
Herawati, Terhadap Skala 3(1), 59- kelompok yaitu yang dilakukan oleh peneliti nyeri pada pasien.
Y. (2020).. Nyeri pada Pasien 64 kelompok kontrol dan mengenai “Pengaruh
Post Sectio intervensi masing- Progressive Muscle Relaxation
Caesaria masing 17 pasien. pada pasien Post Sectio
3
Instrument : Caesaria di RSKIA Kota
Progressive Muscle Bandung” terdapat kesimpulan
Relaxation yaitu terdapat pengaruh
Analisa : uji wilcoxon Progressive Muscle Relaxation
pada pasien post section
caesaria di RSKIA Kota
Bandung
4 Nurastam, EFEKTIFITAS Jurnal Desain : quasy- Bedasarkan hasil penelitian Teknik teknik relaksasi otot
S. N. M. TEKNIK Keperawat experiment with two Ada pengaruh teknik relaksasi progresif terhadap tingkat
(2019). RELAKSASI an group pre test and otot progresif terhadap tingkat nyeri pada pasien post operasi
OTOT Terapan post test design nyeri pada pasien post operasi dan teknik relaksasi
PROGRESIF (e- Sampel : Sampelnya seksio caesarea di Ruang autogenik terhadap tingkat
DAN Journal), adalah 34 orang yang Cempaka RSUD Ngudi nyeri pada pasien post operasi
RELAKSASI 5(2), 145- menyimpang dalam Waluyo.dan ada pengaruh seksio caesarea kedua teknik
AUTOGENIK 154. dua kelompok teknik relaksasi autogenik ini dapat dilakukan untuk
TERHADAP menggunakan teknik terhadap tingkat nyeri pada mengurangi nyeri pada pasien
TINGKAT purposive sampling. pasien post operasi seksio post op section caesarea
NYERI PADA Instrument : caesarea di Ruang Cempaka
PASIEN POST Progressive Muscle RSUD Ngudi Waluyo. Hasil
OPERASI Relaxation analisis menunjukkan kedua
SEKSIO Analisa : T-TEST teknik relaksasi efektif dalam
CAESAREA DI menurunkan tingkat nyeri. Ada
RUANG selisih pembeda pada hasil
CEMPAKA penurunan tingkat nyeri
RSUD NGUDI dimana teknik relaksasi otot
WALUYO. progresif lebih besar
menurunkan tingkat nyeri
daripada relaksasi autogenik.
5 Andria PENGARUH Jurnal Desain : pre Berdasarkan hasil penelitian Pemberian latihan teknik
Pragholap TEKNIK Kesehatan experimental study yang dilakukan terhadap 20 ibu relaksasi otot progresif dapat
ati, Heni RELAKSASI dr. with one group pre post sectio caesarea di RSUD menurunkan skala nyeri
Tresnawat OTOT Soebandi test post test design Kota Bandung dapat sedang
i, Inggrid PROGRESIF Sampel : 20 orang disimpulkan sebelum diberikan
Dirgahayu TERHADAP dipilih dalam teknik latihan teknik relaksasi otot
(2020) NYERI PADA purposive sampling progresif skala nyeri dalam
PASIEN POST Instrument : skala nyeri sedang dengan nilai
SECTIO Progressive Muscle 5-6 dimana rasa nyeri ini
CAESAREA Relaxation menggangu, tidak nyaman,
Analisa : T-TEST merepotkan dan dapat
melakukan sebagian aktivitas
dengan waktu istirahat, adapun
sesudah diberikan latihan
teknik relaksasi otot progresif
skala nyeri responden
mengalami penurunan dengan
skala nyeri 2-5 yang termasuk
kategori nyeri ringan dan
sedang. Teknik relaksasi otot
progresif berpengaruh terhadap
nyeri akibat luka post sectio
caesarea berkurangnya nyeri
yang dialami ibu post sectio
caesarea.
F. Pembahasan
A. Kesimpulan
A. Saran
Aziz Ismail, N. I. A., & Elgzar, W. T. I. (2018). The Effect of Progressive Muscle
Relaxation on Post Cesarean Section Pain, Quality of Sleep and Physical
Activities Limitation. International Journal of Studies in Nursing, 3(3), 14.
https://doi.org/10.20849/ijsn.v3i3.461
Devmurari, D., & Nagrale, S. (2020). Effectiveness of Jacobson†TMs progressive
muscle relaxation technique for pain management in post-cesaerean women.
Indian Journal of Obstetrics and Gynecology Research, 5(2), 228–232.
https://doi.org/10.18231/2394-2754.2018.0051
Fitriani, Erika A.K, & Syahrul. (2019). Progressive Muscle Relaxation dalam
Menurunkan Nyeri. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 36–40.
Marwati, A. W., Rokayah, C., & Herawati, Y. (2020). Pengaruh Progressive Muscle
Relaxation Terhadap Skala Nyeri pada Pasien Post Sectio Caesaria. Jurnal Ilmu
Keperawatan Jiwa, 3(1), 59. https://doi.org/10.32584/jikj.v3i1.472
Nevy, S., & Nurastam, M. (2019). Teknik Relaksasi Otot Progresif dan Relaksasi
Autogenik Terhadap Tingkat Nyeri pada Pasien Post Operasi Seksio Caesarea.
Jurnal Keperawatan Terapan Vol. 05 No. 02, 2019 Poltekkes Kemenkes Malang,
05(02), 145–154.
Pragholapati, A. (2020). Effect Of Progressive Muscle Relaxation Technique On Pain
In Post Sectio caesarea. Jurnal Kesehatan Dr. Soebandi, 8(2), 112–122.
https://doi.org/10.36858/jkds.v8i2.216