DENGAN
HIPERTENSI DI KELURAHAN BAH KAPUL KOTA
PEMATANGSIANTAR TAHUN 2022
FAKULTAS KEPERAWATAN
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir (LTA) Ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh Dosen
Pembimbing Untuk Diseminarkan Dihadapan Peserta Seminar Program
Studi Pendidikan Profesi Ners Program Profesi Fakultas Keperawatan
Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua Tahun 2022
OLEH :
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Laporan Tugas Akhir
ayah saya Rasman Aritonang, dan ibu saya Rosnita Saragih serta
kepada saudara saya yang selalu memberikan dukungan moril dan
materil dan doa yang tiada hentinya kepada saya penulis selama
membiayai saya dalam kuliah tiada kata yang dapat terucap semoga
10. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
baik secara langsung maupun tidak tidak langsung yang
memberikan bantuan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan kti ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, baik dari isi maupun teknik penulisan. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan tulisan ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga karya ilmiah akhir
Ners ini dapat membawa manfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan.
PENDAHULUAN
140 mmHg atau tekanan diastoliknya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko
tinggi menderita penyakit jatung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti
penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin
besar resikonya. (Sylvia A.price, 2015). Hipertensi pada lansia yaitu hipertensi
kardiovaskuler yang banyak di alami oleh lansia dan belum di ketahui dengan
pasti apa itu penyebabnya. Fenomena yang terjadi dikalangan masyarakat yaitu
dengan memakan mentimun saja penyakit hipertensi akan atau sembuh tanpa
harus kontrol kedokter dan minum obat sesuai dengan anjuran dokter (Tatik
Mulyati, 2014).
Data World Health Organizatio (WHO) pada tahun 2019 hipertensi terjadi
pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-
64 tahun (52,2%). Dari prevelensi darah tinggi sebesar 34,1% diketahui sebesar
8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosi tida minum obat
serta 32,3% tidak rutin minum obat. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018,
terdapat prevelensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia
Indonesia
tinggi sebesar 427.218 kematian. Jawa Timur persentase pada tahun 2018
atau darah tinggi di Lumajang pada tahun 2016 sebesar 20.578 penderita atau
9.55%.
eksternal, semisal kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas
olahraga), stress, alkohol, atau garam dalam makanan bisa memicu terjadinya
hipertensi pada orang yang memiliki kepekaan menurun (M. Adib, 2012) . Selain
darah tinggi akan meningkat seiring bertambahnya usia yang berkisar 2 dari 3
orang berusia 75 tahun akan di prediksi mengidap darah tinggi. Darah tinggi pada
lansia berkaitan dengan penuaan. Karena, tubuh akan mulai menyusut disebabkan
berkurangnya jumlah sel-sel yang ada dalam tubuh yang berakibat tubuh bisa
mengalami proses penuaan dan penurunan fungsi. Karena itulah menjadi rentan
umur seseorang, tekanan darah semakin bertambah. Lansia dengan darah tinggi
Darah tinggi perlu dideteksi sejak dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan
darah secara berkala, sehingga peran perawat sangat dibutuhkan untuk mencegah
terjadinya komplikasi dan kekambuhan yang lebih lanjut. Adapun peran perawat
preventif yang dapat dilakukan oleh perawat yaitu menyarankan agar menjaga
(Rusdinah, 2017). Jika penderita hipertensi diberikan obat oral, peran perawat
yaitu diberikan sesuai dosis dan menjadwalkan pasien untuk minum obat secara
teratur.
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis akan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Hipertensi
2.1.1 Definisi Hipertensi
140 mmHg atau tekanan diastoliknya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko
tinggi menderita penyakit jatung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti
penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin
kejadian stroke dan infark miokard walaupun tekanan diastoliknya dalam batas
2.1.2 Etiologi
b. Hipertensi Sekunder
mmHg.
mmHg.
perubahan-perubahan pada:
Dislepedemia Stroke
Diabetes Nefropati
(Syamsudin, 2011)
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
pertolongan medis.
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual, muntah
f. Epistaksis
Hipertensi primer
yang tidak di ketahui penyebabnya. Ini merupakan jenis hipertansi yang paling
primer ini sering tidak disertai dengan gejala dan biasanya gejala baru muncul saat
hipertensi sudah berat atau sudah menimbulkan komplikasi. Hal inilah yang
Hipertensi sekunder
kehamilan. Selain itu, obat-obatan tertentu juga bisa menjadi pemicu hipertensi
sekunder
hipertensi berat atau dengan pula sebagai krisis hipertensi. Angka kejadian krisi
hipertensi diAmerika berkisar 2-7% pada populasi penderita hipertensi yang tidak
kejadian krisis hipertensi di Indonesia hingga saat ini masih belum ada laporan
2.1.5 Patofisiologi
Tekanan darah merupakan hasil interaksi antara curah jantung (cardiac out
darah arteri dikontrol dalam waktu singkat oleh baroreseptor arteri yang
seperti frekuensi denyut jantung, kontraksi otot jatung, kontraksi otot polos pada
tanda-tanda gagal jantung. Hal ini disebabkan resistensi perifer semakin tinggi
jantung ini akan menyebabkan gangguan perfusi ke organ tubuh, terutama ginjal.
Kondisi ini berdampak penurunan volume ekstrasel dan perfusi ginjal ini akan
pada sirkulasi tubuh secara keseluruhan. Selain sebagai vasokonstriktor kuat, AII
memiliki efek lain yang pada akhirnya meningkatkan tekanan darah. Dampak
yang timbul oleh AII antara lain hipertrofi jantung dan pembuluh darah, stimulasi
melalui dua cara utama yaitu efek fasokontruksi dan perangsangan kelenjar
aliran balik darah vena ke jantung. Perangsangan kelenjar endokrin yaitu AII
penyerapan kembali air dan NACl oleh tubulus distal nefron. Hal ini akan
mengurangi pengeluaran garam dan air melalui ginjal. Kondisi ini membuat
volume darah meningkat yang diikuti pula dengan peningkatan tekanan darah.
banyak dan seberapa vital organ yang terkena dampak dari penurunan perfusi
2.1.6 Penatalaksanaan
obatan atau pun dengan memodifikasi gaya hidup. Sebagian besar pasien
memerlukan obat anti hipertensi eumur hidup dengan obat tunggal maupun
Terapi Diet
Latihan fisik
Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi seperti lari, jongging, bersepeda, berenang dan lain- lain.
Dapat digunakan sebagai obat tunggal atau di campur dengan obat lain.
2.1.8 PemeriksaanPenunjang
1. PemeriksaanLaboratorium
hipokoagulabilitas, anemia.
DM.
perbaikan ginjal
2.1.9 Komplikasi
1) Stroke
Stroke dapat terjadi karena hemorogi akibat tekanan darah tinggi di otak,
atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak ang terpajan
tekanan tinggi. stroke dapat terjadi pada penyakit hipertensi kronis, apabila
2) Gagal jantung
Tekan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat untuk
memompa darah. Kondisi ini berakibat otot jantung akan menebal dan
3) Gagal ginjal
Gagal ginjal bisa terjadi sebab kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
4) Enselopati
Terjadi, terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang meningkat
5) Kejang
Bisa terjadi pada wanita preeklamasia. Bayi yang lahir mungkin memiliki
berat badan yang kecil akibat perfusi plasenta yang tidak adekuat,
tahun keatas. Lansia adalah kelompok umur pada manusia yangtelah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini
akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses
tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani
Lansia resiko tinggi adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
Lansia tidak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
Kemunduran pada lansia sebagai datang dari factor fisik dan factor
kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang mmiliki motivasi yang
tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.
Lansia memiliki status kelompok minoritas
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap social yang tidak menyenangkan
terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya
tenggang rasa kepada orang lain sehingga sikap social masyarakat menjadi
positif.
Perubaha peran pada lansia atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar
benuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang buruk membuat
penyesuain diri lansia menjadi buruk pula. Misalnya lansia yang tinggal
1. Sistem Indra
terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas ,
2. Sistem Integument
Pada lansia kulit mengalami atrofi, kendur, tidak elastis kering dan
3. Sistem Musculoskeletal
jumlah dan ukuran serabut otot. Peningkatan jaringan lemak pada otot
Sendi: pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament
respirasi.
kapasitas total paru tetap, tetapi volume cadangan paru bertambah untuk
toraks berkurang.
nyata karena kehilangan gigi, indra pengecap menurun, rasa lapar menurun
menciutnya ovary dan uterus. Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki testis
secara berangsur-angsur.
Daya Ingat, Ingatan (Memory) kenaikan ruang rugi paru, udara yang
IQ (Intellegent Quocient)
Kebijaksanaan (Widsom)
Kinerja (Performance)
Motivasi (Motivation)
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan (Hereditas)
e. Lingkungan
family
dalam kehidupannya.
Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal terutama
kesehatan.
Depresi
Duka cita yang berlaut akan meimbulkan perasaan kosong, lalu diikuti
dari dewasa muda dan berhubungan degan skunder akibat penyakit medis,
depresi, efek samping obat, atau gejala penghetian mendadk dari suatu
obat.
Parafreia
Suatu betuk skizofreia pada lansia, ditandai dega waham (curiga), lansia
Sidroma Diogenes
megaggu. Rumah atau kama tidur bau karena lansia bermain-main degan
2.3.1 Pengakjian
Identitas
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal MRS, Pendidikan
yang biasanya rentan terjadinya hipertensi dapat dilihat dari frekuensi responden
menurut paling banyak yaitu dengan urutan pertama SD, SMP, SMA dan paling
sedikit adalah perguruan tinggi. Artinya Sebagian responden berada dalam tingkat
terhadap Kesehatan. Pekerjaan yang paling rentan terjadi hipertensi yaitu IRT (Ibu
Rumah Tangga) dan petani. Dapat dikatakan bahwa hampir semua orang
kerja dan beban kerja yang dapat memicu terjadinya hipertensi. Ibu rumah tangga
setiap harinya hanya mengurusi persoalan rumah banyak yang dipikirkan dan
menyebabkan kecemasan serta setress yang tinggi dibandingkan dengan ibu yang
hipertensi dari pada laki-laki. Terdapat 43,7% subjek yang berjenis kelamin
perempuan lebih tinggi menderita hipertensi dari pada laki-laki. Karena, rata-rata
Keluhan utama
sakit kepala disertai rasa berat ditengkuk, sakit kepala berdenyut. Nyeri kadang-
kadang sulit dilokalisasi dan nyeri mungkin dirasakan sampai 30 menit tidak
memiliki tekanan darah tinggi selama bertahun- tahun tanpa merasakan gejala apa
tekanan darah tinggi. Gejala mulai muncul ketika sudah ada tanda kerusakan
darahnya berada di atas ambang batas tensi normal 120/80 mmHg. Tekanan darah
tinggi tidak menyebabkan sakit kepala atau mimisan, kecuali pada kondisi darurat
Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, pusing, wajah kemerahan, pendarahan
dihidung dan kelelahan yang bisa terjadi pada penderita hipertensi. Jika
hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala sakit
kepala, kelelahan, sesak nafas, muntah, pandangan kabur, yang terjadinya karena
ada kerusakan pada otak, jantung, mata dan ginjal. Kadang penderita hipertensi
penggunaan obat kontrasepsi oral dan penggunaan obat lainnya (Cahyani, 2020).
berkaitan dengan metabolism pengaturan garam dan renin membrane sel. Orang
tua yang menderita hipertensi, 45% akan menurun kepada anaknya, sedangkan
hanya salah satu yang menderita hipertensi, 30% hipertensi akan menurun kepada
Riwayat pekerjaan
Jenis bangunan rumah (permanen, semi permanen, non- permanen) luas bangunan
rumah, jumlah orang yang tinggal dirumah, derajat privasi, tersedianya jamban
duduk, tersedianya handrail pada kamar mandi, tersedianya sandal antislip bagi
lansia, tersedianya kest antislip didepan kamar mandi, lantai kamar mandi terbuat
Riwayat rekreasi
Obat-obatan
masukan makanan. Diet yang dianjurkan pada penderita hipertensi yaitu diet
menurunkan lonjakan tekanan darah. Diet ini menenkankan pada pola makan
rendah garam namun tetap mengandung nutrisi seimbang (Meva Nareza, 2020).
Gaya hidup yang kurang sehat merupakan factor resiko hipertensi yang
bisa kita ubah dengan kata lain, mengatur pola hidup sehat mengurangi
menyempit.
Stress: stress yang dialami para lansia juga dapat menyebabkan timbulnya
hipertensi karena perubahan hormone pada tubuh saat sedang setress. Bila
Riwayat psikososial
Rasa takut, gelisah dan cemas merupakan psikologis yang sering muncul
pada klien dan keluarga. Hal ini terjadi karena rasa sakit yang dirasakan sakit oleh
penyebab dan akibat dari hipertensi seperti stroke, jantung, gagal ginjal, dan
o Umum
o Integumen
elastisitas kulit menurun) kulit menjadi tipis, ada perubahan warna rambut,
perubahan kuku.
o Hemopoetik
Tidak ada pendarahan, tidak ada pembengkakan kelenjar limfa, tidak ada
o Kepala
Inspeksi terdapat sakit kepala, pusing, tidak ada trauma pada masa lalu
o Mata
lansia juga bisa mengalami gangguan penglihatan seperti rabun jauh atau
rabun dekat.
o Telinga
Inspeksi bentuk telinga simetris kanan dan kiri, tidak terdapat kelainan,
Inspeksi bentuk hidung simetris, tidak ada lesi, tidak dijumpai kelainan,
Inspeksi bentuk mulut biasanya tidak simetris jika terjadi CVA, tidak ada
Leher
Payudara
Inspeksi tidak ada lesi, tidak keluar cairan dari putting susu. Palpasi tidak
Sistem Pernafasan
Inspeksi tidak ada batuk, tidak ada sesak, tidak ada sputum, tidak ada
Sistem Kardiovaskular
Inspeksi tidak ada nyeri dada, tidak ada sesak, tidak ada edema palpasi
tidak ada nyeri tekan, vocal premitus kanan kiri sama, Auskultasi bunyi
jantung pekak
Gastrointestinal
Perkemihan
tidak ada penyakit kelamin. Palpasi tidak ada nyeri tekan pelvic.
Muskuloskeletal
stroke, tremor.
Sistem endokrin
iskemia
yang biasanya
pengobatan
dan iskemia
Table 2.3 Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
dan iskemia
Tujuan / kriteriahasil Intervensi Rasional
yang biasanya
pengobatan
informasi pengobatan
pengetahuan
(setiadi, 2012).
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian kegiatan yang
muncul
2.3.5 Evaluasi
kesehatan menurun
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan disajikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan yang
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
Beragama kristen, Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia. Klien belum
tamat SMEA dan bekerja menjadi ibu rumah tangga. Klien tinggal di Kelurahan
perawat setempat untuk cek tekanan darah dan tidak pernah minum
obat antihipertensi
3.1.3.1 Trauma
3.1.3.3 Operasi
Hipertensi
hipertensi
Gambar: 2.2 Genogram Ny. R Dengan Diagnosa Medis Hipertensi di Kelurahan Bah Kapul
Laki-laki Klien
dengan suaminya
3.1.7.3 Liburan
3.1.9.2 Alergi
3.1.10 Nutrisi
3.1.10.1 Diet, pembatasan makanan minuman
3.1.11.2 Integumen
3.1.11.3 Hemopoitik
3.1.11.4 Kepala
Tidak ada trauma masa lalu, rambut sedikit memutih,
persebaran rambut merata, tidak ada benjolan
3.1.11.5 Mata
Mata kiri sedikit juling karena bawaan sejak lahir, terdapat
gangguan penglihatan rabun jauh dan rabun dekat karena
faktor usia
3.1.11.6 Telinga
3.1.11.9 Leher
3.1.11.10 Payudara
Tidak ada nyeri tekan dada / nyeri dada, tidak ada sesak
nafas, tidak ada edema, terdapat kenaikan tekanan darah
3.1.11.13 Gastrointestinal
3.1.11.16 Muskuloskeletal
INDEKS KATZ
Keterangan :
Pada Barthel Indekz klien mengatakan semuanya mandiri tanpa bantuan orang
DENGAN
NO KRITERIA MANDIRI SKORE
BANTUAN
1 Makan 5 10 10
2 Minum 5 10 10
Berpindah dari kursi roda
3 ke tempat tidur, 5 15 15
sebaliknya
Personal toilet (cuci
4 muka, menyisir rambut, 0 5 5
gosok gigi)
Keluar masuk toilet
(mencuci pakaian.
5 5 10 10
Menyeka tubuh,
menyiram)
6 Mandi 5 15 15
Jalan di permukaan
7 0 5 5
datar
8 Naiki turun tangga 5 10 10
9 Mengenakan pakaian 5 10 10
10 Kontrol Bowel (BAB) 5 10 10
Kontrol Bladder
11 5 10 10
(BAK)
12 Olahraga atau Latihan 5 10 10
Rekreasi atau
13 pemantapan waktu 5 10 10
luang
JUMLAH 130
JUMLAH 9
Interpretasi Hasil
Pada pengkajian status mental gerontik fungsi intelektual untuh dengan jumlah
benar 9 salah 1.
Deli tua,.......................
Mahasiswa
Nama : Ny. R
Umur : 63 tahun
MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 DS: klien Resistensi pembuluh Nyeri akut
bagian tengkuk
seperti tertekan di
belakang skala 6
nyeri timbul
sewaktu-waktu
DO: ttv
TD: 170/110
RR: 21 x/menit
N: 81 x/menit
S: 36.6 C
terhalang biaya,
klien mempunyai
KIS,
Klien mengatakan
obat
Klien mengatakan
menggunakan
enak
DO: TD 170/110
mmHg
sesuai dengan
penyakit yang
diderita
3.3 FORMAT SKORING DAN PRIORITAS MASALAH
cedera biologis
4) Catat 4) Variasi
sebagai temuan
pengkajian
2.
Setelah dilakukan 1) Untuk
1) Informasikan
tindaka keperawatan menambah
program
selama 2 kali kunjungan pengetahuan
pengobatan diet
tingkat kepatuhan klien klien
yang harus dijalani
meningkat. Dengan 2) Agar klien
2) Informasikan
kriteria hasil: memahami
manfaat yang
1) Klien mampu manfaat
diperoleh jika
menjelaskan pengobatan
teratur menjalani
Kembali tentang
pengobatan diet
pentingnya 3) Agar klien
3) Anjurkan klien dan
kepatuhan dalam dan keluarga
keluarga untuk
control dan mengerti
melakukan
pengobatan tentang
konsultasi
2) Klien melaporkan penanganan
kepelayanan
dapat menjalankan masalah
Kesehatan
pengobatan dengan kesehtan
baik 4) Libatkan keluarga 4) Untuk
baik melakukan
penyakit atau
masalah Kesehatan
menurun
3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWAN
Nama klien: Ny. R
Tabel: 2.13 Implementasi Keperawatan pada Ny. R dengan Diagnosa
Medis Hipertensi di Kelurahan Bah Kapul
No Nama/Tanda
Tanggal Jam Implementasi
Dx tangan
penatalaksanaannya
2. Menganjurkan klien
11.05
melaporkan nyeri dengan segera
tengkuk
beristirahat
baring
pengobatan denganlamanya
lokasi, intensitas, baik
11.55
3. Menganjurkan
-klien klien dan
tampak rileks
keluarga untuk melakukan
konsultasi kepelayananprogram
1. Menginformasikan
11.30
Kesehatan
pengobatan diet yang harus
-dijalani
Klien mampu melakukan
14.00
pengobatan dengan
- Klien mampu baik
menjelaskan
4. Melibatkan
Kembali keluarga
tentang untuk
pentingnya
mendukung program
kepatuhan dalam pengobtan
pengobatan
2. 04-05- 11.35
2022 yang dijalani
2. Menginformasikan manfaat
-yang
Menurunkan
diperolehresiko komplikasi
jika teratur
penyakit
menjalaniatau masalah diet
pengobatan
14.05
Kesehatan
- Klien melaporkan dapat
1. Menjelaskan
menjalankan padadengan
pengobatan klien
1. 04-05- 11.40
2022 penyebab
baik nyeri
dengan baik
yang dijalani
sewaktu-waktu
O: Ttv
RR: 21 x/menit
N: 81 x/menit
S: 36.6 C
P: Intervensi dilanjutkan
pukesmas
O: TD 170/110 mmHg
diderita
dan gurih
A: Masalah belum
teratasi P: Intervensi
dilanjutkan
3.7 EVALUASI KEPERAWATAN
Nama klien: Ny. R
Tabel: 2.15 Evaluasi Keperawatan pada Ny. R dengan Diagnosa
Medis Hipertensi di Kelurahan Bah Kapul
Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Paraf
Ttv
TD: 140/90
mmHg
N: 79 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36,4 C
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
bantuan ke saudaranya
untuk di antar ke
pukesmas
anjuran dokter
membatasi makanan
makanan gurih
A: Masalah terarasi
P: intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab IV akan dilakukan pembahasan mengenai asuhan keperawatan
pada klien Ny. R dengan diagnose medis Hipertensi di Kelurahan Bah Kapul yang
dilakukan mulai tanggal 02 Mei 2022 – 05 Mei 2022. Melalui pendekatan studi
evaluasi keperawatan.
4.1 Pengkajian
4.1.1 Pengkajian
pada Klien dan keluarga. Melakukan pemeriksaan fisik. Pembahasan akan dimulai
dari
Data yang didapatkan Ny. R usia 63 tahun. Beragama kristen, Bahasa yang
digunakan adalah Bahasa Indonesia. Klien tidak bekerja dan klien tamat SMEA.
yaitu IRT (Ibu Rumah Tangga) dan petani. Dapat dikatakan bahwa hampir semua
rumah tangga setiap harinya hanya mengurusi persoalan rumah banyak yang
hipertensi dari pada laki-laki. Terdapat subjek yang berjenis kelamin perempuan
lebih tinggi menderita hipertensi dari pada laki- laki. Hal ini karena, rata-rata
Pustaka dan tinjauan kasus. Gejala yang dimaksut adalah sakit kepala, pusing,
wajah kemerahan, pendarahan hidung dan kelelahan yang bisa terjadi pada
penderita hipertensi. Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati, bisa
timbul gejala sakit kepala, sesak nafas, muntah, pandangan kabur (Cahyani,
2020). Pada tinjauan kasus didapat klien mengatakan pusing, nyeri kepala skala 3,
kelelahan dan tidak bisa melakukan aktivitas jika nyeri datang, nyeri seperti
tertekan, tidak pernah minum obat antihipertensi. Pada penderita hipertensi yang
tidak menimbulkan gejala menganggap bahwa pusing, sakit kepala adalah suatu
tinjauan Pustaka dan tinjauan kasus klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi
yang saling berinteraksi satu sama lain. Hal ini dikarenkan, adanya penumpukan
meningkat.
pustakan dan tinjauan kasus. Pada tinjauan Pustaka perlu dikaji adanya keluarga
yang menderita penyakit hipertensi, diabetes militus, penyakit ginjal, obesitas, ada
penggunaan obat lainnya (Cahyani, 2020). Pada tinjauan kasus didapatkan klien
faktor resiko yang dapat terjadi hipertensi, seperti faktor gaya hidup contohnya
kurang aktivitas fisik, stress, kelebihan berat badan , konsumsi alcohol yang
Kesehatan antara lain pukesmas, klinik, rumah sakit. (Parta,2020). Pada tinjauan
Kesehatan lainnya. Hal ini dikarenakan, jarak tempuh antara pukesmas dengan
rumah klien adalam 11 KM. sedangkan jarak tempuh antara praktek dokter dan
rumah klien 2 KM. namun, klien tidak pernah control karena keterbatasan biaya.
Klien biasanya mengunjungi perawat terdekat untuk cek tekanan darah tinggi.
4.1.1.6 Obat-obatan
Pada tinjauan Pustaka obat yang dipergunakan untuk obat tekanan darah
tinggi yaitu ACE inhibitor yang sering digunakan captopril, enalapril, ramipil,
kasus klien mengatakan jika terjadi keluhan beliau minum jenis obat Oskadon
aktif di pusat rasa sakit, seperti sakit kepala. Oskadon dapat berfungsi
menurunkan nyeri kepala namun, tidak dapat menurunkan tekanan darah. Sebagai
4.1.1.7 Nutrisi
Pada nutrisi tidak terjadi kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan
kasus. Pada tinjauan pustaka Diet pada penderita yang dianjurkan pada penderita
hipertensi yaitu diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertansion) diet yang
dirancang untuk menurunkan lonjakan tekanan darah. Diet ini menenkankan pada
dan minuman. Klien mengatakan makan 3 kali sehari, terkadang makan sendiri
jika suaminya bekerja. Suami klien juga memakan semua masakan yang di masak
oleh istrinya. Klien biasanya memasak sayuran bayam dengan tambahan garam
atau penyedap rasa berlebihan dengan ikan asin. Kebiasaan makan tinggi garam
pada penderita hipertensi bisa kurang tepat. Hal ini dikarenakan kadungan natrium
4.1.1 Umum
(Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus didapatkan inspeksi klien tampak
pustaka dan tinjauan kasus. Pada penderita hipertensi dapat mengalami kelelahan
4.1.2 Integumen
Pada tinjauan Pustaka ditemukan data inspeksi pada lansia terdapat perubahan
kelembapan pada kulit, kulit menjadi tipis, ada perubahan warna rambut (Barara
dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus pada klien didapatkan tidak ada lesi,
terjadi perubahan warna rambut, tidak memar, terjadinya perubahan warna rambut
pustaka dan tinjauan kasus. Karena, pada lansia keadaan integumen mempunyai
ciri-ciri seperti perubahan tekstur, penuaan kulit, warna rambut yang memutih.
4.1.3 Hemopoitik
pembengkakan kelenjar limfa (Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus
didapatkan klien tidak ada perdarahan tidak ada pembengkakan kelenjar limfe,
4.1.4 Kepala
tidak ada trauma pada masa lalu (Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus
didapatkan klien merasa sakit kepala, tidak ada trauma masa lalu, terdapat pusing.
Pada pemeriksaan kepala tidak terjadi kesenjangan pada tinjauan pustaka
dan tinjauan kasus. Pada tinjauan kasus tidak ada trauma masa lalu. Klien tidak
mempunyai riwayat trauma pada kepala yaitu suatu kondisi struktrur kepala
mengalami benturan dari luar dan berpotensi menimbulkan gangguan pada fungsi
4.1.5 Mata
seperti rabun jauh atau rabun dekat (Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus
Pada mata tinjauan Pustaka dan tinjauan kasus terdapat kesenjangan. Pda
kasus ditemukan mata juling. Kondisi ini umumnya merupakan kelainan bawaan
lahir , sehingga tidak mempengaruhi status Kesehatan klien. Pada lansia terdapat
penurunan berbagai
fungsi berbagai organ tubuh. yang terdiri dari limpa, timus, amandel.
4.1.6 Telinga
terdapat kelianan, tidak ada lesi, biasanya pada lansia terdapat gangguan
pendengaran. Palpasi tidak terdapat nyeri tekan (Barara dan Jauhar, 2011). Pada
tinjauan kasus ditemukan bentuk telinga simetris, tidak terdapat kelainan, tidak
ada lesi.
pada lansia bisa terjadi karena faktor usia, peredaran darah terganggu, efek
dijumpai kelainan, tidak ada lesi. Palpasi tidak ada nyeri tekan, , epistaksis
Pada tinjauan kasus ditemukan tidak dijumpai kelainan, tidak ada lesi,
bentuk hidung simetris, tidak ada nyeri tekan. Pada tinjauan Pustaka dan tinjauan
Kesehatan serius salah satunya tekanan darah tinggi dan pembekuan darah. Hal ini
simetris jika terjadi CVA, tidak ada lesi, tidak ada kesulitan menelan (Barara dan
Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus ditemukan tidak sakit tenggorokan, tidak ada
lesi, tidak ada kesulitan menenlan, tidak ada Riwayat infeksi, pola menggosok
kesenjangan. Pada tinjauan Pustaka terdapat bentuk mulut tidak simetris jika
pecah atau tersumbat. Hal ini dapat mengganggu aliran darah yang membawa
oksigen dan nutrisi ke otak. Sehingga, sel-sel dan jaringan otak pun akan mati dan
4.1.9 Leher
Pada tinjauan Pustaka didapat inspeksi tidak ada benjolan. Palpasi terdapat
kekakuan bagian belakang, terdapat nyeri tekan pada bagian belakang (Barara dan
Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus ditemukan terdapat kekakuan leher pada
bagian belakang, terdapat nyeri tekan tengkuk bagian belakang, tidak ada
benjolan.
Pada leher tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan.
Pada tinjauan kasus tidak ada benjolan pada klien yang biasa dilihat pada leher
4.1.10 Payudara
Tinjauan pustaka didapat Inspeksi tidak ada lesi, tidak keluar cairan dari
putting susu. Palpasi tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan (Barara dan Jauhar,
2011). Pada tinjauan kasus ditemukan Bentuk payudara simetris, tidak ada lesi,
tidak terdapat benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak mengeluarkan cairan pada
putting susu.
Pada payudara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan.
Pada tinjauan kasus tidak ada benjolan pada payudara. Pada klien tidak
mempunyai Riwayat kanker atau tumor. Benjolan pada payudara adalah jaringan
lain yang tumbuh didalam payudara. Untuk mendeteksi terjadinya kajadian yang
Pada tinjauan pustaka didapat Inspeksi tidak ada batuk, tidak ada sesak,
tidak ada sputum, tidak ada mengi (Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus
ditemukan Bentuk dada simetris , irama nafas teratur, tidak ada retaksi otot bantu
nafas, vocal premitus kanan kiri sama, tidak batuk, tidak ada sputum.
Pada sistem pernafasan tinjauan Pustaka dan tinjauan kasus tidak ada
kesenjangan. Pada tinjauan kasus tidak ada retraksi otot bantu nafas karena klien
Pada tinjauan pustaka didapat kenaikan tekanan darah tidak ada nyeri
tekan, atau nyeri dada, tidak ada sesak, tidak ada edema (Barara dan Jauhar,
2011). Pada tinjauan kasus ditemukan tidak ada nyeri tekan dada, tidak ada
edema.
Pada sistem kardiovaskuler tinjauan Pustaka dan tinjauan kasus tidak ada
kesenjangan. Pada tinjauan kasus tidak ada edema hal ini dikarenakan klien tidak
4.1.13 Gastrointestinal
Pada tinjauan Pustaka didapat Inspeksi anoreksia, tidak toleran terhadap
makan, hilangnya nafsu makan, mual, muntah, perubahan berat badan, perubahan
kelembapan kulit (Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus ditemukan
perubahan nafsu makan, tidak ada nyeri ulu hati, tidak terdapat diare atau
Pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus terdapat kesenjangan yaitu pada
tinjauan pustakan terdapat mual dan muntah terjadi karena peningkatan tekanan
Pada tinjauan Pustaka didapat Inspeksi tidak ada edema pada pasien,
inkotinensia urine (Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus ditemukan
Tidak ada edema pada pasien, tidak ada nyeri saat berkemih, tidak terdapat
hematuria, tidak ada infeksi saluran kemih terdapat nocturia pada klien sering
kesenjangan. Pada tinjauan kasus nocturia, paling umum terjadi pada lansia.
minuman berkafein secara berlebihan menyebabkan bangun tidur dan buang air
Pada tinjauan Pustaka didapat Inspeksi: tidak ada lesi, riwayat mentruasi,
riwayat menopause, tidak ada penyakit kelamin. Palpasi tidak ada nyeri tekan
pelvic (Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus ditemukan Tidak ada lesi,
tidak ada perdarahan, tidak ada nyeri pelvic, tidak ada penyakit kelamin, tidak ada
Pada genito reproduksi wanita tinjauan pustakan dan tinjauan kasus tidak
lansia biasanya terjadi saat wanita memasuki usia 45 hingga 55 tahun. Seseorang
4.1.16 Muskuloskeletal
Pada tinjauan Pustaka didapat Nyeri sendi karena faktor usia dan aktivitas
berlebihan, kekakuan pada leher, tidak ada pembengkakan sendi, tidak ada nyeri
panggul, tidak pernah olah raga (Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus
ditemukan nyeri sendi, kekakuan leher bagian belakang, tidak ada pembengkakan
leher.
Pada tinjauan Pustaka didapat sakit kepala akibat dari tekanan darah
tinggi, tidak terjadi kejang, tidak tremor, tidak ada cedera, tidak ada masalah
memori (Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus ditemukan terdapat sakit
kepala, tidak terjadi kejang, tidak tremor, tidak ada cedera, tidak ada masalah
memori.
Pada sistem saraf pusat tinjauan Pustaka dan tinjauan kasus tidak ada
kesenjangan. Pada tinjauan kasus ditemukan tidak ada masalah memori, biasanya
pada lansia terjadi gangguan memori yang berkaitan dengan gangguan pada otak
polyuria, pigmentasi kulit, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid (Barara dan
Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus ditemukan perubahan warna rambut, tekstur
Pada system endokrin tinjauan Pustaka dan tinjauan kasus tidak ada
kesenjangan. Pada tinjauan kasus ditemukan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
dengan tinjauan kasus. Pada tinjauan kasus tidak muncul diagnose keletihan
penyakitnya, klien mengetahui tanda dan gejala tetapi klien terhalang oleh biaya
biasanya terjadi kesenjangan yang cukup berarti karena perencanaan pada tinjauan
kesenjangan antara tinjauan Pustaka dengan tinjauan kasus yaitu pada tinjauan
kasus di dapat klien tampak rileks, seperti wajah tampak menyeringai dikarenakan
aktivitas.
tinjauan Pustaka dan tinjauan kasus, yaitu pada tinjauan kasus perawat
menambahkan klien dapat mengubah pola hidupnya agar tekanan darah tinggi
dapat menurun.
4. 4 Implementasi Keperawatan
dibuat semua dilakukan dengan mandiri tanpa ada kolaborasi dari perawat
maupun dokter atau petugas Kesehatan lainnya karena semua kegiatan mandiri
di rumah klien.
4.5 Evaluasi
merupakan kasus semu sedangkan pada tinjauan kasus evaluasi dapat dilakukan
nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis disimpulkan bahwa masalah
keperawatan klien teratasi karena sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
masalah keperawatan pada klien teratasi akrena sudah sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan perawat yaitu ketidakpatuhan klien mau mengubah pola hidupnya dan
Pada akhir evaluasi semua tujuan dan kriteria hasil dapat dicapaikarena
adanya kerja sama yang baik antara perawatan klien. Hasil evaluasi pada Ny.
keperawatan pada klien dengan diagnosa medis Hipertensi. Dari hasil yang telah
data tidak ada nyeri tekan, tidak ada sesak nafas, , tidak ada edema,
kepala, akibat dari tekanan darah tinggi, tidak ada kejang, tidak ada
sendi karena faktor usia dan aktivitas berlebihan, kekakuan pada leher,
3. Pada kedua diagnosa prioritas yang muncul pada klien dilakukan melalui
5. dari kedua diagnose prioritas yang terjadi pada Ny. S didapatkan dua
5.2 Saran
Disusun Oleh :
Mina Uliarta Aritonang, S.Kep
NPM : 21.14.059
TAHUN 2022
B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga dapat memahami dan
mengerti tentang Hipertensi.
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan keluarga dapat menjelaskan kembali tentang :
a. PengertianHiperteni
b. Penyebab Hipertensi
c. Tanda dan gejala Hipertensi
d. Pencegahan Hipertensi
e. Diet hipertensi
f. Komplikasi
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Alat
1. Leaflet
F. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan Kegiatan Kegiatan Sasaran Metode Cerama
Penyuluhan h
Pembukaan Pembukaan : a) Menjawab Ceramah 5 menit
1. Memberi salam salam
2. Memerkenalka b) Mendengarkan
n diri dan
3. Menjelaskan memperhatikan
tujuan c) Memperhatikan
penyuluhan
Penyajian Penyampaian materi : Memperhatikan dan Ceramah 25 menit
Materi 1. Pengertian mengajukan pertanyaan
Hipertensi
2. Penyebab
Hipertensi
3. Tanda dan
gejala
Hipertensi
4. Cara
Pencegahan
Hipertensi
5. Diet Hipertensi
6. Komplikasi
Evaluasi 1. Memberikan Menjawab Tanya 10 menit
kesempatan untuk pertanyaan jawab
bertanya
2. Meminta keluarga
menjelaskan tentang
materi hipertensi
Terminasi 1. Mengucapkan 1 Memperhatikan Ceramah 5 menit
terima kasih atas 2.Menjawab salam
perhatian yang
diberikan
2. Mengucapkan salam
G. Materi
(Terlampir)
H. Evaluasi
Memberikan kesempatan pada peserta penyuluhan untuk bertanya dan memberikan pertanyaan
kepada peserta penyuluhan.
Pertanyaan :
1. Apa pengertian Hipertensi ?
2. Apa penyebab Hipertensi ?
3. Bagaimana tanda dan gejala Hipertensi ?
4. Bagaimana cara pencegahan Hipertensi ?
5. Bagaimana diet Hipertensi ?
6. Komplikasi Hipertensi ?
Mina Uliarta Aritonang, S.Kep
21.14.059
LAMPIRAN MATERI HIPERTENSI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik diatas 90 mmHg (Aspiani, 2014). Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat
mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah (Muttaqin,
2012).Pengukuran tekanan darah masing-masing dapat memberi
hasil yang bervariasi secara significakan, sehingga membutuhkan
konfirmasi, namun hipertensi berat diketahui berdasarkan
pengkuran berulang yang dilakukan paling sedikit pada dua dan
waktu yang berbeda (Aaronson & Ward, 2008).
Menurut WHO tekanan darah normal jika <130 mmhg dan
diastol < 85 mmhg. Sedangkan tekanan darah dikatakan optimal
jika sistol <120 mmhg, diastol < 80 mmhg.
B. Penyebab
1. Faktor Usia
Tidak bisa dipungkiri faktor usia merupakan salah satu
penyebab seseorang terkena penyakit darah tinggi, semakin
bertambahnya usia seseorang akan mengurangi elastisitas
pembuluh darah sehingga tekanan darah didalam tubuh orang yang
sudah lanjut usia akan mengalami kenaikan dan bisa melebihi
batas normalnya. Tekanan darah tinggi sangat sering terjadi pada
orang berusia lebih dari 60 tahun karena tekanan darah secara
alami cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Menurut
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan,
kejadian hipertensi paling tinggi pada usia 30-40 tahun.
2. Faktor Keturunan
Orang tua yang mempunyai penyakit darah tinggi atau
hipertensi ada kemungkinan bisa menurunkan kepada anaknya,
jadi jika orang tua anda
3. Faktor Jenis Kelamin
Para peneliti berpendapat bahwa pria yang berusia 45 tahun
lebih berisiko terkena penyakit darah tinggi dibandingkan wanita,
hal tersebut dikarenakan laki- laki mempunyai kebiasaan hidup
yang buruk, yang mana kebiasaan tersebut terus saja berulang kali
mereka lakukan tanpa menyadari akan efek yang akan dapat
terjadi, kebiasaan tersebut seperti halnya merokok, mengkonsumsi
alkohol, mengkonsumsi makanan yang tak sehat, bekerja
berlebihan, kurang istirahat serta jarang olahraga. Kebisaaan
sedemikian tersebut merupakan faktor pemicu atau resiko yang
tinggi dalam terkena hipertensi menjadi lebih cepat, sedangkan
wanita yang berusia diatas 65 tahun lebih berisiko terkena penyakit
darah tinggi.
4. Faktor Olahraga
Orang yang tidak pernah melakukan berbagai olahraga
akan lebih berisiko terkena penyakit darah tinggi, gaya hidup yang
tidak sehat karena tidak pernah melakukan olahraga akan
menyebabkan jantung menjadi tidak sehat jika jantung tidak sehat
secara otomatis jantung tidak bisa memompa darah dan akan
mengakibatkan aliran darah didalam tubuh menjadi tidak lancar.
5. Pola Makan
Pola makan yang buruk merupakan salah satu penyebab
orang terkena penyakit darah tinggi, jika seseorang sering sekali
mengkomsumsi makanan- makanan yang mempunyai kadar lemak
tinggi dia akan berisiko terkena penyakit hipertensi. Penelitian
menunjukkan adanya kaitan antara asupan natrium yang
berlebihan dengan tekanan darah tinggi pada beberapa individu.
Asupan natrium yang meningkat menyebabkan tubuh meretensi
cairan, yang meningkatkan volume darah. Di samping itu, diet
tinggi garam dapat mengecilkan diameter dari arteri. Jantung harus
memompa lebih keras untuk mendorong volume darah yang
meningkat melalui ruang sempit. Akibatnya adalah hipertensi.
6. Minum Alkohol
Minuman beralkohol sangat tidak baik untuk kesehatan
tubuh, jika anda yang sering mengkomsumsi minuman beralkohol
sebaiknya anda mulai mengurangi kebiasaan buruk anda bahkan
anda harus menghentikannya.
7. Stres
Pada keadaan stres, tubuh meningkatkan produksi hormon
stres yakni kortisol dan adrenalin. Kedua ini meningkatkan kerja
jantung, yang jika terus menerus terpapar akan membuat gangguan
pada jantung. Jika dilihat dari sistem saraf, stres dapat
menyebabkan hipertensi dengan menstimulasi sistem saraf dalam
meningkatkan hormon yang menyempitkan pembuluh darah,
misalnya seperti adrenalin yang telah disebutkan di atas.
8. Merokok
Rokok menyebabkan peningkatan denyut jantung, tekanan
darah, dan juga menyebabkan pengapuran sehingga volume
plasma darah berkurang karena tercemar nikotin, akibatnya
viskositas darah meningkat sehingga timbul hipertensi. Merokok
dapat meningkatkan tekanan darah secara temporer yaitu tekanan
darah sistolik yang naik sekitar 10 mmHg dan tekanan darah
diastolik naik sekitar 8 mmHg. Merokok juga dapat menghapuskan
efektivitas beberapa obat antihipertensi. Misalnya, pengobatan
hipertensi yang menggunakan terapi betablocker dapat
menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke hanya bila
pemakainya tidak merokok karena merokok merupakan faktor
risiko utama untuk munculnya penyakit kardiovaskular.
C. Tanda dan Gejala
a. Pusing kepala
Sakit kepala atau mengalami pusing kepala (nyeri di
belakang kepala dan tengkuk) karena ini yang merupakan dari
gejala hipertensi yang lebih umum terjadi pada penderita
hipertensi atau tekanan darah tinggi, terlebih lagi jika para
penderitanya memiliki tekanan lebih tinggi.
b. Mimisan
Mimisan yang muncul bersamaan dengan sakit kepala yang
parah, merupakan dari salah satu adanya gejala hipertensi, oleh
sebab itu jangan selalu anda biarkan jika mimisan menimpa anda.
c. Kesemutan
Semakin meningkatnya pada taraf hipertensi pada
penderitanya, maka akan mengakibatkan mati rasa atau
kesemutan. Hal ini dikarenakan gangguan pembuluh darah,
sehingga aliran darah pada daerah yang berada ditepi seperti
kaki dan tangan tidak lancar atau terganggu, hal ini akan memicu
saraf terganggu apabila kebutuhan oksigen dan nutrisi tidak
didapat akibat aliran darah yang terganggu. Akhirnya timbulah
gejala kesemutan.
d. Mual
Mual dan muntah yang menjadi gejala hipertensi dan
penyakit lainnya, namun yang perlu anda pahami lagi bahwa mual
dan muntah yang terjadi pun bisa saja disebabkan karena tekanan
darah tinggi
D. Pencegahan
a. Sebelum hipertensi
1) Mengurangi/menghindari setiap perilaku yang memperbesar
risiko, yaitu menurunkan berat badan bagi yang kelebihan
berat badan dan kegemukan, menghindari meminum
minuman beralkohol, mengurangi/menghindari makanan
yang mengandung makanan yang berlemak dan berkolesterol
tinggi.
2) Peningkatan ketahanan fisik dan perbaikan status gizi, yaitu
melakukan olahraga secara teratur dan terkontrol seperti
senam aerobik, jalan kaki, berlari, naik sepeda, berenang, diet
rendah lemak dan memperbanyak mengonsumsi
buahbuahan dan sayuran, mengendalikan stress dan emosi.
b. Setelah hipertensi
1) Kontrol teratur
2) Minum obat teratur
3) Diit : rendah garam dan rendah lemak
4) Pola hidup sehat yaitu dengan :
Disusun Oleh :
Mina Uliarta Aritonang, S.Kep
NPM : 21.14.059
TAHUN 2022
J. Tujuan Umum
K. Tujuan Khusus
O. Materi
(Terlampir)
P. Evaluasi
Memberikan kesempatan pada peserta penyuluhan untuk bertanya dan memberikan pertanyaan
kepada peserta penyuluhan.
Pertanyaan :
1. Apa pengertian Hipertensi ?
2. Apa penyebab Hipertensi ?
3. Bagaimana tanda dan gejala Hipertensi ?
4. Bagaimana cara pencegahan Hipertensi ?
5. Bagaimana diet Hipertensi ?
6. Komplikasi Hipertensi ?
Mina Uliarta Aritonang, S.Kep
21.14.059
LAMPIRAN MATERI HIPERTENSI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik diatas 90 mmHg (Aspiani, 2014). Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat
mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah (Muttaqin,
2012).Pengukuran tekanan darah masing-masing dapat memberi
hasil yang bervariasi secara significakan, sehingga membutuhkan
konfirmasi, namun hipertensi berat diketahui berdasarkan
pengkuran berulang yang dilakukan paling sedikit pada dua dan
waktu yang berbeda (Aaronson & Ward, 2008).
Menurut WHO tekanan darah normal jika <130 mmhg dan
diastol < 85 mmhg. Sedangkan tekanan darah dikatakan optimal
jika sistol <120 mmhg, diastol < 80 mmhg.
B. Penyebab
1. Faktor Usia
Tidak bisa dipungkiri faktor usia merupakan salah satu
penyebab seseorang terkena penyakit darah tinggi, semakin
bertambahnya usia seseorang akan mengurangi elastisitas
pembuluh darah sehingga tekanan darah didalam tubuh orang yang
sudah lanjut usia akan mengalami kenaikan dan bisa melebihi
batas normalnya. Tekanan darah tinggi sangat sering terjadi pada
orang berusia lebih dari 60 tahun karena tekanan darah secara
alami cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Menurut
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan,
kejadian hipertensi paling tinggi pada usia 30-40 tahun.
2. Faktor Keturunan
Orang tua yang mempunyai penyakit darah tinggi atau
hipertensi ada kemungkinan bisa menurunkan kepada anaknya,
jadi jika orang tua anda
3. Faktor Jenis Kelamin
Para peneliti berpendapat bahwa pria yang berusia 45 tahun
lebih berisiko terkena penyakit darah tinggi dibandingkan wanita,
hal tersebut dikarenakan laki- laki mempunyai kebiasaan hidup
yang buruk, yang mana kebiasaan tersebut terus saja berulang kali
mereka lakukan tanpa menyadari akan efek yang akan dapat
terjadi, kebiasaan tersebut seperti halnya merokok, mengkonsumsi
alkohol, mengkonsumsi makanan yang tak sehat, bekerja
berlebihan, kurang istirahat serta jarang olahraga. Kebisaaan
sedemikian tersebut merupakan faktor pemicu atau resiko yang
tinggi dalam terkena hipertensi menjadi lebih cepat, sedangkan
wanita yang berusia diatas 65 tahun lebih berisiko terkena penyakit
darah tinggi.
4. Faktor Olahraga
Orang yang tidak pernah melakukan berbagai olahraga
akan lebih berisiko terkena penyakit darah tinggi, gaya hidup yang
tidak sehat karena tidak pernah melakukan olahraga akan
menyebabkan jantung menjadi tidak sehat jika jantung tidak sehat
secara otomatis jantung tidak bisa memompa darah dan akan
mengakibatkan aliran darah didalam tubuh menjadi tidak lancar.
5. Pola Makan
Pola makan yang buruk merupakan salah satu penyebab
orang terkena penyakit darah tinggi, jika seseorang sering sekali
mengkomsumsi makanan- makanan yang mempunyai kadar lemak
tinggi dia akan berisiko terkena penyakit hipertensi. Penelitian
menunjukkan adanya kaitan antara asupan natrium yang
berlebihan dengan tekanan darah tinggi pada beberapa individu.
Asupan natrium yang meningkat menyebabkan tubuh meretensi
cairan, yang meningkatkan volume darah. Di samping itu, diet
tinggi garam dapat mengecilkan diameter dari arteri. Jantung harus
memompa lebih keras untuk mendorong volume darah yang
meningkat melalui ruang sempit. Akibatnya adalah hipertensi.
6. Minum Alkohol
Minuman beralkohol sangat tidak baik untuk kesehatan
tubuh, jika anda yang sering mengkomsumsi minuman beralkohol
sebaiknya anda mulai mengurangi kebiasaan buruk anda bahkan
anda harus menghentikannya.
7. Stres
Pada keadaan stres, tubuh meningkatkan produksi hormon
stres yakni kortisol dan adrenalin. Kedua ini meningkatkan kerja
jantung, yang jika terus menerus terpapar akan membuat gangguan
pada jantung. Jika dilihat dari sistem saraf, stres dapat
menyebabkan hipertensi dengan menstimulasi sistem saraf dalam
meningkatkan hormon yang menyempitkan pembuluh darah,
misalnya seperti adrenalin yang telah disebutkan di atas.
8. Merokok
Rokok menyebabkan peningkatan denyut jantung, tekanan
darah, dan juga menyebabkan pengapuran sehingga volume
plasma darah berkurang karena tercemar nikotin, akibatnya
viskositas darah meningkat sehingga timbul hipertensi. Merokok
dapat meningkatkan tekanan darah secara temporer yaitu tekanan
darah sistolik yang naik sekitar 10 mmHg dan tekanan darah
diastolik naik sekitar 8 mmHg. Merokok juga dapat menghapuskan
efektivitas beberapa obat antihipertensi. Misalnya, pengobatan
hipertensi yang menggunakan terapi betablocker dapat
menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke hanya bila
pemakainya tidak merokok karena merokok merupakan faktor
risiko utama untuk munculnya penyakit kardiovaskular.
C. Tanda dan Gejala
a. Pusing kepala
Sakit kepala atau mengalami pusing kepala (nyeri di
belakang kepala dan tengkuk) karena ini yang merupakan dari
gejala hipertensi yang lebih umum terjadi pada penderita
hipertensi atau tekanan darah tinggi, terlebih lagi jika para
penderitanya memiliki tekanan lebih tinggi.
b. Mimisan
Mimisan yang muncul bersamaan dengan sakit kepala yang
parah, merupakan dari salah satu adanya gejala hipertensi, oleh
sebab itu jangan selalu anda biarkan jika mimisan menimpa anda.
c. Kesemutan
Semakin meningkatnya pada taraf hipertensi pada
penderitanya, maka akan mengakibatkan mati rasa atau
kesemutan. Hal ini dikarenakan gangguan pembuluh darah,
sehingga aliran darah pada daerah yang berada ditepi seperti
kaki dan tangan tidak lancar atau terganggu, hal ini akan memicu
saraf terganggu apabila kebutuhan oksigen dan nutrisi tidak
didapat akibat aliran darah yang terganggu. Akhirnya timbulah
gejala kesemutan.
d. Mual
Mual dan muntah yang menjadi gejala hipertensi dan
penyakit lainnya, namun yang perlu anda pahami lagi bahwa mual
dan muntah yang terjadi pun bisa saja disebabkan karena tekanan
darah tinggi
D. Pencegahan
a. Sebelum hipertensi
1. Mengurangi/menghindari setiap perilaku yang memperbesar
risiko, yaitu menurunkan berat badan bagi yang kelebihan
berat badan dan kegemukan, menghindari meminum
minuman beralkohol, mengurangi/menghindari makanan
yang mengandung makanan yang berlemak dan berkolesterol
tinggi.
2. Peningkatan ketahanan fisik dan perbaikan status gizi, yaitu
melakukan olahraga secara teratur dan terkontrol seperti
senam aerobik, jalan kaki, berlari, naik sepeda, berenang, diet
rendah lemak dan memperbanyak mengonsumsi buahbuahan
dan sayuran, mengendalikan stress dan emosi.
b. Setelah hipertensi
1) Kontrol teratur
2) Minum obat teratur
3) Diet : rendah garam dan rendah lemak
4) Pola hidup sehat yaitu dengan :
Berolah raga dan melakukan aktifitas fisik secara teratur,
misalnya jalan cepat atau senam aerobik yang rutin dilakukan
setiap hari selama minimal 30 menit per hari.
Mengurangi asupan alkohol tidak lebih dari 3 unit per hari
pada laki-laki dan tidak lebih dari 2 unit per hari pada
perempuan.
Memperbanyak konsumsi buah - buahan dan sayur-sayuran
yang kaya serat sedikitnya lima porsi per hari.
Diet Hipertensi
B. Komplikasi
Komplikasi hipertensi antara lain :
d. Penyakit jantung (Gagal jantung)
e. Penyakit ginjal (Gagal ginjal)
f. Penyakit otak (Stroke)
DAFTAR PUSTAKA