OLEH :
Iftitarurrahmah, S.Kep
Fitriani, S.Kep
Fetricia, S.Kep
Maherissa maharani, S.Kep
Nelly apriyenti, S.Kep
Rina, S.Kep
Rina Angelina, S.Kep
Rini mustika dewi, S.Kep
Vivi Oktarina , S.Kep
Wahyu Lia Reno, S.Kep
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan sangat penting dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Rumah sakit sebagai salah satu
penyelenggara pelayanan kesehatan, salah satunya adalah penyelenggara pelayanan asuhan
keperawatan senantiasa memberikan pelayanan yang memuaskan kepada klien maupun
keluarganya (Depkes, 1987). Oleh karena itu, diperlukan cara pengelolaan pelayanan
keperawatan yang mengikuti prinsip-prinsip manajemen. Perawat sebagai bagian integral
dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang tangguh
sehingga pelayanan yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan
manajerial yang dimiliki perawat dapat dicapai melalui banyak cara. Salah satu cara untuk
dapat meningkatkan ketrampilan manajerial yang handal selain didapatkan di bangku kuliah
juga harus melalui pembelajaran di lahan praktik Jika ditinjau dari sistim pelayanan
kesehatan di indonesia, maka peranan dan kedudukan puskesmas adalah sebagai ujung
tombak sistim pelayanan kesehatan di Indonesia. Sebagai sarana pelayanan kesehatan
terdepan di Indonesia, maka puskesmas bertanggung jawab dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan masyarakat.
Manjemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses
bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
professional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai
suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan
keduanya saling menopang. Sebagaimana yang terjadi di dalam proses keperawatan, di
dalam manajemen keperawaatan pun terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai
kekhususan terhadap mayoritas tenaga seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses
manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan proses keperawatan. Manajemen
keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit,
sehingga perawat perlu memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di dalam organisasi
keperawatan itu sendiri (Gillies, 2002).
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh Mahasiswa Profesi Ners
Universitas Fort De Kock Bukittinggi yang sedang berpraktek manajemen keperawatan di
ruangan Anak Rsud Ma Hanafiah Batusangkar, ditemukan data bahwa pengelolaan
manajemen pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan masih ada yang tidak sesuai
dengan proses penerapan manajemen yang benar. Hal ini dapat dilihat mulai dari proses
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepegawaian (staffing), pengarahan
(directing), dan pengawasan (controlling).
Selain itu, masih ada masalah manajemen keperawatan yang ditemukan di ruangan
ini antara lain masalah kekurangan alat logistik, sehingga hal ini dapat menghambat kinerja
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Tapi hal ini sudah direkomendasikan
ruangan kepada pihak Rsud
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami dan mampu menerapkan konsep teori dalam aplikasi
prinsip-prinsip manajemen keperawatan dalam pelaksanaan manajemen asuhan
keperawatan dan manajemen pelayanan keperawatan di ruang Anak Rsud Ma Hanafiah
Batusangkar
2. Tujuan Khusus
Selama berlangsungnya praktek manajemen keperawatan mahasiswa diharapkan
mampu untuk :
a. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai dengan prinsip manajemen keperawatan
yang terdapat di ruang Anak Rsud Ma Hanafiah Batusangkar.
b. Merumuskan masalah manjemen keperawatan di ruang Anak Rsud Ma Hanafiah
Batusangkar
c. Membuat POA alternative pemecahan masalah manajemen keperawatan di ruang
Anak Rsud Ma Hanafiah Batusangkar
d. Melakukan evaluasi terhadap implementasi manajemen keperawatan di ruang Anak
Rsud Ma Hanafiah Batusangkar
C. Manfaat Penulisan
Dengan diadakannya praktek manajemen keperawatan ini diharapkan akan
memberikan manfaat kepada ;
1. Mahasiswa
a. Mahasiswa lebih terampil dalam penerapan aplikasi prinsip-prinsip manajemen
keperawatan di lapangan.
b. Mahasiswa mendapat pengalaman baru di lapangan dalam hal penerapan manajemen
keperawatan.
2. Perawat
a. Membantu meringankan beban kerja perawat selama praktek berlangsung di ruang
Anak Rsud Ma Hanafiah Batusangkar
b. Menambah pengetahuan tenaga perawat tentang manajemen pelayanan dan
manajemen asuhan keperawatan melalui bermain peran oleh mahasiswa (role play)
dan penyegaran yang diberikan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
3. Rumah Sakit
Data yang diperoleh dari hasil pengkajian akan membantu sebagai bahan masukan bagi di
ruang Anak Rsud Ma Hanafiah Batusangkar, dalam upaya peningkatan mutu manajerial
pelayanan ruang Anak Rsud Ma Hanafiah Batusangkar.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Manajemen Keperawatan
Manajemen berasal dari kata manus yang artinya tangan, maka diartikan secara
singkat sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui tangan orang lain. Manajemen
mendefinisikan manajemen keperawatan sebagai proses pelaksanaan pelayanan keperawatan
melalui upaya staff keperawatan untuk memberikan Asuhan Keperawatan, pengobatan dan
rasa aman kepada pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat (Gillies, 2002).
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang
merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para karyawannya untuk memberikan
pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien melalui manajemen Asuhan
Keperawatan. Agar dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan sebaik-baiknya, maka
diperlukan suatu Standard Asuhan Keperawatan (SAK) yang akan digunakan sebagai target
maupun alat kontrol pelayanan tersebut.
Muninjaya (2004), menyatakan bahwa manajemen mengandung tiga prinsip pokok
yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya,
efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional
dalam pengambilan keputusan manajerial.
Seluruh aktivitas manajemen, kognitif, afektif dan psikomotor berada dalam satu atau
lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak mengarah pada satu tujuan. Sehingga
selanjutnya, bagian akhir dalam proses manajemen keperawatan adalah perawatan yang
efektif dan ekonomis bagi semua kelompok.
1. Fungsi Manajemen
Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama yaitu
Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Staffing (kepegawaian),
Directing (pengarahan), Controlling (pengendalian/evaluasi).
a) Planning (Perencanaan)
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam manajemen, oleh
karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Menurut
Muninjaya, (2004) fungsi perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen
secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen
lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan memberikan pola
pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang
akan melakukan, dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap
proses pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Swanburg (2000) mengatakan bahwa
planning adalah memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukan dan
siapa yang melakukannya.
Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses untuk
menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling
pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
tersebut.
1) Tujuan Perencanaan
- Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan
- Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia lebih efektif
- Membantu dalam koping dengan situasi kritis
- Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya
- Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan berdasarkan masa
lalu dan akan datang.
- Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah
- Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
3) Jenis Perencanaan
- Perencanaan Strategi
Perencanaan strategis merupakan suatu proses berkesinambungan, proses yang
sistematis dalam pembuatan dan pengambilan keputusan masa kini dengan
kemungkinan pengetahuan yang paling besar dari efek-efek perencanaan pada masa
depan, mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk melaksanakan keputusan
ini terhadap hasil yang diharapkan melalui mekanisme umpan balik yang dapat
dipercaya. Perencanaan strategis dalam keperawatan bertujuan untuk memperbaiki
alokasi sumber-sumber yang langka, termasuk uang dan waktu, dan untuk mengatur
pekerjaan divisi keperawatan.
- Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur yang akan
digunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa
orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan prosedur.
Menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan juga standard
untuk mengevaluasi perawatan pasien.
Di dalam perencanaan operasional terdiri dari dua bagian yaitu rencana tetap
dan rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana yang sudah ada dan menjadi
pedoman di dalam kegiatan setiap hari, yang terdiri dari kebijaksanaan, standard
prosedur operasional dan peraturan. Sedangkan rencana sekali pakai terdiri dari
program dan proyek.
4) Manfaat Perencanaan
- Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan lingkungan.
- Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan
- Memudahkan kordinasi
- Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasional secara
jelas
- Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat
- Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah dipahami
- Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
- Menghemat waktu dan dana
5) Keuntungan Perencanaan
- Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif.
- Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai
- Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya terutama fungsi
keperawatan
- Memodifikasi gaya manajemen
- Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
6) Kelemahan Perencanaan
- Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan informasi dan fakta-
fakta tentang masa yang akan datang
- Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
- Perencanaan mempunyai hambatan psikologis
- Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
- Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu diambil
b) Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang,
pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian
merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial,
material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya,
2004).
Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang sebagai rangkaian
aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha
kerjasama dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus
dilaksanakan serta menyusun jalinan hubungan kerja di antara para pekerjanya.
1. Manfaat Pengorganisasian
Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui :
- Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
- Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi tersebut melalui
kegiatan yang dilakukannya.
- Pendelegasian wewenang.
- Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik.
2. Langkah-langkah Pengorganisasian
- Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang dalam fungsi
perencanaan.
- Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai tujuan.
- Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan yang praktis.
- Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan
fasilitas yang diperlukan.
- Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.
- Mendelegasikan wewenang.
c) Staffing (Kepegawaian)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur, sistematis
berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan jumlah personil suatu organisasi
yang dibutuhkan dalam situasi tertentu (Swanburg, 2000). Proses pengaturan staff bersifat
kompleks. Komponen pengaturan staff adalah sistem kontrol termasuk studi pengaturan
staff, penguasaan rencana pengaturan staff, rencana penjadwalan, dan Sistem Informasi
Manajemen Keperawatan (SIMK). SIMK meliputi lima elemen yaitu kualitas perawatan
pasien, karakteristik dan kebutuhan perawatan pasien, perkiraan suplai tenaga perawat
yang diperlukan, logistik dari pola program pengaturan staf dan kontrolnya, evaluasi
kualitas perawatan yang diberikan.
Dasar perencanaan untuk pengaturan staff pada suatu unit keperawatan mencakup
personil keperawatan yang bermutu harus tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan
adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien selama 24 jam sehari, 7 hari dalam
seminggu, 52 minggu dalam setahun. Setiap rencana pengaturan staff harus disesuaikan
dengan kebutuhan rumah sakit dan tidak dapat hanya dicapai dengan rasio atau rumusan
tenaga/pasien yang sederhana. Jumlah dan jenis staff keperawatan yang diperlukan
dipengaruhi oleh derajat dimana departemen lain memberikan pelayanan pendukung, juga
dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi staff medis dan pelayanan medis yang diberikan.
Kebutuhan khusus individu, dokter, waktu dan lamanya ronde, jumlah test, obat-obatan
dan pengobatan, jumlah dan jenis pembedahan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas
personel perawat yang diperlukan dan mempengaruhi penempatan mereka.
Pengaturan staff kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi divisi keperawatan.
Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui untuk mengatur departemen beroperasi
secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi, filosofi dan objektif tertulis, struktur
organisasi, fungsi dan tanggung jawab, kebijakan dan prosedur tertulis, pengembangan
program staff efektif, dan evaluasi periodik terencana.
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah prinsip rekrutmen, seleksi,
orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien. Pengrekrutan merupakan
proses pengumpulan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan
melalui serangkaian aktivitas. Tujuan orientasi pegawai baru adalah untuk membantu
perawat dalam menyesuaikan diri pada situasi baru. Produktivitas meningkat karena lebih
sedikit orang yang dibutuhkan jika mereka terorientasi pada situasi kerja. Penjadwalan
siklus merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai untuk memenuhi syarat distribusi
waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat pola waktu dasar untuk
minggu-minggu tertentu dan diulang pada siklus berikutnya. Jadwal modifikasi kerja
mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan metode lain yang biasa.
d) Directing (Pengarahan)
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh
adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian
pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata.
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan manajemen. Menurut
Stogdill dalam Swanburg (2000), kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi
aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai tujuan. Gardner
dalam Swanburg (2000), menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi
dan memberi contoh sehingga individu (pimpinan kelompok) membujuk kelompoknya
untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama.
Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif harus mampu untuk
memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak membaca, memiliki kepekaan yang
tinggi terhadap permasalahan organisasi, dan menggerakkan (memotivasi) staffnya agar
mereka mampu melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi.
Menurut Lewin dalam Swanburg (2000), terdapat beberapa macam gaya
kepemimpinan yaitu :
- Autokratik
Pemimpin membuat keputusan sendiri. Mereka lebih cenderung memikirkan
penyelesaian tugas dari pada memperhatikan karyawan. Kepemimpinan ini cenderung
menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau sama sekali apatis dan menghilangkan
inisiatif.
- Demokratis
Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses pengambilan keputusan. Mereka
berorientasi pada bawahan dan menitikberatkan pada hubungan antara manusia dan
kerja kelompok. Kepemimpinan demokratis meningkatkan produktivitas dan kepuasan
kerja.
- Laissez faire
Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan pantang
memberikan bimbingan kepada staff. Pemimpin tersebut membantu kebebasan kepada
setiap orang dan menginginkan setiap orang senang. Hal ini dapat mengakibatkan
produktivitas rendah dan karyawan frustasi.
Manajer perawat harus belajar mempraktekkan kepemimpinan perilaku yang
merangsang motivasi pada para pemiliknya, mempraktekkan keperawatan professional
dan tenaga perawat lainnya. Perilaku ini termasuk promosi autonomi, membuat
keputusan dan manajemen partisipasi oleh perawat professional.
e) Controlling (Pengawasan)
Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling) merupakan fungsi yang terakhir
dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat dengan fungsi yang lainnya.
Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah terjadi sesuai dengan
rencana yang ditetapkan/disepakati, instruksi yang telah dikeluarkan, serta prinsip-prinsip
yang telah ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar
dapat diperbaiki (Fayol, 1998).
Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk menetapkan
standard pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi timbal
balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan yang
digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan
(Mockler, 2002).
Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala sesuatu dilaksanakan
sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah diberikan, serta prinsip-prinsip
yang telah diberlakukan (Urwick, 1998).
Tugas seorang manajemen dalam usahanya menjalankan dan mengembangkan fungsi
pengawasan manajerial perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut :
- Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan hasilnya mudah diukur,
misalnya menepati jam kerja.
- Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya mencapai
tujuan organisasi.
- Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf, sehingga
staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap kegiatan
program.
- Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa sasaran dan
kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia, serta alat untuk
memperbaiki kinerja.
- Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik :
- Harus menunjukkan sifat dari aktivitas
- Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
- Harus memandang ke depan
- Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis
- Harus objektif
- Harus fleksibel
- Harus menunjukkan pola organisasi
- Harus ekonomis
- Harus mudah dimengerti
- Harus menunjukkan tindakan perbaikkan.
Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat manajer. Sebagai
contoh, manajer perawat kepala dari satu unit bertanggung jawab mengenai kegiatan
operasional jangka pendek termasuk jadwal harian dan mingguan, dan penugasan, serta
pengunaan sumber-sumber secara efektif. Kegiatan-kegiatan control ditujukan untuk
perubahan yang cepat.
Dua metode pengukuran yang digunakan untuk mengkaji pencapaian tujuan-tujuan
keperawatan adalah:
- Analisa tugas : kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur yang tersusun
dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran. Hanya mengukur dukungan
fisik saja, dan secara relatif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas dalam
keperawatan.
- Kontrol kualitas : Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas dan akibat-
akibat dari pelayanan keperawatan.
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan dengan tepat, maka
akan diperoleh manfaat :
- Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai dengan
standard atau rencana kerja.
- Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam
melaksanakan tugas-tugasnya
- Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan dan
telah digunakan secara benar.
- Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan latihan
lanjutan.
4. Standard IV : Implementasi
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam proses
Asuhan Keperawatan.
Kriteria proses, meliputi :
- Bekerjasama dengan pasien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
- Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan pasien.
- Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai
konsep, keterampilan asuhan diri, serta membantu pasien memodifikasi lingkungan
yang digunakan
- Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan
berdasarkan respon pasien.
- Hukum :
Semua catatan informasi tentang pasien merupakan dokumentasi resmi dan
bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi
keperawatan dimana perawat sebagai pemberi jasa dan pasien sebagai pengguna jasa,
maka dokumentasi diperlukan sewaktu-waktu. Dokumentasi tersebut dapat digunakan
sebagai barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu data-data harus diidentifikasi secara
lengkap, jelas, objektif, dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan (perawat), tanggal dan
perlu dihindari adanya interpretasi yang salah (Nursalam, 2001).
- Jaminan mutu (Kualitas pelayanan) :
Pencatatan data pasien yang lengkap dan akurat akan memberi kemudahan bagi
perawat dalam membantu menyelesaikan masalah pasien. Dan untuk mengetahui sejauh
mana kesehatan pasien dapat teratasi dan seberapa jauh masalah baru dapat
diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan yang akurat. Hal ini membantu
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan (Nursalam, 2001).
- Komunikasi :
Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat perekam terhadap masalah yang
berkaitan dengan pasien. Perawat atau tenaga kesehatan lain akan dapat melihat catatan
yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam memberikan
Asuhan Keperawatan (Nursalam, 2001).
- Keuangan :
Dokumentasi dapat bernilai keuangan. Semua tindakan keperawatan yang belum,
sedang, dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang dapat dipergunakan sebagai
acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan bagi pasien (Nursalam,2001).
- Pendidikan :
Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan karena isinya menyangkut kronologis
dari kegiatan Asuhan Keperawatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau
referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan (Nursalam,2001).
- Penelitian :
Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian. Data yang terdapat
didalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan atau objek riset
dan pengembangan profesi keperawatan. (Nursalam, 2001).
- Akreditasi :
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan
fungsi perawat dalam memberikan Asuhan Keperawatan kepada Pasien. Dengan
demikian akan dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan pemberian Asuhan
Keperawatan yang diberikan, pembinaan dan pengembangan lebih lanjut. Hal ini selain
bermanfaat bagi peningkatan mutu sendiri, juga bagi individu perawat dalam mencapai
tingkat kepangkatan yang lebih tinggi (Nursalam, 2001).
Kepala Ruangan
2. Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam
satu kelompok kecil yang saling membantu. Metode ini memungkinkan pemberian
pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan,
dan memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi
kepuasan kepada anggota tim. Namun, komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama
dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk
dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk. Hal pokok dalam metode tim adalah ketua tim
sebagai perawat profesonal harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan,
pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin,
anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim, model tim akan berhasil bila
didukung oleh kepala ruang.
Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan yang berpusat
pada klien. Perawatan ini memberikan pengawasan efektif dari memperkenalkan semua
personel adalah media untuk memenuhi upaya kooperatif antara pemimpin dan anggota
tim. Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat mengidentifikasi tujuan asuhan
keperawatan, mengindentifikasi kebutuhan anggota tim, memfokuskan pada pemenuhan
tujuan dan kebutuhan, membimbing anggota tim untuk membantu menyusun dan
memenuhi standard asuhan keperawatan.
Walaupun metode tim keperawatan telah berjalan secara efektif, mungkin pasien
masih menerima fragmentasi pemberian asuhan keperawatan jika ketua tim tidak dapat
menjalin hubungan yang lebih baik dengan pasien, keterbatasan tenaga dan keahlian dapat
menyebabkan kebutuhan pasien tidak terpenuhi.
Kepala Ruangan
3. Metode primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24
jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan
dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-
menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, malakukan, dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Konsep dasar metode primer adalah
ada tanggung jawab dan tanggung gugat, ada otonomi, dan ketertiban pasien dan keluarga.
Metode primer membutuhkan pengetahuan keperawatan dan keterampilan
manajemen, bersifat kontinuitas dan komprehensif, perawat primer mendapatkan
akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan memungkinkan pengembangan diri sehingga
pasien merasa dimanusiakan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Perawat
primer mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas setiap kebutuhan klien,
mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan, dan
mengevaluasi keefektifan keperawatan. Sementara perawat yang lain memberikan tindakan
keperawatan, perawat primer mengkoordinasikan keperawatan dan menginformasikan
tentang kesehatan klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Selain itu, asuhan
yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.
Perawat Primer
4. Metode kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak ada jaminan
bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan
kasus biasanya diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan
untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti: isolaso, intensivecare.
Kelebihannya adalah perawat lebih memahami kasus per kasus, sistem evaluasi dari
manajerial menjadi lebih mudah. Kekurangannya adalah belum dapat diidentifikasi
perawat penanggung jawab, perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan
dasar yang sama.
Kepala Ruangan
Kepala Ruang
PA PA PA PA
PA PA PA PA
PA PA PA PA
Misi JCI
Meningkatkan keselamatan dan kualitas perawatan pasien di seluruh dunia.
Tujuan JCIA
1. Kualitas pelayanan
2. Kepercayaan masyarakat
3. Patient safety ervirontment safety
4. Staff safety
5. Revenue
6. Margin
7. Kesejahteraan karyawan
8. Daya saing
Manfaat JCIA
1. Meningkatkan kepercayaan public
2. Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien kepuasan karyawan
3. Bernegosiasi dengan sumber sumber pembayaran
4. Memperhatikan pasien dan keluarganya, menghormati hak-haknya, melibatkan mereka
dalam proses pelayanan
5. Menciptakan budaya yang terbuka
6. Membangun kepemimpinan yang kolaboratif
Persyaratan umum
1. Izin operasi
2. Ingin meningkatkan kualitas pelayanan
3. Mengikuti standar JCI
Standar JCI
1. Patient focus function
a. International patient savety goals
b. Access to care and continuity of care
c. Care of patient
d. Assesment of patient
e. Anasthesia and surgical care
f. Patient and family right
g. Patient and family education
h. Madication managemet and use
2. Organitation function
a. Staff Qualification and education
b. Goverments, leadership and direction
c. Fasility management and savety
d. Management of comunication and information
e. Quality improvement and patient savety
f. Prevention and control of infection
Analisis situasional fungsi manajemen dikaji oleh mahasiswa profesi Ners uni versitas
fort de kock tahun 2020 di puskesmas biaro untuk mencapai kompetensi praktek manajemen
keperawatan. Analisa situasional mencakup seluruh kegiatan manajemen di ruangan Anak Rsud
Ma Hanafiah Batusangkar, lingkungan dan orang-orang yang melaksanakan pekerjaan di
ruangan Anak Rsud Ma Hanafiah Batusangkar. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
tentang kekuatan dan kelemahan dalam manajemen agar dapat diberi intervensi.
Sales
S1
DIII
DIV
1. Observasi
a. Jumlah Ketenagaan di ruangan Anak Rsud Ma Hanafiah Batusangkar
Ketenagaan di ruangan Anak Rsud Ma Hanafiah Batusangkar terdiri dari 11 orang
petugas ….
Ketenagaan di ruangan Anak Rsud Ma Hanafiah Batusangkar yang terdiri dari:
a berdasarkan pendidikan:
- S1 Keperawatan : 1 orang
- D3 Keperawatan
d) Sumber Dana
Sumber pemasukan untuk di ruangan Anak Rsud Ma Hanafiah Batusangkar
didapat dari dana APBN. Ruangan membuat daftar permintaan sesuai kebutuhan
ruangan dan akan dipenuhi oleh bagian perlengkapan, Setiap pegawai di ruangan Anak
Rsud Ma Hanafiah Batusangkar mendapatkan gaji dan uang makan perbulan
berdasarkan golongan. Perawat juga mempunyai jaminan pelayanan kesehatan BPJS
dari Depkes. Selain itu, perawat juga mendapat insentif (jasa medic). Dalam hal
pembagian jumlah insentif semua perhitungan diatur oleh instalasi, disesuaikan dengan
kinerja perawat dan diserahkan proses pembagiannya kepada kepala ruangan.
Daftar Obat, Jumlah dan Standar yang tersedia di ruangan Anak Rsud Ma Hanafiah
Batusangkar
Daftar Alat Tenun, Jumlah dan Standar yang tersedia di ruangan Anak Rsud Ma Hanafiah
Batusangkar:
Daftar Alat Rumah Tangga, Jumlah dan Standar yang tersedia di ruangan Anak Rsud Ma
Hanafiah Batusangkar.
No Nama barang Jumlah Keterangan
1 Kursi roda 1
2 Lemari obat emergency 1
3 Standar infuse 1
4 Lampu sorot 1
5 Kunci duplikat 2
6 Troly 2
7 Timbangan BB/TB 1
8 Dorongan oksigen 2
9 Tempat sampah 2
Standard kinerja dapat digunakan untuk kinerja individual, dan kriteria dapat
dikembangkan untuk evaluasi keseluruhan perawatan pasien. Standard membentuk kriteria
kinerja, tujuan perencanaan, rencana strategis, pengukuran hasil secara fisik dan kuantitatif,
unit pelayanan, jam personel, kecepatan, biaya, modal, pajak, program, dan standard-
standard yang tidak jelas. Mereka juga menetapkan sebagai suatu pengukuran yang tidak
diketahui tentang perbandingan dari nilai-nilai kualitatif dan kuantitatif, kriteria atau norma,
dan sebagai suatu aturan standard atau tes dimana suatu pengevaluasian atau keputusan
dapat dijadikan dasar. Manajer perawat mengembangkan kerja sama dengan perawat-
perawat klinik, kriteria keperawatan klinik dihadapkan pada pengukuran hasil pasien dan
proses keperawatan. Standar-standard ini digambarkan sebagai hasil pasien dan sebagai
proses asuhan keperawatan.
Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada klien digunakan standar
praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Standar praktik keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI (2010) yang mengacu
dalam tahapan proses keperawatan, yang meliputi : (1) Pengkajian, (2) Diagnosa
keperawatan, (3) Perencanaan, (4) Implementasi, (5) Evaluasi.
a. Standard I : Pengkajian keperawatan
Pengumpulan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh,
akurat, singkat dan berkesinambungan dan data dapat diperoleh, dikomunikasikan, dan
dicatat.
Kriteria Pengkajian meliputi :
- Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnese, observasi, pemeriksaan fisik, serta
dari pemeriksaan penunjang
- Sumber data adalah pasien, keluarga atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam
medis dan catatan lain.
- Data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengidentifikasi :
- Status kesehatan pasien masa lalu
- Status kesehatan pasien saat ini
- Status biologis-psikologis-sosial-spritual
- Respon terhadap terapi
- Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal
d. Standard IV : Implementasi
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam proses
Asuhan Keperawatan.
Kriteria proses, meliputi :
- Bekerjasama dengan pasien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
- Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan pasien.
- Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai
konsep, keterampilan asuhan diri, serta membantu pasien memodifikasi lingkungan
yang digunakan
- Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan
berdasarkan respon pasien.
2) Proses
1. Planning
a. Visi, Misi, Tata Nilai dan Moto
1) Visi
“……..
Misi
a) Meningkatkan peran serta aktif masyarakat terhadap kesehatan
b) Meningkatkan akses dan keteerjangkauan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan
c) Meningkatkan kualitas sumber daya kesehatan
d) Memberikan pelayanan kesehatan yang prima
b. Tata Nilai
1) Profesional
Melaksanakan pekerjaan sesuai standar dan wewenangnya serta meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan secara dinamis
2) Tanggung Jawab
Menjalankan pekerjaan secara konsekuen dan sepenuh hati
3) Disiplin
Melaksanakan pekerjaan berdasarkan disiplin waktu yang telah ditetapkan
4) Sadar Mutu
Melaksanakan setiap tindakan sesuai komitmen prosedur yang telah ditetapkan
5) Sadar Waktu
Melaksanakan setiap tindakan sesuai komitmen waktu yang telah ditetapkan
6) Inisiatif
Senantiasa melakukan tindakan pencegaha, pengendalian dan perbaikan secara
terus-menerus tanpa menunggu perintah
c. Motto
…………….
d. Preconference
Dari hasil observasi didapatkan hasi bahwa kepala ruang Anak Rsud Ma
Hanafiah Batusangkar sudah mempunyai rencana harian, seperti melaksanakan
operan jaga, dan kegiatan preconference. Namun, kegiatan preconference hanya
dilakukan sebelum melakukan tindakan di shift pagi saja, sedangkan untuk shift
siang dan malam tidak dilakukan preconference.
e. Bimbingan mahasiswa
Di ruangan Anak Rsud Ma Hanafiah Batusangkar terdiri dari 1
CI/pembimbing mahasiswa. Bimbingan mahasiswa dilakukan oleh satu preceptor
untuk setiap stase keperawatan dari 1 institusi. Bimbingan tersebut diantaranya:
orientasi, program kerja, pelayanan asuhan keperawatan dan evaluasi.
f. Jadwal shift
Penjadwalan shift dilakukan 1 bulan sekali oleh kepala ruang kemudian
disetujui oleh coordinator bidang keperawatan. Jadwal shift dibuat dalam 3 shift
yaitu pagi (07.30-14.00 WIB). Shift siang (14.00-19.30 WIB). ZWQ
23456789054321``Shift malam (19.30-07.30). Kepala ruang hanya dinas pagi dan
siang hari.
g. Rapat
Berdasarkan wawancara dengan Kepala Ruang, terdapat 2 model
rapat yaitu insidental dan terencana. Rapat bulanan untuk di ruangan Anak Rsud Ma
Hanafiah Batusangkar dilakukan sebulan sekali sebelum pandemic.
Penyelesaian:
Langkah I : 78 hari x 2,6 = 0,7
286
Langkah II : 2,6 + 0,7 X 25% = 2,7
Jadi jumlah petugas yang di butuhkan di ruang di ruangan Anak Rsud Ma Hanafiah
Batusangkar adalah :
2,6 + 0,7 +2,7 = 6 Orang + 1 karu
= 7 Orang
2. Organizing
STRUKTUR ORGANISASI PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN PROGRAM
STUDI NERS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK
di ruangan Anak Rsud Ma Hanafiah Batusangkar
6-8 agustus 2021
DIREKTUR
drNurman
Kepala RuanganAnak
2. Perawat Pelaksana
Memberikan pelayanan kegawatan secara langsung berdasarkan proses
keperawatan dengan sentuhan kasih saying
Melaksanakan program medis dengan penuh tanggung jawab
Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial,
dan spiritual dari pasien
Mempersiapkan pasien secara fisik dan mental untuk
menghadapi tindakan keperawatan dan pengobatan atau
diagnosis
Melatih pasien untuk menolonng dirinya sendiri sesuai dengan
kemampuannya
Memberikan pertolongan segera kepada pasien gawat atau
sakratul maut
Membantu kepala inang dalam penatalaksanaan ruangan secara
administratif
Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada di ruangan
menurut fungsinya
Melaksanakan tugas dinas pagi, siang, malam atau hari libur sesuai jadwal tugas
secara bergantian
Memberi penyuluhan kesehatan sehubungan dengan
penyakitnya (PKMRS)
Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan pasien baik secara lisan maupun
tulisan dan membuat laporan harian pasien
b. Pergantian staf
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang di ruangan Anak Rsud Ma
Hanafiah Batusangkar, sistem pergantian staf di ruangan Anak Rsud Ma Hanafiah
Batusangkar dilakukan oleh tim manajemen SDM dengan periode waktu sesuai dengan
kebutuhan.
3. Actuating
a. Reward
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang di ruangan Anak Rsud Ma
Hanafiah Batusangkar, bahwa kepala ruang sudah melakukan pengawasan terhadap
kinerja perawat yang ada di ruangan Anak Rsud Ma Hanafiah Batusangkar. Namun di
ruangan Anak Rsud Ma Hanafiah Batusangkar itu sendiri belum ada pemberian reward
pegawai yang berprestasi. Pemberian reward dilakukan oleh pelayanan medik tetapi
diberikan atas nama ruangan.
b. Punishment
Punishment diberikan dari kepala ruang selaku koordinator
ruangan dan sebagai pengontrol mutu pelayanan kesehatan kepada
pegawai yang melakukan pelanggaran di ruangan, seperti keterlambatan
kedatangan kerja, bolos kerja, dsb. Punishment yang diberikan berupa
teguran 3x secara lisan oleh kepala ruang. Jika dari teguran lisan tidak
ada perubahan, akan diberikan punishment secara tertulis, dan jika
masih tidak ada perubahan kepala ruang akan melaporkan ke pelayanan
medik. Apabila pegawai ingin ijin tidak masuk dinas harus membuat
surat pemberitahuan terlebih dahulu.
c. Motivasi
Motivasi kerja pegawai adalah penghasilan pegawai yang sesuai
dengan yang di harapkan. Selain itu, setiap pagi selalu dilakukan
Preconference yang dipimpin oleh kepala ruang dan diikuti oleh katim
serta perawat associate. Misalkan, ada komplain dari passien atau
keluarga pasien, kepala ruang mendiskusikan secara bersama - sama
serta memotivasi agar melakukan tindakan sesuai dengan aturan yang
ada. Motivasi kerja pegawai juga biasa dilakukan pada saat rapat
keperawatan.
d. Wewenang kepala ruangan dalam mengambil keputusan
Dalam mengambil sebuah keputusan biasanya kepala di ruangan Anak Rsud Ma
Hanafiah Batusangkar melakukannya dengan tegas. Keputusan yang diambil bisa
dari kepala ruangnya langsung, dan bisa dari keputusan secara bersama
- sama.
e. Konflik dan cara mengatasi
Hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala ruang Anak
didapatkan bahwa konflik yang sering terjadi diruang Anak yaitu
adanya perawat yang datang terlambat, operan yang tidak tepat waktu, dan
dokumentasi yang kurang lengkap.
4. Controlling
a. Kinerja Perawat
Hasil observasi ditemukan bahwa kinerja perawat di ruang paviliun
2 belum optimal, selama ini belum ada penilain kinerja pegawai secara
khusus yang dilakukan secara berkala baik oleh kepala ruang maupun
oleh bidang keperawatan.
2) Output
1. Pasien Safety
Pasien safety merupakan satu variabel untuk mengukur dan
mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan yang berdampak terhadap
pelayanan kesehatan.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan diruang UGD ditemukan bahwa dalam
menigidentifikasi pasien safety belum optimal. (Belum ada segitiga resiko jatuh di bed
pasien).