Anda di halaman 1dari 57

PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA TERHADAP PERUBAHAN

TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI


DI PUSKESMAS PANEI TONGAH
TAHUN 2022

SKRIPSI

OLEH :

BORA ASPRIANI GIRSANG


20.122.001

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT JALUR TRANSFER


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Proposal : Pengaruh pemberian air kelapa muda tehadap perubahan


tekanan darah pada Lansia penderita Hipertensi di
Puskesmas Panei Tongah Tahun 2022
Nama Mahasiswa : Bora Aspriani Girsang
NPM : 20.122.001
Fakulas : Kesehatan Masyarakat
Program Studi : Kesehatan Masyarakat Jalur Transfer

Menyetujui

Pembimbing,

Ns. Selamat ginting, S.Kep, M.Kes


NPP.19740410.199608.1.002

Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua


Fakultas Kesehatan Masyarakat

Dekan,

Prof. Dr. John Piter Sinaga, M.Kes


NPP.19580113.201402.001

Tanggal Sidang Skripsi :

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Pengaruh pemberian air kelapa muda tehadap perubahan


tekanan darah pada Lansia penderita Hipertensi di
Puskesmas Panei Tongah Tahun 2022
Nama Mahasiswa : Bora Aspriani Girsang
NPM : 20.122.001
Fakulas : Kesehatan Masyarakat
Program Studi : Kesehatan Masyarakat Jalur Transfer

Skripsi ini telah diuji pada Sidang Ujian Akhir Program Sarjana Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua Tahun 2022

Pembimbing,

Ns. Selamat ginting, S.Kep, M.Kes


NPP.19740410.199608.1.002

Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua


Fakultas Kesehatan Masyarakat

Dekan,

Prof. Dr. Jon Piter Sinaga, M.Kes.


NPP. 19580113.201402.1.001

Penguji I Penguji II

Viktor Edyward Marbun, SKM, MKM Ns. M Dasril Samura S.Kep, M.Kes
NPP.19941021.201312.1.001 NPP. 19750424.201008.1.001

ii
ABSTRAK

Girsang Aspriani, Bora. Pengaruh pemberian air kelapa muda tehadap


perubahan tekanan darah pada Lansia penderita Hipertensi di Puskesmas Panei
Tongah Tahun 2022.Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua.(Dibimbing oleh : Ns.
Selamat ginting, S.Kep, M.Kes)

Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses


penuaan sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada lanjut usia.
Tekanan darah akan meningkat setelah umur 45-55 tahun, dinding arteri akan
mengalami penebalan oleh adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot
sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit menjadi kaku. 2 cara
pengobatan hipertensi adalah dengan farmakologi dan non-farmakologi. Salah
satu cara untuk mengurangi tekanan darah pada pasien dengan non-farmakologis
adalah mengkonsumsi air kelapa muda. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas
Panei Tongah pada Februari sampai Juni 2022. Jenis penelitian ini adalah quasy
experiment dengan menggunakan pendekatan one group pretest-posttest. Populasi
yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang tercatat di
Wilayah kerja Puskesmas Panei Tongah. Jumlah sampel yang tersedia sebanyak
18 sampel di ambil secara purposive sampling dari populasi. Hasil analisis
bivariat pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap perubahan tekanan darah
pada lansia penderita hipertensi didapatkan p-value (0,000). Dari hasil analisis
bivariat p-value < α (0,05) maka dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian air
kelapa muda terhadap perubahan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di
Puskesmas Panei Tongah Tahun 2022. Diharapkan kepada tenaga kesehatan yang
ada di Puskesmas Panei Tongah untuk memberikan edukasi mengenai pencegahan
hipertensi dan juga upaya penatalaksanaan hipertensi dengan pemberian air kelapa
muda secara teratur kepada lansia untuk menurunkan tingkat hipertensi lansia di
wilayah kerja Puskesmas Panei Tongah.

Kata Kunci : Hipertensi, Lansia, Air kelapa muda

iii
ABSTRAK

With increasing age, physiological functions decrease due to the aging process so
that many non-communicable diseases appear in the elderly. Blood pressure will
increase after the age of 45-55 years, arterial walls will experience thickening by
the accumulation of collagen substances in the muscle layer so that blood vessels
will gradually narrow and become stiff. Two ways of treating hypertension are
pharmacological and non-pharmacological. One way to reduce blood pressure in
patients with non-pharmacological is to consume young coconut water. This
research was conducted at the Panei Tongah Public Health Center from February
to June 2022. This type of research is a quasi experiment using a one group
pretest-posttest approach. The population determined in this study were all
elderly people who were recorded in the work area of the Panei Tongah Health
Center. The number of available samples is 18 samples taken by purposive
sampling from the population. The results of bivariate analysis of the effect of
giving young coconut water on changes in blood pressure in elderly patients with
hypertension obtained p-value (0.000). From the results of the bivariate p-value
<α (0.05) analysis, it can be concluded that there is an effect of giving young
coconut water to changes in blood pressure in the elderly with hypertension at the
Panei Tongah Health Center in 2022. It is expected that health workers at the
Panei Tongah Health Center will provide education about hypertension
prevention and also efforts to manage hypertension by giving young coconut
water regularly to the elderly to reduce the level of hypertension in the elderly in
the work area of the Panei Tongah Health Center.

 
Keywords: Hypertension, Elderly, Coconut water

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi ini. Adapun judul Skripsi ini adalah “PENGARUH PEMBERIAN AIR

KELAPA MUDA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA

LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS PANEI TONGAH

TAHUN 2022” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat.

Penulis menyadari penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Terulin S, Meliala, SKM, M.Kes selaku Ketua Yayasan Rumah Sakit

Umum Sembiring Delitua.

2. Bapak Drs. Johannes Sembiring, M.Pd, M.Kes selaku Rektor Institut

Kesehatan DELI HUSADA Delitua.

3. Bapak Ns. Selamat Ginting, S.Kep, M.Kes selaku Wakil Rektor I Institut

Kesehatan DELI HUSADA Delitua.

4. Ibu Dra. Ernawati Ginting, Mpd, M.Kes selaku Wakil Rektor II Institut

Kesehatan DELI HUSADA Delitua.

5. Ibu Ns. Nurmala Sari, SST, M.Keb, M.Kes selaku Wakil Rektor III Institut

Kesehatan DELI HUSADA Delitua.

6. Bapak Prof. Dr. Jon Piter Sinaga, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan DELI HUSADA Delitua.

v
7. Ibu Yunita Syahputri Damanik, SKM, M.Kes selaku Ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat Program Jalur Transfer Institut Kesehatan DELI

HUSADA Delitua.

8. Bapak Ns. Selamat ginting, S.Kep, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi.

9. Ibu Novrika Silalahi, M.Stat, Selaku wali tingkat Program Studi Kesehatan

Masyarakat Jalur Non Reguler yang telah banyak memberikan arahan dan

bimbingan.

10. Seluruh Staff Dosen Institut Kesehatan DELI HUSADA Delitua, yang telah

memberikan ilmu dan nasihat selama penulis menjalani pendidikan di

Institut Kesehatan DELI HUSADA Delitua.

11. Seluruh Staff pegawai perpustakaan Institut Kesehatan DELI HUSADA

Delitua, yang selalu baik dalam melayani penulis saat meminjam dan

mencari sumber buku.

12. Kepada Kepala Puskesmas, dan seluruh pegawai Puskesmas Puskesmas

Panei Tongah yang telah membantu penulis selama melaksanakan

penelitian.

13. Ucapan terimakasih kepada kedua orang tua yang saya sayangi, dengan

sabar dalam mendukung dan memberikan nasihat – nasihat serta membantu

penulis baik moral maupun materi hingga akhir penelitian ini.

14. Ucapan terimakasih kepada orang-orang terdekat yang memberikan

dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.

vi
15. Seluruh rekan mahasiswa PSKM Jalur Transfer yang telah memberikan

motivasi dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu baik

secara langsung maupun tidak langsung memberikan bantuan dalam penyusunan

skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih, semoga segala bantuan yang telah

disertai keikhlasan hati diberkati oleh Tuhan yang Maha Esa.

Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-

baiknya maupun penyusunannya. Namun demikian penulis menyadari bahwa

masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, demi kesempurnaan skripsi ini penulis

mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak.

Delitua, 07 April 2022

Penulis

Bora Aspriani Girsang

vii
DAFTAR PUSTAKA

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................iii
ABSTRACT............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR SKEMA.................................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Rumusan masalah......................................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................6
1.3.1. Tujuan umum....................................................................................6
1.3.2. Tujuan khusus...................................................................................6
1.4. Manfaat Penelitian.....................................................................................7
1.4.1. Bagi peneliti......................................................................................7
1.4.2. Bagi tempat penelitian......................................................................7
1.4.3. Bagi institusi pendidikan..................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8
2.1. Lansia.........................................................................................................6
2.1.1. Pengertian lansia...............................................................................6
2.1.2. Klasifikasi lansia...............................................................................8
2.1.3. Perubahan yang terjadi pada lansia..................................................9
2.2. Tekanan darah..........................................................................................10
2.2.1 Pengukuran tekanan darah..............................................................10
2.2.2 Klasifikasi tekanan darah................................................................10
2.3. Hipertensi.................................................................................................11
2.3.1 Pengertian hipertensi......................................................................11
2.3.2 Klasifikasi hipertensi......................................................................11
2.3.3 Faktor resiko hipertensi..................................................................11
2.4. Air Kelapa Muda......................................................................................12
2.4.1 Kandungan air kelapa muda...........................................................12
2.4.2 Prosedur pemberian air kelapa muda..............................................13
2.5. Kontribusi Keilmuan Kesehatan Masyarakat..........................................14
2.6. Kerangka Teori........................................................................................16
2.7. Kerangka Konsep.....................................................................................17
2.8. Hipotesis...................................................................................................17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................18
3.1. Desain Penelitian......................................................................................18
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................18
3.2.1. Lokasi penelitian.............................................................................18

viii
3.2.2. Waktu penelitian.............................................................................18
3.3. Populasi dan Sampel................................................................................18
3.3.1. Populasi..........................................................................................18
3.3.2. Sampel............................................................................................19
3.4. Variabel dan Defenisi Operasional..........................................................20
3.4.1. Variabel independen dan dependen................................................20
3.4.2. Defenisi operasional.......................................................................20
3.5. Aspek pengukuran....................................................................................21
3.6. Instrumen Penelitian................................................................................21
3.7. Metode Pengumpulan Data......................................................................21
3.8. Prosedur Penelitian..................................................................................22
3.9. Analisis Data............................................................................................22
BAB IV HASIL PENELITIAN...........................................................................24
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian.....................................................................24
4.2 Karakteristik Responden..........................................................................24
4.3 Analisis Univariat....................................................................................25
4.4 Uji normalitas dan homogenitas..............................................................26
4.5 Analisis Bivariat.......................................................................................27
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................30
5.1 Analisis univariat.....................................................................................30
5.2 Analisis Bivariat.......................................................................................32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................36
6.1 Kesimpulan..............................................................................................36
6.2 Saran.........................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA
KUESIONER

DAFTAR SKEMA

ix
Gambar 2.1 Kerangka teori....................................................................................16
Gambar 2.2 Kerangka konsep................................................................................17

DAFTAR TABEL

x
Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah.........................................................................8
Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi...............................................................................8
Tabel 3.1 Defenisi operasional...............................................................................20
Tabel 4.1 Karakteristik responden.........................................................................24
Tabel 4.2 Analisis univariat...................................................................................25
Tabel 4.3 Uji Normalitas........................................................................................26
Tabel 4.4 Uji Homogenitas....................................................................................26
Tabel 4.4 tabel analisis bivariat dengan Paired sample T-test...............................27

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas.

Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan

akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi

suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan. Usia lanjut sebagai

tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan

dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut. Hal tersebut merupakan

suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia (Notoatmodjo,

2017).

Proporsi penduduk di atas 60 tahun di dunia diperkirakan akan terus

meningkat. Perkiraan peningkatan dari tahun 2000 sampai 2050 akan berlipat

ganda dari sekitar 11% menjadi 22%, atau secara absolut meningkat dari 605 juta

menjadi 2 milyar lansia ( WHO,2014). Dari tahun 2015-2019 pertumbuhan

penduduk Indonesia setiap tahun terus meningkat, dari 3,54 juta per tahun

menjadi 3,70 juta per tahun. Saat ini Jumlah penduduk usia lanjut Berkisar antara

27 juta (angka nasional), dan diprediksi pada tahun 2020 akan menjadi sekitar 80

juta atau 28,6% dari seluruh jumlah penduduk usia lanjut yang ada pada saat ini

(Kemenkes, 2020).

Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat

proses penuaan sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada lanjut usia.

pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik.

Tekanan darah akan meningkat setelah umur 45-55 tahun, dinding arteri akan

mengalami penebalan oleh adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot

1
2

sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit menjadi kaku

(Nuraini, 2015).

Tekanan darah merupakan ukuran tekanan yang digunakan oleh aliran darah

melalui arteri berdasarkan dua hal yaitu ketika jantung berkontraksi dan ketika

jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut

nadi dan volume darah yang bersirkulasi dan elastisitas pembuluh darah

mempengaruhi tekanan darah. Apabila tekanan darah tinggi akan menyebabkan

gangguan pada tubuh seperti terjadinya penyakit hipertensi (Vaughans, 2017).

Hasil Riskesdas 2020, penyakit terbanyak pada lanjut usia adalah Penyakit Tidak

Menular (PTM) antara lain hipertensi, artritis, stroke, Penyakit Paru Obstruktif

Kronik (PPOK) dan Diabetes Mellitus (DM).

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal.

Menurut Nurarif & Kusuma (2016), hipertensi adalah peningkatan tekanan darah

sistolik sekitar 140 mmHg atau tekanan diastolik sekitar 90 mmHg. Hipertensi

merupakan masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak ada tanda gejala khusus

pada penyakit hipertensi dan beberapa orang masih merasa sehat untuk

beraktivitas seperti biasanya. Hal ini yang membuat hipertensi sebagai silent killer

(Kemenkes, 2018), orang-orang akan tersadar memiliki penyakit hipertensi ketika

gejala yang dirasakan semakin parah dan memeriksakan diri ke pelayanan

kesehatan.

Gejala yang sering dikeluhkan penderita hipertensi adalah sakit kepala,

pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epitaksis, dan

kesadaran menurun (Nurarif & Kusuma, 2016). Hipertensi terjadi karena

dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko. Faktor-faktor risiko yang menyebabkan


3

hipertensi adalah umur, jenis kelamin, obesitas, alkohol, genetik, stres, asupan

garam, merokok, pola aktivitas fisik, penyakit ginjal dan diabetes melitus (Sinubu,

2016).

Menurut World Health Organiztion (WHO) pada tahun 2017 menunjukan

satu milyar orang di dunia menderita hipertensi, 2/3 penderita hipertensi berada di

negara berkembang. Prevalensi hipertensi akan terus meningkat dan diprediksi

tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena hipertensi.

Hipertensi telah menyebabkan banyak kematian sekitar 8 juta orang setiap

tahunnya, dan 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara dengan 1/3 populasinya

menderita hipertensi (Kemenkes, 2018).

Secara nasional hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi

penduduk dengan tekanan darah tinggi sebesar 34,11%. Prevalensi tekanan darah

tinggi pada perempuan 36,85% lebih tinggi dibanding dengan laki-laki 31,34%. 2

Prevalensi di perkotaan sedikit lebih tinggi 34,43% dibandingkan dengan

perdesaan 33,72%. Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar

63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi

sebesar 427.218 kematian.

Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54

tahun (45,3%). Sementara untuk kelompok lansia, Prevalensi hipertensi lansia di

Indonesia sebesar 45,9% untuk umur 55-64 tahun, 57,6% umur 65-74 tahun dan

63,8% umur >75 tahun. Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan

pengukuran tekanan darah pada umur ≥18 tahun adalah sebesar 25,8%. Prevalensi

tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%),

Kalimantan Timur (29,6%). (Balitbang Kemenkes RI, 2018).


4

Berdasarkan data Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan, prevalensi

hipertensi di Propinsi Sumatera Utara mencapai 6.7% dari jumlah penduduk di

Sumatera Utara. Ini berarti bahwa jumlah penduduk Sumatera Utara yang

menderita hipertensi mencapai 12,42 juta jiwa tersebar di beberapa Kabupaten

(Kementrian Kesehatan RI, 2020). Data pada tahun 2018 di 34 Puskesmas pada

usia ≥ 18 tahun. Ada 8.850.916 orang jumlah total penduduk perempuan dan laki-

laki terdapat 334.230 orang yang positif hipertensi. 68,5% diantarnya adalah

lansia.

Berdasarkan Riskesdas (2020) Di kabupaten Simalungun terdapat 4.894

orang yang menderita hipertensi. Sementara di Kecamatan Panei, Data kasus

penyakit tidak menular yang diperoleh dari Puskesmas Panei Tongah

menunjukkan bahwa hipertensi masuk kedalam 10 besar penyakit yang sering

diderita penduduk Kecamatan Panei. Dari data tahun 2020 prevelensi penyakit

hipertensi sebanyak 92 orang 58 orang diantarnya adalah lansia. 3 desa yang

paling banyak penduduknya penderita hipertensi yaitu desa Panei Tongah,

Sipoldas dan Simantin.

2 cara pengobatan hipertensi adalah dengan farmakologi dan non-

farmakologi. Perawatan farmakologis adalah perawatan dengan menggunakan

obat antihipertensi untuk mengurangi tekanan darah, termasuk inhibitor sumbu,

diuretik, antagonis kalsium dan vasodilator. Saat menggunakan obat-obatan ini,

efek samping dapat menyebabkan efek ketergantungan, biaya tinggi dan masalah

lain. Perawatan pengobatan non-farmakologis dapat digunakan tanpa obat-obatan

dan dapat mengurangi tekanan darah dibandingkan dengan hanya terapi

farmakologis (Marliani & Tantan, 2017).


5

Salah satu cara untuk mengurangi tekanan darah pada pasien dengan non-

farmakologis adalah mengkonsumsi makanan dengan kadar kalium tinggi dan

natrium darah rendah dalam batas normal. Salah satunya adalah dengan air kelapa

hijau mengandung sejumlah mineral, yaitu fosfor, nitrogen, kalium, magnesium,

klorin, sulfur dan besi dengan kandungan kalium yang paling mineral yang

berguna untuk mengurangi tekanan darah (tenun et al. 2020). Air kelapa muda

adalah minuman khas dalam berbagai kalium tropis tinggi (sekitar 291 mg/100

ml), air kelapa muda 68 bulan memiliki kandungan kalium tertinggi dan natrium

cermin terendah (Farapti & Safitri, 2017).

Kalium pada air kelapa muda membantu mengatasi hipertensi. Kalium

sangat berguna untuk mengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik dengan

mengerem rilis ras untuk meningkatkan pemisahan natrium dan air. Konsumsi air

kelapa muda berguna untuk menambah hubungan kalium dengan natrium, di

mana dapat mengurangi tekanan darah. Minuman air kelapa muda adalah yang

terbaik untuk pasien hipertensi karena air kelapa muda memiliki kandungan

kalium yang sangat tinggi dan natrium yang rendah (Andika, 2018).

Terapi air kelapa sangat bermanfaat bagi penderita hipertensi. Minum air

kelapa menambah mineral penting terutama kalium yang sangat diperlukan untuk

menurunkan tekanan darah. Tak hanya itu, kecukupan kalium juga bermanfaat

meningkatkan fungsi lain yang terkait dari kesehatan pembuluh darah. Namun

pengetahuan masyarakat akan pengobatan nonfarmakologi khususnya terapi air

kelapa untuk penyakit hipertensi masih kurang (Lingga, 2019).

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Panei Tongah sebanyak 16 responden selama 3 bulan terakhir, dari bulan


6

September sampai dengan bulan November 10 orang lansia mengatakan jika

hipertensinya naik mereka mengobatinya dengan cara meminum obat

antihipertensi seperti (Captopril, Enalaprin dan Trandolaprin) dan 6 orang lansia

lainnya lebih memilih berobat kepuskesmas jika hipertensinya naik. Dari 16 lansia

sebanyak 13 orang lansia mengatakan belum pernah melakukan pemberian air

kelapa muda sebagai pengobatan herbal apabila hipertensinya naik.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di Wilayah kerja Puskesmas Panei Tongah tentang

“Pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap perubahan tekanan darah pada

lansia penderita Hipertensi di Puskesmas Panei Tongah Tahun 2022”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap perubahan

tekanan darah pada lansia penderita Hipertensi di Puskesmas Panei Tongah Tahun

2022”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengalisis Pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap perubahan

tekanan darah pada lansia penderita Hipertensi di Puskesmas Panei Tongah Tahun

2022

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui distribusi tekanan darah lansia penderita Hipertensi sebelum

pemberian air kelapa muda di Puskesmas Panei Tongah Tahun 2022


7

2. Untuk mengetahui distribusi tekanan darah lansia penderita Hipertensi sesudah

pemberian air kelapa muda di Puskesmas Panei Tongah Tahun 2022

3. Untuk mengalisis Pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap perubahan

tekanan darah pada lansia penderita Hipertensi di Puskesmas Panei Tongah

Tahun 2022

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam melakukan penelitian

dan sebagai referensi kepada peneliti lain selanjutnya yang berkaitan dengan topik

penelitian.

1.4.2 Bagi tempat penelitian

Sebagai bahan sumbangan pemikiran maupun masukan bagi masyarakat

Desa Panei Tongah.

1.4.3 Bagi institusi pendidikan

Sebagai referensi ataupun informasi bagi mahasiswa/mahasiswi dalam

melakukan riset ataupun penelitian.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lansia

2.1.1 Pengertian lansia

Lansia adalah seseorang yang mengalami tahap akhir dalam perkembangan

kehidupan manusia. UU No. 13/Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia

disebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun (Dewi,

2014). Proses menua adalah proses alamiah kehidupan yang terjadi mulai dari

awal seseorang hidup, dan memiliki beberapa fase yaitu anak, dewasa, dan tua

(Kholifah, 2016).

Lansia adalah tahap akhir dalam proses kehidupan yang terjadi banyak

penurunan dan perubahan fisik, psikologi, sosial yang saling berhubungan satu

sama lain, sehingga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan fisik maupun

jiwa pada lansia (Cabrera, 2015). Lansia mengalami penurunan biologis secara

keseluruhan, dari penurunan tulang, massa otot yang menyebabkan lansia

mengalami penurunan keseimbangan yang berisiko untuk terjadinya jatuh pada

lansia (Susilo, 2017).

2.1.2 Klasifikasi lansia

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada empat klasifikasi lansia yaitu:

1. Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun

2. Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun

3. Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun

4. Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun

8
9

2.1.3 Perubahan yang terjadi pada lansia

Menurut Mujahidullah (2012) dalam Wallace (2017), beberapa perubahan

yang akan terjadi pada lansia diantaranya adalah :

a. Perubahan fisik

1. Sel, saat seseorang memasuki usia lanjut keadaan sel dalam tubuh akan

berubah, seperti jumlahnya yang menurun, ukuran lebuh besar sehingga

mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan proposi protein di otak, otot,

ginjal, darah dan hati beekurang.

2. Sistem persyarafan, keadaan system persyarafan pada lansia akan

mengalami perubahan, seperti mengecilnya syaraf panca indra. Pada indra

pendengaran akan terjadi gangguan pendengaran seperti hilangnya

kemampuan pendengaran pada telinga. Pada indra penglihatan akan terjadi

seperti kekeruhan pada kornea, hilangnya daya akomodasi dan menurunnya

lapang pandang. Pada indra peraba akan terjadi seperti respon terhadap

nyeri menurun dan kelenjar keringat berkurang. Pada indra pembau akan

terjadinya seperti menurunnya kekuatan otot pernafasan, sehingga

kemampuan membau juga berkurang.

3. Sistem gastrointestinal, pada lansia akan terjadi menurunya selara makan ,

seringnya terjadi konstipasi, menurunya produksi air liur(Saliva) dan gerak

peristaltic usus juga menurun.

4. Sistem genitourinaria, pada lansia ginjal akan mengalami pengecilan

sehingga aliran darah ke ginjal menurun.


10

5. Sistem musculoskeletal, pada lansia tulang akan kehilangan cairan dan

makin rapuh, keadaan tubuh akan lebih pendek, persendian kaku dan tendon

mengerut.

6. Sistem Kardiovaskuler, pada lansia jantung akan mengalami pompa darah

yang menurun , ukuran jantung secara kesuruhan menurun dengan tidaknya

penyakit klinis, denyut jantung menurun, katup jantung pada lansia akan

lebih tebal dan kaku akibat dari akumulasi lipid. Tekanan darah sistolik

meningkat pada lansia kerana hilangnya distensibility arteri. Tekanan darah

diastolic tetap sama atau meningkat.

2.2 Tekanan darah

2.1 Pengukuran tekanan darah

Tekanan darah, diukur dalam denyut nadi, dapat dinyatakan dalam

milimeter (mm) air raksa (Hg) dan terdiri dari dua nilai: yang atas disebut tekanan

sistolik dan yang lebih rendah disebut tekanan diastolik. Ketika mengukur tekanan

darah, dua tekanan harus diukur, yaitu tekanan tertinggi dan tekanan terendah,

bahasa sehari-hari dikenal sebagai tekanan sistolik dan diastolik (Ridwan, 2019).

2.2 Klasifikasi tekanan darah

Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute of Health, Klasifikasi

tekanan darah adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah


Kategori Stadium Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Hipotensi <90 <60
Normal 90-119 60-79
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi Tk I 140-159 90-99
Hipertensi Tk II 160-179 100-109
11

2.3 Hipertensi

2.3.1 Pengertian hipertensi

Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan

diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap

mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg

(Ardiansyah, 2012).

Menurut Price (dalam Nurarif & Kusuma (2016), Hipertensi adalah sebagai

peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik

sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit

jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan

pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.

2.3.2 Klasifikasi Hipertensi

Komite eksekutif dan National High Blood Pressure Education Program

merupakan sebuah organisasi yang terdiri dari 46 profesional, sukarelawan, dan

agen federal. Mereka mencanangkan klasifikasi JNC (Joint National Committee

on Prevention, Detection, Evaluation, and the Treatment of High Blood Pressure)

yang dikaji oleh 33 ahli hipertensi nasional Amerika Serikat (Sani, 2018).

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi


Klasifikasi Hipertensi Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Prehipertensi 120-139 80-90
Hipertensi derajat I 140-159 90-99
Hipertensi derajat II >160 >100

2.3.3 Faktor resiko hipertensi

Menurut Fauzi (2014), jika saat ini seseorang sedang perawatan penyakit

hipertensi dan pada saat diperiksa tekanan darah seseorang tersebut dalam

keadaan normal, hal itu tidak menutup kemungkinan tetap memiliki risiko besar
12

mengalami hipertensi kembali. Lakukan terus kontrol dengan dokter dan menjaga

kesehatan agar tekanan darah tetap dalam keadaan terkontrol. Hipertensi memiliki

beberapa faktor risiko, diantaranya yaitu:

a. Keturunan, faktor ini tidak bisa diubah. Jika di dalam keluarga pada orangtua

atau saudara memiliki tekanan darah tinggi maka dugaan hipertensi menjadi

lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih

tinggi pada kembar identik dibandingkan kembar tidak identik. Selain itu pada

sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk

masalah tekanan darah tinggi.

b. Usia, faktor ini tidak bisa diubah. Semakin bertambahnya usia semakin besar

pula resiko untuk menderita tekanan darah tinggi. Hal ini juga berhubungan

dengan regulasi hormon yang berbeda.

c. Konsumsi garam, terlalu banyak garam (sodium) dapat menyebabkan tubuh

menahan cairan yang meningkatkan tekanan darah.

d. Kolesterol, Kandungan lemak yang berlebihan dalam darah menyebabkan

timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah

menyempit, pada akhirnya akan mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi.

2.4 Air kelapa muda

2.4.1 Kandungan air kelapa muda

Air kelapa menurunkan detak jantung dan tekanan darah (Rusni, 2019). Air

kelapa muda terdapat pada kelapa muda dan memiliki rasa yang manis, sedangkan

air kelapa muda mengandung gula, vitamin, kalsium dan kalium. Kalium adalah

elemen yang sangat penting dalam tubuh karena menjaga tekanan darah normal

dalam tubuh, yang selanjutnya mengurangi kemungkinan penyakit jantung dan


13

tekanan darah tinggi. Kalium berperan dalam menurunkan tekanan darah, yang

diyakini karena mekanisme natriuresis ginjal, vasodilatasi yang dimediasi endotel,

serta efek sentral dari penurunan renin-angiotensin-aldosteron (RAA).

Kandungan air kelapa muda dipercaya dapat menurunkan tekanan darah

(Darmavan, 2013). Air kelapa dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah

pada tekanan darah tinggi. Vitamin yang terdapat dalam air kelapa adalah vitamin

B (B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7, B9) dan vitamin C, yang kadarnya menurun saat

matang.

Manfaat Air Kelapa Muda Menurut Kemala dan Velayutham (1978) pada

usia 8 bulan nilai gizi dalam air kelapa muda, K adalah mineral tertinggi.

Minuman alami air kelapa muda adalah minuman alami dan higienis dan memiliki

komposisi makanan yang cukup baik. Menyembuhkan berbagai jenis penyakit air

kelapa muda memiliki elemen kalium tertinggi (K), oleh karena itu, air kelapa

muda memainkan peran dalam frekuensi buang air kecil dan penghapusan obat-

obatan dan badan antibodi lainnya biasanya digunakan dalam kasus-kasus Dari

kasus infeksi. Mengkonsumsi air kelapa tinggi untuk kalium dapat mengurangi

hipertensi (Karyadi dan Maueral, 1988).

2.4.2 Prosedur pemberian air kelapa muda

Prosedur pemberian air kelapa muda terhadap tekanan darah menurut

Fadlilah & Saputri (2018), air kelapa muda (250cc/hari) di pagi hari dan di malam

hari selama seminggu untuk penurunan tekanan darah dengan hipertensi dengan

nilai p & lt; 0,05, yaitu 0,001. Kalium memainkan gulungan penurunan tekanan

darah, yang meningkat dengan mekanisme naatralization dalam ginjal,

endamelion decependent vasodilatasi, dan juga oleh efek sentral, yaitu


14

pengurangan aktivitas renin-angiotensin-aldosteron (RAA ) dan diperkirakan The

neuronal Na pompa, yang mengurangi aktivitas simpatis, sehingga dapat menjadi

tekanan darah pasien hipertensi.

Dalam studi Converge (2020), air kelapa hijau tidak kurang diberikan dari

250 ml 2 kali sehari di pagi hari dan di malam hari selama 7 hari. Hasil papan air

kelapa muda penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja

puskesmas Kuripan. Sebelum menerima pengobatan air kelapa muda dengan

pasien hipertensi, diukur tekanan darah Pengobatan air kelapa muda 250 cc di

pagi hari dan di malam hari selama 7 hari.

2.5 Kontribusi Ilmu Kesehatan Masyarakat Dalam Penelitian Pengaruh

Pemberian Air Kelapa Muda Terhadap Perubahan Tekanan Darah

Pada Lansia Penderita Hipertensi

Kesehatan masyarakat memiliki peran penting dalam upaya peningkatan

kualitas sumber daya manusia. berdasarkan pada Teori H.L. Blum yang

menyebutkan bahwa derajat kesehatan ditentukan oleh 40% faktor lingkungan,

30% faktor perilaku, 20% faktor pelayanan kesehatan, dan 10% faktor genetika

(keturunan). dalam penelitian ini, kontribusi keilmuan kesehatan masyarakat

diperlukan dalam manajemen perilaku lansia terutama lansia yang mengalami

hipertensi dan manajemen pelayanan kesehatan. Manajemen tersebut antara lain:

1. Melakukan manajemen pelayanan kesehatan yang lebih baik dalam upaya

meningkatkan mutu layanan kesehatan terutama pada lansia seperti pelayanan

konsultasi pada lansia.

2. Melakukan pengumpulan data terhadap lansia. Data umum, data khusus, dan

profil kesehatannya.
15

3. Membuat program perencanaan manajemen perilaku lansia seperti penyuluhan

tentang perilaku lansia yang dapat meningkatkan resiko terjadinya hipetensi.

4. Membuat program perencanaan pencegahan dan upaya penanggulanan

hipertensi seperti penyuluhan dan edukasi tentang manfaat air kelapa muda

terhadap hipertensi.
16

2.6 Kerangka Teori

Faktor Resiko
Hipertensi :
1. Keturunan Hipertensi
2. Usia
3. Konsumsi garam
4. Kolesterol

Terapi non Farmakologis

Terapi Farmakologis

Air Kelapa Muda


Penurunan Tekanan Darah (Kandungan Kalium (K)
yang terkandung)

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

2.1 Kerangka Teori


17

2.7 Kerangka konsep

Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu realita agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar

variabel, baik yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2018).

Pretest Perlakuan Post-test

Tekanan darah Pemberian air Tekanan darah


sebelum kelapa muda sesudah

2.2 Kerangka Konsep

2.8 Hipotesis

1. Ada pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap perubahan tekanan darah

pada lansia penderita Hipertensi di Puskesmas Panei Tongah Tahun 2022


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat analitik yaitu

suatu penelitian untuk menganalisis pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap

perubahan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Puskesmas Panei

Tongah Tahun 2022. Desain penelitian menggunakan quasy experiment dengan

pendekatan one group pretest-posttest yaitu desain penelitian yang melakukan

pengukuran sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan sesudah diberikan

perlakuan (posttest).

O1 O2
X

O1 = Sebelum pemberian air kelapa muda

O2 = Sesudah Pemberian pemberian air kelapa muda

X = Pemberian air kelapa muda

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Panei Tongah

3.2.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2021 sampai dengan

bulan Maret 2022

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang tercatat di Wilayah

kerja Puskesmas Panei Tongah yaitu 32 orang.

18
19

3.3.2 Sampel

Penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu teknik penentuan

sampel dengan kriteria atau pertimbangan tertentu. Kriteria pemilihan sampel

terbagi menjadi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam

sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Kriteria sampel

inklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Lansia atau orang yang usianya ≥60 tahun

b. Lansia yang mengalami hipertensi

c. Lansia yang mengalami hipertensi dan bersedia mengonsumsi air kelapa

muda

2. Kriteria ekslusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian.

Kriteria sampel ekslusi dalam penelitian ini adalah:

a. Lansia yang mengalami penyakit fisik

b. Lansia yang mengalami gangguan jiwa

Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, Jumlah sampel yang memenuhi syarat

dalam penelitian ini adalah 18 sampel.


20

3.4 Variabel dan Defenisi Operasional

3.4.1 Variabel independen dan dependen

1. Variabel independen

Variabel independent merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen/terikat. Pada

penelitian ini variabel independen yaitu pemberian air kelapa muda.

2. Variabel dependen

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari

adanya variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen yaitu

tekanan darah.

3.4.2 Defenisi operasional

N Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala


o Ukur
1 Independen Pemberian Gelas ukur Eksperime 1. Sebelum Ordinal
Pemberian air kelapa n air kelapa
air kelapa muda muda
muda (250cc / 2. Sesudah
hari) di pemberian
pagi hari air kelapa
dan di muda
malam hari
selama
seminggu
2 Dependen : Hasil Tensimeter Eksperime 1. 90-119/60- ratio
Tekanan pengukura n 79
darah n tekanan (Normal)
darah 2. 120-139/
sebelum 80-89
dan (Prehiperte
sesudah nsi)
pemberian 3. 140-159
air kelapa /90-99
muda (Hipertens
i derajat I)
4. >160/>100
(Hipertens
i derajat
II)
21

3.5 Aspek Pengukuran

3.5.1 Tekanan darah sebelum pemberian air kelapa muda

Tekanan darah sebelum pemberian air kelapa diukur sebelum pemberian air

kelapa muda dengan menggunakan tensimeter dengan hasil sebagai berikut :

120-139/80-89 (Prehipertensi)

140-159/90-99 (Hipertensi derajat I)

>160/>100 (Hipertensi derajat II)

3.5.2 Tekanan darah sesudah pemberian air kelapa muda

Tekanan darah sebelum pemberian air kelapa diukur sesudah pemberian air

kelapa muda dengan menggunakan tensimeter dengan hasil sebagai berikut :

90-119/60-79 (Normal)

120-139/80-89 (Prehipertensi)

140-159/90-99 (Hipertensi derajat I)

>160/>100 (Hipertensi derajat II)

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah tensimeter. Tensimeter digunakan untuk

mengukur tekanan darah dari seluruh sampel.

3.7 Metode Pengumpulan Data

3.7.1 Data primer

Data yang diperoleh dengan melakukan pengukuran tekanan darah terhadap

seluruh sampel.

3.7.2 Data sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung lainnya yang diperoleh dari

Puskesmas Panei Tongah.


22

3.8 Prosedur Penelitian

Penelitian akan dilakukan dalam 3 (tiga) tahap kegiatan yaitu tahap

persiapan, tahap penelitian, dan tahap pengolahan hasil.

3.8.1 Tahap persiapan

Tahap persiapan dilakukan dengan mencari masalah yang disajikan dalam

bentuk kuantitatif serta mencari faktor penyebab masalah.

3.8.2 Tahap penelitian

Tahap Penelitian dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada

masyarakat untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan masalah

dan faktor penyebab.

3.8.3 Tahap pengolahan hasil

Tahap pengolahan hasil dilakukan dengan menganalisis data kuantitatif dan

memberikan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh.

3.9 Analisa Data

3.9.1 Analisa Univariat

Tujuan analisa univariat adalah untuk menerangkan karakteristik masing-

masing variabel, baik variabel bebas maupun terikat. Dengan melihat distribusi

frekuensi masing-masing variabel.

Pada penelitian ini statistik univariat akan digunakan untuk menganalisa :

a. Tekanan darah sebelum pemberian air kelapa muda

b. Tekanan darah sesudah pemberian air kelapa muda


23

3.9.2 Analisa bivariat

Tujuan analisa bivariat adalah untuk melihat ada tidaknya hubungan antara

dua variabel, yaitu variabel terikat dengan variabel bebas. Data dianalisi untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat.

1. Pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap perubahan tekanan darah

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah paired sample T-test.

Dengan kriteria apabila nilai p value < (0,05), maka diasumsikan variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen.


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Puskesmas Panei Tongah terletak di Dusun Pane Tongah, Kecamatan Panei

Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

 Disebelah utara berbatasan dengan dengan Kecamatan Panombeian Panei

 Disebelah timur berbatasan dengan Berbatasan dengan Kecamatan Siantar

 Disebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sidamanik

 Disebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Dolok Pardamean

Tenaga kesehatan di Puskesmas Panei Tongah tahun 2022 yang terdapat di

berbagai unit kerja yaitu sebagai berikut.

 Dokter umum 1 orang

 Dokter gigi 1 orang

 Bidan 16 orang

 Perawat 8 orang

 Apoteker 1 orang

 Kesmas 1 orang

 Sanitasi 1 orang

4.2 Karakteristik Responden

Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah lansia penderita

hipertensi di Puskesmas Panei Tongah Tahun 2022 sebanyak 18 responden.

Responden-responden ini adalah yang bersedia dan telah memenuhi syarat untuk

24
25

diteliti. Karakteristik responden adalah data yang menguraikan atau menggambarkan

identitas responden. Adapun karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari

jenis kelamin, usia, riwayat pendidikan dan riwayat pekerjaan.

Tabel 4.1
Distribusi Karakteristik Lansia Penderita Hipertensi di Puskesmas Panei
Tongah Tahun 2022
N Karakteristik %
n
o
1 Jenis Kelamin
Laki-laki 8 44,4
Perempuan 10 55,6
2 Usia
Lanjut usia (60-74 Tahun) 12 66,7
Lanjut usia tua (75-90 Tahun) 6 33,3
3 Riwayat Pendidikan
Pendidikan dasar (SD) 2 11,1
Pendidikan menengah (SMP,SMA) 12 66,7
Pendidikan tinggi (D3,S1,S2) 4 22,2
4 Riwayat Pekerjaan
PNS 2 11,1
Pegawai swasta 2 11,1
Pegawai BUMN 3 16,7
Wirausaha 5 27,8
Petani 6 33,3
Total 18 100

Berdasarkan tabel karakteristik responden diatas, karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin didapatkan hasil mayoritas responden adalah perempuan

yaitu 10 orang (55,6%). Karakteristik responden berdasarkan riwayat pendidikan

didapatkan hasil bahwa mayoritas responden adalah pendidikan menengah

(SMA,SMA) yaitu 12 orang (66,7%). Karakteristik responden berdasarkan usia

didapatkan hasil bahwa mayoritas responden adalah lanjut usia (60-74 tahun) sebagai
26

yaitu 12 orang (66,7%). Karakteristik responden berdasarkan riwayat pekerjaan

didapatkan hasil bahwa mayoritas responden adalah petani yaitu 6 orang (33,3%).

4.3 Analisis Univariat

Tabel 4.2
Distribusi Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi di Puskesmas Panei
Tongah Tahun 2022
Pretest Posttest
Tekanan Darah
n % n %
1 Normal 0 0 5 27,8
2 Prehipertensi 0 0 13 72,2
3 Hipertensi derajat I 13 72,2 0 0
4 Hipertensi derajat II 5 27,8 0 0
Total 18 100,0 18 100,0

Berdasarkan distribusi frekuensi analisis univariat diatas, distribusi frekuensi

tekanan darah lansia penderita hipertensi sebelum pemberian air kelapa muda

(pretest), mayoritas responden adalah hipertensi derajat I yaitu 13 orang (72,2%).

Distribusi frekuensi tekanan darah lansia penderita hipertensi sesudah pemberian air

kelapa muda (posttest), mayoritas responden adalah prehipertensi yaitu 13 orang

(72,2%).

4.4 Uji Normalitas dan Homogenitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat distribusi data apakah data hasil

pengukuran berdistribusi normal dan uji homogenitas untuk melihat apakah data

berasal dari populasi yang sama (homogen). Uji normalitas yang digunakan adalah uji

Shapiro-Wilk dan uji homenitas yang digunakan adalah Levane Test. P-value

dibandingkan dengan α (0,05), jika p-value > α (0,05) maka data berdistribusi normal

dan berasal dari populasi yang sama.


27

Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk

Kelompok
Mean Median p-value 95% Ci Ket*
Pengukuran
Tekanan Pretest 153,44 154,50 0,381 149,87-157,02 Normal
darah sistol Posttest 125,89 125,00 0,132 122,28-129,49 Normal
Tekanan Pretest 96,22 95,00 0,137 93,98-98,47 Normal
darah
diastol Posttest 80,78 81,50 0,610 78,36-83,20 Normal

Dari tabel diatas diperoleh nilai p-value untuk variabel test tekanan darah sistol

pretest dan posttest yaitu 0,381 dan 0,132 dan untuk variabel test tekanan darah

diastol pretest dan posttest yaitu 0,137 dan 0,610. p-value dibandingkan dengan nilai

α (0,05), p-value > α maka seluruh data variabel pengukuran berdistribusi normal.

Tabel 4.4
Hasil Uji Homogenitas dengan Levane Test

Kelompok
Levane Statistic df1 df2 P-Value
pengukuran
Tekanan darah
0,155 1 34 0,697
sistol
Tekanan darah
0,021 1 34 0,887
diastol

Dari tabel diatas diperoleh nilai p-value untuk hasil pengukuran variabel test

tekanan darah sistol dan tekanan darah diastol yaitu 0,697 dan 0,887. p-value

dibandingkan dengan nilai α (0,05), p-value > α maka seluruh data variabel

pengukuran bersifat homogen.


28

4.5 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis pengaruh pemberian air kelapa

muda terhadap perubahan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di

Puskesmas Panei Tongah Tahun 2022. Penelitian ini diuji dengan uji paired sample

T-test.

Tabel 4.5 Hasil Uji dengan Paired sample T-test

Selisih p-
Kelompok Pengukuran Mean±SD 95% Ci t
Mean value
Tekanan Pretest 153,44±7,180 23,243-
27,556 13,481 0,000
darah sistol Postest 125,89±7,251 31,868
Tekanan Pretest 96,22±4,519 11,948-
15,444 9,319 0,000
darah diastol Postest 80,78±4,870 18,941

Berdasarkan tabel analisis bivariat diatas, analisis bivariat untuk kelompok

pengukuran tekanan darah sistol diketahui perbandingan selisih rata-rata sebelum dan

sesudah pemberian air kelapa muda diperoleh 27,556 dan selisih perbedaan tersebut

diantara 23,243 sampai 31,948. Dari hasil analisis dengan uji Paired sample T-Test

diperoleh p-value (0,000) dan t-hitung (13,481). Analisis bivariat untuk kelompok

pengukuran tekanan darah diastol diketahui perbandingan selisih rata-rata sebelum

dan sesudah pemberian air kelapa muda diperoleh 15,444 dan selisih perbedaan

tersebut diantara 11,948 sampai 9,319. Dari hasil analisis dengan uji Paired Sample

T-Test diperoleh p-value (0,000) dan t-hitung (9,319).


BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Analisis Univariat

5.1.1 Tekanan Darah lansia penderita hipertensi sebelum pemberian air kelapa

muda di Puskesmas Panei Tongah Tahun 2022

Tekanan darah dapat meningkat disebabkan oleh beberapa faktor seperti

hilangnya elastisitas jaringan pada usia tua, mengkonsumsi asupan garam yang tinggi,

mengkonsumsi makanan berlemak, stress, kebiasaan merokok, dan kurang aktivitas

fisik dimana orang yang kurang aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat

dan otot jantung mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.

Hasil wawancara terhadap responden mengatakan belakangan ini sudah kurang

melakukan aktivitas fisik karena keterbatasan kondisi yang tidak mampu beraktivitas

seperti normalnya, penyebabnya adalah penyakit-penyakit yang timbul pada usia tua

seperti reumatik. Timbulnya penyakit-penyakit usia tua mengakibatkan gangguan

psikologis pada responden yang mengakibatkan mereka mudah untuk mengalami

stress. Stress yang dialami secara terus menerus dapat mengakibatkan kenaikan

tekanan darah yang signifikan sehingga mereka bisa terkena hipertensi. Hasil

wawancara terhadap responden laki-laki, semua mengatakan memiliki kebiasaan

merokok. Seperti yang kita tau nikotin yang terdapat dalam rokok akan merangsang

pelepasan adrenalin sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah, denyut nadi

dan tekanan kontraksi jantung. Selain itu, merokok juga mengakibatkan peningkatan

kolesterol sehingga meningkatkan resiko terjadinya hipertensi.

30
31

Analisis univariat pada tabel 4.2 menunjukkan tekanan darah lansia penderita

hipertensi sebelum pemberian air kelapa muda. Dari tabel tersebut dapat dilihat

bahwa mayoritas lansia adalah hipertensi derajat I yaitu 13 orang (72,2%) dan

minoritas adalah hipertensi derajat II yaitu 5 orang (27,8%). Hasil ini sesuai dengan

pengukuran yang dilakukan peneliti terhadap tekanan darah sistol dan tekanan darah

diastol dimana rata-rata tekanan darah 18 responden adalah 153,44/96,22 mmHg.

Angka ini terbilang tinggi dimana normalnya rata rata tekanan darah sistol dan diastol

adalah 90-119/60-79. Dalam upaya penanganan hipertensi yang dilakukan oleh

responden, semua responden mengatakan menggunakan obat anti hipertensi.

Meminum obat ini secara terus menerus seringkali tidak disukai oleh kebanyakan

responden, responden mengatakan merasa bosan untuk minum obat secara terus

menerus tehingga mereka tidak teratur untuk minum obat. Dampak lain jika mereka

mengonsumsi obat dalam jangka panjang juga membuat mereka takut pada efek

sampingnya.

5.1.2 Tekanan Darah lansia penderita hipertensi sesudah pemberian air kelapa

muda di Puskesmas Panei Tongah Tahun 2022

Pengobatan non farmakologi merupakan pengobatan tanpa obat-obatan, dengan

merubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan menghindari faktor risiko seperti

menurunkan berat badan, berhenti merokok, olahraga, mengurangi pemakaian garam

dan disertai dengan mengkonsumsi asupan kalsium, magnesium dan kalium. Salah

satu pengobatan non farmakologi untuk mengatasi hipertensi adalah dengan

pengobatan herbal dengan minum air kelapa muda. Hasil wawancara yang dilakukan
32

terhadap responden setelah pemberian air kelapa muda menunjukkan respon yang

positif. Responden merasakan efek alami seperti denyut jantung yang mulai normal

dari sebelumnya .Responden juga menyatakan sakit kepala dan ketegangan otot yang

mereka alami berkurang setelah mengonsumsi air kelapa muda di pagi dan malam

hari selama 1 minggu.

Analisis univariat pada tabel 4.2 menunjukkan tekanan darah lansia penderita

hipertensi sesudah permberian air kelapa muda. Dari tabel tersebut dapat dilihat

bahwa mayoritas lansia adalah prehipertensi yaitu 13 orang (72,2%) dan minoritas

adalah normal yaitu 5 orang (27,8%). Dari hasil pengukuran tekanan darah tersebut

dapat dilihat bahwa tidak hanya denyut jantung responden yang mulai normal tapi

juga berdampak pada tekanan darah dari responden. Hasil ini sesuai dengan

pengukuran yang dilakukan peneliti terhadap tekanan darah sistol dan tekanan darah

diastol dimana rata-rata tekanan darah 18 responden mengalami penurunan yang

signifikan dari yang sebelum nya 153,44/96,22 mmHg turun menjadi 125,89/80,78

mmHg. Dalam konsumsi air kelapa muda, responden sangat menyukai karena mereka

tidak merasakan efek negatif dari konsumsi air kelapa muda. Mereka juga menyadari

bahwa air kelapa memiliki gula yang rendah sehingga tidak perlu memikirkan efek

samping timbulnya penyakit lain seperti kolesterol, diabetes, dll.

5.2 Analisis Bivariat

5.2.1 Pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap perubahan tekanan darah

pada lansia penderita hipertensi di Puskesmas Panei Tongah Tahun 2022

Hasil pengukuran tekanan darah sistol dan diastol sebelum diberikan air kelapa

muda berada pada kategori hipertensi derajat I dan hipertensi derajat II dengan 18
33

responden sedangkan hasil pengukuran tekanan darah diastolik sesudah diberikan air

kelapa muda yang tertinggi berada pada prehipertensi yaitu 13 responden dan normal

dengan 5 responden. Hasil ini menunjukkan adanya perubahan tekanan darah

responden setelah mengonsumsi air kelapa muda dari yang selumnya berada pada

kategori hipertensi derajat I dan II menjadi prehipertensi dan bahkan ada 5 responden

yang tekanan darah nya sudah normal.

Hasil tabel 4.5 juga menunjukkan penurunan rata-rata tekanan darah sebelum

dan sesudah pemberian air kelapa muda. Rata-rata nilai tekanan darah sistol sebelum

pemberian air kelapa muda adalah 153.44 mmHg kemudian setelah pemberian air

kelapa muda menurun menjadi 125,89 mmHg, selisih dari rata-rata nilai sistol

sebelum dan sesudah pemberian air kelapa adalah 27,556 mmHg, sedangkan rata-rata

tekanan diastol sebelum pemberian air kelapa muda adalah 96,22 mmHg kemudian

setelah pemberian air kelapa muda menurun menjadi 80,78 mmHg, selisih dari rata-

rata diastol sebelum dan sesudah pemberian air kelapa adalah 15,444.

Dari hasil analisis dengan uji Paired sample T-Test diperoleh p-value (0,000)

dan t-hitung (13,481). dengan p-value (0,000) < α (0,05) dan t tabel (13,481) > t hasil

(2,110) maka ada pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap perubahan tekanan

darah pada lansia penderita hipertensi di Puskesmas Panei Tongah Tahun 2022.

Kalium yang terdapat didalam air kelapa dapat membantu mengatasi tekanan

darah tinggi. Kalium sangat bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah sistolik dan

diastolik dengan cara menghambat pelepasan renin sehingga terjadi peningkatan

ekskresi natrium dan Stress, konsumsi garam berlebih, air. Angiotensin II berpotensi

besar meningkatkan tekanan darah karena karena bersifat sebagai vasokontriktor dan
34

dapat merangsang pengeluaran aldosteron. Aldosteron meningkatkan tekanan darah

dengan jalan retensi natrium. Retensi natrium dan air menjadi berkurang dengan

adanya kalium, sehingga terjadi penurunan volume plasma, curah jantung, tekanan

darah dan tekanan perifer. Peningkatan kadar kalium dalam darah dapat mengimbangi

kadar natrium sekaligus mampu mengurangi kadar natrium yang dikeluarkan melalui

urin sehingga dapat mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah pada penderita

hipertensi. Selain kalium, air kelapa muda juga mengandung magnesium dan vitamin

C. Magnesium akan mengaktifkan membran sel yang memompa natrium keluar dan

kalium masuk kedalam sel sehingga tekanan darah menurun. (Fahriza, 2018).

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Siti

Binaiyati (2017), dimana hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan tekanan darah

sistolik dan diastolik, sebelum dan sesudah di berikan air kelapa muda. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi air kelapa muda terhadap tekanan

darah pada penderita hipertensi di Mejing Wetan Gamping Sleman Yogyakarta.

Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati

(2017), bahwa ada perbedaan yang signifikan tekanan darah (baik sistolik maupun

diastolik) pada lansia penderita hipertensi sebelum dan sesudah diberikan air kelapa

muda di Desa Gogik Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, dengan p-

value untuk sistol dan diastol 0,000 < p (0,05). Ini menunjukkan bahwa setelah

pemberian air kelapa selama 5 hari tekanan darah pada lansia kelompok intervensi

sebagian besar cenderung mengalami penurunan.

Dalam penelitian ini responden di edukasi terlebih dahulu sebelum diberikan

perlakuan seperti penjelasan tujuan dan maanfaat dari air kelapa muda. Selain
35

pemberian air kelapa muda, responden juga di edukasi mengenai faktor-faktor

pendukung lainnya dalam penurunan tekanan darah seperti responden tidak dalam

keaadan stress saat dilakukan pengukuran tekanan darah, mengurangi makanan yang

mengandung garam dan lemak yang tinggi, dan meningkatkan aktivitas fisik seperti

berolahraga.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian yang telah dilakukan pada bulan

Desember 2021-Maret 2022 tentang pengaruh pemberian air kelapa muda

terhadap perubahan tekanan darah pada lansia penderita Hipertensi di Puskesmas

Panei Tongah Tahun 2022 dengan jumlah responden 18 orang dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Distribusi tekanan darah lansia penderita hipertensi sebelum pemberian air

kelapa muda di Puskesmas Panei Tongah Tahun 2022 adalah hipertensi derajat

II 5 orang (27,8%), hipertensi derajat I 13 orang (72,2%), prehipertensi tidak

ada (0%), dan normal tidak ada (0%).

2. Distribusi tekanan darah lansia penderita hipertensi sesudah pemberian air

kelapa muda di Puskesmas Panei Tongah Tahun 2022 adalah hipertensi derajat

I tidak ada (0%), dan hipertensi derajat II tidak ada (0%), prehipertensi 13

orang (72,2%), dan normal 5 orang (27,8%).

3. Ada pengaruh yang signifikan pemberian air kelapa muda terhadap perubahan

tekanan darah pada lansia penderita Hipertensi di Puskesmas Panei Tongah

Tahun 2022 (p-value sistol dan diastol = 0,000).

6.2 Saran

6.2.1 Untuk Tempat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada tenaga kesehatan yang ada di

Puskesmas Panei Tongah untuk memberikan edukasi mengenai pencegahan

hipertensi dan juga upaya penatalaksanaan hipertensi dengan pemberian air kelapa

36
37

muda secara teratur kepada lansia untuk menurunkan tingkat hipertensi lansia di

wilayah kerja Puskesmas Panei Tongah.

6.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya supaya dapat melakukan penelitian lebih

lanjut terkait tentang pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap perubahan

tekanan darah dengan sampel yang berbeda pada puskesmas, rumah sakit maupun

di tempat penelitian lain.


DAFTAR PUSTAKA

Andika, F. (2018). Pengaruh pemberian air kelapa terhadap penurunan tekanan


darah pada penderita hipertensi diwilayah kerja puskesmas Lanrisang
Kabupaten
Ardiansyah, M. (2012). Keperawatan medikal bedah. Yogjakarta:DIVA Press
Binaiyati, S. (2017). Pengaruh Terapi Air Kelapa Muda terhadap Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi di Mejing Wetan Gamping SlemanYogyakarta.
Jurnal. Yogyakarta. Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Fakultas Ilmu
Kesehatan.
Cabrera, A. J. (2015). Theoris of human aging of molecules To society. MOJ
Immunology.
Darmawan, B.D. (2013). Diet Sehat Air Kelapa Untuk Kecantikan dan
Penyembuhan macam-macam Penyakit. Jogjakarta:Media Pressindo.
Fahriza, (2018). Pengaruh Terapi Herbal Air Kelapa terhadap Penurunan Tekanan
Darah pada Penderita Hipertensi di Desa Tambahrejo Kecamatan Bandar
Kabupaten Batang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan. Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan (JIKK)
Farapti., Safitri, S. (2017). Air Kelapa muda dan pengaruhnya terhadap tekanan
darah. Jurnal:Surabaya.
Fauzi, I. (2014). Buku Pintar Deteksi Dini Gejala, & Pengobatan Asam Urat,
Diabetes & Hipertensi. Yogyakarta:Araska.
Kabupaten Banjarnegara tahun 2014. Medsains
Kemenkes, R.I. (2018). Hipertensi. Infodatin Pusat Data dan Informasi
Kementrian kesehatan RI.
Kemenkes, R.I. (2021). Profil Kesehatan Indonesia 2020. Jakarta:Kemenkes RI.
Kholifah, S.N. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Gerontik.
Jakarta:Kemenkes RI.
Lingga, L. (2019). Terapi Kelapa Untuk Kecantikan dan Kesehatan. Jakarta:PT
Elex Media Komputindo, Gramedia.
Marliani, L., Tantan, S. (2017). 100 Questions & Answer Hipertensi. Jakarta:Elex
Media Komputindo.
Notoatmodjo, S. (2017). Imu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:Rineka Cipta.
Nurafif, A.H., Kusuma, H. (2016). Terapi Komplementer Akupresure. Journal of
Chemical Information and Modeling.
Nuraini, B. (2015). Risk Factors of Hypertension. Jurnal Majority 4(5): 10–19.
Nurhayati, H. (2017). Pengaruh Terapi Air Kelapa Muda Terhadap Tekanan
Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Desa Gogik Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang. Fakultas Keperawatan Semarang
Pinrang. UMPAR
Ridwan, M. (2019). Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer Hipertensi.
Semarang: Pustaka Widyamara.
Rusni, M (2019). Pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap perubahan
tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Air Putih Samarinda. Jurnal Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.
Sani. (2018). Klasifikasi penderita hipertensi. Jakarta
Sinubu, R.B. (2016). Hubungan Beban Kerja Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Tenaga Pengajar Di SMAN 1 Amurang Kabupaten Minahasa Selatan.
Journal of e-journal Keperawatan.
Susilo. (2017). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogjakarta:CV.Andi Offset.
Vaughans, B.W. (2017). Keperawatan Dasar. Yogyakarta:Rapha Publishing.
Wallace, M. (2017). Essentials of Gerontological Nursing. New York:Springer
Publising Company.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMBERIAN AIR
KELAPA MUDA

No PROSEDUR TINDAKAN
1. Definisi Kegiatan mengonsumsi air kelapa muda 250 cc
2. Tujuan Untuk mengurangi tekanan darah penderita hipertensi.
3. Persiapan Pasien Inform consent kepada lansia penderita hipertensi
tentang pemberian air kelapa muda
4. Persiapan Alat Lembar observasi tekanan darah, tensimeter untuk
mengukur tekanan darah, jam untuk pemantauan, dan alat
tulis.
5. Cara Kerja 1. Cek kondisi lansia sebelum melakukan perlakuan atau
pada hari pertama perlakuan
2. Pemberian air kelapa muda (diberikan 1 kali sehari
selama 4 hari)
3. Setelah pemberian dilakukan kembali pengukuran
tekanan darah setiap hari sampai hari keempat.
6. Evaluasi dan 1. Catat tekanan darah lansia sebelum dan sesudah
Dokumentasi tindakan dilakukan di lembar observasi yang sudah
disediakan.
2. Dokumentasi
3. Tindak lanjut
Sumber: Politeknik Kesehatan kemenkes Riau, (2016).
MASTER DATA

NO JENIS
USIA PENDIDIKAN PEKERJAAN
RESPONDEN KELAMIN

R01 1 3 1 1
R02 1 2 5 2
R03 2 2 4 2
R04 1 2 5 1
R05 1 2 3 2
R06 2 2 4 1
R07 1 2 4 1
R08 1 2 2 1
R09 1 1 5 2
R10 1 2 5 2
R11 1 2 4 1
R12 2 3 3 2
R13 1 2 4 2
R14 2 2 5 1
R15 2 2 2 2
R16 2 3 3 1
R17 1 3 1 2
R18 1 1 5 2

HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH LANSIA


SEBELUM PEMBERIAN SESUDAH PEMBERIAN
AIR KELAPA MUDA KATE AIR KELAPA MUDA KATE
GORI GORI
SISTOL DIASTOL SISTOL DIASTOL
140 92 3 120 86 2
142 98 3 124 80 2
154 92 3 118 78 1
150 99 3 116 76 1
155 92 3 128 89 2
148 94 3 119 72 1
142 90 3 120 82 2
162 102 4 118 76 1
160 100 4 124 86 2
152 98 3 130 85 2
160 100 4 134 86 2
156 92 3 136 82 2
158 91 3 138 81 2
150 95 3 126 75 2
155 94 3 129 79 2
162 104 4 132 85 2
164 104 4 118 74 1
152 95 3 136 82 2
OUTPUT SPSS

1. KARAKTERISTIK RESPONDEN

Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki-laki 8 44,4 44,4 44,4
Valid Perempuan 10 55,6 55,6 100,0
Total 18 100,0 100,0

Riwayat Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Pendidikan Dasar(SD) 2 11,1 11,1 11,1
Pendidikan
12 66,7 66,7 77,8
Menengah(SMP,SMA)
Valid
Pendidikan
4 22,2 22,2 100,0
Tinggi(D3,S1,S2)
Total 18 100,0 100,0

Usia Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Lanjut Usia (60-74
12 66,7 66,7 66,7
Tahun)
Valid Lanjut Usia Tua (75-90
6 33,3 33,3 100,0
Tahun)
Total 18 100,0 100,0

Riwayat Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid PNS 2 11,1 11,1 11,1
Pegawai Swasta 2 11,1 11,1 22,2
BUMN 3 16,7 16,7 38,9
Wirausaha 5 27,8 27,8 66,7
Petani 6 33,3 33,3 100,0
Total 18 100,0 100,0

2. ANALISIS UNIVARIAT

Kategori Tekanan Darah Sebelum


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Hipertensi derajat I 13 72,2 72,2 72,2
Valid Hipertensi derajat II 5 27,8 27,8 100,0
Total 18 100,0 100,0

Kategori Tekanan Darah Sesudah


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Normal 5 27,8 27,8 27,8
Valid Prehipertensi 13 72,2 72,2 100,0
Total 18 100,0 100,0

3. UJI NORMALITAS DAN HOMOGENITAS

Tests of Normality
Kelompok Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Pengukuran Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil Pengukuran Pretest ,111 18 ,200* ,947 18 ,381
Tekanan Darah
Posttest ,181 18 ,125 ,921 18 ,132
Sistol
Hasil Pengukuran Pretest ,162 18 ,200* ,922 18 ,137
Tekanan Darah
Posttest ,140 18 ,200* ,960 18 ,610
Diastol
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variance
Levene df1 df2 Sig.
Statistic
Based on Mean ,155 1 34 ,697
Based on Median ,178 1 34 ,675
Hasil Pengukuran Based on Median and
,178 1 32,657 ,676
Tekanan Darah Sistol with adjusted df
Based on trimmed
,164 1 34 ,688
mean
Based on Mean ,021 1 34 ,887
Based on Median ,063 1 34 ,804
Hasil Pengukuran
Based on Median and
Tekanan Darah ,063 1 33,968 ,804
with adjusted df
Diastol
Based on trimmed
,023 1 34 ,881
mean

4. ANALISIS BIVARIAT

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Std. Error
Deviation Mean
Tekanan Darah Sistol
153,44 18 7,180 1,692
Sebelum
Pair 1
Tekanan Darah Sistol
125,89 18 7,251 1,709
Sesudah
Tekanan Darah Diastol
96,22 18 4,519 1,065
Sebelum
Pair 2
Tekanan Darah Diastol
80,78 18 4,870 1,148
Sesudah

Paired Samples Test


Paired Differences t df Sig.
Mean Std. Std. 95% (2-
Deviation Error Confidence tailed)
Mean Interval of the
Difference
Lower Upper
Tekanan
Darah Sistol
Pair Sebelum -
27,556 8,672 2,044 23,243 31,868 13,481 17 ,000
1 Tekanan
Darah Sistol
Sesudah
Tekanan
Darah Diastol
Pair Sebelum -
15,444 7,031 1,657 11,948 18,941 9,319 17 ,000
2 Tekanan
Darah Diastol
Sesudah

Anda mungkin juga menyukai