Anda di halaman 1dari 18

TUMOR OTAK

Oleh :
Ns. M. Nurman, M.Kep
Definisi

 Tumor ialah Istilah umum yang mencakup setiap


pertumbuhan benigna (jinak) dalam setiap bagian
tubuh. Pertmbuhan ini tidak bertujuan, bersifat
parasit dan berkembang dengan mengorbankan
manusia yang menjadi hospesnya. (Sue Hinchliff,
kamus Keperawatan, 1997).
 Tumor otak adalah tumor jinak pada selaput otak
atau salah satu otak (Rosa Mariono, MA, Standart
asuhan Keperawatan St. Carolus, 2000)
ETIOLOGI
Penyebab tumor otak belum diketahui pasti, tapi dapat diperkirakan karena :

a. Genetik Tumor susunan saraf pusat primer


merupakan komponen besar dari beberapa gangguan yang diturunkan sebagai kondisi
autosomal, dominant termasuk sklerasis tuberose, neurofibromatosis.

b. Kimia dan Virus


Pada binatang telah ditemukan bahwa karsinogen kimia dan virus menyebabkan
terbentuknya neoplasma primer susunan saraf pusat tetapi hubungannya dengan
tumor pada manusia masih belum jelas.

c. Radiasi
Pada manusia susunan saraf pusat pada masa kanak-kanak menyebablkan
terbentuknya neoplasma setelah dewasa.
d. Trauma kepala
Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma
(neoplasma selaput otak). Pengaruh trauma pada patogenesis
neoplasma susunan saraf pusat belum diketahui.

e. herediter
Riwayat tumor kepala satu anggota keluarga jarang di temukan
kecuali pada meningioma, astrocytoma dan neurofibroma dapat
dijumpai pada anggota-anggota sekeluarga. Sklerosis tuberase atau
penyakit struge weber yang dapat dianggap sebagai manifestasi
pertumbuhan baru memperlihatkan factor family yang jelas
 
Klasifikasi

 Jinak
 Acoustic neuroma
 Meningioma

Sebagian besar tumor bersifat jinak, berkapsul, dan tidak menginfikasi jaringan
sekitarnya tetapi menekan struktur yang berada di bawahnnya. Tumor ini sering kali
memiliki banyak pembuluh sahingga mampu menyerap isotop radioaktif saat dilakukan
pemeriksaan CT scan otak
 Pituitary adenoma
 Astrocytoma (grade I )

 Malignant
 Astrocytoma (2,3,4)
 Oligodendroglioma
 Apendymoma

 Tumor ganas yang jarang terjadi dari hubungan erat pada ependim yang menutup
ventrikel.
4. Patofisiologi

 Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif.


Gangguan neurologik pada tumor otak biasanya dianggap
disebabkan oleh dua faktor : gangguan fokal disebebkan oleh
tumor dan kenaikan tekanan intracranial.
 Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan
otak, dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak
dengan kerusakan jaringan neuron. Perubahan suplai darah
akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah
arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi
secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan
serebrovaskuler primer.
5. Manifestasi Klinis

 Nyeri kepala
Diperkirakan 1% penyebab nyeri kepala kepala adalah
tumor otak dan 30% gejala awal tumor otak adalah
nyeri. Sedangkan gejala lanjut diketemukan 70% kasus.
Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan episodik
sampai berat dan berdenyut, umumnya bertambah berat
pada malam hari dan psda saat bangun tidur pagi serta
pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi
intrakranial. Adanya nyeri kepala dengan psikomotor
asthenia perlu dicuragai tumor otak
 Muntah
Terdapat pada 30% kasus dan umunya menyertai nyeri kepala. Lebih sering jumpai
pada tumor di fossa posterior, umumnya muntah bersifat proyektif dan tak disertai
dengan mual.
 Kejang

  Bangkitkan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25% kasus,
dan lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2% penyebab bangkitan
kejang adalah tumor otak.
 Perlu di curigai penyebab bangkitkan kejang adalah tumor otak bila :
 Bangkitkan kejang pertama kali pada usia lebih dari 25 tahun
 Mengalami post iklan paralisis
 Mengalami status epilepsy
 Bangkitkan disertai dengan gejala TTIK lain
 Bangkitkan kejang ditemui pada 70% tumor otak dikorteks, 50% pasien dengan astrositoma,
40% pada pasien meningioma dan 25% pada glioblastoma.
 Gejala Tekanan Tinggi Intrakranial
Tumor-tumor yang sering memberikan gejala TTIK
tanpa gejala-gejala fokal maupun lateralisasi adalah
meduloblatoma, spendimoma dari ventrikel III,
haemangioblastoma serebelum dan craniopharingioma.
 Seizure
Gejala utama dari tumor otak perkembangannya
lambat seperti astrositoma, digodendroglioma dan
meningioma.
Pemeriksaan Penunjang

 Setelah diagnosa klinik ditentukan, harus dilakukan


pemeriksaan yang spesifik untuk memperkuat
diagnose dan mengetahui letak tumor.
 Elektroensefalografi (EEG)
 Foto polos kepala
 Computerized Tomografi (CT Scan)
 Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pencegahan

Untuk mencegah resiko tumor otak adalah :


 Berikan otak merasa rileks
 Hindari radiasi ponsel
 Pola makan yang seimbang
 Hindari minuman yang mengandung soda, alcohol
dan rokok
 Konsumsi obat kimia yang secukupnya
 Rutin control kesehatan
 Rutin berolahraga
Penatalaksanaan

 
 a.Pembedahan.
- Craniotomi

b.Radiotherapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi
tunggal.
Adapun efek samping : kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi
Upada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorkan.
 
c. Chemotherapy

Pemberian obat-obatan anti tumor yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping : lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah
terserang penyakit.

 d. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah bermetastase.
 
Komplikasi

Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang


menderita tumor otak ialah :
 Gangguan fisik neurologist
 Gangguan kognitif
 Gangguan tidur dan mood
 Disfungsi seksual
 Edema serebral
 Hidrosefalus
 Herniasi otak
 Epilepsy
 Metastase ke tempat lain
 
Diagnosa keperawatan

1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan mual, muntah dan tidak nafsu
makan / pertumbuhan sel-sel kanker
2.Nyeri kepala berhubungan dengan proses
pertumbuhan sel-sel kanker pada otak/mendesak
otak.
3.Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan
dengan gangguan pergerakan dan kelemahan.
3.Intervensi & rasional

 Diagnosa 1 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah dan tidak nafsu makan / pertumbuhan sel-sel kanker
 Intervensi dan RasionaL
 Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan
Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang

1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi


R/ mengtahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya

2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)


R/ dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi nyeri
 3. Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam
R/ tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri

4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik


R/ analgetik efektif untuk mengatasi nyeri
 Diagnosa 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan.
 Intervensi dan RasionaL
Tujuan : Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi setelah dilakukan keperawatan
Hasil yang diharapkan:
- Nutrisi klien terpenuhi
- Mual berkurang sampai dengan hilang.
1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.
R/ Makanan yang hangat menambah nafsu makan.

2. Kaji kebiasaan makan klien.


R/ Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.

3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.


R/ Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.

4. Timbang berat badan bila memungkinkan.


R/ Untuk mengetahui kehilangan berat badan.

5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin


R/ Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak
 Diagnosa 3. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan pergerakan dan kelemahan.
 Intervensi dan Rasional
Tujuan : Gangguan mobilitas fisik teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil :
Pasien mendemonstrasikan tehnik / prilaku yang memungkinkan dilakukannya kembali aktifitas.

1. Kaji derajat mobilisasi pasien dengan menggunakan skala ketergantungan (0-4 )


R / : seseorang dalam semua kategori sama-sama mempunyai resiko kecelakaan.
2. Letakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan.
R / : Perubahan posisi yang teratur meningkatkan sirkulasi pada seluruh tubuh.
3. Bantu untuk melakukan rentang gerak
R / : Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi
4. Tingkatkan aktifitas dan partisipasi dalam merawat diri sendiri sesuai kemampuan
R / : Proeses penyembuhan yang lambat sering kali menyertai trauma kepala, keterlibatan pasien dalam
perencanaan dan keberhasilan.
5. Berikan perawatan kulit dengan cermat, masase dengan pelembab.
R / : Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit

Anda mungkin juga menyukai