Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat
jinak (benigna) ataupun ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi. Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit menegakkan diagnosa tumor otak apalagi membedakan yang benigna dan yang maligna, karena gejala klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan masa tumor dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari masa tumor kejaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi dan destruksi dari jaringan otak. ETIOLOGI Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti walaupun telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu: Herediter Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest) Radiasi Virus Substansi-substansi karsinogenik Trauma Kepala Pemeriksaan Diagnostik Rontgrnt trngkorak anterior-posterior EEG CT Scan MRI Angioserebral KLARIFIKASI Tumor otak dapat diklasifikasikan sebagai berikut: A. Berdasarkan Jenis Tumor 1. Jinak Acoustic neuroma Meningioma Pituitary adenoma Astrocytoma (grade I) 2. Malignant Astrocytoma (grade 2,3,4) Oligodendrogliom Apendymoma B. Berdasarkan lokasi 1. Tumor intradural Ektramedular Cleurofibroma meningioma 2. Tumor ektradural patofisiologi
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis
progesif. Gejala-gejala terjadi berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien. Gejala-gejalanya sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu. Gejala neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh 2 faktor gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu saja disfungsi yang paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat. TANDA DAN GEJALA Gejala peningkatan tekanan intrakranial disebabkan oleh tekanan yang berangsur – angsur terhadap otak akibat pertumbuhan tumor. Pengaruhnya adalah gangguan keseimbangan yang nyata antara otak, cairanserebrospinal dan darah serebral. Semua terletak di tengkorak. Gejala yang banyak terjadi akibat tekanan intra cranial yaitu : Sakit kepala Muntah kadang - kadang dipengaruhi oleh asupan makanan,yang selalu disebabkan adanya iritasi pada pusat vagal di medulla. Papiledema Perubahan kepribadian Adanya variasi penurunan focal motorik, sensor dan disfungsi saraf cranial Gejala terlokalisasi. Lokasi gejala – gejala terjadi spesifik sesuai dengan gangguan daerah otak yang terkena,menyebabkan tanda-tanda yang ditunjukkan local,seperti padaketidaknormalan sensori dan motorik, perubahan penglihatan dan kejang.
Tumor korteks motorik memanifestasikan diri dengan menyebabkan
gerakan seperti kejang yang terletak pada satu sisi tubuh yang disebut kejang jacksonian Tumor lobus oksipital menimbulkan manifestasi visual Tumor serebral menyebabkan pusing ataksia (kehilangan keseimbangan ) atau gaya berjalan sempoyongan dengan kecrendrungan jatuh kesisi yang lesi Tumor lobus frontal sering menyebabkan gangguan kepribadian Tumor sudut serebropontin biasanya diawali pada sarung saraf akustik dan memberikan rangkaian gejala yang timbul dengan semuakarakteristik gejala pada tumor otak Tumor intracranial dapat menghasilkan gangguan kepribadian MANIFESTASI KLINIS Tumor otak menyebabkan manifestasi klinik terbesar diebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial serta tanda dan gejala lokal sebagai akibat dari tumor yang menganggu bagian spesifik dari otak. Gejala yang umumnya timbul akibat peningkatan tekanan intrakranial adalah sakit kepala, muntah dan papiledena. Nyeri kepala.Barangkali nyeri kepala merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada penderita otak. Nyeri dapat digambarkan bersifat dalam, terus menerus, tumpul, dan kadang-kadang hebat sekali PENATALAKSANAAN Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam penatalaksaannya: 1. Surgery Terapi Pre-Surgery : Steroid Menghilangkan swelling, contoh dexamethason Anticonvulsant Untuk mencegah dan mengontrol kejang, seperti carbamazepin Shunt Digunakan untuk mengalirkan cairan cerebrospinal 2, Radiotherapy Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam penatalaksanaan proses keganasan. 3. Chemotherapy Pada kemoterapi dapat menggunakan powerfull drugs, bisa menggunakan satu atau dikombinasikan. PENGKAJIAN a. Identifikasi faktor resiko paparam dengan radiasi atau bahan- bahan kimia yang bersifat carcinogenik b. Idenfikasi tanda dan gejala yang di alami: sakit kepala, muntah, penurunan penglihatan atau penglihatan dauble/ c. Identifikasi adanya perubahan klien d. Observasi adanya hemiparase atau hemiplegi. e. Perubahan pada sensasi: hyperesthesia, paresthesia. f. Observasi adanya perubahan sensori g. Observasi keadaam keseimbangan cairan dan eletrolit h. Psikososial: perubahan kepribadian dan perilaku, kesulitan i. mengambil keputusan, kecamasan dan ketakutan hospitalisasi. j. Laboratorium: Fungsi endokrin 1. Radiografi: CT scan Diagnosa keperawatan a. Perubahan perfusi jaringan otak b/d kerusakan sirkulasi akibat penekanan oleh tumor b. Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial c. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b/d ketidakmampuan mengenai informasi d. Gangguan pertukaran gas b/d disfungsi neuromuskuler ( hilang nya kontrol terhadap pernapasan otot pernafasan) e. Perubahan proses pikir b/d perubahan fisiologi, di tandai dengan disorientasi, penurunan kesadaran, sulit konsentrasi f. Resiko tinggi cidera b/d disfungsi otot sekunder terhadap depresi SSP, di tandai dengan: kejang, disorientasi, gangguan penglihatan, pendengaran Rencana tindakan • Perubahan perfusi jaringan otak b/d kerusakan sirkulasi akibat penekanan oleh tumor. Data penunjang : perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori, perubahan respon sensorik/motorik, gelisah, perubahan tanda vital Kriteria hasil : tingkat kesadaran stabil atau ada perbaikan, tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK. • Interverensi & rasional 1. Pantau status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai standar 2. Pantau tanda vital tiap 4 jam 3. Pertahankan posisi netral atau posisi tengah, tinggikan kepala 200- 300 4. Pantau ketat pemasukan dan pengeluaran cairan 5. Bantu pasien untuk menghindari/membatasi batuk,muntah,pengeluaran feses yang di paksa mengejan 6. Perhatikan adanya gelisah yang meningkat • Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial Data penunjang : klien mengatakan nyeri, pucat oada wajah, gelisah, perilaku tidak terarah,insomnia, perubahan pola tidur. Kriteria hasil : klien melaporkan nyeri berkurang/ terkontrol, klien menunjukan perilaku untuk mengurangi kekambuhan. • Interverensi & rasional 1. Teliti keluhan nyeri: karakteristik, lokas, lamanya, faktor yang memperburuk dan meredahkan 2. Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal seperti expresi wajah, gelisah, menangis/meringis, perubahan tanda vital. 3. Intruksikan pasien/keluarga untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri timbul 4. Berikan kompres dingin pada kepala • Kurang nya pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b/d ketidakmampuan mengenai informasi Data penunjang : klien dan keluarga meminta informasi, ketidakakuratan mengikuti intruksi, perilaku yang tidak tepat Kriteria hasil : klien/keluarga mengungkapkan pemahaman tentang kondisi dan pengobatan, memulai perubahan perilaku yang tepat. • Intervensi & rasional
1. Diskusikan etiologi individuak dan sakit kepala bila di
ketahui 2. Bantu pasien dalam mengidentifikasi kemungkinan faktor prediposisi 3. Diskusikan mengenai pentingnya posisi/letak tubuh yang normal 4. Diskusikan tentang obat dan efek samping nya. TERIMAKASIH