Oleh
Pembimbing
NIP. 197310312001122002
Wakil Dekan I
NIP. 197906152005012002
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing
NIP. 197310312001122002
Wakil Dekan I
NIP. 197906152005012002
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ORISINALITAS
NIM : 191102041
Dengan ini menyatakan bahwa laporan praktika senior saya yang berjudul
Gangguan Pola tidur, Keletihan dan Kurang Pengetahuan Di Kecamatan Huta Bayu
Raja Kabupaten Simalungun” adalah benar hasil karya saya sendiri dan bukan karya
bertanggungjawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada tekanan atau
paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik bila
Penulis
iv
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan atas kasih dan kuasa-Nya yang memampukan
penulis menyelesaikan laporan praktika senior dengan judul “Pengelolaan Asuhan
Keperawatan pada Pasien Dewasa dengan Masalah Keperawatan: Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi, Nyeri, Gangguan Mobilitas Fisik, Gangguan Pola tidur,
Keletihan dan Kurang Pengetahuan Di Kecamatan Huta Bayu Raja Kabupaten
Simalungun”.
Laporan praktika senior ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk
menyandang gelar Ners (Ns), sebagai hasil dari proses belajar penulis selama
menimba ilmu di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang berusaha
dipersembahkan untuk dunia pendidikan dan pihak-pihak lain yang
membutuhkannya.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang
Fisik, Gangguan Pola tidur, Keletihan dan Kurang Pengetahuan Di Kecamatan Huta
v
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. oleh karena itu dalam
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns, M.Kep., selaku Wakil Dekan I Fakultas
3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep., M.Kep., Sp.KMB selaku Wakil Dekan
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat Wakil Dekan III
perkuliahan.
vi
8. Teristimewa kepada kedua orang tua saya yang tercinta dan sayang
Marlon Sinaga dan Dormina Silalahi yang selalu memberi kasih sayang
yang begitu besar, mencukupi semua kebutuhan saya baik materi dan non-
10. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menempuh
pendidikan.
Semoga laporan praktika senior ini dapat bermanfaat kepada pembacanya dan
dengan kerendahan hati penulis menerima segala kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca demi kebaikan dan kesempurnaan laporan praktika senior
ini.
Penulis
vii
Judul Laporan : Pengelolaan Asuhan Keperawatan pada Pasien Dewasa
dengan Masalah Keperawatan: Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi, Nyeri, Gangguan Mobilitas Fisik, Gangguan Pola
Tidur, Keletihan, dan Kurang Pengetahuan.
Nama : Rini Sinaga, S.Kep
NIM : 191102041
Jurusan : Pendidikan Ners Tahap Profesi
Fakultas : Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Tahun Akademik : 2019/2020
ABSTRAK
Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit yang tidak menular dan bukan
disebabkan oleh penularan vektor, virus atau bakteri, namun lebih banyak
disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup. Angka kematian akibat penyakit tidak
menular tergolong tinggi. Penyakit tidak menular (PTM) dapat menyerang semua
organ tubuh diantaranya adalah diabetes, asam urat dan hipertensi. Pada pasien
PTM disebabkan oleh factor keturunan, lanjut usia, gaya hidup kurang sehat dan
jarang olahraga. sehingga Masalah keperawatan pada klien PTM adalah
Pemenuhan kebutuhan nutrisi, Nyeri, Gangguan mobilitas fisik, Gangguan pola
tidur, Keletihan, dan Kurang pengetahuan. Dalam hal ini perlu dilakukan asuhan
keperawatan yang profesional yang bertujuan untuk pencegahan dan
pelaksanaanya menggunakan promotif, preventif, serta penerapan pedoman gizi
seimbang. Asuhan keperawatan ini dilakukan pada 3 pasien yaitu pada kasus
diabetes, asam urat dan hipertensi di Unong Manik Kecamatan Huta Bayu Raja
Kabupaten Simalungun pada tanggal 10 Juni-10 Juli 2020 dengan menggunakan
metode wawancara dan observasi. Hasil yang didapat setelah dilakukannya
asuhan keperawatan pada pasien adalah klien dapat melakukan aktifitas sehari
harinya tanpa Masalah keperawatan seperti Pemenuhan kebutuhan nutrisi, Nyeri,
Gangguan mobilitas fisik, Gangguan pola tidur, Keletihan, dan Kurang
pengetahuan dapat teratasi sebagian dikarenakan lamanya proses penyembuhan
PTM dan tindakan dilakukan sesuai kebutuhan masing-masing pasien sehingga
diperlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan asuhan keperawatan
sehingga Disarankan kepada klien dan keluarga setelah diberikan asuhan
keperawatan di RS diharapkan dapat mengimplementasikan dasar-dasar dari
tindakan yang dilakukan serta rutin mengontrol perkembangan pasien ke
pelayanan kesehatan.
viii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar belakang.......................................................................................1
1.2. Rumusan masalah..................................................................................7
1.3. Tujuan....................................................................................................7
1.4. Manfaat..................................................................................................7
1.4.1. Mahasiswa keperawatan..............................................................7
1.4.2. Klien dan keluarga .....................................................................7
1.4.3. Pendidikan keperawatan..............................................................8
1.4.4. Institusi pelayanan kesehatan......................................................8
ix
3.4. Manifestasi klinis ........................................................................ 21
3.5. Patofisiologi ................................................................................. 24
3.6. Pemeriksaan penunjang ............................................................... 25
3.7. Penatalaksanaan ........................................................................... 25
4. Konsep teori Hipertensi ...................................................................... 29
4.1. Pengertian .................................................................................... 29
4.2. Etiologi ........................................................................................ 32
4.3. Klasifikasi .................................................................................... 33
4.4. Manifestasi klinis ........................................................................ 34
4.5. Patofisiologi ................................................................................. 35
4.6. Pemeriksaan penunjang .............................................................. 36
4.7. Penatalaksanaan ........................................................................... 37
5. Konsep asuhan keperawatan ...............................................................42
5.1. Pengkajian keperawatan...............................................................45
5.2. Diagnosa keperawatan..................................................................46
5.3. Intervensi keperawatan ................................................................48
5.4. Implementasi keperawatan .......................................................... 49
5.5. Evaluasi ....................................................................................... 49
6. Tinjauan kasus......................................................................................50
2.6.1. Pengkajian keperawatan klien 1 ...............................................50
2.6.2. Diagnosa keperawatan...............................................................56
2.6.3. Intervensi keperawatan..............................................................57
2.6.4. Implementasi dan Evaluasi keperawatan..................................59
2.6.5. Pengkajian keperawatan klien 2 ...............................................65
2.6.6. Diagnosa keperawatan...............................................................71
2.6.7. Intervensi keperawatan..............................................................73
2.6.8. Implementasi dan Evaluasi keperawatan..................................76
2.6.9. Pengkajian keperawatan klien 3 .............................................. 85
2.6.10. Diagnosa keperawatan ........................................................... 90
2.6.11. Intervensi keperawatan .......................................................... 90
2.6.12. Implementasi dan Evaluasi .................................................... 93
x
3.6. Analisa evaluasi tindakan keperawatan.............................................108
Daftar pustaka....................................................................................................112
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
penyakit menular, namun belakangan ini sudah lain. Dimana masyarakat di Tanah Air
kini lebih banyak dihadapkan pada ancaman penyakit tidak menular (PTM). Penyakit
tidak menular (PTM) adalah penyakit yang tidak menular dan bukan disebabkan oleh
penularan vektor, virus atau bakteri, namun lebih banyak disebabkan oleh perilaku
from one person to another”. Adalah penyakit yang tidak menular langsung dari satu
orang ke orang lain. Meski demikian beberapa macam penyakit tidak menular
tersebut memiliki angka kematian yang cukup tinggi. Angka kematian akibat
Berdasarkan data dari WHO di tahun 2018 diperkirakan ada sekitar 41 juta
orang yang meninggal akibat penyakit tidak menular setiap tahunnya. Data tersebut
menunjukkan bahwa hampir 71% angka kematian diseluruh dunia disebabkan oleh
Kesehatan Republik Indonesia, diperkirakan sedikitnya ada 1,4 juta orang meninggal
setiap tahunnya akibat penyakit tidak menular. Kemudian berdasarkan data Hasil
Utama Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang dilaksanakan Badan
1
Penelitian dan mengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementrian Kesehatan
(Kemkes) diketahui bahwa prevalensi penyakit tidak menular pada 2018 naik dari
tahun 2013. Penyakit tidak menular (PTM) dapat menyerang semua organ tubuh.
Oleh karena itu banyak jenis penyakit yang tidak menular yang bisa terjadi
Penyakit tidak menular (PTM) salah satu adalah Diabetes. Diabetes atau
penyakit gula/kencing manis yang merupakan penyakit yang ditandai dengan kadar
glukosa darah yang melebihi normal (Hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin
baik absolut maupun relatif. Tingkat kadar glukosa darah dapat menentukan apakah
seseorang menderita Diabetes atau tidak (Hasdinah, 2012). Diabetes bisa disebabkan
oleh faktor keturunan dan gaya hidup kurang sehat, seperti jarang olahraga, dan
konsentrasi glikosa darah dalam puasa pagi hari <126 mg/dl atau 2 jam sesudah
makan >200 mg/dl atau bila sewaktu/ sesaat diperiksa >200 mg/dl. Diabetes
dan berbagai komplikasi berbahaya seperti ketoasidosis diabetik, gagal ginjal, infeksi
pasien. Dampak negatif yang terjadi pada gangguan fisik yaitu seperti poliuria,
polidipsia, polifagia, mengeluh lelah dan mengantuk (Price & Wilson, 2005).
kemarahan, berduka, malu, sara bersalah, hilang harapan, depresi, kesepian, tidak
berdaya (Potter & Perry, 2010). Sehingga Masalah kesehatan yang timbul ialah
Resiko ketidak seimbangan gula darah, keletihan dan kurang pengetahuan tentang
penyakit, pencegahan, perawatan dan Diet yang perlu di makan serta dihindari.
dengan DM di dunia mencapai 347 juta orang dan lebih dari 80% kematian akibat
DM terjadi pada negara miskin dan berkembang. Pada tahun 2020 nanti diperkirkan
akan ada sejumlah 178 juta penduiduk Indonesia berusia 20 tahun dengan asumsi
prevalensi DM sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2 juta pasien yang menderita DM
Hasil penelitian pada seluruh provinsi yang ada di Indonesia menunjukkan bahwa
prevalensi Nasional untuk toleransi glukosa terganggu (TGT) adalah sebesar 10,25%
Kesehatan berupa Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan terjadi
peningkatan prevalensi klien diabetes mellitus pada tahun 2007 yaitu 1,1%,
meningkat pada tahun 2013 menjadi 2,4%. Sementara itu prevalensi DM berdasarkan
diagnosa dokter atau gejala pada tahun 2013 sebesar 2,1% prevalensi yang tertinggi
3
adalah pada daerah Sulawesi Tengah (3,7%) dan paling rendah pada daerah Jawa
Barat (0,5%). Data Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 prevlensi DM
lebih tinggi pada masyarakat yang tingkat pendidikan tinggi (Balitbang, 2013).
Jenis penyakit tidak menular (PTM) lainnya adalah Asam Urat atau Gout
Arthritis. Gout arthritis atau sering dikenal denagan asam urat merupakan penyakit
yang menyerang daerah persendian. Hal ini disebabkan oleh kadar asam urat yang
tinggi yang diakibatkan oleh faktor genetik atau keturunan dan pola hidup yang
sering mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat purin. Zat purin
merupakan zat inti protein, dan protein banyak diperoleh pada makanan jeroan,
daging, dan kacang-kacangan (Nyoman Kertia, 2009). Penyakit asam urat adalah
kondisi yang dapat menyebabkan gejala nyeri yang tidak tertahankan, pembengkakan,
dan rasa panas di persendian.yang paling sering terserang adalah sendi jari tangan,
lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki. Laki-laki lebih rawan terkena penyakit asam
urat dibandingkan dengan perempuan, terutama saat usia mereka di atas 30 tahun.
4
(Kemenkes RI, 2019). Masalah kesehatan yang sering muncul adalah pemenuhan
Simalungun.
1.3. Tujuan
Simalungun..
1.4. Manfaat
7
Mendapatkan asuhan keperawatan untuk mendukung kesembuhan dan
Hipertensi.
8
BAB 2
Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit yang tidak menular dan
bukan disebabkan oleh penularan vektor, virus atau bakteri, namun lebih banyak
disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup. WHO (World Health Organozation)
transmissible directly from one person to another”. Adalah penyakit yang tidak
menular langsung dari satu orang ke orang lain. Meski demikian beberapa
macam penyakit tidak menular tersebut memiliki angka kematian yang cukup
1. Genetik/ keturunan
2. Usia lanjut
9
Penyakit tidak menular juga lebih berisiko terjadi pada orang yang
1. Kurang olahraga
2. Kebiasaan merokok
3. Komsumsi alkohol
1. Penyakit kardiovaskuler
2. Kanker
3. Diabetes
kesehatan.
10
2. Melaksanakan pencegahan pada seluruh siklus hidup manusia, sejak dalam
kandungan, hingga bayi, balita, anak sekolah, remaja, hingga dewasa dan
orang tua. Ini diikuti perbaikan budaya hidup bersih dan sehat. Yang
dimaksud seluruh siklus hidup adalah sejak hamil, lahir, anak sekolah,
remaja, dewasa, usia lanjut sesuai dengan masalah pada kelompok usia
konsumsi sayur dan buah, pangan hewani dan mengurangi lemak serta
11
2 Konsep Teori Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) atau penyakit gula atau kencing manis adalah
penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal
pagi hari <126 mg/dl atau 2 jam sesudah makan >200 mg/dl atau bila
sewaktu/ sesaat diperiksa >200 mg/dl. komplikasi yang dapat timbul akibat
Faktor genetik
Faktor Imunologi
Faktor Lingkungan
12
2. Diabtes Mellitus Tipe II
gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor
Faktor-faktor resiko:
tahun)
Obesitas
3. Riwayat keluarga
jenis yaitu:
tidak ada. Sebaliknya yang sering menggangu pasien adalah keluhan akibat
komplikasio degeneratif kroni pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia
13
terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran
klinis bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang
luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena
ditemukan adalah:
Pada diabetes mellitus tipe II jumlah insulin normal malah mungkin lebih
banyak tetapi jumlah resptor ninsulin yang terdapat pada permukaan sel yang
kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai kunci pintu masuk ke
dalam sel. Pada keadaan tadi jumlah lubang kuncinya yang kurang, hingga
(resptor) kurang, maka gliukosa yang masuk sel akan sedikit sehingga sel akan
14
adalah DM tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi juga kadar insulin tinggio atau
dinding vaskuler.
15
2.7 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
aktifitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mgurangi
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
5. Pendidikan
Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada
sendi dan jari (Depkes, 1992). Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh
Hippocrates pada zaman Yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai
penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan karena terlalu banyak makan,
anggur dan seks. sejak saat itu banyak teori etiologis dan terapeutik yang telah
diusulkan. Sekarang ini, gout mungkin merupakan salah satu jenis penyakit
reumatik yang paling banyak dimengerti dan usaha-usaha terapinya paling besar
kemungkinan berhasil.
16
Artiritis pirai ( gout ) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristalasam urat
di daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut. Jadi, Gout atau
sering disebut asam urat adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak
deposit/ penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering
metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari
ginjal.
- Faktor genetik.
17
3.3 Klasifikasi Asam Urat
produksi asam urat akibat pecahan purin yang disintesis dalam jumlah yang
tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekresi asam urat yaitu hiperurisemia
karena gangguan metabolisme purin atau gangguan ekresi asam urat urin karena
sebab genetik. Salah satu sebabnya karena kelainan genetik yang dapat
b. Gout sekunder, terjadi pada penyakit yang mengalami kelebihan pemecahan purin
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekresi asam urat
yang berkurang akibar proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
18
3.4 Manifestasi Klinis Asam Urat
rekuren inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal yang
1. Hiperutisemia asimtomatik
3. Gout interkritikal
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan
sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui
pada usia 50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen
penderita gout adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg
per 100 mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah
19
3.5 Patofisiologi Asam Urat
berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah
produk akhir metabolisme purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui prekursor
serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam guanilat,
PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin
bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui
zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin,
20
purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara
bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil
asam urat yang diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan
melalui urin.
1. Pemeriksaan Laboratorium
1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg
yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.
21
3.7 Penatalaksanaan Asam Urat
mengurangi pelepasan eikasinoid, PGE2, dan LTB4 oleh monosit dan netrofil
inflamasi, atau timbul toksisitas gastrointestinal seperti muntah dan diare, atau
tercapai dosis maksimal per hari 8 mg. Pada orang dengan gangguan fungsi
2. Pengobatan hiperurisemia
menurunkan kadar asam urat darah dibagi dua, yaitu golongan urikosurik dan
adalah probenesid. Obat ini bekerja dengan cara menghambat reabsorpsi asam
urat di tubulus secara kompetitif, sehingga eksresi asam urat melalui ginjal
ditingkatkan menjadi 1-3 mg/hari dalam dosis terbagi 2-3 kali sehari. Obat
golongan ini tidak boleh diberikan bila produksi urin kurang dari 1400ml/24
jam. Pemberian ini dikontraindikasikan bila terdapat produksi dan eksresi asam
22
urat berlebih, riwayat batu ginjal, volume urin berkurang, dan hipersensitif
terhadap probenesid.
yang poten untuk mencegah konversi hipoxantine dan xantin menjadi asam
urat. Akibatnya kadar kedua zat tersebut akan meningkat dan akan dibuang
Dosis rata-rata 300mg/hari, tetapi pada orang tua dan penderita dengan GFR di
23
4. Konsep Teori Hipertensi
maupun mortalitas, tekanan darah fase sistolik140 mmHg menunjukkan fase darah
yang sedang dipompa olehjantung dan fase diastolik 90 mmHg menunjukkan fase
yang terbagi menjadi dua tipe yaitu hipertensi esensial yang paling sering terjadi
dan hipertensi sekunder yang disebabkan oleh penyakit renal atau penyebab lain,
sering dijumpai pada dua tipe hipertensi tersebut (Kowalak, Weish, &
Mayer,2011).
Penyebab pasti dari hipertensi esensial belum dapat diketahui, sementara penyebab
sekunder dari hipertensi esensial juga tidak ditemukan. Pada hipertensi esensial tidak
ditemukan penyakit renivaskuler, gagal ginjal maupun penyakit lainnya, genetik serta
24
ras menjadi bagian darI penyebab timbulnya hipertensi esensial termasuk stress,
2) Hipertensi sekunder
1) Faktor resiko yang bisa dirubah: Usia, lingkungan, obesitas, merokok dan Kopi
a. Jantung
b. Ginjal
sehingga gagal ginjal. Kerusakan pada glomerulus menyebabkan aliran darah ke unit
25
fungsional juga ikut terganggu sehingga tekanan osmotik menurun kemudian
c. Otak
Tekanan tinggi di otak disebabkan oleh embolus yang terlepas dari pembuluh darah
di otak, sehingga terjadi stroke. Stroke dapat terjadi apabila terdapat penebalan pada
arteri yang memperdarahi otak, hal ini menyebabkan aliran darah yang diperdarahi
otak berkurang.
a. Terjadi kerusakan susunan saraf pusat yang menyebabkan ayunan langkah tidak
mantap.
b. Nyeri kepala oksipital yang terjadi saat bangun dipagi hari karena peningkatan
d. Sakit kepala, pusing dan keletihan disebabkan oleh penurunan perfusi darah akibat
26
f. Nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) akibat dari peningkatan aliran
dalam bentuk impuls bergerak menuju ganglia simpatis melalui saraf simpatis. Saraf
hormonal sama halnya dengan mekanisme saraf yang juga ikut bekerja mengatur
norepineprin dan epineprin yang berada di dalam sirkulasi darah akan merangsang
pembuluh darah untuk vasokonstriksi. Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
27
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor (Saferi &
Mariza, 2013).
Peningkatan tekanan darah dapat terjadi selama hormon ini masih menetap didalam
Pemeriksaan TTV
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Respirasi : 18 x/ menit
- Suhu : 36,0 C
a. Penatalaksanaan farmakologi
28
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya pompa
29
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika obat-obatan jenis
b. Penatalaksanaan Nonfarmakologi
5) Menghindari merokok
6) Penurunan stress
7) Aromaterapi (relaksasi)
30
5. Konsep Asuhan Keperawatan
5.1.1 Anamnesa
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
mobilitas fisik, gangguan pola tidur fan kurang pengetahuan tentang penyakit
pengobatannya.
Pola konsep diri dan persepsi pasien terganggu akibat dari penyakitnya.
Pada klien Diabetes, asam urat dan hipertensi harus mengkonsumsi nutrisi/
g. Pola Eliminasi
Untuk kasus Diabetes, asam urat dan hipertensi adanya gangguan pada pola
eliminasi, perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces pada pola
32
kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. Pada kedua pola ini juga dikaji ada
Semua klien diabetes, asam urat, dan hipertensi timbul rasa nyeri, sering
buang air kecil pada malam hari, sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan
kebutuhan tidur klien. Selain itu juga, pengkajian dilaksanakan pada lamanya
i Pola aktivitas
Adanya nyeri, yang dirasakan klien dapat membuat semua aktivitas klien
Peran pasien diabetes, asam urat dan hipertensi di keluarga dan lingkungan
pasien.
k Pola seksual/reproduksi
33
a. Didapatkkan adanya perubahan yang terlihat yaitu luka yang tidak sembuh-
sembuh pada pasien diabetes, peubahan cara berjalan kurang maksimal pada
cuping hidung.
a. Data Subjektif
Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi
dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup
mali.
34
b. Data Objektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca
fisik. Misalnya : frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan,
tingkat kesadaran.
Pasien 1 (Diabetes)
1. Keletihan b/d faktor fisiologis d/d Pasien mengatakan badannya terasa letih
1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d masukan nutrisi tidak adekuat d/d pasien
2. Nyeri akut b/d Peningkatan tekanan vaskuler serebral d/d klien mengatakan
sering mengalami nyeri kepala dan tegang pada tengkuk kepala, nyeri terasa
berdenyut.
35
3. Gangguan Pola tidur b/d nyeri d/d klien mengatakan sulit memulai dan
4. Kurang Pengetahuan b/d kurang informasi d/d Pasien tidak tahu penyebab
penyakitnya, pasien juga tidak tahu makanan yang tidak boleh dikonsumsi.
Pasien 3 (Hipertensi)
1. Nyeri b/d Kerusakan integritas jaringan sekunder terhadap gout d/d Pasien
mengatakan nyeri pada persendian kaki dan nyeri pada ibu jari kaki, skala
nyeri 6-7 derajat, Kesadaran: Compos Mentis, GCS: E:4, V:5, M:6, TD:
2. Gangguan mobilitas fisik b/d Nyeri persendian dan imobilitas d/d Pasien
saat duduk- duduk dan hendak berdiri dibantu. Ibu jari kaki terlihat
36
Intervensi keperawatan merupakan semua tindakan asuhan yang perawat
lakukan atas pasien. tindakan ini termasuk intervensi yang diprakarsai oleh
teknik yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat
5.6 Evaluasi
Menurut Bararah (2013) evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari proses
6. Tinjauan Kasus
1. Data Biografi
Biodata Pasien
Umur : 49 tahun
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh lemas, tubuhnya terasa lemah, cepat haus, sering buang air
kecil terutama di malam hari, luka yang sulit sembuh, mulut kering,
pandangan kabur, kram otot, dan sering merasa kesemutan pada bagian kaki
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum
- TD : 130/90 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- Respirasi : 20 x/ menit
Suhu : 36,5 C.
Klien mengalami diabetes sejak 2 tahun yang lalu hingga saat ini.
39
Keluarga pasien mengatakan tidak tahu keluarga memiliki riwayat
6. Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda Vital
BB : 80 kg TB : 170 cm T : 36,5º C
Head To Toe
kelenjar tyroid.
tidak keras, dan lesi tidak ada, datar, nyeri tekan tidak ada.
Ekstremitas Atas & Bawah : tidak ada kelainan, kekuatan otot sudah
7. Riwayat Psikososial
Tidak ada kelainan pada psikososial pada klien. Klien didukung oleh
8. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan Laboratorium
- Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = 240 mg/d
9. Pola kebiasaan
dengan 3x sehari dan porsi yang biasa dengan menu dan lauk pauk yang
41
Eliminasi :dirumah, klien mengatakan BAK lancar, dan BAB
Asupan Cairan :minum saat haus saja biasanya habis ± 2 L/sehari air
putih.
berkurang. Pasien mengatakan ada kesulitan pada saat malam akan tidur
dikarenakan kebas pada kaki dan tangan. nyeri yang dirasakan pada
Keinginan untuk sembuh pada klien sangat tinggi dan dukungan dari luar
seperti keluarga dan teman sangat besar pada klien. Saran untuk
keluarga.
Klien berinteraksi dengan baik seperti pada perawat dan keluarga pasien
b. Analisa data
42
DATA MASALAH
sebagai berikut:
1. Keletihan b/d faktor fisiologis d/d Pasien mengatakan badannya terasa letih dan
4. Asupan
5. Tingkatkan tirah makan tinggi
baring dan gizi akan
pembatasan meningkatkan
aktivitas. energi untuk
dapat
melakukan
aktivitas dan
mengurangi
keletihan.
2. Kurang Pasien dan keluarga 1. Mengkaji tingkat 1.Memberikan
pengetahuan b/d dapat memahami pengetahuan terkait pengetahuan
kurang akses ke penggunaan obat dan dengan proses pasien sehingga
pelayanan perawatan penyakit. pasien dapat
kesehatan d/d dirumah.Kriteria : menghindari
penyakitnya tidak 2. Melakukan terjadinya
sembuh- sembuh, · Pasien dan keluarga penyuluhan serangan
pasien menunjukkan kesehatan tentang berulang.
mengatakan pemahaman tentang penyakit diabetes
44
kurangnya penyakit, kondisi dan perawatannya. 2. Penjelasan ini
pengetahuan prognosis dan perawatan. dapat
tentang perawatan 3. Mengajarkan meningkatkan
· Mengembangkan
Diabetes Mellitus. rencana pasien untuk koordinasi dan
untuk perawatan diri, melakukan senam kesadaran
termasuk modifikasi diabetes untuk pasien terhadap
gaya hidup yang mengurangi rasa pengobatan
konsisten dengan kebas dan kram yang teratur.
mobilitas dan atau
pembatasan aktifitas. 3. Berikan Jadwal
obat yang harus di
gunakan meliputi
nama obat, dosis,
tujuan dan efek
samping
47
2. dorong pasien untuk mengaplikasikan yang telah
mengungkapkan diajarkan
perasaan terhadap
keterbatasannya A: Masalah teratasi
48
2.6.5 Pengkajian klien 2
1. Data Biografi
Biodata Pasien
Pekerjaan : Petani
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada persendian kaki dan pada ibu jari kaki,
makan kacang, jeroan dan daging, derajat nyeri: 6, pasien tampak meringis
kesakitan, pasien tidak dapat mengetahui penyakit yang dia rasakan saat
ini.
6. Pemeriksaan fisik
KU : baik
TTV
BB : 47 kg TB : 165 cm T : 36,0º C
Head To Toe
kabur.
mulai menurun.
mukosa bibir lembab, karies gigi tidak ada, tidak ada memakai gigi
ronchi.
Ekstremitas
51
Kulit : kulit sawo matang dan penyebaran warna kulit Pada
7. Riwayat Psikososial
Tidak ada kelainan pada psikososial pada klien. Klien didukung oleh
ini adalah cobaan dari Tuhan. Dan pengaruh dari sakit yang dialami
8. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
- Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = 8,2 mg %.
normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
9. Pola kebiasaan
52
Nutrisi :dirumah, pasien tidak selera makan. Makan 3xsehari
namun sedikit dengan menu nasi dan lauk pauk, minum air putih ±1500
ml/hari.
air putih.
lutut.
Keinginan untuk sembuh pada klien sangat tinggi dan dukungan dari luar
seperti keluarga dan teman sangat besar pada klien. Saran untuk
keluarga.
b. Analisa Data
53
Tabel 4. Analisa Masalah Keperawatan klien 2
DATA MASALAH
DS: Pemenuhan
kebutuhan nutrisi
- Pasien mengalami penurunan berap badan 3 kg
- Tidak selera makan
DO:
- Tampak lemas
- BB: 47
- IMT : 17,27 kurus
DS Nyeri
DS Gangguan mobilitas
fisik
- Pasien mengatakan persendian dan kakinya sakit dan
nyeri
- Pasien mengatakan saat duduk- duduk dan hendak
berdiri dibantu.
DO
54
D : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 18 x/ menit
Suhu : 36,0 C
- Ibu jari kaki terlihat memerah dan bengkak.
- Dibantu saat berjalan.
DS Kurang pengetahuan
tentang penyakit dan
- Pasien mengatakan suka makan kacang- kacangan, rencana tindakan
jeroan dan daging
DO pada kondisi kronis
- Kesadaran:Compos Mentis
- GCS : E:4, V:5, M:6
- TTV
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 18 x/ menit
Suhu : 36,0 C
- Pasien tidak mengetahui penyakit yang dialaminya.
sebagai berikut:
Pasien mengatakan nyeri pada persendian kaki dan nyeri pada ibu jari
55
3. Gangguan mobilitas fisik b/d Nyeri persendian dan imobilitas d/d Pasien
saat duduk- duduk dan hendak berdiri dibantu. Ibu jari kaki terlihat
dialaminya.
56
3. Mengurangi 3. Untuk
kondisi atau meningkatka
gejala penyakit n nafsu
yang makan
menyebabkan pasien.
penurunan nafsu
makn
2. Berikan pendidikan
tentang cara diet,
kebutuhan kalori,
atau tindakan lainnya
3. Mengurangi kondisi
atau gejala penyakit
yang menyebabkan
penurunan nafsu
makan
59
11.40 2 1. Mengkaji tingkat 13.00 S: Pasien mengatakan nyeri
nyeri, pada lutut dan pasien tidak
mengatur posisi tahu cara mengatasi nyeri
pasien senyaman
mungkin O: Pasien meringis saat
pasien hendak mau duduk-
2.- 2. Berikan istirahat dengan duduk dan berdiri.
kaki ditinggikan dan
A: Masalah teratasi sebagian
berikan kantung es.
4. Berikan pasien
untuk minum 2 ± 3
liter cairan setiap
hari dan
meningkatkan
masukan makanan
pembuatan alkalin
4. Berikan lingkungan
yang aman misalnya
menggunakan tongkat
atau pegangan tangga
pada bak atau
pancuran dan toilet.
3. Mengurangi kondisi
atau gejala penyakit
yang menyebabkan
penurunan nafsu
makan
4. Berikan pasien
untuk minum 2 ± 3
liter cairan setiap
hari dan
meningkatkan
masukan makanan
62
pembuatan alkalin
4. Berikan lingkungan
yang aman misalnya
menggunakan tongkat
atau pegangan tangga
pada bak atau
pancuran dan toilet.
63
A: Masalah teratasi sebagian
3. Mengajarkan
gerakan ROM untuk P: Lanjutkan intervensi
mengurangi rasa
sakit
2. Berikan pendidikan
tentang cara diet,
kebutuhan kalori,
atau tindakan lainnya
3. Mengurangi kondisi
atau gejala penyakit
yang menyebabkan
penurunan nafsu
64
makan
4. Berikan pasien
untuk minum 2 ± 3
liter cairan setiap
hari dan
meningkatkan
masukan makanan
pembuatan alkalin
P: Lanjutkan intervensi:
65
3. Melakukan Tetap ajarkan gerakan
penyuluhan tentang ROM
ROM dan
mengajarkan gerakan
ROM pada pasien
4. Berikan lingkungan
yang aman misalnya
menggunakan tongkat
atau pegangan tangga
pada bak atau
pancuran dan toilet.
66
67
5. Data Biografi
Biodata Pasien
Pekerjaan : Petani
Umur : 78 tahun
Diagnosa : Hipertensi
6. Keluhan Utama
67
68
Klien mengalami hipertensi sejak 1,5 tahun yang lalu hingga saat ini.
Tanda-tanda Vital
BB : 64 kg TB : 157 cm T : 36,2º C
Head To Toe
tidak kotor.
jugularis.
68
69
payudara.
Tidak ada kelainan pada psikososial pada klien. Klien didukung oleh
dengan 3x sehari dan porsi yang biasa dengan menu dan lauk pauk
69
70
air putih.
tidur dikarenakan sakit kepala dan nyeri dibagian tengkuk. nyeri yang
dirasakan pada daerah tangan dan kaki membuat waktu tidur ±5-6
jam/hari.
Keinginan untuk sembuh pada klien sangat tinggi dan dukungan dari
luar seperti keluarga dan teman sangat besar pada klien. Saran untuk
keluarga.
70
71
b. Analisa Data
DATA MASALAH
71
72
3. Gangguan Pola tidur b/d nyeri d/d klien mengatakan sulit memulai dan
sering terbangun di malam hari.
4. Kurang Pengetahuan b/d kurang informasi d/d Pasien tidak tahu
penyebab penyakitnya, pasien juga tidak tahu makanan yang tidak
boleh dikonsumsi.
72
73
73
74
74
75
75
76
kaleng) dll.
4. Berkolaborasi tentang
pemberian obat pada pasien
untuk menurunkan tekan
darah
16.30 3. 1. 1. Jelaskan pada pasien tentang 17.00 S: Pasien tidak tahu tentang
Hipertensi, tanda dan gejala. hipertensi dan batas
normal tekanan darahnya,
2. Pada pasien tentang serta diet yang harus
makanan yang harus di dikonsumsi.
konsumsi yaitu:
O: Pasien terliahat antusias
76
77
4. Berkolaborasi tentang
pemberian obat pada pasien
untuk menurunkan tekan
darah
16.00 3. 1. Jelaskan pada pasien tentang 16.30 S: Pasien tidak tahu tentang
Hipertensi, tanda dan gejala. hipertensi dan batas
normal tekanan darahnya,
2. Pada pasien tentang serta diet yang harus
makanan yang harus di dikonsumsi.
konsumsi yaitu:
O: Pasien terliahat antusias
mengkonsumsi diet lunak
mendengarkan penjelasan
rendah garam 2000 kalori/ perawat.
hari. Contoh: pagi
konsumsi: 1 pisang dan 1 A: Masalah teratasi sebagian
gelas susu rendah lemak/ air
mineral, siang konsumsi: P: pertahankan intervensi
nasi merah dalam ukuran 1 perawatan: pertahankan
kondisi pasien dan
cup, daging/ikan tanpa
monitor tanda-tanda vital.
lemak, sayur dam buah,
malam konsumsi: 1 roti dan
susu.
78
79
BAB 3
PEMBAHASAN
kesehatan bagi pasien yang memiliki penyakit tidak menular khusunya pada
pasien diabetes, asam urat, dan hipertensi. Berdasarkan pengelolaan kasus pada
klien dengan penyakit tidak menular yang telah dilaksanakan urutan asuhann
dan hal utama dari proses asuhan keperawatan. Pada tahap ini seluruh data akan
dikumpulkan secara rinci sehingga dapat diketahui status kesehatan pasien. Proses
79
80
menyeluruh. Anamnesiss antara lain yaitu identitas pasien, riwayat penyakit, dan
pemeriksaan laboratorium.
dilakukan pada tiga orang klien kelolaan dengan Penyakit Tidak Menular (PTM).
Penyakit Tidak Menular adalah sekelompok penyakit yang bersifat kronis, dimana
diagnosis dan terapinya pada umumnya lama dan mahal. PTM sendiri terkena
pada semua organ antara lain diabetes, asam urat (Gout) dan hipertensi.
gangguan mobilitas fisik, gangguan pola tidur, keletihan dan kurang pengetahuan.
data klien penyakit tidak menular adalah penyakit kronis dengan durasi yang
umumnya lambat.
Hal ini sesuai dengan WHO (2013) yang mengatakan bahwa pengaruh
besar, yang berdampak pada tumbuhnya gaya hidup yang tidak sehat seperti diet
yang tidak sehat, kurangnya aktifitas fisik, dan merokok. Hal ini berakibat pada
peningkatan prevalensi tekanan darah tinggi, glukosa darah tinggi, lemak darah
tinggi, kelebihan berat badan, dan obesitas yang pada gilirannya meningkatkan
prevalensi penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit obstruktif kronik serta
berbagai jenis kanker yang menjadi penyebab terbesar kematian. hal ini sesuai
80
81
nutrisi, nyeri, gangguan mobilitas fisik, gangguan pola tidur, keletihan dan kurang
pengetahuan.
tidak menular khususnya diabetes, asam urat dan hipertensi yang dialami
disebabkan oleh faktor keturunan, lanjur usia, gaya hidup kurang sehat dan jarang
(2018) yang menyampaikan bahwa penyakit tidak menular menjadi salah satu
maslah kesehatan dan penyebab kematian yang merupakanan ancaman global bagi
pendidikan kesehatan.
status kesehatan pasien, baik secara actual maupun potensisal yang ditentukan
81
82
Berdasarkan teori tersebut pada klien sudah dilakukan analisa masalah sesuai
dengan manifestasi yang sering timbul dan memperburuk kondisi klien kemudian
berdasarkan prioritas masalah, dampak dari masalah utama dan penyebab dari
masalah utama. Diagnosa keperawatan yang sudah didapatkan pada pasien adalah
Tidur, Keletihan, dan Kurang Pengetahuan. Hal ini sesuai dengan Peraturan
penyebab penyakit tidak menular ialah perilaku dan gaya hidup kurang sehat.
luka. Hal ini sangat memungkinkan kuman untuk masuk melalui luka dan
tentang recana tindakan keperawatan yang dilaksankan pada pasien diabetes, asam
urat dan hipertensi sesuai dengan apa yang dibutuhkan berdasarkan diagnosa
pada perawat, keluarga, klien dan orang lain untuk menentukan tindakan
82
83
hasil penting untuk memperhatikan hal yang bersifat spesifik, dapat diukur,
keperawatan yang dilakukan pada klien terdiri dari melakukan pemberian dien
seimbang pada pasien. membantu klien dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan
yang dilaksanakan pada ketiga klien yaitu mengajarkan teknik tarik nafas dalam
efektif, mengajarkan pasien untuk melakukan pemijatan pada area yang nyeri,
dengan melakukan kegiatan. Selain itu pada klien selalu diberi dukungan saat
nyeri muncul seperti mengingatkan akan Tuhan yang selalu ada disekitarnya
menghadapi cobaan.
keperawatan yang dilakukan pada pasien yaitu mengajarkan pasien untuk latihan
fisik sesuai dengan indikasi kemampuasn dari pasien supaya pasien dapat
untuk mengatur jam istirahat, menganjurkan pasien untuk berdoa sebelum tidur.
83
84
dilaksanakan pada ketiga pasien yaitu meningkatkan nutrisi yang adekuat untuk
nutrisi dan diet yang baik untuk pasien diabetes, asam urat dan hipertensi.
selain itu perawat juga harus dapat membentuk trust dengan klien dan keluarga
kebutuhan nutrisi, nyeri, gangguan mobilitas fisik, gangguan pola tidur, keletihan
84
85
pengalihan nyeri dengan mengajarkan klien teknik tarik nafas dalam yang efektif
saat mengalami nyeri, mengajarkan terapi pemijatan pada daerah yang sakit untuk
klien yang kesulitan saat melakukan latiihan tanpa memaksa klien, selain itu juga
fisik denagan mengajarkan latihan fisik untuk mengurangi kekakuan pada tubuh,
nyaman.
ditetapkan untuk diagnosa keperawatan yang keempat yaitu gangguan pola tidur
mengatur pola tidur pasien, menganjurkan pasien untuk berdoa sebelum tidur.
85
86
nganjurkan pasien untuk tidak melakukan pekerjaan yang dapat membuat pasien
tahap ini adalah perbandingan yang tersusun dan terencana antara hasil akhir yang
perencanaan).
kebutuhan nutrisi, nyeri, gangguan mobilitas fisik, gangguan pola tidur, keletihan
makanan yang tidak sehat, mulai melakukan aktifitas dan latihan fisik, serta rutin
yang dilakukan pada pasien mendapatkan hasil yang lebih baik yang
86
87
pada klien mendapatkan hasil yaitu meningkatkan kemampuan otot dan mencegah
kekakuan otot.
keperawatan kedua yaitu nyeri. Klien mampu mengontrol nyeri yang dialami baik
saat beraktivitas maupun saat melakukan tidak beraktifitas dimana hal itu adalah
keperawatan ketiga yaitu gangguan mobilitas fisik. Pasien mampu menahan dan
yang dirasakan.
keempat gangguan pola tidur yaitu klien tidak mengalami gangguan pada pola
kelima keletihan yaitu pasien tidak menunjukkan adanya keletihan pada dirinya.
Selain itu pasien dapat mengatur aktifitas yang mungkin membuatnya keletihan.
dialaminya, selain itu klien mamapu memahami dan mengerti tentang nutrisi yang
87
88
BAB 4
4.1 Kesimpulan
diaplikasikan dalam proses asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit tidak
nutrisi, nyeri, gangguan mobilitas fisik, gangguan pola tidur, keletihan dan kurang
adanya pengaruh dari asuhan keperawatan pada pasien penyakit tidak menular
mobilitas fisik, gangguan pola tidur, keletihan dan kurang pengetahuan yaitu klien
88
89
nyeri, pasien dapat mengembalikan waktu istirahat dan klien tidak mengalami
4.2. Saran
penyakit tidak menular khususnya pada pasien diabetes, asam urat dan
nutrisi, nyeri, gangguan mobilitas fisik, gangguan pola tidur, keletihan dan
kurang pengetahuan.
dan pemulihan kondisi klien yang mengalami diabetes, asam urat dan
hipertensi. .
89
90
DAFTAR PUSTAKA
Andra Saferi Wijaya & Yessie Mariza Putri. (2013). KMB 2 Keperawatan
Medikal Bedah Keperawatan Dewasa. Yogyakarta: Nuha Media.
90
91
Buss, J, S & Lobus, D. (2013). Buku Saku Patofisiologi Menjadi Sangat Mudah
Edisi 2. Jakarta : EGC.
Dalimarhta, Setiawan. 2008. Care Your Self Hipertensi. Penebar Plus: Jakarta.
Guyton AC, Hall JE. Guyton dan Hall buku ajar fisiologi kedokteran. Ed12.
Diterjemahkan oleh: Siagian M. Singapura: Elsevier; 2011.
91
92
Kowalak, P.J. Welsh, W., & Mayer, B. (2011). Buku ajar PATOFISIOLOGI.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_racorpop_20
18/hasil%20Riskesdas%202018.pdf.
Soegondo, S., 2008. Hidup Secara Mandiri Dengan Diabetes Mellitus, Kencing
Manis, Sakit Gula. Blai Penerbit FKUI, Jakarta
93
JADWAL TENTATIVE PRAKTIKA SENIOR
Waktu
No Kegiatan 10 juni-14 juni 15 juni-22 Juni 24 juni-07 Juni 07 Juni–10 juli
24 Agustus 2019
2020 2019 2019 2019
1. Diskusi peminatan/judul kasus
2. Diskusi tempat pengambilan kasus
3. Pengidentifikasian referensi terkait
4. Penulisan Bab 1
5. Asuhan Keperawatan Kasus
Pengkajian
Batas Akhir
Analisa/Diagnosa Keperawatan
Pembayaran SPP
Intervensi
T.A. 2018/2019
Implementasi
Evaluasi
6. Penyusunan Laporan
7. Finalisasi Laporan
8. Evaluasi Performance
9. Penyerahan Nilai ke Pendidikan
95
DISUSUN OLEH:
191102041
95
96
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang Diabetes dan Diet
diharapkan sasaran mampu memahami dan mengimplementasikan cara
penyembuhan Diabetes melalui asupan nutrisi/diet.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan sasaran mampu :
Menjelaskan Pengertian diabetes.
Memahami pentingnya asupan nutrisi/diet pada pasien diabetes
Menjelaskan jenis asupan nutrisi yang baik pada pasien diabetes.
2. MATERI
1.1. Pengertian diabetes
1.2. Pentingnya nutrisi/diet pada pasien diabetes
1.3. Jenis-jenis makanan yang baik pada pasien diabetes
3. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
4. MEDIA
Leaflet
96
97
5. EVALUASI PEMBELAJARAN
Evaluasi diadakan di akhir sesi penyuluhan dengan cara penyuluh mengajukan
perntanyaan sebagai berikut kepada sasaran:
Apakah pernah mengenal istilah diabetes?
Bagaimana agar mempercepat kesembuhan pasien diabetes?
Apa saja makanan/nutrisi yang baik pada pasien diabetes?
6. KEGIATAN PENYULUHAN
97
98
7. KRITERIA EVALUASI
98
99
1. Evaluasi Struktur
Pasien dan keluarga mengikuti penyuluhan dan antusias
Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di rumah pasien diabetes
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya. (SAP)
2. Evaluasi Proses
Pasien dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
Pasien dan keluarga tidak meninggalkan tempat selama acara berlangsung
Pasien dan keluarga menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Akhir
Pasien dan keluarga mengetahui pengertian diabetes
Pasien dan keluarga mengetahui pentingnya nutrisi untuk penyembuhan
diabetes
Pasien dan keluarga mengetahui jenis-jenis nutrisi/makanan yang baik bagi
pasiendiabetes.
99
100
A. Pengertian Diabetes
Diabetes Mellitus (DM) atau penyakit gula atau kencing manis adalah
penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal
pagi hari <126 mg/dl atau 2 jam sesudah makan >200 mg/dl atau bila sewaktu/
sesaat diperiksa >200 mg/dl. komplikasi yang dapat timbul akibat gula darah
B. Etiologi Diabetes
Faktor genetik
100
101
Faktor Imunologi
jaringan asing.
Faktor Lingkungan
tiombul.
Faktor-faktor resiko:
tahun)
Obesitas
6. Riwayat keluarga
C. Klasifikasi Diabetes
jenis yaitu:
101
102
D. Manifestasi Klinis
tidak ada. Sebaliknya yang sering menggangu pasien adalah keluhan akibat
komplikasio degeneratif kroni pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia
bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas.
ditemukan adalah:
102
103
E. Penatalaksanaan Diabetes
aktifitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mgurangi
6. Diet
7. Latihan
8. Pemantauan
10. Pendidikan
F. Diet Diabetes
makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, dengan
cara:
103
104
(3) Memberikan cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan
normal.
dan karbohidrat
kkal G g g
I 1100 43 30 172
II 1300 45 35 192
V 1900 60 48 299
VI 2100 62 53 319
Golongan Bahan 1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500
104
105
Sayuran/penukar A S S S S S S S S
Sayuran/penukar B 2 2 2 2 2 2 2 2
(1) Sumber karbohidrat kompleks, seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong
dan sagu.
(2) Sumber protein rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim,
(3) Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah
Bahan makanan yang dianjurkan, dibatasi atau dihindari untuk Diet Diabetes
Mellitus.
105
106
DISUSUN OLEH:
191102041
106
107
8. TUJUAN PEMBELAJARAN
3. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang Asam urat dan Diet
diharapkan sasaran mampu memahami dan mengimplementasikan cara
penyembuhan Asam urat melalui asupan nutrisi/diet.
4. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan sasaran mampu :
Menjelaskan Pengertian asam urat.
Memahami pentingnya asupan nutrisi/diet mempercepat penyembuhan
Menjelaskan jenis asupan nutrisi yang baik pada pasien asam urat.
9. MATERI
1.4. Pengertian asam urat
1.5. Pentingnya nutrisi/diet pada pasien asam urat
1.6. Jenis-jenis makanan yang baik pada pasien asam urat.
10. METODE
3. Ceramah
4. Tanya Jawab
11. MEDIA
Leaflet
107
108
108
109
109
110
4. Evaluasi Struktur
Pasien dan keluarga mengikuti penyuluhan dan antusias
Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di rumah pasien asam urat
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya. (SAP)
5. Evaluasi Proses
Pasien dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
Pasien dan keluarga tidak meninggalkan tempat selama acara berlangsung
Pasien dan keluarga menjawab pertanyaan secara benar.
6. Evaluasi Akhir
Pasien dan keluarga mengetahui pengertian asam urat
Pasien dan keluarga mengetahui pentingnya nutrisi untuk pasien asam urat
Pasien dan keluarga mengetahui jenis-jenis nutrisi/makanan yang baik bagi
pasien asam urat
110
111
Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada
sendi dan jari (Depkes, 1992). Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh
Hippocrates pada zaman Yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai
penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan karena terlalu banyak makan,
anggur dan seks. sejak saat itu banyak teori etiologis dan terapeutik yang telah
diusulkan. Sekarang ini, gout mungkin merupakan salah satu jenis penyakit
reumatik yang paling banyak dimengerti dan usaha-usaha terapinya paling besar
kemungkinan berhasil.
deposit/ penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering
metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari
ginjal.
ginjal
111
112
D. Manifestasi Klinis
rekuren inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal
1. Hiperutisemia asimtomatik
3. Gout interkritikal
112
113
E. Penatalaksanaan Fraktur
Kolkisin merupakan obat pilihan untuk mengatasi artritis gout akut. Obat
pelepasan eikasinoid, PGE2, dan LTB4 oleh monosit dan netrofil dengan cara
toksisitas gastrointestinal seperti muntah dan diare, atau tercapai dosis maksimal
per hari 8 mg. Pada orang dengan gangguan fungsi ginjal kolkisin harus
diturunkan.
2. Pengobatan hiperurisemia
menurunkan kadar asam urat darah dibagi dua, yaitu golongan urikosurik dan
reabsorpsi asam urat di tubulus secara kompetitif, sehingga eksresi asam urat
berkala dapat ditingkatkan menjadi 1-3 mg/hari dalam dosis terbagi 2-3 kali
sehari. Obat golongan ini tidak boleh diberikan bila produksi urin kurang dari
113
114
eksresi asam urat berlebih, riwayat batu ginjal, volume urin berkurang, dan
Tujuan diet Gout Arthtritis adalah untuh mencapai dan mempertahankan status
gizi optimal serta mrenurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin.
114
115
daging sapi dan ikan (keciali yang terdapat pada kelompok 1),
115
116
DISUSUN OLEH:
191102041
116
117
G. TUJUAN PEMBELAJARAN
5. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang Hipertensi dan Diet
diharapkan sasaran mampu memahami dan mengimplementasikan cara
penyembuhan Hipertensi melalui asupan nutrisi/diet.
6. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan sasaran mampu :
Menjelaskan Pengertian hipertensi.
Memahami pentingnya asupan nutrisi/diet mempercepat penyembuhan
Menjelaskan jenis asupan nutrisi yang baik pada pasien hipertensi.
H. MATERI
1.7. Pengertian hipertensi
1.8. Pentingnya nutrisi/diet pada pasien hipertensi
1.9. Jenis-jenis makanan yang baik pada pasien hipertensi.
I. METODE
5. Ceramah
6. Tanya Jawab
J. MEDIA
Leaflet
117
118
K. EVALUASI PEMBELAJARAN
Evaluasi diadakan di akhir sesi penyuluhan dengan cara penyuluh mengajukan
perntanyaan sebagai berikut kepada sasaran:
Apakah pernah mengenal istilah hipertensi?
Bagaimana agar mempercepat kesembuhan pasien hipertensi?
Apa saja makanan/nutrisi yang baik pada pasien hipertensi?
L. KEGIATAN PENYULUHAN
118
119
119
120
M. KRITERIA EVALUASI
7. Evaluasi Struktur
Pasien dan keluarga mengikuti penyuluhan dan antusias
Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di rumah pasien hipertensi
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya. (SAP)
8. Evaluasi Proses
Pasien dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
Pasien dan keluarga tidak meninggalkan tempat selama acara berlangsung
Pasien dan keluarga menjawab pertanyaan secara benar.
9. Evaluasi Akhir
Pasien dan keluarga mengetahui pengertian hipertensi
Pasien dan keluarga mengetahui pentingnya nutrisi untuk pasien hipertensi
Pasien dan keluarga mengetahui jenis-jenis nutrisi/makanan yang baik bagi
pasien hipertensi
120
121
maupun mortalitas, tekanan darah fase sistolik140 mmHg menunjukkan fase darah
yang sedang dipompa olehjantung dan fase diastolik 90 mmHg menunjukkan fase
yang terbagi menjadi dua tipe yaitu hipertensi esensial yang paling sering terjadi
dan hipertensi sekunder yang disebabkan oleh penyakit renal atau penyebab lain,
sering dijumpai pada dua tipe hipertensi tersebut (Kowalak, Weish, &
Mayer,2011).
B. Etiologi Hipertensi
a. Etiologi
Penyebab pasti dari hipertensi esensial belum dapat diketahui, sementara penyebab
sekunder dari hipertensi esensial juga tidak ditemukan. Pada hipertensi esensial tidak
ditemukan penyakit renivaskuler, gagal ginjal maupun penyakit lainnya, genetik serta
ras menjadi bagian darI penyebab timbulnya hipertensi esensial termasuk stress,
121
122
2) Hipertensi sekunder
b. faktor resiko
C. Manifestasi Klinis
a. Terjadi kerusakan susunan saraf pusat yang menyebabkan ayunan langkah tidak
mantap.
b. Nyeri kepala oksipital yang terjadi saat bangun dipagi hari karena peningkatan
d. Sakit kepala, pusing dan keletihan disebabkan oleh penurunan perfusi darah akibat
f. Nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) akibat dari peningkatan aliran
122
123
D. Penatalaksanaan Fraktur
c. Penatalaksanaan Nonfarmakologi
E. Diet Hipertensi
menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan
123
124
Nilai Gizi
124
125
Minyak 10 g = 1 sdm
Pukul 10.00
Kacang hujiu 25 g = 2 ½ sdm
Gula pasir 15 g = 1 ½ sdm
125
126
Buss, J, S & Lobus, D. (2013). Buku Saku Patofisiologi Menjadi Sangat Mudah Edisi
2. Jakarta : EGC.
Kowalak, P.J. Welsh, W., & Mayer, B. (2011). Buku ajar PATOFISIOLOGI. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
DOKUMENTASI
126
127
Melakukan pemeriksaan fisik, cek gula darah,cek asam urat, cek kolestrol, melakukan
pemeriksaan tekanan darah, melakukan penyuluhan kesehatan
127
128
128
RIWAYAT HIDUP
E-mail : rinisinaga349@gmail.com
No.HP : 082260911752
Riwayat Pendidikan :
(implementasi
11.00 Sp.KMB
keperawatan)
Mengerjakan 4
Selasa, Implementasi dan Rosina Tarigan,
Rini Sinaga
5. 30 Juli 2019/ Evaluasi S.Kp., M.Kep.,
S.Kep
09.00-09.30 Materi edukasi dan Sp.KMB
media edukasi
Rabu, Mengumpulkan tugas 4 Rosina Tarigan,
Rini Sinaga
6. 01 Juli 2019/ (implementasi S.Kp., M.Kep.,
S.Kep
08.00-08.30 keperawatan) Sp.KMB
Selasa, Rosina Tarigan,
Rini Sinaga
7. 07 Juli 2019/ Konsul BAB 1-4 S.Kp., M.Kep.,
S.Kep
09.00-09.30 Sp.KMB
Kamis, Rosina Tarigan,
Rini Sinaga Mengumpulkan tugas
8. 9 Juli 2019/ S.Kp., M.Kep.,
S.Kep laporan praktika senior
09.00-09.30 Sp.KMB
NIP: 191102041
cxxxi