A DENGAN HALUSINASI
PENDENGARAN DI RUANG RAWAT INAP GATOTKACA RSJD Dr. AMINO
GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH
Disusun oleh:
Yufenty Christin Harsel
NIM:22020123210076
I. IDENTITAS KLIEN
A. Nama : Tn. A
B. Umur : 37 tahun
C. Jenis kelamin : Laki-laki
D. Agama : Islam
E. Pendidikan : SMP
F. Pekerjaan : Petani
G. Tanggal masuk RS : 15 September 2023
H. Tangal pengkajian : 19 September 2023
I. Dx. Medis : Skizofrenia tidak terinci
J. No. RM : 001851xx
II. ALASAN MASUK
Pasien dibawa keluarga ke RSJD dr. Amino Gondohutomo dengan keluhan marah-marah
tanpa sebab dan keluyuran. Klien juga mengatakan dia dibawa ke RSJ oleh keluarganya
karena sering mendengar bisikan – bisikan suara mengaji dan mengajak bermain bola.
V. PSIKOSOSIAL
A. Genogram
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
: Tinggal serumah
: Pasien
B. Konsep diri
1. Body image: Klien mengatakan puas dengan citra tubuhnya namun dia
menginginkan tubuhnya lebih gemuk lagi.
2. Identitas diri: Klien mengatakan dia cuma seorang petani tamatan SMP. Dulu klien
sangat ingin mempunyai pendidikan tinggi namun karena orang tua tidak mampu.
Klien mengatakan baginya buku adalah jendela pengetahuan dan dia sangat gemar
membaca. Klien juga mengatakan ingin menjadi laki-laki seutuhnya.
3. Peran: Klien mengatakan di rumah kilen bekerja di sawah membantu orang tuanya
4. Ideal diri: Klien mengatakan ingin memiliki pekerjaan yang layak kemudian
menikah.
5. Harga diri: pasien mengatakan kedua orangtuanya sangat sayang kepadanya. Klien
mengatakan dia pernah merasa menjadi anak yang tidak mampu membahagiakan ke
dua orangtuanya dengan penghasilannya sendiri dan dia berharap bisa menjadi lebih
berguna di masa lalu.
C. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti: pasien mengatakan kedua orang tuanya adalah orang yang
paling berarti dalam hidupnya.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: sebelum sakit pasien memang
jarang ikut serta dalam acara masyarakat.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien mengatakan dia lebih
senang dirumah dan juga tidak terlalu suka keramaian, klien suka menyendiri
Selama dirawat di rumah sakit, klien tidak memiliki dan mengalami hambatan dalam
berhubungan dengan orang lain. Klien mengatakan susah untuk memulai
pembicaraan kecuali ada mengajak duluan.
D. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan: pasien mengatakan bahwa dirinya beragama Islam, pasien
menyakini bahwa sakit yang dialaminya ini merupakan ujian yang datang dari Allah
dan yakin bahwa dirinya akan sembuh.
2. Kegiatan ibadah: pasien sebelum sakit selalu mengerjakan sholat, saat di RS pasien
jarang melakukan sholat 5 waktu.
VI. STATUS MENTAL
A. Penampilan:
Klien tampak rapi, berpakaian dengan rapi dan bersih.
B. Pembicaraan:
Pada saat pengkajian pasien kurang mampu memulai pembicaraan, berbicara pelan dan
lambat, dan kadang terdiam.
C. Aktivitas motorik:
pasien tampak lesu, Ketika menjawab pertanyaan pasien lebih banyak menunduk,
kontak mata tidak stabil, tangan klien tampak gemetaran dan kadang jari- jari tangan
kanannya digerak-gerakan seperti berhitung dan menunjuk. Ketika berjalan selalu
menunduk.
D. Alam perasaan:
pasien tampak sedih dan segera ingin pulang.
E. Afek:
afek pasien sesuai. Pasien dapat menunjukkan ekspresi sesuai dengan perasaan .
F. Interaksi selama wawancara:
selama wawancara klien cukup kooperatif , kontak mata pasien kurang, cenderung diam
dan menunduk .
G. Persepsi:
Klien mengalami halusianasi pendengaran mendengar bisikan-bisikan orang mengaji
dan mengajaknya bermain bola, dalam sehari klien mendengar 3 – 4 kali dan pada saat
klien sendiri, jika mendengar suara-suara bisikan yang dia lakukan adalah berjalan-jalan.
Klien mengatakan saat ini suara bisikan itu sudah mulain berkurang frekwensinya,
dalam sehari 1-2 kali sehari.
H. Proses fikir:
Koheren, saat klien berbicara , kalimat dapat dipahami dengan baik
I. Isi fikir:
Pasien tidak mengalami gangguan isi fikir
J. Waham:
Pasien tidak mengalami waham
K. Tingkat kesadaran:
Pasien masih tampak bingung
L. Memori:
1. Daya ingat jangka Panjang: pasien cukup baik, pasien mampu menceritakan hal-hal
yang ia lakukan sebelum masuk rumah sakit.
2. Daya ingat jangka pendek; pasien cukup baik saat ditanyakan tentang aktivitas di
rumah sakit pasien mampu menceritakan aktivitasa selama di RS.
3. Daya ingat saat ini: pasien mampu menyebutkan menu makanan sarapan pagi ini
yang telah dimakan, pasien mampu menjawab kalua ia mampu idur nyenyak. Pasien
juga mampu mengingat kalau pasien pagi ini sudah minum obat.
M. Tingkat konsentrasi dan berhitung:
Klien dapat berkosentrasi dengan baik. Pasien dapat menebak warna dengan benar,
berhitung sederhana dengan baik dibuktikan dengan klien bisa menghitung mundur dari
hitungan 10, hitung perkalian sederhana, penjumlahan dan pengurangan.
N. Kemampuan penilaian:
Pasien mampu mengambil keputusan yang sederhana seperti ingin tidur, ingin makan
dulu atau minum dulu. Pasien memutuskan untuk makan terlebih dahulu setelah itu
minum dan tidur.
O. Daya tilik diri:
Daya tilik diri pada pasien baik. Klien menyadari bahwa sekarang sedang berada di
RSJD Dr. Amino Gondohutomo, pasien mengakui kalau dirinya mengalami gangguan
jiwa.
Pasien mampu makan dan minum secara mandiri. Pasien makan 3x sehari. Pasien
menyukai menu makan yang disediakan Rumah Sakit. Pasien mampu menggunakan
alat makan dengan benar dan makan tidak berceceran di mulut. Pasien mampu
menghabiskan porsi makan yang di berikan dan membereskan alat makan pada
tempatnya.
B. BAB/BAK
Pasien mampu memenuhi kebutuhan BAB dan BAK secara mandiri. Pasien tidak
mengalami keluhan dalam BAB mapun BAK. Saat pengkajian pasien belum BAB.
Pasien biasa BAB dan BAK di kamar mandi
C. Mandi
Pasien mengatakan mandi 2x sehari, keramas tidak menentu dan gosok gigi 2x.
D. Berpakaian
Klien mengonsumsi obat yang disediakan rumah sakit secara rutin. Klien mengonsumsi
obat yang diberikan oleh perawat ruangan dan dipastikan bahwa klien sudah minum
obat. Obat diberikan pada pagi dan sore hari.
G. Pemeliharaan Kesehatan
Memastikan klien minum obat secara rutin, menjelaskan halusinasi yang dialami klien
dan mengajarkan cara mengatasi masalah halusinasi serta mendorong klien untuk
mempertahankan jadwal kontrol rutin ke RSJD atau fasilitas kesehatan terdekat jika
sudah perbolehkan pulang nanti.
H. Kegiatan di dalam rumah
Pasien mengatakan saat dirumah biasanya makan minum secara mandiri dan merapikan
tempat tidur sendiri. Pasien mandi sehari 2 kali secara mandiri. Pasiensering membantu
kedua orang tua di sawah.
I. Kegiatan di luar rumah
Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain bila dimotivasi. Namun sebelum masuk
RS, pasien mengatakan jarang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan di lingkungan
masyarakat/lingungan sekitar rumahnya hanya kadang-kadang saja karena kadang klien
merasa minder dengan teman-temannya karena belum menikah dimana saat berkumpul
sering ditanyai kapan menikah. Klien jarang mengikuti acara/kegiatan, pengajian atau
gotong royong
VIII. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping pasien adaptif yaitu klien kooperatif dan dapat berbicara dengan baik
dengan orang lain. Klien juga juga akan berbicara jika ada yang mengajaknya berbicara.
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Pasien mengatakan jarang berbaur dengan orang-orang di lingkungan sekitar rumahnya,
terkadang berbaur jika ada teman yang mengajaknya berkumpul namun kadang merasa
minder karena selalu ditanya tentang jodoh. Selama ini pasien tidak memiliki masalah
dengan pelayanan kesehatan, pasien nurut kalau mau diajak berobat ke pelayanan
kesehatan yang ada
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Pasien menyadari kalau dirinya memiliki gangguan jiwa, tetapi pasien mengatakan tidak
mengetahui mengenai gangguan jiwa yang dideritanya, sistem pendukung lingkungan,
faktor pencetus, obat-obatan serta koping yang adaptif ketika masalahnya timbul. Saat
ditanyakan pasien hanya menjawab tidak mengetahuinya.
HDR causa
XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
a. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
b. Isolasi sosial
c. Harga diri rendah
XIV. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
a. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
b. Isolasi sosial
XV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Tn.A
No. RM : 001851xxx
Tgl Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan
19/09/23 Gangguan Persepsi 1. Bina hubungan saling percaya
Setelah dilakukan tindakan
Sensori : Halusinasi 2. Diskusikan dengan klien isi, frekuensi, waktu terjadi,
keperawatan minimal selama 4 x 1
Pendengaran situasipencetus, perasaan, dan respon terhadap halusinasi
jam diharapkan klien dapat
3. Jelaskan dan latihan klien cara mengontrol halusinasi
mengontrol halusinasinya dengan
kriteria hasil: dengan cara menghardik halusinasi (SP 1)
a. Jelaskan cara menghardik halusinasi
1. Klien dapat mengenal
b. Peragakan cara menghardik halusinasi
halusinasinya : isi, frekuensi,
c. Minta klien memperagakan ulang
waktu terjadi, situasi pencetus,
d. Pantau penerapan cara menghardik
perasaan, dan respon
e. Kuatkan perilaku klien
2. Klien dapat mengontrol 4. Masukan dalam jadwal kegiatan harian
halusinasinya dengan cara
5. Jelaskan dan latih klien cara mengontrol halusinasi
menghardik
denganmenggunakan obat secara taratur (SP 2)
3. Klien dapat mengontrol a. Jelaskan pentingnya penggunaan obat
halusinasinya dengan cara b. Jelaskan yang terjadi bila obat tidak sesuai program
menggunakan obat dengan benar yangdiberikan
O:
- Klien lebih kooperatif, klien Melanjutkan intervensi strategi
mulai fokus dengan perawat pelaksanaan pasien masalah
- Klien tampak mampu halusinasi
mempraktekan cara Perawat:
menghardik yang diajarkan - Mendampingi klien
mengkonsumsi obat teratur.
- Edukasi kontrol halusinasi
dengan prinsip benar minum
obat
Klien:
Klien menuliskan kegiatan
mengahardik yang dilakukannya
pada buku catatan harian
4 Kamis, 1 Setelah dilakukan tindakan Jelaskan dan latih klien cara S: S: Yufenty
21/9/2023 keperawatan selama 60 mengontrol halusinasi dengan - Klien berkata, “sekarang Klien mengatakan mampu
09.00 WIB menit diharapkan: menggunakan obat secara saya sudah memahami menjelaskan pentingnya
Klien dapat mengontrol taratur (SP 2) bagaimana minum obat yang penggunaan obat, akibat jika putus
halusinasinya dengan cara a. Jelaskan pentingnya benar Mas.” obat dan prinsip 6 benar minum
menggunakan obat dengan penggunaan obat obat
benar b. Jelaskan yang terjadi bila O:
obat tidak sesuai program - Klien kooperatif, klien fokus O :
yang diberikan dengan perawat - Klien kooperatif
c. Jelaskan akibat bila putus - klien tampak mempu - Klien tampak mempu
obat menjelaskan menjelaskan pentingnya
d. Jelaskan cara mendapat obat/ pentingnya penggunaan obat, penggunaan obat, akibat jika
berobat akibat jika putus obat dan putus obat dan prinsip 6 benar
e. Jelaskan cara menggunakan prinsip 6 benar minum obat minum obat
obat dengan prinsip 6 benar A:
(benar jenis, guna, frekuensi, - Klien memahami cara
cara, kontuinitas, minum mengontrol halusinasi dengan
obat) menggunakan obat
P : lanjutkan intervensi
Melanjutkan intervensi strategi
pelaksanaan pasien masalah
halusinasi
Perawat:
- Mendampingi klien
mengkonsumsi obat teratur.
- Edukasi kontrol halusinasi
dengan prinsip benar minum
obat
Klien:
- Klien minum obat secara benar
dan teratur
P: Lanjutkan intervensi
Mengevaluasi klien dalam
Melanjutkan intervensi strategi
pelaksanaan berkenalan dan
mulai latih untuk bercakap-
cakap
Perawat:
Melakukan evaluasi
terkait perasaan setelah
berkenalandengan orang
lain
Klien:
Klien mampu mengenali orang-
orang yang diajak berkenalan
walaupun masih tidak mengingat
namanya dengan baik
A:
- Klien dapat minum obat
- Klien dapat menyebutkan
fungsi obat dan cara minum
obat dengan benar
P : Lanjutkan intervensi
Perawat:
- Jelaskan dan latih klien cara
mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap
dengan orang lain
Klien:
- Klien mengingat-ingat
frekuensi minum obat yang
di lakukan serta apakah
dibantu, mandiri, atau tidak
melakukan