Anda di halaman 1dari 55

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah

Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.D DENGAN PENYAKIT GAGAL


JANTUNG KONGESTIF DI KELURAHAN TANDIKEK

SIKLUS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

OLEH

RAMA HIDAYAT, S.Kep


NIM : 1941312067
KELP X’20

PEMBIMBING :
Ns. MULYANTI ROBERTO MULIANTINO, S.Kep, M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

LAPORAN PENDAHULUAN
Landasan Teoritis Penyakit
1. Definisi

Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah

yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi

(Smletzer, 2002). Gagal jantung dapat didefinisikan sebagai abnormalitas dari

fungsi struktural jantung atau sebagai kegagalan jantung dalam

mendistribusikan oksigen sesuai dengan yang dibutuhkan pada metabolisme

jaringan, meskipun tekanan pengisian normal atau adanya peningkatan tekanan

pengisian (Mc Murray et al., 2012). Gagal jantung kongestif adalah sindrom

klinis progresif yang disebabkan oleh ketidakmampuan jantung dalam

memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (Dipiro et al.,

2015).

Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung

mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-

sel tubuh akan nutrien dan oksigen. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang

jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke

seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. Jantung

hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot

jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat (Udjianti, 2010).

Congestive Heart Failure merupakan sindrome klinis yang kompleks yang

dapat mengakibatkan gangguan jantung struktural maupun fungsional sehingga

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

mengganggu kemampuan ventrikel menerima atau memompa darah yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (Kimble et al., 2009).

Berdasarkan American Heart Association (Yancy et al., 2013), klasifikasi

dari gagal jantung kongestif yaitu sebagai berikut :

 Stage A

Stage A merupakan klasifikasi di mana pasien mempunyai resiko tinggi,

tetapi belum ditemukannya kerusakan struktural pada jantung serta

tanpa adanya tanda dan gejala (symptom) dari gagal jantung tersebut.

Pasien yang didiagnosa gagal jantung stage A umumnya terjadi pada

pasien dengan hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes melitus,

atau pasien yang mengalami keracunan pada jantungnya (cardiotoxins).

 Stage B

Pasien dikatakan mengalami gagal jantung stage B apabila ditemukan

adanya kerusakan struktural pada jantung tetapi tanpa menunjukkan

tanda dan gejala dari gagal jantung tersebut. Stage B pada umumnya

ditemukan pada pasien dengan infark miokard, disfungsi sistolik pada

ventrikel kiri ataupun penyakit valvular asimptomatik.

 Stage C

Stage C menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan struktural pada

jantung bersamaan dengan munculnya gejala sesaat ataupun setelah

terjadi kerusakan. Gejala yang timbul dapat berupa nafas pendek, lemah,

tidak dapat melakukan aktivitas berat.

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

 Stage D

Pasien dengan stage D adalah pasien yang membutuhkan penanganan

ataupun intervensi khusus dan gejala dapat timbul bahkan pada saat

keadaan istirahat, serta pasien yang perlu di monitoring secara ketat.

The New York Heart Association (Yancy et al., 2013) mengklasifikasikan

gagal jantung dalam empat kelas, meliputi :

a. Kelas I

Aktivitas fisik tidak dibatasi, melakukan aktivitas fisik secara normal

tidak menyebabkan dyspnea, kelelahan, atau palpitasi.

b. Kelas II

Aktivitas fisik sedikit dibatasi, melakukan aktivitas fisik secara normal

menyebabkan kelelahan, dyspnea, palpitasi, serta angina pektoris (mild

CHF).

c. Kelas III

Aktivitas fisik sangat dibatasi, melakukan aktivitas fisik sedikit saja

mampu menimbulkan gejala yang berat (moderate CHF).

d. Kelas IV

Pasien dengan diagnosa kelas IV tidak dapat melakukan aktivitas fisik

apapun, bahkan dalam keadaan istirahat mampu menimbulkan gejala

yang berat (severe CHF).

Klasifikasi gagal jantung baik klasifikasi menurut AHA maupun NYHA

memiliki perbedaan yang tidak signifikan. Klasifikasi menurut AHA berfokus

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

pada faktor resiko dan abnormalitas struktural jantung, sedangkan klasifikasi

menurut NYHA berfokus pada pembatasan aktivitas dan gejala yang

ditimbulkan yang pada akhirnya kedua macam klasifikasi ini menentukan

seberapa berat gagal jantung yang dialami oleh pasien.

2. Etiologi

Menurut Smeltzer (2002) penyebab gagal jantung kongestif yaitu:

- Kelainan otot jantung

- Aterosklerosis koroner

- Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload)

- Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif

- Penyakit jantung lain

Penyakit Congestive Heart Failure dapat diklasifikasikan dalam enam

kategori utama, yaitu :

- Kegagalan yang berhubungan dengan abnormalitas miokard, dapat

disebabkan oleh hilangnya miosit (infark miokard), kontraksi yang

tidak terkoordinasi (left bundle branch block), dan berkurangnya

kontraktilitas (kardiomiopati).

- Kegagalan yang berhubungan dengan overload (hipertensi).

- Kegagalan yang berhubungan dengan abnormalitas katup.

- Kegagalan yang disebabkan abnormalitas ritme jantung (takikardi).

- Kegagalan yang disebabkan abnormalitas perikardium atau efusi

perikardium (tamponade).

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

- Kelainan kongenital jantung (Parker et al., 2008)

3. Manifestasi Klinis

Menurut Hudak dan Gallo (2000), Gejala yang muncul sesuai dengan

gejala gagal jantung kiri diikuti gagal jantung kanan dan terjadinya di dada

karena peningkatan kebutuhan oksigen. Pada pemeriksaan fisik ditemukan

tanda – tanda gejala gagal jantung kongestif biasanya terdapat bunyi derap dan

bising akibat regurgitasi mitral. Manifestasi klinisnya yaitu :

a. Gagal Jantung Kiri

1. Gelisah dan cemas

2. Kongesti vaskuler pulmonal

3. Edema

4. Penurunan curah jantung

5. Gallop atrial (S3)

6. Gallop ventrikel (S4)

7. Crackles paru

8. Disritmia

9. Bunyi nafas mengi

10. Pulsus alternans

11. Pernafasan cheyne-stokes

12. Bukti-bukti radiologi tentang kongesti pulmonal

13. Dyspneu

14. Batuk

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

15. Mudah lelah

b. Gagal Jantung Kanan

1. Peningkatan JVP

2. Edema

3. Curah jantung rendah

4. Disritmia

5. S3 dan S4

6. Hiperresonan pada perkusi

7. Pitting edema

8. Hepatomegali

9. Anoreksia

10. Nokturia

11. Kelemahan

4. Pemeriksaan Penunjang Dan Diagnostik

Menurut Doenges (2000) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan

untuk menegakkan diagnosa CHF yaitu:

a. Elektro kardiogram (EKG)

Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia,

disritmia, takikardi, fibrilasi atrial

b. Scan jantung

Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan dinding.

c. Sonogram (echocardiogram,echokardiogram doppler)

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam

fungsi/struktur katub atau area penurunan kontraktilitas ventricular.

d. Kateterisasi jantung

Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan

gagal jantung kanan dan gagal jantung kiri dan stenosis katub atau

insufisiensi.

e. Rongent Dada

Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan

dilatasi atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah

abnormal

f. Elektrolit

Mungkin berubah karena perpindahan cairan/penurunan fungsi ginjal,

terapi diuretik

g. Oksimetri Nadi

Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung

kongestif akut menjadi kronis.

h. Analisa Gas Darah (AGD)

Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratori ringan (dini)

atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir)

i. Pemeriksaan Tiroid

Peningkatan aktivitas tiroid menunjukkan hiperaktivitas tiroid sebagai

pre pencetus gagal jantung kongestif

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

5. Penatalaksanaan Medis Dan Keperawatan

Menurut Mansjoer (2001) prinsip penatalaksanaan CHF adalah:

a. Tirah baring

baring mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga cadangan

jantung dan menurunkan tekanan darah.

b. Diet

Pengaturan diet membuat kerja dan ketegangan otot jantung minimal.

Selain itu pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur dan

mengurangi edema.

c. Oksigen

Pemenuhan oksigen akan mengurangi demand miokard dan membantu

memenuhi oksigen tubuh.

d. Terapi Diuretik

Diuretik memiliki efek anti hipertensi dengan meningkatkan pelepasan

air dan garam natrium sehingga menyebabkan penurunan volume cairan

dan merendahkan tekanan darah. Mengurangi kongestif pulmonal dan

edema perifer, mengurangi gejala volume berlebihan seperti ortopnea

dan dispnea noktural peroksimal, menurunkan volume plasma

selanjutnya menurunkan preload untuk mengurangi beban kerja jantung

dan kebutuhan oksigen dan juga menurunkan afterload agar tekanan

darah menurun.

e. Digitalis

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

Digitalis memperlambat frekuensi ventrikel dan meningkatkan kekuatan

kontraksi peningkatan efisiensi jantung. Saat curah jantung meningkat,

volume cairan lebih besar dikirim ke ginjal untuk filtrasi, eksresi dan

volume intravaskuler menurun.

f. Inotropik Positif

Dobutamin meningkatkan kekuatan kontraksi jantung (efek inotropik

positif) dan meningkatkan denyut jantung (efek kronotropik positif)

g. Sedatif

Pemberian sedative bertujuan mengistirahatkan dan memberi relaksasi

pada klien.

h. Pembatasan Aktivitas Fisik dan Istirahat

Pembatasan aktivitas fisik dan istirahat yang ketat merupakan tindakan

penanganan gagal jantung.

i. Vasodilator (Captopril, isosorbit dinitrat)

Mengurangi preload dan afterload yang berlebihan, dilatasi pembuluh

darah vena menyebabkan berkurangnya preload jantung dengan

meningkatkan kapasitas vena

j. Inhibitor ACE

Mengurangi kadar angiostensin II dalam sirkulasi dan mengurangi

sekresi aldosteron sehingga menyebabkan penurunan sekresi natrium

dan air. Inhibitor ini juga menurunkan retensi vaskuler vena dan tekanan

darah yg menyebabkan peningkatan curah jantung

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

6. Komplikasi

Menurut Smeltzer (2002), komplikasi dari CHF adalah :

1. Edema pulmoner akut

2. Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik,

katabolisme dan masukan diit berlebih.

3. Perikarditis: Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk

sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.

4. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem

renin-angiotensin-aldosteron.

5. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel

darah merah

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

7. WOC
MK :Obesitas Makanan berminyak/berlemak, faktor keturunan, usia

Disfungsi Miokard Beban tekanan Beban diastolik Peningkatan kebutuhan Beban volume
(AMI) Miokarditis berlebihan berlebihan metabolisme berlebihan

Kontraktilitas Beban sistol Preload meningkat


menurun meningkat

Kontraktilitas menurun
Perubahan status
kesehatan MK : Resiko
Hambatan pengosongan ventrikel penurunan curah
jantung
Krisis status Gagal jantung kanan
kesehatan
COP menurun

Stress psikologi Beban jantung meningkat

MK : Ansietas CHF

Gagal pompa ventrikel kiri


v Gagal pompa ventrikel kanan

Tekanan diastol
Forward failure Backward failure meningkat

LVED naik
Suplai darah Renal flow
Suplai darah dan O2 Bendungan atrium
jaringan menurun menurun
ke miokard menurun Tekanan vena pulmonalis meningkat kanan

Metabolisme anaerob Hipoksia otot jantung RAA meningkat Bendungan vena


Tekanan kapiler paru meningkat
sistemik
Asidosis metabolik Metabolisme anaerob
Aldosteron
Edema paru Beban ventrikel kanan Hepatomegali,
meningkat
meningkat Splenomegali
Pembentukan ATP Penimbunan asam laktat
menurun Ronkhi basah
ADH meningkat
Hipertropi Mendesak
Pelepasan
Fatigue ventrikel kanan diafragma
mediator kimia Iritasi mukosa
Retensi natrium dan paru
Presepsi nyeri air Sesak napas
Penyempitan
MK : Intoleransi
aktivitas dihipotalamus lumen ventrikel
MK :Kelebiahan Reflkes batuk
kanan
volume cairan menurun
MK : Nyeri MK :Pola Nafas
Akut tidak efektif
MK :GG.
MK : Bersihan jalan Penumpukan Pertukaran gas
nafas tidak efektif sekret

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi,


yang tergantung pada 3 faktor, yaitu:
a. Preload (yaitu sinonim dengan Hukum Starling pada jantung yang
menyatakan bahwa jumlah darah yang mengisi jantung berbanding
langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan
serabut jantung)
b. Kontraktilitas (mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi
pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut
jantung dan kadar kalsium)
c. Afterload (mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan
untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh
tekanan arteriole).
Jika terjadi gagal jantung, tubuh mengalami beberapa adaptasi yang terjadi
baik pada jantung dan secara sistemik. Jika volume sekuncup kedua ventrikel
berkurang akibat penekanan*kontraktilitas atau afterload yang sangat
meningkat, maka volume dan tekanan pada akhir diastolik di dalam kedua
ruang jantung akan meningkat. Hal ini akan meningkatkan panjang
serabut*miokardium pada akhir diastolik dan menyebabkan waktu*sistolik
menjadi singkat. Jika kondisi ini berlangsung*lama, maka akan terjadi dilatasi
ventrikel. Cardiac output pada saat istirahat masih bisa berfungsi dengan baik
tapi peningkatan tekanan*diastolik yang berlangsung lama (kronik) akan
dijalarkan ke kedua*atrium, sirkulasi pulmoner*dan sirkulasi*sitemik.
Akhirnya tekanan kapiler akan meningkat yang akan menyebabkan transudasi
cairan dan timbul edema paru atau edema sistemik.
Penurunan cardiac output, terutama jika berkaitan dengan penurunan
tekanan arterial atau penurunan perfusi ginjal, akan mengaktivasi beberapa
system*saraf dan humoral. Peningkatan aktivitas sistem saraf*simpatis akan
memacu kontraksi miokardium, frekuensi denyut jantung dan vena; yang akan
meningkatkan volume darah sentral yang selanjutnya meningkatkan preload.
Meskipun adaptasi-adaptasi ini dirancang untuk meningkatkan cardiac*output,

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

adaptasi itu sendiri dapat mengganggu*tubuh. Oleh karena itu, takikardi dan
peningkatan kontraktilitas miokardium dapat memacu terjadinya iskemia pada
pasien dengan penyakit arteri koroner sebelumnya dan
peningkatan*preload dapat memperburuk kongesti pulmoner.
Aktivasi sistem saraf simpatis juga akan meningkatkan resistensi perifer.
Adaptasi ini dirancang untuk mempertahankan perfusi ke organ-organ vital,
tetapi jika aktivasi ini sangat meningkat malah akan menurunkan aliran ke
ginjal dan jaringan. Salah satu efek penting penurunan cardiac output adalah
penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerolus,
yang akan menimbulkan retensi sodium dan cairan. Sitem rennin-angiotensin-
aldosteron juga akan teraktivasi, menimbulkan peningkatan resistensi vaskuler
perifer selanjutnya dan penigkatan afterload ventrikel kiri sebagaimana retensi
sodium dan cairan.
Gagal jantung berhubungan dengan peningkatan kadar arginin vasopresin
dalam sirkulasi, yang juga bersifat vasokontriktor dan penghambat*ekskresi
cairan. Pada gagal*jantung terjadi peningkatan peptida natriuretik atrial akibat
peningkatan tekanan*atrium, yang menunjukan bahwa disini terjadi resistensi
terhadap efek*natriuretik dan*vasodilator.

B. Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan

1. Pola Fungsional Gordon

a. Persepsi dan Manajemen Kesehatan

Kaji status kesehatan, status promosi dan praktek pencegahan

kesehatan, persepsi pengobatan atau perawatan. Biasanya pasien tidak

tahu tanda-tanda dan gejala penyakitnya, sehingga terlambat pergi

berobat.

b. Nutrisi dan Metabolisme

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

Kaji pola makan, keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit, kesulitan

menelan, diet khusus, BB, postur tubuh, tinggi badan.

c. Eliminasi

Kaji BAB dengan jumlah feses, warna feses dan khas, BAK dengan

jumlah urine, warna urine dengan kejernihan. Biasanya tidak

mengalami gangguan.

d. Tidur dan Istirahat

Kaji frekwensi dan durasi periode istirahat tidur, penggunaan obat

tidur, kondisi lingkungan saat tidur.

e. Aktivitas dan Latihan

Kaji apakah klien mengalami kesulitan atau gangguan dalam

beraktifitas terkait dengan keluhan penyakit yang dideritanya.

f. Sensori dan Kognitif

Kaji kemampuan melihat dan mendengar serta meraba, disorientasi,

reflek.

g. Persepsi dan Konsep Diri

Kaji perasaan harga diri, sikap tentang dirinya, identitas diri, dan pola

emosional.

h. Hubungan dan Peran

Kaji hubungan dengan orang lain dan keluarga. Kaji peran kelurga dan

peran sosial, kepuasan dan ketidakpuasan dengan peran, persepsi

terhadap peran yang terbesar dalam hidup.

i. Seksual dan Reproduksi

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

Kaji kepuasan atau ketidakpuasan dengan seks, pola reproduksi, dan

menstruasi.

j. Stres dan Koping

Metode untuk mengatasi atau koping terhadap stres, mendefinisakan

stressor, toleransi terhadap stress, efektifitas koping.

k. Nilai dan Kepercayaan

Kaji nilai, tujuan, dan kepercayaan berhubungan dengan pilihan, atau

membuat keputusan, kepercayaan spiritual, isu tentang hidup yang

penting, hubungan antara pola nilai kepercayaan dengan masalah dan

praktek kesehatan.

2. INTERVENSI
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1. Resiko penurunan Curah Jantung Perawatan jantung
curah jantung Perfusi jaringan Pementauan TTV

Defenisi : Berisiko Kriteria Hasil : Observasi


mengalami 1. Palpitasi menurun 1. Identifikasi tanda/gejala
pemompaan jantung2. Bradikardi primer penurunan curah
yang tidak adekuat menurun jantung (meliputi
untuk memenuhi 3. Lelah membaik dispnea, kelelahan,
kebutuhan 4. Edema menurun edema, ortopnea,
metabolisme 5. Pucat/sianosis paroxsmal nocturnal
membaik dyspnea, peningkatan
Faktor risiko : 6. Suara jantung s3, CVP)
1. Perubahan s4 menurun 2. Identifikasi tanda/gejala
afterload 7. Tekanan darah sekunder penurunan
2. Perubahan membaik curah jantung (meliputi
frekuensi jantung 8. Pengisian kapiler peningkatan berat badan,
3. Perubahan irama membaik hepatomegali, distensi
jantung 9. CPV membaik vena jugularis, palpitasi,

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

4. Perubahan 10. Kekuatan nadi ronki basah, oliguria,


kontraktilitas perifer meningkat batuk, kulit pucat
5. Perubahan preload 11. Edema perifer 3. Monitor tekanan darah
menurun 4. Monitor nadi
12. Kelemahan otot 5. Monitor pernafasan
membaik 6. Monitor suhu tubuh
13. Tekanan darah Terapeutik
sistol, diastol 7. Posisikan pasien
membaik semifowler atau fowler
dengan kaki kebawah
atau posisi nyaman
8. Berikan diet jantung
yang sesuai (mis. batasi
asupan kafein, natrium,
kolesterol, dan makanan
tinggi lemak)
9. Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stress,
Jika perlu
10. Dokumentasikan hasil
pemantauan TTV
Edukasi
11. Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleran
12. Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
13. Informasikan hasil
pemantauan TTV
Kolaborasi
14. Kolaborasi pemberian
antiaritmia jika perlu
15. Rujuk ke program
rehabilitasi jantung jika
perlu
2. Obesitas Berat Badan Managemen berat badan
Defenisi : akumulasi Perilaku Edukasi diet
lemak berlebih atau menurunkan berat Observasi
abnormal yang tidak 1. Identifikasi kondisi

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

sesuai badan kesehatan yang dapat


Penyebab : Kriteria hasil : mempengaruhi berat
1. Kurang aktivitas 1. Berat badan badan
fisik membaik 2. Identifikasi kebiasaan
2. Kelebihan 2. Indeks massa pola makan saat ini dan
konsumsi gula tubuh membaik masa lalu
3. Gangguan 3. Menentukan Terapeutik
kebiasaan makan target berat badan 3. Hitung berat badan ideal
4. Penggunaan energi dalam rentang pasien
kurang dari asupan normal meningkat 4. Fasilitasi menentukan
5. Sering mengemil 4. Menghindari target berat badan yang
6. Sering memakan makanan dan realistis
makanan yang minuman tinggi Edukasi
berminyak/ kalori meningkat 5. Jelaskan antara asupan
berlemak 5. Mengontrol porsi makanan, aktivitas fisik,
7. Faktor keturunan makan meningkat penambahan berat badan,
6. Memonitor berat dan penurunan berat
badan meningkat badan
7. Memonitar IMT 6. Informasikan makan
yang diperbolehkan dan
dilarang
7. Jelaskan faktor resiko
berat badan lebih dan
berat badan kurang
8. Anjurkan mencatat berat
badan setiap minggu,
jika perlu
9. Anjurkan mencatat
asupan makan, aktivitas
fisik dan perubahan berat

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

badan.
10. Anjurkan mengganti
bahan makanan sesuai
diet yang diprogramkan
Kolaborasi
11. Rujuk ke ahli gizi dan
sertakan keluarga, jika
perlu
3. Intoleransi Aktivitas Toleransi Aktivitas Managemen Energi
Defenisi : Kriteria Hasil : Promosi latihan fisik
Ketidakcukupan energi 1. Kemudahan Observasi
untuk melakukan melakukan 1. Identifikasi gangguan
aktivitas sehari-hari aktivitas sehari- fungsi tubuh yang
Penyebab : hari meningkat menyebabkan kelelahan
1. Ketidakseimbangan 2. Jarak berjalan 2. Monitaor kelelahan fisik
antara suplai dan meningkat dan emosional
kebutuhan oksigen 3. Toleransi menaiki 3. Monitor pola dan jam
2. Tirah baring tangga meningkat tidur
3. Kelemahan 4. Keluhan lelah 4. Monitor lokasi dan
4. Imobilitas menurun ketidaknyamanan selama
5. Gaya hidup 5. Dispnea saat melakukan aktivitas
monoton aktivitas menurun 5. Identifikasi pengalam
6. Dispnea setelah olahraga sebelumnya
aktivitas menurun 6. Monitor kepatuhan
terhadap proram
olahraga
Terapeutik
7. Sediakan lingkungan
yang nyaman dan rendah
stimulus
8. Lakukan rentang gerak
aktif dan atau pasif
9. Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
10. Fasilitasi duduk disisi

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

tempat tidur, jika tidak


bisa berpindah atau
berjalan
11. Memotivasi memulai
atau melanjutkan
program olahraga
12. Fasilitasi dalam
menjadwalkan program
periode reguler latihan
rutin mingguan
13. Berikan umpan balik
positif terhadap terhadap
upaya yang dijalankan
pasien
Edukasi
14. Anjurkan tirah baring
15. Anjurkan melakukan
aktivitas fisik secara
bertahap
16. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
17. Ajarkan strategi kopimg
untuk mengurangi
kelelahan
18. Jelaskan manfaat
kesehatan dan efek
fisiologis olahraga
19. Jelaskan jenis latihan
yang sesuai dengan
kondisi kesehatan
20. Ajarkan latihan
pemanasan dan
pendinginan yang tepat
21. Ajarkan teknik
pernafasan yang tepat
untuk memaksimalkan
penyerapan oksigen

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

selama latihan fisik


Kolaborasi
22. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
4. Ansietas Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas
Tingkat Terapi Relaksasi
Defenisi : kondisi Pengetahuan
emosi dan pengalaman Observasi
subyektif individu Kriteria Hasil: 1. Monitor tanda-tanda
terhadap objek yang 1. Verbalisasi ansietas (verbal dan non
tidak jelas dan spesifik kebingungan verbal)
akibat antisipasi menuurun 2. Periksa ketegangan otot,
bahaya yang 2. Verbalisasi frekuensi nadi, tekanan
memungkinkan khawatir akibat darah, suhu sebelum dan
individu melkukan kondisi yang sesudah latihan
tidakan untuk dihadapi menurun 3. Monitor respons
menghadapi ancaman. 3. Perilaku gelisah terhadap terapi relaksasi
menurun Terapeutik
Penyebab : 4. Perilaku tegang 4. Ciptakan suasana
1. Krisis situasional menurun terapeutik untuk
2. Kebutuhan tidak 5. Keluhan pusing menumbuhkan
terpenuhi menurun kepercayaan
3. Krisis maturasional 6. Pucat menurun 5. Dengarkan dengan
4. Ancaman terhdap 7. Pola tidur penuh perhatian
konsep diri membaik 6. Gunakan nada suara
5. Ancaman terhdap 8. Frekuensi nafas lembut dengan irama
kematian membaik lambat dan berirama saat
6. Kekhawatiran 9. Frekuensi nadi terapi relaksasi
mengalami membaik Edukasi
kegagalan 10. Tekanan darah 7. Jelaskan prosedur,
7. Disfungsi sistem membaik termasuk sensasi yang
keluarga mungkin dialami
8. Hubungan orang 8. Informasikan secara
tua anak tidak faktual megenai
memuaskan diagnosis, pengobatan,
9. Faktor keturunan dan prognosis
(tempramen mudah 9. Jelaskan secara rinci

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

teragitasi sejak intervensi relaksasi yang


lahir) dipilih
10. Terpapar bahaya 10. Anjurkan mengambil
lingkungan (mis. posisi yang nyaman
toksin, polutan 11. Anjurkan rileks dan
11. Kurang terpapar merasakan sensasi
informasi relaksasi
12. Pengakit kronis 12. Anjurkan mengulangi
progresif atau melatih teknik
13. Penyakit akut relaksasi
13. Demontrasikan dan latih
teknik relaksasi

Kolaborasi
14. Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu

3. Implementasi

Implementasi merupakan bentuk dari pelaksanaan aktivitas yang sudah

direncanakan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang

spesifik. Setelah intervensi disusun, kemudian dilakukan tindakan untuk

memodifikai hal-hal yang berhubungan dengan masalah kesehatan klien

(Nursalam,2013).

4. Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk melengkapai

proses keperawatan yang bertujuan untuk menilai seberapa jauh rencana

keperawatan dan implementasinya dapat dilaksanakan.

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

LAPORAN KASUS

A. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kelolaan

Nama : Ny. D ( P / L)
PENGKAJIAN KEPERAWATAN No. MR : 13.12.79
Tgl. lahir/usia : 12-02-1960/60th
MEDIKAL BEDAH

Alamat : Tandikek Selatan Tgl. Pengkajian : 5-11-2020 Pukul: 16.00 wib

a. Pengkajian
Data Dasar

Kesadaran : [√ ] CM [ ]Delirium [ ] Somnolen [ ]Soporocoma [ ]Coma


TTV : TD : 130 /90 mmHg N : 80x/i S : 36,4OC P : 23 x/i Nyeri [ ] ya [√ ] tidak
Gol darah : O Rh: TB: 155 cm BB: 73Kg IMT : 30,41
Pen. Jawab : Ny.N (keluarga/suami/istri/.Anak. ) Pembiayaan: BPJS
Pekerjaan : IRT Diagnosa Medis : CHF

1) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Klien mengatakan mudah lelah jika beraktivitas.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan sedang menjalani rawat jalan di
RSUD Padang Pariaman. Klien mengatakan mudah lelah saat melakukan aktivitas
sedang seperti berjalan mendaki jika ingin pergi ke mushola yang berjarak 150m dari
rumah. Klien mengatakan nafas sesak jika melakukan aktivitas berat seperti
menggendong cucunya. Terkadang saat melakukan aktivitas berat dada terasa
berdebar. Klien tampak lelah setelah menggendong cucunya. Klien tampak lemah.
Klien mengatakan cemas dan khawatir dengan penyakit jantung yang ia derita. Klien
mengatakan cemas karena penyakit jantung adalah penyakit yang berbahaya. Klien
tampak cemas. Klien mengatakan memiliki kecemasan yang berlebihan. Klien
mengatakan terkadang jika rasa cemas datang karena dikejutkan sesuatu dada terasa

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

berdebar. Klien mengatakan dibantu anaknya untuk melakukan aktivitas rumah. klien
mengatakan sejak sakit mengerjakan ibadah sholat sambil duduk. TD : 130/90mmHg,
S : 36,4OC, N : 80 x/i, P : 23 x/i, CRT <3 detik, dispnea(-) peningkatan CVP (-),
edema (-)
c) Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan telah menderita penyakit jantung sejak 3 tahun yang lalu. Klien
mengatakan selalu kontrol rutin dan memeriksa kesehatan jantungnya setiap bulan.
Klien mengatakan dulu pernah dirawat dengan penyakit jantung di RSUD Pariman.

d) Riwayat kesehatan keluarga


Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
dengan klien, dan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular atau
penyakit turunan lainnya
e) Genogram

Ket :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: klien

: Serumah

: Peny. Jantung

2) Pola fungsional gordon


a) Pola Presepsi dan penanganan kesehatan
Presepsi terhadap penyakit : Klien mengatakan menyadari dan mengetahui kondisi
penyakitnya. Klien mengatakan kesehatan itu sangat penting, menurutnya berobat itu
penting dan wajib. Klien mengatakan selalu kontrol rutin dan memeriksakan kesehatan

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

jantungnya setiap bulan ke rumah sakit. Klien mengatakan saat ini selalu rutin
mengkonsumsi obat dari dokter dan berusaha mengikuti anjuran dari petugas
kesehatan.
Kebiasaan :
Merokok : [√] tidak [ ] ya, Bungkus : /hari, lamanya ..........
Minum alkohol : [√]tidak [ ] ya, Berapa botol: /hari, Lama; -
Obat-obatan : [ ] tidak [√] ya, nama obat:
- Nitrat Tab 1x1 bila nyeri
- Noristil Tab 2mg 1x1
- Furosemid 40 mg bila perlu
- B-Bloc 6,2 mg 1x1
- Ranitidin 150mg 1x1
Lain-lain :-
Reaksi alergi :- Tindakan: -
b) Pola Nutrisi/Metabolik :
Keluhan : klien mengatakan makan normal
Diet/Suplemen Khusus :-
Perubahan BB 6 bulan terakhir : [ √ ]tak ada/ [ ] ada ............ kg [↑] / [↓]
Asupan nutrisi : [√ ]oral, [ ]NGT, [ ]Parenteral [ ]Gastrotomi
Riwayat masalah kulit/penyembuhan : [√ ]tidak ada [ ]ada,............
Pantangan/ ALERGI : ..................................................................
Gambaran diit pasien dalam sehari (komposisi & ukuan)
Sebelum Sakit Selama rawat jalan
Makan Pagi: nasi, lauk bersantan+ Makan Pagi: nasi, lauk, sayur, buah
jeroan, gorengan, sayur, buah (habis 1 (habis 1 piring)
piring)
Makan Siang: nasi, lauk bersantan+ Makan siang: nasi, lauk, sayur, buah
jeroan, gorengan, sayur, buah (habis 1 (habis 1 piring)
piring)
Makan malam: nasi, lauk bersantan + Makan malam: nasi, lauk, sayur (habis
jeroan, gorengan, sayur (habis 1 1 piring)
piring)

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

Minum: 6-7 gelas air putih Minum: 6-7 gelas air putih
Kesimpulan : klien mengatakan saat ini tidak ada masalah makan. Klien
mengatakan dahulu sebelum sakit suka makan bersantan, jeroan dan gorengan. Klien
mengatakan sejak sakit sudah membatasi makanan dengan mematuhi diet rendah
garam dengan batasan satu sendok teh sehari dan juga membatasi konsumsi makanan
yang berminyak dan berkolesterol. Saat ditanyakan tentang penurunan berat badan
klien mengatakan tidak ada penurunan berat badan, klien hanya mengatakan dokter
selalu menyarankan agar berat badannya diturunkan, klien mengatakan kegemukan
adalah keturunan, karena orang tua dan adiknya juga gemuk.

c) Pola Eliminasi

Pola Defekasi Pola Urinasi


Frekwensi....1..hari Konsistensi: lembek Frekwensi:.....5-6../hari Konsistensi: cair
Warna: kuning
kecoklatan Bau: khas Warna: kekuningan Bau: khas
Stoma : tidak ada Alat bantu: tidak ada
Kesimpulan : klien mengatakan tidak ada gangguan BAB dan BAK

d) Aktivitas/Olahraga
Keluhan : klien mengatakan mudah lelah saat melakukan aktivitas sedang seperti
berjalan mendaki jika ingin pergi ke mushola yang berjarak 150m dari rumah, klien
mengatakan nafas sesak jika melakukan aktivitas berat seperti menggendong cucunya.
Terkadang saat melakukan aktivitas berat dada terasa berdebar. Klien tampak lemah.
Klien tampak lelah setelah menggendong cucunya. Klien mengatakan dibantu
anaknya untuk melakukan aktivitas rumah.
Kemampuan Perawatan Diri :
0 = Mandiri 2 = Bantuan Orang Lain 4 = Tergantung / tidak mampu
1 = Dengan Alat Bantu 3 = Bantuan peralatan dan orang lain
0 1 2 3 4
Makan/Minum √
Mandi √
Berpakaian/berdandan √

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

Toileting √
Mobilisasi di tempat tidur √
Berpindah √
Berjalan √
Menaiki Tangga √
Berbelanja √
Memasak √
Pemeliharaan Rumah √

ALAT BANTU: [ ] Kruk [ ] Pispot ditempat tidur [ ] Walker Tongkat


[ ] Belut/Mitela [ ] Kursi roda.
Kekuatan Otot :
555 555
555 555 ket: klien hanya lemas melakukan aktivitas
berat
e) Pola istirahat dan tidur
Keluhan:
Kebiasaan : ......6... jam/malam, 1.................. jam tidur siang, Tidur sore : -
Merasa segar setelah tidur : [ √ ] Ya [ ] Tidak.
Lain-lain/kesimpulan : tidak ada keluhan tidur tercukupi

f) Pola Kognitif-Presepsi

Status mental: [√ ] Sadar [ ] Afasia reseptif [ ] Mengingat cerita buruk


[√ ]Terorientasi [ ] Kelam Pikir [ ] Kombatif [ ] Tak responsif
Bicara : [√] Normal [ ] Tak Jelas [ ] Gagap [ ] Afasia ekspresif
Bahasa sehari-hari : [√ ] Indonesia [√ ]Daerah lain minang [ ] lain-lain : ........
Kemampuan membaca bahasa Indonesia [ √ ] Ya/ [ ] Tidak
Berkomunikasi: [√] Ya [ ]Tidak, memahami [√] ya [ ] tidak
Tingkat Ansietas : [ ] ringan [√ ] sedang [ ] berat [ ] panik
Keterampilan Interaksi : [√] tepat/ [ ] lain-lain ...............
Pendengaran : [√] DBN, [ ] Kerusakan; [ ] kanan/[ ] kiri, [ ]
Tuli; [ ]kanan/[ ]kiri, Alat bantu dengar ; ............................

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

Penglihatan : [√] DBN [ ] Kacamata [ ] Lensa Kontak


[ ] Kerusakan [ ] Kanan/[ ] Kiri [ ] Buta [ ] Kanan/[ ] Kiri
[√ ] Katarak [ ] Kanan/[ ] Kiri [ ] Glaukoma ..........
[ ] Protesis [ ] Kanan/[ ] Kiri [ ] Ya/[ ] Tidak
Vertigo :
Ketidak nyamanan/Nyeri: [√ ] Tidak ada [ ] Akut [ ] Kronik
Deskripsi :
Klien mengatakan terkadang nyeri jika melakukan aktivitas berat, klien
mengatakan saat nyeri datang nyeri terasa tertindih beban berat, nyeri terasa ditengan
dada, skala nyeri 6 dan nyeri hilang timbul dengan durasi + 5 menit
Kesimpulan: proses pikir dan daya ingat baik
g) Pola Peran-Hubungan
Keluhan. : tidak ada...................................................
Pekerjaan:
Status Pekerjaan : [ ] Bekerja [ ]Ketidakmampuan jangka pendek
[ ]Ketidakmampuan jangka panjang [√]Tidak Bekerja
Sistem Pendukung : [ ]Pasangan [ ]Tetangga/Teman [ ]Tidak ada
[√ ]Keluarga serumah [ ]Keluarga tinggal berjauhan
Masalah keluarga berkenaan dengan perawatan di RS: tidak ada.....................
Kegiatan sosial : mengikuti kajian majelis taklim seminggu sekali dan sering
berkumpul sholat berjamaah dimesjid dengan teman-temannya.....................

h) Pola Seksualitas/Reproduksi
Keluhan: tidak dilakukan pengkajian...............
Tanggal Menstruasi Akhir (TMA): ....................................
Masalah Menstruasi: [ ] Ya [ √] Tidak ............................
Pap Smear Terakhir: tidak ada...............................
Pemeriksaan Payudara/Testis Mandiri Bulanan: [ ]Ya [√ ]Tidak
Masalah Seksual B/D Penyakit: ....... tidak ada

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

i) Pola Koping-Toleransi stress


Keluhan : Klien mengatakan cemas dan khawatir dengan penyakit jantung yang ia
derita. Klien mengatakan cemas karena penyakit jantung adalah penyakit yang
berbahaya, klien mengatakan memiliki kecemasan yang berlebihan, klien mengatakan
terkadang jika rasa cemas datang karena dikejutkan sesuatu dada terasa berdebar.
Klien mengatakan tidak ada stres saat ini, klien mengatakan stres saat kontrol
kerumah sakit jika terlalu lama mengantri di poli RS ..................
Masalah (finansial, perawatan diri): tidak ada............................
Kehilangan/perubahan besar di masa lalu: [√ ] Tidak [ ]Ya, .................................
Hal yang dilakukan saat ada masalah :bercerita kepada anak dan menantu .........
Penggunaan obat untuk menghilangkan stres: tidak ada...........................................
Keadaan emosi dalam sehari hari: [√ ] santai [ ]tegang

j) Pola nilai dan kepercayaan


Keluhan : klien mengatakan sejak sakit mengerjakan ibadah sholat sambil duduk.

Agama : [√ ] Islam [ ] Kristen [ ] Protestan [ ] Hindu [ ] Budha


[ ] lain-lain
Pantangan keagamaan : [ √ ] Tidak [ ] Ya, (uraikan) ..............
Ibadah selama sakit : klien mengatakan sejak sakit mengerjakan ibadah sholat
sambil duduk.
Permintaan kunjungan rohaniawan pada saat ini : [ ] Ya [√] Tidak
3) Pemeriksaan Penunjang
a) Diagnostik : -
b) Laboratorium : - Tanggal 26 Agustus 2020
- Total cholesterol : 144 mg/dl (↓) (n : 150-200)
- HDL cholesterol : 23 mg/dl (↓) (n : pr >60, lk >50)
- LDL cholesterol : 95 mg/dl (n) (n : <150 )
- Trigliserida : 128 mg/dl (n) (n : <200)

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

4) Pemeriksaan Fisik

PEMERIKSAAN FISIK

Gambaran

Tanda Vital TD : 130/90mmHg S : 36,4OC


N : 80x/i P : 23 x/i

Kulit kulit bersih, warna kulit sawo matang, kulit lembab,


turgor kulit baik

Kepala - Kepala : simetris ki/ka, tidak ada lesi, tidak ada

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

edema, rambut bersih, beruban


- Mata:konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik,
isokor, tidak ada lesi, penglihatan sedikit kabur,
xantalesma tidak ada.
- Hidung simetris ki/ka, tidak ada secret,tidak ada
pernafasan cuping hidung, tidak ada masalah
- Mulut tampak sedikit kotor, mukosa mulut
lembab, bibir tampak lembab, gigi tampak
karies, gigi tampak ompong, tidak ada masalah
- Telinga tidak ada masalah

Leher Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak


distensi vena jogularis

Toraks I: bentuk simetris ki/ka, RR; 23x/i, tidak ada


- Paru tampak penggunaan otot bantu pernafasan
Pa: Premitus ki/ka
Pe: sonor
A: vesikuler
- Jantung I: ictus cordis tidak terlihat
Pa: ictus cordis teraba teraba di ICS V MCS
Pe: pekak
A : S1,S2 reguler, murmur(-), gallop (-)

Abdomen I : tidak ada asites


A : bising usus 17 x/i
Pa : tidak ada nyeri tekan
Pe : Tympani

Genitalia Tidak dilakukan pemeriksaan, klien mengatakan


Rectal tidak ada masalah

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

Ekstremitas Ekremitas atas pergerakan aktif tidak ada masalah,


CRT <3 detik,
Esktremitas bawah akral hangat, tidak ada edema

Lain-lain -

Keterangan : *Diarsir bagian


tubuh yang mengalami.
Apabila luka dilengkapi dengan
ukuran & jenis luka

5) Penatalaksanaan/ therapi pengobatan:


Oral :
- Nitrat Tab 1x1 bila nyeri
- Noristil Tab 2mg 1x1
- Furosemid 40 mg 1x1 bila perlu
- B-Bloc 6,2 mg 1x1
- Ranitidin 150mg 1x1
ANALISA DATA
Inisial Nama Pasien:……Ny.D…….. No MR:………… 13.12.79………..

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


1 DS : Perubahan Resiko penurunan curah
- Klien mengatakan mudah lelah kontraktilitas jantung
saat melakukan aktivitas
sedang seperti berjalan
mendaki jika ingin pergi ke

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

mushola yang berjarak 150m


dari rumah
- Klien mengatakan nafas sesak
jika melakukan aktivitas berat
seperti menggendong cucunya
- Terkadang saat melakukan
aktivitas berat dada terasa
berdebar.
DO :
- Klien tampak lelah setelah
menggendong cucunya.
- Dispnea (-)
- Peningkatan CVP (-)
- Edema (-)
- CRT <3 detik
2. DS : Faktor keturunan, Obesitas
- Klien mengatakan dokter selalu sering memakan
menyarankan agar berat makanan
badannya diturunkan berminyak/berlemak
- Klien mengatakan kegemukan
adalah keturunan, karena orang
tua dan adiknya juga gemuk

DO :
- IMT : 30,41
- Klien tampak obesitas
- BB : 73 Kg
- TB : 155 cm
3. DS : Ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas
- Klien mengatakan mudah lelah antara suplai dan
saat melakukan aktivitas kebutuhan oksigen
sedang seperti berjalan
mendaki jika ingin pergi ke
mushola yang berjarak 150m
dari rumah
- Klien mengatakan nafas sesak
jika melakukan aktivitas berat
seperti menggendong cucunya.
- Terkadang saat melakukan
aktivitas berat dada terasa
berdebar
- Klien mengatakan dibantu
anaknya untuk melakukan
aktivitas rumah.
- klien mengatakan sejak sakit

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

mengerjakan ibadah sholat


sambil duduk.
DO :
- Klien tampak lemah
- Klien tampak lelah setelah
menggendong cucunya.
4. DS : Krisis situasional Ansietas
- Klien mengatakan cemas dan
khawatir dengan penyakit
jantung yang ia derita
- Klien mengatakan cemas
karena penyakit jantung adalah
penyakit yang berbahaya
- Klien mengatakan memiliki
kecemasan yang berlebihan
- Klien mengatakan terkadang
jika rasa cemas datang karena
dikejutkan sesuatu dada terasa
berdebar
DO :
- Klien tampak cemas

b. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko Penurunan Curah Jantung d.d Perubahan kontraktilitas
2) Obesitas b.d faktor keturunan, sering makan makanan berlemak/berminyak
3) Intoleransi aktivitas b.d Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
4) Ansietas b.d krisis situasional

c. Intervensi

No Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
1. Resiko penurunan Curah Jantung Perawatan jantung
curah jantung Perfusi jaringan Pementauan TTV

Defenisi : Berisiko Kriteria Hasil : Observasi


mengalami 1. Palpitasi menurun 1. Identifikasi tanda/gejala primer
pemompaan jantung 2. Bradikardi menurun penurunan curah jantung
yang tidak adekuat 3. Lelah membaik (meliputi dispnea, kelelahan,
untuk memenuhi 4. Edema menurun edema, ortopnea, paroxsmal
kebutuhan 5. Pucat/sianosis nocturnal dyspnea, peningkatan
metabolisme membaik CVP)
6. Suara jantung s3, s4 2. Identifikasi tanda/gejala

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

Faktor risiko : menurun sekunder penurunan curah


1. Perubahan 7. Tekanan darah
jantung (meliputi peningkatan
afterload membaik berat badan, hepatomegali,
2. Perubahan 8. Pengisian kapiler
distensi vena jugularis, palpitasi,
frekuensi jantung membaik ronki basah, oliguria, batuk,
3. Perubahan irama 9. CPV membaik kulit pucat
jantung 10. Kekuatan nadi perifer
3. Monitor tekanan darah
4. Perubahan meningkat 4. Monitor nadi
kontraktilitas 11. Edema perifer
5. Monitor pernafasan
5. Perubahan preload menurun 6. Monitor suhu tubuh
12. Kelemahan otot
Terapeutik
membaik 7. Posisikan pasien semifowler
13. Tekanan darah sistol,
atau fowler dengan kaki
diastol membaik
kebawah atau posisi nyaman
8. Berikan diet jantung yang sesuai
(mis. batasi asupan kafein,
natrium, kolesterol, dan
makanan tinggi lemak)
9. Berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi stress, Jika perlu
10. Dokumentasikan hasil
pemantauan TTV
Edukasi
11. Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleran
12. Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
13. Informasikan hasil pemantauan
TTV
Kolaborasi
14. Kolaborasi pemberian
antiaritmia jika perlu
15. Rujuk ke program rehabilitasi
jantung jika perlu
2. Obesitas Berat Badan Managemen berat badan
Defenisi : akumulasi Perilaku menurunkan Edukasi diet
lemak berlebih atau berat badan Observasi
abnormal yang tidak Kriteria hasil : 1. Identifikasi kondisi kesehatan
sesuai 1. Berat badan yang dapat mempengaruhi berat
Penyebab : membaik badan

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

1. Kurang aktivitas 2. Indeks massa tubuh 2. Identifikasi kebiasaan pola


fisik membaik makan saat ini dan masa lalu
2. Kelebihan 3. Menentukan target Terapeutik
konsumsi gula berat badan dalam 3. Hitung berat badan ideal pasien
3. Gangguan rentang normal 4. Fasilitasi menentukan target
kebiasaan makan meningkat berat badan yang realistis
4. Penggunaan energi 4. Menghindari Edukasi
kurang dari asupan makanan dan 5. Jelaskan antara asupan
5. Sering mengemil minuman tinggi makanan, aktivitas fisik,
6. Sering memakan kalori meningkat penambahan berat badan, dan
makanan yang 5. Mengontrol porsi penurunan berat badan
berminyak/ makan meningkat 6. Informasikan makan yang
berlemak 6. Memonitor berat diperbolehkan dan dilarang
7. Faktor keturunan badan meningkat 7. Jelaskan faktor resiko berat
7. Memonitar IMT badan lebih dan berat badan
kurang
8. Anjurkan mencatat berat badan
setiap minggu, jika perlu
9. Anjurkan mencatat asupan
makan, aktivitas fisik dan
perubahan berat badan.
10. Anjurkan mengganti bahan
makanan sesuai diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
11. Rujuk ke ahli gizi dan sertakan
keluarga, jika perlu
3. Intoleransi Aktivitas Toleransi Aktivitas Managemen Energi
Defenisi : Kriteria Hasil : Promosi latihan fisik
Ketidakcukupan energi 1. Kemudahan Observasi
untuk melakukan melakukan aktivitas 1. Identifikasi gangguan fungsi
aktivitas sehari-hari sehari-hari meningkat tubuh yang menyebabkan
Penyebab : 2. Jarak berjalan kelelahan
1. Ketidakseimbangan meningkat 2. Monitaor kelelahan fisik dan
antara suplai dan 3. Toleransi menaiki emosional
kebutuhan oksigen tangga meningkat 3. Monitor pola dan jam tidur
2. Tirah baring 4. Keluhan lelah 4. Monitor lokasi dan
3. Kelemahan menurun ketidaknyamanan selama
4. Imobilitas 5. Dispnea saat aktivitas melakukan aktivitas
5. Gaya hidup menurun 5. Identifikasi pengalam olahraga

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

monoton 6. Dispnea setelah sebelumnya


aktivitas menurun 6. Monitor kepatuhan terhadap
proram olahraga
Terapeutik
7. Sediakan lingkungan yang
nyaman dan rendah stimulus
8. Lakukan rentang gerak aktif dan
atau pasif
9. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
10. Fasilitasi duduk disisi tempat
tidur, jika tidak bisa berpindah
atau berjalan
11. Memotivasi memulai atau
melanjutkan program olahraga
12. Fasilitasi dalam menjadwalkan
program periode reguler latihan
rutin mingguan
13. Berikan umpan balik positif
terhadap terhadap upaya yang
dijalankan pasien
Edukasi
14. Anjurkan tirah baring
15. Anjurkan melakukan aktivitas
fisik secara bertahap
16. Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
17. Ajarkan strategi kopimg untuk
mengurangi kelelahan
18. Jelaskan manfaat kesehatan dan
efek fisiologis olahraga
19. Jelaskan jenis latihan yang
sesuai dengan kondisi kesehatan
20. Ajarkan latihan pemanasan dan
pendinginan yang tepat
21. Ajarkan teknik pernafasan yang
tepat untuk memaksimalkan
penyerapan oksigen selama
latihan fisik

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

Kolaborasi
22. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan jika perlu
4. Ansietas Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas
Tingkat Pengetahuan Terapi Relaksasi
Defenisi : kondisi
emosi dan pengalaman Kriteria Hasil: Observasi
subyektif individu 1. Verbalisasi 1. Monitor tanda-tanda ansietas
terhadap objek yang kebingungan (verbal dan non verbal)
tidak jelas dan spesifik menuurun 2. Periksa ketegangan otot,
akibat antisipasi 2. Verbalisasi khawatir frekuensi nadi, tekanan darah,
bahaya yang akibat kondisi yang suhu sebelum dan sesudah
memungkinkan dihadapi menurun latihan
individu melkukan 3. Perilaku gelisah 3. Monitor respons terhadap terapi
tidakan untuk menurun relaksasi
menghadapi ancaman. 4. Perilaku tegang Terapeutik
menurun 4. Ciptakan suasana terapeutik
Penyebab : 5. Keluhan pusing untuk menumbuhkan
1. Krisis situasional menurun kepercayaan
2. Kebutuhan tidak 6. Pucat menurun 5. Dengarkan dengan penuh
terpenuhi 7. Pola tidur membaik perhatian
3. Krisis maturasional 8. Frekuensi nafas 6. Gunakan nada suara lembut
4. Ancaman terhdap membaik dengan irama lambat dan
konsep diri 9. Frekuensi nadi berirama saat terapi relaksasi
5. Ancaman terhdap membaik Edukasi
kematian 10. Tekanan darah 7. Jelaskan prosedur, termasuk
6. Kekhawatiran membaik sensasi yang mungkin dialami
mengalami 8. Informasikan secara faktual
kegagalan megenai diagnosis, pengobatan,
7. Disfungsi sistem dan prognosis
keluarga 9. Jelaskan secara rinci intervensi
8. Hubungan orang relaksasi yang dipilih
tua anak tidak 10. Anjurkan mengambil posisi
memuaskan yang nyaman
9. Faktor keturunan 11. Anjurkan rileks dan merasakan
(tempramen mudah sensasi relaksasi
teragitasi sejak 12. Anjurkan mengulangi atau
lahir) melatih teknik relaksasi
10. Terpapar bahaya 13. Demontrasikan dan latih teknik

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

lingkungan (mis. relaksasi


toksin, polutan
11. Kurang terpapar Kolaborasi
informasi 14. Kolaborasi pemberian obat
12. Pengakit kronis antiansietas, jika perlu
progresif
13. Penyakit akut

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

d. Implementasi ,Evaluasi

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal Diagnosan Implementasi Evaluasi


Keperawatan
05-11-2020 Risiko Penurunan 1. Kaji tanda penurunan curah jantung S :
Curah Jantung d.d primer seperti dispnea, kelelahan, - Klien mengatakan mudah lelah saat
Perubahan edema, peningkatan CVP, CRT pada melakukan aktivitas sedang seperti
kontraktilitas klien berjalan mendaki jika ingin pergi ke
2. Monitor tekanan darah klien mushola yang berjarak 150m dari rumah
3. Monitor nadi klien - Klien mengatakan nafas sesak jika
4. Monitor pernafasan klien melakukan aktivitas berat seperti
5. Dokumentasikan hasil pemantauan menggendong cucunya
TTV - Terkadang saat melakukan aktivitas
6. Menganjurkan klien mengkonsumsi berat dada terasa berdebar.
obat sesuai terapi O:
- Klien tampak lelah setelah
menggendong cucunya.
- TD : 130/90mmHg
- S : 36,4OC
- N : 80 x/i
- P : 23 x/i
- Dispnea (-)
- Peningkatan CVP (-)
- Edema (-)
- CRT <3 detik
- Terapi pengobatan

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

 Nitrat Tab 1x1 bila nyeri


 Noristil Tab 2mg 1x1
 Furosemid 40 mg bila perlu
 B-Bloc 6,2 mg 1x1
 Ranitidin 150mg 1x1
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjukan
05-11-2020 Obesitas b.d faktor 1. Identifikasi kebiasaan pola makan saat S :
keturunan, sering ini dan masa lalu - Klien mengatakan dahulu sebelum sakit
makan makanan 2. Kaji berat badan klien suka makan bersantan, jeroan dan
berlemak/berminyak 3. Identifikasi IMT klien gorengan.
4. Hitung berat badan ideal pasien - Klien mengatakan sejak sakit sudah
5. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya membatasi makanan dengan mematuhi
diet rendah garam dengan batasan satu
sendok teh sehari dan juga membatasi
konsumsi makanan yang berminyak dan
berkolesterol
- Klien mengatakan menyetujui untuk
pertemuan selanjutya
O
- BB : 73 kg
- IMT : 30, 41 kg/m2
- Klien tampak obesitas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
05-11-2020 Intoleransi aktivitas 1. Monitor kelelahan fisik dan emosional S :
b.d 2. Monitor pola dan jam tidur - Klien mengatakan mudah lelah saat
Ketidakseimbangan 3. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan melakukan aktivitas sedang seperti

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

antara suplai dan selama melakukan aktivitas berjalan mendaki jika ingin pergi ke
kebutuhan oksigen 4. Anjurkan pasien agar istrirahat setelah mushola yang berjarak 150m dari rumah
beraktivitas - Klien mengatakan nafas sesak jika
5. Anjurkan pasien banyak beristirahat melakukan aktivitas berat seperti
6. Anjurkan melakukan aktivitas fisik menggendong cucunya.
secara bertahap sesuai toleransi - Terkadang saat melakukan aktivitas
berat dada terasa berdebar
- Klien mengatakan dibantu anaknya
untuk melakukan aktivitas rumah.
- klien mengatakan sejak sakit
mengerjakan ibadah sholat sambil
duduk.
O:
- Klien tampak lemah
- Klien tampak lelah setelah
menggendong cucunya
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
05-11-2020 Ansietas b.d krisis 1. Monitor tanda-tanda kecemasan pada S:
situasional klien - Klien mengatakan cemas dan khawatir
2. Bina ham dengan klien dengan penyakit jantung yang ia derita
3. Mendengarkan dengan penuh perhatian - Klien mengatakan cemas karena
apa yang klien ceritakan terkait penyakit jantung adalah penyakit
kecemasan jantung adalah penyakit yang berbahaya
4. Menjelaskan informasikan secara - Klien mengatakan memiliki kecemasan
faktual megenai diagnosis, pengobatan, yang berlebihan
dan apa yang perlu dilakukan untuk - Klien mengatakan terkadang jika rasa
penanganan jantung pada klien cemas datang karena dikejutkan sesuatu

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

5. Monitor TTV dada terasa berdebar


6. Kontrak klien untuk dilakukan teknik - Klien mengatakan sudah mengetahui
relaksasi nafas dalam dan hipnotis 5 tentang kondisi penyakitnya
jari. DO :
- Klien tampak cemas
- TD : 130/90mmHg
- S : 36,4OC
- N : 80 x/i
- P : 23 x/i
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjukan
06-11-2020 Risiko Penurunan 1. Monitor tanda penurunan curah jantung S :
Curah Jantung d.d primer seperti dispnea, kelelahan, - Klien mengatakan masih mudah lelah
Perubahan edema, peningkatan CVP, CRT pada saat melakukan aktivitas sedang seperti
kontraktilitas klien berjalan mendaki jika ingin pergi ke
2. Monitor tekanan darah klien mushola yang berjarak 150m dari rumah
3. Monitor nadi klien - Klien mengatakan nafas masih sesak
4. Monitor pernafasan klien jika melakukan aktivitas berat
5. Anjurkan klien untuk diet sesuai terapi - Klien mengatakan akan langsung
6. Dokumentasikan hasil pemantauan beristirahat jika lelah setelah
TTV beraktivitas
7. Anjurkan klien beraktivitas - Klien mengatakan akan mengurangi
semampunya aktivitas seperti berjalan ke mushola
8. Menganjurkan klien mengkonsumsi O :
obat sesuai terapi - TD : 130/80mmHg
- S : 36 OC
- N : 84 x/i
- P : 22 x/i

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

- Dispnea (-)
- Edema (-)
- Peningkatan JVP (-)
- CRT <3 detik
- Terapi pengobatan
 Nitrat Tab 1x1 bila nyeri
 Noristil Tab 2mg 1x1
 Furosemid 40 mg bila perlu
 B-Bloc 6,2 mg 1x1
 Ranitidin 150mg 1x1
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjukan
06-11-2020 Obesitas b.d faktor 1. Monitor berat badan klien S:
keturunan, sering 2. Monitor IMT klien - Klien mengatakan sudah paham tentang
makan makanan 3. Hitung berat badan ideal pasien makanan yang diperbolehkan dan yang
berlemak/ berminyak 4. Fasilitasi menentukan target berat dilarang dan faktor resiko berat badan
badan yang realistis lebih
5. Informasikan makanan yang - Klien mengatakan akan mencatat berat
diperbolehkan dan dilarang badan setiap minggu
6. Jelaskan faktor resiko berat badan O
lebih - Klien mampu menyebutkan tentang
7. Anjurkan mencatat berat badan makanan yang diperbolehkan dan
setiap minggu, jika perlu dilarang dan faktor resiko berat badan
lebih
- BB : 73 kg
- BB ideal yang diharapkan : 49,5 kg
- IMT : 30, 41 kg/m2
- Klien tampak obesitas

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

A : Masalah teratasi sebagian


P : Intervensi dilanjutkan
06-11-2020 Ansietas b.d krisis 1. Monitor tanda-tanda kecemasan pada DS :
situasional klien - Klien mengatakan rileks setelah
2. Menjelasakan cara melakukan teknik melakukan teknik relaksasi nafas dalam
relaksasi pada klien dan hipnotis 5 jari
3. Anjurkan mengambil posisi yang - Klien mengatakan akan melakukan
nyaman relaksasi nafas dalam dan hipnotis 5 jari
4. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi jika kecemasan datang
relaksasi pada klien - Klien mengatakan cemas dan khawatir
5. Anjurkan mengulangi atau melatih dengan penyakit jantung yang ia derita
teknik relaksasi jika ada kecemasan sudah mulai berkurang
dan rasa nyeri - Klien mengatakan cemas karena
6. Demontrasikan dan latih teknik penyakit jantung adalah penyakit yang
relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 berbahaya sudah mulai berkurang
jari DO :
- Pasien tampak senang
- Klien tampak tenang
- TD : 130/80mmHg
- S : 36 OC
- N : 84 x/i
- P : 22 x/i
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjukan
06-11-2020 Intoleransi aktivitas 1. Monitaor kelelahan fisik dan emosional S:
b.d 2. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan - Klien mengatakan masih mudah lelah
Ketidakseimbangan selama melakukan aktivitas saat melakukan aktivitas sedang seperti

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

antara suplai dan 3. Anjurkan pasien agar istrirahat setelah berjalan mendaki jika ingin pergi ke
kebutuhan oksigen beraktivitas mushola yang berjarak 150m dari rumah
4. Anjurkan melakukan aktivitas fisik - Terkadang saat melakukan aktivitas
secara bertahap sesuai toleransi berat dada masih terasa berdebar
5. Kaji pengalaman olahraga sebelumnya - Klien mengatakan ibadah sholat masih
6. Motivasi klien memulai atau sambil duduk.
melanjutkan olahraga/ meberikan - Klien mengatakan akan melakukan
pilihan olahraga yang akan dilakukan latihan jalan pagi sejauh 500m di jalan
klien mendatar
7. Fasilitasi dalam menjadwalkan periode - Klien mengatakan akan melakukan
latihan mingguan latihan jalan pagi 2 kali seminggu
8. Menjelaskan manfaat kesehatan dan - Klien mengatakan akan melakukan
efek fisiologis olahraga nafas dalam agar oksigen selama
9. Ajarkan latihan pemanasan dan latihan fisik maksimal
pendinginan pada klien O:
10. Anjurkan melakukan teknik pernafasan - Klien tampak langsung istirahat setelah
yang tepat untuk memaksimalkan beraktivitas
oksigen selama latihan fisik - Klien tampak paham setelah dijelaskan
manfaat olahraga rutin
- Klien tampak mengerti dengan apa yang
telah dijelaskan
- Klien tampak bersemangat
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
07-11-2020 Risiko Penurunan 1. Monitor tanda penurunan curah jantung S :
Curah Jantung d.d primer seperti dispnea, kelelahan, - Klien mengatakan masih mudah lelah
Perubahan edema, peningkatan CVP, CRT pada saat melakukan aktivitas sedang seperti
kontraktilitas klien berjalan mendaki jika ingin pergi ke

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

2. Monitor tekanan darah klien mushola yang berjarak 150m dari rumah
3. Monitor nadi klien - Klien mengatakan nafas masih sesak
4. Monitor pernafasan klien jika melakukan aktivitas berat
5. Anjurkan klien beraktivitas - Klien mengatakan akan langsung
semampunya beristirahat jika lelah setelah
6. Beritahu klien hasil pemantauan TTV beraktivitas
7. Menganjurkan klien mengkonsumsi - Klien mengatakan akan mengurangi
obat sesuai terapi aktivitas sedang seperti berjalan ke
mushola dengan tidur dimushola atau
minta diantarkan dengan motor
kemushola
O:
- TD : 128/90mmHg
- S : 36,3OC
- N : 82 x/i
- P : 22 x/i
- Edema (-)
- Dispnea (-)
- Peningkatan CVP (-)
- CRT <3 detik
- Terapi pengobatan
 Nitrat Tab 1x1 bila nyeri
 Noristil Tab 2mg 1x1
 Furosemid 40 mg bila perlu
 B-Bloc 6,2 mg 1x1
 Ranitidin 150mg 1x1
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjukan

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

07-11-2020 Obesitas b.d faktor 1. Memonitor berat badan klien S:


keturunan, sering 2. Memonitor IMT klien - Klien mengatakan akan pergi dengan
makan makanan 3. Evaluasi pengetahuan klien tentang anaknya ke puskesmas patamuan untuk
berlemak/ berminyak makan yang diperbolehkan dan konsultasi dengan ahli gizi pada hari
dilarang senin
4. Evaluasi pengetahuan klien tentang - Klien mengatakan akan mengganti
faktor resiko berat badan lebih bahan makanan sesuai diet yang
5. Anjurkan mencatat berat badan setiap diprogramkan ahli gizi
minggu, jika perlu - Klien mengatakan akan mencatat berat
6. Anjurkan konsultasi ahli gizi dan badan setiap minggu
sertakan keluarga dalam menetukan O :
diet klien ke puskesmas patamuan - Klien mampu menyebutkan tentang
7. Anjurkan mengganti bahan makanan makanan yang diperbolehkan dan
sesuai diet yang diprogramkan ahli gizi dilarang
- Klien mampu menyebutkan faktor
resiko berat badan lebih
- BB : 73 kg
- BB ideal yang diharapkan : 49,5 kg
- IMT : 30, 41 kg/m2
- Klien tampak obesitas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
07-11-2020 Intoleransi aktivitas 1. Moniaor kelelahan fisik dan emosional S :
b.d 2. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan - Klien mengatakan masih mudah lelah
Ketidakseimbangan selama melakukan aktivitas saat melakukan aktivitas sedang seperti
antara suplai dan 3. Anjurkan pasien agar istrirahat setelah berjalan mendaki jika ingin pergi ke
kebutuhan oksigen beraktivitas mushola yang berjarak 150m dari rumah

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

4. Anjurkan melakukan aktivitas fisik - Terkadang saat melakukan aktivitas


secara bertahap sesuai toleransi berat dada masih terasa berdebar
5. Motivasi klien melanjutkan olahraga - Klien mengatakan ibadah sholat masih
pilihan yang dilakukan klien sambil duduk.
6. Evaluasi pengetahuan klien tentang - Klien mengatakan akan melanjutkan
manfaat kesehatan dan efek fisiologis latihan jalan pagi sejauh 500m di jalan
olahraga mendatar
7. Evaluasi kempuan klien melakukan - Klien mengatakan akan melanjutkan
latihan pemanasan dan pendinginan latihan jalan pagi 2 kali seminggu
pada klien - Klien mengatakan akan melakukan
8. Anjurkan melakukan teknik pernafasan teknik nafas dalam untuk
yang tepat untuk memaksimalkan memaksimalkan oksigen selama
oksigen selama latihan fisik aktivitas fisik
O:
-
Klien tampak langsung istirahat setelah
beraktivitas
- Klien mampu menyebutkan manfaat
olahraga rutin
- Klien mampu melakukan pemanasan
dan pendinginan saat olahraga
- Klien tampak bersemangat
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
07-11-2020 Ansietas b.d krisis 1. Monitor tanda-tanda kecemasan pada S :
situasional klien - Klien mengatakan sudah melakukan
2. Evaluasi kemampuan klien cara teknik relaksasi nafas dalam dan
melakukan teknik relaksasi pada klien hipnotis 5 jari jika cemas
3. Anjurkan mengambil posisi yang - Klien mengatakan cemas dan khawatir

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

nyaman dengan penyakit jantung yang ia derita


4. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi sudah berkurang
relaksasi pada klien O:
5. Anjurkan mengulangi atau melatih - Klien mampu melakukan teknik
teknik relaksasi jika ada kecemasan relaksasi nafas dalam dan hipnotis 5 jari
dan rasa nyeri - Klien tampak tenang
6. Evaluasi kemampuan klien dalam - TD : 128/90mmHg
melakukan latih teknik relaksasi nafas - S : 36,4OC
dalam dan hipnosis 5 jari - N : 82 x/i
- P : 22 x/i
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjukan

Link Video Implementasi:


https://youtu.be/7BGLOSrTyEw

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

B. Pembahasan
1) Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 05 November
2020 didapatkan data klien yaitu Ny.D jenis kelamin perempuan dengan usia
60 tahun, dengan daignosa medis CHF. Klien mengatakan mudah lelah saat
melakukan aktivitas sedang seperti berjalan mendaki jika ingin pergi ke
mushola yang berjarak 150m dari rumah. Klien mengatakan nafas sesak jika
melakukan aktivitas berat seperti menggendong cucunya. Terkadang saat
melakukan aktivitas berat dada terasa berdebar. Klien tampak lelah setelah
menggendong cucunya. Klien tampak lemah. Klien mengatakan cemas dan
khawatir dengan penyakit jantung yang ia derita. Klien mengatakan cemas
karena penyakit jantung adalah penyakit yang berbahaya. Klien tampak cemas.
Klien mengatakan memiliki kecemasan yang berlebihan. Klien mengatakan
terkadang jika rasa cemas datang karena dikejutkan sesuatu dada terasa
berdebar. Klien mengatakan dibantu anaknya untuk melakukan aktivitas
rumah. klien mengatakan sejak sakit mengerjakan ibadah sholat sambil duduk.
TD : 130/90mmHg, S : 36,4OC, N : 80 x/i, P : 23 x/i, CRT <3 detik, dispnea(-)
peningkatan CVP (-), edema (-), IMT : 30,41 kg/m2 .
Setelah memasuki usia monopause (50 tahun) perempuan akan
berisiko lebih besar untuk mengalami gangguan penyakit kardiovaskuler
dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan juga lebih berisiko untuk
mengalami gangguan emosional lebih tinggi dibandingkan laki-laki, salah satu
gangguan emosional yang terjadi akibat HF adalah ansietas (Roger, 2013).
Manifestasi klinis yang muncul pada pasien dengan gagal jantung
adalah dyspnea, takikardi, kelelahan, intoleransi aktifitas, retensi cairan,
penurunan kadar oksigen darah arteri, edema paru, edema perifer,
ketidaknyamanan, dan gangguan pola aktifitas (Yancy et al., 2013).
Pola aktifitas pada pasien dengan gagal jatung sangat terbatas, pola
aktifitas akan berubah terutama pada saat pasien mengalami sesak nafas yang
cukup berat. Intoleransi aktivitas pada penderita gagal jantung satu dengan

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

yang lain dapat berbeda tergantung dari kapasitas fungsional. Kapasitas


fungsional merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas yang
biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Pasien gagal jantung yang
mengalami kelainan struktur dan fungsi jantung menyebabkan kerusakan
fungsi ventrikel untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen ke jaringan
tubuh. Kondisi ini menyebabkan pasien dengan gagal jantung umumnya
mengalami penurunan kapasitas fungsional dan sesak napas (dipsnea) ketika
beraktivitas. Kondisi inilah yang menyebabkan pasien gagal jantung
mengalami penurunan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari (Suharsono,
2011).
Keluarga pasien perlu mempunyai sikap yang positif untuk membantu
penyembuhan pada pasien khususnya pada pasien dengan penyakit jantung
yang memerlukan pengobatan dan perawatan dalam jangka panjang. Keluarga
perlu memberikan dukungan (support) kepada pasien untuk meningkatkan
motivasi dan tanggung jawab untuk melaksanakan perawatan secara mandiri
termasuk kegiatan sehari-hari pasien. Keluarga perlu mempunyai sikap
menerima pasien, memberikan respon positif kepada pasien, menghargai
pasien sebagai anggota keluarga dan menumbuhkan sikap tanggung jawab
pada pasien (Komalasari, 2009). Adanya perhatian, kasih sayang, nasehat, dan
bantuan yang diberikan anggota keluarga pada pasien gagal jantung akan
memberikan rasa tenang dan aman yang dapat membantu pemulihan gagal
jantung (Zulmi, 2018).

2) Implementasi
Implementasi yang dilakukan pada klien adalah teknik relasasi nafas
dalam dan hipnotis 5 jari untuk menurunkan kecemasan yang dirasakan klien.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Febtrina, R & Malfasari (2018)
tenteng efek terapi relaksasi nafas dalam dan hipnotis 5 jari terhadap
penurunan ansietas pasien Heart Failure, yang dilakukan selama +10 menit
selama 3 hari berturut-turut dengan menggunakan alat ukur DASS 21, dengan

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

score kecemasan sebelum dilakukan diberikan intervensi teknik relaksasi nafas


dalam dan hipnotis 5 jari sebesar 23,60 menjadi 16,44 setelah diberikan
intervensi.
Tindakan psikologis yang paling baik untuk mengatasi ansietas adalah
gabungan dari relaksasi dan terapi kognitif. Hal ini bertujuan agar pasien dapat
mengontrol ansietasnya. Sebagai salah satu intervensi keperawatan terapi ini
dinilai sangat efektif untuk menurunkan ketegangan dan ansietas (Stuart,
2013).
Hipnosis merupakan upaya pemberdayaan energi jiwa untuk tujuan
tertentu. Pemberian hipnosis 5 jari yang di gabungkan dengan relaksasi nafas
dalam dapat membuat kondisi tubuh dan jiwa menjadi tenang. Hipnotis 5 jari
merupakan tindakan mandiri yang dapat dilakukan oleh perawat. Pasien
melakukan hipnosis pada dirinya sendiri dengan cara menggali dan
mensyukuri keadaan saat ini, membayangkan orang- orang terdekat yang
dicintai, meningkatkan kepercaayan diri dengan membayangkan perasaaan
ketika dipuji orang lain serta memikirkan pengalaman yang menyenangkan
seperti membayangkan jalan-jalan ketempat yang disukai. Melalui metode ini
ansietas menjadi terkontrol (Febtrina, R & Malfasari, 2018).

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

DAFTAR PUSTAKA

DiPiro, Cecily. V., et al. (2015). Pharmacotherapy Handbook, Ninth


Edition.USA: McGraw-Hills Education eBook.

Doengoes, Marilynn, E., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.

Febtrina, R & Malfasari. (2018). efek terapi relaksasi nafas dalam dan hipnotis 5 jari
terhadap penurunan ansietas pasien Heart Failure. Jurnal Iptek Terapan
Research of Applied Science and Education V12.i4 (250-260) E-ISSN : 2460-
5611 https://doi.org/10.22216/jit.2018.v12i4.3720

Koda-Kimble, Mary Anne, etal. (2009). Applied Therapeutics :The Clinical Use of
Drugs 9thedition. USA: Lippincot William and Wilkins.

Komalasari, Eti. (2009). Dukungan Sosial Pada Penderita Sakit Jantung Di Rumah
Sakit Harapan Kita Jakarta. Skripsi-publikasi. Jakarta. Jurnal Gunadarma.

McMurrayJJV, et al. (2012). ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of
acute and chronic heart failure: The task force for the diagnosis and treatment
of acute and chronic heart failure 2012 of the European Society of Cardiology.
European Heart Journal. 33. pp:1787-847.

Parker, R.B., Patterson, H.J., Johnson, J.A., (2008), Heart Failuredalam


Dipiro, J.T., Talbert, L.R., Yee, C.G., Matzke, R.G., Wells, B.G., Posey,
M.L., Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 7thEd, The
McGraw-Hill Companies, New York.

Roger, V. (2013). Epidemiology of Heart failure. National Institute of Health Public


Access, 113(6), 646–659. https://doi.org/10.1161/CIRCRESAHA.113.300268.
Epidemiology

Smeltzer,S.C (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal BedahEdisi 8 Vol. 2.


Jakarta: EGC.

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan – UNAND 2020

Suharsono, T. (2011). Dampak home based exercise training terhadap kapasitas


fungsional dan kualitas hidup pasien gagal jantung di RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi. Tesis FIKUI.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia


(SDKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia


(SLKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia


(SIKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

Udjianti, Wajan J. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Penerbit Salemba


Medika.

Yancy,W,C., Jessup,Mariell., Chair,Vice., Bozkurt., Biykem., Butler, Javed., &


Casey, Donald, E. (2013). Conrad, A. Roth, TW. (2007). Muscle Relaxation
Therapy for anxiety disorders: It works but how?. Journal of Anxiety disorder.
21, 243-264.ACCF/AHA Guideline for the Management of Heart
Failure.http://circ.ahajournals.org/.

Zulmi, Asrul. (2018) Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kualitas Hidup


Pasien Gagal Jantung Kongestif Di Instalasi Elang Rsup Dr. Kariadi Semarang.
http://repository.unimus.ac.id/1727

Rama Hidayat, S.Kep


1941312067

Anda mungkin juga menyukai