Anda di halaman 1dari 23

BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal MRS : 06 Agustus 2018


Tanggal di Rawat di Ruangan : : 09 Agustus 2018
Tanggal Pengkajian : 07 September 2018
Ruang Rawat : Ruang Kutilang
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Umur : 35 Tahun
Alamat : Pakis Malang
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan : Kuli Bangunan
No. CM : 084427

II. ALASAN MASUK


a. Data Primer
Pasien mengatakan ada bisikan dari 7 orang. Pasien merasa terganggu dan
melampiaskan kekesalannya dengan marah-marah, membanting piring dan
handphone miliknya.
b. Data Sekunder
Menurut status, pasien marah-marah tanpa sebab.
c. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Gangguan sensori persepsi: Halusinasi pendengaran.

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (FAKTOR PRESIPITASI)


Pasien mengatakan pada bulan Agustus ia datang ke Poli Jiwa RSJ Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang untuk kontrol, namun karena masih mendengar suara-suara dan
tidak bisa tidur selama 2 hari, pasien di rawat inap kembali di ruang Kutilang.
Menurut status, ± 2 minggu yang lalu pasien kambuh sehingga berbicara sendiri dan
sering marah-marah tanpa sebab.

19
IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (FAKTOR PREDISPOSISI)
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu:
Pasien mengatakan pada tahun 2008 ia masuk pertama kali di RSJ Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang dan mengatakan MRS 8 kali.
2. Faktor Penyebab/ Pendukung:
a. Riwayat Trauma
Pasien mengatakan pernah melakukan kekerasan dalam keluarga, yaitu sering
marah-marah tanpa sebab, membanting piring dan membanting handphone nya
sendiri.
Diagnosa Keperawatan: Risiko Perilaku Kekerasan
b. Pernah melakukan upaya /percobaan bunuh diri
Pasien mengatakan tidak pernah mempunyai ide untuk bunuh diri.
c. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan,
kematian, perpisahan)
Jika ada jelaskan: Pasien mengatakan tidak pernah mengalami pengalaman
tidak menyenangkan dimasa lalu.
Diagnosa keperawatan : -
d. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit fisik sebelumnya.
e. Riwayat Pengguna NAPZA
Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan NAPZA atau obat-obatan
terlarang lainnya.
3. Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi diatas dan hasilnya:
Pasien mengatakan MRS di RSJ Lawang sekitar 8x dan putus obat sekitar 1 bulan
yang lalu.
4. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang memiliki riwayat gangguan jiwa.

20
V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Genogram

X 35 X

Keterangan:

: Laki-laki : Orang Terdekat

: perempuan : Pasien dengan Usia

X : meninggal : Saudara

: Tinggal serumah

: Menikah

: Garis Keturunan

Jelaskan: Pasien merupakan anak ketiga dari 8 bersaudara, tinggal serumah


dengan dengan kedua orang tuanya. Ia sering berkomunikasi dengan kedua orang
tuanya, pengambil keputusan dalam keluarganya adalah ayahnya dan setiap ada
masalah selalu melalui proses musyawarah, pasien juga dilibatkan dalam
musyawarah. Di dalam keluarganya, pasien mengatakan lebih dekat dengan
ibunya dan sering curhat kepada ibunya ketika ada masalah.
Diagnosa Keperawatan : -
2. Konsep Diri:
a. Citra Tubuh:
Pasien mengatakan rambutnya lurus, hidung mancung, ganteng, jari bersih,
lutut ada luka sebelah kiri karena kecelakaan, kulit sawo matang, badan sedikit
membungkuk, dan tinggi. Ia juga mengatakan suka pada hidungnya karena
mancung dan tidak suka pada giginya karena tidak rata.
b. Identitas
Pasien mengatakan ia pernah bekerja di ARAYA sebagai kuli bangunan dan di
meubel tetapi hanya sekedar bantu-bantu. Pasien bangga bisa bekerja karena

21
mendapat gaji dan pasien mengatakan kepuasaan menjadi laki-laki adalah
ketika pasien merasa nantinya akan menjadi kepala keluarga.
c. Peran
Pasien mengatakan sebelum sakit ia menjalankan peran pada keluarganya
dengan baik, ia rajin membantu pekerjaan rumah dan ikut bermusyawarah
dalam keluarga.
d. Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin segera sembuh dari penyakitnya dan ingin kembali
bekerja menjadi sales mobil. Pasien mengatakan ingin menikah..
e. Harga Diri
Pasien mengatakan dirinya mudah menyapa dengan orang lain dan mudah
berkenalan dengan orang lain.
Diagnosa Keperawatan : -
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
Pasien mengatakan keluarga merupakan orang-orang yang sangat berarti dalam
hidupnya tetapi, pasien mengatakan bahwa ia paling dekat ibunya karena sering
curhat dengan ibunya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan lingkungan sosial
Pasien jarang mengikuti kegiatan kelompok yang ada di masyarakat, karena ia
takut akan dicibir oleh tetangga-tetangganya.
Di RSJ kegiatan pasien memiliki peran serta membantu kegiatan yang ada,
seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, dan mencuci lap pel.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan tidak memiliki hambatan apapun dalam berhubungan
dengan orang lain.
Diagnosa Keperawatan : -
4. Spiritual
a. Agama
Pasien mengatakan bahwa ia beragama islam dan yakin dengan agamanya. Ia
mengaku sholat 5 waktu, namun 2 hari ini ia tidak sholat karena malas.
b. Pandangan terhadap gangguan jiwa
Pasien mengatakan bahwa dalam pandangan agama islam, orang yang
memiliki gangguan jiwa adalah orang-orang yang tidak mengerti hukum najis,

22
sedangkan di rumahnya orang yang memiliki gangguan jiwa adalah orang
yang marah-marah tanpa sebab serta kasurupan.
Diagnosa Keperawatan :-

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum
Pasien dalam keadaan baik.
2. Kesadaran (kuantitas)
Pasien dalam kesadaran penuh dengan GCS E4 V5 M6.
3. Tanda Vital
TD : 125/79 mmHg
N : 95 x/menit
S : 36,7 oC
P : 24 x/menit
4. Ukur
BB : 89 kg
TB : 171 cm
5. Keluhan Fisik
Jelaskan : Pasien mengatakan tidak memiliki keluhan fisik.
Diagnosa keperawatan :-

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan (penampilan usia, cara perpakaian, keberhasilan)
Jelaskan : Pasien berpenampilan rapi, berpakain sesuai, rambut tertata rapi dan bersih.
Diagnosa keperawatan:-
2. Pembicaraan (frekuensi, volume, jumlah karakter)
Jelaskan: Pada saat wawancara pasien berbicara dengan frekuensi sedang, volume
suara sedang, mampu menceritakan semua kejadian dalam hidupnya dengan karakter
normal.
Diagnosa keperawatan:-
3. Aktivitas motorik / psikomotor.
Kelambatan :
Jelaskan : tidak ada
Peningkatan :

23
Jelaskan : Pasien melakukan aktivitas sesuai dengan kebiasaaan yang ia lakukan
seperti bersih-bersih, mengepel, dan mencuci piring.
4. Mood dan Afek
a. Mood
Jelaskan : Pasien mangatakan sedang berada di ruang kutilang, selain itu pasien
senang karena banyak teman dan tidak merasa sendirian. Ia juga mengatakan
gangguan yang ada dalam dirinya berkurang.
b. Afek
Jelaskan : Pasien mengatakan hal tersebut sambil tersenyum.
5. Interaksi selama wawancara
Jelaskan: Pada saat wawancara pasien kooperatif, kontak mata ada, tidak mudah
tersinggung, senyum-senyum sendiri.
Diagnosa keperawatan:-
6. Persepsi sensorik
a. Halusinasi (pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, penciuman)
b. Ilusi
Jelaskan: pasien mengatakan sering mendengar suara “sat firasat anakku”,
terganngu, respon pasien dalam hati (gundulmu)
Diagnosa keperawatan:-
7. Proses pikir
a. Arus pikir
Jelaskan : Pada saat wawancara pasien berbicara secara benar, jawaban sesuai.
b. Isi Pikir
Jelaskan : Ketika wawancara pasien mengalami gangguan orientasi. Pasien
mengatakan ingin pulang terus menerus.
c. Bentuk Pikir
Jelaskan : Pasien menceritakan pengalaman hidupnya sesuai dengan yang
dialaminya.
Diagnosa keperawatan:-
8. Kesadaran
Orientasi (waktu, tempat, orang)
Jelaskan : Pasien mengatakan, “sekarang jam 10:15 WIB, hari ini kamis, tanggal 07
september 2018 di ruang kutilang rumah sakit jiwa lawang, sudah hampir bulan disini,

24
saya kenal dengan orang-orang disini tetapi hanya beberapa orang di ruang isolasi
yang saya kenal.”
o Meninggi
o Menurun
Jelaskan : Pasien mengalami penurunan kesadaran, terbukti dari pasien kadang bicara
sendiri.
Diagnosa keperawatan: Gangguan Proses Pikir
9. Memori
1. Gangguan daya ingat jangka panjang (> 1 bulan)
2. Gangguan daya ingat jangka menengah ( 24 jam ≤ bulan)
3. Gangguan daya ingat pendek (kurun waktu 10 detik dan sampai 15 menit)
Jelaskan: Pasien tidak memiliki gangguan memory, terbukti dengan ketika ditanya
pasien dapat menjawab dengan baik, seperti:
a. Pasien mengatakan, “Beberapa bulan yang lalu saya berada di ruang camar saya
sering melamun, tidak betah disana, jadi saya cuci-cuci karena suka.”
b. Pasien mengatakan “Satu bulan yang lalu saya senang mbak karena di jenguk
orang tua saya, waktu itu mereka datang hari senin”.
c. Pasien mengatakan “15 menit yang lalu ya saya merokok mbak di belakang”
Diagnosa keperawatan:-
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung
a. Konsentrasi
o Mudah beralih
o Tidak mampu berkonsentrasi
Jelaskan :
Pasien mampu bekonsentrasi dengan baik, pasien fokus ketika diajak ngobrol,
tidak mudah beralih ketika berhitung mundur.
b. Berhitung
Jelaskan : Pasien dapat berhitung secara sederhana seperti penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian misal :
“ 70 + 50 = 120”
“ 80 – 35 = 45”
“ 81 : 9 = 9”
“12 x 5 + 60”

25
Diagnosa keperawatan: -
11. Kemammpuan Penilaian
Jelaskan : Pasien memiliki gangguan ringan, terbukti ketika ditanyakan memilih
reward rokok atau barang lainnya, pasien memilih barang berupa gelang, karena ia
menyukai memakai gelang sejak dulu.
12. Daya Tilik Diri
Jelaskan : Pasien mengatakan bahwa ia paham dengan penyakitnya, ia berusaha untuk
sembuh dan mengikuti semua aturan disini, pasien tidak pernah menyalahkan orang
lain terhadap penyakitnya.
Diagnosa keperawatan:-

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan pulang.
Jelaskan :
1. Perawatan kesehatan : Pasien mengatakan apabila sakit ringan ia membeli obat di
warung.
2. Transportasi : Apabila ingin keluar pasien naik sepeda motor miliknya sendiri.
3. Tempat tinggal : “Saat ini saya masih tinggal sama kedua orang tua saya mbak”
4. Keuangan dan kebutuhan lainnya : “Pasien mengatakan, dulu saya uang punya
sendiri apa-apa beli sendiri tapi kalau sekarang saya bergantung sama orang tua.”
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri
1) Mandi
Jelaskan: pasien mengatakan, “ Saya mandi 2x dalam sehari, pagi-sore pasien
mandi menggunakan sabun dan keramas dengan shampo, menggosok gigi, dan
memakai handuk.”
2) Berpakaian, berhias dan berdandan
Jelaskan: Pasien mengatakan mampu menggunakan baju sendiri, menyisir
rambut dengan rapi dan berdandan rapi.
3) Makan
Jelaskan: Pasien makan 3x sehari, lahap 1 porsi habis. Namun, pasien tidak
menyukai brokoli.
4) Toileting (BAK, BAB)
Jelaskan: Pasien BAK dan BAB di WC secara mandiri.

26
Diagnosa Keperawatan: -
b. Nutrisi
Berapa frekuensi makan dan frekuensi kudapan dalam sehari
Pasien mengatakan 3x sehari. Biasanya pasien makan roti atau kacang hijau
sebagai tambahan.

Bagaimana nafsu makannya


Pasien selalu menghabiskan makanannya, karena pasien mendapat diit rendah
lauk, rendah kalori 2400 kkal.

Bagaimana berat badannya


Pasien memiliki berat badan 89 kg.
Diagnosa Keperawatan:

c. Tidur
1) Istirahat dan Tidur
Jelaskan: Pasien mengatakan pada siang hari ia tidur sekitar 1,5 jam dengan
jam tidur yang tidak menentu. Sedangkan pada malam hari, ia mulai tidur
sejak pukul 20.00 WIB. Aktivitas yang ia lakukan sebelum tidur adalah
menonton tv, mengobrol dengan teman-temannya dan membaca doa.
2) Gangguan tidur
Jelaskan: Pasien mengatakan ia tidak mengalami gangguan tidur.
Diagnosa Keperawatan: -

3. Kemampuan lain-lain
° Mengantisipasi kebutuhan hidup
Pasien mengatakan sebelum masuk RSJ Lawang ia bekerja menjadi kuli bangunan
dan membantu di meubel, sehingga ia mendapatkan gaji dan memenuhi
kebutuhannya sendiri.
° Membuat keputusan berdasarkan keinginannya
Pasien mengatakan bahwa ia dapat membuat keputusan sendiri sesuai dengan
keinginan dan kemampuannya.
° Mengatur penggunaan obat dan melakukan pemeriksaan kesehatannya sendiri

27
Pasien mengerti kapan ia harus meminum obat dan mengetahui kapan ia harus
memeriksakan kesehatannya.
Diagnosa Keperawatan: -
4. Sistem Pendukung
Jelaskan: Pasien mengatakan mendapatkan dukungan penuh dari keluarga untuk bisa
sembuh dari penyakitnya. Selain itu, pasien mendapat dukungan dari terapis dengan
selalu memberikan obat-obatan yang dibutuhkan.

IX. MEKANISME KOPING


Jelaskan :
Pasien mengatakan ketika ada masalah selalu mengatasinya sendiri dan apabila tidak
bisa, pasien bermusyawarah dengan kedua orang tua serta saudara-saudaranya.
Diagnosa Keperawatan: -

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifisiknya
Jelaskan :
Pasien mengatakan bahwa kakak pertama dan adik ketiganya sudah meninggal.
Keluarga tidak ada yang mengalami penganiyayaan fisik ataupun ada yang berselisih.
Mereka selalu memberikan support satu sama lain.

Masalah dengan lingkungan, spesifisiknya


Jelaskan :
Pasien mengatakan bahwa ia sulit berbaur dengan lingkungannya sejak ia disalahkan/
diejek saat menjadi saksi saat pilpres.

o Masalah dengan pendidikan, spesifisiknya


Jelaskan :
Pasien mengatakan ia hanya duduk dibangku sekolah sampai SMP. Ia tidak
melanjutkan sekolahnya karena tidak ada biaya. Ia juga memiliki riwayat berselisih
dengan teman SMP lain.

o Masalah dengan pekerjaan, spesifisiknya

28
Jelaskan :
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan pekerjaannya. Ia berhenti sejak ia
dirawat di RSJ Lawang.
o Masalah dengan perumahan, spesifisiknya
Jelaskan :
Pasien mengatakan bahwa ia tinggal serumah dengan kedua orang tuanya.
Keluarganya tidak memiliki riwayat perselisihan dengan tetangganya.

o Masalah dengan dukungan ekonomi, spesifisiknya


Jelaskan :
Pasien mengatakan bahwa keluarganya hidup berkecukupan. Ia juga sempat
membantu perekonomian keluarganya.

o Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifisiknya


Jelaskan :
Pasien mengatakan apabila sakit demam hanya membeli obat di warung tetapi, bila
sakit sulit dikendalikan, keluarga berobat di Puskesmas. Pasien mengatakan
menggunakan sepeda motor sebagai transportasi.

o Masalah lainnya, spesifisiknya


Jelaskan :
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah lain. Pasien juga mengatakan tidak
memiliki masalah dengan sistem hukum.

Diagnosa Keperawatan: -

XI. ASPEK PENGETAHUAN


Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang
tentang suatu hal?
Bagaimana pengetahuan klien/keluarga saat ini tentang penyakit/gangguan jiwa,
perawatan dan pelaksanaannya faktor yang memperberat masalah (presipitasi, obat-
obatan atau yang lainnya). Apakah perlu diberikan tambahan pengetahuan yang
berkaitan dengan spesifikasinya masalah tersebut tsb

29
Jelaskan :
Pasien sudah memahami tentang penyakitnya, pasien juga sudah memahami dan
mengetahui cara menghadrik yang benar apabila penyakitnya kambuh. Namun,
keluarga juga perlu mengetahui tentang penyakit/gangguan jiwa, sistem pendukung
untuk kesembuhan dari gangguan dan faktor apa saja yang bisa menyebabkan gangguan
tersebut kambuh.
Diagnosa Keperawatan: f.20.0 Paranoid Schizofrenia

XII. ASPEK MEDIS


1. Diagnosa Multi Axis
Axis I : F.20.0 – Paranoid Schizofrenia
Axis II :-
Axis III :-
Axis IV :-
Axis V : 3.20 – Disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai
Tidak mampu berfungsi hampir semua bidang
2. Terapi Medis
 Trifluoperazine 5 mg MERSI. 10.00 1-0-1 per oral
 Clopine 25 mg ( clozapin ) 10.00 1-0-1 per oral

30
X. ANALISA DATA

No DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN


1 DS: Pasien mengatakan mendapatkan Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
Pendengaran
bisikan dari7 orang sejak tahun 2008.
DO:
- Suka jalan – jalan
- Tertawa dan bicara sendiri
2 DS: Pasien sebelumnya sering marah- Risiko perilaku kekerasan
marah dan membanting piring.
DO:
- Menurut status pasien memukul
tebok, merusak barang, dan
membanting HP.
3 DS: Klien mengatakan pernah putus obat 1 Penatalaksanaan regimen terapeutik
inefektif
tahun yang lalu.
DO:
- Kembali kerumah sakit 8x
4 DS: - Gangguan pola pikir
DO: kesadaran pasien berubah karena
kadang-kadang pasien senyum-senyum
sendiri dan berbicara sendiri.

XI. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan sensori persepsi: Halusinasi pendengaran
2. Risiko perilaku kekerasan
3. Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif
4. Gangguan pola pikir

31
XII. POHON MASALAH

(Effect)
Risiko Perilaku
Kekerasan

Gangguan sensori persepsi: (Core Problem)


Halusinasi pendengaran

Gangguan proses pikir (Causa)

Penatalaksanaan regimen (Causa for causa)


terapeutik inefektif

XIII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan sensori persepsi: Halusinasi pendengaran
2. Risiko perilaku kekerasan
3. Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif
4. Gangguan pola pikir

Lawang, 10 September 2018


Perawat yang mengkaji,

Kelompok 5

32
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN
Nama Klien : Tn. M DX Medis : Paranoid Schizophenia
No. CM : 082447 Ruangan : Kutilang

Dx Perencaan
No
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Gangguan TUM : Setelah 1 kali interaksi pasien menunjukkan
sensori persepsi : Klien dapat tanda - tanda percaya kepada perawat :
Halusinasi mengontrol a. Ekpresi wajah bersahabat
Pendengaran halusinasi nya b. Menunjukkan rasa senang
c. Ada kontak mata
TUK 1 : d. Mau berjabat tangan Bina hubungan saling percaya dengan
Klien dapat e. Mau menyebutkan nama menggerakkan prinsip komunikasi
membina hubungan f. Mau menjawab salam terapeutik:
saling percaya g. Mau duduk berdampingan dengan perawat a. Sapa pasien dengan ramah baik verbal
h. Bersedia mengungkapkan masalah yang di maupun non verbal
hadapi b. Perkenalkan nama, nama panggilan dan
tujuan perawat berkenalan
c. Tanyakan nama lengkap dan nama
panggilan yang di sukai klien
d. Buat kontrak yang jelas
e. Tujuan sikap jujur dan menepati janji
setiap kali interaksi
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima
apa adanya
g. Beri perhatian kepada klien dan

33
perhatikan kebutuhan dasar klien
h. Tanyakan perasaan klien dan masalah
yang di hadapi klien
i. Dengarkan dengan penuh perkataan
ekpresi perasaan pasien

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN
Nama Klien : Tn. M DX Medis : Paranoid Schizophenia
No. CM : 082447 Ruangan : Kutilang

34
Dx Perencaan
No
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Gangguan TUK 2 : Pasien Setelah 1x intervensi pasien a. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap.
sensori persepsi : dapat mengenal menyebutkan Observasi tingkah laku klien terkait dengan
Halusinasi halusinasi, isi a. Isi halusinasinya (* dengar / lihat / penghidu / raba /
Pendengaran halusinasi, waktu b. Waktu kecap), jika menemukan klien yang sedang haluinasi:
halusinasi, frekuensi c. Frekuensi 1. Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu
halusinasi, situasi d. Situasi dan kondisi yang (halusinasi dengar /lihat /penghidu /raba /kecap)
yang menimbulkan, menimbulan halusinasi 2. Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang
respon terhadap sedang dialaminya
halusinasi, 3. Katakan bahwa perawat percaya klien
menghardik mengalami hal tersebut, namun perawat sendiri
halusinasi, tidak mengalaminya ( dengan nada bersahabat
menganjurkan pasien tanpa menuduh atau menghakimi )
memasukkan cara 4. Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami
menghardik hal yang sama
halusinasi, dalam 5. Katakan bahwa perawat akan membantu klien
jadwal kegiatan
harian. Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasikan
tentang adanya pengalaman halusinasi, diskusikan
dengan klien:
1. Isi, waktu, dan frekuensi terjadinya halusinasi
(pagi, siang, sore, malam atau sering dan kadang –
Setelah 1x interaksi klien kadang)
menyatakan perasaan dan 2. Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak
responnya saat mengalami menimbulkan halusinasi
halusinasi : Marah, Takut,
Sedih, Senang, Cemas, Jengkel

35
2.2. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika
terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk
mengungkapkan perasaannya.
2.3. Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk
mengatasi perasaan tersebut.
2.4. Diskusikan tentang dampak yang aan dialaminya
bila klien menikmati halusinasinya.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN
Nama Klien : Tn. M DX Medis : Paranoid Schizophenia
No. CM : 082447 Ruangan : Kutilang

36
Dx Perencaan
No
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Gangguan TUK 3 : Klien dapat 3.1. Setelah 1x interaksi klien 3.1. Identifikasi bersama klien cara atau tindakan
sensori persepsi : mengendalikan menyebutkan tindakan yang biasanya yang dilakukan jika terjadi halusinasi ( tidur,
dilakukan untuk mengendalikan
Halusinasi halusinasi marah, menyibukan diri, dll).
halusinasinya.
Pendengaran 3.2. Setelah 1x interaksi klien 3.2. Diskusikan cara yang digunakan klien:
menyebutkan cara baru mengontrol 1. Jika cara yang digunakan adaptif beri
halusinasinya.
pujian.
3.3 Setelah 1x interaksi klien dapat
memilih dan memperagakan cara 2. Jika cara yang digunakan maladaptif
mengatasi halusinasi ( dengar /lihat / diskusikan kerugian cara tersebut.
penghidu / raba /kecap ).
3.3 Diskusikan cara baru untuk memutus
3.4. Setelah 1x interaksi klien
melaksanakan cara yang telah dipilih /mengontrol timbulnya halusinasi:
untuk mengendalikan halusinasinya. 1. Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak
3.5. Setelah 1x pertemuan klien nyata ( *saya tidak mau dengar /lihat
mengikuti terapi aktivitas kelompok
/penghidu /raba /kecap pada halusinasi terjadi
).
2. Menemui orang lain (perawat /teman
/anggota /keluarga) untuk menceritakan
halusinasinya.
3. Membuat dan melaksanakan jadwal
kegiatan sehari – hari yang telah disusun.
4. Meminta keluarga /teman /perawat

37
menyapa jika sedang berhalusinasi.
3.4. Bantu klien memilih cara yang sudah
dianjurkan danlatih untuk mencobanya.
3.5. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang
dipilih dan dilatih.
3.6. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan
dilatih, jika berhasil beri pujian.
3.7. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas
kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN
Nama Klien : Tn. M DX Medis : Paranoid Schizophenia
No. CM : 082447 Ruangan : Kutilang

No Dx Perencaan

38
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Gangguan TUK 4 : Klien dapat a. Setelah 1x pertemuan keluarga, 4.1. Buat kontrak dengan keluarga untuk
sensori persepsi : dukungan dari keluarga menyatakan setuju untuk pertemuan ( waktu, tempat dan topik ).
mengikuti pertemuan dengan
Halusinasi keluarga dalam 4.2. Diskusikan dengan keluarga ( pada saat
perawat.
Pendengaran mengontrol b. Setelah 1x interaksi keluarga pertemuan keluarga / kunjungan rumah )
halusinasinya. menyebutkan pengertian, tanda 1. Pengertian halusinasi.
dan gejala, proses terjadinya
2. Tanda dan gejala halusinasi.
halusinasi dan akan untuk
mengendalikan halusinasi 3. Cara yang dapat dilakukan klien dan
keluarga untuk memutus halusinasi.
4. Obat – obatan halusinasi.
5. Cara merawat anggota keluarga yang
halusinasi di rumah (beri kegiatan, jangan
biarkan sendiri, makan bersama, bepergian
bersama, memantau obat- obatandan cara
pemberiannya untuk mengatasi
halusinasinya).
6. Beri informasi waktu kontrol ke rumah
sakit dan bagaimana cara mencari bantuan
jika halusinasinya tidak dapat diatasi
dirumah.

39
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN
Nama Klien : Tn. M DX Medis : Paranoid Schizophenia
No. CM : 082447 Ruangan : Kutilang

Dx Perencaan
No
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

40
1 Gangguan TUK 5 : Klien dapat 5.1. Setelah 1x interaksi klien a. Diskusikan dengan klien tentang manfaat
sensori persepsi : memanfaatkan obat menyebutkan : dan kerugian tidak minum obat, nama,
1. Manfaat minum obat.
Halusinasi dengan baik warna, dosis, cara, efek terapi dan efek
2. Kerugian tidak minum
Pendengaran obat samping penggunaan obat.
3. Nama, warna, dosis, efek b. Pantau klien saat penggunaan obat.
terapi dan efek samping
c. Beri pujian jika klien menggunakan obat
5.2. Setelah 1x interaksi klien
mendemostrasikan dengan benar.
penggunaan obat dengan d. Diskusikan akibat berhenti minum obat
benar.
tanpa konsultasi dokter.
5.3. Setelah 1x interaksi klien
menyebutkan akibat berhenti e. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada
minum obat tanpa konsultasi dokter /perawat jika terjadi hal-hal yang
dokter tidak di inginkan.

41

Anda mungkin juga menyukai