5
6
Lingkup Garapan
a. Bidang pelayanan adalah penyimpangan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar manusia akibat gangguan pada sistem tubuh pada
kasus penyakit dalam dengan atau tanpa komplikasi. Kebutuhan
dasar manusia yang terkait antara lain oksigenasi, pemenuhan
nutrisi, pemenuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan eliminasi
fekal dan urine, istirahat tidur, aktivitas atau mobilisasi,
pencegahan infeksi, pemenuhan personal hygiene, dan pemenuhan
rasa nyaman (terbebas dari rasa ketidaknyamanan seperti nyeri).
b. Bidang pendidikan adalah peningkatan kemampuan (kognitif,
afektif, dan psikomotor) peserta didik dalam hal ini adalah
mahasiswa dalam melakukan asuhan keperawatan (pemenuhan
kebutuhan dasar manusia klien yang terganggu akibat gangguan
fungsi sistem tubuh, tindakan pengobatan dan perawatan).
c. Bidang penelitian adalah memfasilitasi kegiatan penelitian di
Ruang Fresia lantai 2 dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan khususnya dan atau rumah sakit secara
umum berdasarkan hasil penelitian (evidence based).
Model Layanan
Berdasarkan hasil laporan sebelumnya Ruang Fresia lantai 2,
diketahui bahwa model layanan yang diterapkan di Ruang Fresia lantai 2
adalah metode tim. Ruang Fresia lantai 2 dibagi menjadi 3 tim yang
berdasarkan jumlah kamar. Pembagian tim tersebut diantaranya Tim 1
menangani kamar 1,2,3,4, Tim 2 menangani kamar 5,6,7,8, Tim 3
9,10,11,12. Untuk satu perawat bertanggung jawab 1 kamar. Jumlah
perawat yang dinas setiap shif-nya sekitar 5-6 perawat. Adapun kepala
ruangan dan wakil kepala ruangan bertugas pada shift pagi saja.
Berdasarkan laporan sebelumnya, metode tim yang sekarang
berlaku. Pembagian tugas antar tim sudah ditentukan sesuai dengan
ketentuan yang ada diruangan salah satunya dalam memberikan asuhan
9
keperawatan . Perawat antar tim dapat saling membantu jika ada pekerjaan
di salah satu tim belum selesai.
No Jenis Penyakit F %
1 Tumor Mediastinum 1 2,0
2 PPOK 1 2,0
3 Gastropati erosif 1 2,0
4 Ca Paru 2 4,0
5 CAD OMI antoseptal 1 2,0
6 Thalasemia 1 2,0
7 Hemofilia 1 2,0
8 Leukimia 3 6,0
9 Tumor Paru 4 8,0
10 DHF 3 6,0
11 SLE 6 12,0
12 Anemia aplastik 2 4,0
13 Decompensatio cordis 2 4,0
14 Hepatitis 1 2,0
15 Multiple myeloma 1 2,0
16 Ca Nasofaring 4 8,0
17 CKD 4 8,0
18 Rabdomyoscarcoma 1 2,0
19 Gastroentritis noninflamasi 1 2,0
20 Sindroma nefropati 1 2,0
21 Ulkus diabetikum 2 4,0
22 Drug eruption + angioderma 1 2,0
23 RHD 1 2,0
24 Demam Tipoid 1 2,0
25 Takayashu disease 1 2,0
26 CAP 1 2,0
27 Sirosis Hepatis 1 2,0
28 Ulkus Peptikum 1 2,0
Jumlah 50 100
Sumber: Studi Dokumen Ruang Fresia 2
No Kelompok Usia F %
11
1 0 – 15 tahun 1 2,0
2 16– 30 tahun 11 22,0
3 31 – 45 tahun 15 30,0
4 46 – 60 tahun 18 36,0
5 61 – 75 tahun 4 8,0
6 Tidak diketahui 1 2,0
Jumlah 50 100
Sumber: Studi Dokumen Ruang Fresia 2
No Jenis Pembayaran F %
1 Kontraktor
2 Umum
Jumlah
Sumber: Studi Dokumen Ruang Fresia 2
Klasifikasi Klien F %
Minimal Care 26 52,0
Partial Care 16 32,0
Total Care 8 16,0
Jumlah 50 100
Sumber: Observasi
Pekarya
Valentine
Ijang
Rizky
Deni
a. Tenaga Keperawatan
Tenaga keperawatan berjumlah 29 orang dengan jumlah perawat
yang aktif 27 orang termasuk 1 orang kepala ruangan dan 1 orang
wakil kepala ruangan sekaligus CI (Clinical Instructure).
Pendidikan
S1 keperawatan : 7 orang
D3 keperawatan : 22 orang
Jenis kelamin
Wanita : 21 orang
Laki-laki : 8 orang
Status Kepegawaian
PNS : 13 orang
CPNS :4
Non PNS : 12 orang
b. Tenaga Non Keperawatan
14
2. Money
Keuangan di ruang Fresia lantai 2 berasal dari pusat, yaitu pihak Rumah
Sakit Hasan Sadikin. Begitu juga dengan pengadaan barang kebutuhan
pelayanan diperoleh dari pusat. Pengajuan anggaran dan barang kebutuhan
dilakukan di awal tahun. Selain dana dari pusat, ruangan juga mempunyai
uang kas yang berasal dari jasa kemoterapi, farmasi, dan pendidikan
mahasiswa D3 dan S1 keperawatan yang melakukan praktik di ruangan
Fresia lantai 2.
3. Method
a) Berdasarkan hasil laporan sebelumnya, metode keperawatan yang
digunakan di Fresia II adalah metode tim, dalam pelaksanaan kerja
15
k) Terdapat lembar ekspedisii klien keluar dan masuk disusun oleh pegawai
tata usaha atau perawat berisi tentang kamar, nama, umur, medrec, bagian,
asal, diagnosa, tanggal masuk, alur pembayaran, dan dokter penanggung
jawab.
l) Memiliki buku ekspedisi kematian diisi oleh perawat berisi tentang daftar
klien meninggal dunia dan waktu yang nantinya akan diserahterimakan ke
petugas kamar jenazah.
m) Memiliki buku inventaris ruangan yang diisi oleh pekarya rumah tangga
berisi tentang daftar barang-barang yang tersedia di ruangan.
n) Memiliki buku jadwal dinas pegawain sekaligus daftar nama perawat dan
pegawai nonkeperawatan yang diisi oleh kepala ruangan. Berisi tentang
nama perawat dan jadwal jaga atau dinas shift per hari.
o) Memiliki buku catatn rapat ruangan yang diisi oleh notulen rapat berisi
tentang hasil rapat, pembagian tugas baru perawat, masalah kas ruangan
dll.
p) Terdapat buku catatan praktik mahasiswa di ruangan.
q) Terdapat buku absensi praktik mahasiswa di ruangan yang di tempatkan di
ners station.
Pembagian Tugas Metode Tim
Kepala Ruangan
4. Material
Ruang Fresia 2 terletak di lantai 2 Gedung Penyakit Dalam Terpadu yang terletak
di area tengah RSHS. Terdiri dari:
17
Berikut daftar inventaris dan keadaan barang habis pakai dan bahan
tidak habis pakai di Ruang Fresia 2 :
Akses Penyedia (jika
No. Bahan Jumlah (memadai/tidak)
pengambilan habis/rusak)
Habis pakai
1. Kassa Memadai Mudah dijangkau CSSD
2. Handscoon steril Memadai Mudah dijangkau Depo farmasi
3. Handscoon nonsteril Memadai Mudah dijangkau Gudang farmasi
4. Plester 8 gulung kecil - Memadai Mudah dijangkau Gudang farmasi
5. Kapas Memadai Mudah dijangkau Gudang farmasi
6. Betadine 9 botol kecap - Memadai Mudah dijangkau Gudang farmasi
7. Alkohol 8 botol kecap - Memadai Mudah dijangkau Gudang farmasi
8. Lidi kapas Memadai Mudah dijangkau Gudang farmasi
9. Tissue Memadai hanya terbatas ketika Mudah dijangkau Gudang farmasi
diisikan ke box tissue sehingga
terkadang tidak setiap hari
tersedia di box tissue.
10. Spuit Memadai Mudah dijangkau Gudang farmasi
11. Sabun Memadai Mudah dijangkau Gudang farmasi
12. Cairan Handsrub Memadai Mudah dijangkau Gudang farmasi
13. Masker Memadai Mudah dijangkau Gudang farmasi
18
5. Marketing
Marketing atau pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam
perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Pemasaran
memiliki peranan yang sangat penting karena sebagai perantara antara produsen
dan konsumen. Pemasaran adalah salah satu proses sosial dan manajerial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan meciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain. Bentuk pemasaran RS dan pelayanan kesehatan
lainnya adalah pemasaran dalam bentuk jasa. Produsennya adalah pihak RS, dan
20
Lingkungan Kerja
Berdasarkan hasil kajian situasi yang dilakukan dari tanggal 17-21
Maret 2014, lingkungan fisik ruang Bedah Fresia 2 adalah sebagai berikut:
21
1) Lingkungan Fisik
No ASPEK DESKRIPSI SITUASI
.
1. LINGKUNGAN Lokasi ruangan Fresia 2 terletak di lantai 2 gedung penyakit
FISIK dalam pelayanan terpadu (Gedung Fresia).
Ruangan Ruang Fresia 2 mempunyai ruang perawatan yang
terdiri dari: 12 kamar mulai dari kamar 1 sampai dengan
kamar 12, setiap ruangan kamar memiliki luas 6,3 x 6,3
meter, dimana setiap kamar mempunyai kapasitas 6
tempat tidur dengan jarak antar tempat tidur 90 cm dan
disekat dengan menggunakan tirai. Setiap ruangan
kamar dilengkapi dengan 7 jendela tertutup dan 8
jendela yang dapat dibuka, dengan ukuran 1,2 x 1,2
meter dan jendela ventilasi yang terletak diatas
berukuran 1,2 x 1 meter. Setiap kamar dilengkapi
dengan kamar mandi yang berukuran 1,5 x 1,9 meter,
mempunyai ventilasi udara dengan ukuran memanjang
diatas jendela yang terbuat dari balok kaca dengan
ukuran 80 x 20 cm, WC duduk, pegangan pasien, bel
emergency tetapi belum semua pasien mengetahui cara
menggunakannya. Terdapat tempat tisu gulung, shower
dan tempat duduk mandi terbuat dari keramik tidak
licin. Terdapat Wastafel disetiap kamar dari kamar 1
sampai kamar 12. Disamping setiap pintu kamar pasien
terdapat tempat cuci tangan kering.
Setiap bed dilengkapi dengan kasur dan bantal busa
yang dilapisi bahan perlak, selimut dan sprei, sarana bel
untuk mempermudah pasien memanggil perawat yang
terletak di atas bed pasien, namun belum ada orientasi
cara penggunaan bel. Pada setiap kamar belum terdapat
nomor bed mulai kamar 1 sampai kamar 12. Papan nama
sudah terpasang semua, dari 56 hanya 12 yang tidak
sesuai dengan nama pasien. Terdapat 3 fasilitas oksigen
22
Triclosan, 2 liter/minggu
Savlon, 2-3 liter/minggu
Washbensin, 7-8 pls/minggu
H2O2, 50 cc/minggu
Alkohol+Glyserin, 5-10 liter/minggu
Aquadestilata, 52 botol/minggu, @ 50 ml
Ultrasone jelly 2 tube/minggu @ 82 gram
Kertas EKG, 8 rol/minggu
Kapas, 1 Kg/minggu
Handscoon, 10-11 box/minggu
Masker, 1 box/minggu
Tisu gulung, 7 rol/minggu
Plester besar 14 buah/minggu
Non Fisik
Interaksi perawat-klien terjadi saat perawat melakukan serah
a. Hubungan Perawat-
terima tugas/timbang terima dan tindakan keperawatan
klien
langsung, misalnya saat perawat memasang infus, menyuntik
obat, merawat luka, dan memasang NGT.
1) Dengan dokter
c. Hubungan Perawat- Komunikasi bersifat sosial dan komunikasi yang
Profesi Lain berhubungan dengan pasien bersifat delegatif dan
kolaboratif
2) Dengan tim gizi
Komunikasi perawat dengan tim gizi saling membantu
untuk pemenuhan kebutuhan gizi klien. Komunikasi untuk
pelayanan klien dilakukan dengan komunikasi langsung.
Menurut hasil wawancara dengan penanggungjawab gizi
bagian rawat inap, sudah disediakan buku komunikasi
untuk penanganan masalah gizi yang digunakan untuk
sesama petugas gizi sedangkan untuk komunikasi dengan
tim lainnya menggunakan papan komunikasi yang telah
disediakan di depan pintu ruang gizi.
3) Dengan dokter bagian penyakit dalam
Komunikasi perawat dengan dokter bagian penyakit
dalam baik. Setiap hari di bagian penyakit dalam diadakan
afternoon report. Apabila ada permasalahan dengan klien,
maka saat rapat di bicarakan untuk mencari solusinya.
d.Hubungan Perawat- 4) Dengan bagian laboratorium
mahasiswa (Co ass, Komunikasi antara perawat dengan petugas laboratorium jarang
dilakukan secara langsung. Bahan untuk pemeriksaan
PPN Fkep UNPAD,
laboratorium, diantar oleh keluarga atau perawat dan hasilnya
Akper, Gizi, Farmasi)
di ambil oleh keluarga. Kemudian keluarga menyerahkan
hasilnya ke perawat di ruangan.
Manajemen Asuhan
Pelayanan (Flow of care)
Penerimaan Klien
Berdasarkan hasil kajian situasi tanggal 17 - 21 Maret 2014 didapatkan
28
3) Alur Pre-Operasi
Berdasarkan hasil kajian situasi dari laporan sebelumnya tidak
terdapat pasien yang pre operasi.
Pada umumnya alur pre-operasi di ruangan Fresia lt 2
Klien harus dijadwalkan terlebih dahulu.
34
b. Dokter
Pembagian kerja dokter dibagi dalam subbagian, yaitu subbagian
Digestive, Thorax, Endokrin, Urologi, Onkologi, Vaskuler, Respiratory.
Dokter jaga memeriksa klien baru setelah ada laporan bahwa ada klien
baru dan langsung melakukan pengkajian serta pendokumentasian pada
status kesehatan klien. Setelah selesai melakukan pengkajian dokter
langsung mengkoordinasikan kepada perawat untuk dilakukan
pemeriksaan penunjang (jika perlu) sesuai dengan kondisi klien.
Berdasarkan hasil observasi status pasien sebanyak 46 pasien didapatkan
formulir dokter terisi semuanya.
c. Farmasi
Bagian farmasi menerima order terapi sesuai dengan advis dokter,
kemudian obat diantarkan ke ruangan oleh petugas farmasi atau jika
bersifat cito obat diambil oleh perawat ke depo. Perawat mengatur dan
melaksanakan pemberian obat-obatan yang disuntikkan. Jadwal
pemberian obat suntikan terdapat dibuku suntik
Klien menyimpan, menyiapkan, dan minum obat oral secara
mandiri sesuai jadwal dibantu oleh keluarga dengan dikontrol oleh
perawat apakah klien sudah minum obat atau belum.
Pendokumentasian pemberian obat-obatan sudah sesuai dengan
35
e. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan laboratorium: petugas laboratorium terpusat untuk
seluruh RSUP Dr. Hasan Sadikin. Pengelolaan bahan
pemeriksaan laboratorium: dokter menulis jenis pemeriksaan
yang dilakukan pada klien bersangkutan, perawat menyiapkan
alat-alat yang akan dipergunakan dan perawat menjelaskan
tujuan, kegunaan, dan cara pemeriksaan laboratorium yang
akan dilakukan. Kemudian pengambilan dilakukan oleh
perawat. Pengiriman sampel laboratorium dilakukan oleh
perawat ke laboratorium kemuning. Bahan - bahan
pemeriksaan sesuai dengan tabung yang telah disiapkan seperti
tabung ungu untuk pemeriksaan Hb atau Sysmex, tabung biru
untuk pemeriksaan PT- APTT, dan tabung kuning untuk
pemeriksaan darah kimia.
2) Pemeriksaan radiologi: setelah formulir permintaan
pemeriksaan disiapkan kemudian petugas ruangan
(pekarya/perawat) mendaftarkan ke bagian radiologi. Pada
waktu yang telah dijadwalkan klien dibawa ke bagian radiologi
oleh perawat atau pekarya. Bagi klien yang harus
dikonsultasikan ke bagian lain, maka dokter menulis
permintaan konsul, kemudian perawat menghubungi dokter
bagian yang dituju.
2. Discharge Planning
Selama pengkajian situasi dari laporan sebelumnya, didapatkan 57 klien
pulang. Klien pulang pada waktu shift pagi dan shift siang, sedangkan pada
waktu shift malam tidak ada klien yang pulang.
Berdasarkan hasil observasi, untuk peningkatan pengetahuan keluarga
maka perawat belum semua melakukan penyuluhan pada pasien-pasien
tertentu secara individu sesuai dengan penyakitnya,
37
Pemulangan klien pada saat ini berdasarkan atas instruksi dokter, perawat
belum mempunyai wewenang untuk memulangkan klien, klien pulang
dengan persetujuan dokter.
Berdasarkan hasil pengkajian berupa observasi dan wawancara terhadap
perawat di ruangan Fresia lantai 2 format yang digunakan selama ini di
ruangan adalah surat pengantar pulang yang di buat oleh dokter yang
isinya jadwal kontrol dan resep obat.
Dari 10 perawat yang kita bagi kuesioner tentang pelaksaan discharge
planning didapatkan 19-20 item dari 24 item dilaksanakan oleh perawat.
Di ruang Fresia sudah terdapat SOP mengenai discharge planning, namun
selama ini menurut hasil wawancara dengan wakil kepala ruangan
discharge planning yang dilakukan di ruangan belum berjalan sesuai SOP
dan berdasarkan hasil pengkajian kepada 57 pasien menyatakan bahwa 6
diantaranya dilakukan discharge planning.
Berdasarkan hasil wawancara dengan sample 4 perawat, mengatakan
bahwa selama ini belum maksimal melakukan discharge planning, perawat
mengatakan bahwa untuk penjelasan mengenai diet selama ini telah
dikonsulkan terhadap ahli gizi, untuk penjelasan mengenai perawatan di
rumah dan jadwal kontrol dilakukan oleh dokter dan tugas perawat yaitu
mengingatkan kembali waktu kontrol tersebut.
Melihat dari lembar pengkajian discharge planning didapatkan dari 46
status yang kami kaji hanya 5 yang terisi formulir discharge planning.
Semua perawat memberikan motivasi dan anjuran kepada keluarga agar
klien kontrol.
Klien diperbolehkan pulang setelah semua administrasi selesai. Perawat
mengikuti keputusan dokter tentang kondisi klien sudah boleh pulang atau
belum. Perawat belum terlihat mempunyai keterlibatan dalam
menganjurkan status kepulangan klien.
2) Nutrisi
Pemberian nutrisi dilakukan 3x sehari yang telah
ditentukan dari bagian gizi rumah sakit yaitu: makan pagi
pukul 07.30 WIB, snack pagi jam 10.00 WIB, makan siang
pukul 12.00 WIB, snack sore pukul 15.00 WIB dan makan
sore jam 17.30 WIB.
Pemberian nutrisi dilakukan dari bagian gizi langsung
dibagikan kepada klien menggunakan trolly khusus makanan.
Makanan disajikan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan. Makanan tambahan berupa kue basah dan
buah- buahan diberikan dua kali sehari. Selain mengkonsumsi
makanan dari rumah sakit, klien juga dapat mengonsumsi
39
4) Eliminasi
Pada tanggal 17-21 Maret 2014, terdapat 8 orang terpasang
kateter dan urine bag tampak tergantung. Seluruh klien yang
terpsang kateter tidak tercantum tanggal pemasangan kateter..
Klien yang tidak terpasang kateter, dapat BAK di kamar
mandi atau menggunakan pispot.
Berdasarkan wawancara terhadap 2 orang perawat
mengatakan bahwa pada klien dengan kasus-kasus yang perlu
pemantauan intake output, pengosongan urine bag dilakukan
oleh perawat seperti pada klien kamar 9 bed 2. Pemasangan
kateter terhadap klien dilakukan pada klien operasi serta pada
klien dengan pemantauan intake-output.
Perlengkapan untuk eliminasi fekal seperti pispot
disediakan oleh pekarya rumah tangga. Klien dalam
memenuhi kebutuhan eliminasi fekal dibantu oleh keluarga
sedangkan 16 orang melakukan BAB dan BAK sendiri di
kamar mandi.
Berdasarkan hasil observasi tidak ditemukan kapas cebok
untuk pembersihan setelah eliminasi fekal. Setiap hari klien
mendapatkan tissue basah namun untuk keperluan mandi.
Keluarga klien menyiapkan sendiri tisu basah untuk keperluan
pembersihan eliminasi fekal. Dalam memenuhi kebutuhan
42
5) Istirahat – Tidur
Dari hasil observasi tanggal 17-21 Maret 2014, 5 pasien
mengalami gangguan tidur
Berdasarkan hasil observasi ruangan tidak ditemukan suara
bising di sekitar ruangan yang sampai mengganggu istirahat
tidur klien. Pengaturan pencahayaan terutama ketika istirahat
tidur malam lampu neon center ruangan tetap menyala, namun
lampu bed masing-masing klien dalam keadaan mati.
6) Aktivitas
Pada tanggal 17-21 maret 2014, terdapat 26 klien dengan
minimal care. 12 klien yang diwawancara mengatakan bahwa
mereka masih bisa melakukan segala sesuatunya sendiri
walaupun terkadang sedikit dibantu oleh keluarganya. Pada
tanggal 17-21 Maret 2014, terdapat 16 klien dengan partial
care, 8 klien yang diwawancara mengatakan bahwa keluarga
banyak membantu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
klien. Jika keluarga tidak bisa melakukannya sendiri, keluarga
meminta bantuan pada perawat dan 8 pasien yang mengalami
43
7) Pencegahan Infeksi
Berdasarkan observasi 17-21 maret 2014. Pada umumnya
perawat mencuci tangan dengan menggunakan cuci tangan
kering namun masih ditemukan beberapa perawat yang tidak
mencuci tangan sebelum melakukan tindakan.Semua perawat
selalu mencuci tangan setelah melakukan tindakan.
Pada saat melakukan tindakan mengambil darah dan
memasang infus, masih ditemukan adanya perawat yang tidak
menggunakan sarung tangan dan tidak mencuci tangan
sebelumnya.
Dalam penggantian balutan, 1 set instrument ganti balutan
digunakan untuk satu kali mengganti balutan namun terkadang
digunakan untuk beberapa pasien. Penggantian balutan luka
dilakukan oleh perawat dan mahasiswa keperawatan.
Untuk benda-benda inefektif seperti kassa bekas balutan
sudah di buang di tempat yang benar yaitu di tempat sampah
medis. Untuk jarum suntik atau benda tajam dibuang di tempat
khusus berupa jerigen bekas yang tersedia di bawah wastafel,
namun belum tersedia label nama “Khusus Benda Tajam”.
Ganti linen dilakukan secara kontinu setiap 1-2 hari (senin,
rabu, dan jum’at) dan apabila linen kotor dan basah, maka
perawat bersama mahasiswa keperawatan segera mengganti
linen dan melakukan bed making.
Penggunaan jarum suntik untuk yang area IM, spuit yang
digunakan sekali pakai, sedangkan untuk suntikan IV yang
melalui selang infus digunakan spuit yang sama 2-3 x.
44
8) Personal hygiene
Pada tanggal 17-21 Maret 2014, 8 klien dengan tingkat
ketergantungan total care diberikan pemenuhan kebutuhan
personal hygiene oleh keluarga. Jika keluarga tidak bisa
melakukannya sendiri, keluarga meminta bantuan pada
perawat atau mahasiswa. Untuk klien yang memiliki tingkat
ketergantungan partial care dan self care dapat dilakukan oleh
keluarga yang sebelumnya sudah diajarkan oleh perawat.
Ditemukan 15 orang mandi 1x/hari, 5 orang mandi 2x/hari
dan 4 orang mandinya tidak tentu, 5 orang keramas 4 hari
sekali. 16 orang belum keramas selama dirawat. Sebanyak 11
orang sikat gigi sehari sekali, 5 orang sikat gigi 2x/hari, 8
orang tidak menggosok gigi. Sebanyak 9 orang mandi di
kamar mandi, 15 orang diseka dengan air hangat. Kebutuhan
mandi klien dibantu oleh keluarga klien yaitu setiap pagi hari.
Air hangat dan diantar ke kamar perawatan oleh perawat
ruangan.. Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat dan
observasi (19 September 2013) media informasi tentang
personal hygiene tidak tersedia di ruangan dalam bentuk
apapun.
9) Nyeri
45
10) Cemas
Berdasarkan kajian situasional tanggal 17- 21 maret 2014
dari 24 pasien didapatkan 6 pasien mengalami cemas akan
penyakitnya. 3 pasien mengatakan cemas mengenai masa
depannya karena sebagai tulang punggung keluarga, 3 pasien
cemas karena merasa malu dengan keadaannya.
K3
Pengkajian
Dari 46 status rekam medis pasien yang dirawat,
sebanyak pasien 19 dari 48 terdapat pengisian form
pengkajian.
Dari 48 status rekam medis pasien yang dirawat,
sebanyak pasien 34 dari 48 terdapat pengisian grafik
suhu dan nadi pasien.
Hasil wawancara dengan 4 dari 6 perawat mengatakan
terdapat kendala dalam pendokumentasian yang
disebabkan oleh beban kerja perawat karena pasien yang
banyak dan tenaga yang kurang sesuai dengan kebutuhan
47
Diagnosa Keperawatan
Dari 48 status rekam medis pasien yang dirawat,
sebanyak 8 dari 46 terdapat pengisian diagnosa
keperawatan.
Perencanaan
Dari 48 status rekam medis pasien yang dirawat,
sebanyak 8 dari 48 terdapat pengisian form perencanaan
asuhan keperawatan klien.
Implementasi
Dari 48 status rekam medis pasien yang dirawat, semua
data implementasi ada dibuktikan dengan catatan
perkembangan dan catatan harian perawat.
Evaluasi dan catatan perkembangan
Dari 48 status rekam medis pasien yang dirawat, semua
terdapat catatan perkembangan yang terisi lengkap.
Dari 46 status rekam medis pasien yang dirawat,
sebanyak 35 dari 48 terdapat pengisian lengkap
dokumentasi keperawatan dilembar catatan terigtergrasi
menggunakan SOPIER / SOAP.
Metode penulisan
Dari 48 status rekam medis pasien yang dirawat, semua
pencatatan dilakukan dengan menggunakan tinta,
jelas,namun setengahnya agak sulit dibaca karean
penulisannya kecil dan bersambung.
Dari 46 status rekam medis yang dikaji, jika ada
kesalahan penulisan, tidak dihapus, tapi dicoret dan tidak
membubuhkan paraf .
19 dari 48 pencatatan dilakukan dengan mencantumkan
waktu, tanggal & paraf perawat, tapi tidak mencantumkan
nama perawat.
48
Pendokumentasian tindakan
Semua tindakan dicatat di catatan perkembangan dan
dijadikan buku operan antar shift.