Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA TN.T DENGAN HALUSINASI PENGLIHATAN


DIRUANG SADEWA RSJD dr. ARIF ZAINUDIN
SURAKARTA

Ruang Rawat : Sadewa


Tanggal Pasien Masuk : 14 Maret 2019
Tanggal Mulai Dirawat : 15 Maret 2019

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. T
Umur : 26 th
Informan : Pasien
Tanggal pengkajian : 28 Maret 2019
No. RM :

II. ALASAN MASUK


a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan melihat perempuan cantik.
b. Alasan Masuk
- Halusinasi penglihatan
- Pasien mengatakan masuk rumah sakit karena mengamuk dan membanting
bcarang-bcarang disekitar. Kemudian oleh kakaknya dibawa ke RSJD dr. Arif
Zainudin Surakarta.
- Presipitasi
Pasien mengatakan dihantui oleh perempuan cantik yang memcarahi dirinya.
Pasien tidak tahan terus-terusan dihantui oleh perempuan tersebut akhirnya
pasien melampiaskannya dengan mcarah-mcarah dan membanting bcarang-
bcarang yang ada disekitar. Pasien memiliki riwayat putus obat.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


a. Pernah Mengalami Gangguan Jiwa Di Masa Lalu
Pasien mengatakan sebelumnya pernah di rawat dengan gangguan yang sama.
Pasien dihantui oleh seorang perempuan cantik yang memcarahi dirinya yang
membuatnya tidak nyaman dan akhirnya pasien mcarah-mcarah. Menurut pasien ini
adalah kali keenam pasien dirawat di rumah sakit. Pasien mengatakan terakhir kali
pasien dirawat pada bulan Agustus 2018.
b. Pengobatan Sebelumnya
Pasien mengatakan sudah menjalankan pengobatan sebelumnya tetapi kurang
berhasil karena waktu kontrol yang tidak tepat atau mundur bahkan kadang tidak
kontrol karena kesibukan kakaknya sehingga pasien putus obat.
c. Pengalaman Aniaya
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penganiayaan seccara fisik, seksual dan
kekerasan lain di dalam keluarganya .
d. Adakah Anggota Keluarga yang Mengalami Gangguan Jiwa
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
e. Pengalaman Masa Lalu yang Tidak Menyenangkan
Pasienmengatakan pernah memiliki seorang pacar tetapi ia ditinggalkan oleh
pacarnya karena sebab yng tidak jelas. Kemudian pasien merasa sakit hati dan
kecewa.

IV. PENGKAJIAN FISIK


a. Tanda Vital
1. Tekanan dcarah : 120/80 mmhg
2. Nadi : 84x/menit
3. RR :18x/menit
4. Suhu :36,6
b. Antropometri
1. TB :167 cm
2. BB : 64 kg
c. Keluhan Fisik
Pasien mengatakan saat ini tidak ada keluhan fisik yang dirasakan.

V. PSIKOSOSIAL
a. Genogram
b. Konsep Diri
1. Gambcaran Diri
Pasien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai adalah tangannya karena
kukunya bagus. Dan bagian yang tidak disukai adalah telinganya karena
mendengarkan sucara-sucara.
2. Identitas
Pasien mengatakan bernama Tn.T, usia 26 tahun dan belum berkeluarga. Pasien
mengatakan tidak bekerja dan hanya tinggal dirumah saja.
3. Peran
Pasien mengatakan bahwa pasien adalah anak kedua dari tiga bersaudcara.
Pasien mengatakan tugasnya dirumah mencuci pakaian, mencuci piring dan
menyapu. Pasien tinggal bersama dengan adiknya.
4. Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin sembuh dan tidak dibayangi lagi oleh perempuan
cantik yang memcarahi dirinya.
5. Harga Diri
Pasien mengatakan ingin diterima seccara baik dirumah maupun
dilingkungannya, sehingga pasien tidak merasa malu dengan kondisinya saat
ini.
c. Hubungan Sosial
1. Orang yang Berarti
Pasien mengatakan orang yang berarti adalah kakaknya karena mau menerima
dirinya apa adanya dan merawatnya dengan baik.
2. Peran Serta dalam Masycarakat
Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien tidak aktif dalam
kegiatan kelompok/masycarakat karena pasien merasa malu bergaul dengan
orang disekitarnya. Selama dirawat dirumah sakit pasien sering menyendiri,
karena pasien nyaman sendirian.
3. Hambatan dalam Berhubungan dengan Orang Lain
Pasien mengatakan susah untuk bergaul dengan orang lain karena pasien
merasa malu dengan keadaannya yang sekcarang.
d. Spiritual
1. Nilai dan Kepercayaan
Pasien mengatakan sakit yang dideritanya saat ini adalah cobaan dari Tuhan
dan pasien tabah dala menghadapinya. Pasien mengatakan beragama Islam
dan tidak pernah sholat.
2. Kegiatan Ibadah
Pasien mengatakan tidak pernah sholat karena jika sholat pasien merasa
tidak bisa berbiccara karena seperti ada yang menghalangi tenggorokannya
untuk berbiccara.

VI. STATUS MENTAL


a. Penampilan
Pasien berpakaian rapi, badan dan muka tampak bersih, rambut pendek
berwarna hitam dan tidak terlihat adanya kotoran. Gigi utuh dan berwarna
kuning. Kuku panjang dan terlihat kotor.
b. Pembiccaraan
Intonasi lambat, pasien menjawab ketika ditanya, pasien belum mampu
memulai pembiccaraan.
c. Aktivitas Motorik
Pasien tampak pasif, pasien tampak menyendiri. Pasien lebih sering diam diatas
tempat tidur daripada bergaul dengan teman yang lainnya. Pasien sering terlihat
mondar-mandir dan terkadang terlihat biccara sendiri dan tidak jcarang pasien
tertawa sendiri.
d. Alam Perasaan
Pasien mengatakan sedih karena kangen dengan kakaknya dan dan orang
tuanya.
e. Afek
Datar, pasien tidak menunjukkan roman muka saat ada stimulus yang
menyenangkan atau menyedihkan.
f. Interaksi Selama Wawanccara
Pasien kooperatif, ada kontak mata meskipun tidak sering, intonasi pelan, selalu
menjawab setiap pertanyaan yang diberikan.
g. Persepsi
Pasien mengalami halusinasi penglihatan dan pendengcaran. Pasien sering
melihat seorang perempuan cantim yang biccara kepadanya. Pasien mengatakan
terakhir melihat perempuan cantik tersebut kemarin. Frekuensinya 3-4 kali
sehari pada pagi, siang dan malam hari, dengan durasi 1 menit. Pasien melihat
perempuan tersebut biasanya pada saat sendiri. Respon pasien saat melihat
pasien tersebut adalah mcarah-mcarah.
h. Proses Pikir
Pasien mampu menjawab seccara langsung setiap pertanyaan yang diberikn
tanpa berbelit-belit.
i. Isi Pikir
Pasien tidak mengalami gangguan isi pikir, obsesi, fobis, depresi maupun
waham.
j. Tingkat Kesadcaran
Pasien sadar penuh, pasien menyadari sekcarang sedang dirawat diruang
Sadewa RSJD Surakarta. Pasien mampu menyebutkan orang yang berada di
sekitanya seperti nama temannya dan perawat yang ada di ruangan. Pasien
mampu menyebutkan hari tetapi pasien tidak mampu menyebutkan tanggal
karena menurutnya tidak ada kalender di ruangan.
k. Memori
1. Saat ini
Pasien mengatakn tadi pagi sudah mandi dan scarapan dengan nasi,
sayur sop, tempe dan buah pepaya.
2. Jangka pendek
Pasien tidak mengalami gangguan jangka pendek yang dibuktikan
dengan pasien mampu mengingat ia sudah dirawat dirumah sakit selama
2 minggu.
3. Jangka panjang
Pasien tidak mengalami gangguan jangka panjang yang dibuktikan
pasien mampu mengingat saat terakhir dirawat dirumah sakit pada bulan
Agustus 2018.
l. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Pasien mampu menjawab dengan tepat setiap pertanyaan yang diajukan tanpa
mengulangi pertanyaan tersebut. pasien mampu berhitung seccara sederhana,
misalnya menghitung dari 1 sampai dengan 15.
m. Kemampuan Penilaian
Gangguan ringan, pasien mampu menilai dan memilih diantcara dua pilihan
dengan benar antcara makan dulu atau mandi dulu. Pasien memilih mandi dulu
baru makan.
n. Daya Tilik Diri
Pasien menyadari bahwa dia sedang sakit dan dirawat di RSJD Surakarta.

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


a. Makan
Pasien mengatakan makan 3kali sehari dengan nasi, lauk, sayur dan buah. Pasien
mengatakan satu porsi habis. Pasien makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
b. BAB/BAK
Pasien mengatakan BAK 4-5 kali sehari dan BAB satu kali sehari, kadang tidak
tentu.
c. Mandi
Pasien mengatakan mandi dua kali sehari pada pagi dan sore hari, pasien mandi
menggunakan sabun dan gosok gigi dua kali sehari tetapi terkadang pasien mandi
tanpa sabun dan gosok gigi tanpa pasta gigi. Pasien mandi tanpa bantuan.
d. Berpakaian/ Berhias
Pasien mengatakan ganti baju setiap habis mandi. Pakaian rapi, bersih dan tidak
terbalik. Pasien mampu berpakaian sendiri tanpa bantuan.
e. Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan tidur siang 2-3 jam dan tidur 8-9 jam pada malam hari. Pasien
tidur karena tidak ada kegiatan lainnya.
f. Penggunaan Obat
Pasien mengatakan minum obat tiga kali sehari pada pagi, siang dan malam hari.
Obat diberikan dan dalam pengawasan petugas.
g. Pemelihcaraan Kesehatan
Pasien mengatakan jika sudah pulang kerumah, pasien biasanya kontrol ke RSJD
Surakarta diantar oleh kakaknya.
h. Kegiatan di Dalam Rumah
Pasien mengatakan kegiatannya dirumah biasanya melakukan pekerjaan rumah
seperti menyapu, menui pakaian dan menui piring. Setelah selesai menyelesaikan
pekerjaan rumah biasanya pasien hanya menonton TV, makan dan tidur.
i. Kegiatan di Luar Rumah
Pasien mengatakan tidak melakukan kegiatan apa-apa diluar rumah.

VIII. MEKANISME KOPING


a. Adaptif
Pasien mampu berbicara dengan orang lain.
b. Maladaptif
Pasien mengatakan ketika ada masalah pasien terbiasa memendam masalahnya
sendiri.

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


a. Masalah Dengan Lingkungan Kelompok
Pasien mengatakan tidak aktif dalam kegiatan kelompok seperti kcarang taruna,
karena pasien merasa dikuilkan didalam masycarakat.
b. Masalah Berhubungan Dengan Lingkungan
Pasien mengatakan ada masalah dilingkungan rumahnya, pasien merasa tidak
nyaman dengan tempat tinggalnya.
c. Masalah Dengan Pendidikan
Pasien mengatakan pendidikan terakhirnya adalah SMP, dan melanjutkan lagi
sekolah SMK tetapi putus sekolah karena faktor biaya.
d. Masalah Dengan Perumahan
Pasien mengatakan tinggal bersama dengan adiknya, karena pasien belum punya
rumah sendiri, belum berkeluarga dan pasien tidak bekerja.
e. Masalah Ekonomi
Pasien mengatakan sebelum sakit pernah bekerja dibengkel tetapi setelah sakit
pasien tidak bekerja.
f. Masalah Dengan Pelayanan Kesehatan
Pasien mengatakan biasanya kontrol diantar oleh kakaknya, tetapi karena kesibukan
kakaknya sehingga terkadang waktu untuk kontrol selalu tidak tepat waktu.

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Pasien kurang mengerti tentang pengetahuan mekanisme koping karena ketika ada
masalah pasien hanya diam dan terbiasa memendam sendiri masalahnya dan tidak
pernah meneritakan kepada saudcaranya maupun teman-temannya.

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik : Skizofrenia tak terini (F 20.3)
Terapi Medik : - Haloperidol 3 X 5 mg
- Trihexyphenidyl 2 X 2 mg
- chlorpromazine 1 X 100 mg

XII. ANALISA DATA


No. Data Masalah
1 DS : Gangguan Sensori
 Pasien mengatakan dihantui oleh seorang Persepsi : Halusinasi
perempuan yang memcarahi dirinya. Penglihatan
 Pasien mengatakan terakhir melihat
perempuan tersebut kemarin.
 Pasien mengatakan melihat perempuan
tersebut pada pagi, siang dan malam hari.
 Sehari biasanya 3-4 kali selama 1 menit.
 Pasien melihat perempuan tersebut
biasanya pada saat sendiri.
 Respon pasien saat melihat perempuan
tersebut pasien mcarah-mcarah.
DO :
 Pasien tampak menyendiri.
 Pasien tampak berbicara sendiri.
 Pasien tampak tertawa sendiri.
2. DS : Resiko Perilaku Kekerasan
 Pasien mengatakan tidak tahan terus-
terusan dihantui perempuan yang
memcarahi dirinya yang menyebabkan
dirinya mcarah.
DO :
 Pandangan mata tajam.
 Mengeluarkan kata-kata kasar.

XIII. POHON MASALAH


Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Penglihatan

Isolasi Sosial : Menarik Diri


XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan sensori persepsi : halusinasi penglihatan.
b. Resiko perilaku kekerasan.

XV. RENANA ASUHAN KEPERAWATAN


NO. Hari, Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
tanggal
1. Kamis, Setelah dilakukan tindakan SP 1
28 Maret keperawatan jiwa selama 3 X 24  Identifikasi halusinasi :
2019 jam, dihcarapkan pasien dapat isi, frekuensi, waktu
mengontrol halusinasi dengan terjadi, situasi penetus,
kriteria hasil : perasaan dan respon.
 Pasien mampu  Jelaskan cara mengontrol
mengidentifikasi halusinasi halusinasi dengan
: isi, frekuensi, waktu menghardik, minum obat,
terjadi, situasi pencetus, bercakap-cakap dan
perasaan dan respon. melakukan kegiatan.
 Pasien mampu melatih cara  Latih cara mengontrol
mengontrol halusinasi halusinasi dengan
dengan menghardik. menghardik.
 Pasien mampu mengontrol  Masukkan pada jadwal
halusinasi dengan minum kegiatan untuk latihan
obat. menghardik.
 Pasien mampu mengontrol SP 2
halusinasi dengan bercakap-  Evaluasi kegiatan
cakap menghardik, berikan
 Pasien mampu mengontrol pujian.
halusinasi dengan  Latih cara mengontrol
melakukan kegiatan halusinasi dengan minum
obat (6 benar minum obat
: jenis, guna, dosis, cara,
frekuensi dan kontinuitas)
 Masukkan pada jadwal
kegiatanuntuk latihan
mengahardik dan minum
obat.
SP 3
 Evaluasi kegiatan latihan
menghardik dan minum
obat, berikan pujian.
 Latih cara mengontrol
halusinasi dengan
bercakap-cakap.
 Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
menghardik, minum obat
dan bercakap-cakap.
SP 4
 Evaluasi kegiatan latihan
menghardik, minum obat
dan bercakap-cakap,
berikan pujian.
 Latih cara mengontrol
halusinasi dengan
melakukan kegiatan
harian.
 Masukkan cara
mengontrol halusinasi
pada jadwal kegiatan
untuk latihan menghardik,
minum obat, bercakap-
cakap dan melakukan
kegiatan.

XVI. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Hari, tanggal Implementasi Evaluasi
Kamis, DS : S : pasien mengatakan mau diajari
28 Maret  Pasien mengatakan dihantui cara mengontrol halusinasi dengan
2019 oleh seorang perempuan menghardik.
yang memcarahi dirinya. O:
 Pasien mengatakan terakhir Pasien memperhatikan saat diajari cara
melihat perempuan itu menghardik.
kemarin. Pasien mampu mempraktikkan cara
 Pasien mengatakan melihat menghardik.
perempuan tersebut pada Pasien tampak tenang.
pagi, siang dan malam hari. Pasien mampu mengontrol halusinasi
 Sehari biasanya 3-4 kali, dengan menghardik.
selama 1 menit. A : Gangguan persepsi sensori :
 Pasien melihat perempuan Halusinasi Penglihatan berkurang.
tersebut biasanya pada saat P : Anjurkan pasien untuk latihan
sendiri. mengontrol halusinasi dengan cara
 Respon pasien pasien saat menghardik, 2kali sehari pada jam
melihat perempuan tersebut 09.00 dan 20.00 atau saat halusinasi
mcarah-mcarah. itu muncul.
DO :
 Pasien tampa
menyendiri.
 Pasien tampak bicara
sendiri.
 Pasien tampak tertawa
sendiri.
Dx :
Gangguan persepsi sensori :
halusinasi penglihatan.
Tindakan SP 1 :
 Mengidentifikasi
halusinasi : isi, frekuensi,
waktu terjadi, situasi
penetus, perasaan dan
respon.
 Menjelaskan cara
mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik,
minum obat, bercakap-
cakap dan melakukan
kegiatan.
 Melatih cara mengontrol
halusinasi dengan cara
menghardik.
 Memasukkan pada
jadwal kegiatan untuk
menghardik.
RTL :
Lanjutkan SP 2
Latih pasien untuk mengontrol
halusinasi dengan minum obat.
Jumat, DS : S:
29 Maret  Pasien mengatakan Pasien mengatakan merasa senang
2019 masih melihat karena mengetahui 6 benar obat.
perempuan dan bisikn- O:
bisikan. Pasien memperhatikan saat dijelaskan
 Pasien melihat prinsip 6 benar minum obat.
perempuan tersebut pada Pasien mampu menyebutkan tentang
pagi dan sore hari selama prinsip 6 benar minum obat.
1 menit. Pasien mampu mempraktikkan cara
DO : minum obat dengan benar.
 Intonasi pembicaraan Pasien mampu mengontrol halusinasi
lambat dengan minum obat.
 Ada kontak mata tetapi A:
tidak sering Gangguan persepsi sensori : halusinasi
 Terlihat pasien bicara penglihatan berkurang.
sendiri. P:
 TTV :  Anjurkan pasien untuk latihan
TD : 110/90mmhg mengontrol halusinasi dengan
Nadi : 88x/ menit cara menghardik, 2kali sehari
RR : 20x/menit pada jam 09.00 dan 20.00 atau
Suhu : 36,4 saat halusinasi itu muncul.
Kemampuan :  Anjurkan pasien untuk minum
Pasien mampu mengontrol obat secara teratur pada pagi,
halusinasi dengan menghardik. siang dan malam hari. Jam
Dx : 06.00, 13.00 dan 20.00 atau
sesuai dengan program terapi.
Gangguan persepsi sensori :
halusinasi penglihatan.
Tindakan SP 2 :
 Mengevaluasi kegiatan
menghardik dan memberi
pujian.
 Melatih cara mengontrol
halusinasi dengan minum
obat (6 benar minum
obat : dosis, jenis, guna,
cara, frekuensi dan
kontinuitas minum obat)
 Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
menghardik dan minum
obat.
RTL :
Lanjutkan SP 3
Latih pasien cara mengontrol
halusinasi dengan bercakap-
cakap.

Sabtu, DS : S:
30 Maret  Pasien mengatakan Pasien mengatakan merasa senang
2019 masih melihat karena diajak bercakap-cakap dan
perempuan tersebut diajari cara mengontrol halusinasi.
tetapi sudah berkurang. O:
 Pasien menatakan  Pasien tampak tenang dan
terakhir melihat kooperatif.
perempuan tersebut dua  Pasien mampu mengulang cara
hari yang lalu. bercakap-cakap dengan baik.
DO :  Pasien mampu bercakap-cakap
 Intonasi pembicaraan dengan teman.
lambat, ada kontak mata  Pasien mampu mengontrol
tetapi tidak sering. halusinasi dengan bercakap-
 TTV : cakap.
TD : 120/80 mmhg
Nadi : 84x/menit A : gangguan persepsi sensori :
RR : 18x/menit halusinasi penglihatan berkurang.
Suhu : 36,6 P:
Kemampuan :
Pasien mampu mengontrol  Anjurkan pasien untuk latihan
halusinasi dengan cara mengontrol halusinasi dengan
menghardik dan minum obat. cara menghardik, 2kali sehari
Dx : pada jam 09.00 dan 20.00 atau
Gangguan persepsi sensori : saat halusinasi itu muncul.
halusinasi penglihatan  Anjurkan pasien untuk minum
Tindakan SP 3 : obat secara teratur pada pagi,
siang dan malam hari. Jam
 Mengevaluasi kegiatan 06.00, 13.00 dan 20.00 atau
menghardik dan minum sesuai dengan program terapi.
obat. Memberi pujian.  Anjurkan untuk latihan
 Melatih cara mengontrol mengontrol halusinasi dengan
halusinasi dengan bercakap-cakap dengan teman
bercakap-cakap. 2kali sehari jam 10.00 dan
 Masukkan pada jadwal 17.00 atau pada saat halusinasi
kegiatan untuk latihan itu muncul.
menghardik, minum obat
dan bercakap-cakap.

Anda mungkin juga menyukai