MAKALAH
Tugas Pada Mata Kuliah Keperawatan Anak
Progaram Studi Ilmu Keperawatan Semester 4
Dosen pengampu
Ns. Ersita, S.Kep.,M.Kes.
Disusun Oleh : kelompok 5
Ade Susanti NPM : 18.14201.30.16
Tya Juwita NPM : 18.14201.30.19
Juliet Oktariana Putri NPM : 18.14201.30.34
Febri Fernando NPM : 18.14201.30.37
Milsahara Nuryani NPM : 18.14201.30.43
Heira meysiferiska NPM : 18.14201.30.46
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang askep gangguan nutrisi
pada anak ini dengan baik sesuai dengan meningkatkan potensinya. Dan kami juga mengucapkan
terima kasih pada ibu Ns.Ersita,S.Kep.,M.Kes. selaku Dosen mata kuliah keperawatan anak
yang telah memberikan tugas kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita tentang askep gangguan nutrisi pada anak. Kami juga menyadari sepenuhnya
di dalam makalah ini kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan adanya kritik, saran dan tanggapan demi perbaikan makalah yang telah kami buat
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang dibuat.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi yang ingin membaca. Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami atau orang yang membacanya. Lebih lanjut kami
mohon maaf tentang masalah kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Palembang, 28 Mei 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Belakang………………………………………… .. ……………… ..
B. Rumusan Masalah …………………………………………… .. ……………… ..
C. Tujuan ……………………………………………………… .. ………………… ..
BAB II PEMBAHASAN
A. definisi ……………………………………………………………………………..
B. patofisiologi ……………………………………………… ……………………..
C. tanda dan gejala ……………………………………………… …………………
D. konsep askep
BAB III
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………………………………
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat
penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas
dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri seperti
glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan
sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari – hari dimakan oleh manusia
( Hidayat, 2006). Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Hidayat,
2006). Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak (Tarwoto,
2006). Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak akan sangat berguna dalam membantu
proses pertumbuhan dan perkembangan ( Hidayat, 2005).
Masalah nutrisi erat kaitanya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti
adanya penyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan
nutrisi, faktor sosioekonomi seperti adanya kemampuan individu. Status gizi seseorang
muncul dari gabungan beberapa faktor yakni faktor lingkungan, genetik dan juga perilaku
individu. Perilaku merupakan faktor terbesar kedua yang mempengaruhi status kesehatan
seseorang. Untuk mengatasi gizi kurang diperlukan perubahan sosial baik gaya hidup,
aktivitas fisik, perilaku makan dan disertai penyiapan lingkungan yang kondusif
(Notoatmodjo, 2003).
Dalam keluarga biasanya seorang ibu akan berperan dalam mengatur makanan keluarga
termasuk persiapan makanan, pengolahan makanan sampai penyajian untuk Universitas
Sumatera Utara seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu ibu adalah sasaran utama
pendidikan gizi keluarga. Masalah gizi karena pengetahuan dapat terlihat dari pengetahuan
ibu tentang memasak, kesulitan dalam memberi makan anak- anaknya, penyediaan bahan
dan jenis masakan yang tidak beragam sehingga memberi efek kebosanan dan cara
memperlakukan bahan pangan dalam pengolahan (Khumaidi, 1994).
Seorang ibu rumah tangga yang bukan ahli gizi juga harus dapat menyusun dan menilai
hidangan yang disajikan kepada anggota keluarganya agar anggota keluarga yang
mengkonsumsinya tertarik dan dapat mempertahankan kesehatan (Sediaoetama,1988). Pada
tahun 2006, selama periode Januari sampai Oktober, jumlah total kasus gizi buruk di
Indonesia dilaporkan dan ditangani petugas kesehatan sebanyak 20.580 kasus dan 186
diantaranya menyebabkan kematian. Jumlah tersebut menurun di bandingkan pada 2005,
yang mencapai 76.178 kasus. Pada tahun 2007, sekitar 19.799 balita dari 5.543.944 balita
yang ada di seluruh indonesia diperkirakan menghadapi masalah gizi buruk dan gizi kurang
(Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2007).
Berdasarkan laporan organisasi kesehatan dunia (WHO/ World Health Organization) ini
menyebutkan angka kejadian gizi buruk dan kurang pada Balita di tahun 2002 masing-
masing meningkat menjadi 8,3% dan 27,5% Pada tahun 2005 naik lagi menjadi masing-
masing 8,8% dan 28% dan Hasil Riskesdas Pada tahun 2010 naik lagi menjadi masing-
masing 17,9% dan 4,9% dan kondisi ini cukup mengkhawatirkan. Alasannya selain
berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak, kekurangan gizi juga termasuk salah
satu penyebab utama kematian balita (Dina, 2008).
1.3 Tujuan
Untuk mendapatkan gambaran asuhan keperawatan pada An. A dengan prioritas masalah
kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana individu yang mengalami
kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik (Wilkinson, 2007).
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolik (NANDA, 2012-2014).
B. Patofisiologi
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrisi (zat yang sudah dicerna), air,
dan garam yang berasal dari zat makanan untuk didistribusikan ke sel-sel melalui sistem
sirkulasi. Zat makanan merupakan sumber energi bagi tubuh seperti ATP yang dibutuhkan sel-
sel untuk melaksanakan tugasnya. Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran
pencernaan, maka saluran pencernaan harus mempunyai persediaan air, elektrolit dan zat
makanan yang terus menerus. Untuk itu diperlukan (Satino, 2005):
1. Pergerakan makanan melalui saluran pencernaan
2. Sekresi getah pencernaan
3. Absorbsi hasil pencernaan, air dan elektrolit
4. Sirkulasi darah melalui organ gastrointestinal yang membawa zat yang diabsorbsi
5. Pengaturan semua fungsi oleh sistem saraf dan hormon.dalam lumen saluran gastrointestinal
(GI) harus diciptakan suatu lingkungan khusus supaya pencernaan dan absorbsi dapat
berlangsung.
Sekresi kelenjar dan kontraksi otot harus dikendalikan sedemikian rupa supaya tersedia
lingkungan yang optimal. Mekanisme pengendalian harus dapat mendeteksi keadaan lumen,
yaitu regangan dinding oleh isi lumen, osmolaritas kimus atau konsentrasu zat yang terlarut,
keasaman kimus atau konsentrasu ion H+ dan hasil pencernaan karbohidrat, lemak, protein
(monosakarida, asam lemak dan peptide dari asam amino).
Proses pencernaan makanan menurut Potter& Perry antara lain:
1. Mengunyah
2. Menelan (deglusi)
a. Pengaturan saraf pada saat menelan
b. Tahap menelan di esofagus
3. Makanan di lambung
4. Pengosongan di lambung
5. Faktor refleks duodenum
6. Pergerakan usus halus
a. Gerakan kolon
b. Gerakan mencampur
c. Gerakan mendorong
7. Defekasi
Masalah-masalah berhubungan dengan nutrisi menurut Potter& Perry antara lain:
1. Kekuranagn nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa
(normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupanasupan nutrisi untuk proses
metabolisme.
2. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai risiko
peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
3. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat
seluler atau dapat dikatakan sebagai asupan zat gizi yang tidak sesuai denga kebutuhan tubuh.
4. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan
normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kebutuhan
metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
5. Diabetes militus
Diabetes militus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan
metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat berlebih.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh berbagai masala pemenuhan
kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obestas serta asupan kalsium, natrium, dan gaya
hidup yang berlebih.
C. Tanda dan Gejala
Manifestasi atau tanda dan gejala nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh menurut buku saku
diagnosa keperawat NIC-NOC antara lain:
1. Subjektif
a. Kram abdomen
b. Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit
c. Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan
d. Melaporkan perubahan sensasi rasa
e. Melaporkan kurangnya makanan
f. Merasa kenyang segera setelah mengingesti makanan
2. Objektif
a. Tidak tertarik untuk makan
b. Diare
c. Adanya bukti kekeurangan makanan
d. Kehilangan rambut yang berlebihan
e. Bising usus hiperaktif
f. Kurangnya minat pada makanan
g. Luka rongga mulut inflamasi
2.) Biochemical Data
Pengkajian status nutrisi klien perlu ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium antara lain :
a. Hemoglobin (Hb)
Nilai ormal hemoglobin yaitu:
Bayi baru lahir 17 – 22 g/dl
Anak-anak 11 – 13 g/dl
Pria 13 – 16 g/dl
Wanita 12 – 14 g/dl
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan anemia. Sdangkan kadar
hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada ornag yang tinggal di daerah dataran tinggi dan
perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru-paru, tumor dan gangguan sumsum tulang juga
bisa meningkatkan kadar hemoglobin.
b. Hematokrit (Hct)
ematokrit adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan cara memutarnya di dalam
tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen (%) dengan cara perhitungan :
Hct = X 100 %
Hematokrit normal pria dan wanita yaitu 4 – 5,2 g/dl. Makanan dengan tinggi protein pada
pasien dengan hipoalbuminemia adalah meningkatkan dan mempertahankan kadar albumin
untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
3. ) ClinicalSign
Observasi klinis dapat menjadi aspek terpenting di antara pengkajian nutrisi. Seperti pada bentuk
pengkajian keperawatan lain, perawat mengobservasi klien tanda-tanda perubahan nutrisi.
Karena nutrisi yang tidak tepat mempengaruhi semua sistem tubuh, petunjuk malnutrisi dapat
diobservasi selama pengkajian fisik. Ketika pengkajian fisik sistem tubuh yang umum selesai,
perawat dapat memeriksa kembali area yang berhubungan untuk mengevaluasi status nutrisi
klien. Tanda-tanda klinis status nitrisi memberikan pedoman untuk observasi selama pengkajian
fisik.
4. ) DietaryHistory
Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi/diet klien:
Pola diet / makan Vegetarian, tidak makan ikan laut dll.
Kebiasaan makan Makan bersama-sama. Makan sambil
mendengarkan musik, makan sambil
menonton televisi dll.
Makanan kesukaan Suka makan lalap, suka sambal, suka
coklat, suka roti-roti dll.
Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum,
jenis minuman, jarang minum dll.
Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah
dll.
Aktivitas fisik Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/
malam, perlu makanan tambahan apa
tidak
Riwayat kesehatan Adanya riwayat penyakit diabetes
militus, adanya alergi
Pengetahuan tentang nutrisi Penentuan tingkat pengetahuan klien
mengenai kebutuhan nutrisi
2. Diagnosa
Contoh diagnosa keperawatan menurut NANDA untuk perubahan status nutrisi antara lain:
1.) Perubaha nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan:
a. Peningkatan laju metabolik
b. Asupannutrien yang tidak adekuat dalam diet
c. Peningkatan kehilangan nutrien melalui cairan gastrointestinal
d. Kebutuhan energi tonggi akibat latihan yang berlebihan
2.) Perubahn nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan:
a. Penurunan laju mertabolik
b. Asupannutrien dan kilokalori yang berlebihan dalam diet
c. Latihan atau aktivitas yang tidak adekuat
3.) Perubahan nutrisi : risiko untuk lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan :
a. Pola asupan makanan yang disfungsional
b. Gangguan hubungan dengan orang yang penting atau bermakna
c. Gangguan menelan akibat jalan napas buatan
3. Intervensi & Implementasi
1.) Perubaha nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
NOC
Nutritional Status :
Nutritional Status : food and Fluid Intake
Nutritional Status: nutrient Intake
Weight control
Kriteria Hasil :
Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan
Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Intervensi Keperawatan :
NIC
Nutrition Management
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien.
Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan berat badan
Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan dan perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
Monitor pertumbuhan dan perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan intake nutrisi
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
Intervensi Keperawatan dan Rasional Nutrisi dari Kelebihan Tubuh NANDA NIC NOC
Berikut ini adalah intervensi keperawatan terapeutik untuk Nutrisi yang Tidak Seimbang: Lebih
dari Kebutuhan Tubuh:
Memulai kontrak pasien yang mencakup penghargaan dan penguatan pencapaian tujuan
progresif.
Rasional : Kontrak pasien memberikan kesempatan unik bagi pasien untuk belajar
menganalisis perilaku mereka dalam hubungan dengan lingkungan dan memilih strategi
perilaku yang akan memudahkan pembelajaran.
Rasional : Memberi dan merawat pasien akan mengarah pada perawatan yang harmonis
secara budaya.
Sarankan pasien untuk menyimpan catatan harian tentang asupan makanan dan keadaan
seputar konsumsinya (metode persiapan, lama makan, situasi sosial, suasana hati
keseluruhan, aktivitas yang menyertainya).
Rasional : Pemantauan diri membantu pasien menilai kepatuhan terhadap kriteria kinerja
yang ditentukan sendiri dan kemajuan menuju tujuan yang diinginkan. Pemantauan diri
berperan penting dalam pemeliharaan standar perilaku internal.
Rasional : Air membantu dalam penghapusan produk sampingan dari pemecahan lemak
dan membantu mencegah ketosis.
Tinjau kembali tingkat latihan pasien saat ini. Dengan penyedia layanan kesehatan dan
pasien, perancangan program latihan jangka panjang.
Rasional : Penting bagi kebanyakan pasien dan kemajuan mereka untuk mendapatkan
hadiah aktual yang ditunjukkan oleh skala tersebut. Pemantauan dua kali seminggu
membuat pasien tetap dalam program dengan tidak membiarkannya makan di luar
kendali selama beberapa hari dan kemudian cepat menurunkan berat badan.
Mendidik pasien tentang asupan gizi yang memadai. Rencana total memungkinkan
sesekali memperlakukan.
Rasional : Perubahan gaya hidup permanen harus terjadi agar berat badan menjadi tahan
lama. Tidak termasuk semua suguhan tidak berkelanjutan. Selama pembatasan energi,
pasien harus mengkonsumsi 72 sampai 80 g protein nilai biologis tinggi per hari untuk
mengurangi risiko aritmia ventrikel.
Rasional : Pemantauan diri adalah inti dari program intervensi penurunan berat badan
perilaku. Singkatnya, pemantauan diri secara fundamental terkait dengan penurunan berat
badan yang berhasil.
Self-monitor
Rasional : Aktivitas fisik yang cukup intens selama 30 sampai 45 menit 5 sampai 7 hari /
minggu dapat mengeluarkan 1500 sampai 2000 kalori / minggu yang tampaknya
diperlukan untuk mempertahankan penurunan berat badan.
Rasional : Pasien yang mengkonsumsi sejumlah nutrisi dalam jumlah berlebihan juga
dapat mengkonsumsi kurang dari jumlah yang memadai dari orang lain.
Panduan pasien mengenai perubahan yang akan memberi dampak besar pada kesehatan.
Rasional : Bahkan penurunan berat badan ringan juga berkontribusi pada diabetes dan
kontrol hipertensi.
Kenali pasien dan keluarga dari kerugian mencoba menurunkan berat badan dengan diet
sendiri.
Rasional : Dengan diet rendah kalori saja, sebanyak 25% dari berat badan yang hilang
bisa menjadi massa tubuh tanpa lemak.
Rasional : Seseorang yang dikondisikan secara fisik menggunakan lebih banyak lemak
untuk energi saat istirahat dan dengan berolahraga daripada orang yang tidak banyak
bekerja.
Rasional : Pasien perlu mengganti perilaku sehat untuk yang tidak sehat.
5. Evaluasi
Contoh evaluasi untuk perubahan status nutrisi menurut Potter& Perry
Tujuan Tindakan Evaluatif Hasil yang Diharapkan
Klien akan kembali Timbang berat badan Berat badan akan
berada dalam rentang menunjukan peningkatan
10% berat badan yang yang sesuai yaitu ¼ - ½
baik untuk tinggi kg / minggu (0,25 – 0,5
badannya kg/ minggu)
Parameter laboratorium
akan menunjukan bukti
Observasi tanda-tanda hidrasi yang adekuat dan
defisit nutrisi pada klien peningkatan parameter
nutrisi.
Observasi tanda-tanda
dehidrasi atau
overdehidrasi pada klien
Palpasi kulit terhadap
tanda-tanda edema
Pantau tingkat elektrolit
dan observasi terhadap
ketidakseimbangan
elektrolit
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
http://zhhafirotussaleeha.blogspot.com/2015/10/askep-gangguan-kebutuhan-nutrisi.html?m=1
departemen gizi dan kesehatan masyarakat. ( 2012 ).gizi dan kebutuhan masyarakat).edisi ke-7.
Jakarta:rajawali pers