Penyusun :
Kelompok 1
1. Alfin Nur Wardani_22020121183214
2. Fitri Musalamah_22020121183232
3. Serlynce Natonis_2202021183233
4. Yufenty Christin Harsel_22020121183234
5. Noselpa Wani Koaisi_22020121183257
6. Martha Soli Kadi_22020121183237
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan ruang baik
jinak maupun ganas yang tumbuh diotak, meningen dan tengkorak (Sylvia.A. 1995:1030).
Tumor otaak dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu herediter, sisa sisa sel
embrional, radiasi, virus, substansi-substansi karsinogenik. Tumor otak menyebabkan
gangguan neurologis progresif. Gangguan neurologis ini disebabkan oleh adanya
gangguan fokal oleh tumor dan peningkatan tekanan intracranial. Gangguan fokal terjadi
bila terdapat penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi atau invasi langsung pada
parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Tumor otak merupakan penyebab kematian yang kedua dari semua kasus kanker yang
terjadi pada pria berusia 20-39 tahun. Selama periode 2009-2013 terdapat 173 kasus. Dari
173 kasus secara keseluruhan diketahui bahwa wanita lebih banyak terkena tumor otak
dibanding pria dengan perbandingan 1,8:1. Selain itu diketahui bahwa meningioma
merupakan tumor terbanyak dengan 100 kasus dari 173 kasus(57,8%) diikuti oleh
astrositoma dengan 50 kasus (28,9%) dengan lokasi tumor terbanyak pada frontal
(30,1%).
Insiden tumor otak primer telah meningkat secara dra-matically selama beberapa
decade terakhir. Lebih dari setengah dari 18.000 pasien didiagnosis dengan tumor otak
primer ganas di AS. Setiap tahun memiliki glioblastoma mul-tiforme (GBM), tumor
otak primer yang paling umum pada orang dewasa. Meskipun GBM terjadi pada pasien
dari segala usia, kejadiannya paling tinggi pada orang tua, dan GBM sedikit lebih umum
pada orang kulit putih dan pria.
BAB 2
STUDI KASUS
A. Kasus
Ny. S, 58 tahun, diantar ke IGD RS X oleh keluarganya dengan keluhan sesak napas
dan nyeri pada dada sebelah kiri. Hasil pengkajian: tampak retraksi dada dan penggunaan
otot bantu pernapasan, adanya kelemahan anggota gerak kanan, kesadaran delirium, TD
115/68mmHg, nadi 147x/menit,frekuensinapas 36x/menit, SpO2 97%, hasil MSCT
Thorax menunjukkan adanya massa paru, MRI kepala menunjukkan gambaran High
Grade Glioma dengan intracranial metastasis disertai intratumoral hemorrhage, hasil
BGA: pH 7.34, PCO2 45mmHg, HCO3 24.1 mmol/l, be -2.2 mmol/l, A-Ado2 479.2.
D.0066. Penurunan Lesi menempati ruang (mis. space- a. Manajemen Peningkatan Tekanan
kapasitas adaptif occupaying lesion – akibat tumor, abses) Intrakranial (I.09325)
intrakranial Observasi
a. Gangguan metabolisme (mis. akibat Monitor tanda/gejala peningkatan
hiponatremia, ensefalotapi uremikum, TIK (mis.tekanan darah meningkat,
ensefalopati hepatikum, ketoasidosis tekanan nadi melebar, bradikardia,
diabetik, septikemia) pola napas ireguler, kesadaran
b. Edema serebral (mis. akibat cedera menurun
kepala [hematoma epidural, hematoma Rasional: meminimalisir peningkatan
subdural, hematoma subarachnoid, TIK
hematoma intraserebral], stroke Monitor MAP (Mean Arterial
hemoragik, hipoksia, ensefalopati Pressure)
iskemik, pascaoperasi) Rasional; memonitor TIK
c. Peningkatan tekanan vena (mis. akibat Monitor status pernapasan
trombosis sinus vena serebral, gagal Rasional: memastikan bahwa oksigen
jantung, trombosis/obstruksi vena yang dikirim ke otak melebihi
jugularis atau vena kava superior) oksigen yang dibutuhkan.
d. Obstruksi aliran cairan serebrospinalis Monitor intake dan output
(mis. hidosefalus) Rasional: mengatasi peningkatan
e. Hipertensi intrakranial idiopatik kebutuhan nutrisi dari stres metabolik
selama cedera
Luaran Utama : Perfusi serebral
Terapeutik
(L.02014)
Minimalisasikan stimulus dengan
Tujuan : Perfusi serebral meningkat menyediakan lingkungan yang tenang
Berikan posisi semi fowler
Kriteria hasil : Rasional: memperlancar pernafasan
a. Tingkat kesadaran meningkat Hindari maneuver valsava
b. Tekanan darah sistolik membaik Rasional: Demam menyebabkan
c. Reflek saraf membaik peningkatan metabolisme serebral
dan menyebabkan dilatasi
serebrovaskuler
Cegah terjadinya kejang
Rasional; peningkatan metabolisme
serebral dan CBF dan dapat
menimbulkan hipoksia.
Pertahankan suhu tubuh normal
Rasional: Demam menyebabkan
peningkatan metabolisme serebral
dan menyebabkan dilatasi
serebrovaskuler
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian sedasi dan anti
konvulsan, jika perlu
Rasional: obat untuk mencegah atau
mengatasi kejang atau epilepsi.
Pemberian diuretic osmosi, jika nyari
Rasional: Osmotik diuretik seperti
mannitol dan hipertonik salin menarik
air dari ekstraseluler ke plasma
dengan membentuk osmotik gradien
sehingga menurunkan TIK. Efek
samping dari osmotik diuretik
meliputi hipotensi dan gangguan
elektrolit
b. Pemantauan tekanan intracranial
(I.06198)
Observasi
Monitor peningkatan TD
Monitor penurunan frekuensi jantung
Monitor ireguleritas irama napas
Monitor penurunan tingkat kesadaran
Monitor perlambatan atau
ketidaksimetrisan respon pupil
Monitor efek stimulus lingkungan
terhadap TIK
Rasional: membatasi drainase vena
dari kepala melalui vena jugularis dan
vena vertebralis sehingga
meningkatkan isi intrakranial
keseluruhan
Terapeutik
Pertahankan posisi kepala dan leher
netral
Rasional: Apabila leher fleksi, ekstensi
atau rotasi akan membatasi drainase
vena dari kepala melalui vena
jugularis dan vena vertebralis sehingga
meningkatkan isi intrakranial
keseluruhan
Atur interval pemantauan sesuai
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan
Intervensi Pendukung :
Diagnosa
Keperawatan Luaran Keperawatan SLKI Intervensi Keperawatan SIKI
SDKI
D.0005 Luaran Utama : Pola Napas (L.01004) a. Manajemen Jalan Nafas (I.01011)
Observasi
Pola Napas Tidak Tujuan : Pola Napas Membaik Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
Efektif usaha napas)
Kriteria Hasil :
Monitor bunyi napas tambahan
a. Penggunaan otot bantu nafas menurun R/ Untuk mendeteksi tanda-tanda
b. Dyspnea menurun system bahaya pernafasan
c. Pemanjangan fase ekspirasi Terapeutik
d. Frekuensi nafas membaik Posisikan semi fowler atau fowlerR/ Untuk
e. Kedalaman nafas membaik memaksimal kan expansi dada serta
ventilasi paru
Berikan oksigen, jika perlu R/untuk
membantu menurunkan distress pernafasan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, jika
perlu
Diagnosa
Keperawatan Luaran Keperawatan SLKI Intervensi Keperawatan SIKI
SDKI
Intervensi Pendukung :
a. Dukungan Ventilasi
Observasi
Identifikasi adanya kelelahan otot bantu
napas
Identifikasi efek perubahan posisi
terhadap status pernapasan
Monitor status respirasi dan oksigenasi
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan posisi semi fowler atau fowler
Fasilitasi mengubah posisi senyaman
mungkin
Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
Edukasi
Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator,
mukolitik atau ekspektoran
Diagnosa
Keperawatan Luaran Keperawatan SLKI Intervensi Keperawatan SIKI
SDKI
a. Terapi relaksasi
Observasi
Identifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampuan berkonsentrasi
Identifikasi teknik relaksasi yang
pernah efektif digunakan
Identifikasi kesediaan, kemampuan,
dan penggunaan teknik sebelumnya
Diagnosa
Keperawatan Luaran Keperawatan SLKI Intervensi Keperawatan SIKI
SDKI
Observasi
Diagnosa
Keperawatan Luaran Keperawatan SLKI Intervensi Keperawatan SIKI
SDKI
Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical Nursing.
Mosby: ELSIVER
Price, Sylvia A dan Lorrane M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), StandarIntervensiKeperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. StandarIntervensiKeperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), StandarLuaranKeperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Glioma
Glioblastoma
meminimalisirpeningkatan TIK
DISABILITY
Rasional:
Rasional :
1. Manajemen Nyeri (I.08238)
budaya mempengaruhi seseorang bagaimana toleransi terhadap nyeri
DX 3
Rasional:
meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan perhatian sehingga dapat meningkatakan sumber koping
Rasionalnya :
Rasional: