Anda di halaman 1dari 46

DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2.Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3.Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3
2.1.Pengertian Sistem Integumen .................................................................. 3
2.2.Anatomi Sistem Integumen Pada Manusia ............................................. 4
2.3.Fisiologi Sistem Integumen Pada Manusia............................................... 8
2.4.Gangguan Pada Sistem Integumen Manusia ........................................ 11
BAB III PENUTUP................................................................................... 21
3.1.Kesimpulan ............................................................................................ 21
3.2.Saran....................................................................................................... 21
Daftar Pustaka............................................................................................ 22

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut
sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling
luas.Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar
(keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal
atau lingkungan eksternal).
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini sistem organ
yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi,
menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk mempertahankan
homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan
keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap
0
bakteri, virus dan mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan
perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam
hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan
nyeri. Komponen kulit termasuk rambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak,
pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot. Mengenai anatomi sistem
yang menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel (epidermis) yang didukung oleh
lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan yang mendasari (hypodermis atau subcutis).
Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam sistem integumen.
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terluar. Rambut muncul dari
epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah
dermis. Serta pada kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan
kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku
berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang
lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama
dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini antara lain:
1). Apa pengertian dari Sistem Integumen ?
2). Bagaimana Anatomi dari Sistem Integumen pada Manusia?
3). Bagaimana Fisiologi dari Sistem Integumen pada Manusia?
4). Apa sajakah gangguan-gangguan Sistem Integumen pada Manusia ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1). Mampu menjelaskan pengertian dari Sistem Integumen.
2). Mampu menjelaskan anatomi dari Sistem Integumen pada Manusia.
3). Mampu menjelaskan Fisiologi dari Sistem Integumen pada Manusia.
4). Mampu menyebutkan gangguan-gangguan Sistem Integumen pada Manusia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Integumen


Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut
sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luar.
Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat
dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau
lingkungan eksternal). Integumen merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin
“integumentum“, yang berarti “penutup”. Sesuai dengan fungsinya, organ-organ pada
sistem integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam manusia dari kontak
luar.
Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat,
kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu memperbaiki sendiri (self-
repairing) & mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar
tubuh dengan dalam tubuh).
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total
berat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam
mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya
agen-agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit
juga akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction),
getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar,
sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang tidak
nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-organ internal
dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.
2.2 Anatomi Sistem Integumen pada Manusia
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu :
2.2.1 Epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer). Epidermis
sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit
2
manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada
telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan
kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:
1) Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses
melanogenesis.Melanosit (sel pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit
menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap rangsangan hormon
hipofisis anterior, hormon perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormone,
MSH). Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat dalam
produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut. Semakin banyak melanin,
semakin gelap warnanya. Sebagian besar orang yang berkulit gelap dan bagian-bagian
kulit yang berwarna gelap pada orang yang berkulit cerah (misal puting susu)
mengandung pigmen ini dalam jumlah yang lebih banyak. Warna kulit yang normal
bergantung pada ras dan bervariasi dari merah muda yang cerah hingga cokelat.
Penyakit sistemik juga akan memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh, kulit akan
tampak kebiruan bila terjadi inflamasi atau demam. Melanin diyakini dapat menyerap
cahaya ultraviolet dan demikian akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran
cahaya ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya.
2) Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang
merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen
kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam
imunologi kulit.Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh epidermis.
Sel Langerhans mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang masuk ke kulit dan
membangkitkan suatu serangan imun. Sel Langerhans mungkin bertanggungjawab
mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan neoplastik. Sel Langerhans
secara fisik berhubungan dengan saraf-sarah simpatis , yang mengisyaratkan adanya
hubungan antara sistem saraf dan kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah
kanker kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi sel Langerhans dengan meningkatkan
rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat merusak sel Langerhans, mengurangi
kemampuannya mencegah kanker.
3) Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
4) Keratinosit, lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat tanduk) dan lapisan ini
akan berganti setiap 3-4 minggu sekali. Keratinosit yang secara bersusun dari lapisan
paling luar hingga paling dalam sebagai berikut:
a) Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma
yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar dimana eleidin berubah
menjadi keratin yang tersusun tidak teratur sedangkan serabut elastis dan retikulernya

3
lebih sedikit sel-sel saling melekat erat.Lebih tebal pada area-area yang banyak terjadi
gesekan (friction) dengan permukaan luar, terutama pada tangan dan kaki. Juga
merupakan lapisan keratinosit terluar yang tersusun atas beberapa lapis sel-sel gepeng
yang mati dan tidak berinti.
b) Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang
homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum terdiri dari protein
eleidin.Merupakan lapisan sel gepeng yang tidak berinti dan lapisan ini banyak terdapat
pada telapak tangan dan kaki.
c) Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya
berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamela yang
mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif
terhadap masuknya materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit.2/3
lapisan ini merupakan lapisan gepeng, dimana sitoplasma berbutir kasar serta mukosa
tidak punya lapisan inti.
d) Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel pada
lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak
mempunyai tonjolan sehingga tampak seperti duri yang disebut spinadan terlihat saling
berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril sebagaiintercellularbridge.Sel-sel spinosum
saling terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan
kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel
spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti
telapak kaki.
e) Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis,
tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal, berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya
terdapat melanin.Pada lapisan basile ini terdapat sel-sel mitosis.
Gambar 1. Struktur Epidermis

2.2.2 Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap
sebagai “True Skin” karena 95% dermis membentuk ketebalan kulit. Terdiri atas
jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan
subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar
3 mm.Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan
kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak,
pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus
arektor pili). Lapisan ini elastis dan tahan lama, berisi jaringan kompleks ujung-ujung

4
syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea, folikel jaringan rambut dan pembuluh
darah yang juga merupakan penyedia nutrisi bagi lapisan dalam epidermis.
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun
utama dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan
memberikan kekuatan dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi
bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung.
Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum
papilare dan stratum reticular.
1) Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas
jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan
leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada
langsung di bawah epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat
menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat.
Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut saraf , kelenjar keringat
dan sebasea, serta akar rambut. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat, disekresikan
oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit menjadi
elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis dijumpai pembuluh darah,
saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan
palit. Lapisan ini tipis mengandung jaringan ikat jarang.
2) Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan
ikat padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin),
matiks (cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas). Serta terdiri
dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat banyak
pembuluh darah , limfe, akar rambut, kelenjar keringat dan kelenjar
sebaseus. Komponen dari lapisan ini berisi banyak struktur khusus yang
melaksanakan fungsi kulit terdiri dari :
a) Kelenjar sebaceous / sebasea (kelenjar lemak)
Menghasilkan sebum, zat semacam lilin, asam lemak atau trigliserida bertujuan
untuk melumasi permukaan kulit dikeluarkan melalui folikel rambut yang
mengandung banyak lipid. pada orang yang jenis kulit berminyak maka sel kelenjar
sebaseanyalebih aktif memproduksi minyak, dan bila lapisan kulitnya tertutup oleh
kotoran,debuatau kosmetik menyebabkan sumbatan kelenjar sehingga terjadi
pembengkakan. Padagambar dibawah terlihat kelenjar sebasea yang berwarna kuning
dan disebelah kanannya terdapat kelenjar keringat.
Gambar 2. Kelenjar Sebasea
b) Eccrine sweat glands atau kelenjar keringat

5
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat
keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja
dalamr u a n g a n m e n g e k s k r e s i k a n 2 0 0 m L k e r i n g a t t a m b a h a n , d a n b a g i
o r a n g y a n g a k t i f jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas,
keringat jugamerupakan sarana untuk mengekskresikan garam,
karbondioksida, dan dua molekulorganik hasil pemecahan protein yaitu
amoniak dan urea. Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat
apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
Gambar 3. Kelenjar Keringat
c) Pembuluh darah
Dilapisan dermis sangat kaya dengan pembuluh darah yang memberi
nutrisi penting untuk kulit, baik vitamin, oksigen maupun zat-zat penting lainnya
untuk metabolisme sel kulit, selain itu pembuluh darah juga bertugas
mengatur suhu tubuhmelalui mekanisme proses pelebaran atau dilatasi pembuluh
darah.Aliran darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah dermis.
Arterimembentuk anyaman yang disebut retecutaneum yaitu anyaman
pembuluh darah di jaringan subkutan, tepat di bawah dermis. Cabang-cabang
berjalan ke superficial danke dalam. Fungsi vaskularisasi yang ke dalam ini
adalah untuk memelihara jaringanlemak dan folikel rambut.Cabang yang
menembus stratum reticulare, memberi cabangke folikel rambut, kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea.
d) S e r a t e l a s t i n d a n k o l a g e n
Semua bagian pada kulit harus diikat menjadi satu, dan pekerjaan
ini dilakukan oleh sejenis protein yang ulet yang dinamakan kolagen.
Kolagen merupakan komponen jaringan ikat yang utama dan dapat ditemukan pada
berbagai jenis jaringanserta bagian tubuh yang harus diikat menjadi satu.
Protein ini dihasilkan oleh sel-seldalam jaringan ikat yang dinamakan
fibroblast. Kolagen diproduksi dalam bentuk serabut yang menyusun dirinya
dengan berbagai cara untuk memenuhi berbagai fungsiy a n g s p e s i f i k . Pada kulit
serabut kolagen tersusun dengan pola rata yang saling menyilang.
Kolagen bekerja bersama serabut protein lainnya yang dinamakan elastin
yangm e m b e r i k a n e l a s t i s i t a s p a d a k u l i t . Kedua tipe serabut ini secara
bersama-samamenentukan derajat kelenturan dan tonus pada kulit. Perbedaan
serat E l a s t i n d a n kolagen, adalah serat elastin yang membuat kulit menjadi elastin
dan lentur sementara kolagen yang memperkuat jaring-jaring serat
tersebut. Serat elastin dan kolagen itusendiri akan berkurang produksinya karena
penuaan sehingga kulit mengalami kehilangan kekencangan dan elastisitas kulit.

6
e) Syaraf nyeri dan reseptor sentuh
Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan
permukaanyang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saraf sensorik. Ujung saraf motorik
berguna untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit, sedangkan
saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat dari luar atau
kulit. Pada kulit ujung- ujung , saraf sensorik inimembentuk bermacam-macam
kegiatan u n t u k menerima rangsangan.
3) Subkutan atau Hipodermis
Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak
di dalamnya.Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah
bening. Untuk sel lemak pada subdermis, sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang
fibrosa. Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan
banyak lemak. Disebut juga panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan
makanan. Berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot
dan tulang. Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan
panas.Sebagai bantalan terhadap trauma. Tempat penumpukan energi.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe,
saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari
pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah
kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh
bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan
dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah
pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit
dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi
banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin
kehilangan kontur.

Gambar 4 . Struktur Kulit


2.2.3 Skin Appendages atau /Struktur asesoris kulit
Skin Appendages/adnexa kulit merupakan struktur tambahan kulit.
Derivat kulit berasal dari epidermis, terdiri dari kelenjar sudorifera, kelompok sebasea,
rambut dan folikelrambut serta kuku. Nama lainnya appendages kulit / adneksa kulit /
struktur tambahan kulit.
1) Rambut dan folikel rambut

7
Rambut terdiri dari batang yang trletak diatas permukaan kulit dan akar rambut yang
terletak di dalam kulit. Folikel rambut merupakan jaringan yang meliputi akar rambut.
Rambut terdiri dari medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex s e r t a kutikula
yang terdiri dari keratin keras.
a. Medula merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-sel yang mengalami
keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadang-
kadangterdapat udara / cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis / halus.
b. Kortex merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel berbentuk
runcing,yang mengalami keratinisasi dan banyak mengandung pigmen.
c. Kutikula merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel pipih/gepeng yang
mengalamikeratinisasi, transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti genting, terdiri
dari 1-3lapis sel-sel yang sebagian mengalami kretinisme.
Folikel rambut terdiri dari kompnen dermis dan epidermis. Pada dasarnya
folikelrambut bagian dermis terlihat menonjol, disebut papila yang terdiri dari :
jaringan ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf. Bagian luar papila diliputi sel-sel epitel
yang disebutgerminal matri, dan ujung folikel rambut tampak membesar. Sel-
sel germinal matrik ( p u n c a k p a p i l a ) berproliferasi membentuk rambut yang dapat
tumbuh terus. B a g i a n sentral Germinal Matrik (puncak papila) membentuk
bagian medula rambut dan kortex. Bagian perifer membentuk selubung akar rambut
yaitu selubung akar dalam dan selubungakar luar. Selubung akar dalam hanya pada
bagian bawah folikel, terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan kutikula merupakan lapisan
dalam, dekat kutikula dari kortek rambut terdiridari sel-sel pipih. Lapisan Husley,
merupakan lapisan tengah dan Lapisan Henle yaitulapisan luar, terdiri dari 1 lapis sel
yang seluruhnya mengalami keratinisasi. S e l - s e l selubung akar dalam mempunyai
keratohialin yang bersifat asidofil dan disebut granulatrichohyalin, yang dengan H.E.
tampak kemerahan.

Gambar 5. Struktur Rambut


2) Kuku
Kuku berpoliferasi membentuk matriks kuku, epidermis yang tepat di
bawahnyamenjadi dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas dan diapit oleh
lipatan kulityang merupakan dinding kuku. Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis
yang menyatuerat dan tidak mengelupas. Badan kuku berwarna bening sehingga
kelihatan kemerahankarena ada pembuluh kapiler darah di dalam dasr kuku.Sel-sel
stratum korneum meluas dari dinding kuku ke permukaan lempeng kukusebgai
epikondrium atau kutikula. Kuku tumbuh dari akarnya yang terletak di
bawahlapisan tipis kulit yang dinamakan kutikula. Pertumbuhan kuku berlangsung

8
sepanjanghidup dengan pertumbuhan rata-rata 0,1 mm/hari. Pembaruan total kuku
jaringan tanganmemerlukan waktu sekitar 170 hari, sedangkan kaki sekitar 12 – 18
bulan. Bagian darikuku, terdiri dari, ujung kuku atas ujung batas, badan kuku
yang merupakan bagianyang besar. dan akar kuku (radik).

Gambar 6. Struktur Kuku


2.2.4 Warna Kulit
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning,
coklat, kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang
jika dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit
terutama ditentukan oleh :
1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah
2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
3. Melanin yang berwarna coklat
4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
5. Lapisanstratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-abuan.
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan
warnakulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit ditentukan
oleh faktor-faktor ras, individu, dan lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin sejenis asam
aminodan dengan oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir melanin yang berwarna
coklat, serta untuk proses ini perlu adanya e n z i m Tirosinase dan oksigen. Oksidasi
tirosin menjadi melanin berlangsung lebih lancar pada suhu yang lebih tinggi atau di
bawah sinar ultraviolet. Jumlah, tipe, ukuran dan distribusi pigmen melanin ini akan
menentukan variasi w a r n a kulit berbagai golongan ras atau bangsa di dunia. Proses
pembentukan p i g m e n melanin kulit terjadi pada butir-butir melanosom yang dihasilkan
oleh sel-sel melanosit yangterdapat di antara sel-sel basal keratinosit di dalam lapisan
benih.

2.3 Fisiologi Sistem Integumen pada Manusia


Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis
tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi,
ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.
2.3.1 Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu
berikut:

9
a. Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia.Keratin
merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di
permukaan kulit.
b. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi.
selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.
c. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut
darikekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri
di permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat,
akanmenghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu
menghambat pertumbuhan mikroba.
d. Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada
stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya.
Pigmenini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi
genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh
melanin,maka dapat timbul keganasan.
e. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang
pertamaadalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba.
Kemudianada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk melewati
keratindan sel Langerhans.
2.3.2 Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid sepertivitamin A,
D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitaskulit
terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat
diserap sepertiaseton,dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak,
sepertikortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan
antihistamin di tempat peradangan. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal
tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.
Penyerapan dapat berlangsung melaluicelah antarsel atau melalui muara saluran
kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui
muara kelenjar.
2.3.3 Fungsi Ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya,
yaitukelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
2.3.4 Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
Terhadaprangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan

10
subkutis.Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis,
badantaktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula
badanMerkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan
diperankanoleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak
jumlahnyadi daerah yang erotik.
2.3.5 Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh
kapiler. Pada saatsuhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak
serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar
dari tubuh.Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit
keringat danmempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga
mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.
2.3.6 Fungsi pembentukan vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi
kolesteroldengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi
prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol
adalah hormonyang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus
gastrointestinal kedalam pembuluh darah. Walaupun tubuh mampu memproduksi
vitamin D sendiri,namun belum memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan
sehingga pemberianvitamin D sistemik masih tetap diperlukan. Pada manusia kulit
dapat pulamengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat,
dan otot-ototdi bawah kulit.
2.4 Gangguan Pada Sistem Integumen Manusia
Macam-macam Gangguan system integumen pada manusia
1. Kanker Kulit
Gambar 7. Kanker Kulit

Penyebab Kanker kulit adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkontrol
didalam jaringan kulit. jika tidak diobati, sel sel aknker ini akan menyebar ke organ lain
seperti kelenjar getah bening, tulang, jaringan lunak, dan lain lain. kanker kulit adalah
jenis kanker yang paling dominan didunia. Di Amerika kanker kulit diderita oleh 1 dari 5
orang dengan prevalensi sekitar 20% menurut Yayasan Kanker Kulit.
2. Penyakit Lupus
Gambar 8. Penyakit Lupus
Penyebab Lupus adalah penyakit autoimmune atau kekebalan tubuh yang
terganggu yang diderita lebih dari 1.5 juta rakyat Amerika. Normalnya sistem kekebalan
tubuh akan menjaga tubuh dari gangguan penyakit, virus, bakteri dan bentuk lain yang
11
berbahaya. Dalam hal penyakit lupus, sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi
bahaya dan sebaliknya menyerang sel tubuh yang sehat dan merusak jaringan lunak
seperti kulit dan organ lainnya. Penyakit lupus dapat menimbulkan masalah lanjutan
pada ginjal, sistem saraf, jaringan darah dan kulit.

3. Rubeola atau Penyakit Campak


Gambar 9. Rubeola atau Penyakit Campak

Penyebab rubeola adalah infeksi yang disebabkan oleh virus yang


berkembang dalam sel di daerah tenggorokan dan paru paru. Rubeola sangatlah
menular, dan cepat menyebab melalui media udara ketika penderita rubeola batuk atau
bersin. Orang yang menderita Rubeola akan merasakan demam, batuk, hidung berair,
dan ruam ruam pada kulit sebagai puncak dari penyakit Rubeola. Jika tidak dirawat
dapat menyebabkan komplikasi seperti radang infeksi telinga, pneunomia dan
encephalitis (pembengkakan otak).
4. Jerawat
.
Gambar 10. Jerawat

Penyebab penyakit jerawat adalah terhalangnya pori pori pada tubuh oleh
minyak, kulit mati, dan atau bakteri. Setiap pori-pori di kulit kita terdapat folikel, folikel ini
terbuat dari rambut dan kelenjar minyak. Kelenjar minyak mengeluarkan sebum, yang
berjalan melewati rambut/bulu, keluar melalui pori pori dan berakhir di kulit. Sebum
membuat kulit lembab dan lembut, jika anda menderita penyakit Jerawat, mungkin saja
terjadi gangguan pada proses ini. Hal hal yang paling sering menyebabkan jeawat
adalah
· Terlalu banyak sebum yang dihasilkan kelenjar minyak kulit
· sel kulit mati yang bertumpuk di pori pori
· bakteri telah tumbuh berkembang di pori pori
5. Hemangioma
Gambar 11. Hemangioma

Hemangioma adalah pertumbuhan daging atau kulit tetapi bukan kanker yang
tumbuh karena pertumbuhan jaringan darah abnormal. HEmangioma biasanya
ditemukan dalam lapisan dari organ dalam - biasanya hati-. Karena Hemangioma tidak
disebabkan faktor luar, biasanya orang menderita atau Hemangioma berkembang
sebelum orang lahir, ketika mereka masih didalam kandungan. Hemangioma didalam
hati biasanya tidak menyebabkan kelainan. Biasanya juga tidak terdeteksi sebelum
12
anda memeriksakan diri dan biasanya pemeriksaan yang tidak terkait sama sekali
dengan Hemangioma.
6. Cold Sore (Herpes Simplex Virus)

Gambar 12. Cold Sore (Herpes Simplex Virus)

Cold sores adalah keadaan kulit melepuh berentuk bulat berisi cairan yang
biasanya tumbuh disekitar mulut atau sekitar wajah. Terkadang lepuhan juga muncul di
jari, hidung atau didalam mulut, tetapi itu jarang terjadi. Biasanya Cold Sore disebabkan
oleh virus Herpes, dan tidak ada pengobatan untuk penyakit ini selain mengobati atau
membasmi herpes tersebut. Terkadang penyakit ini akan kambuh tanpa tanda-tanda,
dan berhati-hatilah karena cairan didalam cold sore tersebut sangat mudah menular.
7. Psoriasis
Gambar 13. Psoriasis
penyakit psoriasis adalah kondisi gangguan kulit kronis yang ditandai dengan
bercak merah terkadang menyerupai sisik pada kulit. Psoriasis dapat terlihat berbeda
tergantung dimana dan jenis apa yang menyerang Anda. Jika anda memiliki gejala
seperti Psoriasis, lihatlah gambar dibawah ini untuk lebih mengerti apakah itu Psoriasis
Scalp, Psoriasis Guttate atau Psoriasis Plaque atau apakah itu Eczema (Eksim)?
karena memang gejala dan penampakanna mirip dengan eksim. Jika anda mengerti
jenis Psoriasis mana yang menyerang anda maka anda akan lebih mudah untuk
mengobatinya.
8. Rosacea
Gambar 14. Rosacea

Rosacea adalah gangguan kulit kronis yang menyerang lebih dari 16 juta
warga Amerika. Penyebab Rosacea masih tidak diketahui dan juga tidak ada obatnya.
Namun ilmuwan belakangan ini mampu mengembangkan jenis perawatan yang dapat
menekan gejala - gejala yang ditimbulkan oleh penyakit Rosacea.
Terdapat 4 jenis Rosacea, setiap jenisnya membawa gejala sendiri.
Kemungkinan dalam 1 Individu dapat diserang oleh lebih dari 1 jenis Rosacea. Ciri Khas
Rosacea adalah lingkaran kecil berwarna merah berisi nanah yang tumbuh pada kulit.
Biasanya Rosacea hanya tumbuh pada bagian hidung, pipi dan kening. Rosacea dapat
menghilang dan timbul dengan sendirinya, biasanya memiliki siklus. Jadi ketika anda
menderita penyakit ini, bisa saja gejala2xnya akan hilang namun akan muncul kembali
di masa yang akan datang.

9. Seborrheic Eczema (Eksim Seborrheic)

Gambar 15. Seborrheic Eczema (Eksim Seborrheic)


13
Eksim Seborrheic adalah suatu kondisi kulit. Juga dikenal dengan sebutan
Dermatitis Seborrheic. Ketika bayi menderita penyakit ini disebut juga cradle cap.
Terdapat 2 penyebab penyakit Eksim Seborrheic, yaitu pertama adalah produksi minyak
sebum pada kulit yang berlebihan, dan kedua adalah jamur yang disebut Malassezia.
Biasana ditemukan didalam kelenjar minyak kulit dan dipercaya sebagai penyebab
iritasi. Walaupun tidak terdapat obat untuk penyakit ini, tetapi kita dapat mengenali dan
mempelajari penyebab dan pemicu penyakit Eksim ini dan mengembangkan cara untuk
menghindarinya, seperti menjaga kesehatan tubuh khususnya kulit secara teratur dan
benar.

10. Hives / Urticaria (Gatal Alergi)

Gambar 16. Hives / Urticaria (Gatal Alergi)

Hives, Urticaria, gatal karena alergi adalah perasaan gatal disertai timbulnya
benjolan-benjolan kecil pada kulit. Biasanya berwarna merah dan sakit ketika disentuh.
Pada kebanyakan kasus, urticaria disebabkan oleh reaksi terhadap pengobatan dan
atau reaksi alergi terhadap benda yang menyebabkan iritasi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

14
Sistem Integumen pada manusia adalah terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar
keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu.Anatomi Sistem Integumen pada Manusia
kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu : Epidermis, Dermis, Skin Appendages
atau /Struktur asesoris kulit dan Warna Kulit.
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis
tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi : fungsi proteksi, absorpsi,
ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.
Gangguan Pada Sistem Integumen Manusia diantaranya yaitu Kanker Kulit,
penyakit pupus, Rubeola atauPenyakit Campak, Jerawat, Hemangioma, Cold Sore
(Herpes Simplex Virus), Psoriasis, Rosacea, Seborrheic Eczema (Eksim Seborrheic),
dan Hives / Urticaria (Gatal Alergi).

3.2 Saran
Makalah ini hanya mencakup materi-materi umum Sistem Integumen
sehingga masih diperlukan referensi-referensi lain dalam menyusun makalah maupun
pembuatan tugas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2016.Kelenjar Pada Kulit. http://www.scribd.com/doc/52471266/8/Kelenjar-pada-kulit.


( Diakses 15 September 2017)
Anonim.2015. Anatomi dan Fisiologi
Sistem Integumen.http://www.docstoc.com/docs/58180799/Anatomi-dan-fisiologi-
sistem-integumen-(kulit). (Diakses 15 September 2017)
Ethel, Sloane.2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula..Jakarta : Buku Kedokteran
EGC
Guyton, Hall.2012.Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Syaifuddin. 2009. Fisiologi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika

15
ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT

Makalah
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah Kimia Kosmetik
Dosen Pengampu : Ratih Rizqi Nirwana, S.Si, M.Pd

Disusun oleh :
Eka Nor Zannah 093711005
Fika Atina Rizqiana 093711010
Fitria Dwi Anggraini 103711011
M. Iqbal Baidlowi 103711018

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG

16
2012

ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT

I. PENDAHULUAN
Kulit merupakan ”selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama
sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan
ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara
terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), respirasi dan pengaturan
suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan pigmen melanin untuk
melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari.
Kulit seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, bisa karena faktor genetis dan
herediter, faktor yang terjadi di dalam kandungan, maupun dari faktor luar (lingkungan dan
kosmetik). Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh
lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu 15
persen dari berat tubuh dan luasnya 1,50-1,75m².
Pada makalah ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan anatomi dan
fisiologi kulit meliputi struktur dan fungsi kulit, fisiologi dan biokimia kulit, fungsi biologik
kulit, proses pigmentasi kulit, dan proses penuaan pada kulit.

II. RUMUSAN MASALAH


A. Bagaimana struktur dan fungsi kulit?
B. Bagaimana fisiologi dan biokimia kulit?
C. Bagaimana fungsi biologik kulit?
D. Bagaimana proses pigmentasi pada kulit?
E. Bagaimana proses penuaan pada kulit?

17
III. PEMBAHASAN
A. Struktur dan Fungsi Kulit
a. Bagian-bagian Kulit
Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis (kulit ari), dermis atau
korium (kulit jangat), dan jaringan subkutan atau subkutis.1

1) Epidermis (Kulit Ari)


Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari
epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan
merkel. Kekebalan epidermis berbeda-beda pada bagian tubuh. Bagian yang
paling tebal berukuran 1 milimeter, misalnya pada telapak kaki dan telapak
tangan. Sedangkan lapisan yang tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada
kelopak mata, pipi, dahi, dan perut. Sel-sel epidermis ini disebut keratinosit.

1
http://www.slideshare.net/guest36f60b/anatomi-kulit-presentation/download diakses pada tanggal 4
Oktober 2012 pukul 11.35 WIB
18
Ketebalan epidermis hanya sekitar 5% dari seluruh ketebalan kulit. Pada
epidermis, terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu.
Para ahli histologi membagi epidermis dari bagian terluar hingga ke dalam
menjadi 5 lapisan, yakni:2
a. Lapisan Tanduk (Stratum corneum), merupakan lapisan yang paling atas.
Terdiri atas sel-sel mati yang mengelupas dan banyak mengandung keratin
yang melindunginya. Lapisan ini secara terus-menerus melepaskan sel-sel
kulit yang mati.
b. Lapisan Jernih (Stratum lucidum), disebut juga ”lapisan barrier”. Terletak
tepat di bawah stratum corneum. Merupakan lapisan sel gepeng tanpa inti.
Protoplasmanya berubah menjadi protein (eleidin). Biasanya terdapat pada
kulit tebal seperti telapak kaki dan telapak tangan.
c. Lapisan Granular (Stratum granulosum), tersusun oleh sel-sel keratinosit
yang berbentuk poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut.
d. Lapisan Malphigi (stratum spinosum atau malphigi layer), memiliki sel
yang berbentuk kubus dan seperti berduri. Intinya besar dan oval. Setiap sel
berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Cairan limfe
masih ditemukan mengitari sel-sel dalam lapisan malphigi ini.
e. Lapisan Basal (Stratum germinativum) adalah lapisan terbawah epidermis
yang hanya tersusun oleh satu lapis sel-sel basal. Di dalam stratum
germinativum juga terdapat sel-sel melanosit, yaitu sel-sel yang tidak
mengalami keratinisasi dan fungsinya hanya membentuk pigmen melanin
dan memberikannya kepada sel-sel keratinosit melalui dendrit-dendritnya.
2) Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit dan sering dianggap sebagai
“True Skin” karena 95% dermis membentuk ketebalan kulit. Terdiri
atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan
jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki
sekitar 3 mm.

2
Dr. Retno Iswari Tranggono. Spkk dan Dra. Fatma Latifah, Apt, Buku Ilmu Pengetahuan Kosmetika,
(Gramedia: Jakarta, 2007), hlm.
19
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat
keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau
kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot
penegak rambut (muskulus arektor pili).
Dermis terdiri dua lapisan, yaitu:
a. Lapisan papiler (Pars papilare), merupakan bagian yang
menonjol ke epidermis, tipis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh
darah.
b. Lapisan retikuler (Pars retikulare), merupakan bagian
yang menonjol ke subkutan, tebal, terdiri atas: serabut-serabut penunjang
(kolagen, elastin, retikulin), matiks (cairan kental asam hialuronat dan
kondroitin sulfat serta fibroblas), serta terdiri dari sel fibroblast yang
memproduksi kolagen dan retikularis yang banyak terdapat pada pembuluh
darah, limfe, akar rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebaseus.3

3) Subkutan atau Subkutis (hipodermis)


Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari
lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit
secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-
beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi
menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi dari
Subkutis/hipodermis adalah melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan
kalori, dan kontrol bentuk tubuh.

b. Fungsi Kulit
Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan tubuh dengan
lingkungan. Fungsi kulit diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Pelindung atau proteksi.

3
http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/08/anatomi-dan-fisiologi-kulit.html diakses pada tanggal 3
Oktober 2012 pukul 15.47 WIB

20
2) Epidermis, terutama lapisan tanduk, berguna untuk menutupi jaringan- jaringan
tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh-pengaruh luar
seperti luka dan serangan kuman.
3) Penerima rangsang.
4) Pengatur panas atau thermoregulasi.

c. Keratinasi
Keratinisasi adalah proses dimana sel-sel di epidermis menjadi dewasa. Ketika
dewasa, sel-sel ini bergerak ke atas melalui lapisan epidermis dan secara bertahap
kehilangan tubuh sel sehingga menyisakan keratin yang keras (stratum korneum)
pada lapisan luar dari kulit. Keratinisasi merupakan suatu proses pembentukan
lapisan keratin dari sel-sel yang membelah.
Keratinisasi ini dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, lalu sel basal
akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas
sel menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti
menghilang, mengalami apoptosis dan menjadi sel tanduk yang amorf. Sel-sel yang
sudah mengalami keratinisasi akan meluruh dan digantikan dengan sel di bawahnya
yang baru saja mengalami keratinisasi untuk kemudian meluruh kembali, begitu
seterusnya. Proses ini memakan waktu sekitar empat minggu untuk epidermis
dengan ketebalan 0.1 mm. Apabila kulit di lapisan terluar tergerus, seperti pada
abrasi atau terbakar, maka sel-sel basal akan membelah lebih cepat. Mekanisme
pertumbuhan ini terutama dipengaruhi oleh hormon epidermal growth factor (EPF).4

4
http://fisiologikedokteran.wordpress.com/2009/12/23/fisiologi-kulit/ diakses pada tanggal 5 Oktober pukul
11.09
21
d. Susunan Kimia Kulit dan Keratin
Struktur kimia dan sel-sel epidermis manusia memiliki komposisi berikut:
1) Protein 27%
2) Lemak 2%
3) Garam mineral 0,5%
4) Air dan bahan-bahan larut air 70,5%
Protein terpenting adalah albumin, globulin, musin, elastin, kolagen, dan
keratin.Sel pada lapisan stratum corneum tersusun oleh keratin yang berasal dari
protein, juga merupakan penyusun utama rambut dan kuku manusia.5

e. Susunan Pokok Kimia Protein Keratin


Setiap molekul protein tersusun oleh gabungan molekul asam amino, yaitu
senyawa yang mengandung gugus amino (-NH2) dan gugus karboksil (-COOH)
membentuk suatu gugus amida (-CONH-)
Keratin terbangun dari kelompok-kelompok yang bersifat asam dan basa.
Kelompok asam amino keratin saling berhubungan membentuk rantai yang panjang
dan terjadi dalam bentuk alfa yang tertekuk atau beta yang terentang. Rantai
tersebut berhubungan satu sama lain melalui 4 macam ikatan yaitu ikatan amida,
ikatan garam, ikatan hidrogen, dan ikatan disulfida.
Walaupun degradasi masing-masing rantai menuju pada perusakan keratin,
ikatan-ikatan tersebut hanya sebagian saja yang dapat rusak tanpa menimbulkan
kerusakan permanen pada keratin.

f. Empat Tipe Ikatan dalam Keratin

5
Dr. Retno Iswari Tranggono. Spkk dan Dra. Fatma Latifah, Apt, Buku Ilmu Pengetahuan Kosmetika,
(Gramedia: Jakarta, 2007), hlm.
22
1) Ikatan amida/peptida (-CO-NH-) yang menghubungkan masing-masing amino
ke rantai polipeptida. Hubungan ini dapat diputuskan oleh suatu larutan
konsentrasi tinggi asam atau basa keras dalam air. Enzim-enzim tertentu dapat
memutuskan ikatan amida tersebut dan biasa digunakan dalam preparat
pembersih khusus dan masker wajah yang bertujuan untuk menghancurkan
keratin tua dan memunculkan lapisan yang masih baru dan segar.
2) Ikatan garam (misal: -COO- + NH3-), berperan penting dalam menghubungkan
rantai keratin. Rantai ini paling jelas terlihat dalam suatu lingkungan asam
lemah (pH sekitar 4), dan tidak terlihat pada lingkungan alkalis atau asam kuat.
Hal ini dikarenakan dalam keadaan alkalis atau asam kuat, keratin akan
membengkak dan kehilangan daya tahan mekanis dan kimianya.
Pembengkakan dan pelunakan keratin ini dimanfaatkan dalam sejumlah
preparat kosmetik seperti sabun dan krim cukur.
3) Ikatan hidrogen (-CO...NH- atau –CO...HO-) melekatkan rantai keratin dalam
posisi tertekuk. Pembengkakan oleh air memperlemah ikatan hidrogen dan
larutan jenuh garam-garam tertentu akan merusak ikatan tersebut.
4) Ikatan disulfida (-S-S-) berperan dalam proses saling ikat rantai-rantai keratin.
Dalam dunia kosmetik, sulfida (terutama thioglikolat) digunakan untuk
memutuskan ikatan disulfida keratin rambut dalam proses pengeritingan rambut
secara dingin (cold wave) dan dalam krim-krim penghilang rambut.

g. Kelenjar Keringat dan Perspirasi


Ada dua jenis kelenjar keringat, yaitu:
1) Kelenjar keringat ekrin mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang
mengandung 95-97% air dan mengandung beberapa mineral. Kelenjar ini
terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai
kulit kepala. Jumlahnya diseluruh badan sekitar 2 juta, menghasilkan 14 liter
keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa. Bentuknya langsing,
bergulung-gulung, dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit
yang tidak ada rambutnya.
2) Kelenjar keringat apokrin lebih besar daripada ekrin, hanya terdapat di daerah-
daerah ketiak, puting susu, daerah kelamin, dan menghasilkan cairan yang agak
23
kental serta berbau khas pada setiap orang. Kelenjar keringat apokrin
jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari
kelenjar ini.6

h. Kelenjar Sebesea dan Sebum


Kelenjar sebasea merupakan kelenjar mikrokopis pada kulit yang memiliki
bentuk kantong-kantong yang mengeluarkan suatu hal yang bersifat minyak atau
lilin yang disebut sebum.7 Kelenjar sebasea atau kelenjar minyak menghasilkan
minyak kulit (sebum) yang berguna untuk meminyaki kulit dan rambut agar tidak
kering.
Kelenjar sebasea terletak lebih dekat ke permukaan kulit dan bermuara pada
saluran folikel rambut bersama kelenjar keringat apokrin di beberapa tempat. 8
Folikel rambut merupakan kantong yang mengelilingi akar rambut. Dari folikel ini
akan tumbuh rambut yang berwarna hitam. Warna hitam pada rambut disebabkan
oleh adanya melanin.9 Sifat sekresinya adalah holokrin, yang artinya mensekresikan
bersama- sama dengan sel- sel yang dilepaskan dari dindingnya.
6
Dr. Retno Iswari Tranggono. Spkk dan Dra. Fatma Latifah, Apt, Buku Ilmu Pengetahuan Kosmetika,
(Gramedia: Jakarta, 2007), hlm.
7
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/fisiologi-kulit/diakses pada tanggal 03 oktober
2012
8
Dr. Retno Iswari Tranggono. Spkk dan Dra. Fatma Latifah, Apt, Buku Ilmu Pengetahuan Kosmetika,
(Gramedia: Jakarta, 2007), hlm. 16

24
Kelenjar sebasea terdapat diseluruh kulit, kecuali pada telapak tangan dan
telapak kaki. Pada umumnya satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar
sebasea yang bermuara ke saluran folikel rambut, tetapi ada juga yang dikelilingi
oleh 4-5 kelenjar sebasea. 10

Kelenjar sebasea

Konsentrasi kelenjar sebasea tertinggi ditemukan pada wajah dan kulit kepala,
namun ditemukan dalam jumlah sedikit pada bibir (hal ini penting karena bibir
memiliki kadar vitamin E yang lebih rendah dibandingkan sekuruh area wajah
lainnya karenanya kurang memiliki sebum). Meski seringkali dikaitkan dengan
folikel rambut, kelenjar sebasea ditemukan pada area tidak berambut seperti kelopak
mata, yang dikenal dengan sebutan kelenjar meibom (tabel 1).

Kelenjar sebasea yang ditemukan pada area kulit tidak berambut11


Lokasi Nama
Kelopak mata Kelenjar meibom
Putting Kelenjar mentgomory
Genital Kelenjar Tyson
Epitelium Oral Fordyce's spots

Pada kulit kepala, kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk melumasi


rambut dan kulit kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar
sebaseanya telah membesar, sedangkan folikelnya mengecil. Pada kulit badan, jika
produksi minyak dari kelenjar sebasea berlebihan, maka akan terjadi kulit yang
berminyak yang sehingga memudahkan timbulnhya jerawat.

9
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/fisiologi-kulit/diakses pada tanggal 03 oktober
2012
10
Dr. Retno Iswari Tranggono. Spkk dan Dra. Fatma Latifah, Apt, Buku Ilmu Pengetahuan Kosmetika,
(Gramedia: Jakarta, 2007), hlm. 17
11
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/fisiologi-kulit/diakses pada tanggal 03 oktober
2012
25
Berikut gambar kelenjar Sebasea;

i. Pembuluh Darah
Mekanisme suplai darah di kulit terdiri atas arteri dan vena yang berasal
jaringan bawah kulit dan naik ke atas menuju kelenjar dan akar rambut. Penelitian
yang lebih luas masih dijalankan untuk mengungkapkan pola kelengkapan dan
mekanisme suplai darah ke kulit. Yang pasti, suplai darah ke kulit merupakan
sumber suplai nutrisi serta alat transportasi untuk bahan lainnya bagi kulit, seperti
oksigen, hormon, dan enzim.
Berikut gambar letak pembuluh darah pada kulit;

Pembuluh darah memiliki fungsi yaitu :


a. Untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke jaringan
epidermis dan dermis.
b. Mengatur suhu tubuh.
Sampai saat ini para ahli masih memperdebatkan tentang rambut rontok.
Dari para ahli masih mengalami kesulitan untuk mengetahui sebab rontoknya
rambut, apakah karena kekurangan atau kelebihan suplai darah ke akar rambut. Yang
pada akhirnya Durwald menemukan adanya pembuluh darah disekelilig akar rambut
paling padat ketika rambut tengah mengalami fasa tumbuh.
Warna kulit, terutama pada ras kulit putih tidak tergantung hanya pada warna
lapisan permukaan epidermis dan penyebaran pigmen warna kulit, tetapi juga pada
banyak- sedikitnya pemberian darah ke kulit serta keadaan dan susunan pembuluh
darah yang ada pada kulit.
26
Suplai darah ke kulit memang penting, tetapi kulit kulit juga ditentukan
oleh factor- factor yang lain untuk hidup, misalnya glikolisis yang bmemberikan
energy pembentukan kerati, sekresi sebum, sekresi keringat, dan proses- proses
biologi lain, seperti pemecahan glukosa menjadi asam nukleat dengan riboflavin
dan nicotinamide sebagai factor bagi enzim- enzim yang terlibat di dalam prose
situ.

j. Limfe dan Saraf


Kelenjar limfe merupakan sistem yang sangat esensial bagi tubuh karena
berperan dalam sistem pertahanan tubuh. Sistem ini terbentuk dari kumpulan
cairan dalam jaringan, dimulai di sekitar kapiler, kelenjar dan folikel rambut yang
berupa kapiler cairan limfe, dan berhubungan dengan pembuluh-pembuluh sub
kapiler yang lebih besar (tetapi diaternya tak lebih dari 2-3 diameter).
Sirkulasi cairan limfe berjalan sejajar dengan sistem saluran dan akhirnya
mendampingi sistem pembuluh darah balik dekat jantung. Dinding pembuluh
limfe mudah ditembus oleh bakteri.
Sistem saraf kulit berkaitan dengan fingsi kulit sebagai reseptor sentuhan,
rasa kulit, dan suhu. Kulit kaya akan sel saraf sensoris kutaneus dan tempat
bermuara ujung sel- sel saraf spinal (sistem saraf tepi) dan cranial (sistem saraf
pusat) ujung sel saraf sensoris perifer ditemukan dalam jumlah yang banyak di
lapisan epidermis yang berbeda, tetapi letaknya selalu dibawah lapisan
Lengerhans (stratum granalusom).
Ujung sel saraf paling banyak berada di dermis dan hypo-dermis yang
dihasilkan beberapa korpuskel taktil, seperti korpuskel meisnerr, Krause, pacini
dan Ruffini (Trembly, 1978). Folikel rambut dipersarafi secara terpisah dari ujung
bebas saraf sensoris tak bermielen yang terdapat di dalam atau di dekat epidermis.
Selain saraf sensoris, ditemukan pula saraf eferens simpatis yang mensarafi
pembuluh darah, otot penegak rambut dan sekresi kelenjar keringat.

27
syaraf

Winkelman menyatakan bahwa kulit merupakan suatu paradox fisiologis.


Di satu sisi, kulit ingin melindugi tubuh dari bahaya lingkungan sekitar, namun di
sisi lain kulit ingin merekam segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
Perekaman penuh bebrarti minimalnya proteksi. Kulit mencari keseimbangan
anatra keduanya.

B. Fisiologi dan Biokimia Kulit


a. Pernafasan Kulit
Sama halnya dengan jaringan pada bagian tubuh lainnya, kulit juga
bernafas (respirasi), menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
Namun, respirasi kulit sangatlah lemah. Kulit lebih banyak menyerap oksigen
yang diambil dari aliran darah, dan hanya sebagian kecil yang diambil langsung
dari lingkungan luar (udara). Begitu pula dengan karbondioksida yang
dikeluarkan, lebih banyak melalui aliran darah dibandingkan dengan yang
diembuskan langsung ke udara. (Tremblay, 1978)
Meskipun pengambilan oksigen oleh kulit hanya 1,5% dari yang dilakukan
oleh paru- paru, dan kulit hanya membutuhkan 7% dari kebutuhan oksigen tubuh
(4% untuk epidermis dan 3% untuk dermis), pernafasan kulit tetap merupakan
proses fisiologis kulit yang penting (Philip Adams, 1949). Mnurut Burton (1959),
pengambilan oksigen dari udara oleh kulit sangat berguna bahkan sangat penting
(paul Blum)- bagi metabolism di dalam sel- sel kulit. Penyerapan oksigen
merupakan suatu proses yang penting, namun pengeluaran atau pembuatan CO 2
tidak kalah pentingnya, karena jika CO2 menumpuk di dalam kulit maka akan
menghambat pembelahan (regenerasi) sel- sel kulit.
Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam kulit dan pengeluaran CO2 dari
kulit tergantung dari banyak factor di luar maupun didalam kulit, seperti:

28
a. Temperature udara
b. Komposisi gas di sekitar kulit
c. Kelembaban udara
d. Kecepatan aliran darah ke kulit
e. Tekanan gas di dalam darah kulit
f. Dilatasi pembuluh darah kulit
g. Penyakit- penyakit kulit
h. Usia
i. Keadaan vitamin dan hormone di kulit
j. Perubahan bahan dalam proses metabolism sel kulit, pemakaian bahan kimia
pada kulit dan lain- lain

b. Mantel Asam Kulit


Marchionini (1929) menemuka bahwa startum corneum dilapisi oleh suatu
lapisan tipis lembab yang bersifat asam, sehingga ia menamakannya sebagai
“mantel asam kulit” (sauremantel)
Gambar letak asam mantel kulit

Tingkat keasamannya (pH) berbeda antara yang ditemukan oleh


Marchionini dan oleh peneliti- peneliti lainnya, tetapi umumnya berkisar antara
4,5 – 6,5.
pH di bagian- bagian tubuh yang banyak terjadi penguapan lebih rendah
dari pada di telapak kaki, payudara dan lipatan- lipatan badan- pada umumnya pH
fisiologis “mantel asam” kulit berkisar antara 4,5 – 6,5 sehingga bersifat asam
lemah.
Ketika diketahui pH= 7, yaitu pada air muri, disebut pH netral. pH < 7
maka bersifat asam, dengan pH = 1 adalah yang paling asam. pH > 7 bersifat
alkalis (basa) dengan pH = 14 adalah yang paling alkalis.

29
Pada hari pertama bayi dilahirkan, pH kulitnya berada di titik netral 7.
Setelah umurnya berapa minggu, angka pH itu turun menuju ke agak asam.
Lapisan “mantel asam” kulit terbentuk dari kombinasi asam- asam
karboksilat organic (asam laktat, asam pirolidon karboksilat, asam urokanat, dan
lain- lain) yang membentuk garam dengan ion- ion natrium, kalium, ammonium,
dan lain- lain, serta dari hasil ekskresi kelenjar sebasea, kelenjar keringat dan asam
amino dari reruntuhan keratin sel kulit yang sudah mati di permukaan kulit.

c. Fungsi “Mantel Asam Kulit”


Ada tiga fungsi pokok “Mantel Asam Kulit” yaitu:
a. Sebagai penyangga (buffer) yang berusaha menetralisir bahan kimia yang
terlalu asam atau terlalu alkalis yang masuk ke kulit
b. Membunuh dengan sifat asamnya atau sedikit menekan pertumbuhan
mikroorganisme yang membehayakan kulit.
c. Dengan sifat lembabnya sedikit banyak mencegah kekeringan kulit
Fungsi “mantel asam kulit” cukup penting bagi perlindungan kulit,
sehingga ia disebut dengan “the first line barrier of the skin” (perlindungan
pertama kulit). Yang lebih berperan dalam fungsi “mantel asam kulit” bukan pada
segi keasamannya meskipun ini penting dalam mencegah infeksi mikroorganisme
karena umumnya mikroorganisme tidak tahan dalam lingkungan yang bersifat
asam tetapi lebih pada susunan bahan- bahannya, terutama pada susunan asam-
asamnya. Terdapat bahan yang bersifat asam tetapi kurang daya disenfektannya
dan ada bahan- bahan yang tidak begitu asam tetapi kuat daya disemnfektannya.
Bahan- bahan yang membentuk “mantel asam” kulit seperti tersebut di atas adalah
bahan- bahan yang begitu asam tetapi kuat daya disenfektannya.
Bahan- bahan tersebut juga memiliki daya penyangga (buffer) yang kuat,
baik terhadap senyawa yang bersifat alkalis maypun yang bersifat asam. pH
keduanya dicoba untuk didekatkan ke pH fisiologos kulit, yaitu antara 4,5 – 6,5.

30
Tentu saja semkain alkalis atau semakij asam bahan yangb mengenai kulit,
semakin sulit untuk menetralisir dan kulit akan menjadi lelah karenanya. Kullit
menjadi kering, pecah- pecah, sensitif, dan mudah terkena infeksi.
Karena itu hendaknya pH kosmetik diusahakan sama atau sedekat mungkin
denga pH fisiologis “mantel asam kulit” yaitu antara 4,5 – 6,5. Kosmetik
demikian disebut dengan kosmetik pH balanced.12

d. Mantel Lemak Kulit


Sebum di permukaan kulit merupakan lapisan lemak yang sebagian besar
berasal dari kelenjar sebasea dean sebagian kecil berasal dari lemak sel-sel
epidermis disebut mantel lemak kulit, yang terdiri atas trigliserida, asam-asam
lemak, squalene, wax, cholesterol dan ester-esternya, fosfolipid, dan parafin.
Jumlah lemak di permukaan kulit berbeda untuk tiap individu dan bagian-bagian
tubuh. Seseorang mempunyai kulit kering (sebostatic) atau kulit berminyak
(seborrheic) tergantung pada jumlah lemak yang diekskresikan oleh kelenjar
sebasea. Klasifikasi kulit kering dan kulit berminyak tidak berlangsung
seumur hidup karena bisa terjadi pergeseran antara keduanya.

e. Sistem Pengaturan air kulit


Permeabilitas kulit terhadap air sangat terbatas. Barrier yang mengatur
keluarnya air dari kulit dan masuknya air ke dalam kulit tidak terletak langsung
dibawah permukaan kulit, tetapi berada di bawah lapisan stratum coneum yang
diberi nama barier rain.
Jaringan di bawah kapiler ini terhubungkan dengan kapiler-kapiler darah,
kulit dan kandungan airnya sekitar 70-80 persen. Kandungan air stratum coneum
di atas barier rain hanya sekitar 10 persen. Lapisan stratum coneum yang agak
kering ini secara fisiologis penting untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan
jamur. Tetapi stratum coneum tidak boleh terlalu kering karena ia akan kekurangan
elastisitas dan mudah sobek.Derajat kandungan air dalam stratum coneum
tergantung pada suplai air dan kelembapan sekitar.
Menurut flasch (1956) lapisan stratum coneum mengandung 20% bahan
yang dapat menyerap air, sebagian sangat higroskopis. Untuk fungsi fisiologisnya,

12
Dr. Retno Iswari Tranggono. Spkk dan Dra. Fatma Latifah, Apt, Buku Ilmu Pengetahuan Kosmetika, (Gramedia:
Jakarta, 2007), hlm. 17- 21
31
kulit memerlukan lemak dan air, keduanya berhubungan secara erat. Lapisan
lemak di permukaan kulit dan bahan-bahan dalam stratum coneum yang bersifat
higroskopis, dapat menyerap air dan berada dalam hubungan yang fungsional,
disebut Natural Mousturazing Factor (NMF). Kemampuan stratum coneum untuk
mengikat air sangat penting bagi fleksibilitas dan kelenturan kulit 13

C. Fungsi Biologik Kulit


a. Proteksi
Kulit akan memproteksi bagian dalam tubuh dari kontak langsung dengan
lingkungan luar. Baik secara fisik atau mekanis, kimiawi, sinar matahari (ultra
violet) dan mikrobiologi. Kulit akan melindungi bagian dalam dari kerusakan
akibat gesekan, tekanan, dan tarikan saat melakukan berbagai aktivitas. Kulit juga
akan menjaga dari berbagai gangguan mikrobiologi seperti kuman dan jamur.
Selain itu, kulit dapat melindungi tubuh bagian dalam dari serangan zat-zat kimia
dari lingkungan yang polusif di sekitar tempat tinggal atau tempat bekerja.
Semua fungsi tersebut dapat terlaksana karena adanya lemak kulit dan
serabut-serabut jaringan penunjang yang berperan sebagai pelindung terhadap
gangguan fisis. Kulit memiliki keasaman antara pH 5 – 6,5. Dengan pH ini kulit
mampu memberikan perlindungan kimiawi terhadap berbagai infeksi dan jamur.
Kulit memiliki lapisan kulit yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari tiap
bagian lapisan kulit terdalam sampai luar, seperti :
 Sel Keratin berfungsi melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas,
dan zat kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi
dan erat seperti batu bata di permukaan kulit.
 Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan
dehidrasi, selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh
melalui kulit.
 Sebum yang berminyak yang berasal dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan
rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi untuk
membunuh bakteri di permukaan kulit. Dengan adanya sebum ini, bersamaan

13
Dr. Retno Iswari Tranggono SpKK, Fatma Latifah, Apt. “Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik”
ed. Jhosita djadjadisastra, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm. 23-25.
32
dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-
6.5 yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
 Pigmen melanin yang berfungsi untuk melindungi kulit efek dari sinar UV yang
berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin
ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari
sinar matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila
terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan.
Pigmen melanin merupakan lapisan kulit yang berfungsi sebagai pemberi dan
perubahan warna kulit. Untuk itu pakailah Hand Body Lotion untuk mencegah
kulit dari pancaran sinar matahari, karena pigmen kulit mudah sekali berubah.
 Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang
pertama adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap
mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba
yang masuk melewati keratin dan sel Langerhans.

b. Thermoregulasi
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di
pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam
jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas
akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan
mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah
(vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.

c. Persepsi Sensoris
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap
rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis.
Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis,
badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian
pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap
tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut
lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.

33
d. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid
seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida.
Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan
kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material
toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat juga
dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke
kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan.
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi,
kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung
melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar tetapi lebih banyak
yang melalui sel-sel epidermis dari pada yang melalui muara kelenjar.

e. Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi sebagai tempat pembuangan suatu cairan yang keluar
dari dalam tubuh beruoa keringat dengan perantara 2 kelenjar keringat yang
dimiliki, yakni kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:
a. Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan
melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum
dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar
sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan
kulit. Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol,
protein, dan elektrolig. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri,
melumasi dan memproteksi keratin.
b. Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 ml air dapat keluar
dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Bagi seorang yang
bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 ml keringat tambahan, dan bagi
orang yang aktif bekerja di luar ruangan akan menghasilkan kelenjar keringat
34
yang lebih terbuka sehingga keringat yang dikeluarkan lebih banyak dari
mereka yang bekerja di dalam ruangan. Selain mengeluarkan air dan panas,
keringat juga merupakan sarana untuk mengekskresikan garam,
karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan protein yaitu
amoniak dan urea.
Ada 2 macam kelenjar keringat yang di produksi oleh tubuh, yaitu
kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
 Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis,
serta aktif pada usia pubertas dan menghasilkan keringat yang kental,
banyak dan bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada
sinyal dari sistem syaraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada
di sekeliling kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar keringat apokrin.
Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan sekretnya ( keringat ) ke
folikel rambut lalu ke permukaan luar.
 Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan
kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah
metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 – 6.8. Fungsi dari kelenjar
keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan,
mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing dengan
cara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan dermicidin,
sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik.

f. Fungsi pembentukan vitamin D


Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi
kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu
memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif.
Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan
dari traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah.
Tubuh memang mampu menghasilkan vitamin D dengan sendirinya tetapi
masih belum mampu memenuhi kebutuhan tubuh secara menyeluruh sehingga
pemberian vitamin D secara buatan atau yang dapat diperoleh dari sumber
35
makanan, buah-buahan dan sayuran yang banyak mengandung vitamin D masih
tetap diperlukan. Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena
adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.14

D. Warna Kulit
a. Warna Kulit
Warna kulit terutama ditentukan oleh oxyhemoglobin yang berwarna merah,
hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan, melanin yang berwarna
coklat, keratihyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta lapisan
stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-abuan.
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit tersebut, yang paling
menentukan warna kulit adalah pigmen melanin. Jumlah, tipe, ukuran, dan distribusi
pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai golongan
ras/bangsa di dunia.

b. Mekanisme Pigmentasi
Proses pembentukan pigmen melanin terjadi pada butir-butir melanosom yang
dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang terdapat di antara sel-sel basal keratinosit di
dalam lapisan basal (stratum germinativum). Melalui juluran lengan-lengannya yang
dinamakan dendrit, melanosit memberikan melanosom kepada sejumlah sel-sel
keratinosit di sekelilingnya. Satu sel malanosit melayani sekitar 36 sel keratinosit.
Kesatuan ini dinamakan unit melanin epidermis (Quevedo Et Al, 1974). Melanosom
yang terdapat di dalam keratinosit berbentuk partikel-partikel padat atau merupakan
gabungan dari 3-4 buah partikel lebih kecil yang mempunyai membran, dinamakan
melanosom kompleks (Quevedo Et Al, 1974).
Pembentukan melanosom di dalam melanosit melalui 4 fase (Toda Et Al,
1968), yaitu:
Fase I : permuaan pembentukan melanosom dari matriks protein dan tirosinase,
diliputi membran dan berbentuk vesikula bulat.

14
Djuanda A., “Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed”, (Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2007), hlm. 7-8.
36
Fase II : disebut pre-melanosom, pembentukan lebih sempurna, belum terlihat
adanya pembentukan melanin.
Fase III : mulai nampak adanya deposit melanindi dalam membran vesikula, disini
mulai terjadi melanisasi melanosom.
Fase IV : deposit melanin memenuhi melanosom yang merupakan partikel-partikel
padat dan berbentuk sama.
Proses melanisasi melanosom terjadi di fase III dan IV sebelum melanosom
diekstraksikan ke keratinosit.
Melanosom di dalam keratinosit akhirnya mengalami degradasi. Melanosom
yang terbentuk melalui gabungan beberapa partikel dan besarnya kurang dari 1
mikron akan mengalami degradasi. Ini terdapat pada ras Eropa (Kaukasoid),
Mongoloid dan Indian Amerika. Sedangkan yang besarnya lebih dari 1 mikron dan
tunggal tidak mengalami degradasi, misalnya terdapat pada ras Negro dan Aborigin.
Ukuran melanosom dipengaruhi oleh faktor genetik dan non-genetik, misalnya
penyinaran oleh sinar matahari (UV)
Telah dibuktikan adanya korelasi antara warna kulit dan besarnya melanosom.
Kulit hitam memiliki melanosom besar, tunggal, padat dengan melanin. Sedangkan
melanosom pada orang kulit putih tersusun dari partikel kecil yang bergabung dan
tidak padat dengan melanin.
Pembentukan melanin di dalam melanosit sangat kompleks. Ada 2 macam
pigmen melanin dengan variasi warna yang terjadi (G. Proto, 1981).
a. Eumelanin: memberikan warna gelap, terutama hitam, coklat dan variasinya.
Pigmen ini tidak larut hampir disemua macam pelarut, mempunyai berat molekul
yang tinggi, mengandung nitrogen, terjadi karena oksidasipolimerisasi dari bentuk
intermediate.
b. Feomelanin: memberikan warna cerah, kuning sampai merah, larut dalam alkali,
mengandung nitrogen dan sulfur. Terutama terdiri dari Benzotiazin dan
Benzotiazol, berasal dari sisteinildopa. Misalnya terdapat pada rambut manusia
dan melanoma.

c. Intensitas Warna Kulit


37
Intensitas warna kulit secara fundamental di tentukan oleh:
a. Jumlah melanosom yang terdapat di dalam keratinosit dan melanosit.
b. Kecepatan melanogenesis di dalam melanosit.
c. Kecepatan transfer di dalam populasi keratinosit.
Oleh karena itu di kenal 2 macam warna kulit:
a. Warna kulit konstitutif, yaitu yang secara genetik diturunkan tanpa dipengaruhi
faktor sinar UV dan hormon.
b. Warna kulit fakultatif, yaitu warna kulit akibat pengaruh sinar UV dan hormon.
Warna ini jelas tampak pada bagian badan yang tidak tertutup pakaian.
Hormon-hormon yang berpengaruh antara lain:
1. Melanin Stimulating Hormon (MSH), yang pemberiannya menyebabkan
hiperpigmentasi pada kulit.
2. Estrogen dan Progesteron, pada waktu hamil menyebabkan pigmentasi pada
puting susu dan sekitarnya.
3. Gluthathion (GSH), merupakan inhibitor terhadap melanogenesis.

d. Sinar Matahari dan Melanogenesis


Bila terjadi penyinaran kulit oleh sinar matahari maka terjadi reaksi fisiologis
kulit. Kulit yang terpapar sinar matahari selama antara 6-20 jam akan menghasilkan
eritema yang cepat atau lambat menimbulkan pencoklatan kulit (tanning) yang cepat
tampak jelas 1 jam dan akan hilang kembali dalam waktu 4 jam. Hal ini disebabkan
oleh sinar UV-A dengan panjang gelombang 290-320 nm dan merupakan inisiator
paling efektif untuk melanogenesis. Sinar yang terlihat (visible light) dangan
panjang gelombang 320-700 merupakan penyebab melanogenesis.
Efek negatif sinar matahri terhadap kulit dapat dihindari jika kulit dilindungi
dengan menggunakan kosmetik pelindung kulit yang disebut tabir surya. Untuk kulit
di iklim tropis hendaknya menggunakan tabir surya yang tidak mengandung PAPB
(Para Amino Benzoic Acid), karena sifatnya yang photosensitizer yang dapat
mencoklatkan kulit.

E. Proses Menua Pada Kulit

38
Proses penuaan akan tampak dari kerutan dan keriput pada kulit atau kemunduran
lainnya dibandingkan ketika masih muda. Ada 2 teori yang akan menjelaskan proses
penuaan, yaitu:
1. Penuaan merupakan proses alami yang tak dapat dihindari oleh semua makhluk
hidup.
2. Penuaan adalah akibat kerusakan baik anatomi maupun fisiologi pada semua organ
tubuh, mulai dari pembuluh darah dan organ tubuh lainnya sampai kulit.

Perubahan akibat proses penuaan yang terjadi pada kulit bisa berupa perubahan
anatomis, fisiologis dan kimiawi. Perubahan anatomis dapat terlihat langsung, seperti
elastisitas dan fleksibilitas kulit yang menyebabkan timbulnya kerut dan keriput,
berkurangnya jumlah rambut di kepala walaupun pada wanita justru sering tumbuh
kumis atau rambut panjang di leher atau di pipi, hiperpigmentasi dan tumor kulit
terutama pada usia 40 tahun ke atas akibat terlalu lama terpapar sinar matahari,
penebalan kulit, epidermis kering dan pecah-pecah, serta perubahan pada bentuk rambut
dan kuku.
Salah satu faktor dari luar yang mempengaruhi penuaan kulit adalah sinar
matahari, khususnya sinar UV. Kulit yang sering terbuka akan cepat kering, keriput,
kasar dan menderita kerusakan lain akibat radiasi sinar UV matahari.
Secara histologis dan fisiologis, pada kulit menua ditemukan hal-hal berikut:
Kulit menjadi kering karena menurunnya fungsi kelenjar minyak kulit (kelenjar
sebasea)
Berkurangnya kadar air kulit dan mengeringnya serabu kolagen dan elastin
akibat menurunnya hormon-hormon kelamin.
Menurunnya kecepatan metabolisme sel basal dan melebatnya proses
keratinisasi sehingga mengakibatkan regenerasi sel-sel epidermis menjadi
lambat.

Analisis kimiawi terhadap susunan bahan-bahan kimia di dalam kulit orang tua
kandungan kalsiumnya meningkat, sedangkan kandungan sulfur menurun. Flesch
(1955) dan Lubowe (1960) menemukan bahwa kandungan kolestreol pada kulit tua
sangat menurun. Pada janin kadarnya sampai 1200 mg per g kulit, anak-anak 500 mg
dan orang tua hanya 365 mg.
39
Pada kulit tua ditemukan defisiensi banyak vitamin C, biotin, vitamin K, asam
panthotenat, phirydoxine, aasam nikotinat, citrus bioflavonoid, dll. Kekurangan vitamin
K menyebabkan telengiectasia (pecahnya pembuluh darah kulit yang terlihat seperti
sarang laba-laba).
Untuk memperlambat proses penuaan kulit, defisiensi vitamin perlu dicegah atau
diperbaiki dengan mengunakan produk kosmetik seperti pelembab, kosmetik yang
mengandung kolagen, vitamin, allantoin dan ekstrak placenta. Dalam hal ini pemakaian
kosmetik tabir surya yang melindungi kulit dari sinar matahari juga sangat penting.15

IV. KESIMPULAN
A. Struktur dan Fungsi Kulit
1. Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis (kulit ari), dermis atau korium
(kulit jangat), dan jaringan subkutan atau subkutis
a. Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel
berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel
b. Dermis Merupakan bagian yang paling penting di kulit dan sering dianggap sebagai
“True Skin” karena 95% dermis membentuk ketebalan kulit.
c. Subkutan atau Subkutis (hipodermis)
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri darilapisan lemak.
2. Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan tubuh dengan
lingkungan. Fungsi kulit diantaranya adalah sebagai berikut:
1.) Pelindung atau proteksi.
2.) Epidermis, terutama lapisan tanduk, berguna untuk menutupi jaringan- jaringan
tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh-pengaruh luar seperti
luka dan serangan kuman.
3.) Penerima rangsang.
4.) Pengatur panas atau thermoregulasi.
3. Keratinisasi adalah proses dimana sel-sel di epidermis menjadi dewasa. Ketika dewasa,
sel-sel ini bergerak ke atas melalui lapisan epidermis dan secara bertahap kehilangan
tubuh sel sehingga menyisakan keratin yang keras (stratum korneum) pada lapisan luar
dari kulit.
4. Susunan Kimia Kulit dan Keratin

15
Dr. Retno Iswari Tranggono SpKK, Fatma Latifah, Apt. “Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik”
ed. Jhosita djadjadisastra, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm. 27-32.
40
Struktur kimia dan sel-sel epidermis manusia memiliki komposisi berikut:
a. Protein 27%
b. Lemak 2%
c. Garam mineral 0,5%
d. Air dan bahan-bahan larut air 70,5%
5. Susunan Pokok Kimia Protein Keratin
Setiap molekul protein tersusun oleh gabungan molekul asam amino, yaitu
senyawa yang mengandung gugus amino (-NH2) dan gugus karboksil (-COOH)
membentuk suatu gugus amida (-CONH-)
6. Empat Tipe Ikatan dalam Keratin
a. Ikatan amida/peptida (-CO-NH-) yang menghubungkan masing-masing amino ke
rantai polipeptida.
b. Ikatan garam (misal: -COO- + NH3-), berperan penting dalam menghubungkan
rantai keratin
c. Ikatan hidrogen (-CO...NH- atau –CO...HO-) melekatkan rantai keratin dalam posisi
tertekuk.
d. Ikatan disulfida (-S-S-) berperan dalam proses saling ikat rantai-rantai keratin.
7. Ada dua jenis kelenjar keringat, yaitu:
a. Kelenjar keringat ekrin mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung
95-97% air dan mengandung beberapa mineral.
b. Kelenjar keringat apokrin lebih besar daripada ekrin, hanya terdapat di daerah-
daerah ketiak, puting susu, daerah kelamin, dan menghasilkan cairan yang agak
kental serta berbau khas pada setiap orang
8. Kelenjar sebasea merupakan kelenjar mikrokopis pada kulit yang memiliki bentuk
kantong-kantong yang mengeluarkan suatu hal yang bersifat minyak atau lilin yang
disebut sebum.
9. Pembuluh Darah
Mekanisme suplai darah di kulit terdiri atas arteri dan vena yang berasal jaringan
bawah kulit dan naik ke atas menuju kelenjar dan akar rambut.
Pembuluh darah memiliki fungsi yaitu :
a. Untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke jaringan epidermis dan dermis.
b. Mengatur suhu tubuh.
10. Kelenjar limfe merupakan sistem yang sangat esensial bagi tubuh karena berperan
dalam sistem pertahanan tubuh.
B. Fisiologi dan Biokimia Kulit
1. Pernafasan Kulit

41
Sama halnya dengan jaringan pada bagian tubuh lainnya, kulit juga bernafas
(respirasi), menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Namun, respirasi
kulit sangatlah lemah. Kulit lebih banyak menyerap oksigen yang diambil dari aliran
darah, dan hanya sebagian kecil yang diambil langsung dari lingkungan luar (udara).
Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam kulit dan pengeluaran CO2 dari kulit
tergantung dari banyak factor di luar maupun didalam kulit, seperti:
a. Temperature udara
b. Komposisi gas di sekitar kulit
c. Kelembaban udara
d. Kecepatan aliran darah ke kulit
e. Tekanan gas di dalam darah kulit
f. Dilatasi pembuluh darah kulit
g. Penyakit- penyakit kulit
h. Usia
i. Keadaan vitamin dan hormone di kulit
j. Perubahan bahan dalam proses metabolism sel kulit, pemakaian bahan kimia pada
kulit dan lain- lain.
2. Mantel Asam Kulit
Marchionini (1929) menemuka bahwa startum corneum dilapisi oleh suatu
lapisan tipis lembab yang bersifat asam, sehingga ia menamakannya sebagai “mantel
asam kulit” (sauremantel)
3. Ada tiga fungsi pokok “Mantel Asam Kulit” yaitu:
a. Sebagai penyangga (buffer) yang
berusaha menetralisir bahan kimia yang terlalu asam atau terlalu alkalis yang masuk
ke kulit
b. Membunuh dengan sifat asamnya
atau sedikit menekan pertumbuhan mikroorganisme yang membehayakan kulit.
c. Dengan sifat lembabnya sedikit
banyak mencegah kekeringan kulit
4. Mantel Lemak Kulit
Sebum di permukaan kulit merupakan lapisan lemak yang sebagian besar berasal
dari kelenjar sebasea dean sebagian kecil berasal dari lemak sel-sel epidermis disebut
mantel lemak kulit, yang terdiri atas trigliserida, asam-asam lemak, squalene, wax,
cholesterol dan ester-esternya, fosfolipid, dan parafin.
5. Sistem Pengaturan air kulit
Permeabilitas kulit terhadap air sangat terbatas. Barrier yang mengatur keluarnya
air dari kulit dan masuknya air ke dalam kulit tidak terletak langsung dibawah

42
permukaan kulit, tetapi berada di bawah lapisan stratum coneum yang diberi nama
barier rain.

C. Fungsi Biologik Kulit


a. Proteksi
Kulit akan memproteksi bagian dalam tubuh dari kontak langsung dengan lingkungan
luar. Baik secara fisik atau mekanis, kimiawi, sinar matahari (ultra violet) dan
mikrobiologi.
b. Thermoregulasi

Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara:
pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler.
c. Persepsi Sensoris
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap
rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis.
d. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti vitamin A,
D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida.
e. Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi sebagai tempat pembuangan suatu cairan yang keluar dari dalam
tubuh beruoa keringat dengan perantara 2 kelenjar keringat yang dimiliki, yakni
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:
1. Kelenjar sebasea
2. Kelenjar keringat
f. Fungsi pembentukan vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol
dengan bantuan sinar ultraviolet

D. Warna Kulit
1. Warna kulit terutama ditentukan oleh oxyhemoglobin yang berwarna merah,
hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan, melanin yang berwarna coklat,
keratihyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta lapisan stratum
corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-abuan.
43
2. Mekanisme Pigmentasi
Proses pembentukan pigmen melanin terjadi pada butir-butir melanosom yang
dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang terdapat di antara sel-sel basal keratinosit di
dalam lapisan basal (stratum germinativum).
3. Intensitas Warna Kulit
Intensitas warna kulit secara fundamental di tentukan oleh:
a. Jumlah melanosom yang terdapat
di dalam keratinosit dan melanosit.
b. Kecepatan melanogenesis di dalam
melanosit.
c. Kecepatan transfer di dalam
populasi keratinosit.
4. Sinar Matahari dan Melanogenesis
Bila terjadi penyinaran kulit oleh sinar matahari maka terjadi reaksi fisiologis kulit.
Kulit yang terpapar sinar matahari selama antara 6-20 jam akan menghasilkan eritema
yang cepat atau lambat menimbulkan pencoklatan kulit (tanning) yang cepat tampak
jelas 1 jam dan akan hilang kembali dalam waktu 4 jam.

E. Proses Menua Pada Kulit


Proses penuaan akan tampak dari kerutan dan keriput pada kulit atau kemunduran
lainnya dibandingkan ketika masih muda. Ada 2 teori yang akan menjelaskan proses
penuaan, yaitu:
1. Penuaan merupakan proses alami yang tak dapat dihindari oleh semua makhluk hidup.
2. Penuaan adalah akibat kerusakan baik anatomi maupun fisiologi pada semua organ
tubuh, mulai dari pembuluh darah dan organ tubuh lainnya sampai kulit.
V. PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar dalam penyajian makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua di dalam
agama di dunia dan di akhirat. Amin

44
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda A. 2007. “Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed”. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Tranggono, Retno Iswari. Spkk dan Dra. Fatma Latifah, Apt. 2007. Buku Ilmu Pengetahuan
Kosmetika. Jakarta : Gramedia.
http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/08/anatomi-dan-fisiologi-kulit.html diakses pada tanggal
3 Oktober 2012 pukul 15.47 WIB.
http://fisiologikedokteran.wordpress.com/2009/12/23/fisiologi-kulit/ diakses pada tanggal 5
Oktober pukul 11.09 WIB.
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/fisiologi-kulit/diakses pada tanggal 03
oktober 2012.
http://www.slideshare.net/guest36f60b/anatomi-kulit-presentation/download diakses pada tanggal
4 Oktober 2012 pukul 11.35 WIB.

45

Anda mungkin juga menyukai