OLEH :
RUSMIATI
NPM. 2114901110087
Kelompok 1A.4
I. Konsep Penyakit
I.1 Definisi tumor otak
Tumor otak merupakan neoplasma, baik yang jinak maupun ganas, dan lesi-lesi desak
ruang yang lain, yang berasal dari inflamasi kronik yang tumbuh dalam otak,
meningen atau tengkorak. Tumor otak terdapat yang benigna dan tumor otak maligna.
Tumor otak benigna merupakan pertumbuhan jaringan otak secara abnormal namun
tidak ganas. Tumor otak maligna merupakan pertumbuhan jaringan abnormal yang
berpotensi ganas yang dapat menyusup atau menyebar di jaringan sekitarnya maupun
bermetastasis ke jaringan yang jauh melalui aliran darah.
I.4 Patofisiologi
Gejala neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh 2 faktor
gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial. Gangguan fokal
terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/invasi langsung pada
parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu saja disfungsi yang paling
besar terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya
bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan
dengan gangguan cerebrovaskuler primer. Serangan kejang sebagai manifestasi
perubahan kepekaan neuro dihubungkan dengan kompresi invasi dan perubahan
suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan
parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal.
Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa, bila terjadi secara cepat
akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme
kompensasi memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif
dan oelh karena itu tidak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat.
Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intra
kranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-
sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus atau
serebulum. Herniasi timbul bila girus medialis lobus temporals bergeser ke inferior
melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan men
ensefalon menyebabkab hilangnya kesadaran dan menenkan saraf ketiga. Pada
herniasi serebulum, tonsil sebelum bergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh
suatu massa posterior. Kompresi medula oblongata dan henti nafas terjadi dengan
cepat. Intrakranial yang cepat adalah bradicardi progresif, hipertensi sistemik
(pelebaran tekanan nadi dan gangguan pernafasan).
I.6 Komplikasi
a. Edema Serebral Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar
lesi sehingga menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema
Serebri dapat terjadi ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).
b. Hidrosefalus Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa
dalam rongga cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi
pada aliran cairan serebrospinal akibat massa.
c. Herniasi Otak Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus,
dan singuli.
d. Epilepsi Metastase ketempat lain
I.7 Penatalaksanaan
Tumor yang tidak terobati dapat menyebabkan kematian, salah satu peningkatan TIK
(Tekanan Intra Kranial) atau dari kerusakan otak. Pasien dengan tumor otak harus
diobati segera bila memungkinkan sebelum kerusakan neurologis tidak dapat diubah.
Tujuannya adalah mengangkat dan memusnakan semua tumor atau banyak
kemungkinan tanpa meningkatnya neurologik (kebutaan) atau tercapainya gejala-
gejala dengan mengangkat sebagian. Salah satu variasai dapat digunakan pendekatan
spesifik bergantung tipe tumor bergantung pada tipe tumor, lokasinya dan
kemampuannya untuk dicapai dengan mudah.
a. Pembedahan
Tumor jinak seringkali dapat ditangani dengan eksisi komplet dan pembedahan
merupakan tindakan yang kuratif. Untuk tumor primer maligna atau tumor
sekunder biasanya sangat sulit disembuhkan. Pembedahan tumor primer
seringkali diindikasikan untuk mencapai diagnosis histologis, dan jika mungkin
untuk meringankan gejala dengan mengurangi massa tumor. Pemeriksaan
histologis dari biopsi tumor dapat mengkonfirmasi apakah lesi merupakan suatu
glioma dan bukan neoplasma lainnya, misalnya limfoma, atau bahkan kondisi non
neoplasia, misalnya abses. Kadang-kadang pembedahan tidak disarankan,
misalnya pada pasien dengan kecurigan gioma derajat rendah dengan gejala
epilepsy. Pembedahan juga tidak tepat dilakukan pada metastasis otak multiple,
dimana diagnosannya jelas, walaupun beberapa metastasis soliter dapat ditangani
dengan reseksi.
b. Radioterapi
Glioma dapat diterapi dengan radioterapi yang diarahkan pada sebagian tumor
sementara metastasis diterapi dengan radiasi seluruh otak. Radioterapi juga dapat
digunakan dalam tatalaksana beberapa tumor jinak, misalnya tumor hipofisis.
c. Radiografi tengkorak
Memberikan informasi : struktur tulang, penebalan, dan kalsifikasi; posisi
kelenjar pinealis; posisi sela tursika.
d. EEG (echoensefalogram)
Memberikan informasi perubahan kepekaan neuron, pergeseran kandungan
intraserebral.
e. Scan otak radioaktif
Memperlihatkan daerah akumulasi abnormal dari zat radioaktif.
f. Terapi medikamentosa
Antikonvulsan untuk epilepsi, kortikosteroid (dekstametason), untuk peningkatan
TIK. Steroid juga dapat memperbaiki deficit neurologis fokal sementara dengan
mengobati oedema otak. Kortikosteroid boleh digunakan sebelum pengobatan
sesuai dengan diperbolehkannya penggunaan obat ini yang didasari melalui
evaluasi dignostik dan kemudian menurunkan oedema serebral dan meningkatkan
kelancaran serta pemulihan lebih cepat.
g. Kemoterapi
Diindikasikan pada beberapa kasus glioma, sebagian acuan pembedahan dan
radioterapi, dengan penganasan unit spesialitik neuro onkologi. Terapi radiasi,
merupakan dasar pada beberapa tumor otak, juga menurunkan timbulnya kembali
tumor yang tidak lengkap.
I.8 Pathway
Daftar Pustaka
Anonim. 2013. Tumor dan Kanker Otak. Di akses pada tanggal 20 November 2015 di
http://tumorkankerotak.blogspot.co.id/.
Wikipedia. Tumor Otak. Di akses pada tanggal 20 November 2015 di
https://id.wikipedia.org/wiki/Tumor_otak
USU. 2010. Chapter II – Tumor Otak. Di akses pada tanggal 20 November 2015 di
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31137/4/Chapter%20II.pdf
Febri. 2012. Asuhan Keperawatan Tumor Otak. DI akses pada tanggal 20 November 2015 di
https://nersfebri.wordpress.com/2012/04/01/asuhan-keperawatan-askep-tumor-otak/
Septi. 2013. Askep Tumor Otak. Di akses pada tanggal 20 November 2015 di
http://septiapritayani.blogspot.co.id/2013/07/askep-tumor-beserta-pathway_6.html