Anda di halaman 1dari 5

KONSEP PENYAKIT

A. Definisi Perawatan Paliatif


Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, dengan
cara meringankan penderita dari rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang
sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial
atau spiritual (World Health Organization (WHO), 2016).

B. Definisi Kanker Otak


Kanker otak adalah sebuah penyakit dimana terjadi pertumbuhan sel otak yang
tidak terkendali. Kanker otak dapat menyerang siapapun tanpa memandang usia maupun
jenis kelamin. Kanker otak terdiri dari kanker otak primer dan kanker otak sekunder
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015)
1. Kanker otak primer
Kanker otak primer terdiri dari kanker otak ganas dan kanker otak jinak. Kanker otak
ganas merupakan sekumpulan sel yang tumbuh secara tidak normal atau tidak
terkontrol dan dapat menyebar kejaringan sel lain.
2. Kanker otak sekunder
Kanker otak sekunder atau yang disebut metastasis merupakan kanker otak yang
disebabkan oleh kanker lainnya, seperti kanker paru (50%), payudara (15-25%),
melanoma (5-20%), kolorektal dan ginjal. Lesi metastasis dapat tumbuh di parenkim
otak (sekitar 75%) maupun di laptomeningeal.
C. Etiologi
Menurut Ngoerah (2005) faktor-faktor yang berperan dalam timbulnya suatu tumor otak
ganas (kanker otak) adalah:
1. Genetik
Sklerosis tuberose atau penyakit Struge-Weber yang dapat dianggap sebagai
manisfestasi pertumbuhan baru memperlihatkan faktor familial yang jelas. Selain jenis
neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-
faktor hereditas yang kuat pada neoplasma ( Mehta, 2011).
2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Ada kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh menjadi ganas
dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada
Kraniofaringioma, terotoma intracranial dan kordoma (Keating, 2006).
3. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan Meningioma pernah dilaporkan terjadi setelah timbulnya suatu radiasi
(Petrovich, et al., 2006).
4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang dilakukan
dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya
neoplasma tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus
dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat (Kauffman, 2007).
5. Substansi-substansi karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini telah
diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone, nitroso-
ethyl-urea. Hal Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan (Stark-Vance, et
al., 2011).
D. Manifestasi Klinis
Berdasarkan berbagai jenis kanker otak, terdapat gejala-gejala yang timbul pada
penderita. Gejala-gejala yang timbul tergantung dari lokasi dan tingkat pertumbuhan
tumor. Secara umum, gejala-gejala yang sering ditemukan adalah (Suwondo, 2011:1) :

1. Gejala serebral umum


Gejala serebral umum dapat berupa perubahan mental yang ringan (psikomotor
asthenia) yang dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita, seperti mudah
tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental dan sosial, kehilangan
inisiatif dan spontanitas, dan dapat mengalami depresi.
2. Nyeri kepala
Diperkirakan 30% gejala awal kanker otak adalah nyeri kepala. Sifat dari nyeri
kepala bervariasi, mulai dari ringan dan episodik sampai keras dan berdenyut. Pada
umumnya, nyeri kepala bertambah berat pada malam hari dan pada pagi hari saat
bangun tidur serta pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi
intrakranial.
3. Muntah
4. Kejang

E. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita kanker otak ialah
:

1. Gangguan fisik neurologist


2. Gangguan kognitif
3. Gangguan tidur dan mood
4. Disfungsi seksual.

F. Patofisiologi
Menurut Price (2006) tumor otak menyebabkan gangguan neurologik yang
disebabkan oleh gangguan neurologis. Gejala-gejala terjadi berurutan. Hal ini menekankan
pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien.

Tumor otak ganas (Kanker otak) menimbulkan oedema dalam jaringan otak.
Mekanisme belum seluruhnya dipahami, namun diduga disebabkan selisih osmotik yang
menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan kerusakan sawar
darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intrakranial. Observasi sirkulasi
cairan serebrospinal dari ventrikel laseral ke ruang sub arakhnoid menimbulkan
hidrocepalus. Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa, bila terjadi
secara cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme
kompensasi memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oleh
karena itu tidak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi
ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intra kranial, volume cairan
serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim.

G. Penatalaksanaan Farmakologis dan Non – Farmakologis


1. Penatalaksanaan Farmakologis
Berdasarkan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2015) :
a) Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Secara umum, pemeriksaan anamnesis merupakan pemeriksaan dengan
menghubungkan gejala-gejala yang timbul dari pasien, seperti sakit kepala, muntah,
kejang, dan lain-lain.
b) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboraturium dilakukan untuk mengetahui keadaan umum pasien,
seperti darah lengkap, homostasis, LDH, fungsi hati, ginjal, gula darah, serolosi
hepatitis B dan C, dan elektrolit lengkap. Pemeriksaan ini juga digunakan untuk
mengetahui kesiapannya untuk terapi yang akan dijalankan (bedah, radiasi, maupun
kemoterapi).
c) Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan
mengambil gambar organ tubuh dalam menggunakan sebuah alat. Pemeriksaan
radiologi standar terdiri dari CT scan dan MRI. CT scan berguna untuk melihat
adanya tumor pada langkah awal penegakkan diagnosis. Sedangkan MRI dapat
melihat gambaran jaringan lunak dengan lebih jelas. Hasil dari pemeriksaan
radiologi berupa gambar atau citra digital.

2. Penatalaksanaan Non Farmakologi

a) Terapi Alternatif

Tidak banyak penelitian ilmiah yang mendukung penggunaan terapi alternatif


untuk mengobati kanker otak. Namun, medis dapat menyarankan pasien
menggabungkan terapi alternatif atau melakukan perubahan gaya hidup dengan
perawatan konvensional. Misalnya, pasien dapat merekomendasikan diet sehat dan
suplemen vitamin dan mineral untuk menggantikan nutrisi yang hilang akibat
pengobatan kanker. Medis juga dapat merekomendasikan akupunktur dan tanaman
herbal tertentu. Namun, pengidap kanker otak harus berbicara dengan dokter
terlebih dahulu sebelum minum jamu. Pasalnya, beberapa jenis pengobatan
tradisional bisa saja mengganggu pengobatan. 
3. Perawatan Paliatif yang Dilakukan

Dalam beberapa kasus kanker otak, tim medis dapat berbicara kepada pasien
tentang perawatan paliatif. Perawatan paliatif bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien. Selain memperlambat penyebaran kanker otak yang semakin meluas,
pengobatan paliatif dapat menghilangkan rasa sakit dan membantu mengelola gejala
lainnya. Perawatan mungkin termasuk radioterapi, kemoterapi atau terapi obat lain.

Pengobatan dilakukan terutama pada penatalaksanaan nyeri dan gejala-gejala lain.

1) Melakukan Terapi paliatif sebagai “end of life care” sesudah pengobatan kausal
gagal
2) Terapi paliatif pra-HAART : good end-of life
3) Terapi paliatif era HAART : kualitas hidup yang baik
4) Melakukan pendekatan tim untuk mengetahui kebutuan pasien dan keluarganya.
5) Melakukan pendekata holistic ( fisik, mental, spiritual, sosial)

REFERENSI :
KEMENKES. Infodatin Kanker. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI 2015.
2015.
World Health Organization. (2017). Definition of Palliative Care.
http://www.who.int/cancer/palliative/definition/en/.
https://www.halodoc.com/artikel/6-penanganan-kanker-otak-yang-perlu-diketahui

Anda mungkin juga menyukai