Manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan /usaha untuk mencapai tujuan organisasi
melalui kerjasama dengan oranglain (Hersey dan Blanchard).
Frederick W. Taylor adalah salah seorang tokoh dari bidang ilmu manajemen. Pada awal tahun
1900-an, ia mengemukakan bahwa teori manajemen diibaratkan sebagai sebuah mesin.
Penekanan utamanya adalah produksi dan efisiensi yang cepat. Motivasi pekerja dan manajemen
dipengaruhi kepuasan dalam bekerjasama untuk meningkatkan produksi.
Taylor dalam bukunya “the principles of scientific management (1991)” menganjurkan bahwa
pekerjaan harus dipelajari secara ilmiah untuk menentukan jalan terbaik dalam melaksanakan
setiap tugas. Prinsip yang dianut adalah menghasilkan produktivitas yang semaksimal mungkin
dengan pengeluaran energi yang minimal. Manajemen ilmiah ini membutuhkan revolusi mental
dan tanggungjawab moral yang tinggi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Dengan kata
lain, semua kegiatan harus direncanakan sebaik mungkin baik dari segi keuntungan maupun
kerugiannya berdasarkan parameter – parameter ilmiah yang telah ditetapkan.
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staff
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien,
keluarga dan masyarakat (Gillies,1989).
Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola
keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber –
sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang efektif kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata, yaitu di
Rumah Sakit dan Komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep dan aplikasi. Konsep
manajemen keperawatan perencanaan berupa rencana strategi melalui pendekatan yaitu
pengumpulan data, analisa SWOT dan menyusun langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan
secara operasional, khususnya dalam pelaksanaan metoda asuhan keperawatan, melakukan
pengawasan dan pengadilan serta dokumentasi yang lengkap.
Menurut Swanburg (2000), ketrampilan manajemen dapat diklasifikasikan dalam tiga tingkatan
yaitu:
1. C. Teori Manajemen
ü Organizing
ü Staffing
ü Directing
ü Koordinating
ü Melaporkan
ü Rencana pengeluaran
Lima fungsi manajemen yang paling penting menurut Handoko (2000:21) yang berasal dari
klasifikasi paling awal dari fungsi-fungsi manajerial menurut Henri Fayol :
a) Planning
Planning atau perencanaan merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan
penentuan strategi kebijaksanaan proyek program prosedur metode sistem anggaran dan standar
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
b) Organizing
c) Staffing
Staffing atau penyusunan personalia adalah penarikan (recruitment) latihan dan pengembangan
serta penempatan dan pemberian orientasi pada karyawan dalam lingkungan kerja yang
menguntungkan dan produktif.
d) Directing
Directing atau fungsi pengarahan adalah bagaimana membuat atau mendapatkan para karyawan
melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan.
e) Controlling
Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan alat untuk menjamin
bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
1. E. Tingkatan Manajemen
1) Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer,
bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan
jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief
Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
2) Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang
berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung
antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian,
pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
3) Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen
operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan
mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut
penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau
mandor (foreman).
Keperawatan merupakan disiplin praktis klinis. Manajemen keperawatan yang efektif seharusnya
memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana. Manajemen keperawatan mengelola
kegiatan keperawatan yang meliputi :
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari :
2) Keteramplan kepemimpinan
G. Peran-peran Manajerial
Dalam peran interpersonal terdapat tiga peran pemimpin yang muncul secara langsung dari
otoritas formal yang dimiliki pemimpin dan mencakup hubungan interpersonal dasar, yaitu:
Karena posisinya sebagai pemimpin suatu unit organisasi, pemimpin harus melaksanakan tugas-
tugas seremonial seperti menyambut tamu penting, menghadiri pernikahan anak buahnya, atau
menjamu makan siang pelanggan atau kolega. Kegiatan yang terkait dengan peran interpersonal
sering bersifat rutin, tanpa adanya komunikasi ataupun keputusan penting. Meskipun demikian,
kegiatan itu penting untuk memperlancar fungsi organisasi dan tidak dapat diabaikan oleh
seorang pemimpin.
Seorang pemimpin bertanggungjawab atas hasil kerja orang-orang dalam unit organisasi yang
dipimpinnya. Kegiatan yang terkait dengan itu berhubungan dengan kepemimpinan secara
langsung dan tidak langsung. Yang berkaitan dengan kepemimpinan secara langsung antara lain
menyangkut rekrutmen dan training bagi stafnya. Sedang yang berkaitan secara tidak langsung
antara lain seorang pemimpin harus memberi motivasi dan mendorong anak buahnya. Pengaruh
seorang pemimpin jelas terlihat pada perannya dalam memimpin. Otoritas formal memberi
seorang pemimpin kekuasaan potensial yang besar; tetapi kepemimpinanlah yang menentukan
seberapa jauh potensi tersebut bisa direalisasikan.
Literatur manajemen selalu mengakui peran sebagai pemimpin, terutama aspek yang berkaitan
dengan motivasi. Hanya baru-baru ini saja pengakuan mengenai peran sebagi penghubung, di
mana pemimpin menjalin kontak di luar rantai komando vertikal, mulai muncul. Hal itu
mengherankan, mengingat banyaktemuan studi mengenai pekerjaan manajerial menunjukkan
bahwa pemimpin menghabiskan waktunya bersama teman sejawat dan orang lain dari luar
unitnya sama banyak dengan waktu yang dihabiskan dengan anak buahnya; sementara dengan
atasannya justru kecil. Pemimpin menumbuhkan dan memelihara kontak tersebut biasanya dalam
rangka mencari informasi. Akibatnya, peran sebagai penghubung sering secara khusus
diperuntukkan bagi pengembangan sitem informasi eksternalnya sendiri yang bersifat informal,
privat, verbal, tetapi efektif.
Dikarenakan kontak interpersonalnya, baik dengan anak buah maupun dengan jaringan
kontaknya yang lain, seorang pemimpin muncul sebagai pusat syaraf bagi unit organisasinya.
Pemimpin bisa saja tidak tahu segala hal, tetapi setidaknya tahu lebih banyak dari pada stafnya.
Pemrosesan informasi merupakan bagian utama (key part) dari tugas seorang pemimpin.
Sebagai yang memonitor, seorang pemimpin secara terus menerus memonitor lingkungannya
untuk memperoleh informasi, dia juga seringkali harus ’menginterogasi’ kontak serta anak
buahnya, dan kadangkala menerima informasi gratis, sebagian besar merupakan hasil jaringan
kontak personal yang sudah dikembangkannya. Perlu diingat, bahwa sebagian besar informasi
yang diperoleh pemimpin dalam perannya sebagai monitor datang dalam bentuk verbal, kadang
berupa gosip, sassus, dan spekulasi yang masih membutuhkan konfirmasi dan verifikasi lebih
lanjut.
Sebagian besar informasi yang diperoleh pemimpin harus dimanfaatkan bersama (sharing) dan
didistribusikan kepada anak buah yang membutuhkan. Di samping itu ketika anak buahnya tidak
bisa saling kontak dengan mudah, pemimpinlah yang kadang-kadang harus meneruskan
informasi dari anak buah yang satu kepada yang lainnya.
Sebagai juru bicara seorang pemimpin mempunyai hak untuk menyampaikan informasi yang
dimilikinya ke orang di luar unit organisasinya.
Informasi yang diperoleh pemimpin bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan masukan dasar bagi
pengambilan keputusan. Sesuai otoritas formalnya, hanya pemimpinlah yang dapat menetapkan
komitmen organisasinya ke arah yang baru; dan sebagai pusat syaraf organisasi, hanya dia yang
memiliki informasi yang benar dan menyeluruh yang bisa dipakai untuk memutuskan strategi
organisasinya. Berkaitan dengan peran pemimpin sebagai pengambil keputusan terdapat empat
peran pemimpin, yaitu:
Sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus berupaya untuk selalu memperbaiki kinerja unitnya
dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan di mana organisasi tersebut eksis. Dalam
perannya sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus selalu mencari ide-ide baru dan berupaya
menerapkan ide tersebut jika dianggap baik bagi perkembangan organisasi yang dipimpinnya.
Peran sebagai pengendali gangguan memotret keharusan pemimpin untuk merespon tekanan-
tekanan yang dihadapi organisasinya. Di sini perubahan merupakan sesuatu di luar kendali
pemimpin. Dia harus bertindak karena adanya tekanan situasi yang kuat sehingga tidak bisa
diabaikan. Pemimpin seringkali harus menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merespon
gangguan yang menekan tersebut. Tidak ada organisasi yang berfungsi begitu mulus, begitu
terstandardisasi, yaitu telah memperhitungkan sejak awal semua situasi lingkungan yang penuh
ketidakpastian. Gangguan timbul bukan saja karena pemimpin bodoh mengabaikan situasi
hingga situasi tersebut mencapai posisi kritis, tetapi juga karena pemimpin yang baik tidak
mungkin mengantisipasi semua konsekuensi dari setiap tindakannya.
Pada diri pemimpinlah terletak tanggung jawab memutuskan siapa akan menerima apa dalam
unit organisasinya. Mungkin, sumberdaya terpenting yang dialokasikan seorang pemimpin
adalah waktunya. Perlu diingat bahwa bagi seseorang yang memiliki akses ke pemimpin berarti
dia bersinggungan dengan pusat syaraf unit organisasi dan pengambil keputusan. Pemimpin juga
bertugas untuk mendesain struktur organisasi, pola hubungan formal, pembagian kerja dan
koordinasi dalam unit yang dipimpinnya.
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan
minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide,
dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian
haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya
itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut
sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga
meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah.
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu,
misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan
lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar
yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan
waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari
Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika
diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji
Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat
bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer,
tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang
mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang
uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
b) Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam
memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang
manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah
dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan
mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus
mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling
baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta
mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
1. I. Perubahan berencana
Perubahan berencana merupakan beranjak dari suatu keadaan ke keadaan yang lain yang lebih
baik. Perubahan berencana adalah perubahan yang berasal dari pemikiran dan usaha yang dengan
sengaja dilakukan oleh seorang change agent untuk membuat sesuatu terjadi.
Change agent adalah orang yang bertanggung jawab untuk menggerakkan orang-orang yang
terkena dampak perubahan tersebut. Ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang change agent
antara lain :
Tujuan berubah :
Proses Berubah
1) Tahap Pencairan
Pada tahap ini ditetapkan apakah ada kebutuhan untuk merubah dan kemudian diikuti dengan
upaya mengubah kondisi yang telah ada. Bila upaya berhasil akan timbul motivasi yang kuat
untuk berubah. Rangsangan dapat dilakukan berupa pemberian informasi, curah pendapat,
persamaan persepsi dan diskusi pandangan ke depan uang menyajikan harapan.
2) Tahap Berubah atau Bergerak
Tahap ini diawali dengan mendiagnosa masalah dan kemudian mengeksplorasi alternatif
penyelesaian. Langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan berubah dan menyepakati
rancangan kegiatan untuk mencapai tujuan berubah. Pada tahpan ini terjadi gerakan beranjak dari
“ status quo “ kondisi lama menuju satu tahapan baru.
Pada tahap ini telah dicapai tahappan baru yang diintegrasikan kedalam pribadi masing-masing
staf. Untuk selanjutnya perlu upaya penguatan agar perubahan yang telah dicapai semakin eksis.
Pada tahapan ini perlu dijalankan mekanisme umpan balik yang membangun. Diperlukan kritik,
sebab kritik tidak selalu berarti negatif, karena dapat dimanfaatkan sebagai landasan perbaikan
dan penguatan.
Hasil perubahan yang diperoleh pada tahap refrezing dipertahankan untuk segera diterapkan.
Pada saatnya harus dilakukan perubahan kembali mengikuti pola unfrezing,moving dan
refrezing. Demikian seterusnya tanpe berhenti karena perubahan tidak pernah berhenti.
4) Penerima Perubahan
Kategori penerima perubahan : inovator, ingin tahu, ingin coba, sering radikal, mencari
pengalaman baru, membawa perubahan.
Identifikasi masalah
Membuat alternatif penyelesaian masalah
Idendifikasi kelebihan dan kekurangan setiap alternatif
Menentukan alternatif yang tepat
J. Manajemen Konflik
Definisi konflik
Situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara
beberapa orang, kelompokatauorganisasi.
Sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara dua kelompok, yang memiliki
tujuan dan pandangan berbeda, dalam upaya mencapai satu tujuan sehingga mereka berada
dalam posisio – posisi, bukan kerjasama.
Aspek positif dalam konflik
Konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif apabila dikelola dengan
baik. Misalnya, konflik dapat menggerakan suatu perubahan :
Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang perbedaan pekerjaan dan
tanggung jawab mereka.
Memberikan saluran baru untuk komunikasi.
Menumbuhkan semangat baru pada staf.
Memberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi.
Menghasilkan distribusi sumber tenaga yang lebih merata dalam organisasi.
Apabila konflik mengarah pada kondisi destruktif, maka hal ini dapat berdampak pada
penurunan efektivitas kerja dalam organisasi baik secara perorangan maupun kelompok, berupa
penolakan, resistensi terhadap perubahan, apatis, acuh tak acuh, bahkan mungkin muncul luapan
emosi destruktif, berupa demonstrasi.
Penyebab konflik
2) Hambatan komunikasi
3) Tekanan waktu
6) Perbedaan status
Pengelolaan konflik
1. Disiplin: Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik.
Manajer perawat harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ada dalam
organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya.
2. Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan: Konflik dapat dikelola dengan
mendukung perawat untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman dan tahapan hidupnya.
Misalnya; Perawat junior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk mengikuti pendidikan
kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi perawat senior yang berprestasi dapat
dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
3. Komunikasi: Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan
kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk menghindari konflik adalah dengan
menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan
sebagai satu cara hidup.
4. Mendengarkan secara aktif: Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk
mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer perawat telah memiliki
pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para pegawai
sebagai tanda bahwa mereka.
Strategi
1. Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak
terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan
ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang
berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat
menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan
hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
1. Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah,
khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya
kerjasama dengan member kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang
menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan
kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
1. Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan
keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan
nilai-nilai anda.Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode
yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
1. Kompromiatau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling
memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat
menguntungkan semua pihak.
Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja
yang sama.
Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan
saling memperhatikan satu sama lainnya.
Diawali melaluipenilaiandirisendiri
Analisa isu-isuseputarkonflik
Tinjaukembali dansesuaikandengan hasileksplorasidirisendiri.
Atur dan rencanakan pertemuan antara individu-individu yang terlibat konflik
Memantau sudu tpandang dari semua individu yang terlibat
Mengembangkan dan menguraikan solusi
Memilih solusi dan melakukan tindakan
Merencanakan pelaksanaannya
Perencanaan adalah suatu proses berkelanjutan yang diawali deengan merumuskan tujuan dan
rancanagn tindakan yang akan dilaksanakan, menentukan profesional, merancang proses dan
hasilnya, memberikan umpan balik pada personel dan memodifikasi.
Visi adalah gambaran masa depan, akan seperti apa lembaga kita. Atau visi merupakan sebuah
impian yang akan dicapai, di masa yang akan datang. Sedangkan misi adalah action dari visi.
Sedangkan Misi adalah langkah-langkah apa yang akan dilakukan demi mencapai visi. Visi
adalah tujuan. Kalau visi belum tercapai, maka misinya yang harus dirubah. Jangan malah
diganti visinya, yang pada akhirnya tujuannya menjadi tidak jelas karena berubah-ubah.
Rencana Strategis
Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi
atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk
modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis
dapat dgunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic, Social, Technological), atau STEER (Socio-
cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory).
Perencanaan Strategis ( Strategic Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan
untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga
rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini
untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 )
Rencana Operasional
K. Managemen waktu
Tujuan
Penyita waktu
– Sifat menunda
– Terburu-buru
– Ragu-ragu
– Telepon
– Sosialisasi
– Rapat-rapat
– Komunikasi terbatas
Perencanaan ketenagaan
Definisi Ketenagaan
Hakekat ketenagakerjaan pada intinya adalah pengaturan, mobilisasi potensi, proses motivasi dan
pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasan melalui karyanya. Hal ini
berguna untuk tercapainya tujuan individu, organisasi, ataupun komunitas dimana ia berkarya.
TujuanKetenagaan
1. Keterbatasan anggaran
2. Kurangnya pemahaman pihak administrasi RS tentang kebutuhan tenaga dan tujuan
3. Turn over
4. Cuti
5. Perekrutan dan seleksi perawat yang buruk
6. Pendayagunaan personel perawat yang belum tepat
Komposisiberdasarkankualifikasi
– Perawatutama 56%
– Perawatpelaksana 26%
– Perawatpembantu 16%
Metode Ratio
– Gawat 10 jam/hari/klien
– Anak
– Kebidanan
*Factor Koreksi
Jumlah Hari Minggu/ tahun + HariBesar x JumlahPerawat
JumlahharikerjaEfektif
100
L. PENGORGANISASIAN
Definisi Pengorganisasi
Struktur organisasi
Dalam struktur organisasi harus memperhatikan arus komunikasi, otoritas, kewajiban, tanggung
jawab, rentang komando.
1. Lini
Merupakan suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang langsungs ecara vertical dan
sepenuhnya dari kepemimpinan terhadap bawahannya. Bentuk lini juga disebut bentuk lurus atau
bentuk jalur. Bentuk ini merupakan bentuk yang dianggap paling tua dan digunakan secara luas
pada masa perkembangan industri pertama.Organisasi Lini ini diciptakan oleh Henry Fayol.
Ciri :
Hubunganantarapimpinan&bawahanmasihbersifatlangsungmelaluisatugariswewenang
Jumlahkaryawansedikit
Pucukpimpinanbiasanyapemilikperusahaan
Organisasikecil
Merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Pelimpahan wewenang
dalamorganisasi ini berlangsung secara vertikal dari seorang atasan pimpinan hingga pimpinan
dibawahnya.Untuk membantu kelancaran dalam mengelola organisasi tersebuts eorang pimpinan
mendapat bantuan dari para staf dibawahnya.Tugas para staf disini adalah untuk membantu
memberikan pemikiran nasehat atau saran-saran, data, informasi dan pelayanan kepada pimpinan
sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan suatu keputusan atau kebijaksanaan.Pada
struktur organisasi ini hubungan antara atasan denga nbawahan tidak secara langsung.
Ciri :
Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini dan kelompok staff.
Adanya pengembangan spesialisasi untuk para anggota.
Koordinasi didalam setiap bagian dapat diterapkan dengan mudah.
Organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor yaitu suatu bentuk organisasi di mana
kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan di bawahnya
dalams atuan bidang pekerjaan tertentu.Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang
tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah
kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut.
Ciri :
Lingkungan stabil
Tugas bersifat rutin dan tidak banyak perubahan terjadi
Mengutamakan efisiensi dan kapabilitas fungsional
Komunikasi sebagai suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat, dan pemberian nasihat yang
terjadi antara dua orang atau lebih yang bekerja sama. komunikasi juga merupakan suatu seni
untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah sehingga orang
lain dapat mengerti dan menerima.
Komponen komunikasi
1. Komunikator
1. Komunikan
1. Pesan
Merupakan sesuatu yang disampaikan oleh pengirim kepada seseorang yang dituju ( penerima
)dengan maksud dan tujuan tertentu.
1. Lingkungan
1. Media Pesan
Merupakan alat atau sarana perantara yng digunakan oleh pengirim pesan dengan tujuan agar
pesan bisa sampai kepada penerima.
Model Komunikasi
1. Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis adalah bagian yang terpenting dalam organisasi. Dalam mencapai kebutuhan
individu/staf, setiap organisasi telah mengembangkkan metode penulisaan dalam
mengkomunikasikan pelaksanaan dan pengelolaan, misalnya publikasi perusahaan, surat-
menyurat ke staf, pembayaran, dan jurnal.
1. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan menggunakan ekspresi wajah, gerakan tubuh,
dan sikap tubuh atau body language.
Saat ini manajer sangat bergantung pada komunikasi dengan menggunakan telepon atau
handphone. Dengan kemudahan sarana komunikasi tersebut, memungkinkan manajer untuk
merespon setiap perkembangan dan masalah dalam organisasi
M. MANAJEMEN ASKEP
Manajemen askep adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan keempat unsur: standart,
proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem manajemen askep. Definisi tersebut
berdasarkan prinsip- prinsip nilai yang diyakini dan akan menentuakan kualitas produksi/ jasa
layanan keperawatan. Manajemen askep adalah pengarahan agar askep berjalan dengan baik,
manajemen askep meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi.
Menurut Grant dan Massey (1997) serta Marquis dan Huston (1998), terdapat lima model asuhan
keperawatan profesional (MAKP) yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa depan,
dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan.
1. Fungsional
Sistem ini secara umum mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
Kelebihan
– Menerapkan manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas,
dan pengawasan yang baik;
– Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawatan pasien
diserahkan kepada perawat junior dan atau perawat yang belum berpengalaman;
– Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja.
1. Keperawatan Tim
Model ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan
asuhan keperawatan terdapat sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjai 2-3 tim yang
terdiri atas tenaga profesional, tenaga teknis, dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling
membantu. Sistem ini memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut
Kelebihan
– Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi
kepuasan kepada anggota tim
Kelemahan
Komunikasi antar anggota tim terbentk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya
membutuhkan waktu karena sulit untuk melaksanakannya saat sibuk.
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai berikut:
Menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk setiap klien di unit tersebut.
Misalnya pada saat jam makan siang staf dan rapat tim
Mengikuti instruksi keperawatan yang tertera dalam rencana keperawatan secara teliti
termasuk program pengobatan
Melaporkan secara tepat dan akurat tentang asuhan yang dilakukan serta respon yang
ditunjukkan klien
Menerima bantuan dan bimbingan ketua tim
Dalam asuhan keperawatan sebagai perawat yang profesional salah satu peran sebagai perawat
pelaksana. Perawat sebagai pelaksana secara langsung maupun tidak langsung memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien individu, keluarga, dan masyarakat. Peran perawat sebagai
perawat pelaksana perawat sebagai perawat pelaksana disebut Care Giver yaitu perawat
menggunakan metode pemecahan masalah dalam membantu pasien mengatasi masalah
kesehatan. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak
langsung (Praptianingsi, 2006). Dalam melaksanakan peran sebagai perawat pelaksana bertindak
sebagai:
Comferter
Perawat mengupayakan kenyamanan dan rasa aman pasien (Praptianingsi, 2006). Menurut Potter
& Perry (2005), peran sebagai pemberi kenyamanan yaitu memberikan pelayanan keperawatan
secara utuh bukan sekedar fisik saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan emosi sering
kali memberikan kekuatan kepada klien untuk mencapai kesembuhan. Dalam memberikan
kenyamanan kepada klien, perawat dapat mendemonstrasikan dengan klien.
Perawat berupaya melindungi pasien, mengupayakan terlaksananya hak dan kewajiban pasien
dalam pelayanan kesehatan (Praptianingsi, 2006). Menurut Potter & Perry (2005), sebagai
pelindung perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan
mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari
kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostik atau pengobatan. Utnuk
menjalankan tugas sebagai advokat, perawat melindungi hak dan kewajiban klien sebagai
manusia secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak–haknya bila dibutuhkan.
Perawat juga melindungi hak – hak klien melalui cara–cara yang umum dengan penolakan aturan
atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menetang hak – hak klien.
Communication
Perawat sebagai mediator antara pasien dan anggota tim kesehatan, hal ini terkait dengan
keberadaan perawatyang mendampingi pasien selama 24 jam untuk memberikan asuhan
keperawatan dalam rangka upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit (Praptianingsi, 2006).
Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai komunikator merupakan pusat dari seluruh peran
perawat pelaksana yang lain. Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien, keluarga, antara
sesama perawat san profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Memberikan
perawatan yang efektif, pembuatan keputusan dengan klien dan keluarga, memberikan
perlindungan pada klien dari ancaman terhadap kesehatannya, mengokordinasi dan mengatur
asuhan keperawatan dan lain–lain tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas.
Rehabilitator
Perawat memberikan asuhan keparawatan adalah mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh
agar sembuh dan berfungsi normal.
Rehabilitas merupakan proses dimana individu kembali ketingkat fungsi maksimal setelah sakit,
kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Rentang aktivitas
rehabilitas dan restoratif mulai dari mangajar klien berjalan dengan menggunakan alat pembantu
berjalan sampai membantu klien mengatasi perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan
penyakit kronis (Potter & Perry, 2005)
Ronde Keperawatan
Tujuan Ronde :
1. Tujuan Umum
1. Tujuan khusus
– Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis dalam pemecahan masalah keperawatan klien.
Manfaat
Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih untuk yang dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang memiliki
kriteria sebagai berikut :
– Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan
keperawatan.
– Memberikan justifikasi
– Memberikan reinforcement
– Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional tindakan
Timbang Terima
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan klien.
Tujuan :
– Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindak lanjuti oleh dinas berikutnya.
Langkah-langkah
Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang akan
disampaikan
Penyampaian operan diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru
Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara langsung melihat keadaan
klien
Prosedur Timbang Terima
Persiapan
Pelaksanaan
Dalam penerapan sistem MPKP : Primer, timbang terima dilaksanakan oleh perawat primer
kepada perawat primer yang mengganti jaga pada shift berikutnya :
– Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya
1. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi tanya jawab
terhadap hal-hal yang ditimbang terimakan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal
yang kurang jelas
2. Penyampaian saat timbang terima secara jelas dan singkat
3. Lama timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi
khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rincian
4. Kepala ruangan dan semua perawat keliling ke tiap pasien dan melakukan validasi data.
5. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan
oleh perawat primer
Kedua kelompok dinas sudah siap. Masalah keperawatan dan intervensi keperawatan semua
pasien telah dilaksanakan dan didokumentasikan oleh perawat pada dinas sebelumnya dan siap
untuk ditimbang terimakan. Hal-hal yang khusus dicatat, untuk diserahterimakan kepada perawat
(PP dan PA) yang berdinas berikutnya.
Karu atau penanggung jawab membuka acara timbang terima. PP (Perawat Primer)
menyampaikan timbang terima :
– Rencana dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang,
konsultasi atau prosedur tidak rutin).
Diskusi untuk membahas permasalahan bila ada (dipimpin Karu / penanggung jawab). Pelaporan
untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada format laporan ruangan. Penandatanganan
oleh Karu dan PP masing-masing kelompok dinas. Acara timbang terima ditutup oleh Karu /
penanggung jawab.
Supervisi
Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segala bantuan dari
pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para perawat dan
staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi semacam ini dari
pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para perawat dan
staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi semacam ini adalah
merupakan dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan
para perawat.
Supervisor harus mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman. Ini
tidak hanya meluputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantara para tenaga
keperawatan dan tenaga lainnya. Juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan peralatan agar
memudahkan pelaksanaan tugas. Lingkungan yang sehat bila dapat memberikan rasa bebas dan
keinginan untuk bekerja lebih baik. Supervisor juga mengusahakan semangat kebersamaan
dengan lebih menekankan “kita” daripada “saya”.
Pada suatu saat supervisor akan memerlukan bantuan dalam mengambil keputusan
melalui pengalaman dalam tugas untuk menemukan metoda yang lebih baik guna melaksanakan
pendelegasian tugas dalam kelompok kerja, tentu memerlukan dukungan dari anggota kelompok.
Walaupun supervisor memperhatikan kondisi dan hasil kerja, tetapi perhatian utama adalah
manusianya, untuk itu harus mengenal tiap individu dan mampu merangsang agar tiap pelaksana
mau meningkatkan diri. Salah satu tujuan utama dari supervisi adalah orientasi, latihan dan
bimbingan individu, berdasarkan kebutuhan individu dan mengarah pada pemanfaatan
kemampuan dan pengembangan ketrampilan yang baru.
Sasaran Supervisi
Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut :
Tujuan Supervisi
Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya meliputi
lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan dan tenaga
lainnya, juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan perawatan agar memudahkan
pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi adalah :
Kompetensi
1. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat dimengerti oleh staf
dan pelaksana keperawatan.
2. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana keperawatan
3. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan pelaksanaan
keperawatan.
4. Proses kelompok (dinamika kelompok)
5. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan pelaksanaan
keperawatan.
6. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat
7. mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.
Fungsi
1. dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan mengorganisir proses
pemberian pelayanan keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan
keperawatan tentang standar asuhan yang telah disepakati.
2. fungsi utama supervisi moderen adalah menilai dalam memperbaiki factor-faktor yang
mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan.
3. fungsi utama supervisi dalam keperawatan adalah mengkoordinasikan, menstimuli, dan
mendorong kearah peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
4. Fungsi supervisi adalah membantu (assisting), memberi support (supporting) dan
mengajak untuk diikutsertakan (sharing).
Prinsip
Karakteristik
Cara Supervisi
Langsung ; Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada
supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan
pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan pengarahan yang
efektif adalah :
ü Mudah dipahami
Tidak langsung :
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Supervisor tidak melihat
langsung kejadian dilapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat
diberikan secara tertulis.
Tugas-tugas rutin yang harus dilakukan oleh supervisor setiap harinya (Bittel,l987) adalah
sebagai berikut ;
ü Mengatur pekerjaan
ü Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil sehingga dapat segera membantu apabila
diperlukan.
ü Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja, terutama untuk personil baru.
ü Berjaga-jaga ditempat apabila ada pertanyaan, permintaan bantuan atau hal-hal yang terkait.
ü Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul pada saat itu dan mencari cara
memecahkannya.
Pengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15 menit. Melihat dengan
seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti : Keterlambatan pekerjaan, lamanya mengambil
barang, kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya.
1. Sebelum pulang ;
Membuat daftar masalah yang belum terpecahkan dan berusaha untuk memecahkan persoalan
tersebut keesokan harinya.
ü Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan mengecek hasilnya,
kecukupan material dan peralatannya.
Supervisor Keperawatan
pelayanan keperawatan diunit kerjanya. Kepala rungan merupakan ujung tombak penentu
tercapai tidaknya tujuan pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan dan
pendokumentasian di unit kerjanya.
1. Pengawas Keperawatan, beberapa ruangan atau unit pelayanan berada di bawah satu
instalasi, pengawas perawatan bertanggung jawab dalam melakukan supervisi pada
areanya yaitu beberapa kepala ruangan yang berada dalam satu instalasi tertentu,
misalnya instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan dan lain-lain.
2. Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu pengawasan kepala seksi. Kepala
seksi mengawasi pengawas keperawatan dalam melaksanakan tugas secara langsung dan
seluruh perawat secara tidak langsung.
3. Kepala Bidang keperawatan, Kabid Keperawatan bertanggung jawab untuk melakukan
supervisi kepada kepala seksi secara langsung dan semua perawat secara tidak langsung.
Dengan demikian supervisi berikatan dengan struktur organisasi yang menggambarkan garis
tanggung jawab, siapa yang menjadi supervisor dan siapa yang disupervisi.
Pendelegasian
Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi
pembinaan.Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip delegasi agar menjadi
lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya.(Handoko.1997).
Delegasi dalam praktek keperawatan professional sering mengalami masalah, dimana proses
delegasi tidak dilaksanakan secara efektif. Hal ini diarenakan tiga hal :
– under –delegasi : Pelimpahan tugas terlalu sedikit. Staf diberi wewenang yang sangat
sedikit, terbatas dan sering tidak terlalu jelas.
– over-delegasi : Pemberian delegasi berlebihan. Di sini dapat terjadi penyalahgunaan
wewenang.
Delegasi yang baik tergantung pada keseimbangan antara komponen tanggung jawab,
kemampuan dan wewenang.Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu rsa tanggung jawab
terhadap penerimaan suatu tugas, kemampuan (accountability) adalah kemampuan seseorang
dalam melaksanakan tugas limpah.Wewenang (authorirty) adalah pemberian hak dan kekuasaan
penerima tugas limpah untuk mengambil suatu keputusan terhadap tugas yang di limpah.
Waktu Pelaksanaan
Tugas yang tidak mencukupi waktunya : Staf didelegasikan untuk menyelesaikan tugas manajer
keperawatan
Delegasi sebaiknya tidak diberikan untuk tugas-tugas yang terlalu teknis (membutuhkan keahlian
tertentu) dan tugas yang berhubungan dengan kepercayaan/kerahasiaan institusi.
– Melatih dan mengembangkan staf bawahan dengan memberikan tugas dan wewenang baik
secara tertulis maupun lisan.
Teknik Pendelegasian
Manajer perawat pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugas-tugas yang dapat
didelegasikan dari eksekutif perawat sampai eksekutif departemen atau kepala unit, dan dari
kepala unit sampai perawat/bidan klinis. Delegasi mencakup kewenangan untuk persetujuan,
rekomendasi atau pelaksanaan. Tugas-tugas seharusnya dirangking dengan waktu yang
diperlukan untuk melaksanakannya dan sebaiknya satu kewajiban didelegasikan pada satu
waktu.