Anda di halaman 1dari 81

PENGARUH PEMBERIAN AGAR AGAR TOMAT TERHADAP

PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA


HIPERTENSI DI PUSKESMAS PAKAN RABAA
KABUPATEN 50 KOTA
TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan ke Program Studi D IV Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang


Sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma IV Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Oleh :
DEWI SARTIKA
NIM:132210768

JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN PADANG


KEMENTRIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2017
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
JURUSAN GIZI
Skripsi, Juni 2017

DEWI SARTIKA
Pengaruh Pemberian Agar-Agar Tomat Terhadap Perubahan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50
Kota Tahun 2017
vii + 56 Halaman + 10 Tabel + 6 Grafik + 15 Lampiran

ABSTRAK
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi (>140/90 mmHg) yang bersifat
abnormal dan berlangsung selama beberapa waktu yang dapat diketahui melalui
beberapa kali pengukuran tekanan darah. Profil Kesehatan Kabupaten 50 Kota
2014 hipertensi merupakan prevalensi nomor dua tertinggi diantara prevalensi
penyakit tidak menular dan penyebab kasus kematian terbanyak. Salah satu
alternatif untuk menangani kasus hipertensi diberikan agar-agar tomat yang
mengandung kalium, likopen dan serat yang dapat menurunkan tekanan darah.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian agar-agar tomat
terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan pra-pasca
perlakuan di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota bulan September 2016
sampai Juni 2017. Jumlah sampel 20 orang, dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan
yaitu, 1. kelompok kasus diberikan agar-agar tomat 2 kali sehari (pagi dan sore)
sebanyak 125 gram, dan 2. kelompok kontrol sebagai pembanding. Sampel
diambil secara purposive random sampling. Pengumpulan data primer (agar-agar
tomat) diperoleh dari hasil perlakuan peneliti dan data sekunder (tekanan darah)
diperoleh dari hasil medical record. Analisis data univariat dengan menggunakan
ukuran nilai tengah seperti mean, median, nilai minimal, nilai maximal dan
standar deviasi. Analisa bivariat menggunakan uji T-test dengan confidence
interval
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah awal kasus
adalah 186.10/99.20 mmHg dan akhir kasus adalah 148/88.40 mmHg, sedangkan
rata-rata tekanan darah awal kontrol adalah 178.50/101.80 dan akhir kontrol
adalah 170.50/97.00 mmHg. Rata-rata penurunan tekanan darah kasus sebanyak
38.10/10.80 mmHg dan kontrol sebanyak 3.8/6.5 mmHg. Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna perlakuan intervensi
agar-agar tomat terhadap perubahan tekanan darah sistolik (p<0.05), dan pada
tekanan darah diastolik (p<0.05).
Agar-agar tomat dapat dijadikan sebagai pengobatan non-farmakologis
untuk membantu penurunan tekanan darah. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat
memodifikasi agar-agar tomat supaya dapat disukai oleh pasien yang tidak
menyukainya.
Kata Kunci : Agar-Agar Tomat, Hipertensi, Tekanan Darah.
Daftar Bacaan -
HEALTH POLYTECHNIC KEMENKES PADANG,
NUTRITIONDEPARTMENT
Thesis, June 2017

DEWI SARTIKA

The Effect of Given Tomato Jelly on Changes the Blood Pressure of


Hypertension Patients at Pakan Rabaa Community Health Center of 50 Kota
Regency on 2017

vii + 56 pages + 10 tables + 6 graphs + 15 attachments

ABSTRACT

Hypertension is high blood pressure (>140/90 mmHg) that is abnormal


and sometimes happens that can be known through several times the
measurement of blood pressure. District Health Profile 50 Kota 2014 hypertension
is the second highest prevalence among the prevalence of non-infection diseases
and causes the most of deaths. One of the alternative to solving the cases of
hypertension is given tomatoes jelly containing potassium, lycopene and fiber that
can decrease the blood pressure. The purpose of this study to determine the effect
of tomatoes jelly on the decrease the blood pressure of hypertension patients.
The study was experimental with pre-post treatment design at Pakan
Rabaa Community Health Center of 50 Kota Regency in September 2016 until
June 2017. The sample were 20 peoples, divided into 2 treatment groups, 1. case
group was given tomatoes jelly 2 times a day (morning and afternoon) as much as
125 grams, and 2. control group as a comparison. The sample was taken by
purposive random sampling. The primary data collection (tomatoes jelly) was
obtained from the treatment by the researcher and the secondary data (blood
pressure) was obtained from the medical records. Analysis of univariate data by
using the middle-value measure such as mean, median, minimum value, maximal
value and standard deviation. Bivariate analysis using T-test with 95% confidence
interval.
The results showed the average of initial blood pressure of the case was
186.10/99.20 mmHg and the end of the case was 148/88.40 mmHg, while the
average of initial control blood pressure was 178.50/101.80 and the end of the
control was 170.50/97.00 mmHg. The average decrease of blood pressure cases
was 38.10/10.80 mmHg and controls was 3.8 / 6.5 mmHg. The statistical results
showed that there was a significant difference in the treatment of tomatoes jelly
intervention on changes the systolic blood pressure (p<0.05), and diastolic blood
pressure (p<0.05).
Tomatoes jelly can be used as a non-pharmacological treatment to help
decrease blood pressure. For another research can modify the tomatoes jelly to be
liked by patients who do not like it.
Keywords : Tomatoes Jelly, Hypertension, Blood Pressure.
Literature -
RIWAYAT HIDUP

Nama : Dewi Sartika

Tempat/Tgl Lahir : Balai Panjang, 30 Mei 1995

Jenis Kelamin :Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Kawin

Nama Ayah : Muntrianis

Nama Ibu : Wisnar

Anak ke : 4 dari 4 bersaudara

Telepon (Hp)

e-mail : dewisartika4d@gmail.com

Alamat : Koto Malintang Jorong Balai Panjang


Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota.

RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. SD Negeri 01 Batu Payung Tamat Tahun 2007


2. SMP Negeri 01 Kecamatan Lareh Sago Halaban Tamat Tahun 2010
3. SMA Negeri 01 Kecamata Lareh Sago Halaban Tamat Tahun 2013
4. D IV Gizi Poltekkes Kemenkes Padang Tamat Tahun 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pemberian Agar Tomat Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota Tahun
2017”.

Penulisan skripsi ini sebagai syarat untuk menyelesaikan Pendidikan D-IV


Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang. Dalam penyusunan skripsi ini,
penulis banyak mendapatkan bimbingan, masukan, pengarahan dan bantuan dari
semua pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu


Defriani Dwiyanti, S.SiT, M.Kes. selaku pembimbing utama dan Ibu Irma Eva
Yani, SKM, M.Si selaku pembimbing pendamping yang telah bersedia
mengorbankan waktu, pikiran dan tenaga serta member semangat untuk
memberikan bimbingan dan masukan dalam pembuatan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Hasneli, DCN,
M.Biomed selaku Ketua Dewan Pengujidan Ibu Sri Darningsih, S.Pd, M.Si selaku
Anggota Dewan Penguji yang telah memberikan masukan dan kritikan untuk
penyempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada yang
terhormat :

1. Bapak Sunardi, SKM, M.Kes selaku Direktur Politkenik Kesehatan


Kemenkes Padang.
2. Ibu Hj. Hasneli, DCN, M.Biomed selaku Ketua Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.
3. Ibu Arlen Defitri N, S.ST, M. Biomed selaku SekretarisJurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang dan selaku Pembimbing
Akademik.
4. Bapak Zulamri, DCN, M.Kes selaku Ketua Prodi DIV Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.

i
5. Bapak dan Ibu dosen beserta Civitas Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Padang yang telah memberikan ilmu, dukungan,
masukan dan semangatdalam pembuatan Skripsi ini.
6. Orangtua, kakak lai-laki Devi, Davit, Dayat dan keluarga tercinta yang
selalu memberikan semangat, doa dan dukungan dalam penyelesaian
Skripsi ini.
7. Sahabat tercinta Fahyu Widia, Risa Maldanurman Putri, Tri Putri dan
seseorang yang spesial Adhitya Ramandha yang selalu membantu dan
menemani penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
8. Teman-teman “DIV Gizi ” seperjuangan yang telah membantu
dan menemani penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
9. Serta semua pihak yang telah membantu dalam perkuliahan dan proses
penyelesaian Skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu.

Peneliti menyadari bahwa Skripsi jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis sangat menerima kritik dan saran yang membangun demikesempurnaan
Skripsi ini.

Padang, 4 Juni 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………….………………………………..…..... i


DAFTAR ISI ………………….……………………………………….......... iii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… v
DAFTAR GRAFIK..………………………………………………………... vi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………
1. Tujuan Umum…………………………………………………
2. Tujuan Khusus…………………………………………………
D. Manfaat Penelitian……………… …………………………………
E. Ruang Lingkup Penelitian……………………………………………

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Landasan Teori………………………………………………………
1. Hipertensi………… …………………………………………
a. Definisi Hipertensi…………………………………………
b. Etiologi Hipertensi…… …………………………… …
c. Jenis Hipertensi……………………………………………
d. Faktor Resiko yang Mempengaruhi Hipertensi …………
e. Gejala Hipertensi…………………………………………
f. Akibat Hipertensi…………………………………………
g. Penanggulangan Hipertensi ………………………………
2. Tomat… ………… …………………………………………
a. Morfologi Tomat………… ………………………………
b. Kandungan Tomat yang Menurunkan Tekanan Darah……
c. Kandungan Gizi Tomat………………………………………
B. Kerangka Berfikir… ………………………………………………

iii
C. Kerangka Konsep… ………………………………………………
D. Hipotesis………… …………………………………………………
E. Definisi Operasional …………………………………………………

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ……………………………………… ………… …
B. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………… ………
C. Populasi dan Sampel………………………………… ……………
D. Rancangan Penelitian………………………………………… ……
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data……………………………… …
F. Teknik Pengumpulan Data……………………………………… …
G. Teknik Analisis Data……………………………………… ………

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………………………… …
B. Hasil Penelitian…………… ……………………………… ………
1. Gambaran Umum Responden……………………………………
2. Hasil Analisis Univariat…………………………………………
3. Hasil Analisis Bivariat……… …………………………………
C. Pembahasan……… ………………………………… ……………
1. Gambaran Umum Responden……………………………………
2. Konsumsi Agar-Agar Tomat……………………………… …
3. Perbedaan antara Tekanan Darah Awal dan Akhir pada
Responden Kasus dan Responden Kontrol………………………

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………… ………………………………… …… …
B. Saran……… …………… ……………………………… ………

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penggolongan Hipertensi ………………………………

Tabel 2. Penggolongan Hipertensi ………………………………

Tabel 3. Zat Gizi dalam 100 gram Tomat..………………………

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur,


Pendidikan, Pekerjaan, dan Agama di Puskesmas Pakan Rabaa
Kabupaten Kota Tahun ………………………………

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Status Merokok dan


Konsumsi Obat Hipertensi di Puskesmas Pakan Rabaa
Kabupaten Kota Tahun ………………………………

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Penggolongan Hipertensi di


Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota Tahun
……………………………………………………………

Tabel 7. Tekanan Darah Awal dan Akhir Responden Kasus di


Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten Kota…………………

Tabel 8. Tekanan Darah Awal dan Akhir Responden Kontroldi


Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten Kota…………………

Tabel 9. Perbedadaan antara Rata-Rata Tekanan Darah Responden


Kasus dan Tekanan Darah Responden Kontrol Awal dan
Akhir…………………………………………………

Tabel 10. Perbedadaan Rata-Rata Perubahan Tekanan Darah Awal dan


Akhir antara Responden Kasus dan Tekanan Darah Responden
Kontrol…………………………………

v
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Rata-rata daya terima agar-agar tomat selama 7 hari saat pagi
hari pada responden kasus di Puskesmas Pakan Rabaa
Kabupaten 50 Kotatahun 20 ………………………………

Grafik 2. Rata-rata daya terima agar-agar tomat selama 7 hari saat sore
hari pada responden kasus di Puskesmas Pakan Rabaa
Kabupaten Kotatahun ………………………………

Grafik 3. Perubahan Tekanan Darah Sistolik Selama Penelitian Pada


Responden Kasus di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50
Kota……………………………………

Grafik 4. Perubahan Tekanan Darah Diastolik Selama Penelitian Pada


Responden Kasus di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50
Kota……………………………………………………………

Grafik 5. Perubahan Tekanan Darah Sistolik Selama Penelitian Pada


Responden Kontrol di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50
Kota……………………………………………………………

Grafik 6. Perubahan Tekanan Darah Diastolik Selama Penelitian Pada


Responden Kontrol di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50
Kota……………………………………………………………

vi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan Responden (Informed Consent)

2. Kuesioner Penelitian

3. Diagnosa Medis Pasien Sebelum Intervensi

4. Form Pengukuran Tekanan Darah

5. Form Konsumsi Agar Tomat

6. Surat Izin Penelitian Kepada Kesbangpol Kabupaten 50 Kota

7. Balasan Surat Izin Melaksanakan Penelitian dari Kesbangpol Kabupaten 50


Kota

8. Surat Izin Penelitian Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten 50 Kota

9. Balasan Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten 50 Kota

10. Surat Izin Permintaan Data Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten 50 Kota dan
Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota

11. Ethical Clearance

12. Dokumentasi Penelitian

13. Kartu Konsultasi Skripsi

14. Master Tabel

15. Output Penelitian

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini dihadapkan pada

dua masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah

kesehatan masyarakat yang belum banyak tertangani, dilain pihak telah terjadi

peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi atau

tekanan darah tinggi yang banyak disebabkan oleh gaya hidup karena

urbanisasi, modernisasi, dan globalisasi.

Hipertensi sampai saat ini menjadi masalah kesehatan karena sekitar

90% tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi disebut juga dengan The Silent

Killer karena sering dijumpai tanpa gejala, yang apabila tidak diobati dan

ditangani akan menimbulkan komplikasi misalnya angina dan serangan

jantung, stroke, gagal jantung, kerusakan ginjal, dan masalah mata serta

tekanan darah tinggi yang persisten dapat pula menimbulkan masalah pada

sistem sirkulasi.

Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang banyak diderita

bukan hanya oleh usia lanjut saja, bahkan saat ini juga menyerang orang

dewasa muda. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal

dan berlangsung selama beberapa waktu yang dapat diketahui melalui

beberapa kali pengukuran tekanan darah,secara umum seseorang mengalami

hipertensi apabila tekanan darahnya 140 mmHg sistolik (tekanan darah ketika
jantung berdetak atau berkontraksi) atau 90 mmHgdiastolik (tekanan dalam

arteri saat jantung beristirahat atau releksasi).

Tingginya kejadian hipertensi dapat dilihat dari satu diantara tiga orang

dewasa menderita hipertensi, dengan jumlah sekitar satu miliar orang di

seluruh dunia. Angka kematian karena hipertensi diperkirakan sebesar 17 juta

orang setiap tahun. Kematian karena komplikasi hipertensi sebesar 9,4 juta

setiap tahun. Hipertensi menyebabkan kematian sebesar 45% karena gangguan

jantung dan 55% kematian karena stroke. Prevalensi hipertensi di dunia masih

tinggi secara global. Lebih dari seperempat jumlah populasi dunia saat ini

menderita hipertensi. Di dunia sekitar 972 juta (25.4%) orang dewasa

menderita hipertensi dengan perbandingan 26.6% pria dan 26.1%

wanita. Pada tahun 2011, WHO mencatat satu miliar orang di dunia menderita

hipertensi. Hipertensi penyebab kematian hampir 8 juta orang setiap tahun di

seluruh dunia dan hampir 1,5 juta orang setiap tahun di Asia Tenggara.

Sekitar sepertiga dari populasi orang dewasa di Asia Tenggara memiliki

tekanan darah tinggi.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, menunjukkan

bahwa sebagian besar kasus hipertensi di masyarakatIndonesia belum

terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada umur

≥ tahun sebesar dimana hanya penduduk yang sudah

mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0.7% yang minum obat

sendiri.Peningkatan prevalensi hipertensi berdasarkan wawancara (apakah

pernah didiagnosis tenaga kesehatan dan minum obat hipertensi) dari 7,6

persen tahun 2007 menjadi 9,5 persen tahun 2013. Prevalensi hipertensi di
Sumatera Barat sebesar 22.6%. Sedangkan prevalensi hipertensi di

Kabupaten 50 Kota sebesar 24.9%, hipertensi merupakan prevalensi nomor

dua tertinggi diantara prevalensi penyakit tidak menular.

Berdasarkan data dari profil kesehatan Kabupaten 50 Kota (2014)

hipertensi merupakan kasus penyakit tidak menular terbanyak dengan jumlah

1601 kasus hipertensi, hipertensi juga menjadi penyebab kasus kematian

terbanyak di Kabupaten 50 Kota yaitu sebanyak 139 kasus

kematian. Berdasarkan data dari Puskesmas Pakan Rabaa tahun 2016 jumlah

penderita hipertensi berdasarkan pasien baru bulan Januari sampai bulan

November2016 adalah sebanyak 266 jiwa, lebih banyak dari pada tahun

2015sebanyak 226 jiwa (15%).

Penatalaksanaan hipertensi ada dua cara, yang pertama dengan

farmakologis (pemakaian obat-obatan) dan penatalaksanaan non farmakologis

(diet) dengan makanan tinggi kalium, tinggi likopen dan tinggi serat, selain

pemberian obat-obatan anti hipertensi, perlu terapi dietetik dan merubah gaya

hidup.

Data WHO juga menunjukkan bahwa obat-obatan konvensional (obat-

obatan kimia) hanya mampu menyembuhkan penyakit sekitar 30%.

Penyembuhan utama (sekitar 70%) berasal dari makanan. Artinya

penyembuhan penyakit yang semata-mata mengandalkan obat-obatan belum

tentu menyembuhkan hipertensi secara sempurna.


Penatalaksaan non-farmakologis atau terapi diet dapat dilakukan

dengan makanan yang tinggi kalium dan tinggi lycopen. Salah satu makanan

yang tinggi kalium dan kaya akan lycopen adalah tomat.

Tomat merupakan sayuran atau buah yang kaya akan nilai gizi.

Kandungan vitamin dan mineralnya termasuk tinggi dibandingkan dengan

sayuran buah lainnya. Kandungan zat gizi mikro yang tinggi bermanfaat untuk

mengatasi hipertensi. Makanan sumber kalium mempunyai potensi yang

sangat baik untuk menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik.Tomat

kaya akan kalium (235 mg/100gr tomat), sedikit natrium, dan lemak.

Kerja kalium dalam menurunkan tekanan darah adalah dapat

menyebabkan vasodilatasi, sehingga terjadi penurunan retensi perifer dan

meningkatkan curah jantung; kalium berfungsi sebagai diuretika, sehingga

pengeluaran natrium dan cairan akan meningkat; kalium menghambat

pelepasan renin, sehingga mengubah aktivitas sistem renin angiotensin;

kalium dapat mengatur saraf perifer dan sentral yang mempengaruhi tekanan

darah. Kebutuhan kalium untuk satu hari adalah 4700 mg, dengan

mengkonsumsi 100 gram tomat dapat memenuhi 5% kebutuhan kalium per

hari. Selain itu tomat juga merupakan sumber likopen yang bermanfaat untuk

menurunkan tekanan darah.

Likopen adalah zat warna yang terdapat di dalam makanan berwarna

kuning tua hingga merah, hipertensi berasal dari tingginya kadar LDL dalam

darah sehingga membentuk plak pada dinding pembuluh darah. Plak tersebut

menyebabkan pembuluh darah kehilangan elastisitasnya dan mengurangi

volumenya. Karena pembuluh darah menyempit dan kaku, maka jantung harus
memompa darah lebih keras lagi. Fungsi likopen adalah mengurangi kadar

LDL dalam darah sehingga plak pada pembuluh darah dapat dicegah.

Likopen dapat lebih banyak jika dikonsumsi setelah dimasak,

pengolahan akan memecah dinding sel tomat sehingga likopen terurai dan

dapat diabsorbsi tubuh dengan baik. Berbeda dengan vitamin C yang akan

berkurang apabila dimasak, likopen akan semakin kaya pada bahan makanan

setelah dimasak atau disimpan pada waktu tertentu. Likopen tidak larut dalam

air dan terikat kuat dalam serat. Likopen dalam pasta tomat empat kali lebih

banyak dibandingkan tomat segar. Dapat diartikan tomat yang dimasak

memiliki likopen lebih tinggi dibandingkan tomat segar. Oleh karena itu tomat

di olah dalam bentuk agar-agar tomat, menggunakan bahan bubuk agar-agar,

tomat, gula dan vanilli.

Selain likopen serat juga dapat menurunkan kadar kolesterol yang

dapat menurunkan tekanan darah, salah satu bahan makanan yang

mengandung serat adalah agar-agar. Agar-agar mengandung serat untuk setiap

gramnya dapat menurunkan kadar kolesterol Low Density Lipoprotein rata-

rata 2.2 mg/dl. Sehinngga dianjurkan diet tinggi serat bagi penderita

hipertensi. Diharapkan dengan pemberian agar-agar tomat dapat menurunkan

tekanan darah, karena dalam agar-agar tomat terdapat serat, kalium dan

likopen yang dapat menurunkan tekanan darah.

Berdasarkan penelitian Priyo Raharjo (2010) pemberian tomat

sebanyak 150 gram dengan cara di blender atau jus tomat pada hari pertama

dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 10.7 mmHg setelah 30 menit
pemberian jus tomat. Sedangkan pada tekanan darah diastolik turun sebesar

4.04 mmHg setelah 30 menit pemberian jus tomat.

Berdasarkan hal tersebut penulis ingin melihat pengaruh pemberian

agar-agar tomat terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi

di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota tahun 2017.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh pemberian agar-agar tomat terhadap perubahan

tekanan darah pada penderita hipertensi di puskesmas Pakan Rabaa

Kabupaten 50 Kota tahun 2017.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian agar-agar tomat terhadap

perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Pakan Rabaa

Kabupaten 50 Kota tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya rata-rata tekanan darah awal kasus pada pasien hipertensi di

Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota tahun 2017.

b. Diketahuinyarata-ratatekanan darah akhir kasus pada pasien hipertensi di

Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota tahun 2017.

c. Diketahuinya rata-rata tekanan darah awal kontrol pada pasien hipertensi di

Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota tahun 2017.

d. Diketahuinyarata-rata tekanan darah akhir kontrol pada pasien hipertensi di

Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota tahun 2017.


e. Diketahuinya perbedaan antara rata-rata tekanan darah awal dan akhir kasus

pada pasien hipertensi di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota tahun

f. Diketahuinya perbedaan antara rata-rata tekanan darah awal dan akhir kontrol

pada pasien hipertensi di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota tahun

g. Diketahuinya perbedaan rata-rata perubahan tekanan darah awal dan akhir

antara kasus dan kontrol pada pasien hipertensi di Puskesmas Pakan Rabaa

Kabupaten 50 Kota tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman peneliti dalam

melakukan penelitian dibidang kesehatan khususnya gizi klinik (pengaruh

pemberian agar-agar tomat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi) serta dapat mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan,

khususnya pada mata kuliah Skripsi yang diperoleh selama perkuliahan dalam

melakukan penelitian.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai data dasar dan informasi serta untuk meningkatkan

pengetahuan tentang pengaruh pemberian agar-agar tomat terhadap perubahan

tekanan darah pada penderita hipertensidi Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten

50 Kota.
3. Bagi Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang

pengaruh pemberian agar-agar tomat terhadap perubahan tekanan darah pada

penderita hipertensi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini bisa dijadikan sumber data untuk penelitian selanjutnya.

5. Bagi Pasien

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk pengobatan

alternatif pada pasien hipertensi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan padapasien penderita hipertensi yang diberikan

agar-agar tomat sebagai kasus dan pasien penderita hipertensi yang tidak

diberikan agar-agar tomat sebagai kontrol di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten

50 Kota untuk melihat pengaruh pemberian agar-agar tomat terhadap perubahan

tekanan darah pada penderita hipertensi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Hipertensi

a. Definisi Hipertensi

Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah di dalam pembuluh

nadi (arteri), tekanan darah yang normal untuk orang dewasa adalah 119/79

mmHg atau bisa lebih rendah. Hipertensi atau penyakit tekanan darah

tinggi adalah kondisi medis saat tekanan darah dalam arteri meningkat

melebihi batas normal. Penderita hipertensi mempunyai tekanan darah

melebihi 140/90 mmHg. Hipertensi menurut Joint National Committee on

Detection, Evaluation and Treatment of Hight Blood Preasure(JNC 7)

adalah tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg.

Hipertensi merupakan kondisi medis yang yang ditandai dengan

meningkatnya kontraksi pembuluh darah arteri sehingga terjadi resistensi

aliran darah yang meningkatkan tekanan darah terhadap dinding pembuluh

darah. Jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui

pembuluh arteri yang sempit. Jika kondisi ini berlanjut maka pembuluh

darah dan jantung akan rusak.

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang sering kali tanpa gejala,

dimana tekanan darah yang abnormal tinggi dalam arteri menyebabkan

meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, kerusakan

jantung, dan kerusakan ginjal.


Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90

mmHg. Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke

dalam pembuluh nadi (saat jantung mengerut). Diastolik adalah tekanan

darah saat jantung mengembang atau menyedot darah kembali (pembuluh

nadi mengempis kosong).

b. Etiologi Hipertensi

Banyak faktor yang dapat menyebabkan hipertensi. Hipertensi yang

penyebabnya diketahui secara jelas dikenal sebagai hipertensi sekunder,

contohnya hipertensi yang disebabkan oleh penyakit pada ginjal. Sementara

itu, jenis hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab. Salah

satu adanya beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah yang

menyebabkan peningkatan tekanan darah. Riwayat keluarga (faktor

genetik) juga memiliki peranan dalam perkembangan hipertensi. Namun

faktor ini lebih baik dianggap sebagai suatu tanda peringatan. Faktor risiko

lainnya yang menyebabkan hipertensi adalah gaya hidup yang tidak sehat,

seperti stres, obesitas, kurangnya aktifitas fisik, kebiasaan merokok, dan

konsumsi alkohol.

Menurut Winardi (2009), penyebab hipertensi dapat dibedakan

menjadi dua golongan besar yaitu.

1) Hipertensi Primer (hipertensi esensial), yaitu golongan hipertensi yang

penyebabnya tidak diketahui. Golongan ini merupakan bagian terbesar

dari hipertensiatau lebih dari 90%.


2) Hipertensi Sekunder, yaitu golongan hipertensi yang penyebabnya

diketahui berupa kelainan atau penyakit lainnya.

Menurut widjadja (2009), penyebab hipertensi dapat

dikelompokkan atau diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu.

1) Hipertensi Primer atau Esensial

Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang belum

diketahui penyebabnya dengan jelas. Berbagai faktor diduga turut berperan

sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya usia, stress

psikologis, pola konsumsi yang tidak sehat, dan hereditas (keturunan).

Sekitar 90% pasien hipertensi diperkirakan termasuk dalam kategori ini.

2) Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya telah

diketahui, umumnya berupa penyakit atau kerusakan organ yang

berhubungan dengan cairan tubuh, misalnya ginjal yang tidak berfungsi,

pemakaian kontrasepsi oral dan teganggu keseimbangan hormon yang

merupakan pengatur tekanan darah. Dapat disebabkan oleh penyakit ginjal,

penyakit endokrin, dan penyakit jantung.

c. Jenis Hipertensi

Penggolongan hipertensi menurut Joint National Committee on

Detection, Evaluation and Treatment of Hight Blood Preasure(JNC 7)dapat

dilihat pada tabel 1.


Tabel 1.
Penggolongan Hipertensi
Nilai Tekanan Nilai Tekanan
Kategori
Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal
Prehipertensi 120 – 80 –
Hipertensi Stadium 1 140 – 90 –
Hipertensi Stadium 2 ≥ ≥

Menurut Sutanto (2010), penggolongan hipertensi dapat dilihat pada

tabel 2.

Tabel 2.
Penggolongan Hipertensi
Tekanan Darah
Kategori Nilai Tekanan Sistolik Nilai Tekanan
(mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal
Normal Tinggi 130 – –
Hipertensi Ringan 140 – 90 –
Hipertensi Sedang - -
Hipertensi Berat - -
Hipertensi Maligna 210 atau lebih 120 atau lebih

d. Faktor Risiko yang Mempengaruhi Hipertensi

Faktor risiko hipertensi adalah faktor-faktor yang bila semakin

banyak menyertai penderita hipertensi maka dapat menyebabkan orang

tersebut akan menderita tekanan darah tinggi yang lebih berat lagi. Faktor

risiko ada yang dapat dihindari atau dirubah dan ada juga yang tidak dapat

dirubah.
Menurut Junaedi (2013), faktor risiko yang mempengaruhi

hipertensi dapat dibedakan menjadi.

1. Faktor yang Tidak Dapat Dirubah

a) Usia

Penambahan usia dapat meningkatkan risiko terjangkit penyakit

hipertensi. Walaupun penyakit hipertensi bisa terjadi pada segala usia,

tetapi paling sering menyerang orang dewasa yang berusia 35 tahun atau

lebih. Meningkatnya tekanan darah seiring dengan bertambahnya usia

memang sangat wajar. Hal ini disebabkan adanya perubahan alami pada

jantung, pembuluh darah, dan kadar hormon. Namun, jika perubahan ini

disertai dengan faktor risiko lain bisa memicu terjadinya hipertensi.

b) Riwayat Keluarga

Hipertensi merupakan penyakit keturunan. Jika salah satu dari

orangtua kita menderita penyakit hipertensi, sepanjang hidup kita memiliki

risiko terkena hipertensi sebesar 25%. Jika kedua orang tua menderita

hipertensi, kemungkinan kita terkena hipertensi sebesar 60%. Penelitian

terhadap penderita hipertensi di kalangan orang kembar dan anggota

keluarga yang sama menunjukkan ada faktor keturunan yang berperan pada

kasus tertentu. Namun, kemungkinan itu tidak selamanya terjadi. Ada

seseorang yang sebagian besar keluarganya penderita hipertensi, tetapi

dirinya tidak terkena penyakit tersebut.

c) Jenis Kelamin

Pada orang dewasa dan setengah baya, ternyata kaum laki-laki lebih

banyak yang menderita hipertensi. Namun, hal ini akan terjadi sebaliknya
setelah berumur 55 tahun ketika sebagian wanita mengalami menopause.

Hipertensi lebih banyak dijumpai pada wanita.

2. Faktor yang Dapat Dirubah

a) Obesitas

Obesitas merupakan faktor risiko lain yang turut menentukan

keparahan hipertensi. Semakin besar masa tubuh seseorang, semakin

banyak darah yang dibutuhkan untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke otot

dan jaringan lain. Obesitas meningkatkan jumlah panjangnya pembuluh

darah sehingga dapat meningkatkan resistensi darah yang seharusnya

mampu menempuh jarak lebih jauh. Peningkatan resistensi ini

menyebabkan tekanan darah menjadi lebih tinggi. Kondisi ini juga dapat

diperparah oleh adanya sel–sel lemak yang memproduksi senyawa

merugikan bagi jantung dan pembuluh darah.

b) Sindrom Resistensi Insulin (Sindrom Metabolik)

Secara normal, alat pencernaan dapat memecah sebagian makanan

yang kita makan menjadi gula (glukosa dalam darah). Darah akan

mengangkut glukosa ke seluruh tubuh untuk menghasilkan tenaga. Hormon

insulin yang dihasilkan pankreas diperlukan agar glukosa dapat masuk ke

dalam sel. Namun, ada orang yang hormon insulinnya kurang memberikan

respon. Keadaan ini dikenal sebagai sindrom resistensi insulin atau sindrom

metabolik. Dalam keadaan ini tubuh akan memproduksi insulin lebih

banyak, terutama untuk membantu masuknya glukosa ke dalam darah.


c) Kurang Aktifitas

Kurang melakukan aktifitas fisik dapat meningkatkan risiko

seseorang terserang penyakit hipertensi. Hal ini berkaitan dengan masalah

kegemukan. Orang yang tidak aktif cenderung memiliki frekuensi denyut

jantung lebih tinggi sehingga otot jantung harus bekerja lebih keras pada

saat kontraksi.

d) Kurang Olahraga

Olah raga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak

menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan

perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih

otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan

pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu.

e) Merokok

Zat kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan dalam dinding

arteri, sehingga arteri lebih rentan terhadap penumpukan plak. Nikotin

dalam tembakau dapat membuat jantung bekerja lebih keras karena terjadi

penyempitan pembuluh darah sementara. Selain itu dapat meningkatkan

frekuensi denyut jantung dan tekanan darah.

Keadaan ini terjadi karena adanya peningkatan produksi hormon

selama menggunakan tembakau, termasuk hormon epinefrin (adrenalin).

Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok akan menggantikan oksigen

dalam darah. Akibatnya, tekanan darah akan meningkat karena jantung

dipaksa bekerja lebih keras untuk memasok oksigan ke seluruh organ dan

jaringan tubuh.
f) Sensitivitas Natrium

Natrium merupakan salah satu mineral atau elektrolit yang

berpengaruh terhadap tekanan darah. Namun, respon setiap orang terhadap

natrium tidaklah sama.

g) Konsumsi Lemak Berlebihan

Diet tinggi lemak berkaitan dengan kenaikan tekanan darah.

Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan yang

bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh

polivalen secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji- bijian dan

makanan lain yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan

darah.

Komponen lemak polivalen tidak jenuh, yang disebut dengan asam

lemak esensial, merupakan rintangan untuk zat–zat yang mirip hormon di

dalam darah yang disebut prostaglandin. Beberapa jenis prostaglandin

membantu mengatur tekanan darah dengan melebarkan pembuluh darah

dan meningkatkan diameter dari arteri dan mengurangi jumlah darah yang

harus dipompa oleh jantung. Tekanan darah berkurang apabila asupan asam

lemak esensial dalam diet ditingkatkan. Tekanan darah menurun bila lemak

dikurangi sampai 25% dari total kalori.

h) Konsumsi Serat

Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang menyatakan

polisakarida dinding sel. Serat terbagi menjadi dua golongan, yaitu serat

yang dapat larut dalam air dan serat yang tidak larut dalam air. Serat yang
dapat larut dalam air adalah pektin, gum, mukilase, glukan dan algal. Serat

yang tidak larut dalam air adalah selulosa.

Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus,

sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak air dalam

usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan

dikeluarkan. Serat makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid,

penyakit-penyakit divertikulosi, kanker usus besar, penyakit dibetes

mellitus, dan jantung koroner yang berkaitan dengan kadar kolesterol darah

tinggi.

Tekanan darah mungkin dipengaruhi oleh tipe dan jumlah serat

dalam diet. Tekanan darah lebih mungkin menjadi lebih rendah bila dietnya

tinggi serat, seperti kulit gandum dan agar-agar.

Penatalaksanaan hipertensi dengan serat adalah untuk menurunkan

kadar kolesterol. Peningkatan penggunaan serat untuk setiap gramdapat

hmenurunkan kadar kolesterol Low Density Lipoprotein rata-rata 2.2 mg/dl.

Sehinngga dianjurkan diet tinggi serat bagi penderita hipertensi.

i) Kadar Kalium Rendah

Kalium berfungsi sebagai penyeimbang jumlah natrium dalam

cairan sel. Kelebihan natrium dalam sel dapat dibebaskan melalui filtrasi

lewat ginjal dan dikeluarkan bersama urin. Jika makanan yang kita

konsumsi kurang mengandung kalium atau tubuh tidak

mempertahankannya dalam jumlah yang cukup, jumlah natrium akan

menumpuk. Keadaan ini meningkatkan resiko terjadinya hipertensi.


j) Konsumsi Minuman Beralkohol secara Berlebihan

Hampir 5% sampai 20% kasus hipertensi diperkirakan terjadi

akibat konsumsi alkohol secara berlebihan. Mengkonsumsi tiga gelas atau

lebih minuman beralkohol per hari dapat meningkatkan risiko terserang

hipertensi sebesar dua kali.

k) Stres

Hubungan antara stres dan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf

simpatik yang dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak

menentu). Jika stress terjadi berkepanjangan dapat menyebabkan tekanan

darah tinggi secara menetap. Pada hewan percobaan telah dibuktikan bahwa

pemaparan terhadap stress dapat menyebabkan hewan tersebut menjadi

hipertensi.

l) Minum Kopi

Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan karena dari satu cangkir

kopi mengandung 75 sampai 200 mg kafein, dimana dalam satu cangkir

tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 mmHg sampai 10

mmHg.

e. Gejala Hipertensi

Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menunjukkan

gejala sampai bertahun-tahun. Oleh karena itulah hipertensi dikenal sebagai

The Silent Killer. Pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai gejala apapun

selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan

pada retina, seperti pendarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan

pembuluh darah dan pada kasus berat, akan mengalami edema pupil.
Gejala yang sering yang sering muncul adalah sakit kepala, rasa panas di

tengkuk atau kepala berat. Namun gejala tersebut tidak dapat dijadikan

patokan ada-tidaknya hipertensi pada diri seseorang. Satu-satunya cara

untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan pengecekan tekanan

darah.

Corwin (2000) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis

timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa.

1. Nyeri kepala saat terjaga,kadang-kadang disertai mual dan muntah

akibat peningkatan tekanan darah intrakranial.

2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.

3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf

pusat.

4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi

glomerulus.

5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan

kapiler.

f. Akibat Hipertensi

Hipertensi terus menerus adalah satu faktor penyebab berbagai

penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskular.

1. Stroke

2. Serangan Jantung

3. Gagal Jantung

4. Pendarahan Selaput Bening (retina mata)

5. Kelumpuhan
g. Penanggulangan Hipertensi

1. Penanggulangan Non-farmakologis

Penanggulangan non-farmakologis adalah penanggulangan

hipertensi berupa pengaturan gaya hidup seseorang, terutama pada

pengaturan diet atau pola makannya.

Penatalaksanaan non-farmakologis (diet) sering sebagai pelengkap

penatalaksanaan farmakologis, selain pemberian obat-obatan anti

hipertensi, perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup.

Menurut beberapa ahli, pengobatan cara ini sama penting dengan

pengobatan farmakologis, dan bahkan akan menguntungkan terutama bagi

para penderita hipertensi ringan. Pada penderita hipertensi ringan,

pengobatan jenis ini kadang dapat mengendalikan atau mengontrol tekanan

darah sehinngga pengobatan secara farmakologis tidak diperlukan atau

sekurangnya ditunda. Namun, pada kondisi ketika obat antihipertensi

sangat diperlukan, maka pengobatan non-farmakologis dapat dijadikan

pelengkap sehingga menghasilkan efek pengobatan yang lebih baik.

Pembatasan asupan garam dan natrium, serta upaya penurunan

bobot badan merupakan langkah awal dalam pengobatan hipertensi. Di

Negara berkembang, konsumsi garam per hari sekitar 150-200 mmol.

Dengan mengurangi garam menjadi sepertiganya atau konsumsi sebesar 90-

100 mmol per hari, telah dibuktikan cukup efektif dalam menurunkan

tekanan darah dan masih dapat diterima. Terapi non farmakologis lainnya

adalah berolahraga secara teratur serta menghindari faktor resiko

lainnya,seperti merokok, minum minuman alkohol, stress dan obesitas.


2. Penanggulangan Farmakologis (Terapi dengan Obat)

Penanggulangan farmakologis adalah penanggulangan

menggunakan obat. Obat-obatan anti hipertensi yang sering digunakan

dalam bentuk pengobatan yaitu.

a) Diuretika

Diuretika merupakan golongan antihipertensi yang merangsang

pengeluaran garam dan air, dengan mengkonsumsi diuretika akan terjadi

pengurangan jumlah cairan dalam pembuluh darah dan menurunkan

tekanan pada dinding pembuluh darah

b) Beta Bloker

Beta bloker dapat mengurangi kecepatan jantungdalam memompa

darah dan mengurangi jumlah darah yang dipompa oleh jantung.

c) ACE Inhibitor (Angiostensin Converting Enzyme)

ACE inhibitor dapat mencegah penyempitan dinding pembuluh

darah sehingga bisa mengurangi tekanan pada pembuluh darah dan

menurunkan tekanan darah.

d) Ca Blocker

Ca bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dan merelaksasikan

pembuluh darah.

2. Tomat

a. Morfologi Tomat

Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill) berasal dari Amerika tropis,

ditanam sebagai tanaman buah di ladang, pekarangan, atau ditemukan liar


pada ketinggian 1-600 m dpl. Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari

terik, serta menghendaki tanah tanah yang gembur dan subur.

Buah tomat bisa dimakan langsung, dibuat jus, saus tomat, dimasak,

dibuat sambal goreng, atau dibuat acar tomat. Buah tomat yang berukuran

besar, berdaging tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah disebut sebagai

tomat buah. Tomat jenis ini biasa disantap segar sebagai buah, yang

berukuran lebih kecil disebut sebagai tomat sayur karena digunakan dalam

masakan. Tomat yang berukuran kecil-kecil sebesar kelereng disebut

sebagai tomat ceri dan digunakan untuk campuran membuat sambal atau

dalam hidangan selada.

Buah tomat rasanya manis, asam, sifatnya sedikit dingin. Berkhasiat

menghilangkan haus, antiseptik usus, pencahar ringan (laksatif), menambah

nafsu makan dengan cara memperbanyak keluarnya air liur , merangsang

keluarnya enzim lambung, dan melancarkan aliran empedu ke usus.

Buah mengandung alkaloid solanin (0.007%), saponin, asam folat,

asam malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk rutin), protein, lemak, gula

(glukosa, fruktosa), adenin, trigonelin, kholin, tomatin, mineral, (Ca, Mg, P,

K, Na, Fe, Sulfur, clhorin), vitamin (B1, B2, B6, C, E, likopen, niasin), dan

histamin. Mengkonsumsi tomat secara rutin dapat memperkuat dinding

pembuluh darah kapiler. Klorin dan sulfur adalah trace element yang

berkhasiat detoksikan. Klorin alamiah menstimulir kerja hati untuk

membuang racun tubuh dan sulfur melindungi hati dari terjadinya sirosis

hati dan penyakit hati lainnya. Tomat berkhasiat sebagai anti biotik.
Likopen adalah pigmen kuning beta karoten atau antioksidan paling kuat

yang ada pada tomat.

b. Kandungan Tomat yang Menurunkan Tekanan Darah

1. Kalium

Tomat kaya akan kalium, sedikit natrium, dan lemak. Kerja kalium

dalam menurunkan tekanan darah adalah dapat menyebabkan vasodilatasi,

sehingga terjadi penurunan retensi perifer dan meningkatkan curah jantung;

kalium berfungsi sebagai diuretika, sehingga pengeluaran natrium dan

cairan akan meningkat; kalium menghambat pelepasan renin, sehingga

mengubah aktivitas sistem renin angiotensin; kalium dapat mengatur saraf

perifer dan sentral yang mempengaruhi tekanan darah.

Makanan sumber kalium mempunyai potensi yang sangat baik

untuk menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik.Tomat kaya akan

kalium (235 mg/100gr tomat), sedikit natrium, dan lemak. Selain itu tomat

juga merupakan sumber likopen andal yang bermanfaat untuk menurunkan

tekanan darah.

Kandungan kalium dalam 100 gram tomat adalah 245 mg. Kalium

dapat menurunkan tekanan darah dengan mengurangi natrium dalam urine

dan air dengan cara yang sama seperti diuretik.

Mekanisme kerja kalium dalam menurunkan tekanan darah adalah

sebagai berikut.

a. Kalium menyebabkan vasodilatasi sehingga terjadi penurunan resistensi

perifer dan meningkatkan curah jantung.


b. Kalium berfungsi sebagai diuretik, sehingga pengeluaran natrium dan

cairan meningkat.

c. Kalium menghambat pelepasan renin sehingga mengubah aktifitas

sistem renin angiotensin.

d. Kalium dapat mengatur saraf perifer dan sentral yang mempengaruhi

tekanan darah.

2. Likopen

Likopen adalah karotenoid yang tidak memiliki efektifitas sebagai

pro-vitamin A, tetapi memiliki khasiat lain bagi kesehatan. Pigmen merah-

jingga ini merupakan antioksidan yang sangat baik untuk melindungi sel

dari radikal bebas yang larut dalam lemak, termasuk peroksida lipid yang

menyebabkan kerusakan arteri yang dapat mencegah hipertensi.

Komsumsi likopen yang cukup akan akan mendorong produksi

nitrogen monoksida (dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah) yang

berguna untuk menurunkan tekanan darah. Demikian hasil uji laboratorium

mengenai efektifitas likopen bagi penderita tekanan darah tinggi yang

dimuat dalam jurnal Nutrition dan Biochemistry Amerika.

Likopen dapat lebih banyak jika dikonsumsi setelah dimasak,

pengolahan akan memecah dinding sel tomat sehingga likopen terurai dan

dapat diabsorbsi tubuh dengan baik. Merebus tomat hingga agak lunak dan

menambahnya dengan sedikit minyak zaitun akan meningkatkan kelarutan

liponen yang dapat diserap tubuh. Berbeda dengan vitamin C yang akan

berkurang apabila dimasak, likopen akan semakin kaya pada bahan

makanan setelah dimasak atau disimpan pada waktu tertentu. Likopen tidak
larut dalam air dan terikat kuat dalam serat. Likopen dalam pasta tomat

empat kali lebih banyak daripada tomat segar.

c. Kandungan Gizi Tomat

Kandungan zat gizi dalam 100 gram tomat masak dapat dilihat

pada tabel 3.

Tabel 3.
Zat Gizi dalam 100 gram Tomat
Zat Gizi Nilai Gizi
Air (%)
Energi (kcal)
Lemak (%)
Protein (g)
Karbohidrat (g)
Serat (g)
Zat besi (g)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Sodium (mg)
Potasium (mg)
Thiamin (mg)
Riboflavin (mg)
Niasin (mg)
Asam askorbat (mg)
Vitamin B (mg)
Vitamin A (UI)
Vitamin C (mg)
Berdasarkan jurnal penelitian Nuziyati (2016), dalam jurnal

Kesehatan Masyarakat “Pengaruh Pemberian Jus Tomat (Lycopersicum

Commune) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik

Penderita Hipertensi Pada Lansia”kalium dapat menurunkan tekanan darah

dengan mengurangi natrium dalam urine dan air dengan cara yang sama

seperti diuretik. Kandungan kalium dalam 100 gram tomat adalah 245

mg.

B. Kerangka Berfikir

Input Proses Output

Tekanan darah Pengukuran Hasil


tekanan darah Kesimpulan:
kelompok
kontrol (yang Pemberian
tidak diberikan agar-agar tomat
Permasalahan :
agar-agar dapat
Apakah tekanan menurunkan
darah penderita tomat).
tekanan darah
hipertensi yang kelompok
diberikan agar- kasus (yang
agar tomat diberikan agar-
mengalami agar tomat)
penurunan
Pengukuran dibandingkan
dibandingakan
tekanan darah dengan tekanan
dengan tekanan darah
kelompok
darah penderita
kasus (yang kelompok
hipertensi yang
diberikan kontrol (yang
tidak diberikan
agar-agar tidak diberikan
agar-agar agar-agar
tomat).
tomat. tomat).
C. Kerangka Konsep

a. Kasus

Kelompok perlakuan di
beri agar-agar tomat

Tekanan Darah Awal Tekanan Darah Ahir

b. Kontrol

Kelompok kontrol tidak


diberi agar-agar tomat

Tekanan Darah Awal Tekanan Darah Akhir

D. Hipotesis

1. Ada perbedaan antara tekanan darah awal dan akhir pada penderita

hipertensi kasus dan kontrol di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota

tahun 2017.

2. Ada perbedaan antara tekanan darah kasus dan kontrol pada penderita

hipertensi kasus dan kontrol di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota

tahun 2017.
D. Definisi Operasional
Variabel Pengertian Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Tekanan Tekanan darah Mengukur Tensimeter Tekanan Rasio
darah awal awal sistolik tekanan darah sistolik
kasus. dan diastolik darah dan diastolik
responden pasien. awal
sebelum responden
pemberian agar- dalam
agar tomat. mmHg.
Tekanan Tekanan darah Mengukur Tensimeter Tekanan Rasio
darah awal awal sistolik tekanan darah sistolik
kontrol. dan diastolik darah dan diastolik
responden. pasien. awal
responden
dalam
mmHg.
Pemberian Pemberian agar- Memberika Timbangan Pemberian Nominal
agar-agar agar tomat n agar-agar dan agar-agar
tomat kepada tomat dan checklist tomat
kepada responden kasus mengukur dikelompokk
kelompok 2 kali sehari, sisa agar- an:
kasus. sebanyak 125 agar tomat 1. Habis jika
gram untuk pasien. =125 gram
setiap kali 2. Tidak
pemberian habis jika
selama 7 hari <125
berturut-turut gram.
pada waktu pagi
dan sore hari
(saat jam makan
snack).
Tekanan Tekanan darah Mengukur Tensimeter Tekanan Rasio
darah akhir sistolik tekanan darah sistolik
akhir dan diastolik darah dan diastolik
kasus. responden pasien. akhir
setelah responden
pemberian agar- dalam
agar tomat. mmHg.
Tekanan Tekanan darah Mengukur Tensimeter Tekanan Rasio
darah akhir sistolik tekanan darah sistolik
akhir dan diastolik darah dan diastolik
kontrol. responden. pasien. akhir
responden
dalam
mmHg.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan pra-pasca

perlakuan (pretest-posttest with control group design) yaitu mengukur tekanan

darah dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan pada kasus dan kontrol,

kontrol sebagai pembanding. Kasus adalah penderita hipertensi yang memiliki

gejala klinis tekanan darah tinggi yang diberi perlakuan. Hasil penelitian ini

untuk melihat dampak pemberian agar-agar tomat terhadap gejala klinis

tekanan darah tinggi pada pasien hipertensi di Puskesmas Pakan Rabaa

Kabupaten 50 Kota tahun 2017.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telahdilaksanakan di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten

50 Kota pada bulan September tahun 2016 sampai Juni tahun 2017.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Popolasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien dewasa yang

menderita hipertensi di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah pasien hipertensi yang diambil

menggunakan metode purposive random sampling yaitu berdasarkan

pertimbangan peneliti sendiri dengan menggunakan rumus pengambilan

sampel (Notoatmodjo, 2005).


Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

d = Presisi Mutlak

Berdasarkan rumus di atas diperoleh sampel sebanyak 20 orang yang

dibagi menjadi dua kelompok perlakuan yaitu 10 orang kelompok kasus dan

10 orang kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan pada pasien

hipertensi di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota pada bulan

November tahun 2016.

Pengambilan juga mempertimbangkan syarat-syarat atau kriteria

sampel (kelompok perlakuan dan kontrol) :

a. Bersedia dijadikan sampel dengan menandatangani surat pernyataan

bersedia untuk dijadikan sampel (informed consent).

b. Tekanan darah di atas 140 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan atau di

atas 90 mmHg untuk tekanan darah diastolik.

c. Tidak dengan penyakit komplikasi atau hipertensi murni.

d. Bisa berkomunikasi dengan baik.

D. Rancangan Penelitian

1.Rancangan Pembuatan Agar-Agar Tomat

a. Alat

Alat yang digunakan dalam proses pembuatan agar-agar tomat adalah

timbangan digital makanan, panci, sendok, cetakan agardan gelas takar.


b. Bahan

Bahan yang digunakan tomat merah segar pilihan (150 gram) yang

diperoleh dari pasar Payakumbuh, agar-agar 2 gram, air (150 cc) dan gula

pasir (25 gram). Bahan tersebut digunakan berdasarkan penelitian Priyo

Raharjo (2010), yang menyatakan bahwa pemberian tomat sebanyak 150

gram dengan cara di blender atau jus tomat untuk satu hari selama tujuh

hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik.

2. Cara Pembuatan Agar-Agar Tomat

a. Blender tomat 150 gram, air 25 cc dan gula sebanyak 25 gram sampai

halus.

b. Rebus air 125 cc dan tambahkan agar-agar sebanyak 2 gram,masak hingga

mendidih.

c. Tambahkan tomat yang telah halus sambil diaduk-aduk agar tercampur

rata.

d. Cetak agar-agar tomat dalam cetakan agar-agar.

3. Pelaksanaan Penelitian

Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian yaitu :

a. Menentukan sampel penelitian (kasus dan kontrol).

b. Menentukan sampel yang sesuai kriteria penelitian dengan melihat hasil

pegukuran tekanan darah dari medical record pasien.

c. Meminta persetujuan informed consent kepada sampel penelitian.

d. Sampel yang terpilih sesuai dengan kriteria penelitian, dikelompokkan

menjadi dua kelompok perlakuan yaitu :


1) Kelompok kasus yaitu kelompok sampel yang diberikan agar-agar

tomat 2 kali sehari sebanyak 125 gram selama 7 hari pada waktu pagi

dan sore hari.

2) Kelompok kontrol yaitu kelompok sampel yang tidak diberikan agar-

agar tomat.

e. Mengukur tekanan darah awal responden kasus sebelum intervensi selama

7 hari.

f. Mengukur tekanan darah awal responden kontrol selama 7 hari.

g. Pemberian responden kasus dengan agar-agar tomat selama 7 hari pada

waktu pagihari dan sore hari saat jam makan snack.

h. Mengukur tekanan darah akhir respondenkasus setelah intervensi selama 7

hari.

i. Mengukur tekanan darah akhir responden kontrol 30 menit setelah

pengukuran awal selama 7 hari.

j. Melakukan pencatatan hasil ukur tekanan darah pasien. Pencatatan

dilakukan selama penelitian berlangsung, satu hari sebelum penelitian dan

saat penelitian selama 7 hari (pada pagi hari jam makan snack sebelum dan

setelah pemberian agar-agar tomat).

k. Memeriksa kembali kelengkapan data selama penelitian.

E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data pemberian agar-agar tomat selama 7 hari

oleh peneliti dan dibantu oleh tenaga kesehatan (perawat di Puskesmas

Pakan Rabaa). Agar-agar tomat diberikan 2 kali dalam sehari sebanyak


125 gram waktu pagi dan sore hari saat jam makan snack.Tekanan darah

awal dan akhir kasus dan kontrol diperoleh dari data hasil pemeriksaan

yang diukur oleh perawat.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dan dikumpulkan dari Puskesmas Pakan

Rabaa dengan melihat dan mencatat hasil medical record pasien meliputi

catatan umum pasien dan tekanan darah sampel.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengolahan data dilakukan dengan komputerisasi. Data yang telah

deikumpulkan diolah dengan cara editing, coding, entry, dan cleaning.

1. Editing

Data tekanan darah, data pemberian agar-agar tomat, dan data medical

recordyang telah dikumpulkan selama penelitian diperiksa kembali

kelengkapan, kejelasan dan kekonsistensinya agar tidak ada kesalahan

dalam pencatatan data dan didapatkan data yang benar dan valid.

2. Coding

Data pemberian agar-agar tomat yang telah dicatat diberikan kode habis

dan tidak habis.

3. Entry

Data tekanan darah, data pemberian agar-agar tomat, dan data medical

recordsebelum dan sesudah pemberian agar-agar tomat yang telah

dilakukan pengkodean dimasukkan ke dalam master tabel lalu dilakukan

cleaning data.
4. Cleaning

Membersihkan data atau mengecek ulang sehingga tidak terjadi kesalahan

dalam analisa data. Data yang telah lengkap diolah dengan komputerisasi.

Data tekanan darah dapat dilihat dari hasil perubahan tekanan darah pasien

hipertensi sebelum dan setelah pemberian agar-agar tomat yang

ditampilkan dalam bentuk rata-rata tekanan darah (mmHg).

G. Teknik Analisis Data

Data yang diolah dianalisis secara univariat dan bivariat dengan

menggunakan komputerisasi.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat rata-rata daya terima

agar tomat yang dihabiskan, tekanan darah awal dan akhir kasus responden

kasus, tekanan darah awal dan akhir kasus responden kontrol, dianalisa

dengan menggunakan nilai tengah seperti mean, median, nilai maximal

dan standar deviasidan disajikan dalam bentuk tabeldistribusi frekuensi,

grafik batang untuk rata-rata daya terima agar-agar tomat, dan grafik garis

untuk melihat penurunan tekanan darah selama penelitian.

2. Analisis Bivariat

a. Untuk melihat dampak pemberian agar-agar tomat (sebelum dan setelah

pemberian agar-agar tomat pada kelompok kasus), terhadap perbedaan

tekanan darah dapat dilakukan uji-t beda dua rata-rata dependen dengan

tingkat kepercayaan 95 α =
b. Untuk melihat perbedaan perubahan pemberian agar-agar tomat terhadap

tekanan darah pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilakukan uji-t beda

dua rata-rata independen dengan tingkat kepercayaan 95 α =


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota terletak diKecamatan Lareh

Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota. Jumlah penduduk wilayah kerja

Puskesmas Pakan Rabaa pada tahun 2015 tercatat sebanyak 22.540 jiwa, dengan

rincian 10.999 laki-laki dan 11.541 perempuan. Puskesmas Pakan Rabaa memiliki

31 orang tenaga kesehatan diantaranya adalah 1 orang dokter, 1 orang ahli gizi, 1

orang dokter gigi, 2 orang tenaga kesehatan masyarakat, 17 orang bidan, 6 orang

perawat, 1 orang analisis kesehatan, 1 orang asisten apoteker dan 1 orang

sanitarian.

Puskesmas Pakan Rabaa memiliki sarana dan prasarana 1 unit mobil untuk

puskesmas keliling, 10 unit kendaraan roda dua, 6 buah puskesmas pembantu, 7

buah poskesri dan 34 buah posyandu.

B. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Responden

Dalam penelitian ini variabel yang dikontrol adalah umur,jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan dan agama. Gambaran umum responden dijabarkan

berdasarkan :

a. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan,


Pekerjaan, Jenis Kelamin dan Agama.

Gambaranumum responden pada kelompok kasus dan kelompok kontrol

berdasarkanjenis kelamin,umur, pendidikan, pekerjaan dan agama dapat dilihat

pada tabel 4.
Tabel 4.
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan,
Pekerjaan, dan Agama di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota
Tahun 2017.

Perlakuan
Karekteristik Responden Kasus Kontrol
n % n %
Jenis Jelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
Jumlah 10 100 10 100
Umur
1. < 60 tahun
2. 60 – 70 tahun
3. > 70 tahun
Jumlah 10 100 10 100
Pendidikan
1. Tidak Sekolah
2. SD
3. SMP
4. SMA
Jumlah 10 100 10 100
Pekerjaan
1. PNS
2. Swasta
3. Pedagang
4. Buruh/tani
5. IRT
6. Tidak bekerja
Jumlah 10 100 10 100
Agama
1. Islam
Jumlah 10 100 10 100

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa responden kasus lebih banyak

dengan jenis kelamin perempuan (70%), berusia antara 60-70 tahun (50%),

pendidikan SD (70%), pekerjaan buruh/tani (40%) dan seluruhnya beragama

Islam (100%). Sedangkan responden kelompok kontrol jugalebih banyak dengan


jenis kelamin perempuan (80%), berusia antara 60-70 tahun (60%), pendidikan

SMP (60%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (IRT) (50%) dan seluruhnya

beragama Islam (100%).

b. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Status Merokok dan


Konsumsi Obat Hipertensi

Gambaran umum responden pada kelompok kasus dan kelompok kontrol

berdasarkan status merokok dan konsumsi obat hipertensi dapat dilihat dari tabel

Tabel 5.
Distribusi Responden Berdasarkan Status Merokok dan Konsumsi Obat
Hipertensi di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota
Tahun 2017.

Perlakuan
Karekteristik
Kasus Kontrol
Responden
n % n %
Merokok
1. Ya
2. Tidak
Jumlah 10 100 10 100
Konsumsi Obat
Hipertensi
1. Tidak
2. Ya
Jumlah 10 100 10 100

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa responden lebih banyak tidak

merokok yaitu kelompok kasus(80%) dan kontrol(70%), dan seluruhnya tidak

mengkonsumsi obat hipertensi (100%).

c. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Penggolongan Hipertensi

Gambaran umum responden pada kelompok kasus dan kelompokkontrol

berdasarkan Penggolongan hipertensi dapat dilihat pada tabel 6.


Tabel 6.
Distribusi Responden Berdasarkan Penggolongan Hipertensi di Puskesmas
Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota
Tahun 2017.
Perlakuan
Diagnosis Responden Kasus Kontrol
n % n %
Hipertensi Sedang
Hipertensi Berat
Hipertensi Maligna
Jumlah 10 100 10 100

Berdasarkan penggolongan hipertensi, responden paling banyak

mengalami hipertensi berat yaitu kelompok kasus(60%) dan kelompok

kontrol(70%), hipertensi berat yaitu hipertensi dengan tekanan darah sistolik 180-

209 mmHg dan atau tekanan darah diastolik 110-119 mmHg.

2. Hasil Analisis Univariat

Hasil analisis univariat untuk melihat daya terima agar-agar tomat, tekanan

darah awal dan akhir responden kasus dan responden kontrol.

a. Konsumsi Agar-Agar Tomat

Responden kasus diberikan agar-agar tomat 2 kali dalam sehari sebanyak

125 gram untuk setiap kali pemberian selama 7 hari berturut-turut pada waktu

pagi dan sore hari (saat jam makan snack). Hasil penelitian konsumsi agar-agar

tomat pada pagi hari dapat dilihat pada grafik 1.


Grafik 1.
Konsumsi Agar-Agar Tomat Selama 7 Hari Saat Pagi Hari Pada Responden
Kasus di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota
Tahun 2017.

Berdasarkan grafik 1 dapat diketahui bahwa semua responden

(100%) dapat menghabiskan agar-agar tomat sebanyak 125 gram setiap

pagi yang diberikan selama 7 hari. Hasil penelitian konsumsi agar-agar

tomat pada sore hari dapat dilihat pada grafik 2.

Grafik 2.
Konsumsi Agar-Agar Tomat Selama 7 Hari Saat Sore Hari Pada Responden
Kasus di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota
Tahun 2017.
Berdasarkan grafik 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

(90%) dapat menghabiskan agar-agar tomat sebanyak 125 gram setiap sore yang

diberikan selama 7 hari. Sedangkan 10% responden kasus yang tidak

menghabiskan agar-agar tomat hanya mengkonsumsi sebagian dari agar-agar

tomat (rata-rata 72.8 gram).

b. Tekanan Darah Awal dan Akhir Responden Kasus

Hasil penelitiangambaran tekanan darah awal dan akhir pada responden

kasus dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel7.
Tekanan Darah Awal dan Akhir Responden Kasus
di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota
Sampel Kasus Perubahan
Sampel
Awal (mmHg) Akhir (mmHg) (mmHg)
KS 1 - -
KS 2 - -
KS 3 - -
KS 4 - -
KS 5 - -
KS 6 - -
KS 7 - -
KS 8 - -
KS 9 - -
KS 10 -
Rata-rata - -
Min/Max - - - - - - -
SD
Keterangan : KS = Kasus

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa terdapat perubahan tekanan

darah responden kasus awal dan akhir pengukuran adalah rata-rata tekanan darah
sistolik awal adalah 186.10 mmHg ± 11.761 mmHg sedangkan rata-rata tekanan

darah sistolik akhir responden kasus adalah 148 mmHg ± 11.991 mmHg. Rata-

rata tekanan darah diastolik awal adalah 99.20 mmHg ± 14.336 mmHg sedangkan

rata-rata tekanan darah diastolik akhir responden kasusadalah 88.40 mmHg ±

11.14 mmHg. Setelah intervensi terjadi penurunan tekanan darah sistolik

sebanyak 38.10 mmHg dan tekanan darah diastolik sebanyak 10.80 mmHg.

Perubahan tekanan darah sistolik awal pada responden kasus dapat dilihat

pada grafik 3.

Grafik 3.
Perubahan Tekanan Darah Sistolik Selama Penelitian Pada Responden
Kasus di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota

193 KASUS 10
186
197 164 164 164
164 162 KASUS 9
169 160
201 148 148
201 120 130 KASUS 8
186 186 177 175
174 149 175
156 150 150 KASUS 7
170 150
160 140
161 159 159 157 KASUS 6
197 189 146
166 165 180 169 166 KASUS 5
194 185 185 184 180 180 158
186 191 KASUS 4
170 170 159 159 159
174 170 168 KASUS 3
160 159 155 153
175 173 161 161 161 160 151 KASUS 2
KASUS 1
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7

Berdasarkan grafik 3 dapat diketahui perubahan tekanan darah sistolik

responden kasus selama penelitian terdapat penurunan dari hari pertama sampai

hari ke-7, pada responden 1 tidak turun pada hari ke-3 sampai hari ke-6.

Perubahan tekanan darah diastolik pada responden kasus awal dapat dilihat pada

grafik 4.
Grafik 4.
Perubahan Tekanan Darah Diastolik Selama Penelitian Pada Responden
Kasus di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota

KASUS 10
73 73 KASUS 9
80 80 114 115
94 102 75
97 97 KASUS 8
129 98 98 92
129 150 147 120 120 126 KASUS 7
105
93 100
93 98 90 87 89 KASUS 6
80 79
109 73 70 70 85
100 KASUS 5
102 102 102 101 100
93 95 95 KASUS 4
89 84 86 80
94 91 75 81 80
75 83 KASUS 3
99 100 99 90 90 90 90
103 KASUS 2
101 92 90 89 97 93
KASUS 1
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7

Berdasarkan grafik 4 dapat diketahui perubahan tekanan darah diastolik

responden kasus selama penelitiannaik turun selama penelitian.

c. Tekanan Darah Awal dan Akhir Responden Kontrol

Hasil penelitian gambaran tekanan darah awal dan akhir pada responden

kontrol dapat dilihat pada tabel8.


Tabel8.
Tekanan Darah Awal dan Akhir Responden Kontrol
di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota

Sampel Kontrol
Akhir
Awal Pengukuran Perubahan
Sampel Pengukuran
Sebelum Intervensi (mmHg)
Setelah Intervensi
(mmHg)
(mmHg)
KR 1
KR 2
KR 3 -
KR 4 - -
KR 5 - -
KR 6 -
KR 7 -
KR 8 -
KR 9 - -
KR 10 -
Rata-rata - -
Min/Max - - - - - -
SD

Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa terdapat perubahan tekanan

darah responden kontrol. Rata-rata tekanan darah sistolik awal adalah 178.50

mmHg ± 10.01 mmHg sedangkan rata-rata tekanan darah sistolik akhir adalah

170.5 mmHg ± 9.85 mmHg. Rata-rata tekanan darah diastolik awal adalah 101.80

mmHg ± 4.07 mmHg sedangkan rata-rata tekanan darah diastolik akhir adalah 97

mmHg ± 4.8 mmHg. Setelah intervensi terjadi penurunan tekanan darah sistolik

sebanyak 3.8 mmHg ± 4.94 mmHg dan tekanan darah diastolik sebanyak 6.5
mmHg ± 5.3 mmHg. Perubahan tekanan darah sistolik pada responden kontrol

saat pengukuran awal dapat dilihat pada grafik 5.

Grafik 5.
Perubahan Tekanan Darah Sistolik Selama Penelitian Pada Responden
Kontrol di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota

190 180 185 Kontrol 10


185 190 190 180
180 180 170 Kontrol 9
175 170 170 170
190 180 180 185 180 190 185 Kontrol 8
175 170 165 170 165 175 160 Kontrol 7
190 190 180 190 180 190 190 Kontrol 6
180 175 180 175 175 180 175 Kontrol 5
170 160 175 170 170 170 165 Kontrol 4
180 175 180 180 170 180 175
Kontrol 3
170 170 165 160 170 165 165
Kontrol 2
160 165 165 170 160 165 160
Kontrol 1
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7

Berdasarkan grafik 5 dapat diketahui perubahan tekanan darah sistolik

responden kontrol selama penelitian naik turun selama penelitian, rata-rata

tekanan darah sistoliknya relatif stabil. Perubahan tekanan darah diastolik

pengukuran awal pada responden kontrol selama penelitian dapat dilihat pada

grafik 6.
Grafik 6.
Perubahan Tekanan Darah Diastolik Selama Penelitian Pada Responden
Kontrol di Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota

Kontrol 10
100 100 100 100 100 100 100 Kontrol 9
99 109 108 109 90 108 100
Kontrol 8
109 109 100 100 110 100 100
100 100 100 Kontrol 7
100 100 90 100
100 100 100 99 98 98 98 Kontrol 6
100 100 100 100 110 100 100 Kontrol 5
110 100 110 111 100 110 100 Kontrol 4
100 100 100 100 100 100 100
Kontrol 3
100 100 100 90 100 100 100
Kontrol 2
100 100 100 100 100 100 100
Kontrol 1
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7

Berdasarkan grafik 6 dapat diketahui perubahan tekanan darah diastolik

responden kontrol selama penelitian relatif stabil.

3. Analisa Bivariat

a. Perbedaan antara Rata-Rata Tekanan DarahAwal dan Akhirantara


Responden Kasus dan Tekanan Darah Responden Kontrol

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji t 2 beda rata-rata dependen

untuk melihatperbedadaan antara rata-rata tekanan darah awal dan akhirantara

responden kasus dan tekanan darah responden kontrol dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel9.
Perbedaan antara Rata-Rata Tekanan DarahResponden Kasus dan Tekanan
Darah Responden KontrolAwal dan Akhir
Analisis Tekanan
Responden Mean SD P.value
Darah (TD)
TD sistolik awal
TD sistolik akhir
Kasus
TD diastolik awal
TD diastolik akhir
TD sistolik awal
TD sistolik akhir
Kontrol
TD diastolik awal
TD diastolik akhir

Hasil uji statistik untuk perbedaan antara rata-rata tekanan darah sistolik

awal dan akhir responden kasus didapatkan nilai p value 0.000 (p<0.05) maka

dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada antara rata-rata

tekanan darah sistolik awal dan akhir responden kasus. Rata-rata tekanan darah

diastolik awal responden kasus didapatkan p value 0.001 (p<0.05) maka dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara rata-rata tekanan darah

sistolik awal dan akhir responden kasus.

Rata-rata tekanan darah sistolik awal dan akhir responden kontrol

didapatkan nilai p value 0.003 (p<0.05) maka dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan yang bermakna pada antara rata-rata tekanan darah sistolik awal dan

akhir responden kontrol, sedangkan rata-rata tekanan darah diastolik awal dan

akhir responden kontrol didapatkan nilai p value 0.015 (p<0.05) maka dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara rata-rata tekanan darah

diastolik awal dan akhir responden kontrol.


b. Perbedaan Rata-Rata Perubahan Tekanan Darah Awal dan Akhirantara
Responden Kasus dan Tekanan Darah Responden Kontrol

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji t 2 beda rata-rata

independen untuk melihat perbedadaan rata-rata perubahan tekanan darah awal

dan akhirantara responden kasus dengantekanan darah awal dan akhir responden

kontroldapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10.
Perbedaan Rata-Rata Perubahan Tekanan Darah Awal dan Akhirantara
Responden Kasus dengan Tekanan Darah Awal dan Akhir
Responden Kontrol
Tekanan
Responden Mean SD P.value
Darah
Kasus -
Sistolik
Kontrol -

Kasus -
Diastolik
Kontrol -

Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa rata-rata perubahan tekanan

darah awal dan akhir sistolik antara responden kasus dan responden kontrol p

value 0.000 (p<0.05) maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang

bermakna pada tekanan darah sistolik antara responden kasus dan responden

kontrol, sedangkan rata-rata perubahan tekanan darah awal dan akhir diastolik

antara responden kasus dan responden kontrol p value 0.046 (p<0.05) maka dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada tekanan darah sistolik

antara responden kasus dan responden kontrol.


C. Pembahasan

1. Gambaran Umum Responden

Sebagian besar responden kasus berusia 60-70 tahun (50%) dengan jenis

kelamin perempuan (70%), sedangkan responden kontrol berumur 60-70 tahun

(60%) dengan jenis kelamin perempuan (80%).Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Kurniasari tahun 2012 yang menyebutkan bahwa hipertensi lebih

banyak terjadi pada wanita usia 60-70 tahun. Dengan bertambahnya umur, maka

tekanan darah juga akan meningkat. Umumnya seseorang akan berisiko menderita

hipertensi setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan karena

adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan

berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Penderita hipertensi umumnya

dijumpai pada usia >40 tahun.

Tekanan darah pada wanita cenderung meningkat ketika wanita telah

mengalami fase menopause (fase menopause adalah berhentinya secara fisiologis

siklus menstruasi yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan), hal ini

disebabkan oleh faktor psikologis dan sistem endokrin. Pada fase premenopouse

wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini

melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana

hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara

alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-54 tahun.

Sebagian besar responden kasus berpendidikan SD (70%),pekerjaan

buruh/tani (40%), beragama Islam (100%), responden tidak merokok (80%) dan

seluruhnya (100%) sedang tidak mengkonsumsi obat hipertensi. Sedangkan

responden kelompok kontrol lebih banyak berpendidikan SMP (60%), pekerjaan


sebagai ibu rumah tangga (IRT) (50%), seluruhnya beragama Islam (100%),

responden tidak merokok (60%) dan seluruhnya (100%) sedang tidak

mengkonsumsi obat hipertensi. Zat kimia dalam rokok (tembakau) dapat merusak

lapisan dalam dinding arteri, sehingga arteri lebih rentan terhadap penumpukan

plak. Nikotin dalam tembakau dapat membuat jantung bekerja lebih keras karena

terjadi penyempitan pembuluh darah sementara. Selain itu dapat meningkatkan

frekuensi denyut jantung dan tekanan darah. Dilihat dari hasil penelitian

responden kasus yang merokok sebanyak 2 orang (10%) mengalami penurunan

tekanan darah setelah diberikan perlakuan pemberian agar-agar tomat, penurunan

tekanan darahnya adalah25/11 mmHg, sedangkan pada responden kontrol yang

merokok sebanyak 4 orang (20%) terjadi rata-rata penurunan tekanan darah

sebanyak 4.25/7.50 mmHg.

Seluruh responden tidak mengkonsumsi obat hipertensi saat penelitian

dilakukan. Berdasarkan penggolongan hipertensi terdapat 65% responden

mengalami hipertensi berat, 30% hipertensi sedang dan 5% hipertensi maligna.

2. Konsumsi Agar-Agar TomatResponden Kasus

Pemberian agar-agar tomat selama 7 hari berturut-turut 2 kali dalam sehari

(pagi dan sore) sebanyak 125 gram untuk satu kali pemberian, diketahui bahwa

seluruh responden kasus (100%) dapat menghabiskan agar-agar tomat pada pagi

hari. Sedangkan pada sore hari terdapat sebagian besar responden kasus (90%)

yang dapat menghabiskan agar-agar tomat. Responden kasus yang tidak dapat

menghabiskan agar-agar tomat (10%) ini hanya mengkonsumsi sebagian agar-

agar tomat(rata-rata 72.8 gram/hari) dan kurang menyukai rasa asam dari agar-

agar tomat.
Sebagian besar responden kasus yang mampu menghabiskan agar-agar

tomat mempunyai keinginan yang kuat untuk menurunkan tekanan darahnya

hingga normal dan terlihat juga dari antusiasme responden dalam menanyakan

manfaat dari agar-agar tomat serta cara pembuatan agar-agar tomat tersebut.

3. Perbedaan antara Tekanan Darah Awal dan Akhir pada Responden


Kasus dan Responden Kontrol

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel yang diberi perlakuan agar-

agar tomat selama 7 hari mengalami perubahan tekanan darah. Perubahan tekanan

darah dapat dilihat dari tekanan darah responden kasus dan tekanan darah

responden kontrol. Rata-rata penurunan tekanan darah pada responden kasus

setelah adalah 38.10/10.80 mmHg, sedangkan penurunan tekanan darah pada

responden kontrol setelah adalah 3.80/6.5 mmHg.

Hasil penelitian ini lebih baik dari pada penelitian Kurniasari tahun 2012

tentang pengaruh pemberian jus tomat terhadap penurunan tekanan darah selama

7 hari, terdapat penurunan tekanan darah sebanyak 13.17/5.1 mmHg. Hasil

penelitian ini juga lebih baik dari pada penelitian Nuziyati, dkk tahun 2016

tentang pengaruh pemberian jus tomat terhadap penurunan tekanan darah sistolik

dan diastolik selama 7 hari, terdapat penurunan tekanan darah sebanyak 8.50/6.14

mmHg.

Tekanan darah sistolik responden kasus rata-rata turun dari hari pertama

hingga hari akhir intervensi, tetapi pada responden kasus 1 pada hari ke-3 sampai

hari ke-6 tidak terjadi penurunan. Hal ini disebabkan oleh responden kasus 1

banyak fikiran. Hubungan antara banyak fikiran (stres) dengan hipertensi melalui

aktifitas saraf simpatis. Stress berkepanjangan dapat meningkatkan tekanan darah

secara intermiten (tidak menentu) dan tekanan darah menetap tinggi. Sedangkan
rata-rata tekanan darah sistolik respoden kontrol dari hari pertama hingga hari

terakhir intervensi relatif stabil, hal ini disebabkan karena responden kontrol tidak

mendapatkan perlakuan yaitu pemberian agar-agar tomat.

Rata-rata tekanan darah diastolik responden kasus naik turun selama

peneitian, hal ini disebabkan karena tekanan darah diastolik adalah tekanan

terendah yang terjadi saat jantung beristirahat sehingga tidak terlalu menunjukkan

penurunan tekanan darah saat diberikan intervensi, sedangkan rata-rata tekanan

darah diastolik responden kontroldari hari pertama hingga hari terakhir intervensi

relatif stabil, hal ini disebabkan karena responden kontrol tidak mendapatkan

perlakuan yaitu pemberian agar-agar tomat.

Banyak faktor yang dapat menurunkan tekanan darah, salah satunya

adalah mengkonsumsi agar-agar tomat, karena dalam agar-agar tomat terdapat

kalium, likopen dan serat yang dapat menurunkan tekanan darah penderita

hipertensi.

Kalium dapat menurunkan tekanan darah, cara kerja kalium adalah dapat

menyebabkan vasodilatasi, sehingga terjadi penurunan retensi perifer dan

meningkatkan curah jantung; kalium berfungsi sebagai diuretika, sehingga

pengeluaran natrium dan cairan akan meningkat; kalium menghambat pelepasan

renin, sehingga mengubah aktivitas sistem renin angiotensin; kalium dapat

mengatur saraf perifer dan sentral yang mempengaruhi tekanan darah. Kalium

yang terdapat dalam agar-agar tomat juga dapat menurunkan tekanan tekanan

darahdengan cara mengurangi natrium dalam urine dan air dengan cara yang sama

seperti diuretik. Kandungan kalium dalam agar-agar tomat cukup tinggi yaitu

tomat adalah 367.5 mg untuk 125 gram agar-agar tomat atau satu porsi agar-agar
tomat. Karatenoid yang terdapat dalam agar-agar tomat, karatenoid ini di dapatkan

dari tomat yaitu likopen. Komsumsi likopen yang cukup akan akan mendorong

produksi nitrogen monoksida (dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah)

yang berguna untuk menurunkan tekanan darah. Konsumsi serat bagi penderita

hipertensi dapat menurunkan tekanan darah, karena serat dapat menurunkan

kolesterol, jika kolesterol penderita hipertensi turun maka tekanan darah penderita

hipertensi juga dapat turun.

Hasil uji statistik tekanan darah sistolik dan diastolik menunjukkan ada

perbedaan yang bermakna pada rata-rata perubahan tekanan darah sistolik dan

diastolik antara responden kasus dengan responden kontrol.


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Agar-agar tomat dapat diterima oleh responden kasus 100% saat pagi hari dan

90% saat sore hari.

2. Rata-rata tekanan darah awal kasus adalah 186.10/99.20 mmHg dan akhir

kasus adalah 148/88.4 mmHg.

3. Rata-rata tekanan darah awal kontrol 178.50/101.8 mmHg dan akhir kontrol

adalah 170.50/97 mmHg.

4. Ada perbedaan yang bermakna antara rata-rata tekanan darah sistolik awal

dan akhir kasus dan rata-rata tekanan darah sistolik awal dan akhir kontrol.

5. Ada perbedaan yang bermakna antara rata-rata tekanan darah diastolik awal

dan akhir kasus dan rata-rata tekanan darah diastolik awal dan akhir kontrol.

6. Ada perbedaan yang bermakna pada rata-rata perubahan tekanan darah

sistolik antara kasus dan kontrol.

7. Ada perbedaan yang bermakna pada rata-rata perubahan tekanan darah

diastolik antara kasus dan kontrol.


B. Saran

1. Bagi pasien hipertensi dapat menggunakan agar-agar tomat 2 kali dalam

sehari (pagi dan sore) sebanyak 125 gram sebagai salah satu alternatif

pengobatan non-farmakologis untuk mempercepat penurunan tekanan darah.

2. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat memodifikasi agar-agar tomat supaya

dapat disukai oleh pasien yang tidak menyukainya, karena agar-agar tomat

terasa sedikit asam.


DAFTAR PUSTAKA

1. Triani, Elgi. Hubungan Hubungan Konsumsi Natrium dan Lemak dengan


Kejadian Hipertensi pada Orang Dewasa di Kelurahan Kubu Dalam Parak
Karakah Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2015
[Karya Tulis Ilmiah]. Padang: Politeknik Kesehatan Padang Kemenrtian
Kesehatan RI; 2015.

2. Palmer et al. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga.2007.

3. Larangka, V., A.Pengaruh Pemberian Jus Mentimun Belimbing Manis


Semangka terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik dan Distolik
Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Tahun 2013.2015 [Skripsi]. Kendari:Universitas Halu Oleo; 2013.

4. WHO.A Global Brief on Hypertension. Sillent killer, Global Public


HealthCrisis2013.Diakses pada tanggal 10 November 2016. Tersedia dari:
URL: http://ish-orld.com/downloads/pdf/global_brief_hypertension.pdf

5. WHO. Hypertension Fact Sheet. Department of Sustainable Development


and Healthy Environments2011.Diakses pada tanggal 10 November 2016.
Tersedia dari: URL:
http://www.searo.who.int/linkfiles/non_communicable_diseases_hyperten
sion fs.pdf

6. RISKESDAS. Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI;2013.

7. Profil Kesehatan Kabupaten 50 Kota; 2014.

8. Data Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten 50 Kota; 2016.

9. Hasadianah dan Suprapto, SI. Patologi dan Patofisiologi Penyakit.


Yogyakarta: Nuha Medika; 2014.

10. Julianti, E.D, Nurjana, dan Soetrisno. Bebas Hipertensi dengan Terapi
Jus. Jakarta: Puspa Suara; 2005.
11. Lingga, L. Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Jakarta Selatan: Agro Media
Pustaka; 2012.

12. Raharjo, P.Pengaruh Pemberian Jus Tomat Terhadap Perubahan Tekanan


Darah Sistolik Dan Diastolik Pada Penderita Hipertensi Di Desa Wonorejo
Kecamatan Lawang Malang Tahun 2007. Jurnal Keperawatan. Vol 1. No
2. Tahun 2010. 138-
13. Rizki, F. The Miracle Of Vegetables. Jakarta Selatan: Agro Media
Pustaka; 2013.

14. Kurniawan, Anie. Gizi Seimbang untuk Mencegah Hipertensi: Fakultas


Kedokteran Yarsis;2002.

15. Junaedi, dkk. Hipertensi Kandas Berkat Herbal. Jakarta Selatan: Agro
Media Pustaka; 2013.
16. Prasetyaningrum, Yunita Indah. Hipertensi Bukan untuk Ditakuti. Jakarta
Selatan: Agro Media Pustaka;2014.

17. Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;

18. Kurniawan, Anie. Gizi Seimbang untuk Mencegah Hipertensi: Fakultas


Kedokteran Yarsis;2002.

19. Hasadianah dan Suprapto, SI. Patologi dan Patofisiologi Penyakit.


Yogyakarta: Nuha Medika:2014.

20. Dalimarta, S. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Jakarta: Puspa


Swara;2007.
21. Satya DS, B. Koleksi Tumbuhan Berkhasiat. Yogyakarta: Rapha
Publishing; 2013.

22. Niziyati, dkk. Pengaruh Pemberian Jus Tomat (Lycopersicum Commune)


Terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Penderita
Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kulisusu Kabupaten
Buton Utara Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Tahun 2016: 3-

23. Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM); 2004.

24. Wulandari, Liri. Dampak Pemberian Ekstrak Ikan Gabus Terhadap Gejala
Klinis (Tekanan Darah, Proteinurin, dan Edema) Pada Penderita
Hipertensi Preeklampsia di Bagian Kebidanan RSUP. Dr M.Djamil
Padang Tahun 2015[Karya Tulis Ilmiah]. Padang: Politeknik Kesehatan
Padang Kemenrtian Kesehatan RI; 2015.

25. Kurniasari, L. Pengaruh Pemberian Jus Tomat Trehadap Tekanan Darah


Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Panti Sosial Tresna Werdha Unit
Abiyoso Yogyakarta. [Naskah Publikasi]. Yogyakarta: STIKES Aisyiyah
Yogyakarta; 2012.

26. Winardi. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Padang: Penerbit


Baiturrahmah; 2009
LAMPIRAN 1

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Dengan ini saya menyatakan BERSEDIA menjadi responden penelitian


atas nama Dewi Sartika dengan judul “Pengaruh Pemberian Agar-Agar Tomat
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas
Pakan Rabaa Kabupaten Kota Tahun ”

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan dengan


kesadaran sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak lain.

Padang ………

Responden,

( )
LAMPIRAN 2

KUESTIONER PENELITIAN

Kode Responden : (diisi oleh peneliti)


Nama :
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
Umur :
Pendidikan :
1=Tidak tamat, 2=SD, 3=SLTP, 4=SLTA,
5=PT/AK
Pekerjaan :
1=Pensiunan, 2.=PNS, 3.=TNI/ POLRI ,
4=Swasta,
5.=Pedagang , 6.=Buruh/ TanI, 7.=IRT ,
8=Lainnya
Agama :
1= Islam, 2=Kristen, 3=Hindu, 4=Budha
Alamat Lengkap :
Konsumsi Obat Hipertensi : 1. Ya 2. Tidak
No. Hp :
Perokok : 1. Ya 2. Tidak
Tekanan Darah Awal (tgl pemeriksaan) :( mmHg), (tgl )
Tekanan Darah Akhir (tgl pemeriksaan) :( mmHg), (tgl )
LAMPIRAN 3

Diagnosa Medis Sebelum Perlakuan


Kode Diagnosa Medis Kode Diagnosa Medis
Responden Kelompok Perlakuan Responden Kelompok Kontrol
(Diberi Agar Tomat) (Tidak diberikan Agar
Tomat)
1 11
2 12
3 13
4 14
5 15
6 16
7 17
8 18
9 19
10 20
LAMPIRAN 4

Pengukuran Tekanan Darah

Kode Responden : Kode Responden :


Nama : Nama :
Tekanan Darah Kasus Tekanan Darah Kontrol
Hari Sistolik/Diastolik (mmHg) Sistolik/Diastolik (mmHg)
ke Sebelum di beri Setelah di beri agar- Setelah 30 Menit
Pengukuran Awal
agar-agar tomat agar tomat Pengukuran Awal
LAMPIRAN 5

Konsumsi Agar- Agar Tomat

Kode Responden :
Nama :
Pemberian Agar-Agar Tomat Pemberian Agar-Agar
Hari 125 gram Pagi Hari (Saat Tomat 125 gram Sore Hari Sisa
Alasan
ke Snack Pagi) (Saat Snack sore) (gram)
Habis Tidak Habis Habis Tidak Habis

Konsumsi Agar-Agar Tomat


Kode Responden :
Nama :
Pemberian Agar-Agar Tomat Pemberian Agar-Agar Tomat
Hari 125 gram Saat Pagi Hari (Saat 125 gram Saat Pagi Hari Sisa
Alasan
ke Snack Pagi) (Saat Snack sore) (gram)
Habis Tidak Habis Habis Tidak Habis
LAMPIRAN 14

MASTER TABEL

Anda mungkin juga menyukai