Anda di halaman 1dari 18

A.

PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada Kamis, 9 november 2017 pukul 13.00 WIB
diruang Larasati RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta. Data diperoleh dari
wawancara pasien.
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.W
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Status : Kawin
Pekerjaan :Ibu rumah tangga
Pendidikan : S1
Tanggal masuk : 8 November 2017
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Dinas sosial
Umur :-
Jenis kelamin :-
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Hub.dengan pasien : PPSW Surakarta

2. Keluhan Utama
Pasien terlihat marah dan jengkel.

3. Alasan Masuk
3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien dirumah tidak mau makan,
gelisah dan tidak dapat mengontrol diri. Pasien marah dan mau
memukul teman di PPSW Surakarta. Kemudian oleh dinsos Surakarta
pasien dibawa ke RSJD dr.Arif Zainudin Surakarta untuk dilakukan
rawat inap. Jam 12.30 pasien dari IGD pasien bingung, kontak mata dan
perhatian tidak bertahan lama, dengan keadaan difiksasi sementara dari
IGD mendapat injeksi lodo della 1:1 IM. Kemudian dibawa ke bangsal
Sambadra satu malam kemudian pagi harimya dipindah ke bangsal
Larasati.

4. Faktor Predisposisi
a. Pasien mengatakan belum pernah dirawat di RSJD ini
b. Pasien mengatakan tidak ada yang mengalami masalah yang sama
c. Saat di dinas sosial pasien ingin pulang tetapi tidak terpenuhi

5. Faktor Presipitasi
Pasien mengatakan pernah dibawa pergi seorang sopir angkot secara
tiba-tiba saat dia berada disawah dan pernah mengalami kejadian yang
kurang menyenangkan sehingga membuat dia berperilaku kasar seperti
sekarang.

6. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
TD : 130/80 mmHG
N : 97/menit
RR : 22 X/ menit

b. Ukur
TB : 150 Cm
BB : 50 kg
c. Kondisi Fisik
Pasien mengatakan kondisi tubuhnya saat ini baik-baik saja dan
tidak ada keluhan fisik.
d. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
a) Bentuk : Mesochepal.
b) Rambut : Hitam, bersih, kurang rapi.
c) Mata : Simetris, konungtiva tidak anemis.
d) Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen, dapat
mendengar dengan baik.
e) Hidung : Bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung
f) Mulut : Mukosa lembab, tidak ada sionasis.
g) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar.
tyroid.
2) Dada dan Thorak
a) Paru-paru
Inspeksi : Pengembangan dada kanan-kiri sama,
Palpasi : Tidak teraba masa, tidak ada nyeri
tekan paru kanan dan kiri
b) Jantung
Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis.
Palpasi : Tidak teraba masa.
3) Abdomen
Inspeksi : Tidak ada joundis, warna kulit sama
dengan sekitarnya, tidak ada asites
4) Genetalia
Bersih
5) Ekstremitas
a) Ekstremitas atas :
Inspeksi :
Tidak ada oedema, tidak ada perubahan bentuk,
tidak ada bekas luka atau deformitas
b) Ekstremitas bawah:
Inspeksi : Tidak ada oedema, tidak ada
perubahan bentuk, Tidak ada bekas luka atau
deformitas
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembengkakan, tonus otot kenyal

7. Psikososial-Spiritual
a. Genogram

Keterangan :
: laki-laki

: perempuan
.................................. : tinggal serumah
X : meninggal
: pasien

b. Konsep Diri
1) Citra tubuh
Pasien mengatakan tidak mengeluh tentang kondisi tubuhnya,
bagian tubuh yang disukai adalah bagian wajah karena merasa
wajahnya cantik. Pasien tidak menyukai bagian hidungnya
karena merasa hidungnya pesek.
2) Ideal diri
Pasien mengatakan ingin segera mengurus kedua anaknya
dirumah dan menjadi manusia yang lebih baik lagi
3) Harga diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya percaya diri saat
berhadapan dengan orang lain
4) Identitas diri
Pasien mengatakan bahwa sebagai perempuan merasa sudah
puas karena sudah menikah dan memiliki 2 anak laki-laki.
5) Peran Diri
Pasien mengatakan bahwa didalam keluarganya ia sebagai
anak bagi ayahnya, istri bagi suaminya, dan ibu bagi anak-
anaknya. Keluarga mengatakan pasien juga aktif mengikuti
kegiatan kemasyarakatan seperti gotong royong dan
pengajian, setelah dirumah sakit pasien jarang bersosialsiasi
dengan teman-teman bangsalnya.

c. Hubungan Sosial
1) Orang terdekat
Pasien mengatakan mempunyai orang yang berarti yaitu
anaknya, apabila ada masalah pasien memilih diam.Dirumah
sakit pasien tidak mempunyai teman dekat dikarenakan pasien
lebih suka menyendiri.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Keluarga mengatakan pasien tidak aktif mengikuti kegiatan
kemasyarakatan seperti gotong royong dan pengajian, setelah
dirumah sakit pasien jarang bersosialsiasi dengan teman-
teman bangsalnya.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam berhubungan
dengan orang lain, setelah dirumah sakit hubungan pasien
dengan pasien yang lain sedikit bermasalah dikarenakan
pasien tidak suka bergaul dengan teman-teman sebangsalnya.
d. Spiritual dan keyakinan
Pasien mengatakan bahwa dirinya di bawa ke RSJD Dr Arif
Zainudin sebagai cobaan yang diberikan dari tuhan. Pasien
beragama islam dan saat dirumah rutin menjalankan ibadah seperti
sholat 5 waktu, saat dirumah sakit pasien tidak mau beribadah.

8. Status Mental
a. Penampilan
Pasien tampak sedikit rapi, namun rambutnya tidak mau
berantakan karena tidak pernah mau sisiran, kulit bersih.
Cara berjalan : cara berjalan pasien tegang, pandangan kadang
terlihat bingung, sering mondar-mandir, suka marah-marah
tanpa sebab, pandanganmatatajam.
b. Pembicaraan
Pasien ketika bicara nada suara keras dan tinggi, meloncat-
loncat dari tema yang dibicarakan dan kurang bisa
berkomunikasi dengan lancar.
c. Aktifitas Motorik
Pada kondisi sekarang pasien tampak tidak bersemangat, sering
menyendiri, terlihat malas ketika berada diruangan untuk
melakukan suatu kegiatan, terlihat gelisah, bingung dan emosi
masih labil. Pasien suka mondar-mandir.
d. Alam perasaan
Pasien merasa sedih, susah dengan keadaannya sekarang cemas,
bingung, tampak memikirkan sesuatu, ingin segera pulang.
e. Afek
Afek pasien labil emosi yang cepat berubah-ubah
f. Interaksi selama wawancara
Saat wawancara kontak mata pasien tidak bertahan lama,
menunjukkan sikap atau perasaan tidak percaya pada orang lain.
g. Persepsi
Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan bahwa dia
hanya ingin pulang, dan tidak mendengar suara-suara serta tidak
melihat apa yang tidak bisa dilihat orang lain. Penyebab marah
pasien keinginan pulang tidak terpenuhi.
h. Proses pikir
Pembicaraan pasien yang berbelit-belit tetapi sampai pada
tujuan pembicaraan (sirkumstansial).
i. Isi pikir
Fantasi (isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang
diinginkan), pasien hanya ingin segera pulang ke rumahnya.
j. Tingkat kesadaran
Composmentis E4V5M6, bisa diajak berbicara namun terkadang
emosinya labil tanpa sebab yang pasti, dan dapat melakukan
aktifitasnya secara mandiri.
k. Memori dan daya ingat
Jangka panjang : baik, terbukti pasien mampu menyebutkan ia
lulus pendidikan samapa S1, memiliki anak.
Jangka pendek : pasien masih bisa mengingat nama-nama orang
yang telah berkenalan dengannya.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mampu berhitungg saat diberikan pertanyaan, mampu
mengingat usianya.
m. Kemampuan penilaian atau pengambilan keputusasaan
Pasien mampu membuat keputusan sederhana seperti mandi
dulu sebelum makan.
n. Insight
Pasien mengatakan dirinya tidak sakit.
9. Kebutuhan Persiapan Pulang
a. Makan
Pasien makan dengan mandiri 3 kali sehari di RSJD.Pasien
makan dengan menu nasi, sayur, lauk, dan buah. Satu porsi
habis, minum kurang lebih 5-7 kali sehari, habis dhuhur makan
bubur kacang hijau dan snack yang diberikan.
b. BAB/BAK
Pasien mengatakan mengetahui dimana tempat BAB/BAK yaitu
di kamar mandi khusus pasien.BAB/BAK mandiri, BAB 1kali
sehari, BAK kuranglebih 4-6 kali sehari.
c. Mandi
Pasien mandi 2 kali sehari, pasien mengerti jika mandi memakai
sabun, sikat gigi, pasta gigi, dan mencucirambutdengan
shampoo.
d. Berpakaian
Pasien dapat berpakaian dan berhias secara mandiri, berpakaian
rapi, namun tidak mau menyisiri rambutnya.
e. Istriahat dan tidur
Pasien mengatakan dimalam hari tidur 8 jam dari jam 21.00-
05.00 WIB.
f. Penggunaan obat
Pasien mengatakan mau minum obat namun tidak terlalu
memperdulikan tentang fungsi obat tersebut.
g. Pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan minum obat 2 kali sehari setelah makan
h. Aktivitas di dalam rumah
Pasie mengatakan tidak bekerja dan hanya suka dirumah, pasien
mengatakan setelah pulang nanti akan berusaha menjadi orang
yang lebih baik lagi.
i. Aktivitas di luar rumah
Pasien tidak bekerja, suka berdiam diri dirumah. Pasien
mengatakan akan mencoba mengikuti kegiatan diluar rumah
seperti arisan.

10. Mekanisme Koping


Maladaptive : pada saat pasien mengamuk pasien tidak sadar akan
perbuatan yang telah dilakukan dan setelah itu lebih suka diam dan
menyendiri.

11. Masalah Psikososial dan Lingkungan


Pasien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan sosial
dilingkungan rumah, suka menyendiri, suka marah-marah tanpa
sebab. Pasien mengatakan orang lain juga acuh akan dirinya tidak
peduli dengan keadaannya.

12. Aspek Medik


a. Diagnosa medik : F.20.3 ( Skizofrenia tak terinci)
b. Terapi : RISPERIDONE 2x2 mg
TRIHEXILPENIDL P 2X2 mg
CHLORPROMAZINE 1X100 mg

B. MASALAH KEPERAWATAN
1. Risiko menciderai diri/orang lain dan lingkungan
2. Isolasi sosial

C. ANALISA DATA
NO DATA PROBLEM
1. DS : Risiko menciderai diri/orang lain
1. Pasien mengatakan ingin dan lingkungan
pulang dan merasa
jengkel
2. Pasien marah karena
keinginan pulang tidak
terpenuhi

DO:
1. Pasien tampak
bingung kontak
mata dan perhatian
tidak bertahan lama,
kurang kooperatif,
Emosi pasien labil

2. DS: Isolasi sosial


1. Pasien mengatakan
dirumah sakit pasien tidak
mempunyai teman dekat
dikarenakan pasien lebih
suka menyendiri.
2. Pasien mengatakan
apabila ada masalah
pasien memilih diam
DO:
1. Pasien tampak
menyendiri, pasien jarang
bersosialsiasi dengan
teman-teman bangsalnya,
tidak percaya pada orang
lain
D. POHON MASALAH

Risiko menciderai diri/orang lain dan lingkungan ( Akibat )

Risiko Perilaku kekerasan (Core Problem)

Isolasi sosial (Penyebab)

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko perilaku kekerasan
2. Isolasi sosial

F. INTERVENSI
No Tujuan dan KH Intervensi
DX
1 TUM: SP1P:
Pasien terhindar dari 1. Identifikasi penyebab
menciderai diri, orang lain dan perilaku kekerasan
lingkungan. 2. Identifikasi tanda dan
TUK: gejala perilaku
1. Pasien dapat membina kekerasan
hubungan saling percaya 3. Identifikasi perilaku
2. Pasien dapat kekerasan yang
mengidentifikasi penyebab dilakukan
perilaku kekerasan 4. Identifikasi akibat
3. Pasien dapat perilaku kekerasan
mengidentifikasi tanda- yang dilakukan
gejala perilaku kekerasan 5. Sebutkan cara
mengontrol perilaku
4. Pasien dapat kekerasan (nafas
mengidentifikasi perilaku dalam, pukul bantal,
kekerasan yang biasa minum obat, verbal
dilakukan asertif, spiritual)
5. Pasien dapat 6. Bantu pasien cara
mengidentifikasi akibat mengontrol perilaku
perilaku kekerasan kekerasan dengan nafas
6. Pasien dapat dalam dan puku bantal
mengidentifikasi cara 7. Anjurkan pasien
konstruktif dalam berespon memasukkan kegiatan
dalam kemarahan ke dalam jadwal
7. Pasien dapat kegiatan harian
mengidentifikasi cara
mengontrol perilaku SP2P:
kekerasan 1. Evaluasi SP1
8. Pasien mendapat 2. Latih pasien
dukungan dari keluarga mengontrol perilaku
kekerasan dengan
minum obat secara
benar dan teratur
3. Anjurkan pasien
memasukkan kegiatan
ke dalam jadwal
kegiatan harian

SP3P:
1. Evaluasi SP2
2. Latih pasien
mengontrol perilaku
kekerasan dengan
verbal asertif
3. Anjurkan pasien
memasukkan kegiatan
ke dalam jadwal
kegiatan harian

SP4P:
1. Evaluasi SP3
2. Latih pasien
mengontrol perilaku
kekerasan dengan
spiritual
3. Anjurkan pasien
memasukkan kegiatan
ke dalam jadwal
kegiatan harian
2. TUM: SP1P:
Pasien dapat berinteraksi 1. identifikasi
dengan orang lain penyebeb isolasi
TUK: sosial
1. Pasien dapat membina 2. diskusikan
hubungan saling percaya keuntungan
berinteraksi dan
2. Pasien mampu kerugian tidak
menyebutkan penyebab berinteraksi
menarik diri dengan orang lain
3. pasien mampu 3. ajarkan cara
menyebutkan keuntungan berkenalan
dan kerugian berhubungan dengan satu
sosial orang
4. Anjurkan pasien
memasukkan kegiatan
4. pasien dapat melaksanakan ke dalam jadwal
hubungan sosial secara kegiatan harian
bertahap
5. pasien mampu menjelaskan SP2P:
perasaannya setelah 1. Evaluasi SP1
berhubungan sosial 2. Anjurkan pasien
6. pasien mendapatkan mempraktikkan
dukungan dari keluarga berkenalan
dalam memperluas dengan satu
hubungan sosial orang
3. Anjurkan pasien
memasukkan kegiatan
ke dalam jadwal
kegiatan harian

SP3P:
1. Evaluasi SP2
2. Anjurkan pasien
mempraktikkan
berkenalan
dengan dua orang
atau lebih
3. Anjurkan pasien
memasukkan kegiatan
ke dalam jadwal
kegiatan harian
G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Waktu Implementasi Evaluasi TTD
1 9 DS : Pasien mengatakan ingin S : Pasien
November pulang dan merasa jengkel, mengatakan mau
2017 Pasien marah dan mau melakukan pukul
memukul teman di Surakarta bantal dan nafas
DO : Pasien tampak marah, kontak dalam
mata dan perhatian tidak Pasien mesih
bertahan lama, kurang merasa jengkel
kooperatif
Dx : resiko menciderai diri atau O : pasien melakukan
orang lain dan lingkungan pukul bantal
dengan benar
Implementasi
SP 1 Pasien A: RPK masih ada
1. Mengidentifikasi penyebab P : Anjurkan pasien
perilaku kekerasan melakukan latihan
2. Mengidentifikasi tanda dan nafas dalam dan
gejala perilaku kekerasan pukul bantal
3. Mengidentifikasi perilaku minimal 3x sehari
kekerasan yang dilakukan atau saat RPK
4. Mengidentifikasi akibat perilaku kambuh
kekerasan yang dilakukan
5. Menyebutkan cara mengontrol RTL:
perilaku kekerasan (nafas Evaluasi SP 1
dalam, pukul bantal, minum Lanjutkan SP 2
obat, verbal, spiritual)
6. Membantu pasien cara
mengontrol perilaku kekerasan
dengan nafas dalam dan pukul
bantal
7. Menganjurkan pasien
memasukkan kegiatan ke
dalam jadwal kegiatan harian

2 10 DS : Pasien mengatakan masih S : Pasien


November jengkel dan kesel mengatakan
2017 DO : Pasien tampak marah, pasien bersedia minum
tidak fokus obat secara teratur
12.30 Dx : resiko menciderai diri atau O : Pasien dapat
orang lain dan lingkungan menyebutkan
prinsip 5 benar
Implementasi minum obat
1. Mengevaluasi SP1 A : RPK masih ada
2. Melatih pasien mengontrol P : anjurkan pasien
perilaku kekerasan dengan untuk melakukan
minum obat secara benar latihan nafas
dan teratur dalam minimal
3. Menganjurkan pasien 3x sehari atau
memasukkan kegiatan ke saat RPK kambuh
dalam jadwal kegiatan
harian RTL:
Evaluasi SP 2
Lanjutkan SP 3

3 11 Ds : Pasien mengatakan masih S : Pasien mengatakan


November sering muncul rasa kesal sudah minum
2017 DO : Pasien tampak menahan obat, pasien
marah, tatapan mata tajam mengatakan mau
10.00 Dx : resiko menciderai diri atau mencoba
orang lain dan lingkungan mempraktekan
O : Pasien tampak
Implementasi lebih kooperatif,
SP 3 Pasien pasien bisa
1. Mengevaluasi SP 2 mempraktekan
2. Melatih pasien cara mengontrol cara mengontrol
perilaku kekerasan dengan cara perilaku
verbal (menolak, meminta, kekerasan dengan
mengungkapkan) cara verbal meski
3. Menganjurkan pasien belum terlalu baik
memasukkan kegiatan ke A: RPK masih ada
dalam jadwal kegiatan harian P : anjurkan pasien
untuk melakukan
latihan cara
mengontrol
perilaku
kekerasan dengan
cara verbal
minimal 3x sehari
atau saat RPK
kambuh

RTL:
Evaluasi SP 3
Lanjutkan SP 4

4 12 Ds : Pasien mengatakan ingin S : Pasien


November pulang karena rindu dengan mengatakan mau
2017 anaknya istighfar saat
DO : Pasien tampak lebih marah
11.00 kooperatif, kontak mata tidak O : Pasien mau
bertahan lama mempraktekan
Dx : resiko menciderai diri cara mengontrol
atau orang lain dan lingkugan perilaku
kekerasan dengan
Implementasi cara spiritual
SP 4 Pasien dengan baik
1. Mengevaluasi SP 3 A: RPK masih ada
2. Melatih pasien cara mengontrol P : anjurkan pasien
perilaku kekerasan dengan cara untuk melakukan
spiritual latihan cara
3. Menganjurkan pasien mengontrol
memasukkan kegiatan ke perilaku
dalam kekerasan dengan
cara spiritual
minimal 3x sehari
atau saat RPK
kambuh

RTL:
Evaluasi SP 1,2,3,4
pasien

Anda mungkin juga menyukai