Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.

S
DENGAN MASALAH RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI BANGSAL SRIKANDI RSJD dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA
Tugas ini disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa

Dosen Pembimbing : Febriana Sartika, S. Kep., Ns., M. Kep.

Pembimbing Klinik : Suparmi, S. Kep., Ns.

DISUSUN OLEH :

FADILA PADMARINI

P2720021111
PRODI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

2023

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. S DENGAN MASALAH RESIKO PERILAKU


KEKERASAN DI BANGSAL SRIKANDI RSJD DR. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 3 Mei 2023
Bangsal : Srikandi
Tanggal Masuk Bangsal : 1 Mei 2023
Sumber Pengkajian : Wawancara dengan pasien

1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.S
Umur : 47 tahun
Alamat : Sragen
Pendidikan : SMP
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
No.Reg : 062***
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. D
Umur : 25 tahun
Alamat : Sragen
Hubungan dengan Pasien : Anak

2. Keluhan Utama
Ny. S mengatakan sering diam jika di rumah, jarang bertemu dengan
orang lain, dan marah-marah karena anaknya pergi.

3. Alasan Masuk Rumah Sakit


Pasien mengatakan saat dirumah pasien jarang keluar rumah. Pasien hanya
berinteraksi dengn anak-anaknya. Ketika anak-anaknya pergi bersama-
sama, pasien merasa ia akan ditinggalkan selamaya sendiri sehingga
pasien marah-marah karena anak-anaknya pergi. Keluarga kemudian
mengantar ke RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta dan akhirya diminta untuk
rawat inap.

4. Faktor Presipitasi
Pasien mengatakan dirinya dibawa ke RS dr. Arif Zainudin karena dirinya
marah-marah kepada anak-anaknya. Dirinya mengira anak-anaknya akan
pergi meninggalkan dia sendiri padahal sebenarnya anak-anaknya hanya
pergi untuk rekreasi bersama. Pasien juga pengatakan dirinya putus obat
selama 6 bulan karena enggan minum obat. Menurut Ny. S, obat yang
dikonsumsinya menimbulkan rasa kantuk dan mendorong rasa ingin tidur
berlebihan. Ny. S juga berpendapat bahwa sering tidur karena minum obat
akan berdampak buruk pada kesehatannya. Karena hal inilah pasien
mengalami kekambuhan dan dibawa ke IGD RSJD dr. Arif Zainudin
Surakarta.
5. Faktor predisposisi
1) Riwayat Kesehatan
Pasien mengatakan tidak mengalami riwayat penyakit apapun.
2) Riwayat Pengobatan Sebelumnya
Pasien mengatakan pernah dirawat sekali pada tahun 2018 di RSJD dr.
Arif Zainudin Surakarta di bangsal Larasati selama 2 minggu karena
emosinya yang tidak stabil. Setelahnya pasien rutin control ke RS dr.
Arif Zainuddin Surakarta.
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Ny. S mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang memiliki
riwayat gangguan jiwa atau pergi berobat mengenai penyakit gangguan
jiwa.
4) Pengalaman tidak menyenangkan
- Ny. S mengatakan pernah mendapat masalah seputar keimigrasian
ketika berprofesi sebagai TKW hingga mengharuskannya untuk
mengumpulkan sejumlah uang untuk membayar denda. Hal ini
cukup berat bagi Ny. S karena pendapatannya tergolong kecil
karena hanya di luar negeri hanya bekerja sebagai cleaning
service. Namun akhirnya Ny. S dapat melunasi dendanya dan
pulang ke Indonesia.
- Ny. S mengatakan dirinya menikah namun tidak tinggal serumah
dengan suaminya kerena suaminya menikah lagi. Hal ini
membuat Ny. S kecewa. Ny. S kemudian memilih bekerja sebagai
TKW ke Dubai dan Arab Saudi selama 10 tahun sebagai cleaning
service rumah sakit dan menitipkan anaknya ke rumah ibunya.
Setelah kembali, pasien menjadi ibu rumah tangga biasa dan
sering di rumah saja. Pasien tinggal terpisah dengan anaknya-
anaknya. Saat ini pasien sedang dalam proses perceraian dengan
suaminya.
5) Riwayat Trauma

No Jenis Usia Pelaku Korban Saksi


.
1. Aniaya Fisik - - - -
2. Aniaya Seksual - - - -
3. Penolakan - - - -
4. Kekerasan Keluarga - - - -
5. Tindak Kriminal - - - -

6. Pengkajian Psikososial
a. Genogram

X X
=

Keterangan :

: Laki-laki : Pasien : Perempuan


: Tinggal serumah : Hubungan : Proses
dengan pasien keluarga bercerai
: Meninggal

1) Pola Komunikasi
Pasien hanya tinggal sendiri saja. Pasien mengatakan jarang
bercerita tentang masalah dan perasaannya dengan orang lain dan
lebih memilih diam. Pasien biasaya hanya berbicra pada anak
pertamanya. Pasien juga kerp membantu usaha yang dijalankan
anak-anaknya. Orang terdekat Ny. S adalah anak pertamanya.
2) Pengambilan Keputusan
Ny. S mengatakan orang yang paling dominan untuk mengambil
keputusan di dalam keluarganya adalah anak-anaknya. Termasuk
dalam hal merawat dirinya.
3) Pola Asuh
Ny. S mengatakan dulu sejak kecil ia tinggal bersama orang tua
dan adik serta kakaknya. Pasien mengatakan mengatakan bahwa
dahulu semasa ia masih tinggal bersama orang tuanya, ia merasa
cukup mendapat kasih sayang dan menyadari keadaan orang
tuanya yag memiliki anak banyak.
b. Konsep Diri
1) Citra Tubuh
Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya, karena
merupakan pemberian dari Tuhan yang harus disyukuri.
2) Identitas
Pasien mengatakan bahwa dirinya bernama Ny. S berjenis kelamin
perempuan berusia 47 tahun. Pasien mengatakan sudah menikah
namun suaminya memiliki istri lagi dan sedang dalam proses
perceraian. Ny. S dikaruniai 3 orang anak dan saat ini tinggal
sendiri sambil sesekali dijenguk oleh anak-anaknya.
3) Peran
Pasien mengatakan bahwa dia adalah seorang istri dan ibu bagi
suami dan 3 anaknya. Pasien mengatakan ia juga berperan sebagai
nenek bagi cucunya. Pasien mengatakan dirinya adalah seorang ibu
rumah tangga. Selama di rumah sakit pasien mengatakan sebagai
pasien dan teman bagi pasien lain.
4) Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin segera pulang untuk bertemu
keluarganya. Pasien mengatakan ia ingin segera beraktivitas seperti
biasa di rumahnya.
5) Harga Diri
Pasien mengatakan dirinya dirawat di sini agar sembuh. Ny. S
tidak ingin merepotkan anak-anaknya jika menyangkal pengobatan
ini dan percaya bahwa perawatan yang diterimanya saat ini adalah
yang terbaik baginya.
c. Hubungan Sosial
1) Orang yang Berarti
Pasien mengatakan bahwa orang yang berarti baginya saat ini
adalah 3 anaknya dan cucunya. Selama di rumah sakit pasien hanya
dekat dengan beberapa pasien saja seperti Ny. B, Ny. A, Ny. I, dan
Ny. R.
2) Peran serta Kelompok atau Masyarakat
Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit jiwa ia tidak
terlalu aktif dalam kegiatan masyarakat, hanya sesekali keluar
rumah dan beraktivitas. Sedangkan saat dibangsal rumah sakit
pasien tampak berbaur dengan pasien lain dan semangat untuk
mengikuti rehabilitasi, TAK dan senam. Ny. S sering
menyumbangkan ide mengenai kegiatan bersama dengan perawat.
Akan tetapi Ny. S tampak sesekali enggan dan tidak bergabung
dengan kegiatan teman-temannya.
3) Hambatan dalam Berhubungan dengan Orang Lain.
Pasien mengatakan tidak ada hambatan dengan orang lain, namun
untuk mengena lebih dekat Ny. S mengku cukup selektif, tidak
semuanya dekat. Saat di rumah sakit pasien merasa tidak memiliki
hambatan dalam berinteraksi dengan teman-temannya ia juga ikut
berkumpul dengan teman-teman yang lainuntuk kegiatan rutin
bersama.
d. Spiritual
1) Nilai dan kepercayaan
Pasien mengatakan bahwa dirinya beragama Islam dan ia
menerima kondisinya saat ini karena ujian dari Allah SWT.
2) Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit jiwa ia rutin
melaksanakan sholat lima waktu, mengaji dan bershalawat. Dan
selama berada di rumah sakit pasien juga rajin menunaikan sholat
lima waktu, mengaji dan bershalawat.

7. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran
1) Kuantitas : Pasien tenang, tidak gelisah, kooperatif, dan tidak
bingung
2) Kualitas : GCS (15) E : 4, M : 6, V : 5
b. Tanda – tanda vital
TD : 106/73 mmHg
Nadi : 88x/menit
RR : 20x/menit
SpO2 : 97%
Suhu : 37,5oC
c. Antropometri
Berat badan : 43 kg
Tinggi badan : 147 cm
d. Keluhan fisik
Pasien mengatakan tidak ada keluhan apapun.

8. Status Mental
a. Penampilan
Pasien tampak berpakaian lengkap dan sesuai dengan ketentuan baju
yang disediakan oleh RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta. Ny. S
mengatakan selalu menjaga kebersihan dirinya dengan mandi sehari 2
kali. Ny. S juga tampak selalu memotong kuku, mengikat rambut, dan
menyisirnya, dan memakai make up dengan rapi.
b. Pembicaraan
Pasien saat diberikan pertanyaan dapat menjawab dengan kooperatif,
berbicara jelas, saat dilakukan pengkajian pasien berbicara dengan
lembut volume suaranya kecil.
c. Aktivitas Motorik
Pasien beraktivitas dengan baik, tidak terdapat gangguan motorik. Ny.
S selalu antusias dalam mengikuti kegiatan diluar untuk rehabilitasi.
d. Mood dan Afek
1) Mood
Pasien mengatakan mood nya naik turun. Jika sedang baik, Ny. S
semangat untuk berkegiatan bersama, jika sedang kurang baik Ny.
S memilih untuk melihat saja.
2) Afek
Labil : Saat dilakukan pengkajian ekspresi Ny. S berubah-ubah
secara signifikan, seperti saat sedang bercerita tentang usaha
anaknya ia antusias kemudian ia berekspresi datar dengan intonasi
suara rendah jika pembicaraan mulai mengarah pada masalah yang
sedang dihadapinya. Ny. S sering tidak menjawab jika ditanya
mengenai masalahnya.
e. Interaksi Selama Wawancara
Selama interaksi pasien cukup kooperatif, pandangan mata lembut,
kontak mata ada, sesekali pasien terlihat membayangkan sesuatu yang
sedang dibicarakan, klien defensive yaitu selalu berusaha
mempertahankan pendapatnya.
f. Persepsi Sensorik
Ny. S mengatakan saat dirumah tidak ada gangguan apapun seperti
suara-suara atau bayangan.
g. Proses Pikir
Proses pikir yang terjadi pada Ny. S berubah-ubah yaitu koheren dan
tangensial yaitu kalimat pembicaraan atau apa yang dibicarakan dapat
dipahami. Saat wawancara pun Ny. S mampu menjawab pertnyaan
dengan lengkap dan detail namun kadang sedikit berbelit belit dan
melenceng dari makna sebenarnya.
h. Isi Pikir
Pasien mengatakan tidak ada yang mengendalikan pikirannya, tidak
mengalami waham, obsesi terhadap sesuatu, dan depensonalisasi.
i. Memori
Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang
dibuktikan dengan pasien mengingat saat masa – masa masih bekerja
di luar negeri sebagai cleaning service. Pasien juga tidak mengalami
gangguan jangka pendek dibuktikan dengan pasien dapat mengingat
kapan ia masuk ke RSJD dr. arif Zainudin dan berada di bangsal
Sumbadra dan kemudian dipindah ke bangsal Srikandi. Pasien juga
tidak mengalami gangguan daya ingat masa kini dibuktikan dengan
pasien ingat kapan terakhir makan dan minum obat.
j. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran dan orientasi baik, dibuktikan dengan pasien dapat
menjelaskan orientasi waktu, orang, dan tempat dengan benar. Pasien
mengatakan bahwa pagi ini dia berada di RSJD tepatnya bangsal
Srikandi bersama perawat.
k. Tingkat Konsentrasi dan Hitung
Pasien mampu berkonsentrasi dengan baik dan mampu menghitung
angka 1-20 dengan benar serta menjawab pertanyaan secara tepat,
dibuktikan dengan pasien menjawab 7 dan 15 saat ditanya 5+2 = 7 dan
5x3 = 15.
l. Kemampuan Penilaian
Pasien mengatakan bahwa dirinya mampu mengambil keputusan
secara mandiri, dibuktikan dengan pasien dapat mandi dan sholat tanpa
diingatkan perawat. Pasien juga mampu menilai terkait hal baik dan
buruk.
m. Daya Tilik Diri
Pasien mengatakan sadar dengan apa yang sedang dialaminya saat ini.
Pasien mengatakan tidak pernah menyalahkan siapapun atas
penyakitnya ini, memang murni cobaan dari Alloh.

9. Kebutuhan Persiapan Pulang


a. Kemampuan Pasien Memenuhi Kebutuhan
Pasien mengatakan dalam memenuhi kebutuhan seperti perawatan
kesehatan, transportasi, tempat tinggal, keuangan dan kebutuhan
lainnya dibantu oleh ketiga anaknya.
b. Kegiatan Hidup Sehari-hari
1) Mandi
Pasien mengatakan mampu mandi secara mandiri sebanyak 2-3x
sehari menggunakan sabun, sampo, dan selalu menggosok gigi.
2) Berpakaian, Berhias, dan Berdandan
Pasien mempu berpakaian dengan mandiri, berhias dengan rapi dan
mengatakan kerapian dan kenyamanan adalah sesuatu yang
penting.
3) Makan
Pasien mampu makan secara mandiri, makan 3x sehari, dan pasien
mengatakan jika tidak ingin memakan lauk tersebut, akan
diberikan ke temannya. Ny. S makan di meja dan tidak berceceran.
4) Eliminasi
Pasien mengatakan mampu melakukan BAB dan BAK secara
mandiri di kamar mandi yang sudah disediakan. Ny. S mengatakan
ia BAB 1 kali sehari dan BAK 3-4 kali sehari.
5) Istirahat dan Tidur
Ny. S mengatakan jarang untuk tidur siang. Jika tidur siang
biasanya jam 14.00 WIB – 15.00 WIB. Sedangkan untuk tidur
malam, pasien merasa cukup biasanya ia mulai tidur sekitar pukul
21.00 WIB dan bangun pukul 04.00 WIB. untuk melakukan solat
subuh.
6) Penggunaan Obat
Ny. S mengatakan dapat minum obat secara mandiri dengan
pengawasan atau diingatkan oleh perawat jaga.
7) Pemeliharaan Kesehatan
Ny. S mengatakan setelah nanti ia keluar dari RSJD dr. Arif
Zainudin ia akan meminum rutin obat yang telah di resepkan
padanya agar terus sehat.
8) Aktivitas di Dalam Rumah
Ny. S mengatakan saat dirumah ia lebih banyak beraktivitas
bersma keluarganya dan minim aktivitas bersama masyarakat di
sekitarnya.
9) Aktivitas di Luar Rumah
Ny. S mengatakan aktivitasnya diluar rumah hanya menjemur baju
dan berbelanja sayur dan tidak mengikuti kegiatan sosial ataupun
organisasi semacamnya.

10. Mekanisme Koping


Pasein saat merasa dirinya tidak dihargai ataupun ditelantarkan sehingga
emosinya akan meningkat yang membuatnya bereaksi berlebih yaitu
dengan marah-marah kepada orang disekitarnya. Pasien mengatakan
untuk kegiatan sosial, seperti berolahraga, bergaul dengan teman-teman
yang lain tidak memiliki hambatan, bahkan pasien tampak semangat dan
antusias saat harus mengikuti kegiatan rehab yang sudah terjadwal.
11. Masalah Psikososial dan Lingkungan
a. Masalah dengan Dukungan Kelompok
Pasien mengatakan sering berinteraksi dengan tetangganya. Pasien
mengatakan tidak mempunyai masalah dengan tetangganya.
b. Masalah dengan Lingkungan
Pasien mengatakan bahwa ia merasa biasa saja berada di bangsal
Srikandi namun berharap untuk dapat segera pulang dan kembali
berkumpul dengan keluarganya. Selain itu, Ny. S mengatakan ia tidak
memiliki masalah dengan lingkungan dirumahnya.
c. Masalah dengan Pendidikan
Pasien mengatakan ia lulusan SMP dan tidak ada masalah dengan
pendidikannya.
d. Masalah dengan Pekerjaan
Pasien mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga.
e. Masalah dengan Perumahan
Ny. S mengatakan tidak memiliki masalah dengan perumahannya
sekarang dan memiliki rumah yang cukup layak untuk ditinggali.
f. Masalah dengan Ekonomi
Pasien mengtatakan bahwa uang yang diberikn anakya sudah cukup
untuk hidup sehari-hari.
g. Masalah dengan Pelayanan Kesehatan
Pasien mengatakan tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatannya
secara umum ke fasyankes, meskipun lumayan dekat dan pasien tidak
pernah memikirkan hal itu.
h. Aspek pengetahuan
Pasien mengatakan bahwa dirinya sadar berada di bangsal Srikandi
RSJD dr.Arif Zainudin Surakarta karena menjalani pengobatan mental.
Pasien mengatakan sudah mengerti tentang perasaan marah dan emosi
yang memuncak, pasien mengatakan emosi marah tiba-tiba datang dan
sudah tahu bagaimana cara mengontrol perasaan tersebut
menggunakan sp-sp yang sudah diajarkan namun ada beberapa yang
belum dimengerti.
12. Aspek Medis
a. Diagnosis Medis
Skizofrenia tak terinci (F.20.3)
b. Terapi Medis
1) RISP (2x200 mg)
2) THP (2x2 mg)
3) CPZ (1x2mg)

B. ANALISIS DATA

No Analisis Data Masalah Keperawatan


.
1. Data Subyektif : Resiko Perilaku Kekerasan
- Pasien marah-marah kepada
anak-nakanya.
- Pasien mengatakan ia merasa
anak-anaknya akan pergi
meninggalkannya sehingga ia
tidak dapat mengendalikan
emosinya.
- Suami pasien menikah kembali
dan tinggal terpisah dengan Ny.
S.
Data Obyektif :
- Pasien berekspresi datar ketika
menceritakan mengenai
keluarganya.
2. Data Subyektif : Isolasi Sosial
- Pasein Ny. S mengatakan sering
diam jika di rumah, jarang bertemu
dengan orang lain.
- Pasien mengatakan selama di
rumah hanya sesekali keluar rumah
dan beraktivitas di liar rumah.
Data Obyektif :
- Selama di rumah sakit pasien
hanya dekat dengan beberapa
pasien saja seperti Ny. B, Ny. A,
Ny. I, dan Ny. R.
- Pasien selektif dalam memilih
siapa saja yang dekat dengannya.

C. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri sendiri, orang


Effect
lain dan lingkungannya
Resiko Perilaku Kekerasan Core Problem

Isolasi Sosial
Causa

D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Resiko Perilaku Kekerasan
2. Isolasi Sosial

E. INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Dx Tujuan dan Kreteria Hasil Intervensi


1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan SP 1
selama 4 kali partemuan diharapkan pasien 1. Identifikasi penyebab tanda dan gejala,
mampu mengontrol perilaku kekerasan perlaku kekerasan yang dilakukan, akibat
dengan kreteria hasil : periaku kekerasan
1. Pasien mampu mengidentifikasi 2. Jelaskan cara mengontrol perilaku
penyebab, tanda dan gejala periaku kekerasan dengan cara fisik minum obat,
kekerasan yg diakukan, dan akurat. verbal dan spiritual
peniaku kekerasan 3. Latih cara mengontrol perilaku kekerasan
2. Pasien mampu mengontrol perilaku dengan cara fisik 1: nafas dalam, dan cara
kekerasan dengan cara fisik 2 : pukul bantal
- Fisik 1 : nafas dalam, dan cara 4. Anjurkan parien untuk memasukkan ke
- Fisik 2 : pukul bantal dalam jadwal kegiatan harian
3. Pasien mampu mengontrol perilaku SP 2
kekerasan dengan minum obat 1. Evaluasi jadwal Kegiatan Latihan fisik.
4. Pasien mampu mengontrol perilaku 2. Latih cara mengontrol peniaku kekerasan
kekerasan dengan verbal dengan cara minum obat (6 benar)
3. Anjurkan pasien untuk memasukan ke
dalam jadwaal kegiatan harian
SP 3
1. Evaluasi jadwal kegiatan patuh minum
obat
2. Lantih cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara verbal
3. Anjurkan pasien memasukan ke dalam
jadwal kegiatan harian
SP 4
1. Evaluasi jadwal kegiatan verbal
2. Latih cara mengontrol perilaku kekerasan
dengan spiritual
3. Anjurkan memasukan kejadwal harian

F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal Dx Implementasi Evaluasi TTD


/ Jam
3 Mei Resiko DS : S:
2023 Perilaku - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
10.00 Kekerasan kabarnya hari ini baik. sekarang sudah
WIB - Pasien menceritakan mengetahui tentang SP
kegiatan-kegiatan selama di pengendalian emosi.
bangsal yang sudah dia - Pasien sudah mengetahui
ikuti sejak kemarin. manfaat dari SP
- Pasien mengatakan sering pengendalian emosi
merasa sulit mengendalikan - Pasien berkeinginan
emosi tiba-tiba jika lupa untuk belajar apa saja
minum obat. langkh-langkah dan
- Pasien mengatakan tahap-tahap
penyebabnya masuk RS pengendalian emosi.
karena merasa anaknya O :
pergi meninggalkannya - Pasien tertarik untuk
sednirian sehingga belajar mengenai SP
semosinya naik dan marah- pengendalian emosi.
marah. - Pasien bersedia
mengikuti jadwal belajar
- Pasien menceritakan usaha
yang akan dilakukan
anak-anaknya dan
mulai besok oukul 09.00
keluarganya.
WIB.
- Pasien mengatakan pernah
A:
mendengar mengenai SP
Resiko perilaku kekerasan
untuk mengatur emosi
masih ada.
tetapi belum terlalu paham
P : Lanjutkkan intervensi
apa fungsinya dan kapan
- Pengenalan SP
digunakan.
pengendalian emosi 1-4
DO :
- Pasien malu-malu memulai
pembicaraan.
- Pasien berbicara dengan
suara kecil, lembut, namun
berbelit-belit.
- Pasien nampak bahagia
berbagi mengenai anak-
anaknya.
- Pasien belum sepenuhnya
paham mengenai SP
pengendalian emosi.
Masalah keperawatan :
Tindakan keperawatan :
Identifikasi penyebab perilaku
kekerasan, bina hubungan saling
percaya, pengenalan SP
pengendalian emosi.
RTL :
- Pasien mengetahui
mengenai fungsi SP
- Memilik keinginan untuk
mempelajari SP
pengendalian emosi.
4 Mei Resiko DS : S:
2023 Perilaku - Pasien pengatakan - Pasien mengatakan
09.00 Kekerasan kabarnya hari ini baik. sudah memahami
WIB - Pesien mengatakan sarapan langkah-langkah
hari ini enak jadi semuanya melakukan SP
habis. pengendalian emosi
- Pasien mengatakan sudah dengan menggunakan
tidak sbar menunggu mbak- latihan fisik yaitu dengan
mbak praktikan datang napas dalam dan pukul
bercerita lagi. bantal.
- Pasien mengatakan sudah - Pasien mengatakan akan

siap untuk belajar mengenai belajar secara mandiri

SP pengendalian emosi pada jam yang sudah

seperti janjinya kemarin. disepakati.

DO: O:

- Pasien antusias untuk - Pasien mendengarkan

memulai sesi belajar SP penjelasan dengan baik.

pengendalian emosi. - Pasien kooperatif dapat


- Pasien nampak sedikit menerima informasi
menggebu-gebu namun dengan baik.
masih terkontrol. - Pasien sudah bisa
Masalah keperawatan : melakukan SP
Resiko perilaku kekerasan pengenndalian esmosi
Tindakan keperawatan : dengan latihan fisik.
Pemberian SP 1, A :
mengendalikan emosi dengan Resiko perilaku kekerasan
latihan fisik masih ada.
RTL : P : lanjutkan intervensi
- Pasien sudah memiliki - Evaluasi SP 1
kemampuan mengedalikan mengendalikan emosi
emosi dengan dengan latihan fisik
menggunakan latihan fisik.  Napas dalam
- Pasien bersedia berlatih  Pukul bantal
mandiri setiap jam 10.00
WIB
5 Mei Resiko DS : S:
2023 Perilaku - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
09.00 Kekerasan kabarnya baik hari ini dan merasa senang karena
WIB tidurnya nyenyak. sudah bisa melakukan
- Pasien mengatakan sering langkah-langkah SP 1.
merasa sulit mengendalikan - Pasien mengatakan akan
emosi tiba-tiba jika lupa sering berlatih dan
minum obat. menerapkan latihan fisik
- Pasien mengatakan jika merasa emosi.
sebelumnya masih kesulitan O :
dalam menerapkan latihan - Pasien sudah lebih paham
fisik untuk mengontrol atas latihan fisik yang
emosi secara mandiri karena diberikan.
belum lupa lagi langkah- - Pasien bersedia berlatih
langkahnya. mandiri di rumah dan
menerapkan latihan
DO : pengendalian emosi
- Pasien tampak bingung ketika emosinya naik.
namun masih dapat diontrol. - Pasien mau dan mampu
- Pasien menunjukkan melakukan mengendalian
ketertarikannya untuk emosi melalui atihan
belajar lagi mengenai fisik.
pengendalian emosi dengan A : Resiko perilaku kekerasan
mengunakan latihan fisk. masih ada.
Masalah Keperawatan : Resiko P : Lanjutkan intervensi
Perilaku Kekerasan - Evaluasi SP 1 latihan
Tindakan Keperawatan : fisik untuk
Mereview SP 1. mengendalikan emosi
RTL :  tarik nafas dalam
- Pasien sudah berhasil  pukul bantal
melakukan SP 1. - Lanjutkan pemberian
- Pasien bersedia untuk SP 2 edukasi
berlatih menggunakan SP 1 farmakologi untuk
untuk mengontrol emosi mengendalikan emosi
setiap waktu luang setelah  minum obat
makan siang yaitu pada  prinsip benar obat
pukul 10.00 WIB.
- Pasien bersedia menerapkan
SP 1 jika sudah pulang nanti
dan setiap kali emosinya
naik.
- Evaluasi SP 1 pada
pertemuan selanjutnya.
6 Mei Resiko DS : S:
2023 Perilaku - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan sudah
09.00 Kekerasan kabarnya baik hari ini mengetahui prinsip 6
WIB tidurnya nyenyak. benar dalam minum obat.
- Pasien masih ingat SP 1 - Pasien berjanji akan rutin
untuk mengontrol minum obat sesuai
emosinya. dengan prinsip 6 benar
- Pasien mengatakan kurang dalam minum obat agar
memahami konsep 6 benar segera sembuh dan
obat. pulang.
- Pasien mengatakan obat O :
yang harus diminum ada 3. - Pasien memahami prinsip
- Pasien hafal jadwal minum 6 benar obat.
obat. - Pasien peduli terhadap
DO : kesehatannya dan belajar
- Pasien kooperatif dan stabil dengan sungguh-sungguh.
selama berinteraksi dengan A : Resiko perilaku
perawat dan mau kekerasan masih ada.
berinteraksi bersama pasien P : Lanjutkan intervensi
lain. - Evaluasi SP 1 untuk
- Pasien menyapa perawat mengendalikan emosi
dengan riang.  tarik nafas dalam
- Pasien paham tentang  pukul bantal
langkah-langkah latihan - Evaluasi SP 2 edukasi
fisik untuk mengontrol farmakologi untuk
emosi dan sudah berlatih mengendalikan emosi
mandiri.  minum obat
- Pasien peduli dengan aturan  prinsip 6 benar
meminum obat yang harus obat
dia lakukan.
Masalah Keperawatan :
Resiko Perilaku Kekerasan
Tindakan Keperawatan :
Evaluasi SP 1 dan mereview SP
2
RTL :
- Pasien masih ingat cara
melakukan SP 1.
- Pasien bersedia untuk
mempelajari aturan dan
ketentuan-ketentuan minum
obat yang harus ia patuhi.
- Pasien berjanji rutin minum
obat saat di sini dan ketika
sudah pulang nanti.
- Evaluasi SP 1 dan 2 pada
pertemuan selanjutnya.
7 Mei Resiko DS : S:
2023 Perilaku - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan sudah
09.00 Kekerasan kabarnya baik hari ini mengetahui dan
WIB tidurnya nyenyak. memahami prinsip 6
- Pasien masih ingat SP 1 benar dalam minum obat.
untuk mengontrol - Pasien berjanji akan rutin
emosinya. minum obat sesuai
- Pasien mengatakan sudah dengan prinsip 6 benar
mengetahui dan memahami dalam minum obat agar
konsep 6 benar obat. segera sembuh dan
- Pasien mengatakan obat pulang.
yang harus diminum ada 3. O:
- Pasien hafal jadwal minum - Pasien memahami prinsip
obat. 6 benar obat.
DO : - Pasien peduli terhadap
- Pasien kooperatif dan stabil kesehatannya dan belajar
selama berinteraksi dengan dengan sungguh-sungguh.
perawat dan mau A : Resiko perilaku
berinteraksi bersama pasien kekerasan masih ada.
lain. P : Lanjutkan intervensi
- Pasien menyapa perawat - Evaluasi SP 1 untuk
dengan riang. mengendalikan emosi.
- Pasien paham tentang  tarik nafas dalam
langkah-langkah latihan  pukul bantal
fisik untuk mengontrol - Evaluasi SP 2 edukasi
emosi dan sudah berlatih farmakologi untuk
mandiri. mengendalikan emosi
- Pasien peduli dengan aturan  minum obat
meminum obat yang harus  prinsip 6 benar
dia lakukan. obat
Masalah Keperawatan : - Lanjutkan SP 3
Resiko Perilaku Kekerasan latihan verbal
Tindakan Keperawatan :  latihan ungkapan
Evaluasi dan mereview SP 1 dan verbal meminta
2. dengan baik,
RTL : menolak dengan
- Pasien masih ingat cara baik, dan
melakukan SP 1. mengungkapkan
- Pasien bersedia untuk perasaan dengan
mempelajari aturan dan baik.
ketentuan-ketentuan minum
obat yang harus ia patuhi.
- Pasien berjanji rutin minum
obat saat di sini dan ketika
sudah pulang nanti.
- Evaluasi SP 1 dan 2
8 Mei Resiko DS : S:
2023 Perilaku - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
09.00 Kekerasan perasaannya cukup baik perasannya senang
WIB hari ini, namun tidak tidur setelah belajar lagi
dengan nyenyak karena ada mengenai 3 kunci
pasien lain yang halunya komunikasi asertfi dan
kumat di malam hari memahami kapan harus
sehingga mengganggu menggunakannya.
pasien lain, termasuk - Pasien memahami
dirinya. bahwa komuikasi asertif
- Pasien mentakan belum dapat digunaan agar
terlau paham mengenai perasannya lebih
penggunaan 3 kunci latihan dipahami orang lain.
verbal komuniasi asertif. O:
DO : - Pasien sudah lebih ceria
- Pasien datar dan tampak seteah sesi mengobrol.
kurang bersemangat. - Pasien berkomitmen
- Pasien menunjukkan untuk menjdi orang yang
keinginan untuk belajar hal lebih baik lagi dan selalu
yang belum diketahui dan berpikir positif.
dikuasai. A:
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
Tindakan keperawatan : masih ada
RTL : P : Lanjutkan intervensi :
- Pasien masih ingat cara - Evaluasi SP 1 untuk
melakukan SP 1. mengendalikan emosi
- Pasien masih ingat prinsip 6  tarik nafas dalam
benar obat dan jadwal  pukul bantal
minum obat yang harus
- Evaluasi SP 2 edukasi
dipatuhi
farmakologi untuk
- Pasien bersedia untuk
mengendalikan emosi
berlatih komunikasi asertif
 minum obat
beramaan dengan latihan
cara mengontrol emosi  prinsip 6 benar
secara fisik yaitu pada pukul obat
10.00 WIB.
- Evaluasi SP 3 latihan
- Evaluasi SP 1, 2 dan 3.
verbal

 Ungkapan
perasaan verbal
meminta dengan
baik, menolak
dengan baik, dan
mengungkapkan
perasaan dengan
baik.

- Lanjutkan SP 4
latihan spiritual

 Kegiatan spiritual

9 Mei Resiko DS : S:
2023 Perilaku - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan sudah
09.00 Kekerasan kabarnya baik hari ini paham 3 kunci
WIB tidurnya nyenyak, dan komunikasi asertif yaitu
mengajak untuk melakukan meminta dengan baik,
kegiatan positif bersama menolak dengan baik, dan
seperti senam pagi bersama mengungkapkan perasaan
di halaman. dengan baik.
- Pasien masih ingat SP 1 - Pasien mengatakan akan
untuk mengontrol menerapkannya mulai
emosinya. sekarang untuk
- Pasien mengatakan masih berinteraksi lebih baik
ingat konsep 6 benar obat, dengan orang lain.
dan hafal jadwal minum O :
obatnya. - Pasien memahami 3
- Pasien mengatakan belum kunci komunikasi asertif.
mengetahui 3 kunci - Pasien peduli dan mau
komunikasi asertif yaitu meningkatkan
meminta dengan baik, kemampuannya dalam
menolak dengan baik, dan berinteraksi dengan
mengungkapkan perasaan menerapkan 3 kunci
dengan baik. komunikasi asertif.
DO : A : Resiko perilaku
- Pasien kooperatif dan stabil kekerasan masih ada.
selama sesi latihan dengan P : Lanjutkan intervensi
perawat dan ketika pasien - Evaluasi SP 1 untuk
lain. mengendalikan emosi
- Pasien menyapa perawat  tarik nafas dalam
dengan riang dan  pukul bantal
berinisiatif untuk - Evaluasi SP 2 edukasi
melakukan kegiatan farmakologi untuk
bersama. mengendalikan emosi
- Pasien paham tentang  minum obat
langkah-langkah latihan  prinsip 6 benar
fisik untuk mengontrol obat
emosi dan sudah berlatih - Evaluasi SP 3 latihan
mandiri. verbal
- Pasien mengetahui aturan 6  Ungkapan
benar obat dan jadwalnya perasaan verbal
minum obat. meminta dengan
- Pasien peduli terhadap baik, menolak
peningkatan cara asertif dengan baik, dan
untuk berinteraksi dengan mengungkapkan
orang lain. perasaan dengan
Masalah Keperawatan :
Resiko Perilaku Kekerasan baik.
Tindakan Keperawatan : - Lanjutkan SP 4
Evaluasi dan mereview SP 1-2 latihan spiritual
dan mereview SP 3.  Kegiatan spiritual
RTL :
- Pasien masih ingat cara
melakukan SP 1.
- Pasien masih ingat prinsip 6
benar obat dan jadwal
minum obat yang harus
dipatuhi
- Pasien bersedia untuk
berlatih komunikasi asertif
beramaan dengan latihan
cara mengontrol emosi
secara fisik yaitu pada pukul
10.00 WIB.
- Evaluasi SP 1, 2, dan 3 pada
pertemuan selanjutnya.
10 Mei Resiko DS : S:
2023 Perilaku - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan sudah
09.00 Kekerasan kabarnya baik hari ini tau ibadah yang harus
WIB tidurnya nyenyak dan baru dilakukan seperti sholat 5
saja mengobrol dengan Ny. waktu dan berdzikir.
A, teman baiknya di - Pasien mengatakan akan
bangsal. mencoba untuk sholat dan
- Pasien masih ingat SP 1 menjadi sorang muslimah
untuk mengontrol yang lebih baik.
emosinya. - Pasien memahami bahwa
- Pasien mengatakan masih denan berdzikir dapat
ingat konsep 6 benar obat, mengontrol emosinya
dan hafal jadwal minum juga.
obatnya. O:
- Pasien mengatakan sudah - Pasien memahami
hafal apa saja 3 kunci kewajibannya sebagai
komunikasi asertif yaitu seorang muslimah dan
meminta dengan baik, menyadari bahwa dia
menolak dengan baik, dan masih membutuhkan
mengungkapkan perasaan bantuan agar dapat
dengan baik. beribadah dengan teratur.
- Pasien mengatakan sudah - Pasien memiliki
menerapkan hal tersebut di keinginan untuk
sini. meningkatkan kualitas
- Pasien mengatakan dirinya diri sebagai seorang
adalah seorang muslim Muslimah dan paham
sehingga wajib beribadah bahwa spiritual adalah
seperti sholat 5 waktu dan salah satu langkah untuk
mengaji. menunjang
DO : kesembuhannya.
- Pasien kooperatif dan stabil A : Resiko perilaku
selama sesi latihan dengan kekerasan masih ada.
perawat dan ketika pasien P : Lanjutkan intervensi
lain. - Evaluasi SP 1 untuk
- Pasien sesekali bercanda mengendalikan emosi
dengan perawat dan Ny. A.  tarik nafas dalam
- Pasien menyapa perawat  pukul bantal
dengan riang dan - Evaluasi SP 2 edukasi
menceritakan interaksinya farmakologi untuk
dengan pasien lain. mengendalikan emosi
- Pasien paham tentang  minum obat
langkah-langkah latihan  prinsip 6 benar obat
fisik untuk mengontrol - Evaluasi SP latihan
emosi dan sudah berlatih verbal
mandiri.  Ungkapan perasaan
- Pasien paham aturan 6 verbal meminta
benar obat dan jadwalnya dengan baik,
minum obat. menolak dengan
- Pasien hafal dam baik, dan
memahami cara mengungkapkan
menerapkan 3 unci perasaan dengan
komunikasi asertif dengan baik.
orang-orang di sekitarnya. - Lanjutkan SP 4 latihan
Masalah Keperawatan : spiritual
Resiko Perilaku Kekerasan  Kegiatan spiritual
Tindakan Keperawatan :
Evaluasi dan mereview SP 1, 2,
dan 3 dan melakukan SP 4.
RTL :
- Pasien masih ingat cara
melakukan SP 1.
- Pasien masih ingat prinsip 6
benar obat dan jadwal
minum obat yang harus
dipatuhi
- Pasien sudah menerapkan 3
kunci komunikasi asertif.
- Pasien perlu bantan untuk
mengingatkan ibadah 5
waktu sesuai keyakinan.
- Evaluasi SP 1-4 pada
pertemuan selanjutnya.
11 Mei Resiko DS : S:
2023 Perilaku - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan sudah
09.00 Kekerasan kabarnya baik hari ini sholat 5 waktu secara
WIB tidurnya nyenyak dan mandiri.
bercerita bahwa dokter - Pasien mengatakan
sudah memperbolehkannya dirinya akan
pulang dengan catatan mempertahankan
menunggu jemputan dari sholatnya dan berdzikir
keluarga. jika emosinya kembali
- Pasien masih ingat SP 1 naik.
untuk mengontrol - Psien juga berjanji akan
emosinya. banyak mendengarkan
- Pasien mengatakan masih shalawat untuk lebih
ingat konsep 6 benar obat, merilekskan pikirannya.
dan hafal jadwal minum O :
obatnya. - Pasien sudah
- Pasien mengatakan sudah melaksanakan kegiatan
menerapkan 3 kunci spiritual sesuai
komunikasi asertif. kenyakinannya dan
- Pasien mengatakan bertekad
sholatnya sudah rutin. meningkatkannya.
DO : - Pasien berkomitmen
- Pasien kooperatif dan stabil untuk menjadi seseorang
selama sesi latihan dengan yang lebih baik lagi
perawat dan ketika pasien setelah pulang dari RS.
lain. A : Resiko perilaku
- Pasien tampak bahagia kekerasan masih ada.
karena sudah diperbolehkan P : Lanjutkan intervensi
pulang. - evaluasi SP 1 untuk
- Pasien paham tentang mengendalikan emosi
langkah-langkah latihan  tarik nafas dalam
fisik untuk mengontrol  pukul bantal
emosi dan sudah berlatih - evaluasi SP 2 edukasi
mandiri. farmakologi untuk
- Pasien paham aturan 6 mengendalikan emosi
benar obat dan jadwalnya  minum obat
minum obat. - evaluasi SP 3 latihan
- Pasien sudah menerapkan 3 verbal
kunci komunikasi asertif  ungkapan perasaan
dengan orang-orang di verbal meminta
sekitarnya. dengan baik,
- Pasien menunjukkan menolak dengan
kesungguhan untuk sembuh baik, dan
dan menjadi muslimah yang mengungkapkan
lebih baik. perasaan dengan
Masalah Keperawatan : baik.
Resiko Perilaku Kekerasan - Evaluasi SP 4
Tindakan Keperawatan :  Kegiatan spiritual
Evaluasi dan mereview SP 1-4 - Pemberian SP
RTL : keluarga untuk
- Pasien masih ingat cara membantu
melakukan SP 1. mengendalikan emosi
- Pasien masih ingat prinsip 6 pasien di rumah
benar obat dan jadwal
minum obat yang harus
dipatuhi
- Pasien sudah menerapkan 3
kunci komunikasi asertif.
- Pasien mampu untuk
melakukan kegiatan
spiritual sesuai
keyakinannya.
- Evaluasi SP 1-4 pada
pertemuan selanjutnya.
12 Mei DS : S:
2023 - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
09.00 kabarnya baik hari ini. sudah paham semua SP
WIB - Pasien mengatakan sarapan dan akan
hari ini kurang nikmat menerapkannya sesuai
karena rasanya kurang. keadaan yang dia
- Pasien mengatakan masih butuhkan.
mengingat cara - Pasien mengatakan akan
mengendalikan emosi menerapkannya di
dengan napas dalam dan rumah juga.
pukul bantal dan tau kapan - Pasien berterima kasih
harus dilakukan. karena sudah
- Pasien mengatakan sudah mengajarinya.
hafal jadwalnya minum O :
obat dan fungsi obat-obatan - Pasien percaya diri
yang ia konsumsi. ketika menjawab
- Pasien mengatakan sudah pertanyaan dari perawat
bisa menerapkan 3 kunci dan ketika
komunikasi asertif dalam memperagakan langkah-
kehidupannya sehari-hari. langkah SP.
- Pasien mengatakan selalu - Pasien berkomitmen
sholat 5 waktu dan mengaji akan menerapkan SP
setelah sholat magrib . dalam kehidupan sehari-
DO : hari ketika dibutuhkan.
- Pasien masih ingat cara A : Resiko periaku kekerasan
melakukan SP 1. masih ada.
- Pasien masih ingat prinsip 6 P : Lanjutkan intervensi
benar obat dan jadwal - Pemberian SP
minum obat yang harus keluarga
dipatuhi
- Pasien sudah menerapkan 3
kunci komunikasi asertif.
- Pasien mampu untuk
melakukan kegiatan
spiritual sesuai
keyakinannya.
- Pasien nampak lebih
percaya diri dan yakin akan
jawabannya.
Masalah keperawatan : Resiko
perilaku kekerasan
Tindakan keperawatan :
Evaluasi SP 1-4
RTL :
- Pasien masih ingat cara
melakukan SP 1.
- Pasien masih ingat prinsip 6
benar obat dan jadwal
minum obat yang harus
dipatuhi
- Pasien sudah menerapkan 3
kunci komunikasi asertif.
- Pasien mampu untuk
melakukan kegiatan
spiritual sesuai
keyakinannya.
- Pasien mampu menerapkan
SP 1-4 sesuai kondisi yang
dibutuhkan.

13 Mei DS : S:
2023 - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
09.00 kabarnya biasa saja hari ini, perasannya lebih baik
WIB tidurnya nyenyak. dan senang telah
- Pasien mengatakan merasa bermain bersama hari
bangsalnya terasa sepi ini.
karena sudah banyak yang - Pasien mengatakan
pulang, termasuk teman kemungkinan besok
dekatnya, Ny. A. anaknya akan
- Pasien menceritakan menjemput.
kemarin keluarga Ny. A - Pasien pamit akan
membawakan oleh-oleh istirahat dulu.
untuknya, yaitu roti. O:
- Pasien bercerita hari dirinya - Pasien kooperatif dan
juga ingin segera dijemput, aktif selama kegiatan
tetapi anak-anaknya masih bersama.
bekerja. - Pasien mampu
- Pasien mengajak perawat menjawab pertanyaan-
untuk bermain game pertanyaan matematika
dengan bola. berupa penjumlahan,
DO : pengurangan, dan
- Pasien stabil dan perkalian.
kooperatif. A : Resiko perilaku kekerasan
- Pasien berinisiatif untuk masih ada
melakukan kegiatan P : lanjutkan intervensi :
bersama. - Pemberian SP
Masalah keperawatan : Resiko keluarga.
perilaku kekerasan
Tindakan keperawatan :
Kegiatan bersama (Games uji
kognitif hitung)
RTL :
- Pasien masih ingat cara
melakukan SP 1.
- Pasien masih ingat prinsip 6
benar obat dan jadwal
minum obat yang harus
dipatuhi
- Pasien sudah menerapkan 3
kunci komunikasi asertif.
- Pasien mampu melakukan
kegiatan spiritual sesuai
dengan keyakinannya.
- Pasien lebih mampu secara
kognitifnya dan menjadi
lebih stabil ketika sudah
pulang.

14 Mei DS : S:
2023 - Pasien mengatakan merasa - Pasien mengatakan
09.00 senang karena perawat senang setelah bermain
WIB memberi kabar bahwa nanti dan menjadi lebih paham
ia akan dijemput. mengenai peristiwa
- Pasien berpamitan dan kekambuhan seperti
mengucapkan terima kasih yang dialaminya.
sudah menjadi teman - Pasien memahami hal-
mengobrol dan hal yang harus
menemaninya selama ada di diperhatikan agar tdak
bangsal ini. kambuh lagi seperti
- Pasien berjanji tidak akan menjaga emosi tetap
lupa minum obat dan stabil, megungkapkan
menerapkan ilmu yang perasaan, dan rajin
sudah dipelajari di sini agar minum obat.
lebih bahagia dan terus O :
stabil. - Pasien tampak lebih
- Pasien mengajak bermain optimis dan lega karena
bersama untuk terakhir akan pulang.
kalinya. - Pasien paham inti dari
DO : kegiatan bersama.
- Pasien tampak senang dan - Pasien paham cara-cara
puas. mencegah kekambuhan
- Pasien optimis akan seperti menjaga emosi
keadaan dirinya dan tetap stabil,
berkomitmen untuk tetap megungkapkan perasaan,
stabil. dan rajin minum obat.
Masalah keperawatan: Resiko A : Resiko perilaku kekerasan
perilaku kekerasan masih ada.
Tindakan keperawatan : P : Lanjutkan intervensi
Kegiatan bersama (games - Pemberian SP keluarga
kognitif mengenal kekambuhan)
RTL :
- Pasien berkomitmen
lebih stabil dan terus
sehat.
- Pasien menyadari dan
mencegah hal-hal yang
memicu kekambuhan.

Anda mungkin juga menyukai