Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny.

S DENGAN
GANGGUAN PRESEPSI SENSORI HALUSINASI PENGLIHATAN
DI RUANG BISMA RSJD dr ARIF ZAINUDDIN SURAKARTA

Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa


Clinical Teacher: Febriana Sartika Sari, S Kep.,Ns.,M.Kep
Clinical Instructure: Rini Sunaryati, S.Kep.Ns

Disusun Oleh :
ALFI AINING FAUZI
P27220022241

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2023
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. S DENGAN
GANGGUAN PRESEPSI SENSORI HALUSINASI PENGLIHATAN
DI RUANG BISMA RSJD dr ARIF ZAINUDDIN SURAKARTA

Tanggal Dirawat : 17 Februari 2023


Tanggal Pengkajian : 22 Februari 2023 / 08.00 WIB
Metode Pengkajian : Anamnesa dan pemeriksaan fisik
Diagnosa Medis : F20.3 (Skizofrenia Tak Terinci)
No. Rekam Medis XXX

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Karanganyar
Umur : 35 tahun
Pendidikan : S1
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Guru
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 40 tahun
Pekerjaaan : Wiraswasta
Alamat : Karanganyar
Hubungan dengan klien : Suami

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan diawasi oleh banyak orang dan mengikuti semua yang
dilakukannya.
2. Alasan Masuk
Pasien masuk ke Ruang Bisma pada tanggal 17 Februari 2023 pukul 21.00 WIB
dengan berbicara sendiri dan mondar-mandir sejak 3 hari yang lalu. Keadaan
pasien tampak bingung, terkadang melamun, verbal kacau, sering marah-marah,
dan mengeluh sedang diawasi banyak orang serta diikuti dalam segala
aktivitasnya.

C. FAKTOR PREDISPOSISI
Keluarga pasien mengatakan ini yang kedua kalinya pasien masuk rumah sakit jiwa.
Sebelumnya pasien pernah dirawat di RSJD dr Arif Zainuddin pada tahun 2021
selama 5 minggu karena sering melamun dan tidak mau bersosialisasi dengan orang
lain, kemudian dirawat kembali pada 17 Februari 2023 karena sering berbicara dan
tertawa sendiri. Pasien mengatakan bahwa menikah pada 8 tahun yang lalu dan
tinggal berasama dengan suaminya. Pernikahan dengan suaminya tersebut atas
perintah orang tua, bukan keinginannya sendiri. Pasien juga mengatakan suaminya
sering memarahinya tanpa alasan yang jelas. Saat suami dan mertuanya dirawat di
rumah karena covid, pasien merasa perekonimiannya tidak stabil. Sehingga untuk
memenuhi kebutuhannya pasien pun berusaha membuat kue setelah selesai mengajar
di SMP Jaten Karanganyar. Pasien mengatakan selalu mendapat kritikan dari
tetangganya, bahkan pasien pernah ditipu dengan jumlah besar. Keluarga pasien
mengatakan tidak ada riwayat jatuh, dan riwayat penyakit yang sama seperti pasien.

D. FAKTOR PRESIPITASI
Keluarga pasien mengatakan sering berbicara dan tertawa sendiri sejak satu minggu
yang lalu. Pasien juga mengatakan bahwa ada seseorang yang selalu mengawasi
setiap aktivitasnya dan menirukan gerakannya. Pasien sering merasa kesal dan
berbicara pada orang dengan tatapan yang tajam bahkan membanting pintu.

E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : baik, GSC
4/5/6 Tanda Vital
Tekanan darah : 129/89 mm/Hg
Nadi : 112 x/mnt
Suhu : 36,2˚C
Pernafasan : 20 x/mnt

2. Ukur :
Berat Badan : 70 Kg, Tinggi Badan : 150 cm
3. Keluhan Fisik :
Pasien mengatakan sulit tidur
4. Pemeriksaan Fisik (head to toe)
a. Kepala : simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan abnormal
b. Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis , tidak ikterik
c. Hidung : tidak ada polip, bersih
d. Telinga : serumen tidak ada, simetris
e. Mulut : gigi tidak ompong , tidak ada stomatitis
f. Thorak : simetris, tidak ada retraksi dada
g. Abdomen : tidak ada benjolan abnormal, tidak acites
h. Ekstremitas : kekuatan otot kanan atas 5 & kanan bawah 5, kiri atas 5 & kiri
bawah 5 tidak ada oedema, kuku jari pendek dan bersih.

F. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Genogram :

Keterangan:
Laki-laki

Perempuan

Pasien
Serumah
2. Konsep Diri
a. Citra Diri
Pasien mengatakan bersyukur dan tidak ada anggota tubuh yang tidak
disukainya.
b. Identitas
Pada saat dilakukan pengkajian, Pasien ditanya mengenai jenis kelamin, pasien
menjawab seorang perempuan dan saat ditanya mengenai status dan posisi
pasien saat sebelum dirawat di rumah sakit, pasien menjawab dirinya
merupakan seorang guru dan mempuyai anak satu usia 3,5 tahun. Tetapi saat
sudah berada di rumah sakit, dirinya mengatakan statusnya sebagai pasien.
Pada saat ditanya mengenai sekolahnya, pasien mengatakan pendidikan
terakhir pasien adalah S1.
c. Peran
1) Di rumah, pasien adalah seorang istri dan ibu.
2) Di rumah sakit pasien mengatakan tidak bisa melakukan kegiatan seperti di
rumah.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat pulang dan memulai mengajar sebagai guru di
SMP Karanganyar.
e. Harga diri
Pasien mengatakan merasa mampu mengajar di SMP Karanganyar yang lalu
karena hanya dirinya yang bisa membuat muridnya pintar. Pasien mengatakan
belum bisa memenuhi tugasnya sebagai istri dan ibu karena masih di rumah
sakit.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/terdekat :
Pasien mengatakan tidak mempunyai seseorang untuk diajak bercerita
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat :
1) Di rumah, keluarga pasien mengatakan bahwa pasien kurang aktif dalam
kegiatan masyarakat
2) Di rumah sakit pasien selalu mengobrol dengan perawat atau pasien lain
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain :
1) Di rumah, pasien tidak dapat menceritakan hambatannya dengan orang lain.
2) Di Rumah sakit, pasien selalu memulai pembicaraan dengan orang lain.
4. Spiritual

a. Nilai

Pasien mengatakan bahwa dirinya sedang berada di rumah sakit jiwa. Pasien
mengatakan dirinya mengalami gangguan dan perlu disembuhkan.

b. Keyakinan

Pasien mengatakan beragama islam dan saat di rumah sakit dirinya terkadang
lupa bacaan sholat.

G. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Pasien terlihat rapi dalam berpakaian dan menggunakan jilbab.
2. Pembicaraan
Pasien mau menjawab wawancara tetapi kadang tidak ingin membicarakan
masalahnya.
3. Aktivitas motorik
Berdasarkan hasil observasi terdapat agitasi (gerakan motorik yang menunjukkan
kegelisahan) yaitu pasien sering mondar-mandir. Jika diajak berbicara dengan
perawat kontak mata pasien mudah beralih dari orang yang di ajak nya berbicara.
4. Alam perasaan
Pada saat diajak berbincang-bincang, pasien mengatakan ingin pulang karena
ingin segera bertemu anaknya.
5. Afek sesuai
Penjelasan: Pasien mampu memberi respon terhadap lingkungan sekitarnya, ketika
bicara ekspresinya sesuai dengan apa yang dibicarakannya.
6. Persepsi-Sensori Halusinasi
Pasien mengatakan merasa diawasi dan mereka selalu mengikuti gerakannya.
Pasien juga mengatakan halusinasi muncul setiap saat dan lebih sering saat akan
menjelang tidur, kemudian pasien terkadang menyendiri di kamar dan
membanting pintu.
7. Proses pikir
Pasien sering berbicara apa saja dan tidak jelas. Proses pikir klien sirkumtansial,
dibuktikan dengan menjawab pertanyaan kacau namun sampai pada tujuan
pembicaraan.
8. Isi pikir
Pasien saat ini berpikir untuk pulang dan tidak mau lama-lama di rumah sakit.
a) Tingkat Kesadaran
Pasien terorientasi waktu, tempat dan orang. Dibuktikan dengan saat ditanya
sekarang siang atau malam pasien menjawab benar yaitu siang. Saat ditanya
dimana saat ini, pasien menjawab sedang berada dirumah sakit jiwa.
b) Daya Ingat/Memori
Saat dikaji pasien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, saat
ditanya berapa umurnya bisa menjawab dengan benar. Pasien tidak ada
gangguan jangka pendek, dibuktikan dengan mengingat menu makanan apa
yang di makannya menjawab nasi, sayur, dan ayam. Pasien tidak mengalami
gangguan daya ingat saat ini dibuktikan dengan mampu mengingat kegiatan
hari ini.
c) Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Pasien dapat menghitung kelipatan 1 - 10, dimulai dari bilangan 1,2,3,4,5,
6,7,8,9,dan 10.
d) Pengambilan Keputusan
Pasien mengatakan pengambilan keputusan di lakukan mandiri.
e) Insight
Pasien mengatakan sekarang berada di RSJ Surakarta karena untuk mengobati
halusinasinya

G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Pasien makan 3x sehari, makan sendiri tanpa bantuan orang lain. Pasien
mengatakan sering menghabiskan porsi makan yang disediakan.
2. BAB / BAK
BAB/BAK Pasien selalu di kamar mandi dan setelah itu langsung dibersihkan.
3. Mandi
Pasien mandi 2x sehari, Pasien mandi menggunakan sabun, dan kadang keramas
dan sikat gigi.
4. Berpakaian / berhias
Pasien mengganti pakaiannya 2 hari sekali. Pasien sering berkaca dan terkadang
juga menyisir rambutnya.
5. Istirahat dan tidur
Pasien mengatakan jadwal tidur siang dan malam tidak menentu tapi biasanya
pasien tidur malam dari jam 21.00-05.00, tidur siang kurang lebih 2 jam. Pasien
terkadang merasa kesulitan untuk memulai tidurnya.
6. Penggunaan Obat
Pasien meminum obat sendiri 2x/hari yang sudah disediakan oleh perawat.
Pasien mengatakan bahwa obatnya untuk menyembuhkan halusinasinya.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien masih memerlukan perawatan lanjut karena masih perlu minum obat
secara teratur dan terapi rehabilitasi agar penyakitnya tidak kambuh lagi.
8. Aktifitas dalam Rumah
Pasien mengatakan dirumah dapat bersih-bersih.
9. Aktifitas di luar rumah
Pasien mengatakan jarang keluar rumah.

H. MEKANISME KOPING
Mekanisme Maladaptive:
Pasien terlihat sering berbicara sendiri terus menerus, saat didekati perawat pasien
mau menjawab pertanyaan. Saat dikaji tentang masalah pribadinya terkadang pasien
bingung mau mengungkapkan atau tidak karena banyak orang yang akan merekam
dan menyebar luaskan masalahnya.

I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1. Masalah dengan dukungan kelompok
Pasien mengatakan keluarganya jarang mengetahui masalahnya, sehingga tidak
ada yang membantu maupun mensuport dirinya.
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Selama pengkajian pasien kadang mengalihkan pandangan
3. Masalah dengan Pendidikan
Pasien mengatakan pendidikan terakhirnya adalah S1
4. Masalah dengan pekerjaan
Pasien mengatakan bahwa sebelunya megajar di SMP Jaten Karanganyar dan
juga usaha membuat catering kue.
5. Masalah dengan perumahan
Pasien mengatakan bahwa tidak ada masalah dengan masalah perumahan.

J. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Saat dilakukan pengkajian, pasien mengatakan mengetahui bahwa sedang berada di
rumah sakit jiwa karena untuk mengobati halusinasinya.

K. ASPEK MEDIS
Diagnosa Medis : Skizofrenia
(F20.3) Terapi medis
Nama Obat Dosis Kegunaan
Risperidon 2 x 200 mg Menangani skizofrenia dan gangguan psikosis lain
serta perilaku agresif dan distruptif.
Frimania 2 x 3 mg Mengatasi gangguan mental mania dan hipomania,
serta perilaku agresif dan self-harm (menyakiti diri
sendiri).
Clozapine 1 x 200 mg Meredakan gejala skizofrenia, yaitu gangguan
mental yang menyebabkan seseorang mengalami
halusinasi, delusi, serta gangguan berpikir dan
berperilaku.
L. ANALISA DATA
Diagnosa
No Data
Keperawatan
1 DS : Gangguan
a. Pasien mengatakan diawasi oleh banyak orang sensori persepsi :
b. Pasien mengatakan gerakannya selalu ditirukan oleh orang- Halusinasi
orang yang mengawasinya Penglihatan
c. Pasien mengatakan setiap saat melihat orang yang
mengawasinya dan bertambah banyak
DO :
a. Pasien tampak bingung dan tidak tenang
b. Pasien sering mondar-mandir
c. Tampak verbal kacau
d. Pasiaen tampak berbicara dan tertawa sendiri
e. Vital sign
TD: 129/89 mmHg, N: 112 x/menit, S: 36,2ºC,
RR: 20x/menit, SPO2 : 98%
2 DS : Isolasi Sosial
a. Pasien mengatakan tidak punya teman untuk bercerita
mengenai masalahnya
b. Pasien selalu menangani masalahnya sendiri
DO :
a. Pasien terkadang melamun jika sendirian
b. Pasien sering mondar-mandir
c. Tampak verbal kacau
d. Pasiaen tampak berbicara dan tertawa sendiri
e. Vital sign
TD: 129/89 mmHg, N: 112 x/menit, S: 36,2ºC,
RR: 20x/menit, SPO2 : 98%
3 DS : Risiko Perilaku
a. Pasien mengatakan merasa kesal saat ditirukan dan Kekerasan
diawasi
b. Keluarga pasien mengatakan terkadang bicara dengan
tatapan tajam
c. Pasien mengatakan saat marah tidak bisa mengontrolnya
DO :
a. Pasien sering marah-marah
b. Pasien tampak membanting pintu saat berbicara dengan
nada kesal
c. Mata pasien tampak melotot saar merasa kesal
d. Vital Sign
TD: 129/89 mmHg, N: 112 x/menit, S: 36,2ºC,
RR: 20x/menit, SPO2 : 98%

M. POHON MASALAH

Risiko Perilaku Kekerasan Effec


t

Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Core problem

Isolasi Sosial : Menarik diri Causa


(Sumber: Harahap, 2022)

N. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Penglihatan
2. Isolasi Sosial
3. Risiko Perilaku Kekerasan
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
1 Gangguan persepsi Setelah dilakukan tindakan SP 1
sensori : Halusinasi keperawatan selama 3 x a) Identifikasi halusinasi :isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi
penglihatan pertemuan diharapkan pasien pencetus, perasaan, emosi
mampu mengontrol halusinasinya b) Jelaskan cara mengontrol halusinasi: hardik, obat, bercakap-
dengan kriteria hasil: cakap, melaukan kegiatan
1) Pasien mampu mengenal c) Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
halusinasinya d) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk menghardik
2) Pasien mampu mengontrol SP 2
halusinasi dengan cara a) Evaluasi kegiatan menghardik, beran pujian
menghardik b) Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat (jelaskan 6 benar:
3) Pasien mampu mengontrol jenis, guna, dosis, frekuensi, cara kontinuitas minum obat)
halusinasi dengan minum obat c) Masukkan ke dalam jadwal harian untuk latihan menghardik dan
secara teratur minum obat
4) Pasien mampu mengontrol SP 3
halusinasi melalui bercakap- a) Evaluasi kegiatan latihan menghardik & obat. Beri pujian
cakap dengan orang lain b) Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap saat
5) Pasien mampu mengontrol terjadi halusinasi
halusinasi dengan melakukan c) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik,
aktivitas minum obat dan bercakap-cakap
SP 4
a) Evaluasi kegiatan latihan menghardik, obat, dan bercakap- cakap.
Beri pujian
b) Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
harian (mulai 2 kegiatan)
c) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik,
minum obat, bercakap-cakap dan kegiatan harian.
2 Isolasi Sosial Setelah dilakukan tindakan SP 1:
keperawatan selama 3 x a) Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
pertemuan diharapkan pasien
b) Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan dan kerugian
mampu mengontrol isolasi sosial,
dengan kriteria hasil: dalam berinteraksi dengan orang lain
1) Pasien mampu melakukan c) Anjurkan pasien berkenalan dengan satu orang
perkenalan dengan satu orang
d) Anjurkan untuk memasukkan ke jadwal harian
2) Pasien mampu melakukan
perkenalan dengan 2 orang/ SP 2:
lebih a) Evaluasi jadwal kegiatan pasien
3) Pasien mampu melakukan
b) Beri kesempatan pada pasien untuk mempraktikkan cara
interaksi dengan orang lain
berkenalan dengan orang lain
c) Anjurkan untuk memasukkan ke jadwal harian
SP 3:
a) Evaluasi jadwal kegiatan pasien
b) Membantu berkenalan dengan 2 orang/lebih
c) Anjurkan untuk memasukkan ke jadwal harian
3 Risiko perilaku Setelah dilakukan tindakan SP 1
kekerasan keperawatan selama 3 x a) Identifikasi penyebab tanda dan gejala serta akibat perilaku
pertemuan diharapkan pasien kekerasan.
mampu mengontrol perilaku b) Latih secara fisik 1: tarik nafas dalam, pukul bantal, mengontrol
kekerasan, dengan kriteria hasil: diri)
1) Pasien mampu menyebutkan c) Masukkan dalam jadwal harian pasien
penyebab, tanda, gejala dan SP 2
akibat perilaku kekerasan. a) Evaluasi SP1
2) Pasien mampu memperagakan b) Latih cara fisik 2: minum obat
cara fisik 1 untuk mengontrol c) Masukkan dalam jadwal harian pasien
perilaku kekerasan SP 3
3) Pasien mampu memperagakan a) Evaluasi SP1 dan SP2
cara mengontrol perilaku b) Latih secara sosial / verbal
kekerasan secara: verbal c) Menolak dengan baik
4) Pasien mampu memperagakan d) Meminta dengan baik
cara mengontrol perilaku e) Mengungkapkan dengan baik
kekerasan secara terapi f) Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
psikofarmaka SP 4
5) Pasien mampu memperagakan a) Evaluasi SP 1, 2 dan 3
cara mengontrol perilaku b) Latih secara spiritual berdo’a
kekerasan secara iritual c) Masukkan dalam kegiatan pasien
IMPLEMENTASI & EVALUASI
No
Dx Tanggal/ jam Implementasi Evaluasi Ttd
1 Kamis,23/02/2023 DS: S: Alfi
11.00 WIB a. Pasien mengatakan diawasi oleh banyak orang a. Pasien mengatakan masih merasa diawasi dan
b. Pasien mengatakan gerakannya selalu terkadang membuatnya marah
ditirukan b. Pasien mengatakan akan mempraktekkan
DO : kembali cara menghardik halusinasi
a. Pasien tampak bingung dan tidak tenang c. Pasien mengatakan akan mempraktekkan
b. Pasien sering mondar-mandir kembali nafas dalam dan pukul bantal saat
c. Tampak verbal kacau merasa ingin marah
d. Pasiaen tampak berbicara dan tertawa sendiri d. Pasien mengatakan akan memasukkan dalam
e. Vital sign jadwal harian
TD: 129/89 mmHg, N: 112 x/menit, S: O:
36,2ºC, RR: 20x/menit, SPO2 : 98% a. Pasen tampak mampu mengidentifikasi
Tindakan halusinasinya
Melakukan SP 1 (Halusinasi): b. Pasien mampu mempraktekkan kembali cara
a. BHSP menghardik hausinasi
b. Mendiskusikan dengan pasien mengenai jenis c. Pasien mampu menjelaskan kembali kerugian
halusinasi, isi, waktu, frekuensi, dan situasi tidak berinteraksi dan keuntungan berinteraksi
yang menimbulkan halusinasi, serta respons dengan orang lain
pasien terhadap halusinasi d. Pasien mampu melakukan relaksasi nafas dalam
c. Melatih pasien cara menghardik halusinasi dan pukul bantal
d. Melatih untuk memasukkan dalam jadwal A:
harian a. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi
Melakukan SP 1 (Isolasi Sosial): penglihatan masih muncul
a. BHSP b. Masalah solasi sosial masih muncul
b. Mendiskusikan dengan pasien mengenai c. Risiko perilaku kekerasan masih muncul
kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain P:
c. Mendiskusikan dengan pasien mengenai a. Latih mengontrol halusinasi dan perilaku
keuntungan berinteraksi dengan orang lain kekerasan dengan cara minum obat secara
Melakukan SP 1 (Risiko Perilaku Kekerasan): teratur
a. BHSP b. Latih mengontrol isolasi sosial dengan cara
b. Mendiskusikan mengenai penyebab tanda dan berkenalan pada satu orang
gejala serta akibat perilaku kekerasan c. Anjurkan pasien untuk memasukkan kegiatan
c. Melatih mengontrol perilaku kekerasan ke dalam jadwal harian
dengan cara relaksasi nafas dalam dan pukul
bantal saat merasa marah
d. Menganjurkan untuk memasukkan kegiatan ke
dalam jadwal harian
Rencana tindak lanjut
a. Evaluasi kegiatan SP 1 halusinasi
b. Evaluasi kegiatan SP 1 isolasi social
c. Evaluasi kegiatan SP 1 risiko perilaku
kekerasan
d. Latih mengontrol halusinasi dengan cara
minum obat secara teratur
e. Latih mengontrol isolasi sosial dengan cara
mencoba berkenalan dengan satu orang
f. Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan
cara minum obat secara teratur
2 Jumat, 24/2/2023 DS: S: Alfi
16.00 WIB a. Pasien mengatakan masih diawasi - Pasien mengatakan masih diawasi
b. Pasien mengatakan sulit untuk memulai tidur - Pasien mengatakan tidak punya teman untuk
baik siang maupun malam bercerita
DO : - Pasien mengatakan merasa kesal dan ingin marah
a. Pasien tampak bingung dan tidak tenang ketika ada mengikutinya
b. Pasien sering mondar-mandir O:
c. Tampak verbal kacau - Pasien tampak bingung dan tidak tenang
d. Pasien tampak berbicara dan tertawa sendiri - Pasien sering mondar-mandir
e. Pasien terkadang melamun - Tampak verbal kacau
f. Vital sign - Pasien tampak berbicara dan tertawa sendiri
TD: 132/108 mmHg, N: 124 x/menit, S: - Pasien terkadang melamun
36,7ºC, RR: 20x/menit, SPO2 : 97% A:
Tindakan - Gangguan persepsi sensori: Halusinasi
Melakukan SP 2 (Halusinasi): penglihatan masih muncul
a. BHSP - Masalah solasi sosial masih muncul
b. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan - Risiko perilaku kekerasan masih muncul
minum obat secara teratur P:
c. Melatih untuk memasukkan dalam jadwal - Latih mengontrol halusinasi dengan cara
harian bercakap-cakap
Melakukan SP 2 (Isolasi Sosial): - Latih mengontrol isolasi sosial dengan cara
a. BHSP berkenalan pada dua orang/lebih
b. Mengajarkan pasien cara mengontrol isolasi - Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan
sosial dengan melakukan perkenalan dengan cara latihan verbal asertif
satu orang - Anjurkan pasien untuk memasukkan kegiatan
d. Melatih untuk memasukkan dalam jadwal ke dalam jadwal harian
harian
Melakukan SP 2 (Risiko Perilaku Kekerasan):
a. BHSP
b. Mengajarkan pasien cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan minum obat secara teratur
c. Menganjurkan untuk memasukkan kegiatan ke
dalam jadwal harian
Rencana Tindak Lanjut
a. Evaluasi kegiatan SP 2 halusinasi
b. Evaluasi kegiatan SP 2 isolasi sosial
c. Evaluasi kegiatan SP 2
d. Latih mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap saat terjadi halusinasi
e. Latih mengontrol isolasi sosial dengan cara
mencoba berkenalan dengan 2 orang/lebih
3 Sabtu, 25/2/2023 DS : S:
17.00 WIB a. Pasien mengatakan merasa kesal - Pasien mengatakan masih diawasi
b. Pasien mengatakan tidak punya teman - Pasien mengatakan tidak punya teman untuk
bercerita bercerita
DO : - Pasien mengatakan merasa kesal dan ingin marah
a. Pasien sering marah-marah ketika orang mengikutinya
b. Mata pasien tampak melotot saar merasa kesal O:
c. Vital Sign - Pasien tampak bingung dan tidak tenang
TD: 139/98 mmHg, N: 115 x/menit, S: 36,4ºC, - Pasien sering mondar-mandir
RR: 20x/menit, SPO2 : 98% - Tampak verbal kacau
Tindakan - Pasien tampak berbicara dan tertawa sendiri
Melakukan SP 3 (Halusinasi): - Pasien terkadang melamun
a. BHSP
b. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan A:
bercakap-cakap - Gangguan persepsi sensori: Halusinasi
c. Melatih untuk memasukkan dalam jadwal penglihatan masih muncul
harian - Masalah solasi sosial masih muncul
Melakukan SP 3 (Isolasi Sosial): - Risiko perilaku kekerasan masih muncul
a. BHSP P:
b. Mengajarkan pasien cara mengontrol isolasi - Latih mengontrol halusinasi dengan cara
sosial dengan melakukan perkenalan dengan melakukan aktivitas
dua orang/lebih - Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan
e. Melatih untuk memasukkan dalam jadwal cara spiritual
harian - Anjurkan pasien untuk memasukkan kegiatan
Melakukan SP 3 (Risiko Perilaku Kekerasan): ke dalam jadwal harian
a. BHSP
b. Mengajarkan pasien cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan latihan verbal asertif
c. Menganjurkan untuk memasukkan kegiatan ke
dalam jadwal harian
Rencana Tindak Lanjut
a. Evaluasi kegiatan SP 3 halusinasi
b. Evaluasi kegiatan SP 3 isolasi social
c. Evaluasi kegiatan SP 3 perilaku kekerasan
d. Latih mengontrol halusinasi dengan cara
melakukan aktivitas
e. Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan
cara spiritual
3 Senin, 27/2/2023 DS: S:
15.00 WIB a. Pasien mengatakan merasa kesal saat - Pasien mengatakan masih diawasi
ditirukan dan diawasi - Pasien mengatakan tidak punya teman untuk
b. Pasien mengatakan saat marah tidak bercerita
bisa mengontrolnya - Pasien mengatakan merasa kesal dan ingin marah
DO : ketika orang mengikutinya
a. Pasien sering marah-marah O:
b. Pasien tampak membanting pintu saat - Pasien tampak bingung dan tidak tenang
berbicara dengan nada kesal - Pasien sering mondar-mandir
c. Pasien sering melamun - Tampak verbal kacau
d. Mata pasien tampak melotot saat merasa kesal - Pasien tampak berbicara dan tertawa sendiri
e. Vital Sign - Pasien terkadang melamun
TD: 139/98 mmHg, N: 115 x/menit, S: 36,4ºC, A:
RR: 20x/menit, SPO2 : 98% - Gangguan persepsi sensori: Halusinasi
Tindakan penglihatan masih muncul
Melakukan SP 4 Halusinasi: - Masalah solasi sosial masih muncul
a. BHSP - Risiko perilaku kekerasan masih muncul
b. Melatih mengontrol halusinasi dengan cara P:
melakukan aktivitas - Evaluasi SP 1,2,3,4 halusinasi
c. Melatih untuk memasukkan ke dalam jadwal - Evaluasi SP 1,2,3 isolasi sosial
harian - Evaluasi SP 1,2,3,4 risiko perilaku kekerasan
Melakukan SP 4 Risiko Perilaku Kekerasan:
a. BHSP
b. Melatih mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara spiritual
c. Melatih untuk memasukkan ke dalam jadwal
harian
Rencana tindak lanjut
a. Evaluasi kegiatan SP 4 Halusinasi
b. Evaluasi kegiatan SP 4 Risiko Perilaku
Kekerasan

Anda mungkin juga menyukai