Anda di halaman 1dari 127

SKRIPSI

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTARA PEMBERIAN JUS


BELIMBING MANIS DAN JUS WORTEL TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI POSBINDU DESA PINGKUK
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO
KABUPATEN MAGETAN

Oleh :

ALVIONITA MEI JAYANTI


NIM : 201402061

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018

i
SKRIPSI

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTARA PEMBERIAN JUS


BELIMBING MANIS DAN JUS WORTEL TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI POSBINDU DESA PINGKUK
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO
KABUPATEN MAGETAN

Diajukan untuk memperoleh


gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi S1 Keperawatan
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Oleh :

ALVIONITA MEI JAYANTI


NIM : 201402061

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018

ii
PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui


oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak
mengikuti Ujian Sidang

SKRIPSI

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTARA PEMBERIAN JUS BELIMBING


MANIS DAN JUS WORTEL TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI POSBINDU DESA
PINGKUK WILAYAH KECAMATAN BENDO KABUPATEN MAGETAN

Menyetujui, Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

H.Edy Bachrun, S.KM., M.Kes Cholik Harun R, M.Kes


NIS. 2005003 NIP. 197202222005011001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Keperawatan

Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep


NIS. 20130092

iii
PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Akhir (Skripsi) dan dinyatakan

telah mmenuhi sebagian syarat memperoleh gelar (S.Kep)

Pada Tanggal…………………….

Dewan Penguji

1. Hariyadi, S.Kp., M.Pd :


( Ketua Dewan Penguji)

.....................................

2. H.Edy Bachrun, S.KM., M.Kes :


( Dewan Penguji 1 )

......................................

3. Cholik Harun R, M.Kes :


( Dewan Penguji 2 )

......................................

Mengesahkan,
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Ketua,

Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid)


NIS. 20160130

iv
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Alvionita Mei Jayanti

NIM : 201402061

Dengan ini menyatakan skripsi ini adalah hasil karya yang pernah diajukan
dalam memperoleh gelar sarjana disuatu perguruan tinggi dan lembaga
pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang
sudah maupun belum/tidak dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan
dan daftar pustaka.

Madiun, 26 Mei 2018

Peneliti

Alvionita Mei Jayanti

NIM. 201402061

v
PERSEMBAHAN

Dengan segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT dan atas

dukungan doa dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapatdiselesaikan

dengan tepat waktu. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya banyak

bersyukur dan berterimakasih kepada :

 Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan karuniannyalah maka skripsi ini

dapat dibuat dan selesai tepat waktu. Puji syukur saya yang terhingga pada

tuhan penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala doa.

 Kepada kedua orang tuaku tercinta bapak dan ibuk terimakasih telah

memberikan dukungan moril maupun materil serta doa yang tak henti di

panjatkan untuk anakmu ini. Terimakasih juga kakakku mas yulli atas

dukungan dan doanya.

 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Bapak Edy Bachrun, S.KM., M.Kes dan Bapak Cholik Harun R, M.Kes selaku

pembimbing tugas akhir saya, terimakasih banyak bapak, saya sudah sudah

dibantu dengan sabar selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya tidak

akan lupa atas bantuan dan kesabaran bapak. Serta tidak lupa saya ucapkan

terimakasih kepada bapak Hariyadi, S.Kp., M.Pd selaku penguji skripsi saya.

Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen prodi S1 Keperawatan dan

seluruh dpsem STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN atas semua

ilmu, didikan dan bimbingan yang telah diberikan.

vi
 Sahabat-sahabatku

Terimakasih kepada sahabat-sahabatku Wulan, Emma, Putri, Vivi, terimakasih

sudah memberi semangat dan membantu dalam mengerjakan skripsi saya ini.

Terimakasih kepada Andavi atas dukungan, motivasi dan doanya.

 Keperawatan 8B

Teman-temanku satu angkatan Prodi S1 Keperawatan tahun 2014 kelas B

terimakasih atas kekompakan dan kebersamaannya selama 4 tahunini.

 Serta almamaterku SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI

HUSADA MULIA MADIUN.

vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Alvionita Mei Jayanti

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Magetan, 28 Mei 1995

Agama : Islam

Email : alvio966@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. 2002-2008 : SDN Kuwonharjo 3

2. 2008-2011 : SMPN 1 Nguntoronadi

3. 2011-2014 : SMAN 1 Kawedanan

4. 2014 – Sekarang : STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

viii
ABSTRAK

Alvionita Mei Jayanti

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTARA PEMBERIAN JUS BELIMBING


MANIS DAN JUS WORTEL TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH
PADA PENDERITA HIPERTENSI DI POSBINDU DESA PINGKUK
WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

105 Halaman + 17 Tabel + 3 Gambar + 16 Lampiran


Angka kejadian hipertensi lebih tinggi. Kondisi hipertensi yang
berkepanjangan dapat menyebabkan perdarahan yang timbul akibat tekanan tinggi
di otak sehingga menyebabkan stroke. Salah satu alternatif yang dapat
menurunkan tekanan darah yaitu belimbing manis dan wortel. Tujuan penelitian
untuk mengetahui Perbedaan Efektivitas Antara Pemberian Jus Belimbing Manis
Dan Jus Wortel Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di
Posbindu Desa Pingkuk Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten Magetan.
Jenis penelitian kuantitatif, rancangan True Eksperiment dengan desain
Pretest-Posttest with Control Group. Populasi penelitian ini yaitu semua penderita
hipertensi tanpa komplikasi berjumlah 80 orang. Pengambilan sampel
menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah 36 responden,
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok jus belimbing manis dan jus wortel.
Hasil penelitian dengan uji Wilcoxon dan Mann Whitney U Test di dapatkan
nilai Mean Rank sistol dan diastole jus belimbing yaitu 26.56 dan 23.89,
sedangkan Mean Rank sistol dan diastole jus wortel yaitu 10.44 dan 13.11.
Dengan nilai ρ=0.000 karena nilai ρ<0.05 maka ada perbedaan efektivitas
penurunan tekanan darah antara terapi jus belimbing manis dan jus wortel.
Keduanya efektiv menurunkan tekanan darah namun lebih efektiv jus belimbing
manis dalam menurunkan tekanan darah.
Diharapkan pada penderita hipertensi dapat menerapkan terapi jus
belimbing manis ataupun jus wortel sebagai pengobatan alternatif menurunkan
tekanan darah tinggi.

Kata Kunci : Hipertensi, Belimbing Manis, Wortel

ix
ABSTRACT

Alvionita Mei Jayanti

DIFFERENCES OF EFFECTIVENESS BETWEEN STEPS OF GOODS


AND SWEET MARINE LEAVES TO BLOOD PRESSURE
DETERMINATION IN HYPERTENSION SUPPORT IN POSBINDU
PINGKUK VILLAGE REGION WORKING AREA OF BENDO PUBLIC
HEALTH CENTER OF MAGETAN REGENCY

105 Page + 17 Tables + 3 Pictures + 16 Enclosures


Background :Higher incidence of hypertension. Conditions of prolonged
hypertension can cause bleeding arising from high pressure in the brain causing
stroke. Many alternatife treatments that can lower blood pressure one of them
sweet starfruit and carrots. The purpose of the study to determine the effectiveness
of the Differences Between Sweet Carrot Juice and Carrot Juice Against Blood
Pressure Degradation On Hypertension Patients In Posbindu Pingkuk Village
Working Area of Bendo Public Health Center of Magetan Regency.
The methods of this resrarch : Quantitative research type, True Experiment
design with Pretest-Posttest with Control Group design. The population of this
study is that all patients with uncomplicated hypertension amounted to 80 people.
Sampling using simple random sampling technique with 36 respondents, divided
into 2 groups, group sweet starfruit juice and carrot juice.
The Result :The result of Wilcoxon and Mann Whitney U Test was found in Mean
Sistol and diastole star fruit juice 26.56 and 23.89, mean Mean sistol and carrot
juice diastole were 10.44 and 13.11.
Analysis : With each value ρ = 0.000 because the value ρ <0.05 then there is a
difference in the effectiveness of blood pressure decrease between the therapy of
sweet starfruit juice and carrot juice. Both are effective in lowering blood pressure
but are more effective in sweet starfruit juice in lowering blood pressure.
Discuss and Coclusion : It is expected that patients with hypertension can apply
the therapy of sweet starfruit juice or carrot juice as an alternative treatment
lowers high blood pressure.

Keywords: Hypertension, Sweet Starfruit, Carrots

x
DAFTAR ISI

Sampul Depan ............................................................................................. i


Sampul Dalam ............................................................................................. ii
Lembar Persetujuan ..................................................................................... iii
Lembar Pengesahan .................................................................................... iv
Halaman Pernyataan.................................................................................... v
Persembahan ............................................................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................. viii
Abstrak ....................................................................................................... ix
Abstract ....................................................................................................... x
Daftar Isi...................................................................................................... xi
Daftar Tabel ................................................................................................ xiii
Daftar Gambar ............................................................................................. xiv
Daftar Lampiran .......................................................................................... xv
Daftar Singkatan.......................................................................................... xvi
Daftar Istilah................................................................................................ xvii
Kata Pengantar ............................................................................................ xxi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................... 8
1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis .................................................................. 9
1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................... 9
1.5 Keaslian Penelitian........................................................................ 10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belimbing Manis ........................................................................... 12
2.1.1 Kandungan Belimbing Manis .............................................. 13
2.1.2 Manfaat Belimbing Manis ................................................... 13
2.2 Wortel .......................................................................................... 15
2.2.1 Kandungan Gizi Wortel ....................................................... 16
2.2.2 Manfaat Wortel .................................................................... 16
2.3 Mekanisme Penurunan Tekanan Darah Menggunakan
Belimbing Manis dan Wortel ........................................................ 18
2.4 Konsep Hipertensi ......................................................................... 19
2.4.1 Definisi ................................................................................ 19
2.4.2 Klasifikasi ............................................................................ 20
2.4.3 Faktor Resiko Hipertensi ..................................................... 21

xi
2.4.4 Patofisiologi ......................................................................... 26
2.4.5 Manifestasi Klinis ................................................................ 28
2.4.6 Komplikasi .......................................................................... 28
2.4.7 Penatalaksanaan ................................................................... 30
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual .................................................................... 33
3.2 Hipotesa Penelitian ....................................................................... 34
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian .......................................................................... 35
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi ............................................................................... 36
4.2.2 Sampel ................................................................................. 37
4.2.3 Kriteria Sampel .................................................................... 38
4.3 Teknik Sampling ........................................................................... 39
4.4 Kerangka Kerja Penelitian ............................................................ 40
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
4.5.1 Indentifikasi Variabel .......................................................... 41
4.5.2 Definisi Operasional Variabel ............................................. 42
4.6 Instrumen Penelitian ..................................................................... 43
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 44
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 44
4.9 Pengolahan Data dan Analisa Data
4.9.1 Pengolahan Data .................................................................. 46
4.9.2 Analisa Data ........................................................................ 48
4.9.2.1 PAnalisa Univariat ..................................................... 48
4.9.2.2 Analisa Bivariate ........................................................ 48
4.10 Etika Penelitian ............................................................................. 50
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Lokasi Penelitian ......................................................... 52
5.2 Hasil Penelitian ............................................................................. 54
5.2.1 Data Umum ......................................................................... 54
5.2.2 Data Khusus......................................................................... 56
5.3 Pembahasan .................................................................................. 61
5.4 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 70
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .................................................................................. 71
6.2 Saran ............................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 73
Lampiran-lampiran ...................................................................................... 76

xii
DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman


Tabel 1.1 Kaslian Penelitian ....................................................................... 10
Tabel 2.1 Kandungan Buah Belimbing Manis ............................................ 13
Tabel 2.2 Kandunan Gizi Wortel ................................................................ 16
Tabel 2.4 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa ........................ 20
Tabel 4.4 Skema Penelitian Pretest-Posttest with Control Group............... 35
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 54
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan usia................................. 54
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan........ 55
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ....................... 55
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Merokok ........................ 56
Tabel 5.6 Rata-rata Tekanan Darah Sebelum & Sesudah diberikan Jus
Belimbing Manis ....................................................................... 56
Tabel 5.7 Perubahan Sistol Sebelum & Sesudah diberikan Jus Belimbing
Manis .......................................................................................... 57
Tabel 5.8 Perubahan Diastol Sebelum & Sesudah diberikan Jus Belimbing
Manis .......................................................................................... 58
Tabel 5.9 Rata-rata Tekanan Darah Sebelum & Sesudah diberikan Jus
Wortel ......................................................................................... 58
Tabel 5.10 Perubahan Sistol Sebelum & Sesudah diberikan Jus Wortel ... 59
Tabel 5.11 Perubahan Diastol Sebelum & Sesudah diberikan Jus Wortel 59
Tabel 5.12 Perbedaan Efektivitas Jus Belimbing Manis dan Jus Wortel
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Penderita
Hipertensi ................................................................................... 60

xiii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar 2.3 Mekanisme Penurunan Tekanan Darah Menggunakan


Belimbing Manis Dan Wortel ............................................. 19
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Tentang Perbedaan
Efektivitas Pemberian Jus Belimbing Manis Dan Jus
Wortel Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi ........................................................... 33
Gambar 4.4 Kerangka Kerja Penelitian Tentang Perbedaan Efektivitas
Pemberian Jus Belimbing Manis Dan Jus Wortel
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi ............................................................................ 40

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan surat izin pengambilan data Stikes


Bhakti Husada Mulia Madiun ............................................. 76
Permohonan surat izin pengambilan data
Bankesbangpol .................................................................... 77
Lampiran 2 Permohonan surat izin penelitian Stikes Bhakti
Husada Mulia madiun.......................................................... 78
Permohonan surat izin penelitian Bankesbangpol ............... 79
Lampiran 3 Surat keterangan selesai penelitian ..................................... 81
Lampiran 4 Lembar permohonan menjadi responden ............................ 82
Lampiran 5 Lembar persetujuan menjadi responden .............................. 83
Lampiran 6 SOP Jus................................................................................ 84
Lampiran 7 SOP Tekanan Darah ............................................................ 88
Lampiran 8 Lembar kuesioner responden ............................................... 90
Lampiran 9 Lembar tabulasi data tekanann darah .................................. 91
Lampiran 10 Hasil SPSS data umum ........................................................ 93
Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas ............................... 95
Lampiran 12 Hasil Uji Wilcoxon .............................................................. 96
Lampiran 13 Hasil Uji Mann-Whitney U Test .......................................... 101
Lampiran 14 Foto kegiatan ....................................................................... 102
Lampiran 15 Jadwal Kegiatan................................................................... 103
Lampiran 16 Lembar Konsultasi............................................................... 104

xv
DAFTAR SINGKATAN

ACE : Angiotensin-Conveting enzim

BPS : Badan Pusat Statistik

DASH : Dietary Approaches to Stop Hypertension

DINKES : Dinas Kesehatan

KB : Keluarga Berencana

KEMENKES : Kementrian Kesehatan

NaCl : Natrium Chlorida

NAKES : Tenaga Kesehaan

PERKI : Perhimpunan Dokter Spesialis


Kardiovaskuler Indonesia

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

WHO : World Health Organization

xvi
DAFTAR ISTILAH

Aneurisma : Kondisi pelebaran pembuluh darah dan


sering terjadi pada arteri

Ansietas : Kecemasan

Arteriola : Arteri kecil

Asma : Sesak napas

Aterosklerosis : Penyempitan pembuluh darah

Avverhoa Carambola Linn : Buah belimbing manis

Captopril : Obat darah tinggi

Coding : Pengkodean

Daucus Carota L : Wortel

Degenerative : Penyakit yang menyebabkan terjadinya


kerusakan atau penghancur terhadap
jaringan atau organ tubuh

Diastolic : Jumlah tekanan darah atau angka bawah


yang menunjukan tekanan dalam arteri
saat jantung beristirahat.

Disritmia : Gangguan irama jantung akibat


perubahan elektrofisiologi sel-sel
miokard yang pada akhirnya
mengakibatkan gangguan irama,
frekuensi, dan konduksi

Diuretic : Jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat


terlarut dan air.

Drop Out : Keluar

Edema : Pembengkakan

Editing : Penyuntingan data

Embolus : Kondisi dimana aliran darah terhambat


akibat benda asing seperti bekuan darah

xvii
atau udara

Ensefalopati : Kerusakan atau kelainan pada otak

Epistaksis : Mimisan

Evaluation : Evaluasi

Farmakologi : Obat-obatan dari dokter

Hangover : Rasa sakit yang dialami setelah bangun


tidur pagi akibat minum alcohol

Hepatitis : Peradangan (pembengkakan) pada hati


atau liver

Hiperkolesterolemia : Kadar kolestrol darah yang tinggi

Hidroklorotiazid : Obat diuretic yang sering digunakan


untuk menangani tekanan darah tinggi
dan pembengkakan karena penimbunan
cairan

Hipertensi : Tekanan darah tinggi

Hipertensi Maligna : Tekanan darah yang sangat tinggi,


biasanya 180/120 atau lebih

Hipertrofi : Jaringan membengkak atau membesar

Hipoglikemia : Kadar gula darah rendah

Hyperlipidemia : Peningkatan kadar lemak dalam darah

Independent T test : Terikat 2 sampel bebas

Infark Miokardium : Serangan jantung

Influenza : Penyakit infeksi saluran pernafasan

Inform Consent : Lembar persetujuan

Input : Sasaran

Instan : Langsung atau tanpa dimasak lama

Kapiler : Pembuluh darah terkecil di tubuh

xviii
Sistitis : Peradangan (inflamasi) pada kandung
kemih

Sistolik : Ketika jantung berdetak atau kontraksi,


darahakan terdorong melalui arteri
keseluruh tubuh. Gaya ini menciptakan
tekana pada arteri

Spesifik : Khusus

Stress : Gangguan mental yang dihadapi


seseorang akibat adanya tekanan

Stroke : Suatu kejadian rusaknya sebagian dari


otak

Suplai : Persediaan
Tabulating : Tabel data

The Silen Killer : Pembunuh diam-diam

Tinnitus : Telinga berdenging

Vasodilatasi : Pelebaran diameter pembuluh darah yang


terjadi ketika otot-otot di dinding
pembuluh darah mengendur (rileks)

Vasokonstriksi : Penyempitan pembuluh darah

Vomiting : Muntah

xx
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayahNya. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi penelitian dengan judul “ Perbedaan

Efektivitas Antara Jus Belimbing Manis Dan Jus Wortel Terhadap Penurunan

Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Posbindu Desa Pingkuk Wilayah

Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten Magetan”. Penulisan Skripsi ini dalam rangka

tugas akhir serta sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan

Strata I Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia

Madiun.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada hesempatan ini, perkenankan

penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kepala Puskesmas Bendo beserta Kepala Desa Pingkuk yang telah

memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian.

2. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid), Selaku Ketua STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun

3. Ibu Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep, Selaku Ketua Program Studi

Keprawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

xxi
4. Bapak Edy Bachrun, S.KM., M.Kes, Selaku Dosen Pembimbing 1 besera

bapak Cholik Harun R, M.Kes, Selaku dosen pembimbing 2 yang selalu

membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.

5. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan semangat baik

secara moral serta materil

6. Semua teman-teman yang telah membantu

7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam

penulisan skripsi ini, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun

guna penyempurnaan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Madiun, 26 Mei 2018

Penulis

xxii
Kolaps : Pingsan

Kolik : Nyeri perut

Koma : Tidak sadarkan diri

Mann Whitney : Uji non parametris yang digunakan untuk


mengetahui perbedaan median 2
kelompok bebas apabila skala data
variabel terikatnya ordinal atau
interval/ratio tetapi tidak berdistribusi
normal

Menopause : Berhentinya secara fisiologis siklus


menstruasi yang berkaitan dengan tingkat
lanjut usia perempuan.

Metabolisme : Proses kimiawi yang terjadi dalam tubuh


makhluk hidup

Morbiditas : Angka kesakitan

Mortalitas : Angka kematian

Nausea : Mual

Non Farmakologis : Obat-obatan herbal

Non Probability : Tidak kemungkinan

One Group : Satu grup

Output : Harapan

Palpitasi : Berdebar-debar

Paired T Test : Analisis pre post pada 2 subjek yang


sama

Reinforcement : Penguat

Renin : Hormone yang diproduksi ginjal yang


membantu mengatur volume cairan di
dalam tubuh dan tekanan darah

Respect For Human Dignity : Menghormati harkat dan martabat

xix
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring degan berkembangnya zaman, baik disadari maupun tidak,

manusia cenderung menganut gaya hidup modern. Gaya hidup yang

seperti ini membuat manusia sangat menyukai hal-hal instan. Akibatnya,

mereka cenderung malas beraktivitas fisik dan gemar mengonsumsi

makanan instan, yang memiliki kandungan lemak dan natrium yang tinggi.

Makanan berlemak biasanya memiliki kalori yang tinggi. Makanan

berlemak berhubungan dengan peningkatan berat badan dan peningkatan

kadar lemak dalam darah yang dapat memperburuk keadaan penderita

hipertensi dan kelebihan asupan natrium dapat menyebabkan terjadinya

ketidakseimbangan cairan dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan

edema, asites, dan/ atau hipertensi (Medika, 2017).

Hipertensi sering dijumpai pada orang dewasa dan merupakan

masalah kesehata yang umum terjadi di masyarakat. Banyak orang yang

menderita penyakit tersebut, tetapi tidak menyadarinya. Penyakit ini

berjalan terus menerus seumur hidup dan sering tanpa adanya keluhan

yang khas selama belum ada komplikasi pada organ tubuh. Sehingga

tidaklah mengherankan bila hipertensi dijuluki sebagai pembunuh diam-

diam (the silent killer).

Hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan

melainkan hanya dapat dikontrol, untuk itu diperlukan ketlatenan dan


biaya yang cukup mahal. Dalam mengontrol hipertensi kita dapat

memanfaatkan pengobatan secara farmakologi dengan menggunakan obat-

obatan sintetis yang belakangan ini cenderung mengalami hambatan

karena daya beli masyarakat yang semakin menurun, sehingga kita dapat

memanfaatkan pengobatan secara nonfarmakologis dengan obat alternatif

berbahan baku buah belimbing manis dan wortel yang bisa dijangkau dari

segi materil (Lastri, 2009).

Penyakit global kardiovaskuler menyumbang sekitar 17 juta kematian

pertahun, hampir sepertiga dari totalnya di dunia. Komplikasi dari

hipertensi sebesar 9,4 juta kematian di seluruh dunia setiap tahun.

Hipertensi bertanggung jawab untuk setidaknya 45% dari kematian akibat

penyakit jantung. Sekitar 40% orang dewasa berusia 25 atau lebih di dunia

telah didiagnosis dengan hipertensi, jumlah orang dengan hipertensi naik

dari 600 juta pada tahun 1980 menjadi 1 miliar pada tahun 2008 (WHO,

2013).

Data riskesdas (2013), prevalensi penyakit tidak menular hipertensi

pada umur ≥18 tahun di Indonesia yang didapat melalui jawaban pernah

didiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, sedangkan yang pernah

didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat hipertensi sendiri

sebesar 9,5%. Jadi, terdapat 0,1 persen penduduk yang minum obat

sendiri, meskipun tidak pernah didiagnosis hipertensi oleh nakes.

Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada

umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen. Jadi cakupan nakes hanya 36,8

2
persen, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di masyarakat tidak

terdiagnosis (Kemenkes, 2013). Data profil kesehatan jawa timur (2015),

menyebutkan prevalensi hipertensi di jawa timur adalah 15.157.234 jiwa

(BPS, 2015). Sedangkan Kabupaten Magetan pada tahun 2015 untuk

prevalensi hipertensi sebesar 20.802 jiwa yang tersebar di 22 kecamatan,

kemudian pada tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi 122.210 jiwa

yang tersebar di 22 kecamatan, dari jumlah tersebut hanya sekitar 20,46%

yaitu sebesar 25,010 jiwa yang telah tertangani (Dinkes, 2017). Dari study

pendahuluan yang dilakukan peneliti di posbindu wilayah bendo terdapat

80 orang mengalami hipertensi dengan rata-rata tekanan darah 160/90

mmHg. Saat dilakukan wawancara mayoritas masyarakat hanya

mengetahui beberapa tanaman yang dapat menurunkan tekanan darah

seperti seledri, belimbing wuluh, melonm, dan juga mentimun padahal di

sisi lain belimbing manis dan wortel juga dapat menurunkan tekanan

darah.

Tekanan darah yang meningkat bisa berpengaruh pada pembuluh

darah jantung. Bila berlangsung lama akan terjadi gagal jantung yang

disusul dengan sesak nafas, akibat yang lebih sering lagi adalah terjadinya

stroke dan kematian karena aliran darah tidak lancar, sehingga suplai

oksigen yang dibawa oleh sel-sel darah merah menjadi terlambat (Lastri,

2009). Selain itu kondisi hipertensi yang berkepanjangan dapat

menyebabkan perdarahan yang timbul akibat tekanan tinggi di otak

sehingga menyebabkan stroke. Ketidakmampuan jantung dalam memompa

3
darah yang kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan

terkumpul di paru, kaki dan jaringan lain sering disebut edma. Cairan

didalam paru-paru menyebabkan sesak napas, timbunan cairan di tungkai

menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema. Ensefalopati

dapat terjadi terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang

cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan

tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium di

seluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron di sekitarnya kolap dan terjadi

koma (Triyanto, 2014)

Hipertensi dapat diatasi dengan pengobatan farmakologi dan

pengobatan nonfarmakologi. Pengobatan farmakologi yaitu dengan

meminum obat-obatan antihipertensi dan pengobatan nonfarmakologi

yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat yaitu berupa penurunan berat

badan, olahraga, berhenti merokok, modifikasi diet seperti mengkonsumsi

buah-buahan dan sayuran, mengurangi asupan garam, dan mengurangi

konsumsi alcohol (PERKI, 2015)

Berdasarkan penelitian DASH (Dietary Approaches to Stop

Hypertension) dikatakan untuk menurunkan tekanan darah sangat

dianjurkan mengkonsumsi makanan yang tinggi kalium dan serat

(Chaturvedi, 2009). Buah belimbing manis (Avverhoa carambola Linn)

memiliki efek diuretic yang dapat memperlancar air seni sehingga dapat

mengurangi beban kerja jantung. Suatu makanan dikatakan makanan sehat

untuk jantung dan pembuluh darah, apabila mengandung rasio kalium

4
dengan natrium minimal 5:1. Buah belimbing mengandung kalium dan

natrium dengan perbandingan 66:1, sehingga sangat bagus untuk penderita

hipertensi (Astawan, 2009).

Diuretic memiliki efek antihipertensi dengan meningkatkan pelepasan

air dan garam natrium. Kalium menjaga kestabilan elektrolit tubuh melalui

pompa kalium natrium, mengurangi jumlah air dan garam didalam tubuh

serta melonggarkan pembuluh darah sehingga jumlah garam dipembuluh

darah membesar, kondisi ini membantu tekanan darah menjadi normal

(Kartika,2012). Belimbing mengandung berbagai vitamin serta berbagai

macam serat asam buah. Serat dalam belimbing 0,9 gram per 100 gram

bahan. Berikut kandungan yang terdapat didalam belimbing yaitu

provitamin A, vitamin C, vitaminB1, vitamin B2, fosfor, kalium, zat besi,

kalsium, pectin serat (Rifiani dkk,2017) .

Penelitian yang dilakukan Dwipayanti (2010) yang berjudul

“Efektifitas Buah Belimbing Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada

Penderita Hipertensi”, didapatkan bahwa buah belimbing efektif untuk

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi karena buah belimbing

mempunyai kadar potassium (kalium) yang tinggi dengan natrium yang

rendah sebagai obat hipertensi yang tepat. Penelitian yang dilakukan

Wanayanti (2015) yang berjudul “Pengaruh Jus Buah Belimbing

(Avverhoa Carambola Linn) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada

Penderita Hipertensi Kelompok Lansia”, didapatkan hasil yaitu ada

pengaruh jus buah belimbing terhadap penurunan tekanan darah pada

5
penderita hipertensi kelompok lansia. Penelitian yang dilakukan Ardiyanto

(2014) yang berjudul “Efektivitas Jus Belimbing Terhadap Penurunan

Tekanan Darah Pada Lansia Di Kelurahan Tawangmas Baru Kecamatan

Semarang Barat”, di dapatkan hasil ada pengaruh pemberian jus belimbing

terhadap penurunan tekanan pada lansia dengan hipertensi di Kelurahan

Tawangmas Barat Kecamatan Semarang Barat.

Selain itu juga dari hasil penelitian yang dilakukan Tela (2017) yang

berjudul “Pengaruh Pemberian Jus Wortel (Daucus Carita L.) Terhadap

Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi”, di dapatkan hasil

terdapat pengaruh pemberian jus wortel terhadap perubahan tekanan darah

pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja UPK Puskesmas Pal Tiga

Kecamatan Pontianak Kota dan terdapat perbedaan tekanan darah sistolik

dan diastolic antara kedua kelompok. Penelitian yang dilakukan Parwanti

(2009) yang berjudul “Efektifitas Konsumsi Juice Wortel Terhadap

Peurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Dusun Gedongsari

Wijirejo Pandak Bantul Yogyakarta”, di dapatkan hasil juice wortel dapat

menurunkan tekanan darah systole dan diastole pada penderita hipertensi

di Dusun Gedongsari, Wijirejo, Pandak, Bantul, Yogyakarta. Terbukti

bahwa selain belimbing, wortel juga dapat menurunkan tekanan darah.

Menurut Mama Lubna (2016), salah satu kandungan wortel yang baik

untuk menurunkan atau mengendalikan tensi adalah kalium. Kalium

bersifat sebagai diurtik yang kuat sehingga membantu menjaga

keseimbangan tekanan darah. Kalium juga memiliki fungsi sebagai

6
vasodilatasi pada pembuluh darah. Vasodilatasi pada pembuluh darah

dapat menurukan tekanan perifer dan meningkatkan curah jantung

sehingga tekanan darah dapat normal. Selain itu, kalium dapat

menghambat pelepasan renin sehingga mengubah aktifitas sistem

reninangiotensin dan kalium juga mampu mempengaruhi system saraf

perifer dan sentral yang mempegaruhi tekanan darah sehingga dapat

terkontrol (Wibowo, 2010). Wortel, komponen terbesar dari wortel adalah

air, kemudian karbohidrat sebagai komponen padatnya yang terbesar.

Protein, lemak, mineral, vitamin, juga tersedia dalam wortel tapi dalam

jumlah kecil. Berikut kandungan gizi dan fitokimia di dalam wortel yaitu

protein, lemak, betakaroten, vitamin C, vitamin B1, vitamin B2, asam

folat, kalium, fosfor, vitamin, zat besi, kalium, serat,liopen, lutein (Rifiani

dkk, 2017)

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian

yang lebih lanjut mengenai keefektifan antara pemberian jus belimbing

manis dengan jus wortel terhadap penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi, namun antara jus belimbing manis dan jus wortel belum

diketahui lebih efektiv mana sehingga dilakukan penelitian agar ada

perbedaan.

1.2 Rumusan Masalah

“Apakah ada perbedaan antara pemberian jus belimbing manis dan jus

wortel terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi

7
di Posbindu Desa Pingkuk Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten

Magetan”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan keefektivan antara pemberian jus

belimbing manis dan jus wortel terhadap penurunan tekanan darah tinggi

pada penderita hipertensi di Posbindu Desa Pingkuk Wilayah Kerja

Puskesmas Bendo Kabupaten Magetan

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk menganalisis perbedaan keefektivan sebelum dan sesudah diberikan

jus belimbing manis terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada

penderita hiprertensi

2. Untuk menganalisis perbedaan keefektifan sebelum dan sesudah diberikan

jus wortel terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada penderita

hipertensi

3. Untuk menganalisis perbedaan efektivitas jus belimbing manis dan jus

wortel terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi

di Posbindu Desa Pingkuk Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten

Magetan.

8
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai sumber informasi untuk

pengembangan ilmuan keperawatan komunitas terkait penanganan

penyakit hipertensi

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Kesehatan

Memberikan informasi terkait pengobatan alternatif hipertensi dengan

pemberian jus belimbing manis dan jus wortel

2. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan untuk dimasukkan di dalam agenda

promosi kesehatan di masing-masing pos bindu

3. Bagi Pos Bindu

Memberikan informasi bagi masyarakat mengenai alternative penurunan

tekanan darah tinggi menggunakan jus belimbing manis dan jus wortel.

9
1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Penelitian Judul
Design Studi Variabel Hasil
(Tahun) Penelitian
Irena Tela Pengaruh Penelitian ini Variable Terdapat
(2017) Pemberian Jus dengan desin independen: pengaruh
Wortel eksperimen jus wortel pemberian jus
(Daucus semu dengan Variable wortel
carota L.) rancangan non dependen: terhadap
Terhadap equivalent tekanan darah perubahan
Perubahan control group, tekanan darah
Tekanan dengan pada penderita
Darah Pada pendekatan hipertensi
Penderita kuantitatif
Hipertensi Di
Wilayah
Kerja UPK
Puskesmas
Pal Tiga
Kecamatan
Pontianak
Kota
Fitri Parwanti Efektifitas Penelitian ini Variable Juice wortel
(1010) Konsumsi menggunakan independen: dapat
Juice Wortel desain pra juice wortel menurunkan
Terhadap eksperiment Variable tekanan darah
Perubahan atau pre dependen: systole pada
Tekanan eksperiment tekanan darah penderita
Darah Pada desain dengan hipertensi
Penderita rancangan one
Hipertensi Di group pretest –
Dusun post test, dan
Gedongsari dengan
Wijirejo pendekatan
Pandak kuantitatif
Bantul
Yogyakarta
Putri Indah Efektifitas Peneliti ini Variabel Buah
Dwipayanti buah menggunakan independen: belimbing
(2010) belimbing desain pra buah efektif untuk
terhadap Eksperimen belimbing penurunan
penurunan dengan Variable tekanan darah
tekanan darah rancangan One- dependen: pada penderita
pada Group Pre-Post tekanan darah hipertensi
penderita Test Design, dan
hipertensi di pendekatan
sumolepen kuantitatif
kelurahan
balongsari
kota
mojokerto

10
Penelitian Judul
Design Studi Variabel Hasil
(Tahun) Penelitian
Dita Feby Pengaruh jus Penelitian ini Variable Ada pengaruh
Wanayanti buah menggunakan independen: jus buah
(2015) belimbing desain Quasi- buah belimbing
(Avverhoa Experiment belimbing (Avverhoa
carambola dengan Variable carambola
Linn) rancangan dependen: Linn) terhadap
terhadap Pretes-Posttest tekanan darah penurunan
penurunan Control Group tekanan darah
tekanan darah Design pada penderita
pada hipertensi
penderita kelompok
hipertensi lansia
kelompok
lansia di
pelayanan
social lanjut
usia
bondowoso

Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian saya yang berjudul

“Perbedaan Efektivitas Antara Pemberian Jus Belimbing Manis Dan Jus

Wortel Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di

Posbindu Desa Pingkuk Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten

Magetan”. Jenis penelitian kuantitatif menggunakan rancangan True

eksperiment Desain dengan desain Pretest – Posttest with Control Group.

Pada penelitian ini variabel independenya yaitu jus belimbing manis dan

jus wortel, untuk variabel dependenya yaitu tekanan darah.

11
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belimbing Manis (Averrhoe Carambola Linn)

Belimbing berasal dari Ceylon dan Maluku. Saat ini, buah ini banyak

ditanam di wilayah Asia Tenggara, khususnya Malaysia dan Indonesia.

Belimbing juga dapat ditemukan di Cina bagian selatan, Taiwan, dan India

(N.S Budiana, 2013). Pohon belimbing bercabang banyak dan dapat

tumbuh hingga mencapai 5 m, berdaun majemuk dengan panjang

mencapai 50 cm, dan bunga berwarna merah muda yang umumnya muncul

di ujung dahan. Pohon ini bercabang banyak dan dapat tumbuh hingga

mencapai 5 m. Tidak seperti tanaman tropis lainya, pohon belimbing tidak

memerlukan sinar matahari. Penyebaran pohon belimbing sangat luas

karena benihnya disebarkan oleh lebah. Buah belimbing berwarna kuning

kehijau-hijauan. Saat baru tumbuh, buahnya berwarna hijau. Jika dipotong

buah belimbing memiliki penampang berbentuk bintang dengan biji kecil

dan berwarna cokelat. Buah ini renyah saat dimakan, rasanya manis,

sedikit asam, dan mengandung banyak vitamin C (Putra, 2013).

12
2.1.1 Kandungan Belimbing Manis

Kandungan belimbing manis (Averrhoa Carambola) menurut putra

(2013) sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kandungan Belimbing Manis


NILAI NUTRISI PER 100 GRAM
KLASIFIKASI ILMIAH Presentase merujuk kepada rekomendasi
Amerika Serikat untuk dewasa.
Kerajaan : Plantae Energy 128 kj (31 kkal)
Divisi : Magnoliophyta Karboidrat 6,73g
Kelas : Magnoliopsida Gula 3,98 g
Ordo : Oxalidales Kalsium (Ca) 3 mg
Famili : oxalidaceae Diet Serat 2,8 g
Genus : Averrhoa Lemak 0,33 g
Spesies : A. carambola Protein 1,04 g
Asam Pantotenat (B5) 0,39 mg (8%)
Folat (Vit. B9) 12 mg (3%)
Vitamin C 34,4 mg (57%)
Fosfor 12 mg (2%)
Kalium 133 mg (3%)
Seng 0,12 mg (1%)
Magnesium 20 mg
Sumber : (Putra, 2013)

2.1.2 Manfaat Belimbing Manis

Buah, bunga, daun, dan akar belimbing manis dapat digunakan untuk

mengobati beberapa penyakit berikut (Hariana, 2007):

1. Diabetes mellitus dan penurunan kolesterol

Cuci 2 butir buah belimbing manis yang sudah matang atau yang

masih hijau setiap selesai sarapan dan makan malam.

2. Darah tinggi

Makan 1 butir buah belimbing manis yang sudah matang atau yang

masih hijau setiap selesai sarapan dan makan malam.

13
3. Influenza dan sakit tenggorokan

Cuci bersih 90-120 gram belimbing manis, giling menggunakan

blender, sering, lalu minum airnya. Lakukan secara rutin 1 kali sehari.

4. Kencing batu

Rebus 3-5 butir buah belimbing manis dengan 1 gelas air lalu

tambahkan madu secukupnya. Biarkan sampai mendidih lalu diminum

saat hangat sehari sekali.

5. Lever

Cuci bersih 12-15 gram akar belimbing manis kering lalu rebus

dengan 1 gelas air sampai tersisa ½ gelas, lalu dinginkan. Minum air

rebusan sehari sekali dan lakukan secara teratur.

6. Malaria

Cuci bersih 15-24 gram bunga kering lalu seduh dengan 1 gelas air

panas lalu minum sekaligus saat hangat. Lakukan 2 kali sehari secara

rutin dan dengan jumlah yang sama.

7. Mencegah kanker

Cuci bersih 12 helai daun belimbing ½ lembar daun pepaya muda, 6

helai daun ceremai muda, 3 helai daun bayam merah, dan 2 buah

wortel seukuran jari tangan. Giling sampai halus campuran bahan

tersebut, tambahkan 1½ gelas air matang, lalu saring airnya.

Tambahkan 3 sendok makan madu lalu minum ramuan 3 kali sehari,

masing-masing ½ gelas.

14
8. Sakit kepala kronis

Potong kecil-kecil 30-45 akar segar belimbing manis, cuci sampai

bersih. Lalu masukkan ke dalam wadah. Campurkan ke dalam 120

gram tahu dan air matang sampai ramuan tersebut terendam, lalu

ditim. Makan ramuan tersebut 1 kali sehari.

2.2 Wortel (Daucus Carota L)

Wortel (Daucus Carota L.) adalah tumbuhan semusim berbentuk

rumput dengan siklus hidup 12-24 bulan. Wortel mengandung karbohidrat

dalam jumlah besar, yang digunakan tumbuhan tersebut untuk berbunga

pada tahun kedua. Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah umbi

atau akarnya. Umbi wortel berwarna kuning sampai kemerahan. Umbi ini

terbentuk dari akar yang berubah bentuk. Wortel termasuk tanaman yang

bunganya mempunyai bentuknya seperti payung (Saparinto C, 2013 ).

Wortel berbatang pendek, basah, merupakan sekumpulan tangkai daun

yang keluar dari ujung umbi bagian atas. Daun majemuk berganda,

pangkal tangkai melebar menjadi upih, lonjong, tepi bertoreh, ujung

runcing, pangkal berlekuk, panjang 15-20 cm, lebar10-13 cm, pertulangan

menyirip, berwarna hijau. Bunga berkumpul dalam payung majemuk,

mahkota berbentuk bintang, halus, berwarna putih. Buah buni, lonjong,

diameter ± 3 mm, berwarna coklat. Biji lonjong, berwarna putih. Akarnya

akar tunggang, membengkak menjadi umbi berdaging berwarna jingga.

Wortel dipanen setelah berumur 60-90 hari. Wortel dapat dimakan mentah,

dijus, dan dibuat sop atau salad. Dengan kandungan gula alamiahnya yang

15
cukup tinggi, jus wortel berkhasiat meningkatkan energi tubuh

(Dalimartha, 2007).

2.2.1 Kandungan Gizi Wortel

Nilai gizi wortel per 100 g menurut Saparinto C (2013) adalah :

Tabel 2.2 kandungan gizi wortel


Nila Gizi wortel per 100 gram
Energi 40 kkal (170 kj)
Karbohidrat 9g
Lemak 0.2 g
Protein 1g
Vitamin A 12.000 S.I
Thiamin (Vit. B1) 0.04 mg 3%
Riboflavin (Vit.B2) 0.05 mg 3%
Niasin (Vit. B3) 1.2 mg 8%
Vitamin B6 0.1 mg 8%
Vitamin C 7 mg 1%
Kalium 320 mg 6,5%
Kalsium 33 mg 3%
Besi 0.66 mg 5%
Magnesium 18 mg 5%
Phosphor 35 mg 5%
Potassium 240 mg 5 %
Sodium 2.4 mg 0%
Sumber : (Saparinto C,2013)

2.2.2 Manfaat Wortel

Menurut Dalimartha S (2007) bagian tumbuhan yang digunakan untuk

mengobati penyakit adalah akar (umbi wortel), biji dan daun.

1. Akar wortel digunakan untuk pengobatan :

a. Tekanan darah tinggi (hipertensi),

b. Kadar kolestrol darah yang tinggi (hiperkolesterolemia),

c. Kanker, seperti kanker pancreas dan kanker paru,

d. Hepatitis,

e. Mencegah stroke dan rabun senja,

16
f. Badan lemas karena kadar gula darah rendah (hipoglikemia),

g. Diare kronis pada bayi,

h. Cacing keremi pada anak-anak,

i. Campak, cacar air,

j. Sukar buang air besar (sembelit)

k. Mencegah keracunan bahan kimia berbahaya, seperti logam berat

l. Menghentikan kebiasaan merokok, dan

m. Sesak napas (asma).

2. Daun digunakan untuk:

a. Memperindah rambut

b. Meningkatkan hormone seks, dan

c. Memperlancar kencing pada radang kadung kemih (sistitis) dan

batu ginjal.

3. Daun dan biji digunakan untuk mengatasi :

a. Beri-beri

b. Batu saluran kencing

c. Nyeri perut (kolik)

d. Rasa sakit setelah bangun tidur pagi akibat minuman keras

(hangovers), dan

e. Perut kembung

17
2.3 Mekanisme Penurunan Tekanan Darah Menggunakan Belimbing
Manis dan Wortel

Tekanan darah dipengaruhi oleh Cardiak Output (CO) atau curah

jantung dan oleh tahanan perifer. Curah jantung sendiri dipengaruhi oleh

Stroke Volume (SV) atau isi sekuncup dan Heart Rate (HR) atau nadi. Isi

sekuncup dipengaruhi oleh preload dan afterload, jika terjadi peningkatan

afterload maka tekanan darah juga akan meningkat. Sedangkan nadi

dipengaruhi oleh saraf simpatetik dan parasimpatetik, jika saraf simpatetik

dirangsang akan menyebabkan tekanan darah. Tekanan periferdipengaruhi

oleh kecepatan aliran darah, tekanan arteri-vena, dan viskositas. Pada

belimbing manis dan wortel mengandung vitamin C, kalium (K),

magnesium (Mg), dan kalsium (Ca) dapat mempengaruhi tekanan darah.

Kalsium dapat menurunkan aktivitas renin angiotensin, perubahan

Angiotensinogen (ACE) I menjadi Angiotensinogen (ACE) II dihambat

sehingga menjadi vasodilatasi pembuluh darah dan menyebabkan

penurunan tahanan resistensi perifer sehingga dapat menurunkan tekanan

darah (Anggraini et al, 2016). Magnesium dan kalium mempengaruhi otot

polos pembuluh darah kemudian menyebabkan vasodilatasi dan

menurunkkan tahanan perifer dan tekanan darah (Almatsier, 2009) .

Vitamin C meningkatkan fungsi endotel melalui produksi nitrat oksida jika

kadar nitrat oksida meningkat dapat menyebabkan relaksasi endotel dan

bersifat sebagai vasodilator sehingga dapat menurunkan tekanan darah

karena terjadi pelebaran pembuluh darah.

18
Jus Belimbing Jus Wortel
Manis

Vitamin C Kalium Mg Kalsium

Stress oksidatif Otot polos Renin Angiotensin


pembuluh darah

Fungsi endotel
Relaksasi pembuluh Perubahan Angiotensin
darah I dan II
3 nitrat oksidat
Produksi

Vasodilatasi pembuluh darah

Tekanan darah Tahanan perifer

Kec. Aliran darah

Tekanan arteri vena

Viskositas

Gambar 2.1 Mekanisme penurunan Tekanan Darah Menggunakan Belimbing


Manis dan Wortel

2.4 Konsep Hipertensi

2.4.1 Definisi

Hipertensi adalah suatu keadaaan dimana seseorag mengalami

peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan

angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Tekanan

darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung

yaitu

19
fase sistolik 140 menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh

jantung dan fase diastolik 90 menunjukkan fase darah yang kembali ke

jantung (Triyanto, 2014).

Hipertensi adalah penyakit yang sering terjadi ketika ada masalah

kesehatan pada seseorang sehingga membutuhkan pengobatan yang lebih

spesifik. Hipertensi dapat memperbesar risiko terserang penyakit gagal

jantung, risiko penyakit arteri koroner, pembesaran ventrikel kiri jantung,

diabetes, penyakit ginjal kronis, dan serangan stroke (Noviyanti, 2015).

Hipertensi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang

ditandai dengan peningkatan tekanan darah. Dimana tekanan sistoliknya di

atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg (WHO).

2.4.2 Klasifikasi

Tabel 2.4 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa


Tekanan Darah Tekanan Darah
Kategori
Sistolik Diastolik
Normal Dibawah 130mmHg Dibawah 85mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 (Hipertensi Ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 mmHg 100-109mmHg
Stadium 3 (Hipertensi Berat) 180-209mmHg 110-119 mmHg
Stadium 4 (Hipertensi Maligna) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
Sumber : (Triyanto E, 2014)

20
2.4.3 Faktor Resiko Hipertensi

Menurut Medika (2017) hipertensi dipengaruhi 2 faktor yaitu tidak

dapat diubah dan dapat diubah :

1. Faktor yang tidak dapat diubah antara lain :

a. Usia

Usia merupakan salah satu factor resiko terjadinya hipertensi

yang tidak dapat diubah. Pada umumnya, semakin bertambahnya

usia maka semakin besar pula risiko terjadinya hipertensi. Hal

tersebut disebabkan oleh perubahan struktur pembuluh darah

seperti penyempitan lumen, serta dinding pembuluh darah menjadi

kaku dan elastisitasnya berkurang sehingga meningkatkan tekanan

darah. Menurut beberapa penelitian, terdapat kecenderungan bahwa

pria dengan usia lebih dari 45 tahun lebih rentan mengalami

peningkatan tekanan darah, sedangkan wanita cenderung

mengalami peningkatan tekanan darah pada usia di atas 55 tahun.

b. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu factor resiko terjadinya

hipertensi yang tidak dapat diubah. Dalam hal ini, pria cenderung

lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan wanita.

Hal tersebut terjadi karena adanya dugaan bahwa pria memiliki

gaya hidup yang kurang sehat jika dibandingkan dengan wanita.

Akan tetapi, prevalensi hipertensi pada wanita mengalami

peningkatan setelah memasuki usia menopause. Hal tersebut

21
disebabkan oleh adanya perubahan hormonal yang dialami wanita

yang telh menopause.

c. Keturunan (Genetik)

Keturunan atau genetic juga merupakan salah satu factor resiko

terjadinya hipertensi yang tidak dapat di ubah. Resiko terkena

hipertensi akan lebih tinggi pada orang dengan keluarga dekat yang

memiliki riwayat hipertensi. Selain itu, faktor keturunan juga dapat

berkaitan dengan metabolisme pengaturan garam (NaCl) dan renin

membrane sel.

2. Faktor-faktor yang dapat diubah antara lain :

a. Obesitas

Obesitas adalah suatu keadaan penumpukan lemak berlebih

dalam tubuh. Obesitas dapat memicu terjadinya hipertensi akibat

terganggunya aliran darah. Dalam hal ini, orang dengan obesitas

biasanya mengalami peningkatan kadar lemak dalam darah

(hiperlipidemia) sehingga berpotensi menimbulkan penyempitan

pembuluh darah (aterosklerosis). Penyempitan terjadi akibat

penumpukan plak ateromosa yang berasal dari lemak. Penyempitan

tersebut memicu jantung untuk berkerja memompa darah lebih kuat

agar kebutuhan oksigen dan zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh

dapat terpenuhi. Hal inilah yang menyebabkan tekanan darah

meningkat.

22
Dari pemaparan tersebut, terlihat bahwa hipertensi juga dapat

dipicu oleh faktor lain yang juga berkaitan dengan obesitas antara

lain hyperlipidemia, aterosklerosis, konsumsi lemak berlebih,

kurangnya konsumsi serat, dan kurang aktivitas fisik. Penderita

hipertensi dengan kelebihan berat badan harus dapat menurunkan

berat badanya agar tidak memperparah kejadian hipertensi.

Muhadi (2016) dalam JNC 8: Evidence-based Guide-line

Penanganan Pasien Hipertensi Dewasa menyatakan bahwa

penurunan berat badan dapat mengurangi tekanan darah sistolik 5-

20 mmHg/penurunan 10 kg untuk itu, penting bagi penderita

hipertensi untuk menghindari makanan berlemak, menerapkan

makanan tinggi serat, dan olahraga rutin.

b. Merokok

Merokok juga dapat menjadi salah satu faktor pemicu

terjadinya hipertensi. Merokok dapat menyebabkan denyut jantung

dan kebutuhan oksigen untuk di suplai ke otot jantung mengalami

peningkatan. Bagi penderita yang memiliki aterosklerosis atau

penumpukan lemak pada pembuluh darah, merokok dapat

memperparah kejadian hipertensi dan berpotensi pada penyakit

degenertif lain seperti stroke dan penyakit jantung.

Pada umumnya, rokok mengandung berbagai zat kimia

berbahaya seperti nikotin dan karbon monoksida. Zat tersebut akan

terhisap melalui rokok sehingga masuk ke aliran darah dan

23
menyebabkan kerusakan lapisan indotel pembuluh darah arteri,

serta mempercepat terjadinya arterosklerosis.

Nikotin misalnya, zat ini dapat diserap oleh pembuluh darah

kemudian diedarkan melalui aliran darah keseluruh tubuh,

termasuk otak. Akibatnya, otak akan bereaksi dengan memberikan

sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin

(adrenalin). Hormone inilah yang akan menbuat pembuluh darah

mengalami penyempitan. Penyempitan pembuluh darah otak

tersebut memaksa jantung untuk berkerja lebih berat. Keadaan ini

sangat berbahaya Karena dapat menyebabkan pecahnya pembuluh

darah di otak sehingga terjadi strok.

Selain itu, karbon monoksida yang terdapat dalam rokok

diketahui dapat mengikat hemoglobin dalam darah dan

mengentalkan darah. Hemoglobin sendiri merupakan protein yang

mengandung zat besi dalam sel darah merah yang berfungsi

mengangkut oksigen. Dalam hal ini, karbon monoksida

menggantikan ikatan oksigen dalam darah sehingga memaksa

jantung memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup dalam

oragan dan jaringan tubuh. Hal inilah yang dapat meningkatkan

tekanan darah.

24
c. Konsumsi Alkohol dan Kafein Berlebih

Alkohol juga diketahui menjadi salah satu faktor resiko

terjadinya hipertensi. Hal tersebut diduga akibat adanya

peningkatan kadar kortisol, peningkatan volume sel darah merah,

dan kekentalan darah yang mengakibatkan peningkatan tekanan

darah.

Sementara itu, kafein diketahui dapat membuat jantung

berpacu lebih cepat sehingga mengalirkan darah lebih banyak

setiap detiknya. Akan tetapi, dalam hal ini, kafein memiliki reaksi

berbeda pada setiap orang.

d. Konsumsi Garam Berlebih

Sudah banyak diketahui bahwa konsumsi garam berlebihan

dapat menyebabkan hipetensi. Hal tersebut dikarenakan garam

(NaCl) mengandung natrium yang dapat menarik cairan di luar sel

agar tidak dikeluarkan sehingga menyebabkan penumpukan cairan

dalam tubuh. Hal inilah yang membuat peningkatan volume dan

tekanan darah.

e. Stres

Stres juga dapat menjadi faktor resiko terjadinya hipertensi.

Kejadian hipertensi lebih besar terjadi pada individu yang memiliki

kecenderungan stres emosional. Keadaan seperti tertekan, murung,

dendam, takut, dan rasa bersalah dapat merangsang timbulnya

25
hormone adrenalin dan memicu jantung berdetak lebih kencang

sehingga memicu peningkatan tekanan darah.

f. Keseimbanga Hormonal

Keseimbangan hormonal antara esterogen dan progesterone

dapat memengaruhi tekanan darah. Dalam hal ini, wanita memiliki

hormone estrogen yang mencegah terjadinya pengentalan darah

dan menjaga dinding pembuluh darah. Jika terjadi

ketidakseimbangan maka dapat memicu gangguan pada pembuluh

darah. Gangguan tersebut berdampak pada peningkatan tekanan

darah. Gangguan keseimbangan hormone ini biasanya dapat terjadi

pada penggunaan alat kontrasepsi hormonal seperti pil KB.

2.4.4 Patofisiologi

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui

beberapa cara yaitu, jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan

lebih banyak cairan pada setiap detiknya, arteri besar kehilangan

kelenturannya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat

mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.

Darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah

yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah

yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan

kaku karena arteriosklerosis.

Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat

terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara

26
waktu mengkerut karena perengsangan saraf atau hormon didalam darah.

Bertambahnya cairan didalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya

tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga

tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh, volume

darah dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat.

Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang arteri

mengalami pelebaran, sehingga banyak cairan yang keluar dari sirkulasi,

maka tekanan darah akan menurun. Penyesuaian terhadap faktor faktor

tersebut dilaksanakan oleh perubahan didalam fungsi ginjal dan sistem

saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi

tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan

tekanan darah melalui beberapa cara jika tekanan darah meningkat, ginjal

akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan

berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.

Jika tekanan darah menurun, ginjal akn mengurangi pembuangan air

dan garam, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali

ke normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan

menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan

hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ penting dalam

mengendalikan tekanan darah, karena itu berbagai penyakit dan kelainan

pada ginjal dapat menyebabkan naiknya tekanan darah.

Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom

yang untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama

27
respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar),

meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung dan juga

mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi mempertebal arteriola di

daerah tertentu (misalnya otot rangka yang memerlukan pasokan darah

yang lebih banyak), mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal,

sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh. Melepaskan

hormon epinefrin (adrenalin) dan noreprinefrin (noradrenalin), yang

merangsang jantung dan pembuluh darah. Faktor stress merupakan satu

faktor pencetus terjadinya peningkatan tekanan darah dengsn proses

pelepasan hormon epinefrin (adrenalin) dan noreprinefrin (noradrenalin)

(Triyanto, 2014).

2.4.5 Manifestasi Klinis

Hipertensi biasanya terjadi tanpa ada tanda atau gejala dan sering

disebut “silent killer”, namun pada kasus hipertensi berat gejala yang

muncul antara lain: sakit kepala (rasa berat di tengkuk), palpitasi

(berdebar-debar), kelelahan, nausea (mual), vomiting (muntah), ansietas

(kecemasan), keringat berlebih, tremor otot, nyeri dada, epistaksis,

pandangan kabur atau ganda, tinnitus (telinga berdenging) dan kesulitan

tidur (Udjianti, 2013).

2.4.6 Komplikasi

Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau

akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan

tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-

28
arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal,

sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang.

Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat menjadi lemah,

sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma. Gejala

terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti, orang bingung,

limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh

terasa lemah atau sulit digerakkan (misalnya wajah, mulut, atau lengan

terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak dapat sadarkan

diri secara mendadak.

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri coroner yang arterosklerosis

tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila

terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah

tersebut. Hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan

oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat teradi

iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertropi

ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik

melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan

peningkatan resiko pembentukan bekuan (Corwin, 2000).

Gagal ginjal dapat terjadi karena perusakan progresif akibat tekanan

tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya

glomerulus, darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan

terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan

rusaknya membrane glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga

29
tekanan osmotic koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang

sering dijumpai pada hipertensi kronik.

Ketidak mampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya

kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru, kaki dan

jaringan lain sering disebut edema. Cairan di dalam paru-paru

menyebabkan sesak napas, timbunan cairan di tungkai menyebabkan kaki

bengkak atau sering dikatakan edema. Ensefalopati dapat terjadi terutama

pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada

kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong

cairan ke dalam ruang intertisium di seluruh susunan saraf pusat. Neuron-

neuron disekitarnya kolap dan terjadi koma.

2.4.7 Penatalaksanaan

Menurut muttaqin (2009) terapi yang dapat digunakan untuk

hipertensi, adalah sebagai berikut :

1. Terapi Nonfarmakologi

a. Teknik mengurangi stress

b. Penurunan berat badan

c. Olahraga / latihan

2. Terapi Farmakologi

a. Diuretik

Hidroklorotiazid adalah diuretic yang paling sering diresepkan

untuk mengobati hipertensi ringan atau pada klien baru. Obat

30
antihipertensi dapat menyebabkan retensi cairan, karena itu sering

sekali diuretik diberikan bersama antihipertensi.

b. Simpatolitik

Penghambat (adrenergic bekerja di sentral simpatolitik),

penghambat adrenergik alfa dan adrenergik beta,dan penghambat

neuron adrenergic diklasifikasikan sebagai penekan simpatetik

atau simpatolitik.

c. Penghambat Adrenergik-Alfa

Golongan obat ini memblok reseptor adrenergik alfa 1,

menyebabkan vasodilatasi dan penurunan tekanan darah.

d. Penghambat Neuro Adrenergik (Simpatoliti yang Bekerja Perifer)

Penghambat neuron adrenergik merupakan obat antihipertensi yang

kuat menghambat norepinefrin dari ujung saraf simpatis, sehingga

pelepasan norepinefrin menjadi berkurang dan menyebabkan baik

curah jantung maupun tahanan vaskular perifer menurun. Reserpine

dan guanetidin (dua obat yang paling kuat) dipakai untuk

mengendalikan hipertensi berat.

e. Vasodilator Arteriol yang Bekerja Langsung

Vasodilator yang bekerja langsung adalah obat tahap III yang

bekerja merelaksasikan otot-otot polos pembuluh darah arteri,

sehingga menyebabkan vasodilatasi. Vasodilatasi akan

menyebabkan tekanan darah akan turun dan natrium serta air

tertahan sehingga menyebabkan edema perifer, oleh karena itu

31
diuretik dapat diberikan bersama-sama dengan vasodilator yang

bekerja langsung untuk mengurangi edema.

f. Antagonis Angiotensin (ACE Inhibitor)

Obat golongan ini menghambat enzim angiotensin (ACE) yang

nantinya akan menghambat pembentukan angiotensin II

(vasokontriktor) dan menghambat pelepasan aldosteron. Aldosteron

akan meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Jika

aldosterone dihambat, natrium diekskresikan bersama dengan air.

Kaptopril, enalapril, dan Lisinopril adalah ketiga angiotensin dan

dipakai pada klien dengan kadar renin serum yang tinggi.

32
BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep adalah suatu formulasi dari kerangka teori atau

teori-teori yang mendukung dalam penelitian yang terdiri dari variabel-

variabel serta hubungan variabel sau dengan yang lain.

Jus Belimbing

Tekanan darah

Jus Wortel
Faktor yang mempengaruhi tekanan darah :
1. Faktor yang tidak dapat diubah :
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Keturunan
2. Faktor yang dapat diubah :
1) Obesitas
2) Merokok
3) Konsumsi alcohol dan kafein
berlebih
4) Konsumsi garam brlebih
5) Stress
6) Keseimbangan hormonal

Gambar 3.1 Kerangka konseptual Penelitian Tentang Perbedaan Efektivitas


Pemberian Jus Belimbing Manis dan Jus Wortel Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Posbindu
Desa Pingkuk Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten
Magetan.

Keterangan:
: Tidak diteliti : Berpengaruh

: Diteliti

33
Tekanan darah dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor yang tidak dapat

diubah dan dapat diubah : untuk faktor yang tidak dapat diubah yaitu usia,

jenis kelamin, keturunan (genetik). Faktor yang dapat diubah yaitu

obesitas, merokok, konsumsi alcohol dan kafein berlebih, konsumsi garam

berlebih, stres. Adapun intervensi yang dapat diberikan peneliti yaitu

pemberian jus belimbing manis dan jus wortel.

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian (Nursalam, 2016). Hipotesis adalah sebagian

jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian (Sugiono,

2007).

H1 : Ada perbedaan efektivitas pemberian jus belimbing manis dan jus

wortel terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi

di Posbindu Desa Pingkuk Wilayah Kerja Puskesmas Bendo

Kabupaten Magetan.

34
BAB 4

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara memecahkan masalah berdasarkan

keilmuan (Nursalam, 2003).

4.1 Desain Penelitian

Menurut Sujarweni (2014), desain penelitian pada hakikatnya

merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah

ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada

seluruh proses penelitian.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan

rancangan True eksperiment Desain, Pretest-Posttest with Control Group,

dimana pada penelitian ini membandingkan efektivitas pemberian jus

belimbing manis dan jus wortel pada kelompok eksperimen yang

sampelnya di observasi terlebih dahulu sebelum diberi perlakuan

kemudian setelah diberikan perlakuan sampel tersebut diobservasi.

Bentuk rancangan ini sebagai berikut :

Tabel 4.1 Skema Penelitian Pretest-Posttest with Control Group


Subyek Pra Perlakuan Pasca-tes
P1 O1 X1 O2
P2 O1 X2 O2

35
Keterangan :

P1 : Perlakuan

P2 : Kontrol

O1 : Pengukuran awal sebelum dilakukan perlakuan (pre test)

X1 : Perlakuan (Pemberian jus Belimbing Manis)

X2 : kontrol (Pemberian jus Wortel)

O2 : Pengukuran kedua setelah dilakukan perlakuan (post test)

Dalam penelitian ini dipilih penderita hipertensi yang diawali dengan

observasi melakukan pengecekan tekanan darahnya (pretest), kemudian

dibagi menjadi dua kelompok intervensi dan kelopok kontrol. Kelompok

yang pertama diberi jus belimbing manis dan kelompok yang kedua diberi

jus wortel selama 7 hari. Sebelum dilakukan perlakuan responden

diberikan inform consent. Setelah diberikan perlakuan dilakukan observasi

lagi terhadap tekanan darah (posttest).

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Menurut Nursalam (2016), Populasi dalam penelitian adalah subjek

(misalnya manusia; klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita tekanan darah

tinggi tanpa komplikasi di Posbindu Desa Pingkuk Wilayah Kerja

Puskesmas Bendo Kabupaten Magetan berjumlah 80 orang.

36
4.2.2 Sampel

Menurut Sujarweni (2014), sampel adalah bagian dari sejumlah

karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian.

Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mengambil semua untuk

penelitian misal karena terbatasnya dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti

dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang

dipelajari dari sampel, kesimpulanya akan dapat diberlakukan untuk

populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

mewakili dan harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya

diukur.

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian penderita tekanan darah

tinggi di Posbindu Desa Pingkuk Wilayah Kerja Puskesmas Bendo

Kabupaten Magetan. Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini dihitung

dengan rumus besar sampel menggunakan rumus Federer ditentukan

berdasarkan total kelompok (t) yang digunakan dalam penelitian sehingga

t = 2 kelompok maka besar sampel yang digunakan :

(t – 1) (n – 1) ≥ 15

(2 – 1) (n – 1) ≥ 15

1 (n – 1) ≥ 15

(n - 1) ≥ 15/1

n – 1 ≥ 15

n ≥ 16

37
n = jumlah pengulangan

t = jumlah pengelompokan

Sehingga dengan menggunakan rumus diatas maka besar sampel yang

diperlukan untuk masing-masing kelompok perlakuan adalah n = 16

responden.

Untuk menghindari Drop Out dalam penelitian, maka perlu

penambahan jumlah sampel agar besar sampel tetap terpenuhi dengan

rumus berikut :

n’ =

= 17,7

= 18

Keterangan :

n’ = ukuran sampel mengantisipasi drop out

n = ukuran sampel asli

1–f = perkiraan proporsi Drop Out, yang diperkirakan 10% (f = 0,1)

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel akhir yang

dibutuhkan dalam penelitian ini adalah18 responden.

4.2.3 Kriteria Sampel

Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk

mengurangi bias hasil penelitian, khususnya jika terdapat variabel-variabel

kontrol ternyata mempunyai pengaruh terhadap variabel yang kita teliti.

38
Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu inklusi dan

eksklusi (Nursalam, 2013).

Peneliti memiliki kriteria inklusi dimana responden merupakan

anggota posbindu desa pingkuk Puskesmas Bendo yang menderita

hipertensi tanpa komplikasi dan bersedia menjadi responden. Kriteria

eksklusi dalam penelitian ini yaitu responden dengan komplikasi berat

seperti gagal ginjal dan gagal jantung, responden penderita hipertensi

berat.

4.3 Tehnik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi (Nursalam, 2008).

Penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling, yaitu

teknik sampling yang digunakan pada populasi yang mempunyai

kesempatan sama untuk menjadi sample penelitian.

Cara pengambilan sampel secara random adalah :

1. Menentukan populasi penelitian. Populasi dalam penelitian ini

berjumlah 80 orang.

2. Berdasarkan perhitungan statistik, sampel yang diikutkan sebanyak 36

penderita hipertensi tanpa komplikasi.

3. Membuat penomeran angka 1-80

Peneliti mengambil sampel secara acak sesuai dengan kebutuhan atau

sampelnya sebanyak 36 penderita hipertensi.

39
4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja merupakan bagan kerja terhadap rancangan kegiatan

penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti (subjek

penelitian), variabel yang akan diteliti, dan variabel yang akan

mempengaruhi dalam penelitian (Hidayat, 2007).


Populasi
Semua penderita tekanan darah tinggi di posbindu Puskesmas Bendo Kabupaten Magetan

Sample
Sebagian penderita tekanan darah tinggi di Posbindu Puskesmas Bendo Kabupaten Magetan

Teknik Sampling
Simple Random sampling

Desain Penelitian
True eksperiment (Pretest-Posttest with Control Group)
)

Pengumpulan Data
Lembar observasi

Kelompok Eksperimen Kelompok Control


↓ ↓
Pretest Pretest
↓ ↓
Jus belimbing Jus wortel
↓ ↓
Posttest Posttest

Pengolahan Data
Editing, Coding, Entry, Cleaning, Tabulating

Analisis Hasil dan Kesimpulan Penyajian


Uji T-test dengan ɑ 0,05

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Tentang Perbedaan Antara Efektivitas


Pemberian Jus Belimbing Manis dan Jus Wortel Terhadap
Penurunan Darah Tinggi Pada Penderita Hipertensi di Posbindu
Desa Pingkuk Wilayah Kerja Kecamatan Bendo Kabupaten
Magetan.

40
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah perilaku atau karakteristik yang

memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain)

(Nursalam, 2015)

4.5.1 Identifikasi Variabel

Macam jenis variabel meliputi independen dan dependen (Nursalam,

2016) :

1. Variabel independen (Variabel bebas)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jus belimbing manis dan

jus wortel

2. Variabel dependen (Variabel terikat)

Variabel terikat pada penelitian ini adalah skor atau nilai penurunan

tekanan darah sistol/diastol.

41
4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional secara rinci dapat dilihat dalam definisi

operasional penelitian yang digambarkan

Tabel 4.2 Definisi Oprasional Variabe l


Definisi Skala
Variabel Parameter Alat Ukur Skor
Oprasional data
Variabel Terapi jus Jumlah : 100 Gelas ukur
Independent belimbing gram buah @ 200 cc
1. Terapi jus manis dan jus belimbing manis
belimbing wortel adalah ditambah
manis perubahan ±125cc (½
2. Terapi jus dengan gelas) air
wortel menggunakan matang dan
belimbing dihaluskan
manis dan dengan blender.
wortel untuk Diberikan 1 x
mendapatkan sehari setelah
efek-efek makan, selama 7
terapis atau hari.
perubahan Jumlah : 150
tekanan darah gram wortel
ditambah
±100cc air
mineral dan
diblender.
Diberikan 1x
sehari setelah
makan, selama 7
hari.

Variabel Tekanan dari Tekanan darah Tensi interval Hasil ukur


dependent aliran darah sistolik dan meter, tekanan
tekanan darah dalam diastolik stetoskop, darah
pembuluh dan lembar sistol dan
arteri observasi diastole

42
4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk

peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya

lebih baik (Arikunto, 2006)

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tensimeter merk GEA dengan tingkat akurat ± 3mmHg, stetoskop merk

General Care, lembar observasi, sop cara membuat jus belimbing manis

dan jus wortel. Bahan dan alat yang dibutuhkan meliputi: 100 gram buah

belimbing manis, 125cc (½ gelas) air matang, blender, pisau, penyaring,

gelas ukur, timbangan merk Liostar dengan kapasitas 3 kg. Pelaksanaan

membuat jus belimbing manis cuci bersih belimbing manis, potong potong

belimbing manis, blender semua bahan hingga halus dan rata, saring jus

belimbing manis. Cara mengkonsumsinya yaitu minum jus belimbing

manis satu kali sehari setiap pagi setelah makan, minum 200cc jus

belimbing manis selama 7 hari.

Bahan dan alat yang dibutuhkan untuk pembuatan jus wortel meliputi

: 150 gram wortel, ±100cc air mineral, blender, pisau, penyaring, gelas

ukur, timbangan merk Liostar dengan kapasitas 3 kg. Pelaksanaan

pembuatan jus wortel yaitu cuci bersih wortel, potong potong wortel,

blender semua bahan hingga halus dan rata, saring jus wortel. Cara

mengkonsumsinya yaitu minum jus wortel satu kali sehari setiap pagi

setelah makan, minum 200cc jus wortel selama 7 hari.

43
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Posbindu Desa Pingkuk Wilayah

Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten Magetan.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada Desember 2017 sampai Mei 2018

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

Beberapa langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam

pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Mengurus ijin penelitian dengan membawa surat dari STIKes Bhakti

Husada Mulia Madiun untuk ditujukan kepada Bakesbangpol

Kabupaten Magetan.

2. Setelah mendapatkan surat ijin penelitian dari Bakesbangpol, surat ijin

ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan.

3. Setelah mendapatkan surat ijin penelitian dari Dinas Kesehatan

Magetan, surat ijin ditujukan kepada Kepala Puskesmas Bendo

Kabupaten Magetan.

4. Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak Puskesmas Bendo

Kabupaten Magetan, peneliti memberikan penjelasan kepada

responden tentang maksud dan tujuan serta inform consent.

5. Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat,dan prosedur penelitian serta

meminta persetujuan dari responden untuk berpartisipasi dalam

penelitian.

44
6. Setiap responden diberikan kebebasan untuk memberikan persetujuan

atau menolak menjadi subjek penelitian. Setelah calon responden

menyatakan bersedia untuk mengikuti prosedur penelitian, maka

responden diminta untuk menandatangani lembar inform consent yang

telah disiapkan peneliti. Setelah mengisi lembar inform consent

kemudian responden diminta untuk mengisi data demografi meliputi

nama, usia, dan jenis kelamin.

7. Membagi responden menjadi dua kelompok, kelompok satu terapi jus

belimbing manis dan kelompok dua terapi jus wortel.

8. Peneliti melakukan pemeriksaan tekanan darah (pre-test) pertama kali,

selanjutnya akan dilihat setelah dilakukan intervensi selama satu

minggu. Hasil pemeriksaan tekanan darah tersebut dicatat pada lembar

observasi perubahan tekanan darah (lampiran).

9. Peneliti memberikan terapi jus belimbing manis pada responden

kelompok pertama, dan terapi jus wortel pada kelompok kedua, dan

memberikan penjelasan tentang prosedur pemberian terapi jus

belimbing manis dan jus wortel diminum 200cc/hari selama satu

minggu.

10. Peneliti melakukan pemeriksaan perubahan tekanan darah responden

kembali (post-test) setelah dilakukan intervensi selama satu minggu.

Hasilnya dicatat pada lembar observasi.

11. Mengumpulkan data dan selanjutnya data diolah dan dianalisis.

45
12. Peneliti memberikan reinforcement positif pada semua responden atau

keterlibatannya dalam penelitian.

4.9 Pengolahan Data dan Analisis Data

4.9.1 Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data perlu diproses dan

dianalisis secara sistematis supaya bisa terdeteksi. Data tersebut di tabulasi

dan dikelompokkan sesuai dengan variabel yang diteliti.

Langkah-langkah pengolahan data (Notoatmodjo, 2012) meliputi :

1. Editing

Editing adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk melihat kembali

apakah isian pada lembar pengumpulan data sudah cukup baik sebagai

upaya menjaga kualitas data agar dapat di proses lebih lanjut. Pada

saat melakukan penelitian, apabila ada soal yang belum diisi oleh

responden maka responden diminta untuk mengisi kembali.

2. Coding

Coding atau pengkodean yaitu mengubah data yang berbentuk kalimat

menjadi bentuk angka. Data demografi, Jenis kelamin meliputi laki-

laki dan perempuan. Pendidikan meliputi SD, SMP, SMA, perguruan

tinggi, buta huruf. Pekerjan meliputi, pensiunan, wiraswasta, dan

buruh tani. Pada penelitian ini diberikan kode antara lain yaitu :

a. Jenis Kelamin :

- Laki –laki : diberi kode 1

- Perempuan : diberi kode 2

46
b. Pendidikan :

- Tidak sekolah : diberi kode 1

- SD : diberi kode 2

- SMP : diberi kode 3

- SLTA/SMA : diberi kode 4

c. Pekerjaan :

- Tidak bekerja : diberi kode 1

- Petani : diberi kode 2

- Pedagang : diberi kode 3

- Swasta : diberi kode 4

- IRT : Diberi kode 5

d. Merokok :

- Ya : diberi kode 1

- Tidak : diberi kode 2

3. Entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan

ke dalam master tabel atau data komputer, kemudian membuat

distribusi frekuensi.

4. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian

dilakukan pembetulan atau koreksi.

47
5. Tabulating

Tabel yang akan ditabulasi adalah tabel yang berisikan data yang

sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.

4.9.2 Analisis Data

4.9.2.1 Analisis Univariat

1. Distribusi frekuensi dalam penelitian ini untuk data kategorik sebagai

berikut: pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan.

P=

P : Populasi

ƒ : ƒrekuensi

2. Perhitungan Tendensi Sentral

Data yang dianalisis jenis tendensi sentral adalah mean (rata-rata),

median (nilai tengah), modus. Data yang dianalisis merupakan data

numerik yang berskala rasio dan interval. Di dalam penelitian data

yang dianalisis tendensi sentral adalah tekanan darah dan usia.

4.9.2.2 Analisis bivariate

Analisis bivariate adalah analisis untuk menguji pengaruh dan

perbedaan antara dua variabel. Dalam penelitian ini analisis bivariate

digunakan untuk menganalisis keefektivan antara jus belimbing manis dan

jus wortel terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di

Posbindu Wilayah Kecamatan Bendo.

Metode analisis statistik ini untuk mengetahui perubahan dua

populasi/ kelompok data yang independen yaitu kelompok intervensi yang

48
mendapatkan pemberian jus belimbing manis dan kelompok kontrol yang

mendapatkan pemberian jus wortel.

Tekhnik analisis yang digunakan untuk mengetahui tekanan darah

sebelum dan sesudah diberikan jus belimbing manis dan jus wortel

menggunakan uji statistic Paires t-test dengan syarat skala data

interval/rasio, data berdistribusi normal, homogen, data berpasangan, dan

apabila persyaratan tidak terpenuhi maka di gunakan uji Wilcoxon yang

merupakan nonparametric test. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan

efektivitas antara kelompok yang diberi jus belimbing manis dan jus

wortel terhadap penurunan tekanan darah menggunakan uji statistic

independen t-test jika data berdistribusi normal dan jika data tidak

berdistribusi normal menggunakan uji Mann-Whitney U test yang

merupakakn nonparametric test. Untuk mengetahui perbedaan efektivitas

antara kelompok jus belimbing manis dan kelompok jus wortel dilihat nilai

p value dari dua kelompok. Jika nilai p < 0.05 maka terdapat perbedaan

yang signifikan, namun jika p > 0.05 maka tidak ada perbedaan yang

signifikan antara kelompok jus belimbing manis dan kelompok jus wortel.

1. Uji Kenormalan Data

Untuk mengetahui normalitas data perlu dilakukan uji normalitas

dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk, jika nilai sig > 0,05 maka data

berdistribusi normal, namun jika nilai sig < 0,05 maka data tidak

berdistribusi normal

49
2. Uji Homogenitas

Untuk menguji homogenitas varians dari dua kelompok dalam

penelitian ini menggunakan Uji F.

Rumus :F=

Dimana : S12 : varians kelompok 1

S22 : varians kelompok 2

Pada Uji F, varian yang lebih besar sebagai pembilang dan varian

yang lebih kecil sebagai penyebut.

4.10 Etika Penelitian

Masalah etika pada penelitian yang menggunakan subjek manusia

menjadi isu sentral yang berkembang saat ini. Peneliti harus memahami

prinsip-prinsip etika penelitian. Apabila hal ini tidak dilaksanakan, maka

peneliti akan melanggar hak-hak (otonomi) manusia yang kebetulan

sebagai klien. Subjek harus menurut semua anjuran yang diberikan

(Nursalam, 2016).

Dalam melakukan penelitian ini , masalah etika meliputi :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity)

Peneliti mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan

informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta

memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk

berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy)

50
2. Kerahasiaan (Confidentiality)

Setiap subyek mempunyai hak-hak dasar termasuk privasi dan

kebebasan dalam memberikan informasi. Subyek berhak untuk tidak

memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh sebab itu,

peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan

kerahasiaan identitas subyek. Peneliti seyogyanya cukup

menggunakan coding sebagai pengganti identitas responden.

3. Keadilan dan Keterbukaan (Respect for Justice an Inclusiveness)

Menurut peneliti di dalam hal ini menjamin bahwa semua subjek

penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa

membedakan jender, agama, etnis, dan sebagainya serta perlunya

prinsip keterbukaan dan adil pada kelompok. Keadilan dalam

penelitian ini pada setiap calon responden, sama-sama diberi

intervensi pemberian jus belimbing manis dan jus wortel.

51
BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Pada bab ini penulis menyajikan hasil dan pembahasan penelitian

tentang Perbedaan Efektifitas Antara Pemberian Jus Belimbing dan Jus

Wortel Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi

Untuk di Posyandu Desa Pingkuk Wilayah Kerja Puskesmas Bendo

Kabupaten Magetan yang mengambil sampel sebanyak 36 responden.

Dimana 18 responden menjadi kelompok perlakuan dan 18 responden

menjadi kelompok kontrol.

Penelitian dilakukan di Posbindu Desa Pingkuk Kecamatan Bendo

Kabupaten Magetan. Batas-batas Desa Pingkuk sebelah Utara Desa Suco

dan Desa Tanjung, sebelah Selatan Desa Mojorejo, sebelah Timur Desa

Kerik dan Desa Kepuhrejo, sebelah Barat Desa Belotan. Luas wilayah

Desa Pingkuk yaitu 440 hektar, sebagian besar penduduknya bermata

pencarian sebagai petani. Didesa Pingkuk juga terdapat satu unit

Pelayanan Kesehatan yaitu Posbindu. Setiap bulan sekali dilakukan

kegiatan posbindu yang dibantu oleh tenaga kesehatan dari puskesmas

bendo kurang lebih 3 tenaga kesehatan yaitu 2 perawat dan 1 bidan. Di

posbindu tersebut mencakup pemeriksaan tekanan darah, gula darah, asam

urat, dan kolesterol. Pada pasien yang pada saat pemeriksaan ditemukan

suatu penyakit misalnya tekanan darah tinggi atau hipertensi akan

52
diberikan edukasi mengenai pola hidup sehat yang sesuai oleh tenaga

kesehatan.

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 26 mei – 02 juni 2018 dengan

jumlah responden sebanyak 36 orang dengan tekanan darah tinggi. Pada

tanggal 26 mei populasi di kumpulkan di satu posbindu untuk dilakukan

penentuan sampel sebanyak 36 orang dan pemberian inform konsen,

kemudian dilakukan pretest pada 36 responden tersebut. Dari 36 responden

dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 18 orang sebagai kelompok perlakuan

dan 18 orang sebagai kelompok control. Kemudian pada tanggal 27 mei –

02 juni kelompok perlakuan diberikan jus belimbing manis setiap hari

setelah buka puasa dan dilakukan observasi terkait aktivitas dan makanan

yang di konsumsi setiap harinya selama 7 hari penelitian, kemudian

kelompok control diberikan jus wortel setiap hari setelah buka puasa dan

dilakukan observasi terkait aktivitas dan makanan yang di konsumsi setiap

harinya selama 7 hari penelitian. Setelah pemberian terapi selama 7 hari

pada hari terakhir pemberian terapi tanggal 02 juni dilakukan posttest pada

kelompok perlakuan dan control.

Data hasil penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu: data umum dan

data khusus. Data umum akan menyajikan mengenai karakteristik

responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,

merokok, sedangkan data khususnya menyajikan hasil rata-rata sebelum

dan sesudah diberikan jus belimbing manis terhadap penurunan tekanan

darah tinggi pada penderita hipertensi,. hasil rata-rata sebelum dan sesudah

53
diberikan jus wortel terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada

penderita hipertensi,. Rata-rata perbedaan efektivitas jus belimbing manis

dan jus wortel terhadap penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi.

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Data Umum

Data umum akan menyajikan mengenai karakteristik responden

berdasarkan karakteristik responden berdasarkan usia, karakteristik

responden berdasarkan pendidikan, karakteristik responden berdasarkan

pekerjaan.

1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di


Posbindu Desa Pingkuk Wilayah Kerja Puskesmas Bendo
Kabupaten Magetan Bulan Mei-Juni 2018
No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Prosentase (%)
1 Laki-laki 17 47.2%
2 Perempuan 19 52.8%
Total 36 100.0
Sumber: Data primer hasil penelitian bulan Mei 2018

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa penderita hipertensi

tertinggi berjenis kelamin perempuan sebanyak 19 orang (52.8%), dan

terendah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 17 orang (47.2%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Posbindu Desa


Pingkuk Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten
Magetan Bulan Mei-Juni 2018
Usia Mean Modus SD Min-Max Sum
(Tahun) 53.11 50 6.879 40 – 66 1939
Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei 2018

54
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa rata-rata usia

responden yaitu 53 tahun dengan standart deviasi 6.879.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


terakhir di Posbindu Desa Pingkuk Wilayah Kerja
Puskesmas Bendo Kabupaten Magetan Bulan Mei – Juni
2018
No Pendidikan Frekuensi (f) Prosentasi (%)
1 SD 13 36.1
2 SMP 9 25.0
3 SLTA 14 38.9
TOTAL 36 100.0
Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei 2018

Berdasarkan tabel 5.3 tingkat pendidikan terakhir terbanyak

adalah SLTA 14 orang (38.9%), SD 13 orang (36.1%), dan pendidikan

terendah adalah SMP 9 orang (25.0%).

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Posbindu


Desa Pingkuk Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten
Magetan pada Bulan Mei – Juni 2018
No Pekerjaan Frekuensi (f) Prosentase (%)
1 Tidak Bekerja 8 22.2
2 Petani 7 19.4
3 Pedagang 1 2.8
4 Swasta 8 22.2
5 IRT 12 33.3
TOTAL 36 100.0
Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei 2018

Berdasarkan tingkat pekerjaan pada tabel 5.4 menunjukan

pekerjaan terbanyak adalah IRT sebanyak 12 orang (33.3%), Swasta 8

orang (22.2%), tidak bekerja 8 orang (22.2%), Petani 7 orang (19.4%),

dan Pedagang 1 orang (2.8%).

55
5. Karakteristik responden Berdasarkan Merokok

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Posbindu


Desa Pingkuk Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten
Magetan pada Bulan Mei – Juni 2018
No Merokok Frequency Percent
1 Ya 17 47.2%
2 Tidak 19 52.8%
Total 36 100.0
Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei 2018

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan bahwa tidak merokok

terbanyak yaitu 19 orang (52.8%), dan merokok yaitu 17 orang

(47.2%).

5.2.2 Data Khusus

Data khusus menyajikan data hasil pretest dan posttest sebelum dan

sesudah diberikan jus belimbing manis dan jus wortel terhadap penurunan

ekanan darah tinggi pada penderita hipertensi.

1. Rata-rata tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan jus belimbing


manis terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada pendrita
hipertensi
Tabel 5.6 Distribusi rata-rata sebelum dan sesudah pemberian jus
belimbing manis terhadap penurunan tekanan darah tinggi
pada penderita hipertensi
Hasil Tekanan
Min- Nilai
Darah Belimbing N Mean Median Modus SD
Max ρ
Manis
Pretest sistol 18 154.4 150 150.00 9.835 140-170 0.000
Post test sistol 18 130.5 130 130.00 11.617 110-150
Pretest diastole 18 93.8 90 90.00 6.076 80-100 0.000
Post test diastole 18 81.1 80 80.00 4.714 70-90
Sumber : Data primer bulan Mei 2018

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui rata-rata pretest sistol

154.4, dengan nilai tengah 150 dan nilai yang sering muncul 150.00

Standard Deviation 9.835, Skor terendah 140 dan skor tertinggi 170.

Rata-rata posttest sistol 130.5, dengan nilai tengah 130 dan nilai yang

56
sering muncul 130.00 Standard Deviation 11.617, Skor terendah 110

dan skor tertinggi 150. Rata-rata pretest diastole 93.8, dengan nilai

tengah 90 dan nilai yang sering muncul 90.00 Standard Deviation

6.076, Skor terendah 80 dan skor tertinggi 100. Rata-rata posttest

diastole 81.1, dengan nilai tengah 80 dan nilai yang sering muncul 80

Standard Deviation 4.714, Skor terendah 70 dan skor tertinggi 90.

Tabel 5.7 Perubahan tekanan darah sistol sebelum dan sesudah


diberikan jus belimbing manis terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi
Perubahan Tekanan Darah N Frequency Nilai ρ Sistol
Menurun 18 100%
Meningkat 0 0
0.000
Sama 0 0
Total 18 100%
Sumber : uji Wilcoxon

Sebelum dilakukan uji Pairet T-test peneliti melakukan uji

normalitas dan homogenitas. Dimana untuk mengetahui bahwa data

berdistribusi normal atau tidak dan homogeny atau tidak. Karena

untuk menggunakan uji Pairet T-test data harus berdistribusi normal.

Uji normalitas data di dapatkan nilai p-value <0,05 sehingga dapat

dikatakan data tidak berdistribusi normal maka dari itu peneliti

menggunakan uji Wilcoxon. Berdasarkan tabel 5.7 Hasil uji Wilcoxon

perubahan tekanan darah sistol sebelum dan sesudah diberikan jus

belimbing manis responden yang mengalami penurunan tekanan darah

sebanyak 18 orang (100%) dari 18 responden, dengan nilai ρ-value

0.000 (<0,05) maka ada perubahan tekanan darah sistol sebelum dan

sesudah diberikan jus belimbing manis pada penderita hipertensi.

57
Tabel 5.8 Perubahan tekanan darah diastole sebelum dan sesudah
diberikan jus belimbing manis terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi
Perubahan Tekanan Darah N Frequency Nilai ρ Diastol
Menurun 18 100%
Meningkat 0 0
0.000
Sama 0 0
Total 18 100&
Sumber : uji Wilcoxon

Berdasarkan tabel 5.8 Hasil uji Wilcoxon perubahan tekanan

darah diastol sebelum dan sesudah diberikan jus belimbing manis

responden yang mengalami penurunan tekanan darah sebanyak 18

orang (100%) dari 18 responden, dengan nilai ρ-value 0.000 (<0,05)

maka ada perubahan tekanan darah diastol sebelum dan sesudah

diberikan jus belimbing manis pada penderita hipertensi.

2. Rata-rata sebelum dan sesudah diberikan jus wortel terhadap


penurunan tekanan darah tinggi pada pendrita hipertens

Tabel 5.9 Distribusi rata-rata sebelum dan sesudah pemberian jus


wortel terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada penderita
hipertensi
Hasil Tekanan N Mean Median Modus SD Min-Max Nilai
Darah Wortel ρ
Pretest sistol 18 155.5 160 160.00 8.555 140-170
0.000
Post test sistol 18 146.1 150 150.00 9.164 130-160
Pretest diastole 18 94.4 90 90.00 5.113 90-100
Post test 18 88.8 90 90.00 4.714 80-100 0.000
diastole
Sumber : Data primer bulan Mei 2018

Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui rata-rata hasil pretest sistol

155.5, dengan nilai tengah 160 dan nilai yang sering muncul 160.00

Standard Deviation 8.555, Skor terendah 140 dan skor tertinggi 170.

Rata-rata posttest sistol 146.1, dengan nilai tengah 150 dan nilai yang

sering muncul 150.00, Standard Deviation 9.164, Skor terendah 130

dan skor terttinggi 160. Rata-rata yang diperoleh dari hasil pretest

58
diastole 94.4, dengan nilai tengah 90 dan nilai yang sering muncul

90.00, Standard Deviation 5.11, Skor terendah 90 dan skor tertinggi

100. Rata-rata posttest diastole 88.8, dengan nilai tengah 90 dan nilai

yang sering muncul 90.00, Standard Deviation 4.71, Skor terendah 80

dan skor tertinggi 100.

Tabel 5.10 Perubahan tekanan darah sistol sebelum dan sesudah


diberikan jus wortel terhadap penurunan tekanan darah
pada penderita hipertensi
Perubahan Tekanan Darah N Frequency Nilai ρ Sistol
Menurun 17 94%
Meningkat 0 0
0.000
Sama 1 5,6%
Total 18 100%
Sumber : uji Wilcoxon

Berdasarkan tabel 5.10 Hasil uji Wilcoxon perubahan tekanan

darah sistol sebelum dan sesudah diberikan jus wortel responden yang

mengalami penurunan tekanan darah sebanyak 17 orang (94%), dan

responden yang memiliki tekanan darah yang sama sebanyak 1 orang

(5,6%) dari 18 responden. Dengan nilai ρ-value 0.000 (<0.05) maka

ada perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan jus

wortel pada penderita hipertensi.

Tabel 5.11 Perubahan tekanan darah diastole sebelum dan sesudah


diberikan jus wortel terhadap penurunan tekanan darah
pada penderita hipertensi
Perubahan Tekanan Darah N Frequency Nilai ρ Diastol
Menurun 10 55,62%
Meningkat 0 0
0.002
Sama 8 44,4%
Total 18 100%

Berdasarkan tabel 5.11 Hasil uji Wilcoxon perubahan tekanan

darah diastol sebelum dan sesudah diberikan jus wortel responden

yang mengalami penurunan tekanan darah sebanyak 10 orang

59
(55,6%), dan responden yang memiliki tekanan darah yang sama

sebanyak 8 orang (44,4%) dari 18 responden. Dengan nilai ρ-value

0.002 (<0.05) maka ada perubahan tekanan darah sebelum dan

sesudah diberikan jus wortel pada penderita hipertensi.

3. Perbedaan efektivitas jus belimbing manis dan jus wortel terhadap


penurunan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi

Tabel 5.10 Distribusi rata-rata Perbedaan efektivitas jus belimbing


manis dan jus wortel terhadap penurunan tekanan darah
tinggi pada penderita hipertensi
Hasil Tekanan Darah N Mean Rank Sum Nilai ρ
Sistol Belimbing 18 27.03 486
0.000
Sistol Wortel 18 9.97 179
Diastole Belimbing 18 23.89 430
0.000
Diastole Wortel 18 13.11 236
Sumber : Data primer bulan Mei 2018

Sebelum dilakukan uji Independent T-Test peneliti melakukan uji

normalitas dan homogenitas. Dimana untuk mengetahui bahwa data

berdistribusi normal atau tidak dan homogen atau tidak. Karena untuk

menggunakan uji Independent T-Test data harus berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas data di dapatkan nilai p-value <0,05 sehingga

dapat dikatakan data tidak berdistribusi normal maka dari itu peneliti

menggunakan uji Mann-Whitney U test. Hasil uji Mann Whitney U

Test didapatkan nilai p-value sistol 0.000 dan diastole 0.000 sehingga

dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada

perbedaan efektivitas pemberian jus belimbing manis dan jus wortel

terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi di

Posbindu Desa Pingkuk Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten

Magetan. Dengan Mean Rank sistol kelompok belimbing manis 27.03,

60
dan sistol kelompok wortel 9.97, sedangkan hasil diastole pada

kelompok belimbing manis 23.89, dan diastole kelompok wortel

13.11. dengan nilai Sum sistol belimbing 486, nilai Sum sistol wortel

179, nilai Sum diastole belimbing 430, nilai Sum diastole wortel 236.

Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa jus belimbing manis lebih

efektiv dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi

dibandingkan dengan jus wortel.

5.3 Pembahasan

5.3.1 Karaktristik Responden

5.3.1.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Dari hasil penelitian didapatkan karakteristik jenis kelamin terbanyak

terdapat pada perempuan sebanyak 19 orang (52.8%), dan terendah

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 17 orang (47.2%). Hasil penelitian ini

didukung oleh teori Medika (2017) yang mengatakan jenis kelamin

merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi yang tidak dapat diubah.

Dalam hal ini, pria cenderung lebih banyak mnderita hipertensi

dibandingkan dengan wanita. Hal tersebut terjadi karena adanya dugaan

bahwa pria memiliki gaya hidup yang kurang sehat jika dibandingkan

dengan wanita. Akan tetapi, prevalensi hipertensi pada wanita mengalami

peningkatan setelah memasuki usia menopause. Hal tersebut disebabkan

oleh adanya perubahan hormonal yang dialami wanita yang telah

menopause.

61
Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit

hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari

kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut

berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang

umumnya ulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun. Dari hasil penelitian

didapatkan hasil penderita hipertensi terbanyak terdapat pada perempuan

sekitar 52.8%.

Dari uraian diatas peneliti berpendapat, bahwa jenis kelamin

merupakan faktor dari penyebab tekanan darah tinggi yaitu terbanyak

terdapat pada perempuan (52.8%).

5.3.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa rata-rata usia responden

yaitu 53 tahun dengan standart deviasi 6.879. Hasil penelitian ini di

dukung oleh teori Pottter & Perry (2009) yang menyatakan bahwa tekanan

darah pada orang dewasa akan meningkat sesuai usia. Biasanya mengalami

peningkatan tekanan darah sistolik yang berhubungan dengan elastisitas

pembuluh darah yang menurun. Dari uraian diatas peneliti berpendapat,

bahwa usia merupakan faktor dari penyebab tekanan darah tinggi rata-rata

terdapat pada usia 53 tahun.

5.3.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tabel 5.3 tingkat pendidikan terakhir terbanyak adalah

SLTA 14 orang (38.9%), SD 13 orang (36.1%), dan pendidikan terendah

adalah SMP 9 orang (25.0%). Menurut Dwipayanti (2011) tingkat

62
pendidikan seseorang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuannya. Pada

umumnya tingkat pengetahuan yang tinggi akan memudahkan seseorang

untuk memecahkan informasi dan kemudian dapat menentukan pilihan

dalam pelayanan kesehatan dan menerapkan hidup yang sehat di kemudian

hari. Dengan demikian, apabila seseorang berpendidikan kurang maka

tidak menutup kemungkinan bahwa orang tersebut akan mempunyai

pengetahuan yang kurang pila dalam menentukan piihan yang tepat ketika

menghadapi suatu penyakit. Tingkat pendidikan juga dapat mempngaruhi

kemampuan dan pengetahuan seseorang dalam menerapkan prilaku hidup

sehat, terutama mencegah kejadian hipertensi. Semakin tinggi tingkat

pendidikan maka semakin tinggi pula kemampuan seseorang dalam

menjaga pola hidupnya agar tetap sehat.

5.3.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan tingkat pekerjaan pada tabel 5.4 menunjukan pekerjaan

terbanyak adalah IRT sebanyak 12 orang (33.3%), Swasta 8 orang

(22.2%), tidak bekerja 8 orang (22.2%), Petani 7 orang (19.4%), dan

Pedagang 1 orang (2.8%). Hasil penelitian ini didukung oleh teori Cortas

(2008), yang menyatakan orang yang aktivitasnya rendah berisiko terken

hipertensi 30-50% dari pada yang aktif disebabkan oleh kurangnya

aktivitas yang dilakukan dimana kebanyakan mereka hanya berdiam diri di

rumah dengan rutinitas yang membuat mereka merasa suntuk. Berbeda

dengan ibu yang bekerja yang justru lebih banyak aktivitasnya dan

menyempatkan waktu untuk melakukan olahraga. Biasanya ibu yang

63
bekerja lebih aktif daripada ibuyang tidak bekerja atau hanya sebagai ibu

rumah tangga.

Dari uraian diatas peneliti berpendapat, bahwa tingkat pekerjaan

merupakan faktor dari penyebab tekanan darah tinggi yaitu terbanyak

terdapat pada IRT (33.3%).

5.3.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Merokok

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan bahwa tidak merokok terbanyak

yaitu 19 orang (52.8%), dan merokok yaitu 17 orang (47.2%). Hasil

penelitian ini di dukung oleh teori Medika (2017) yang mengatakan bahwa

merokok dapat menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya

hipertensi.merokok dapat menyebabkan denyut jantung dan kebutuhan

oksigen untuk di suplai ke otot jantung mengalami peningkatan. Bagi

penderita yang memiliki aterosklerosis atau penumpukan lemak pada

pembuluh darah, merokok dapat memperparah kejadian hipertensi dan

berpotensi pada penyakit degenerative lain seperti stroke dan penyakit

jantung.

Dari uraian diatas peneliti berpendapat, bahwa merokok merupakan

faktor dari penyebab tekanan darah tinggi yaitu 52.8%.

5.3.2 Rata-rata sebelum dan sesudah diberikan jus belimbing manis


terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada pendrita hipertensi

Hasil uji Wilcoxon pada tabel 5.6 penelitian terhadap 18 responden

pada kelompok belimbing manis di Posbindu Puskesmas Bendo

Kabupaten Magetan sebelum diberikan terapi jus belimbing manis di

dapatkan rata-rata tekanan darah sistol sebesar 154.4, diastole sebesar 93.8.

64
Sedangkan setelah diberikan terapi di dapatkan rata-rata tekanan darah

sistol turun menjadi 130.5, diastole 81.1. Apabila ditransformasikan

kedalam klasifikasi tekanan darah tinggi berada pada hipertensi stadium 1.

Sebelum diberikaan terapi jus belimbing tekanan darah terendah adalah

140/80 mmHg, dan tekanan darah tertinggi 170/100 mmHg. Sedangkan

setelah diberikan terapi jus belimbing tekanan darah terendah adalah

110/80 mmHg, dan tekanan darah tertinggi 150/90. Dengan nilai p-value

0.000 (<0.05) yang berarti terdapat perbedaan rata-rata tekanan darah

sistol dan diastole yang bermakna sebelum dan sesudah diberikan jus

belimbing manis pada penderita hipertensi di Posbindu Desa Pingkuk

Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten Magetan.

Berdasarkan tabel 5.7 Hasil uji Wilcoxon perubahan tekanan darah

sistol sebelum dan sesudah diberikan jus belimbing manis responden yang

mengalami penurunan tekanan darah sebanyak 18 orang dari 18

responden, dengan nilai p-value 0.000 (<0.05) maka ada perubahan

tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan jus belimbing manis.

Sedangkan pada tabel 5.8 Hasil uji Wilcoxon perubahan tekanan darah

diastol sebelum dan sesudah diberikan jus belimbing manis responden

yang mengalami penurunan tekanan darah sebanyak 18 orang dari 18

responden, dengan nilai p-value 0.000 (<0.05) maka ada perubahan

tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan jus belimbing manis.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Artalesi (2012) judul jurnal Efektivitas terapi jus buah belimbing

65
manis (Averrhoe Carambola Linn) terhadap penurunan tekanan darah pada

pasien dengan hipertensi primer. Dari hasil penelitian didapatkan adanya

penurunan nilai rata-rata tekanan darah sesudah diberikan terapi jus buah

belimbing manis sistol adalah 123,67 dengan diastole 77,33.

Hal ini didukung dari teori yang menyatakan tekanan darah

dipengaruhi oleh Cardiak Output (CO) atau curah jantung dan oleh

tahanan perifer. Curah jantung sendiri dipengaruhi oleh Stroke Volume

(SV) atau isi sekuncup dan Heart Rate (HR) atau nadi. Isi sekuncup

dipengaruhi oleh preload dan afterload, jika terjadi peningkatan afterload

maka tekanan darah juga akan meningkat. Sedangkan nadi dipengaruhi

oleh saraf simpatetik dan parasimpatetik, jika saraf simpatetik dirangsang

akan menyebabkan tekanan darah. Tekanan periferdipengaruhi oleh

kecepatan aliran darah, tekanan arteri-vena, dan viskositas. Pada belimbing

manis dan wortel mengandung vitamin C, kalium (K), magnesium (Mg),

dan kalsium (Ca) dapat mempengaruhi tekanan darah. Kalsium dapat

menurunkan aktivitas renin angiotensin, perubahan Angiotensinogen

(ACE) I menjadi Angiotensinogen (ACE) II dihambat sehingga menjadi

vasodilatasi pembuluh darah dan menyebabkan penurunan tahanan

resistensi perifer sehingga dapat menurunkan tekanan darah (Anggraini et

al, 2016). Magnesium dan kalium mempengaruhi otot polos pembuluh

darah kemudian menyebabkan vasodilatasi dan menurunkkan tahanan

perifer dan tekanan darah (Almatsier, 2009). Vitamin C meningkatkan

fungsi endotel melalui produksi nitrat oksida jika kadar nitrat oksida

66
meningkat dapat menyebabkan relaksasi endotel dan bersifat sebagai

vasodilator sehingga dapat menurunkan tekanan darah karena terjadi

pelebaran pembuluh darah. Dari hasil diatas peneliti menyimpulkan bahwa

ada penurunan tekanan darah yang signifikan pada penderita hipertensi

setelah diberikan terapi jus belimbing manis

5.3.3 Rata-rata sebelum dan sesudah diberikan jus wortel terhadap


penurunan tekanan darah tinggi pada pendrita hipertensi

Hasil uji Wilcoxon pada tabel 5.9 penelitian terhadap 18 responden

pada kelompok wortel di Posbindu Desa Pingkuk Wilayah Kerja

Puskesmas Bendo Kabupaten Magetan sebelum diberikan terapi jus wortel

di dapatkan rata-rata tekanan darah sistol sebesar 155.5, diastole sebesar

94.4. sedangkan setelah diberikan terapi di dapatkan rata-rata tekanan

darah sistol turun menjadi 146.1, diastole 88.8. Apabila ditransformasikan

kedalam klasifikasi tekanan darah tinggi berada pada hipertensi stadium 1.

Sebelum diberikaan terapi jus wortel tekanan darah terendah adalah 140/90

mmHg, dan tekanan darah tertinggi 170/100 mmHg. Sedangkan setelah

diberikan terapi jus wortel tekanan darah terendah adalah 130/80 mmHg,

dan tekanan darah tertinggi 160/100. Dengan nilai p-value 0.000 (<0.05)

yang berarti terdapat perbedaan rata-rata tekanan darah sistol dan diastole

yang bermakna sebelum dan sesudah diberikan jus wortel pada penderita

hipertensi di Posbindu Desa Pingkuk Wilayah Kerja Puskesmas Bendo

Kabupaten Magetan.

Berdasarkan tabel 5.10 Hasil uji Wilcoxon perubahan tekanan darah

sistol sebelum dan sesudah diberikan jus wortel responden yang

67
mengalami penurunan tekanan darah sebanyak 17 orang dari 18

responden, dan responden yang tekanan darahnya sama yaitu 1 orang,

dengan nilai p-value 0.000 (<0.05) maka ada perubahan tekanan darah

sebelum dan sesudah diberikan jus wortel. Sedangkan pada tabel 5.11

Hasil uji Wilcoxon perubahan tekanan darah diastol sebelum dan sesudah

diberikan jus belimbing manis responden yang mengalami penurunan

tekanan darah sebanyak 17 orang, dan responden yang tekanan darahnya

sama yaitu 1 orang dari 18 responden, dengan nilai p-value 0.000 (<0.05)

maka ada perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan jus

wortel.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Fitriani (2012) judul jurnal pengaruh pemberian jus wortel (Daucus

Carota) terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di panti

social tresna werdha (PSTW) unit budhi luhur kasongan bantul

Yogyakarta. Dari hasil penelitian di dapatkan rata-rata pengukuran

menunjukan bahwa rata-rata penurunan tekanan darah sistol yaitu sebesar

9,62mmHg, dan diastole sebesar 5 mmHg.

Hal ini didukung dari teori yang menyatakan tekanan darah

dipengaruhi oleh Cardiak Output (CO) atau curah jantung dan oleh

tahanan perifer. Curah jantung sendiri dipengaruhi oleh Stroke Volume

(SV) atau isi sekuncup dan Heart Rate (HR) atau nadi. Isi sekuncup

dipengaruhi oleh preload dan afterload, jika terjadi peningkatan afterload

maka tekanan darah juga akan meningkat. Sedangkan nadi dipengaruhi

68
oleh saraf simpatetik dan parasimpatetik, jika saraf simpatetik dirangsang

akan menyebabkan tekanan darah. Tekanan periferdipengaruhi oleh

kecepatan aliran darah, tekanan arteri- vena, dan viskositas. Pada

belimbing manis dan wortel mengandung vitamin C, kalium (K),

magnesium (Mg), dan kalsium (Ca) dapat mempengaruhi tekanan darah.

Kalsium dapat menurunkan aktivitas renin angiotensin, perubahan

Angiotensinogen (ACE) I menjadi Angiotensinogen (ACE) II dihambat

sehingga menjadi vasodilatasi pembuluh darah dan menyebabkan

penurunan tahanan resistensi perifer sehingga dapat menurunkan tekanan

darah (Anggraini et al, 2016). Magnesium dan kalium mempengaruhi otot

polos pembuluh darah kemudian menyebabkan vasodilatasi dan

menurunkkan tahanan perifer dan tekanan darah (Almatsier, 2009) .

Vitamin C meningkatkan fungsi endotel melalui produksi nitrat oksida jika

kadar nitrat oksida meningkat dapat menyebabkan relaksasi endotel dan

bersifat sebagai vasodilator sehingga dapat menurunkan tekanan darah

karena terjadi pelebaran pembuluh darah.

5.3.4 Perbedaan efektivitas jus belimbing manis dan jus wortel terhadap
penurunan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi

Sebelum dilakukan uji Independent T-Test peneliti melakukan uji

normalitas dan homogenitas. Dimana untuk mengetahui bahwa data

berdistribusi normal atau tidak dan homogen atau tidak. Karena untuk

menggunakan uji Independent T-Test data harus berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas data di dapatkan nilai p-value <0,05 sehingga dapat

69
dikatakan data tidak berdistribusi normal maka dari itu peneliti

menggunakan uji Mann-Whitney U test yang merupakan non-parametrik.

Berdasarkan tabel 5.12 menunjukan hasil penelitian tekanan darah

sistol dan diastole sesudah diberikan terapi jus belimbing manis, bahwa

hasil tekanan darah sistole dari uji Mann Whitney U Tes di dapat nilai p-

value 0.000 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1

diterima yang berarti ada perbedaan efektivitas pemberian jus belimbing

manis dan jus wortel terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada

penderita hipertensi di Posbindu Desa Pingkuk Wilayah Kerja Puskesmas

Bendo Kabupaten Magetan. Dengan Mean Rank sistol kelompok

belimbing manis 27.03, dan sistol kelompok wortel 9.97, sedangkan hasil

diastole pada kelompok belimbing manis 23.89, dan diastole kelompok

wortel 13.11. Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa pemberian terapi jus

belimbing manis lebih efektiv menurunkan tekanan darah pada penderita

hipertensi dibandingkan dengan jus wortel.

5.4 Keterbatasan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ni terdapat beberapa keterbatasan

yang mempengaruhi hasil dari penelitian, antara lain sebagai berikut :

1. Kegiatan dan aktivitas responden yang tidak dapat dikontrol secara

maksimal yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah.

70
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta diuraikan

pada pembahasan yang terpapar di bab 5, maka penelitian dapat

memberikan kesimpulan sebagaiberikut :

1. Ada perbedaan efektivitas sebelum dan sesudah diberikan jus

belimbing manis terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada

penderita hipertensi di posbindu Puskesmas Bendo Kabupaten

Magetan

2. Ada perbedaan efektivitas sebelum dan sesudah diberikan jus wortel

terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi di

posbindu Puskesmas Bendo Kabupaten Magetan

3. Mengkonsumsi jus belimbing manis lebih efektiv dibandingkan jus

wortel untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi di

Posbindu Desa Pingkuk Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten

Magetan.

6.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini adalah saran yang dapat

diberikan terkait dengan terapi jus belimbing manis dan jus wortel

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Posbindu

Desa Pingkuk Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten Magetan.

71
1. Bagi Pihak Puskesmas

Untuk melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat terutama

pada penerita hipertensi untuk mengkonsumsi jus belimbing manis

yang terbukti lebih efektiv dalam penurunan tekanan darah pada

penderita hipertensi.

2. Bagi Penderita Hipertensi

Mengkonsumsi jus belimbing dan jus wortel sebagai pengobatan

alternatif untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Diminum 1x/hari

satiap pagi setelah makan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat mengendalikan atau mengontrol faktor perancu

dalam penelitian.

72
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2009. PRINSIP DASAR ILMU GIZI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

Artalesi, Erwin. 2012. Efektivitas Terapi Jus Buah Belimbing Manis (Averrhoe
Carambola Linn) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada pasien dengan
Hipertensi Primer.

Anggraini, P., Rusdi & Ilyas, E.I. 2016. Kadar Na+, K+, Cl-, am kalsium Total
Serum Darah Serta hubungannya Dengan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi.http://journal.unj.ac.id/index/php/bioma/article/download/470/4
11/. [Diunduh pada 10 Maret 2018].

Astawan. 2009. Sehat dengan Buah. Jakarta : Dian Rakyat.

Budiana, N.S 2013. Buah Ajaib Tumpas Penyakit. Jakarta : Penebar Swadaya

Cortas K, et al. 2008. Hypertension, http//:www.emedicine.com.Di akses pada


tanggal 23 april 2013.

Chaturvedi, M., Saurabh J. & Rajeev, K., 2009. Lifestyle Modification In


Hypertension In the Indian Context.

Dalimartha, S. 2007. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta : Trubus


Agriwidya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Mageta. 2017

Dwipayanti, Putri. Indah. 2011. Efektifitas Buah Belimbing Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Sumolepen Kelurahan
Balongsari Kota Mojokerto. Jurnal Keperawatan, Volume 01.

Fitriani, Nurul. Haris. 2012. Pengaruh Pembrian Jus Wortel (Daucus Carota)
Terhadap tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi di Panti Sosial
Tresna Werdha (PSTW) Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta.

Hariana, H. 2007. Tumbuhan Obat & Khasiatnya. Jakarta : Penebar Swadaya

Hembing, H.M, Wijayakusuma. 2007. Penyembuhan dengan Wortel. Jakarta :


Pustaka Populer Obor.

Hidayat, A.A., 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika.

73
Junaidi, I. 2010. Hipertensi Pengenalan Pencegahan dan Pengobatan. Jakarta :
PT Bhuana Ilmu Populer.

Kartikasari, Erni. 2012. Pengaruh Mengkonsumsi Buah Belimbing Manis


(Averrhoa Carambola L.) dan Buah Pepaya (Carica Papaya L.) erhadap
Jumlah Koloni Steptococcus Sp. dalam Saliva Anak Usia 10-12 tahun

Lastri., 2009. Efektivitas Mengkudu Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada


Penderita Hipertensi. http//getskripsi.com/2009/10/21/efektifitas-
mengkudu-terhadap-penurunan-tekanan-darah-pada-penderita-hipertensi-
di-desa-dagangan-kecamatan-dagangan-kabupaten-madiun/

Lubna, M. 2016. Jus Ampuh Penumpas Penyakit Berat. Yogyakarta : FlashBooks.

Medika, T.B. 2017. Berdamai dengan Hiprtensi. Jakarta : Bumi Medika.

Muadi., 2016. “ JNC 8: Evidence-based Guideline Penanganan Pasien


Hipertensi Dewasa”. Terdapat dalam Situs
http://www.kalbemed.com/Portals/6/19_236Analisis-JNC%208-Evidence-
based%20Guideline%20Penanganan%20Pasien%20Hipertensi%20Dewas
a.pdf

Muttaaqin, A. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rinerika Cipta.

Noviyanti. 2015. Hipertensi, Kenali Cegah & Obati. Yogyakarta : Notebook

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika

. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

. 2013. Metodologi PenelitianIlmu Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika

. 2015. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika

. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi 4. Jakarta :


Salemba Medika

74
PERKI. 2015. Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskuler,
Edisi pertama. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia,
Jakarta.

Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan Buku 2 Edisi 7. Jakarta:


Salemba Medika.

Putra, W.S. 2013. 68 Buah Penangkal Penyakit. Yogyakarta: Katahati

Rifiani, dkk. 2017. 256 Jus Dahsyat Tumpas Penyakit, Sehat & Awet Muda.
Yogyakarta: Cemerlang Publishing

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2013. Prevalensi Hipertensi di Indonesia

Saparinto, C. 2013. Grow Your Own Vegetables-Panduan Praktis Menanam 14


Sayuran Konsumsi Populer di Pekarangan. Yogyakarta:

Sugiono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta

Sujarweni, V.W. 2014. Metodologi penelitian Keperawatan. Yogyakarta: GAVA


MEDIKA

Tela, Ireana, Suriadi, dan Fauzan, Suhaimin. 2017. Pengaruh Pemberian Jus
Wortel (Daucus carota L.) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja UPK Puskesmas Pak Tiga
Kecamatan Pontianak Kota. Universitas Tanjungpura: 2017

Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi.


Yogyakarta: Graha Ilmu

Udjianti, W.J. 2013. KEPERAWATAN KARDIOVASKULAR. Jakarta: Salemba


Medika

Wanayanti, Dita. Febry, Handayanti, Luh. Titi, & Hamid, Mohammad. Ali. 2015.
Pengaruh Jus Buah Belimbing (Avverhoa carambola Linn) Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Kelompok Lansia Di
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bondowoso. Jurnal Kepertawatan.
Universitas Muhammadiyah Jember: 2015

Wibowo, M.A. 2010. Pengaruh Pemberian Jus Mentimun Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Penderita Hipertensi Esensial pada
Lansia Di PSTW Budi Luhur Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta.

WHO. 2013. A Global Briefon HYPERTENSION.WHO/DCO/WHD/2013.2.

75
Lampiran 1

Surat Permohonan Pencarian Data Awal

76
77
Lampiran 2
Surat Izin Penelitian

78
79
80
Lampiran 3
Surat Keterangan Selesai Penelitian

81
Lampiran 4

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,
Saya sebagai mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun,
Nama : Alvionita Mei Jayanti
NIM : 201402061
Bermaksud melakukan penelitian tentang “Perbedaan Efektivitas Antara
Pemberian Jus Belimbing Manis Dan Jus Wortel Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Di Posbindu Puskesmas Bendo Kabupaten
Magetan”. Sehubungan dengan ini, saya memohon kesediaan bapak/ ibu/ saudara/
saudari untuk menjadi responden dalam penelitian yang akan saya lakukan.
Kerahasiaan data bapak/ ibu/ saudara/ saudari akan sangat kami jaga dan
informasi yang kami dapatkan akan saya gunakan untuk kepentingan penelitian
ini.
Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan saudara saya
ucapkan terima kasih.

Madiun, 26 Mei 2018


Peneliti,

Alvionita Mei J
NIM. 201402061

82
Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan


kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh
mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
yang bernama Alvionita Mei Jayanti mengenai “Perbedaan Efektivitas Antara
Pemberian Jus Belimbing Manis Dan Jus Wortel Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Di Posbindu Wilayah Kecamatan Bendo
Kabupaten Magetan” saya mengetahui bahwa informasi yang akan saya berikan
ini sangan bermanfaat bagi pengetahuan keperawatan di Indonesia. Untuk itu saya
akan memberikan data yang diperlukan dengan sebenar-benarnya. Demikian
pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sesuai keperluan.

Madiun, 26 Mei 2018


Peneliti, Responden,

(.......................................) (.......................................)

83
Lampiran 6
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR
STANDARD
JUS BELIMBING MANIS BAGI
OPERASIONAL
PENDERITA HIPERTENSI
PROSEDUR
PENGERTIAN Tindakan pembuatan jus belimbing manis bagi penerita
hipertensi untuk menurunkan tekanan darah menjadi
normal
TUJUAN 1. Mengurangi nyeri kepala, leher, dan pundak
akibat hipertensi
2. Menurunkan tekanan darah menjadi normal
KEBIJAKAN Klien yang menderita hipertensi
PETUGAS Tim penelitian
ALAT DAN 1. Belimbing manis 100 gram
BAHAN 2. Air 125cc (½ gelas)
3. Gelas ukur
4. Blender
5. Pisau
PROSEDUR A. Tahap Prainteraksi
PELAKSANAAN 1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pembuatan jus belimbing manis
3. Menanyakan persetujuan klien (Informed
Consen)
C. Tahap Kerja
1. Persiapan Alat dan Bahan
Pisau
Blender
Gelas ukur
Sendok
Belimbing manis 100 gram
Air
2. Langkah kerja
Melakukan pemeriksaan tekanan
darah
Menyiapkan 100 gram belimbing
manis
Menyiapkan blender
Potong kecil belimbing manis lalu
masukkan dalam blender
Tambahkan air 125cc (½ gelas)

84
Blender sampai halus
Tuangkan kedalam gelas 200cc
lalu minum 1x sehari sehabis
makan pagi selama 7 hari
Lakukan pemeriksaan tekanan darah
D. Tahap Terminasi
1. Berpamitan dengan klien
2. Membersihkan alat
3. Merapikan alat
4. Mencuci Peralatan
5. Mencuci tangan
6. Salam

85
STANDARD
JUS WORTEL BAGI
OPERASIONAL
PENDERITA HIPERTENSI
PROSEDUR
PENGERTIAN Tindakan pembuatan jus wortel bagi penerita hipertensi
untuk menurunkan tekanan darah menjadi normal
TUJUAN 1. Mengurangi nyeri kepala, leher, dan pundak
akibat hipertensi
2. Menurunkan tekanan darah menjadi normal
KEBIJAKAN Klien yang menderita hipertensi
PETUGAS Tim penelitian
ALAT DAN 1. Wortel 150 gram
BAHAN 2. Air ±100 cc
3. Gelas ukur
4. Blender
5. Pisau
PROSEDUR A. Tahap Prainteraksi
PELAKSANAAN 3. Mencuci tangan
4. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
4. Memberikan salam
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pembuatan jus wortel
6. Menanyakan persetujuan klien (Informed
Consen)
C. Tahap Kerja
3. Persiapan Alat dan Bahan
Pisau
Blender
Gelas ukur
Sendok
Wortel 150 gram
4. Langkah kerja
Melakukan pemeriksaan tekanan
darah
Menyiapkan 150 gram wortel
Menyiapkan blender
Potong kecil wortel lalu masukkan
dalam blender
Tambahkan air ±100cc
Blender sampai halus
Tuangkan kedalam gelas 200cc
lalu minum 1x sehari sehabis
makan pagi selama 7 hari
Lakukan pemeriksaan tekanan
darah

86
D. Tahap Terminasi
6. Berpamitan dengan klien
7. Membersihkan alat
8. Merapikan alat
9. Mencuci Peralatan
10. Mencuci tangan
11. Salam

87
Lampiran 7

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

Pengukuran Tekanan Darah

Pengertian:

merupakan tata cara pengukuran tekanan darah. Tekanan darah

merupakanindikator untuk menilai system kardiovaskuler.

Tujuan:

Untuk mengetahui nilai tekanan darah

Kebijakan:

1. Dilakukan pada pagi hari

2. Responden harus beristirahat minimal 5 menit sebelum pemeriksaan.

3. Pengukuran dilakukan dengan posisi duduk.

4. Pengukuran dilakukan sebanyak 2x dalam 7 hari, pengukuran pertama

dilakukan sebagai pre test, pengukuran ke dua dilakukan sebagai post test

setelah pemberian jus terakhir.

Persiapan alat:

1. Alat ukur yang digunakan adalah tensi meter dan stetoskop.

2. Alat tulis.

Prosedur:

1. Jelaskan prosedur pada responden

2. Cuci tangan

3. Atur posisi responden.

88
4. Letakkan tangan yang hendak diukur pada posisi terlentang.

5. Lengan baju diangkat.

6. Pasang manset pada lengan kanan atau sekitar 3 cm di atas fossa cubiti.

7. Tentukan denyut nadi arteri radialis.

8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri tidak teraba

9. Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brachialis dan dengarkan.

10. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan

dengan memutar skrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.

11. Catat pergerakan jarum tensi meter pada saat pertama kali terdengar suara

nadi dan terakhir kali terdengar suara nadi.

12. Suara Korotkoff I : menunjukan besarnya tekanan sistolik

13. Suara Korotkoff IV/V : menunjukan besarnya tekanan diastolic.

89
Lampiran 8

LEMBAR KUESIONER RESPONDEN

Nama : ________________________________

Tempat, Tanggal Lahir/ Usia : ________________________________

Alamat : _________________________________

Pekerjaan : _________________________________

Pendidikan Terakhir : _________________________________

Jenis Kelamin : L/P (Lingkari salah satu)

Berapa Lama Menderita Hipertensi : _________________________________

Dalam Pengobatan Hipertensi : Ya / Tidak ( Coet yang tidak perlu)

Makanan Yang sering Dikonsumsi : ( Beri Tanda Cek )

o Makanan Asin :

o Sayur-sayuan :

o Kacang-kacangan :

o Lain-lain Sebutkan : _________________________________________

Mempunyai riwayat penyakit lain : Ya /Tidak (Coret yang tidak perlu)

Kode Responden :

90
Lampiran 9

LEMBAR TABULASI DATA TKANAN DARAH

Inisial Jenis Tekanan Darah Selisih TD


No Usia Pekerjaan
Responden Kelamin Pre-Test Post-Test Sistol Diastol
1. Ny. W 56 P IRT 160/90 140/80 20 10
2. Ny. S 50 P IRT 170/100 150/90 20 10
3. Tn. S 55 L PETANI 160/100 130/80 30 20
4. Ny. T 46 P IRT 150/100 120/80 30 20
5. Tn. B 57 L PETANI 150/90 130/80 20 10
6. Ny. R 48 P IRT 140/90 120/80 20 10
TDK
7. Tn. A 62 L 160/90 150/80 10 10
BEKERJA
8. Ny. T 44 P PETANI 150/90 130/80 20 10
9. Ny. L 44 P IRT 140/80 110/70 30 10
TDK
10. Ny. T 60 P 150/100 120/80 30 20
BEKERJA
11. Tn. M 55 L SWASTA 150/90 130/80 20 10
TDK
12. Ny. E 64 P 170/100 140/90 30 10
BEKERJA
13. Ny. H 51 P IRT 160/90 130/80 30 10
14. Tn. R 50 L SWASTA 160/100 130/80 30 20
PEDAGAN
15. Tn. M 55 L 170/100 150/80 20 20
G
16. Tn. T 63 L PETANI 150/90 130/80 20 10
17. Ny. K 50 P IRT 140/90 120/80 20 10
18. Tn. D 53 L SWASTA 150/100 120/90 30 10
19. Tn. A 52 L PETANI 160/90 150/90 10 0
20. Tn. S 40 L SWASTA 150/90 140/90 10 0
21. Ny. L 53 P IRT 160/100 150/90 10 10
22. Tn. W 55 L SWASTA 160/90 150/80 10 10
23. Ny. S 42 P IRT 160/90 160/100 0 0
24. Ny. P 56 P IRT 170/100 160/90 10 10
25. Tn. Y 43 L SWASTA 150/90 140/90 10 0
TDK
26. Ny. R 60 P 150/90 140/90 10 0
BEKERJA
TDK
27. Tn. I 63 L 160/100 150/90 10 10
BEKERJA
28. Tn. L 52 L SWASTA 140/90 130/90 10 0
29. Ny. F 50 P IRT 150/100 140/90 10 10
TDK
30. Ny. Y 66 P 150/100 140/90 10 10
BEKERJA
31. Ny. T 59 P PETANI 170/100 160/90 10 10

91
Inisial Jenis Tekanan Darah Selisih TD
No Usia Pekerjaan
Responden Kelamin Pre-Test Post-Test Sistol Diastol
32. Tn. K 46 L SWASTA 150/90 140/90 10 0
33. Ny. S 57 P IRT 140/90 130/80 10 10
34. Tn. D 64 L TDK 160/90 150/80 10 10
BEKERJA
35. Tn. M 60 L TDK 160/80 150/90 10 0
BEKERJA
36. Ny. W 58 P PETANI 160/100 150/90 10 10

92
Lampiran 10
DISTRIBUSI FREKUENSI

JENIS_KELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid L 17 47.2 47.2 47.2
P 19 52.8 52.8 100.0
Total 36 100.0 100.0

Statistics
UMUR
N Valid 36
Missing 0
Mean 53.8611
Median 55.0000
a
Mode 50.00
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown

PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 13 36.1 36.1 36.1
SMP 9 25.0 25.0 61.1
SLTA 14 38.9 38.9 100.0
Total 36 100.0 100.0

PEKERJAAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK BEKERJA 8 22.2 22.2 22.2
PETANI 7 19.4 19.4 41.7
PEDAGANG 1 2.8 2.8 44.4
SWASTA 8 22.2 22.2 66.7
IRT 12 33.3 33.3 100.0
Total 36 100.0 100.0

93
MEROKOK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid YA 17 47.2 47.2 47.2
TIDAK 19 52.8 52.8 100.0
Total 36 100.0 100.0

Statistics
Pre sistol Post sistol Pre diastol Post diastol
Belimbing Belimbing Belimbing Belimbing
N Valid 18 18 18 18
Missing 0 0 0 0
Mean 154.4444 130.5556 93.8889 81.1111
Median 150.0000 130.0000 90.0000 80.0000
Mode 150.00 130.00 90.00 80.00
Std. Deviation 9.83524 10.55642 6.07685 4.71405
Minimum 140.00 110.00 80.00 70.00
Maximum 170.00 150.00 100.00 90.00
Sum 2780.00 2350.00 1690.00 1460.00

Statistics
Post sistol Pre diastol Post diastol
Pre sistol Wortel Wortel Wortel Wortel
N Valid 18 18 18 18
Missing 0 0 0 0
Mean 155.5556 146.1111 94.4444 88.8889
Median 160.0000 150.0000 90.0000 90.0000
Mode 160.00 150.00 90.00 90.00
Std. Deviation 8.55585 9.16444 5.11310 4.71405
Minimum 140.00 130.00 90.00 80.00
Maximum 170.00 160.00 100.00 100.00
Sum 2800.00 2630.00 1700.00 1600.00

94
Lampiran 11
HASIL UJI HOMOGENITAS

UJI NORMALITAS
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

KELOMPOK Statistic df Sig. Statistic df Sig.


PRETEST_SISTOL BELIMBING .230 18 .013 .888 18 .036
WORTEL .254 18 .003 .882 18 .028
POSTTEST_SISTOL BELIMBING .241 18 .007 .897 18 .052
WORTEL .220 18 .021 .891 18 .040
PRETEST_DIATOL BELIMBING .294 18 .000 .752 18 .000
WORTEL .324 18 .000 .751 18 .000
POSTTEST_DIASTOL BELIMBING .427 18 .000 .642 18 .000
WORTEL .427 18 .000 .642 18 .000
a. Lilliefors Significance Correction

UJI HOMOGENITAS

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.


PRETEST_SISTOL .514 1 34 .478
PRETEST_DIATOL .088 1 34 .769

95
Lampiran 12

HASIL UJI WILCOXON


1. BELIMBING

SISTOL
Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum


PRETEST_SISTOL_BELIMB
18 1.5444E2 9.83524 140.00 170.00
ING
POSTTEST_SISTOL_BELIM
18 1.3056E2 11.61754 110.00 150.00
BING

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
POSTTEST_SISTOL_BELIM Negative Ranks 18 9.50 171.00
BING - b
Positive Ranks 0 .00 .00
PRETEST_SISTOL_BELIMB
Ties c
ING 0
Total 18
a. POSTTEST_SISTOL_BELIMBING < PRETEST_SISTOL_BELIMBING
b. POSTTEST_SISTOL_BELIMBING > PRETEST_SISTOL_BELIMBING
c. POSTTEST_SISTOL_BELIMBING = PRETEST_SISTOL_BELIMBING

b
Test Statistics
POSTTEST_SIS
TOL_BELIMBIN
G-
PRETEST_SIST
OL_BELIMBING
a
Z -3.817
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

96
DIASTOL
Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum


PRETEST_DIASTOL_BELIM
18 93.8889 6.07685 80.00 100.00
BING
POSTTEST_DIASTOL_BELI
18 81.1111 4.71405 70.00 90.00
MBING

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
POSTTEST_DIASTOL_BELI Negative Ranks 18 9.50 171.00
MBING - b
Positive Ranks 0 .00 .00
PRETEST_DIASTOL_BELIM
Ties c
BING 0
Total 18
a. POSTTEST_DIASTOL_BELIMBING < PRETEST_DIASTOL_BELIMBING
b. POSTTEST_DIASTOL_BELIMBING > PRETEST_DIASTOL_BELIMBING
c. POSTTEST_DIASTOL_BELIMBING = PRETEST_DIASTOL_BELIMBING

b
Test Statistics
POSTTEST_DIA
STOL_BELIMBI
NG -
PRETEST_DIAS
TOL_BELIMBIN
G
a
Z -3.906
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

b
Test Statistics
Post sistol Post diastol
Belimbing - Pre Belimbing - Pre
sistol Belimbing diastol Belimbing
a a
Z -3.787 -3.906
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

97
2. WORTEL

SISTOL

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

PRETEST_SISTOL_WORTE
18 1.5556E2 8.55585 140.00 170.00
L

POSTTEST_SISTOL_WORT
18 1.4611E2 9.16444 130.00 160.00
EL

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
POSTTEST_SISTOL_WORT Negative Ranks 17 9.00 153.00
EL - b
Positive Ranks 0 .00 .00
PRETEST_SISTOL_WORTE
c
Ties 1
L
Total 18

a. POSTTEST_SISTOL_WORTEL < PRETEST_SISTOL_WORTEL

b. POSTTEST_SISTOL_WORTEL > PRETEST_SISTOL_WORTEL

c. POSTTEST_SISTOL_WORTEL = PRETEST_SISTOL_WORTEL

b
Test Statistics

POSTTEST_SIS
TOL_WORTEL -
PRETEST_SIST
OL_WORTEL
a
Z -4.123

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

98
DIASTOL
Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum


PRETEST_DIASTOL_WOR
18 94.4444 5.11310 90.00 100.00
TEL
POSTTEST_DIASTOL_WO
18 88.8889 4.71405 80.00 100.00
RTEL

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
POSTTEST_DIASTOL_WO Negative Ranks 10 5.50 55.00
RTEL - b
Positive Ranks 0 .00 .00
PRETEST_DIASTOL_WOR
Ties c
TEL 8
Total 18
a. POSTTEST_DIASTOL_WORTEL < PRETEST_DIASTOL_WORTEL
b. POSTTEST_DIASTOL_WORTEL > PRETEST_DIASTOL_WORTEL
c. POSTTEST_DIASTOL_WORTEL = PRETEST_DIASTOL_WORTEL

b
Test Statistics
POSTTEST_DIA
STOL_WORTEL
-
PRETEST_DIAS
TOL_WORTEL
a
Z -3.162
Asymp. Sig. (2-tailed) .002
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

UJI NORMALITAS SELISIH

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
SELISIH_SISTOL 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%
SELISIH_DIASTOL 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

99
Descriptives

Statistic Std. Error


SELISIH_SISTOL Mean 16.6667 1.54303
95% Confidence Interval for Lower Bound 13.5341
Mean
Upper Bound 19.7992
5% Trimmed Mean 16.2963
Median 10.0000
Variance 85.714
Std. Deviation 9.25820
Minimum .00
Maximum 40.00
Range 40.00
Interquartile Range 10.00
Skewness .737 .393
Kurtosis -.351 .768
SELISIH_DIASTOL Mean 9.1667 1.00593
95% Confidence Interval for Lower Bound 7.1245
Mean
Upper Bound 11.2088
5% Trimmed Mean 9.0741
Median 10.0000
Variance 36.429
Std. Deviation 6.03561
Minimum .00
Maximum 20.00
Range 20.00
Interquartile Range .00
Skewness .029 .393
Kurtosis -.071 .768

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SELISIH_SISTOL .320 36 .000 .815 36 .000
SELISIH_DIASTOL .333 36 .000 .764 36 .000
a. Lilliefors Significance Correction

100
Lampiran 13

HASIL UJI MANN-WHITNEY U TEST

Ranks

KELOMPOK N Mean Rank Sum of Ranks


SELISIH_SISTOL BELIMBING 18 27.03 486.50
WORTEL 18 9.97 179.50
Total 36
SELISIH_DIASTOL BELIMBING 18 23.89 430.00
WORTEL 18 13.11 236.00
Total 36

b
Test Statistics

SELISIH_SISTOL SELISIH_DIASTOL
Mann-Whitney U 8.500 65.000
Wilcoxon W 179.500 236.000
Z -5.271 -3.601
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000
a a
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000 .002
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: KELOMPOK

101
Lampiran 14

Dokumentasi Penelitian

102
Lampiran 15

Jadwal Kegiatan Penelitian

Bulan
No Kegiatan
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1. Pengajuan dan konsul judul
2. Penyusunan dan bimbingan proposal
3. Bimbingan Proposal
4. Ujian Proposal
5. Revisi Proposal
6. Pengambilan data awal
7. Penelitian
8. Pengambilan data akhir
9. Penyusunan dan bimbingan skripsi
10. Ujian skripsi
Lampiran 16

Lembar Konsultasi Bimbingan


105

Anda mungkin juga menyukai