Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TUMOR OTAK

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah 3

Dosen Pengampuh : Ns. Sheila Manawan, S.Kep., M.Kep

DISUSUN OLEH :

Chintia Tariyo (2014201135)

A3 Keperawatan / 5

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO

2022
KATA PENTANTAR

Puji syukur ke-Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kemurahannya sehingga pada saat
ini telah menyelesaikan tugas Makalah Keperawatan Medikal Bedah 3 dengan tepat waktu.
Untuk pembuatan maklah ini tentunya tidak hanya berkerja sendiri tapi saya mengambil
beberapa refrensi di internet dan buku buku, karena itu saya mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang berusaha bekerja sama .

Saya tahu disaat membuat makalah ini masih banyak terdapat kesalahannya, untuk itu
saya meminta saran dan juga arahan kepada teman-teman dan juga kepada dosen agar makalah
bisa bisa menjadi lebih sempurna.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 TUMOR OTAK
2.1.1 Definisi Tumor Otak
Menurut Suzanne et al, (2013)Tumor otak adalah lesi intracranial local yang
menempati ruang di dalam tengkorak. Tumor otak primer berasal dari sel dan struktur di
dalam otak.

Tumor otak merupakan salah satu tumor susunan saraf pusat, baik ganas maupun
tidak. Tumor ganas disusunan saraf pusat adalah semua proses neoplastik yang terdapat
dalam ruang intrakranial atau dalam kanalis spinalis, yang mempunyai sebagian atau
seluruh sifat-sifat proses ganas spesifik seperti yang berasal dari sel-sel saraf di meningen
otak, termasuk juga tumor yang berasal dari sel penunjang (neuroglia), sel epitel
pembuluh darah, dan selaput otak (Batticaca, 2008). Adanya massa atau neoplasma pada
jaringan otak akan berdampak pada jaringan otak sendiri secara lokal dan dampak secara
umum (Cindy, 2016)

2.1.2 Manifestasi Klinis


1. Nyeri Kepala

Umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat bangun tidur
pagi serta pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi intrakanial.
Nyeri kepala ini bertambah hebat pada waktu penderita batuk, bersin atau
mengenjan (misalnya buang air besar atau koitus).

2. Perubahan Status Mental

Perubahan mental ini dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita yaitu
mudah tersinggung, emosi, labil, pelupa, mengalami perlambatan aktivitas mental
dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitasi. Mungkin akan ditemukan
ansietas dan depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai pada 2/3
kasus.

3. Seizure

Seizure (kejang) adalah gejala umum dari tumor yang perkembangannya


lambat seperti astrositoma, oligodendroglioma dan meningioma.

4. Edema Papil
Penyebab edema papil ini biasanya terjadi bila tumor yang lokasi atau
pembesarannya menekan jalan aliran likuor sehingga mengakibatkan bendungan
dan terjadi hidrocephallus.

5. Muntah
Muntah sering sekali mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari
massa tumor tersebut juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah
berulang pada pagi dan malam hari, dimana muntah yang proyektif tanpa
didahului mual menambah kecurigaan adanya massa intrakanial. (Diyono, 2016)
2.1.3 Sign & Symptom
Setiap bagian otak mempunyai fungsi pengaturan dalam tubuh yang
berbeda-beda sehingga kanker atau tumor timbul di otak memiliki gejala yang
sangat variatif. Gejala yang umum pada seseorang yang terkena kanker atau
tumor otak antara lain terjadinya perubahan mental yang ringan (psikomotor
asthenia). Perubahan mental ini dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita
yaitu mudah tersinggung, emosi, labil, pelupa, mengalami perlambatan aktivitas
mental dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitasi. Mungkin akan ditemukan
ansietas dan depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai pada 2/3
kasus. Diperkirakan sebesar 30% gejala awal tumor otak adalah nyeri kepala.
Umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat bangun tidur pagi serta
pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi intrakanial. Adanya nyeri
pada kepala dengan psikomotor asthenia perlu dicurigai tumor otak. Adanya nyeri
kepala sering kali disertai dengan terjadinya muntah bersifat proyektil dan tidak
disertai mual. Gejala tumor otak yang lain yaitu timbulnya rasa mengantuk yang
merupakan salah satu gejala sentral. Hal itu dapat bertambah parah sampai
menyebabkan pingsan pada penderita dan bisa berakhir dengan koma (Muttaqin,
2018).

2.1.4 Etiologi
Namun tumor otak tidak muncul begitu saja. Dibalik itu , ada beberapa faktor
yang dapat menyebabkan terjadinya tumor otak yaitu:
1. Hereditas
Sindrom hereditas seperti von recklinghausen’s Disease , Tuberous
sclerosis, retinoblastoma, multiple endocrine neoplasma bisa mningkatkan resiko
tumor otak. Gen yang terlibat bisa dikelompokkan dalam dua kelas yaitu tummor-
suppressor genes dan oncogenes . Selain itu , sindroma seperti Turcot dapat
menimbulkan kecenderungan genetika untuk giloma, tetapi hanya 2%
2. Radiasi
Radiasi jenis ionzioling radiation bisa menyebabkan tumor otak jenis
neuropithelial tumors, meningiomas, dan nerve sheath tumors. Selain itu, paparan
sinar X juga dapat meningkatkan resiko tumor otak
3. Substansi-substansi Karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan banyak
dilakukan. Kini telah diakui bahwa ada substansi karsinogenik seperti
nitrosamides dan nitrosoureas yang bisa menyebabkan tumor sistem saraf
4. Virus
Infeksi virus juga dipercayai bisa menyebabkan tumor otak, Contohnya
Virus Epseien-barr
5. Gaya Hidup
Penelitian telah menunjukkan bahwa makanan seperti makanan yang
diawetkan , daging asap atau acar tampakknya berkorelasi dengan peningkatan
resiko tumor otak. Di samping itu,resiko tumor otak menurun ketika individu
makan lebih banyak buah dan sayuran (Stark-Vance, et al., 2011). (Yuyun
Yueniwati, 2017)
2.1.1 Patofisiologi
Tentu saja disfungsi yang paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh
paling cepat. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai
kehilangan fungsi serta akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan
cerebrovaskuler primer (Chamberlain, 2012).

Peningkatan Tekanan Intrakanial akan membahayakan jiwa , bila terjadi


secara cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya.
Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari / berbulan untuk menjadi
efektif dan oleh karena itu tidak berguna apabila tekanan intrakanial timbul cepat.
Mekanisme Kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intra
kanial, volume cairan srebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel
sel parenkim. Herniasi timbul bisa girus girus medialis lobus temporals bergeser
ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Intrakranial
yang cepat adalah bradikardi progesif, hipertensi sistemik Pelebaran tekanan nadi
dan gangguan pernapasan (Leone. 2015)

2.1.5 Pemeriksaan Penunjang


1. MRI
Pemindaian MRI dapat mendemonstrasikan otak dengan
menggunakan fasilitas multiplanar pada bidang aksial, koronal dan sagital
dengan gambaran yang sangat baik pada fosa posterior, karena tidak ada
artefak tulang. MRI merupakan pemeriksaan yang sangat sensitif dalam
mendeteksi tumor seperti adenoma hipofisis dan neuroma akustik.
2. Foto polos dada
Untuk mengetahui adanya destruksi tulang pembungkus jaringan.
3. Angiografi
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor
serebral. Menegaskan adanya tumor.. Pada tumor otak ini pembuluh darah
pada siklus Willis di cabang arteri otak yang kecil akan mengalami
pembesaran masa pembuluh darah saat dilakukan pemeriksaan ini.
4. CT-Scan
CT Scan merupakan alat diagnostik yang penting dalam evaluasi
pasen yang diduga menderita tumor otak. (Batticaca, 2008)
BAB III

TINJAUAN ASKEP

I. Pengkajian
1. Anamnesa
 Data Pasien
Identitas pada klien yang harus diketahui antaranya : Nama, Umur,
Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku/Bangsa, Alamat, Jenis kelamin,
Status perkawinan, dan Penanggung biaya
 Keluhan Utama
Biasanya klien mengeluh nyeri kepala yang hilang timbul dan durasinya
makin meningkat
 Riwayat Penyakit Saat Ini
Klien mengeluh sakit kepala saat perubahan posisi dan dapat meningkat
dengan aktivitas, vertigo, muntah, perubahan mental seperti disosientasi,
letargi, papiledema, penurunan tingkat kesadaran, penurunan penglihatan,
ketidakmampuan sensasi, hilangnya ketajaman atau diplopia
 Riwayat Penyakit Dahulu
Klien pernah mengalami pembedahan kepala atau trauma kepala
 Riwayat Penyakit Keluarga
Apkah ada penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin
ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga
dengan tumor kepala
 Pengkajian Psiko-Sosio-Piritual
Perubahan perilaku dan perubahan kepribadian , perubahan mental,
kesulitan mengamnil keputusan, kecemasan dan ketakitan hospitalisasi,
dignostic test dan prosedur pembedahan , adanya perubahan peran
Pemeriksaan Fisik (ROS: Riview of system)
Pemeriksaan fisik pada klien dengan tumor otak meliputi pemeriksaan
fisik umum per system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan TTV , B1
breathing, B2 blood, B3 brain, B4 bladder, B5 bowel, B6 bone.
 Pernapasan B1 (Breathing)
Adanya peningkatan irama pernapasan (pola nafas tidak teratur)
Kardiovaskular B2 (Blood)
Desak ruang intracanial akan menyebabkan peningkatan tekanan
intracanial sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Selain itu
terjadi ketidakteraturan irama jantung (ireguler) dan bradikadi . Klien
tidak mengeluhkan nyeri dada, bunyi jantung normal, akral hangat, nadi
bradikardi.
 B3 (Brain)
Pemeriksaan inspeksi , kesadaran komposmetis , GCS 456, bentuk hidung
simestris, septum ditengah, tidak ada polip, pupil mata isokor, telinga
bersih, lidah bersih dan tidak ada nyeri juga.

 B4 (Bladder)
Kebersihan organ genetal tampak bersih , pada pemeriksaan palpasi tidak
terdapat distensi urine pada kandung kemih. Gangguan control sfinter
urine, kebersihan bersih, bentuk alat kelamin normal, uretra normal,
produksi urin normal
 Pencernaan B5 (Bowel)
Mual dan muntah terjadi akibat peningkatan tekanan intracranial sehingga
menekan pusat muntah pada otak. Gejala mual dan muntah ini biasanya
akan diikuti dengan penurunan nafsu makan pada pasien. Kondisi mulut
bersih dan mukosa lembab
 Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)
Keterbatasan pergerakan anggota gerak karena kelemahan bahkan
kelumpuhan kondisi tubuh kelelahan. (Cindy, 2016)
II. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yaitu suatu penilaian klinis tentang respon individu, keluarga,
atau masyarakat terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial sebagai dasar pemilihan
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan
kewenangan perawat. (SARI, 2022)
Adapun diagnosa keperawatan yang lazim di jumpai pada tumor otak adalah sebagai berikut
(SDKI,2018)

a. Nyeri akut b.d agen cidera biologis, traksi dan pergeseran struktur peka nyeri dalam
rongga intracranial.

b. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b.d desak ruang oleh masa tumor
intracranial.

III. Rencana Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah pengembangan strategi untuk mencegah,


mengurangi, dan mengatasi masalah - masalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosa
keperawatan, dengan tahap pertama penentuan prioritas masalah, kedua penetapan tujuan
dengan kriteria hasil yang ditargetkan, ketiga perumusan intervensi keperawatan.
(Rohmah et al., 2009)

Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan


Nyeri Akut D.0077 Tujuan: setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri I.08238
keperawatan diharapkan Tingkat
Observasi
Nyeri menurun (L.08066)

Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,


Kriteria hasil:
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
Keluhan nyeri menurun
Identifikasi sekala nyeri
Meringis menurun
Identifikasi respon nyeri non verbal
Gelisah menurun
Identifikasi faktor yang memperberat
Kesulitar tidur menurun dan memperingan nyeri

Frekuensi nadi membaik Identifikasi pengetahuan dan keyakinan


tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap
respon nyeri

Monitor efek samping penggunaan


analgetic

Terapeutik

Berikan teknik nonfarmakologis untuk


mengurangi rasa nyeri

Kontrol lingkungan yang dapat


memperberat rasa nyeri (misalkan suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)

Fasilitasi istirahat dan tidur

Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri


dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri

Edukasi

Jelaskan penyebab, priode dan pemicu


nyeri

Jelaskan strategi meredakan nyeri

Anjurkan memonitor nyeri secara


mandiri

Anjurkan menggunakan analgetik


secara tepat
Ajarkan tekhnik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri Kolaborasi
Resiko Perfusi Serebral Tujuan: setelah dilakukan tindakan Manajemen Peningkatan TIK
tidak Efektif D.0017 keperawatan diharapkan perfusi I.09325
serebral meningkat L.02014
Observasi
Kriteria hasil:
Identifkasi penyebab peningkatan TIK
Tingkat kesadaran meningkat (mis, lesi, gangguan metabolisme,
edema serebral)
Kognitif meningkat
Monitor tanda/gejala peningkatan TIK
Sakit kepala menurun
(mis. takanan darah meningkat, tekanan
nadi melebar, bradikardia, pola napas
Gelisah menurun
Ireguler, kesadaran menurun)
Kecemasan menurun
Monitor MAP / Mean Arterial Pressure
Tekanan darah sistolik membaik
Monitor status pemapasan
Tekanan darah diastolic membaik
Terapeutik

Minimalkan stimulus dengan


menyediakan lingkungan yang tenang

Berikan posisi semi Fowler

Hindari manuver Valsava

SDKI,SLKI, SIKI (2018)


IV. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan


yang telah ditetapkan. Implementasi juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
mengobservasi respon klien sesudah pelaksanaan tindakan. (Rohmah et al., 2009).

V. Evaluasi Keperawatan

Yang menentukkan seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari
tindakan. Penilaian proses menentukkan apa ada kekeliruan dari setiap tahap proses mulai
dari pengkajian, diagnosa, perencanaan dan evaluasi sendiri (Hidayat, 2009)
DAFTAR PUSTAKA

Batticaca, F. B. (2008). Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem persarafan.
Salemba Medika. https://books.google.co.id/books?
id=AKDNoVXFVnEC&pg=PR2&dq=asuhan+keperawatan+klien+dengan+gangguan+siste
m+persarafan+fransisca&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&
ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwjUks7Uk8z7AhUWIrcAHVhUAjYQ6wF6BAgBEAU#v
=onepage&q

Cindy, R. (2016). Asuhan Keperawatan Pada Ny. E Dengan Brain Metastase Di Rsup Dr.
Sardjito. 1–21.

Diyono. (2016). Keperawatan Medikal Bedah: Buku Ajar (Rheifmanto (ed.)).

Hidayat, A. A. A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data


(Nurchasanah (ed.); hal. iv, 208 hlm.; 24 cm. hlm. 179-180).
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=32259

Muttaqin. (2018). Kata kunci : Meningioma, Nyeri, Relaksasi Otot Progresif.

Rohmah, N., Safa, A., & Walid, S. (2009). Proses keperawatan : teori dan aplikasi / Nikmatur.
Ar-Ruzz Media.

SARI, S. N. K. (2022). Asuhan Keperawatan Pada Tn. M Dengan High Grade Glioma Di Rumah
Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta. Repository Poltekkes Jogja, 3(April), 49–58.

Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare, A. W. . [e. al. . (2013). No Title.


http://www.perpus.poltekkestasikmalaya.ac.id//index.php?p=show_detail&id=679

Yuyun Yueniwati. (2017). Pencitraan pada Tumor Otak (hal. 244 halaman). Universitas
Brawijaya Press, 2017. https://books.google.co.id/books?
id=wlpVDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=pencitraan+pada+tumor+otak&hl=id&ne
wbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwj
Rx6OIkMz7AhX8R2wGHVCAD7cQuwV6BAgDEAc#v=onepage&q=pencitraan pada
tumor otak&f

Anda mungkin juga menyukai