Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN KRITIS 2

MAKALAH STUDI KASUS

Dosen Pembimbing : Ns. Nur Hafizhah Widyaningtyas, S.Kep, M.Kep

Penyusun :
Kelompok 1
1. Alfin Nur Wardani_22020121183214
2. Fitri Musalamah_22020121183232
3. Serlynce Natonis_2202021183233
4. Yufenty Christin Harsel_22020121183234
5. Noselpa Wani Koaisi_22020121183257
6. Martha Soli Kadi_22020121183237

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan ruang baik
jinak maupun ganas yang tumbuh diotak, meningen dan tengkorak (Sylvia.A. 1995:1030).
Tumor otaak dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu herediter, sisa sisa sel
embrional, radiasi, virus, substansi-substansi karsinogenik. Tumor otak menyebabkan
gangguan neurologis progresif. Gangguan neurologis ini disebabkan oleh adanya
gangguan fokal oleh tumor dan peningkatan tekanan intracranial. Gangguan fokal terjadi
bila terdapat penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi atau invasi langsung pada
parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Tumor otak merupakan penyebab kematian yang kedua dari semua kasus kanker yang
terjadi pada pria berusia 20-39 tahun. Selama periode 2009-2013 terdapat 173 kasus. Dari
173 kasus secara keseluruhan diketahui bahwa wanita lebih banyak terkena tumor otak
dibanding pria dengan perbandingan 1,8:1. Selain itu diketahui bahwa meningioma
merupakan tumor terbanyak dengan 100 kasus dari 173 kasus(57,8%) diikuti oleh
astrositoma dengan 50 kasus (28,9%) dengan lokasi tumor terbanyak pada frontal
(30,1%).
Insiden tumor otak primer telah meningkat secara dra-matically selama beberapa
decade terakhir. Lebih dari setengah dari 18.000 pasien didiagnosis dengan tumor otak
primer ganas di AS. Setiap tahun memiliki glioblastoma mul-tiforme (GBM), tumor
otak primer yang paling umum pada orang dewasa. Meskipun GBM terjadi pada pasien
dari segala usia, kejadiannya paling tinggi pada orang tua, dan GBM sedikit lebih umum
pada orang kulit putih dan pria.
BAB 2
STUDI KASUS
A. Kasus
Ny. S, 58 tahun, diantar ke IGD RS X oleh keluarganya dengan keluhan sesak napas
dan nyeri pada dada sebelah kiri. Hasil pengkajian: tampak retraksi dada dan penggunaan
otot bantu pernapasan, adanya kelemahan anggota gerak kanan, kesadaran delirium, TD
115/68mmHg, nadi 147x/menit,frekuensinapas 36x/menit, SpO2 97%, hasil MSCT
Thorax menunjukkan adanya massa paru, MRI kepala menunjukkan gambaran High
Grade Glioma dengan intracranial metastasis disertai intratumoral hemorrhage, hasil
BGA: pH 7.34, PCO2 45mmHg, HCO3 24.1 mmol/l, be -2.2 mmol/l, A-Ado2 479.2.

B. Istilah-istilah yang ada di dalam kasus


a. Tumor Otak adalah tumbuhnya sel abnormal pada otak. Banyak jenis tumor yang
berbeda-beda. Beberapa tumor otak bukan merupakan kanker (jinak) dan beberapa
tumor otak lainnya adalah kanker (ganas). Tumor otak dapat berasal dari otak (tumor
otak primer) atau kanker yang berasal dari bagian tubuh lain dan merambat ke otak
(tumor otak sekunder / metastatik).
b. Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan ruang
baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak. (Sylvia.A,
1995: 1030). Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna)
ataupun ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra
cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
c. Glioma adalah tumor otak yang berasal dari sel glial dan merupakan tumor otak yang
paling sering terjadi, dengan angka kejadian sekitar 51 % dibandingkan tumor otak
primer yang lain.Glioma terbagi dua menjadi low grade glioma (LGG) dan high
grade glioma (HGG).High grade glioma ataudisebut pula malignant glioma
mengalami pertumbuhan tumor yang cepat walaupun jarang metastasis ke luar SSP.
d. Glioblastoma adalah tumor otak primer yang paling sering pada usia dewasa tua dan
jarang pada anak-anak.Glioblastoma multiforme(GBM) adalah anaplastik, tumor
yang sangat seluler dengan sel-sel yang dibedakan dengan buruk, bulat, atau
pleomorfik, sel multinukleasi sesekali, atypia nuklir, anaplasia, proliferasi endotel,
dan nekrosis pseudopalisading. Tanda dan gejala GBM tergantung pada lokasi,
ukuran, dan tingkat pertumbuhan tumor dan termasuk sakit kepala, kejang, defisit
neurologis fokal, dan perubahan status mental.
e. Intratumoral hemorrhage (ITH) adalah perdarahan intratumoral yang Mekanisme
terjadinya masih belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa teori yaitu:
a) Pecahnya pembuluh darah yang rapuh pada tumor
b) Tidak adekuatnya proliferasi pembuluh darah pada tumor menyebabkan nekrosis
dan perdarahan
c) Pembuluh darah di peritumoral diinvasi oleh tumor dan menyebabkan perdarahan
d) Degenerasi, trombosis dan emboli sel pada pembuluh darah tumor menyebabkan
perdarahan
e) Faktor lain seperti oklusi pembuluh darah akibat radioterapi, adanya gangguan
koagulasi, atau pecahnya pembuluh darah tumor akibat trauma
C. Data pengkajian yang perlu dikaji lebih lanjut/dilengkapi pada kasus
a. Pengkajian Primer/awal
 Airway :Potensi jalan nafasnya, ada sumbatan jalan nafas atau tidak
 Breating :Ada tidak peningkatan irama pernafasan (pola napas tidak teratur)
 Circulation : nilai CRT, nadi irreguler/regular, turgor kulit, akral teraba hangat
atau dingin
 Disability : Nilai kesadaran (GCS), karateristik dan skala nyeri (PQRST), nilai
kekuatan otot
 Exposure : Temperature
b. Pengkajian Sekunder
 Anamnese :
PengkajianRiwayat : SAMPLE
Data Demografi : nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan,
suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status
perkawinan
Keluhan utama : Biasanya klien mengeluh nyeri kepala yang
hilang timbul dan durasinya makin meningkat
Biasanya Klien mengeluh nyeri kepala saat
Riwayat penyakit saat ini : perubahan posisi dan dapat meningkat dengan
aktivitas, vertigo, muntah proyektil, perubahan
mental seperti disorientasi, letargi, papiledema,
penurunan tingkat kesadaran, penurunan
penglihatan atau penglihatan double,
ketidakmampuan sensasi (parathesia atau
anasthesia), hilangnya ketajaman atau diplopia
pernah mengalami pembedahan kepala atau
trauma kepala
Riwayat penyakit dahulu Adakah penyakit yang diderita oleh anggota
Riwayat penyakit : keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan
keluarga penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga
: dengan tumor kepala
Perubahan kepribadian dan perilaku klien,
perubahan mental, kesulitan mengambil
Pengkajian psiko-sosio- : keputusan, kecemasan dan ketakutanhospitalisasi,
spiritual diagnostic test dan prosedur pembedahan, adanya
perubahan peran
Pengkajian B6 ( ROS :  B1 (Breathing) : Bentuk dada,
Review of System adabatukatautidak,Adanya peningkatan irama
pernafasan (pola napas tidak
teratur),skaladipsnea, alat bantu pernapasan
 Kardiovaskular B2 (Blood) :
adakahpeningkatan tekanan intracranial,irama
jantung ,bunyi jantung, akral teraba dingin
atau hangat, nadi bradikardi,TTV, penilaian
EKG, penilaian Cerebral Perfusion Pressure
(CPP)
 Persyarafan B3 (Brain) : ada kejang atau
tidak, ada sensasi abnormal di kepala,apakah
ada penurunan penglihatan, apakah ada
gangguan pendengaran, ada keluhan bau
yang tidak biasanya, ada afasia atau tidak,
reflex tendon, penilaian GCS
 Perkemihan B4 (Bladder) : ada gangguan
control sfinter urine, produksi urine
 Pencernaan B5 (Bowel) ; adakah mual
muntah, adakah penurunan nafsu makan,
Kondisi mulut dan mukosa
 Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)
:Kemampuan pergerakan sendi bebas, Graps
refleks (reflek memegang), kondisi tubuh
kelelahan, spasme tonik pada jari-jari kaki
atau tangan, ada tidak hemiparesis sampai
hemiplegia
Pengkajian Fisik :  Keadaan umum : Delirium
 Tingkat Kesadaran : Penilaian GCS
 Kepala : Apakah pembengkakan, sclera,
konjungtiva, ada tidak distensi vena
jugolaris,mukosa
 Mulut ; mukosa bibir, warna.
 Dada: Simetris atau tidak, ekspansi dada, ada
nyeri tekan atau tidak
 Abdomen: bentuk, bising usus, peristaltic,
adakah pembesarn hati atau limpa, ada nyeri
tekan atau tidak
 Urogenital: Bagaimana produksi urine
 Integumen: Turgor, teraba hangat atau dingin,
warna apakah tampak pucat
 Ekstremitas: Edema, penurunan kekuatan
otot, hemiplegi, hemiparise

Pemeriksaan penunjang : CT Scan


Pemeriksaan cairan serebrospinal
Biopsi Stereostatik
Angiografi Serebral
Elektroensefalogram (EEG), EKG
D. Kasus apa yang kemungkinan terjadi pada pasien
 Kasus yang mungkin terjadi pada klien adalah klien kemungkinan mengalami
peningkatan TIK serta deficit neurologis, kemudian sesak nafas yang dialami pasien
kemungkinan karena karena tumor mendesak otak sehingga terjadi hermiasi dan
kompresi medulla oblongata. Yang mungkin terjadi juga adalah kemungkinan telah
terjadi metastase tumor keparu yang mengakibatkan keluhan nyeri dada pada pasien.
E. Pathway

WOC TUMOR OTAK SECARA UMUM


Herediter Trauma Virus Onkogenik (Rotavirus) Radiasi

Suplaydarahkeselmeningkat Pertumbuhan Sel yang Abnormal Metastasekeparu

TUMOR OTAK Pertumbuhan masa Menekanjaringanseki


Pembuluhdarahditumorpeca abnormal di paru tar
h
Penambahan Massa Otak dan atau Cairan Otak
MK. Nyeri Akut
Mk. Pendarahan Kompresi jaringan otak Mengenai lobus frontalis Bergesernya ginus
Intratumor terhadap sirkulasi darah & O2 medialis lobus temporal
Deficit neurologis ke inferior melalui
Penurunan suplai O2 ke insisura tentorial
jaringan otak akibat obstruksi
Gangguansensorimotorik
Herniasi medula
Iskemik oblongata
Hemiparesis Delirium
MK. Gangguan Perfusi Menekan pusat saraf napas
MK. Ketidakefektifan
Jaringan Cerebral
MK. Gangguan Pola Napas
Mobilitas Fisik
Diagnosa
Keperawatan Luaran Keperawatan SLKI Intervensi Keperawatan SIKI
SDKI

D.0066. Penurunan Lesi menempati ruang (mis. space- a. Manajemen Peningkatan Tekanan
kapasitas adaptif occupaying lesion – akibat tumor, abses) Intrakranial (I.09325)
intrakranial Observasi
a. Gangguan metabolisme (mis. akibat  Monitor tanda/gejala peningkatan
hiponatremia, ensefalotapi uremikum, TIK (mis.tekanan darah meningkat,
ensefalopati hepatikum, ketoasidosis tekanan nadi melebar, bradikardia,
diabetik, septikemia) pola napas ireguler, kesadaran
b. Edema serebral (mis. akibat cedera menurun
kepala [hematoma epidural, hematoma Rasional: meminimalisir peningkatan
subdural, hematoma subarachnoid, TIK
hematoma intraserebral], stroke  Monitor MAP (Mean Arterial
hemoragik, hipoksia, ensefalopati Pressure)
iskemik, pascaoperasi) Rasional; memonitor TIK
c. Peningkatan tekanan vena (mis. akibat  Monitor status pernapasan
trombosis sinus vena serebral, gagal Rasional: memastikan bahwa oksigen
jantung, trombosis/obstruksi vena yang dikirim ke otak melebihi
jugularis atau vena kava superior) oksigen yang dibutuhkan.
d. Obstruksi aliran cairan serebrospinalis  Monitor intake dan output
(mis. hidosefalus) Rasional: mengatasi peningkatan
e. Hipertensi intrakranial idiopatik kebutuhan nutrisi dari stres metabolik
selama cedera
Luaran Utama : Perfusi serebral
Terapeutik
(L.02014)
 Minimalisasikan stimulus dengan
Tujuan : Perfusi serebral meningkat menyediakan lingkungan yang tenang
 Berikan posisi semi fowler
Kriteria hasil : Rasional: memperlancar pernafasan
a. Tingkat kesadaran meningkat  Hindari maneuver valsava
b. Tekanan darah sistolik membaik Rasional: Demam menyebabkan
c. Reflek saraf membaik peningkatan metabolisme serebral
dan menyebabkan dilatasi
serebrovaskuler
 Cegah terjadinya kejang
Rasional; peningkatan metabolisme
serebral dan CBF dan dapat
menimbulkan hipoksia.
 Pertahankan suhu tubuh normal
 Rasional: Demam menyebabkan
peningkatan metabolisme serebral
dan menyebabkan dilatasi
serebrovaskuler
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian sedasi dan anti
konvulsan, jika perlu
Rasional: obat untuk mencegah atau
mengatasi kejang atau epilepsi.
 Pemberian diuretic osmosi, jika nyari
Rasional: Osmotik diuretik seperti
mannitol dan hipertonik salin menarik
air dari ekstraseluler ke plasma
dengan membentuk osmotik gradien
sehingga menurunkan TIK. Efek
samping dari osmotik diuretik
meliputi hipotensi dan gangguan
elektrolit
b. Pemantauan tekanan intracranial
(I.06198)
Observasi
 Monitor peningkatan TD
 Monitor penurunan frekuensi jantung
 Monitor ireguleritas irama napas
 Monitor penurunan tingkat kesadaran
 Monitor perlambatan atau
ketidaksimetrisan respon pupil
 Monitor efek stimulus lingkungan
terhadap TIK
 Rasional: membatasi drainase vena
dari kepala melalui vena jugularis dan
vena vertebralis sehingga
meningkatkan isi intrakranial
keseluruhan
Terapeutik
 Pertahankan posisi kepala dan leher
netral
 Rasional: Apabila leher fleksi, ekstensi
atau rotasi akan membatasi drainase
vena dari kepala melalui vena
jugularis dan vena vertebralis sehingga
meningkatkan isi intrakranial
keseluruhan
 Atur interval pemantauan sesuai
kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan
Intervensi Pendukung :

a. Pemantauan tanda vital


Observasi
 Monitor tekanan darah
 Monitor nadi
 Monitor pernapasan
 Monitor suhui tubuh
 Monitor oksimetri
 Identifikasi penyebab perubahan tanda
vital
Terapeutik
 Atur intewrval pemantauan sesuai
kondisi pasien
 Informasikan hasil pemantauan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
 Informasikan hasil pemantaua

Diagnosa
Keperawatan Luaran Keperawatan SLKI Intervensi Keperawatan SIKI
SDKI

D.0005 Luaran Utama : Pola Napas (L.01004) a. Manajemen Jalan Nafas (I.01011)
Observasi
Pola Napas Tidak Tujuan : Pola Napas Membaik  Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
Efektif usaha napas)
Kriteria Hasil :
 Monitor bunyi napas tambahan
a. Penggunaan otot bantu nafas menurun R/ Untuk mendeteksi tanda-tanda
b. Dyspnea menurun system bahaya pernafasan
c. Pemanjangan fase ekspirasi Terapeutik
d. Frekuensi nafas membaik  Posisikan semi fowler atau fowlerR/ Untuk
e. Kedalaman nafas membaik memaksimal kan expansi dada serta
ventilasi paru
 Berikan oksigen, jika perlu R/untuk
membantu menurunkan distress pernafasan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian bronkodilator, jika
perlu
Diagnosa
Keperawatan Luaran Keperawatan SLKI Intervensi Keperawatan SIKI
SDKI

b. Pemantauan Respirasi (I.01014)


Observasi
 Monitor frekuensi irama, kedalaman dan
upaya nafas
 Monitor pola nafas
 Monitor saturasi oksigen
Rasional: Mengetahui keefektifan
pernafasan
Terapeutik
 Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
 Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Intervensi Pendukung :

a. Dukungan Ventilasi
Observasi
 Identifikasi adanya kelelahan otot bantu
napas
 Identifikasi efek perubahan posisi
terhadap status pernapasan
 Monitor status respirasi dan oksigenasi
Terapeutik
 Pertahankan kepatenan jalan napas
 Berikan posisi semi fowler atau fowler
 Fasilitasi mengubah posisi senyaman
mungkin
 Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
Edukasi
 Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
 Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
 Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian bronkodilator,
mukolitik atau ekspektoran
Diagnosa
Keperawatan Luaran Keperawatan SLKI Intervensi Keperawatan SIKI
SDKI

D.0077 Luaran Utama : Tingkat Nyeri a. Manajemen Nyeri (I.08238)


Observasi
Nyeri Akut (L.08066)  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Tujuan : Tingkat Nyeri menurun frekuensi, intensitas nyeri, skalanyeri
 R/untuk menentukan intervensi yang
Kriteria hasil : sesuai dan keefektifan dari terapi yang
diberikan
1. Keluhan nyeri menurun
 Identifikasi respon nyeri non verbal
2. Frekuensi nadi membaik
Rasional: Membantu mengidentifikasi
3. Tekanan darah membaik
derajat ketidaknyamanan
4. Pola napas membaik
 Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap
respon nyeri
Rasional: budaya mempengaruhi
seseorang bagaimana toleransi terhadap
nyeri dan menginterpretasi kan nyeri serta
bereaksi secara verbal atau non verbal
terhadap nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
 Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Rasional: meningkatkan relaksasi dan
membantu untuk memfokuskan perhatian
sehingga dapat meningkatakan sumber
koping
 Control lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
Diagnosa
Keperawatan Luaran Keperawatan SLKI Intervensi Keperawatan SIKI
SDKI

 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri


 Anjurkan menggunakan analgesic secara
tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu
b. Pemberian analgesik (I.08243)
Observasi
 Identifikasi karakteristik nyeri
 Identifikasi riwayat alergi obat
 Identifikasi kesesuaian analgesik dengan
tingkat keparahan nyeri
 Monitor TTV sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
 Monitor efektifitas analkgetik
Terapeutik
 Diskusikan jenis analgesik yang disukai
 Pertimbangkan penggunaan infus kontinu
 Tetapkan target efektifitas analgetik untuk
mengoptimalkan respon pasien
 Dokumentasikan respon terhadap efek
samping analgesik dan efek yang tidak
diinginkan
Edukasi
 Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesik
 Rasional : Mengurangi nyeri dan
memungkinkan pasien untuk mobilisasi
tanpa nyeri
Intervensi tambahan :

a. Terapi relaksasi
Observasi
 Identifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampuan berkonsentrasi
 Identifikasi teknik relaksasi yang
pernah efektif digunakan
 Identifikasi kesediaan, kemampuan,
dan penggunaan teknik sebelumnya
Diagnosa
Keperawatan Luaran Keperawatan SLKI Intervensi Keperawatan SIKI
SDKI

 Periksa ketegangan otot, dan tanda2


vital sesudah latihan
 Monitor respon terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik
 Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan
 Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
 Gunakan pakaian longgar
 Gunakan nada suara lembut
 Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjang dengan analgetik atau
tindakan medis lain
Edukasi
 Jelaskan tujuan, manfaat, dan jenis
relaksasi yang ada
 Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
 Anjurkan mengambil posisi yang
nyaman
 Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
 Anjurkan sering mengulangi atau
melatih teknik yang dipilih
 Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi
 Rasional: Meningkatkan relaksasi dan
membatu untuk memfokuskan
perhatian sehingga dapat
meningkatkan sumber koping
Diagnosa
Keperawatan Luaran Keperawatan SLKI Intervensi Keperawatan SIKI
SDKI

D.0054 Luaran Utama :gangguan imobilitas fisika. DukunganAmbulasi (I.06171)


(L.05042) Observasi
Gangguan mobilitas  Identifikasi adanya keluhanfisik
fisik Tujuan : setelah dilakukan tindakan
 Identifikasi toleransi fisik melakukan
keperawatan diharapkan mobilitas fisik
ambulasi
meningkat
 Monitor frekuensi jantung dan tekanan
Kriteria hasil : darah sebelum memulai ambulasi
 Monitor kondisi umum selama melakukan
1. Pergerakan ekstremitas ambulasi
2. Kekuatan otot meningkat  Rasionalnya : klien mampu melaksanakan
3. Nyeri menurun aktivitas fisik sesuai kemampuannya
4. Gerakan terbatas meningkat Terapeutik
5. Tidak terjadinya kontraktur sendi  Fasilitasi aktifitas ambulasi dengan alat
6. Kelemahan fisik bantu (tongkat atau kruk)
 Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik jika
perlu
 Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan ambulasi
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
 Anjukan melakukan ambulasi dini
 Anjurkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan(mis. Berjalan dari tempat tidur
kekursi roda, berjalan sesuai toleransi)
b. Terapi Aktivitas (I.05186)
Observasi
 Identifikasi defisit tingkat aktivitas
 Identifikasi kemampuan berpartisipasi
dalam aktivitas
 Identifikasi sumber daya untuk aktivitas
yang diinginkan
 Identifikasi makna aktivitas rutin
 Monitor respon emosional, fidik, sosial
dan spiritual terhadap aktivitas
Terapeutik
 Sepakat komitmen untuk meningkatkan
frekuensi dan rentang aktifitas
 Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan
tujuan aktivitas sesuai kemampuan
 Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai
usia
 Fasilitasi pasien dan keluarga dalam
Diagnosa
Keperawatan Luaran Keperawatan SLKI Intervensi Keperawatan SIKI
SDKI

menyesuaikan lingkungan untuk


mengakomodasi aktivitas yang dipilih
 Fasilitasi aktivitas fisik rutin
 Fasilitasi aktivitas pengganti saat
mengalami keterbatasan waktu,energi dan
gerak
 Tingkatkan aktivitas fisik untuk
memelihara BB
 Fasilitasi aktivitas motorik untuk
merelaksasi otot
 Libatkan dalam permainan kelompok
yang tidak kompetitif, terstruktur dan
aktif
 Tingkatkan keterlibatan dalam aktivitas
rekreasi untuk menurunkan kecemasan
 Libatkan keluarga dalam aktivitas
 Fasilitasi mengembangkan motivasi
 Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas
sehari-hari
 Berikan penguatan positif atas partisipasi
dalam aktivitas
Edukasi
 Jelakan metode aktivitas fisik sehari-hari
 Ajarkan melakukan aktivitas yang dipilih
 Anjurkan melakukan aktivitas fisik,
sosial, spiritual, kognitif
 Anjurkan terlibat dalam aktivitas
kelompok atau terapi
 Anjurkan keluarga untuk memberi
penguatan positif atas partisipasi dalam
aktifitas
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam
merencanakan dan memonitor program
aktivitas
 Rujuk pada pusat atau program aktivitas
komunitas
Rasional: melakukan aktivitas yang sesuai
Intervensi tambahan :

a. Pemantauan tanda vital

Observasi
Diagnosa
Keperawatan Luaran Keperawatan SLKI Intervensi Keperawatan SIKI
SDKI

 Monitor tekanan darah


 Monitor nadi (frekuensi, kekuatan, irama)
 Monitor pernafasan (frekuensi,
kedalaman)
 Monitor suhu tubuh
 Monitor oksimetri nadi
 Monitor tekanan darah (selisih TDS dan
TDD)
 Identifikasi penyebab perubahan tanda
vital
Terapeutik
 Atur interval pemantauan sesuai kondisi
pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
 Rasional: Mengetahui keadaan umum
pasien dan tanda-tanda bahaya
DAFTAR PUSTAKA

Ginsberg,Lionel.2005. Lecture Notes: Neurologi. Jakarta: ErlanggaBaughman, Diace C dan


Joann C. Hackley. 2000. Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Herdman, T.H. &Kamitsuru, S. (Eds.). (2014). NANDA International Nursing Diagnoses:


Definitions & Classification, 2015-2017, Tenth Edition. Oxford: Wiley Blackwell

Isnaniah Hasan, Sri MutyaSekarutami(2014).Tinjauan Pustaka: StandarPengobatan


Glioblastoma Multiforme. Radioterapi dan Onkologi Indonesia Vol.5(2) jul.
2014:51-60. DepartemenRadioterapi RSUPN Dr. CiptoMangunkusumo,
FakultasKedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

KomitePenanggulanganKankerNasional(2017).Pedoman Nasional PelayananKedokteran


Tumor Otak. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical Nursing.
Mosby: ELSIVER

Penyakit Vol 2. Jakarta: EGC uguang L, Meng L, Shugan Z, Yuquan J, Gang L,


Xingang L, et al. Intracranial tumouralhaemorrhage–
areportof58cases.JClinNeurosci.2002;9:637–639

Price, Sylvia A dan Lorrane M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Richard M. Young,et.al(2015). Review Article :Current trend sinthe surgical management


and treatment of adul tglioblastoma. Ann transl Med 2015;3(9):121. Departement of
Neurological Surgery George Washington University Medical Centre, Washington,
DC 200037, USA

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), StandarIntervensiKeperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. StandarIntervensiKeperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), StandarLuaranKeperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia

Wahyuhadi J, Susilo R, Meizikri R. Patofisiologi Kegawatan Tumor Otak. Handbook


of Emergency in Brain Tumor: What’s New, Ed 1. Susilo R. Surabaya:
PERSPEBSI, 2019.
PATHWAY

Glioma

Glioblastoma

Intratumoral hemorrhage (ITH)


ISTILAH YANG ADA DIDALAM KASUS

Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif

AIRWAY Pola Napas Tidak Efektif

BREATING Nyeri Akut observasi

- Monitor tanda/gejala peningkatan TIK


DIAGNOSA Gangguan mobilitas fisik
CIRCULATION PENGKAJIAN PRIMER Rasional:

meminimalisirpeningkatan TIK
DISABILITY

- Monitor MAP (Mean Arterial Pressure)


EXPOSURE
Rasional; memonitor TIK

- Monitor status pernapasan

Rasional: memastikan bahwa oksigen yang


B1 (Breathing)
KASUS 1
dikirim ke otak melebihi oksigen yang dibutuhkan

Kardiovaskular B2 (Blood) 1. Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial (I.09325)

- Monitor intake dan output


Persyarafan B3 (Brain) PENGKAJIAN YANG LEBIH LANJUT
Rasional:mengatasi peningkatan kebutuhan nutrisi
PENGKAJIAN SEKUNDER
dari stres metabolik selama cedera
Perkemihan B4 (Bladder)

Pencernaan B5 (Bowel) Terapeutik

Pertahankan posisi kepala dan leher


2. Pemantauan tekanan intracranial (I.06198)
Muskuloskeletal/integument B6 (Bone) Rasional:Apabila leher fleksi, ekstensi atau rotasi akan

DX 1 membatasi drainase vena dari kepala melalui vena jugularis

dan vena vertebralis sehingga meningkatkan isi intrakranial keseluruhan

Monitor bunyi napas tambahan

rasional Untuk mendeteksi tanda-tanda

system bahaya pernafasan

gangguan pada breatingnya

1. Manajemen Jalan Nafas (I.01011)


gangguan circulation Rasional:

DX 2 Mengetahui keefektifan pernafasan


gangguan sensori perubahan status mental delirium

2. Pemantauan Respirasi (I.01014)


keluhan nyeri dada dan gangguan motoric hemiparise KASUS KEMUNGKINAN TERJADI

Rasional:

INTERVENSI DAN RASIONAL Membantu mengidentifikasi derajat ketidaknyamanan

Rasional :
1. Manajemen Nyeri (I.08238)
budaya mempengaruhi seseorang bagaimana toleransi terhadap nyeri

DX 3
Rasional:

meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan perhatian sehingga dapat meningkatakan sumber koping

2. Pemberian analgesik (I.08243) Rasional :

Mengurangi nyeri dan memungkinkan pasien untuk mobilisasi tanpa nyeri

Rasionalnya :

klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai kemampuannya

1. Dukungan Ambulasi (I.06171)

Rasional:

Mengetahui keadaan umum pasien dan tanda-tanda bahaya


DX 4

2. Terapi Aktivitas (I.05186)

Anda mungkin juga menyukai