STUDI KASUS
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn. S
No. RM : 1-38-7x-xx
Usia : 67 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tgl. MRS : 28 Oktober 2019
Tgl. Pengkajian : 30 Oktober 2019, Pukul 14.00 Wita
Alamat : Desa Sumber Rahayu, Batola
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Swasta
Diagnosa medis : Unstable Angina Pectoris
Dokter yang merawat : dr. A
B. KELUHAN UTAMA
Saat MRS : Klien mengatakan “nyeri dada k iri, mual, muntah, batuk berdarah, sesak”.
C. RIWAYAT PENYAKIT
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan “ Malam senin tiba-tiba mual muntah dan batuk berdarah, sesak dan
nyeri dada sebelah kiri. Lalu oleh keluarga dibawa ke RS Ulin Banjarmasin, di rawat di
ruang ICCU selama satu malam. Kemudian pada tanggal 29 Oktober 2019 sore
dipindahkan ke bangsal rawat inap Alamanda”. Pada tanggal 30 Oktober 2019 Pukul 14.00
Wita, mahasiswa melakukan pengkajian klien mengatakan “batuk masih tapi tidak
berdahak dan tidak berdarah, ada sesak sedikit”
38
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan “klien memiliki riwayat jantung dan di rawat di RSUD Ulin
Banjarmasin sekitar bulan Oktober 2018, klien riwayat merokok. Klien pernah menjalani
operasi katarak mata sebelah kanan sekitar bulan Februari 2019. Klien tidak mempunyai
riwayat alergi, baik alergi obat maupun makanan”.
Genogram :
Tn. R
Keterangan :
: Laki-laki : Garis perkawinan
: Perempuan : Tinggal serumah
/ : Sudah meninggal : Garis keturunan
: Klien
39
4. Riwayat Sosial
Klien mengatakan “Hubungan klien dengan keluarga maupun tetangga dan masyarakat
sekitar juga sangat baik. Sering mengikuti gotong royong/bakti sosial di desanya”.
D. KEADAAN UMUM
1. Kesadaran : compos mentis
Scale Coma Glosgow : E4V5M6 (15)
2. Tanda Vital
a. Tekanan darah : 90/70 mmHg
b. Nadi : 53 x/menit
c. Pernapasan : 22 x/menit
d. Suhu : 36 ºC
e. Spo2 : 98 % terpasang O2 ( 2 L/Menit )
f. BB : 55 kg
g. TB : 160 cm
`
E. PEMERIKSAAN FISIK
Area
No. Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan
1 Kulit dan Kepala 1. Inspeksi
a. Distribusi rambut jarang
b. Warna kulit kepala putih
c. Warna rambut sebagian ada yang putih/beruban
d. Tidak ada luka
e. Warna kulit normal
f. Turgor kulit elastis
2. Palpasi
a. Massa abnormal (-)
b. Nyeri tekan (-)
c. Krepitasi (-)
2 Mata 1. Inspeksi
a. Bentuk simetris kanan dan kiri
b. Konjungtiva anemis
c. Sklera tidak ada ikterus
d. Lesi (-)
e. Perdarahan tidak ada
f. Disfungsi pupil (reflek pupil lambat)
g. Pupil isokor (+)
h. Kornea tidak keruh
i. Tidak eksoftalmus
j. Tidak ada penggunaan alat bantu
40
2. Palpasi
a. Edema palpebra (-)
b. Nyeri tekan (-)
3 Hidung 1. Inspeksi
a. Tidak ada pendarahan
b. Pernapasan cuping hidung (-)
c. Polip (-)
2. Palpasi
a. Tidak ada nyeri tekan
5 Telinga 1. Inspeksi
a. Bentuk simetris kanan dan kiri
b. Lesi tidak ada
c. Posisi sejajar dengan sudut mata
d. Perdarahan tidak ada
e. Gangguan pendengaran (-)
2. Palpasi
a. Massa abnormal tidak ada
b. Nyeri tekan tidak ada
6 Leher a. Inspeksi
a. Tidak ada lesi
b. Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
c. Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
b. Palpasi
a. Deviasi trakea (-)
b. Tidak ada massa
c. Tidak ada peningkatan JVP (Jugular venous pressure)
d. Tidak ada nyeri tekan
7 Dada 1. Inspeksi
a. Tidak ada retraksi dinding dada
b. Ictus cordis tidak terlihat
c. Dada simetris
d. Ekspansi dada kanan dan kiri sama
e. Keadaan kulit kurang bersih
f. Turgor kulit baik
g. Lesi (-)
41
h. Abrasi (-)
i. Ulkus (-)
2. Palpasi
a. Nyeri tekan (-)
b. PMI teraba melebar ke anterior axillaris
c. Tidak ada krepitasi
d. Palpasi traktil fremitus bergetar semua dada
3. Perkusi
a. Paru (sonor)
b. Jantung (pekak)
c. Batas jantung tidak normal, ket: Kanan atas ICS 2 garis parasterna
dextra, kanan bawah ICS 4 garis parasterna dextra, Kiri atas ICS 2
garis parasterna sinistra, Kiri bawah ICS 7
4. Auskultasi
a. Aorta (bunyi jantung S1 dan S2)
b. Tricuspidalis (bunyi jantung S1 dan S2)
c. Pulmonal (bunyi jantung S1 dan S2)
d. Mitral (bunyi jantung S1 dan S2)
e. Suara napas tambahan (-), suara napas = vesikuler
8 Axilla 1. Inspeksi
a. Lesi (-)
b. Keadaan ketiak tampak lembab
2. Palpasi
a. Nyeri tekan (-)
b. Massa abnormal (-)
c. Edema (-)
9 Abdomen 1. Inspeksi
a. Tidak ada lesi
b. Tidak ada asites
2. Palpasi
a. Tidak ada nyeri tekan
b. Tidak ada massa abnormal
c. Tidak ada hepatomegali
d. Limpa tidak teraba
3. Perkusi
a. Tympani
4. Auskultasi
a. Bising usus (18 x/menit)
42
11 Ektremitas atas 1. Inspeksi
a. Tidak ada luka
dan bawah
b. Tidak ada edema
c. Deformitas (-)
d. Kontraktur (-)
2. Palpasi
a. Nyeri tekan (-)
b. Akral teraba hangat
5555 5555
5555 5555
43
Klien mengatakan “tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa, karena merasa letih
setelah beraktivitas jadi dibantu”.
N AKTIVITAS SKOR
O
1 Makan/Minum 0
2 Mandi 2
3 Berpakaian/Berdandan 2
4 Toileting 2
5 Berpindah 2
6 Berjalan 2
7 Naik tangga 2
Keterangan :
1 = mandiri
2 = alat bantu
3 = dibantu orang lain/pengawasan
4 = dibantu orang lain, pengawasan, dan alat bantu
5 = tidak mampu
Alat bantu : tongkat/ splint/ brace/ kursi roda/ pispot/ walker/ kacamata/ dan lain-lain :
Masalah : Intoleransi aktivitas
4. Pola Nutrisi
a. Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan “ makan teratur 3x sehari dengan porsi yang cukup, menu makanan
yang dimakan klien biasanya adalah nasi, lauk-pauk seperti ayam goreng, ikan goreng,
telur goreng, sayur-sayuran, tahu-tempe, buah-buahan.Kadang-kadang suka minum teh
kalau pagi, minum air putih sehari kurang lebih 1.500 ml”.
44
Klien mengatakan “diet makanan yang disediakan oleh rumah sakit adalah bubur diet
jantung dan diberikan 3x sehari, klien dapat menghabiskan lebih dari setengah porsi
makanan, serta minum air putih kurang lebih 3 gelas sehari”.
Masalah : Tidak ada masalah
5. Pola Eliminasi
a. Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan “Biasanya BAB 1 kali dalam sehari, lembek dan berwarna cokelat
kekuningan, tidak ada lendir dan tidak perdarahan, maupun tidak ada kesulitan dalam
BAB. Untuk BAK biasanya sering dalam sehari berwarna putih kekuningan, darah (-)
b. Keadaan Saat Ini
Klien mengatakan “selama dirawat dirumah sakit klien BAK normal kurang lebih 3x
sehari warna putih kekuningan keruh, BAB normal, terakhir BAB pagi tadi, lembek,
warnanya kuning kecoklatan”.
45
Klien mengatakan “selalu kuat, semangat, serta berusaha menjalani proses hidup dan
tetap bersyukur dengan apa yang telah dimiliki”
b. Keadaan Saat Ini
Klien mengatakan tetap bersyukur dan berserah kepada Tuhan dengan keadaan yang
dialaminya sekarang, klien juga tidak merasa malu dengan kondisinya”
Masalah : Tidak ada masalah
8. Pola Koping
a. Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan biasanya kalau sedang banyak pikiran atau banyak masalah klien
lebih memilih untuk diam dan menenangkan diri sambil mencari solusi
b. Keadaan Saat Ini
Klien mengatakan pada saat ini klien tidak mempunyai beban pikiran, yang terpenting
sekarang ingin cepat sembuh agar dapat berkumpul dengan keluarga dan dapat kembali
bekrja seperti biasanya.
47
II. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Nama : Tn. S Tanggal : 28-10-2018
48
DRUG STUDY
Nama Obat, Frekuensi
Pemberian, Dosis, Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Cara Kerja Obat Konsiderasi Perawat
Cara Pemberian
Ceftriaxone Penyakit infeksi Hipersensitivitas, Bengkak, nyeri, Ceftriaxone termasuk ke - Memberikan obat
3 x 1 gr (vial) bakteri, inflamasi hiperbilirubinemia kemerahan, reaksi dalam kelas antibiotik dengan prinsip 12
panggul, syok toksik, neonatus terutama alergi, mual dan bernama cephalosporin benar.
(8 jam/hari)
penyakit menular mereka yang prematur, muntah, sakit perut, yang bekerja dengan cara - Mengkaji riwayat
seksual, infeksi neonatus < 28 hari. sakit kepala atau menghentikan penyakit seperti
gonokokus Tidak digunakan pusing, lidah sakit pertumbuhan bakteri penyakit liver, ginjal,
dengan larutan atau atau bengkak, colitis, serta penyakit
produk yang berkeringat, vagina kantung empedu
mengandung kalsium gatal atau karena harus berhati-
pada bayi mengeluarkan cairan hati dalam pemberian
obat
- Obat ini juga
mengacaukan hasil
tes lab terutama tes
glukosa pada urin,
maka harus
diperhatikan
Ranitidine Mengobati ulkus Ibu hamil dan Gelisah, depresi, Menghambat secara - Memberikan obat
lambung, mengobati menyusui, kanker halusinasi, kulit ruam, kempetitif histamin pada dengan prinsip 12
3x1 ampul
masalah yang lambung, penyakit gatal, gangguan reseptor H2 sel-sel benar.
(8 jam/hari) disebabkan oleh asam ginjal, penyakit paru- pernafasan, muntah, parietal lambung,
- Menjelaskan tentang
pada kerongkongan, paru, DM, masalah menguningnya kulit menghambat sekresi
mencegah tukak dengan sistem atau mata asam lambung, volume efek samping yang
lambung agar tidak kekebalan tubuh, lambung, dan konsentrasi mungkin terjadi
berdarah, sindrom porfiria akut, (gangguan ion hidrogen berkurang, - Menanyakan riwayat
zollinger ellison, sakit metabolisme langka) tidak mempengaruhi penyakit seperti
maag sekresi pepsin gangguan ginjal dan
49
Nama Obat, Frekuensi
Pemberian, Dosis, Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Cara Kerja Obat Konsiderasi Perawat
Cara Pemberian
porfria karena harus
berhati-hati dalam
pemberian obat
Ketorolac Nyeri akut sedang Hipersensitivitas, Nyeri dada, lemas, Ketorolac adalah - Memberikan obat
sampai berat setelah alergi, ulkus peptikum, sesak, bicara rero, golongan obat nonsteroid dengan prinsip 12
3x1 ampul
prosedur pembedahan penyakit masalah penglihatan anti-inflammatory benar.
(8 jam/hari) serebrovaskuler, atau keseimbangan, (NSAID) yang bekerja
- Mengecek reaksi
diatesis hemoragik, BAB hitam, berdarah dengan memblok
sindrom polip nasal, atau gelap, batuk produksi substansi alami alergi obat
hipovolemia, gangguan darah atau muntah tubuh yang menyebabkan - Mengecek
ginjal, asma, sindrom seperti kopi, bengkak inflamasi penggunaan obat
steven jhonson atau BB naik cepat, NSAID sebelumnya
jarang atau tidak - Mengecek riwayat
BAK, mual, nyeri penyakit seperti
perut, demam ringan,
penyakit jantung
tidak nafsu makan,
sakit tenggorokan, karena obat ini dapat
kaku leher, bintik meningkatkan resiko
kecil ungu pada kulit efek samping pada
dan kejang jantung dan pembulu
darah.
- Mengkaji riwayat
penyakit lambung
atau usus dan ginjal
karena dapat
meningkatkan resiko
efek samping yang
berbahaya
50
Nama Obat, Frekuensi
Pemberian, Dosis, Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Cara Kerja Obat Konsiderasi Perawat
Cara Pemberian
Sanmol drip Penurun demam, Hipersensitif terhadap Kerusakan hati, Menghambat kerja enzim - Memberikan obat
mengurangi nyeri paracetamol kerusakan ginjal, cyclooxygenase (COX), dengan prinsip 12
10 mg/ml
ringan hingga sedang sindrom steven enzim ini berperan dalam benar.
(KP) setelah proses operasi, jhonsol, nekrosis pembentukan
- Mengecek reaksi
epidermal toksik, prostaglandin yaitu
peningkatan resiko senyawa penyebab nyeri alergi obat
asma, syok sehingga jumlah - Menjelaskan tentang
anafilaksis, mual, prostaglandin dan efek samping yang
kurang enak badan, bekerja pada pusat mungkin terjadi
hipotensi, pengaturan suhu tubuh
trombositopenia, pada otak
leukopenia,
neutropenia, dan
peningkatan kadar
transaminase hepatik
51
ANALISA DATA
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
.
1. Data Subyektif : Trauma langsung Nyeri akut
Klien mengatakan “sakit sekali pada
saat kaki dan tangan digerakkan atau Fraktur
dibersihkan lukanya”
Data Obyektif : Terputusnya
- Klien tampak meringis kontinuitas jaringan
- Karakteristik nyeri
P= Open fraktur os radius Fragmen tulang
sinistra + fraktur 1/3 femur bergeser
sinistra
Q= terasa perih dan teriris-iris Peningkatan pelepasan
R= kaki kiri dan tangan kiri mediator kimia seperti
S= skala nyeri 6 (0-10) prostaglandin,
T= pada saat di gerakan dan di histanine, bradikin,
bersihkan lukanya serotonin
- TTV
BP= 130/90 mmHg Berikatan dengan
P= 86 x/menit nociseptor
R= 22 x/menit
T= 36,1 °C Nyeri akut
- Klien tampak meringis
- Palpasi
a. Nyeri tekan
b. Kontraktur (+)
5555 2222
5555 1111
- Palpasi
a. Nyeri tekan
b. Kontraktur (+)
Luka terbuka
Resiko infeksi
55
sebelah kiri”, Inspeksi : tampak luka jahitan ± 8cm ditangan kiri dan luka jahitan di kaki kiri (area
lutut) ± 12 cm, terpasang traksi dengan bera 10 kg, tampak ada edema, deformitas (+), Palpasi: ada
nyeri tekan, kontraktur (+)
4. Resiko infeksi dengan faktor resiko dengan faktor resiko luka jahitan ± 8cm ditangan kiri dan luka
jahitan di kaki kiri (area lutut) ± 12 cmdanterpasang traksi dengan berat 10 kg.
56
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut b/d cedera fisik ditandai dengan klien mengatakan “sakit sekali pada saat kaki dan tangan digerakkan atau dibersihkan
lukanya”, klien tampak meringis, karakteristik nyeri : P= Open fraktur os radius sinistra + fraktur 1/3 femur sinistra, Q= terasa perih dan teriris-iris, R= kaki kiri
dan tangan kiri, S= skala nyeri 6 (0-10), T= pada saat di gerakan dan di bersihkan lukanya, TTV : BP= 10/70 mmHg, P= 80 x/menit, R= 20 x/menit, T= 36,1 °C
Patient Out Come Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Setelah dilakukan 1. Kaji skala nyeri 1. Pendekatan 1. Mengkaji skala nyeri dengan S: klien mengatakan “nyeri
tindakan keperawatan komprehensif untuk menanyakan skala nyeri PQRST masih terasa, berkurang
selama 30 menit, pasien menentukan intervensi Hasil: setelah dilakukan perawatan
dengan masalah 2. Kaji TTV 2. Tanda-tanda vital yang P= Open fraktur os radius sinistra + luka karena perban sudah
keperawatan nyeri akut mengalami perubahan fraktur 1/3 femur sinistra diganti dengan yang baru
dapat teratasi sebagian dari tanda-tanda vital Q= terasa perih dan teriris-iris jadi luka tidak lengket di
atau hilang dengan normal biasanya R= kaki kiri dan tangan kiri perban tersebut ”.
kriteria hasil: menandakan terjadinya S= skala nyeri 6 (0-10) (14:00)
1. Pasien melaporkan gangguan sistem vital T= pada saat di gerakan dan di O:
nyeri berkurang tubuh bersihkan lukanya Pasien tidak tampak
2. Pasien mampu 3. Beri posisi 3. Dapat mengurangi (09:00) meringis kesakitan lagi
mengontrol nyeri nyaman ketegangan pada dada, 2. Mengkaji tanda-tanda vital pasien P= Open fraktur os radius
3. Pasien tidak meringis perut, dan punggung dengan cara menggunakan sinistra + fraktur 1/3 femur
kesakitan sehingga dapat spigmanometer (mengukur tekanan sinistra
4. TTV dalam batas mengurangi nyeri darah selama 5 menit), dengan Q= terasa perih dan teriris-
normal: 4. Lingkungan yang tenang thermometer untuk mengukur suhu iris
T: 36,5 – 37,5 C 4. Beri lingkungan akan menurunkan tubuh pasien (5 menit), dengan detik R= kaki kiri dan tangan
Patient Out Come Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
P: 60 – 100 x/menit tenang dan stimulus nyeri dan jam untuk menghitung pernapasan kiri
57
R: 18-24 x/menit nyaman membuat pasien merasa dan nadi pasien (2 menit, masing- S= skala nyeri 6 (0-10)
BP: 120/80 mmHg rileks (tidak tegang dan masing 1 menit) T= pada saat di gerakan
stress) Hasil: dan di bersihkan lukanya
5. Pengetahuan tentang T: 36,1C T: 36,5 C
mengurangi nyeri dan P: 86 x/menit P: 84x/menit
5. Beri informasi mengurangi kecemasan R:22x/menit R:21x/menit
tentang pasien serta keluarga BP: 130/90 mmHg BP: 130/90 mmHg
penyebab jika pasien mengalam (09:10) (14:10)
nyeri kepada nyeri hebat 3. Memberikan posisi nyaman kepada
pasien dan 6. Dapat menurunkan pasien (semi fowler) A: Masalah nyeri akut belum
keluarga stimulus nyeri dan Hasil: teratasi
memandirikan pasien posisi tidur dengan punggung
untuk mengatasi rasa bersandar di bantal ataudengan P: Lanjutkan intervensi
6. Ajarkan teknik nyerinya posisi ketinggian 15-30oC 1. Kaji skala nyeri
relaksasi dan 7. Mengurangi stimulus (09:20) 2. Kaji TTV
distraksi nyeri 4. Memberikan lingkungan tenang 3. Beri posisi nyaman
dan nyaman (seperti membatasi 4. Beri lingkungan tenang
jumlah pengunjung dan dan nyaman
mengganti linen tempat tidur 5. Evaluasi kemampuan
7. Kolaborasi pasien) pasien dalam teknik
dengan dokter (09:25) relaksasi dan distraksi
dalam 5. Memberikan informasi tentang saat merasa nyeri
pemberian obat penyebab nyeri kepada pasien
58
analgesik dan keluarga seperti 6. Kolaborasi dengan
menjelaskan mengenai perlunya dokter dalam
mengganti perban setiap 2 hari pemberian obat
sekali analgesik
(09:30)
6. Mengajarkan teknik relaksasi
seperti menarik napas dalam dan
panjang lewat hidung dan
menghembuskannya secara
perlahan melalui mulut pasien
selama merasa nyeri dan
distraksi pengalihan nyeri
dengan melakukan aktivitas
menonton TV, membaca Koran,
atau berbicara dengan keluarga
dan pasien lainnya
(09:40)
7. Memberikan obat injeksi
Ketorolac 10 gr (IV) diberikan 3
x 1 vial/hari (8 jam/hari)
(11:30)
59
Diagnosa Keperawatan : Hambatan Mobilita fisik b/d gangguan musculoskeletal ditandai dengan klien mengatakan “tidak dapat melakukan aktivitas seperti
biasa, karena keadaannya saat ini, untuk bergerak atau berpindah harus dibantu oleh orang lain”, ADL dibantu orang lain, Inspeksi :: tampak luka jahitan ± 8cm
ditangan kiri dan luka jahitan di kaki kiri (area lutut) ± 12 cm, terpasang traksi dengan berat 10 kg, tampak ada edema, deformitas (+), Palpasi : nyeri tekan,
kontraktur (+), skala kekuatan otot
5555 2222
5555 1111
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji mobilitas dan observasi
adanya peningkatan
kerusakan
2. Bantu dan ajarkan keluarga
dalam pemenuhan ADL
pasien
3. Bantu pasien dalam
melakukan ROM
61
Diagnosa Keperawatan :Kerusakan integritas jaringan b/d faktor mekanik (trauma) ditandai dengan Klien mengatakan “ada luka terbuka ditangan sebelah kiri
dan ada luka jahitan dibagian lutut sebelah kiri”, Inspeksi : tampak luka jahitan ± 8cm ditangan kiri dan luka jahitan di kaki kiri (area lutut) ± 12 cm, terpasang
traksi dengan berat 10 kg, tampak ada edema, deformitas (+), Palpasi: ada nyeri tekan, kontraktur (+)
Diagnosa Keperawatan : Resiko infeksi dengan faktor resiko luka jahitan ± 8cm ditangan kiri dan luka jahitan di kaki kiri (area lutut) ± 12 cm dan terpasang
traksi dengan berat 10 kg
TUJUAN DAN
INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
KRITERIA HASIL
Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Tanda-tanda vital yang 1. Memonitor tanda-tanda vital S:-
tindakan keperawatan
mengalami perubahan
selama 1x24 jam resiko 2. Monitor tanda-tanda 2. Memonitor tanda-tanda infeksi
infeksi tidak terjadi infeksi dan dari tanda-tanda vital seperti dolor (nyeri), kalor O:
dengan kriteria hasil : karakteristik, warna, (panas), tumor (bengkak), rubor
63
1. TTV dalam batas ukuran, cairan dan normal biasanya (kemerahan), fungsio laesa -Tidak ada tanda-tanda infeksi
normal: bau luka menandakan (perubahan fungsi) serta -Temperature : 36,1 ºC
karakteristik, warna, ukuran,
T: 36,5 – 37,5 C 3. Ajarkan keluarga terjadinya gangguan - Tidak ada push disekitar luka
cairan dan bau luka
P: 60 – 100 x/menit bagaimana mencegah sistem vital tubuh
infeksi 3. Mengajarkan keluarga
R: 18-24 x/menit 2. Untuk mengetahui A : Resiko Infeksi tidak terjadi
bagaimana mencegah infeksi
BP: 120/80 mmHg 4. Rawat luka dengan keadaan luka dan
yaitu dengan cara mencuci
konsep steril perkembangannya
2. Tidak ada tanda- tangan menggunakan sabun dan P :Lanjutkan intervensi
tanda infeksi 3. Untuk mencegah air mengalir dengan 6 langkah
5. Berikan penjelasan 1. Monitor karakteristik,
penyebaran cuci tangan yang benar, dan
kepada klien dan warna, ukuran, cairan dan
3. Menunjukkan mikroorganisme yang mengganti linen dengan linen
keluarga mengenai bau luka
terjadinya proses dapat menyebabkan yang bersih dan kering)
tanda dan gejala dari
penyembuhan luka infeksi infeksi 2. Rawat luka dengan
4. Merawat luka dengan konsep
konsep steril
4. Agar tidak terjadi steril
6. Kolaborasi dengan
dokter dalam infeksi dan terpapar 3. Kolaborasi pemberian
5. Memberikan penjelasan kepada
pemberian antibiotik oleh kuman atau antibiotik
klien dan keluarga mengenai
bakteri
tanda dan gejala dari infeksi
64
65
CATATAN PERKEMBANGAN
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/TANGGAL/JAM DX. KEP. PARAF
(S.O.A.P.I.E)
Rabu, 24 Oktober 2018 Nyari akut S = “ Klien mengatakan “ masih terasa nyeri
terutama saat bergerak, berpindah dan saat
luka dibersihkan”
O=
- Karakteristik nyeri
P= Open fraktur os radius sinistra +
open fraktur 1/3 distal femur sinistra
Q= terasa perih dan teriris-iris
R= kaki kiri dan tangan kiri
S= skala nyeri 6 (0-10)
T= pada saat di gerakan dan di bersihkan
lukanya
- TTV
BP= 130/70 mmHg
P= 85 x/menit
R= 22 x/menit
T= 37,3°C
- Klien tampak meringis
A = Nyeri akut belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi
I=
1. Kaji skala nyeri
2. Kaji TTV
3. Beri posisi nyaman
4. Beri lingkungan tenang dan nyaman
5. Evaluasi kemampuan pasien dalam
teknik relaksasi dan distraksi saat
merasa nyeri
6. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat analgesik
66
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/TANGGAL/JAM DX. KEP. PARAF
(S.O.A.P.I.E)
E=
- Karakteristik nyeri
P= Open fraktur os radius sinistra +
open fraktur 1/3 distal femur sinistra
Q= terasa perih dan teriris-iris
R= kaki kiri dan tangan kiri
S= skala nyeri 6 (0-10)
T= pada saat di gerakan dan di bersihkan
lukanya
- TTV
BP= 130/80 mmHg
P= 83 x/menit
R= 21 x/menit
T= 37,2°C
- Klien tampak meringis saat bergerak dan
luka dibersihkan
- Palpasi
a. Nyeri tekan
b. Kontraktur (+)
5555 2222
5555 1111
67
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/TANGGAL/JAM DX. KEP. PARAF
(S.O.A.P.I.E)
A = Hambatan mobilitas fisik belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi
I=
1. Kaji mobilitas dan observasi adanya
peningkatan kerusakan
2. Bantu dan ajarkan keluarga dalam
pemenuhan ADL pasien
3. Bantu pasien dalam melakukan ROM
E=
- ADL dibantu orang lain
- Inspeksi
a. Tampak luka jahitan ± 8cm ditangan
kiri dan luka jahitan di kaki kiri (area
lutut) ± 12 cm
b. Terpasang traksi dengan bera 10 kg
c. Tampak ada edema
d. Deformitas (+)
- Palpasi
c. Nyeri tekan
d. Kontraktur (+)
5555 2222
5555 1111
Kerusakan S = “Klien mengatakan “ada luka jahitan
integritas ditangan sebelah kiri dan dibagian
jaringan lutut sebelah kiri”
O=
- Inspeksi
a. Tampak luka jahitan ± 8cm ditangan
kiri dan luka jahitan di kaki kiri (area
lutut) ± 12 cm
b. Terpasang traksi dengan bera 10 kg
c. Tampak ada edema
d. Deformitas (+)
- Palpasi
a. Nyeri tekan
b. Kontraktur (+)
- Palpasi
a. Nyeri tekan
b. Kontraktur (+)
Resiko S=-
infeksi O=
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Temperature : 37,2 ºC
- Tidak ada push disekitar luka
E= -
69
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/TANGGAL/JAM DX. KEP. PARAF
(S.O.A.P.I.E)
Kamis, 25 Oktober 2018 Nyari akut S = “ Klien mengatakan “ masih terasa nyeri
seperti kemarin, terutama saat luka
dibersihkan dan bergerak”
O=
- Karakteristik nyeri
P= Open fraktur os radius sinistra +
open fraktur 1/3 distal femur sinistra
Q= terasa perih dan teriris-iris
R= kaki kiri dan tangan kiri
S= skala nyeri 6 (0-10)
T= pada saat di gerakan dan di bersihkan
lukanya
- TTV
BP= 130/80 mmHg
P= 83 x/menit
R= 22 x/menit
T= 38,1°C
- Klien tampak meringis
A = nyeri akut belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi
I=
1. Kaji skala nyeri
2. Kaji TTV
3. Beri posisi nyaman
4. Beri lingkungan tenang dan nyaman
5. Evaluasi kemampuan pasien dalam
teknik relaksasi dan distraksi saat
merasa nyeri
6. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat analgesik
E=
- Karakteristik nyeri
P= Open fraktur os radius sinistra +
70
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/TANGGAL/JAM DX. KEP. PARAF
(S.O.A.P.I.E)
open fraktur 1/3 distal femur sinistra
Q= terasa perih dan teriris-iris
R= kaki kiri dan tangan kiri
S= skala nyeri 6 (0-10)
T= pada saat di gerakan dan di bersihkan
lukanya
- TTV
BP= 130/70 mmHg
P= 84 x/menit
R= 21 x/menit
T= 37,7°C
- Klien tampak meringis saat bergerak dan
luka dibersihkan
- Palpasi
a. Nyeri tekan
b. Kontraktur (+)
5555 2222
5555 1111
- Palpasi
a. Nyeri tekan
b. Kontraktur (+)
5555 2222
5555 1111
- Palpasi
a. Nyeri tekan
b. Kontraktur (+)
72
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/TANGGAL/JAM DX. KEP. PARAF
(S.O.A.P.I.E)
I=
1. Monitor karakteristik luka, meliputi
warna, ukuran, bau dan pengeluaran
pada luka
2. Bersihkan luka dengan normal salin
3. Lakukan pembalutan pada luka sesuai
dengan kondisi luka
4. Pertahankan tehnik steril dalam
perawatan luka pasien
E=
- Inspeksi
a. Tampak luka jahitan ± 8cm ditangan
kiri dan luka jahitan di kaki kiri (area
lutut) ± 12 cm
b. Terpasang traksi dengan berat 10 kg
c. Tampak ada edema
d. Deformitas (+)
- Palpasi
a. Nyeri tekan
b. Kontraktur (+)
73