Anda di halaman 1dari 33

BAB II

PEMBAHASAN

LAPORAN PENDAHULUAN
DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK

2.1 Definisi
Demam berdarah atau demam bedarah dengue (DBD) adalah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi virus dengue. Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk aades aegypti dan aedes abodictus (Better Healt,2017).
Demam bedarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
ditularkan manusia melalui gigitan nyamuk Aades Aegypti dan Aades Albopictus
(WHO, 2018).
Demam berdarah degue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan melalui gigitan aades aegypti dan ades albopictus
(Dapertemen Kesehatan RI, 2015).

2.2 Etiologi
Penyebab penyakit DBD adalah virus dengue. Virus dengue ini terutama ditularkan
melaui vektor nyamuk Aesdes aegypti. Di Indonesia, virus tersebut sampai sampai
saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus dengue yang termasuk dalam grup B
dari arthropedi borne viruses (Arboviruses), yaitu derajat 1,2,3dan 4.

Klasifikasi Derajat Penyakit Infeksius dengue :


Gejala DD Demam disertai 2 atau lebih tanda : sakit kepala, nyeri retro-orbital, sakit
pada otot, sakit pada persendian
DBD I Gejala diatas ditambah uji bendung positif
DBD II Gejala diatas ditambah perdarahan spontan
DBD III Gejala diatas ditambah kegagalan sirkulasi (kulit dingin dan lembab serta
gelisah)
DBD IV Syok berat disertai dengan tekanan darah dan nadi tidak terukur.
2.3 Tanda dan Gejala
a. gejala pase demam
1). demam tinggi hingga 40 derajat celcius
2). petekie
3). nyeri seluruh tubuh
4). sakit kepala
5). mual dan muntah
6). nafsu makan menurun
7). epistaksis
b. gejala fase kritis
1). suhu tubuh turun hingga 37 derajat celsius
2). pasien merasa sudah sembuh
3). berlangsung lebih dari 38 jam
4). penurunan trombosit tiba tiba.
5). resiko kebocoran plasma darah ditandai dengan muntah terus menerus,
mimisan, pembesaran organ hati, dan nyeri perut
c. gejala fase penyembuhan
1). penderita kembali merasa demam
2). trombosit perlahan naik dan normal
3). cairan tubuh secara perlahan kembali normal setelah 48 - 72 jam
4). nafsu makan mulai meningkat
5). nyeri perut dan diuretik membaik
6). leukosit dan trombosit kembali normal
2.4 Patoflow

2.5 Pemeriksaan Penunjang


a. Pemeriksaan darah
1) Pemeriksaan Darah lengkap
(a) Hemoglobin biasanya meningkat, apabila sudah terjadi perdarahan yang
banyak dan hebat Hb biasanya menurun
Nilai normal: Hb: 10-16 gr/dL
(b) Hematokrit meningkat 20% karena darah mengental dan terjadi kebocoran
plasma Nilai normal: 33- 38%
(c) Trombosit biasa nya menurun akan mengakibat trombositopenia kurang dari
100.000/ml Nilai normal: 200.000-400.000/ml
(d) Leukosit mengalami penurunan dibawah normal Nilai normal: 9.000-
12.000/mm3

2) Pemeriksaan kimia darah akan menunjukkan: hipoproteinemia, hipokloremia,


dan hiponatremia

3) Pemeriksaan analisa gas darah, biasanya diperiksa:


(a) pH darah biasanya meningkat Nilai normal: 7.35-7.45
(b) Dalam keadaan lanjut biasanya terjadi asidosis metabolik mengakibatkan
pCO2 menurun dari nilai normal (35 – 40 mmHg) dan HCO3 rendah.

b. Pemeriksaan rontgen thorak Pada pemeriksaan rontgen thorak ditemukan


adanya cairan di rongga pleura yang meyebabkan terjadinya effusi pleura.

2.6 Pelaksanaan
a. perawatan pasien dbd derajat 1
1). pasien bedress
2). observasi tanda vial setiap 3 jam
3). periksa hematokrit, hemoglobin, trombosit 4 jam sekali
4). berikan minum 1,5 - 2 liter dalam 24 jam
5). kompres air hangat bila pasien demam
6). berikan obat tepat waktu
b. perawatan pasien dbd derajat 2
1). pemasangan infus
2). pengawasan tanda vital
3). pemeriksaan hemoglobin, trombosit dan hematokrit
c. perawatan pasien dbd derajat 3
1). pemberian oksigen
2). pengawasan tanda vital tiap 15 menit
3). pemeriksaan hematokrit, hemoglobin
2.8 Diagnosa Keperawatan
1. kurangnya volume cairan b.d kebocoran plasma
2. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah
3. nyeri akut b.d dampak patologis penyakit
4. resiko pendarahan b.d trombositopenia
5. resiko syok hivopolemik b.d kerusakan endotel pembulu darah

2.9 Intervensi
DX NIC (tujuan) NOC (intervensi)

Kekurangan volume Setealh dilakukan Manajemen cairan


cairan b.d kebocoran tindakan a) Pertahankan catatan intake
plasma keperawatan dan output yang akurat
Definisi : penurunan diharapkan terjadi b) Monitor status hidrasi
cairan intravaskular, keseimbangan (misalnya membrane mukosa
interstisial, dan atau cairan dengan lembab, denyut nadi adekuat,
intraseluler. Ini kriteria hasil : dan tekanan darah) c) Monitor
mengacu pada a) Tekanan darah vital sign
dehidrasi. tidak terganggu d) Monitor masukan atau cairan
Faktor risiko : b) Keseimbangan dan hitung intake kalori harian
a) Perubahan status intake dan output e) Monitor status nutrisi
mental tidak terganggu f) Dorong pasien untuk
b) Penurunan tekanan c) Berat badan menambah asupan
darah stabil tidak oral(misalnya, memberikan
c) Penurunan tekanan terganggu sedotan, menawarkan cairan
nadi d) Turgor kulit diantara waktu makan)
d) Penurunan volume tidak terganggu g) Tawari makanan
nadi e) Hematokrit ringan(misalnya minuman
e) Penurunan turgor sedikit terganggu ringan dan buahan segar/ jus
kulit f) Berat jenis urin buah)
f) Membran sedikit terganggu h) Kolaborasi pemberian cairan
mukosakering IV
g) Kulit kering Setelah dilakukan i) Monitor hasil laboratorium
h) Peningkatan suhu tindakan
tubuh keperawatan
Faktor yang diharapkan hidrasi
berhubungan tidak terjadi
dengan: dengan kriteria
a) Kehilangan cairan hasil :
aktif b) Kegagalan a) Turgor kulit
mekanisme regulasi tidak terganggu
b) Membran
mukosa lembab
tidak terganngu
c) Intake cairan
tidak terganggu
d) Output urin
tidak terganggu
e) Perfusi jaringan
tidak terganggu
f) Tidak ada haus
g) Tidak ada
peningkatan
hematokrit
h) Tidak ada nadi
cepat dan lemah
Kekurangan volume Setelah dilakukan
cairan b.d kebocoran tindakan
plasma keperawatan selama
2x24 jam, pasien
diharapkan :

normal

dalam batas
normal

Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
Nutrisi Kurang Dari tindakan a) Kaji adanya alergi makanan
Kebutuhan Tubuh keperawatan status b) Kolaborasi dengan ahli gizi
b.d mual muntah nutrisi: asupan untuk menentukan jumlah kalori
Defenisi: asupan makanan dan dan nutrisi yang dibutuhkan
nutrisi tidak cukup cairan teratasi pasien c) Berikan informasi
untuk memenuhi dengan kriteria tentang kebutuhan nutrisi
kebutuhan metabolic hasil: Monitor Nutrisi
Batasan a) asupan makanan a) Monitor adanya penurunan
Karakteristik: secara peroral berat badan
a) Berat badan sepenuhnya b) Monitor lingkungan selama
20% atau lebih adekuat b) Asupan makan
dibawah cairan secara c) Monitor kulit kering dan
rentang peroral perubahan pigmentasi
b) berat badan sepenuhnya d) Monitor kekeringan, rambut
ideal adekuat c) Asupan kusam, dan mudah patah
c) Bising usus cairan intravena e) Monitor mual muntah
hiperaktif sepenuhnya f) Monitor kadar albumin, total
d) Kelemahan otot adekuat d) Asupan protein, Hb, Ht
untuk nutrisi parenteral g) Catat adanya edema,
mengunyah sepenuhnya hiperemik, hipertonik, papilla
e) Kelemahan otot adekuat lidah dan cavitas oral
untuk menelan
f) Kehilangan
rambut
berlebihan
g) Membran
mukosa pucat
h) Ketidakmampu
an memakan
makanan
i) Nyeri abdomen
Faktor yang
Berhubungan:
a) Faktor biologis
b)Ketidak mampuan
mencerna makanan
c) Kurang asupan
makanan
Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manajemen nyeri
dampak patologis tindakan a) Lakukan pengkajian nyeri
penyakit keperawatan secara komprehensif termasuk
Defenisi : diharapkan tingkat lokasi, karakteristik, durasi,
pengalaman sensori nyeri berkurang frekuensi, kualitas dan faktor
dan emosional yang dengan presipitasi
tidak menyenangkan kriteria hasil: b) Observasi reaksi non verbal
yang muncul aibat a) Tidak ada nyeri dari ketidaknyamanan
kerusakan jaringan yang dilaporkan c) Gunakan teknik komunikasi
yang aktual atau b) Tidak ada terapeutik untuk mengetahui
potensial atau mengerang dan pengalaman nyeri pasien
digambarkan dalam hal menangis d) Kaji kultur yang
kerusakan sedemikian c) Tidak ada mempengaruhi respon nyeri
rupa menyeringit e) Evaluasi pengalaman nyeri
Batasan karakteristik d) Tidak ada masa lampau
: a) Perubahan selera ketegangan otot f) Evaluasi bersama pasien dan
makan e) Tidak ada tim kesehatan lain tentang
b) Perubahan tekanan kehilangan nafsu ketidakefektifan kontrol nyeri
darah makan masa lampau
c) Perubahan frekuensi f) Tidak ada g) Bantu pasien dan keluarga
jantung Ekspresi wajah untuk mencari dan menemukan
d) Perubahan frekuensi nyeri dukungan h) Kontrol lingkungan
pernapasan yang dapat mempengaruhi nyeri
e) Mengekspresikan Setelah dilakukan seperti suhu ruangan,
perilaku tindakan pencahayaan dan kebisingan
f) Masker wajah keperawatan i) Kurangi faktor presipitasi nyeri
g) Gangguan tidur diharapkan kontrol j) Pilih dan lakukan penanganan
Faktor +yang nyeri teratasi nyeri (farmakologi,non
berhubungan dengan : dengan kriteria hasil Manajemen nyeri
agen cedera ( misal : a) Lakukan pengkajian nyeri
biologis, zat kimia, a) Sering secara komprehensif termasuk
fisik, psikologis) menunjukkan lokasi, karakteristik, durasi,
mengenali kapan frekuensi, kualitas dan faktor
nyeri terjadi presipitasi
b) Secara konsisten b) Observasi reaksi non verbal
menunjukkan dari ketidaknyamanan
menggambarkan c) Gunakan teknik komunikasi
faktor nyeri terapeutik untuk mengetahui
c) Sering pengalaman nyeri pasien
menunjukkan d) Kaji kultur yang
menggunakan mempengaruhi respon nyeri
tindakan e) Evaluasi pengalaman nyeri
pengurangan (nyeri) masa lampau
tanpa analgetik f) Evaluasi bersama pasien dan
d) Sering tim kesehatan lain tentang
menunjukkan ketidakefektifan kontrol nyeri
melaporkan masa lampau
perubahan terhadap g) Bantu pasien dan keluarga
gejala nyeri pada untuk mencari dan menemukan
professional dukungan h) Kontrol lingkungan
kesehatan Setelah yang dapat mempengaruhi nyeri
dilakukan tindakan seperti suhu ruangan,
keperawatanSetelah pencahayaan dan kebisingan
dilakukan tindakan i) Kurangi faktor presipitasi nyeri
keperawatan j) Pilih dan lakukan penanganan
diharapkan tingkat nyeri
nyeri berkurang (farmakologi,nonfarmakologi dan
dengan kriteria inter personal)
hasil: a) Tidak ada k) Kaji tipe dan sumber nyeri
nyeri yang untuk menentukan intervensi
dilaporkan l) Berikan analgetik untuk
b) Tidak ada mengurangi nyeri
mengerang dan m) Evaluasi keefektifan kontrol
menangis nyeri
c) Tidak ada n) Dukung tingkatkan istirahat/
menyeringit tidur yang adekuat untuk
d) Tidak ada membantu penurunan nyeri
ketegangan otot o) Kolaborasikan dengan dokter
e) Tidak ada jika ada keluhan dan tindakan
kehilangan nafsu nyeri tidak berhasil
makan Pemberian analgetik
f) Tidak ada a) Tentukan lokasi,
Ekspresi wajah karakteristik,kualitas,da n derajat
nyeri Setelah nyeri sebelum pemberian obat
dilakukan tindakan b) Cek instruksi dokter tentang
keperawatan jenis obat,dosis,dan frekuensi
diharapkan kontrol c) Cek riwayat alergi
nyeri teratasi d) Pilih analgesik yang
dengan kriteria hasil diperlukan atau kombinasi dari
: analgesik ketika pemberian lebih
a) Sering dari satu
menunjukkan e) Tentukan pilihan analgesik
mengenali kapan tergantung tipe dan beratnya
nyeri terjadi nyeri
b) Secara konsisten f) Tentukan analgesic pilihan,
menunjukkan rute pemberian,dan dosis optimal
menggambarkan g) Pilih rute pemberian secara
faktor nyeri IV,IM untuk pengobatan nyeri
c) Sering secara teratur
menunjukkan h) Monitor vital sign 26 Poltekkes
menggunakan Kemenkes Padang sebelum dan
tindakan sesudah pemberian anlgesik
pengurangan (nyeri) pertama kali
tanpa analgetik i) Berikan analgesik tepat waktu
d) Sering terutama saat nyeri hebat
menunjukkan j) Evaluasi efektifitas
melaporkan analgesic,tanda dan gejala (efek
perubahan terhadap samping) farmakologi dan inter
gejala nyeri pada personal)
professional k) Kaji tipe dan sumber nyeri
kesehatan Setelah untuk menentukan intervensi
dilakukan tindakan n) Berikan analgetik untuk
keperawatandiharap mengurangi nyeri
kan status m) Evaluasi keefektifan kontrol
kenyamanan nyeri
meningkat dengan n) Dukung tingkatkan istirahat/
kriteria hasil: tidur yang adekuat untuk
a) Tidak terganggu membantu penurunan nyeri
kesejahteraan fisik o) Kolaborasikan dengan dokter
b) Tidak terganggu jika ada keluhan dan tindakan
control terhadap nyeri tidak berhasil
gejala (Sambungan) Pemberian analgetik
c) Tidak terganggu a) Tentukan lokasi,
kesejahteraan karakteristik,kualitas,da n derajat
kesejahteraan nyeri sebelum pemberian obat
psikologis b) Cek instruksi dokter tentang
d) Tidak terganggu jenis obat,dosis,dan frekuensi
lingkungan fisik c) Cek riwayat alergi
e) Tidak terganggu d) Pilih analgesik yang
suhu ruangan diperlukan atau kombinasi dari
f) Tidak terganggu analgesik ketika pemberian lebih
dukungan sosial dari satu
dari e) Tentukan pilihan analgesik
keluargadiharapkan tergantung tipe dan beratnya
status kenyamanan nyeri
meningkat dengan f) Tentukan analgesic pilihan,
kriteria hasil: rute pemberian,dan dosis optimal
a) Tidak terganggu g) Pilih rute pemberian secara
kesejahteraan fisik IV,IM untuk pengobatan nyeri
b) Tidak terganggu secara teratur
control terhadap h) Monitor vital sign 26 Poltekkes
gejala (Sambungan) Kemenkes Padang sebelum dan
c) Tidak terganggu sesudah pemberian anlgesik
kesejahteraan pertama kali i) Berikan analgesik
kesejahteraan tepat waktu terutama saat nyeri
psikologis hebat j) Evaluasi efektifitas
d) Tidak terganggu analgesic,tanda dan gejala (efek
lingkungan fisik samping)
e) Tidak terganggu
suhu ruangan
f) Tidak terganggu
dukungan sosial
dari keluarga

Resiko perdarahan Setelah dilakukan Pencegahan Perdarahan


b.d trombositopenia tindakan a) Monitor ketat tandatanda
Definisi : beresiko keperawatan perdarahan
mengalami penurunan diharapkan b) Catat nilai Hb dan Ht sebelum
volume darah yang keparahan dan sesudah terjadinya
dapat mengganggu kehilangan darah perdarahan
kesehatan tidak terjadi dengan c) Monitor nilai labor
Faktor resiko : kriteria hasil : d) Monitor status cairan yang
a) Aneurisme a) Tidak ada meliputi intake dan ouput
b) Defisiensi kehilangan darah e) Observasi adanya darah dalam
pengetahuan yang terlihat sekresi cairan tubuh
b) Tidak ada f) Instruksikan pasien untuk
hematuria meningkatkan makanan yang
c) Tidak ada keluar kaya vitamin K
darah dari anus g) Instruksikan keluarga untuk
d) Tidak ada memonitor tandatanda perdarahan
hematemesis dan mengambil tindakan yang
e) Tidak ada tepat jika terjadi perdarahan
penurunan tekanan (misalnya: lapor kepada perawat)
darah sistolik
f) Tidak ada
penurunan tekanan
darah diastolik
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan
koagulasi darah
membaik dengan
kriteria hasil: a)
Tidak ada deviasi
dari kisaran normal
pembentukan
bekuan b) Tidak ada
deviasi dari kisaran
normal waktu
prtrombin (PT) c)
Tidak ada deviasi
dari kisaran
normalwaktu parsial
tromboplastin
(PTT) d) Tidak ada
deviasi dari kisaran
normal hematokrit
(Hct)
e) Tidak ada deviasi
dari kisaran normal
hemoglobin (Hb)
f) Tidak ada
peradarahan
g) Ringan petekie
h) Tidak ada
ekimosis i) Tidak
ada BAB berdarah

Pencegahan
Perdarahan
a) Monitor ketat
tandatanda
perdarahan
b) Catat nilai Hb
dan Ht sebelum dan
sesudah terjadinya
perdarahan
c) Monitor nilai
labor
d) Monitor status
cairan yang
meliputi intake dan
ouput
e) Observasi adanya
darah dalam sekresi
cairan tubuh
f) Instruksikan
pasien untuk
meningkatkan
makanan yang kaya
vitamin K
g) Instruksikan
keluarga untuk
memonitor
tandatanda
perdarahan dan
mengambil tindakan
yang tepat jika
terjadi perdarahan
(misalnya: lapor
kepada perawat) 24
Poltekkes
Kemenkes Padang
j) Tidak ada
hematuria
k) Tidak ada
hematemesis
l) Tidak ada gusi
darah

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan
keparahan
kehilangan darah
tidak terjadi dengan
kriteria hasil :
a) Tidak ada
kehilangan darah
yang terlihat
b) Tidak ada
hematuria
c) Tidak ada keluar
darah dari anus
d) Tidak ada
hematemesis
e) Tidak ada
penurunan tekanan
darah sistolik
f) Tidak ada
penurunan tekanan
darah diastolik

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan
koagulasi darah
membaik dengan
kriteria hasil:
a) Tidak ada deviasi
dari kisaran normal
pembentukan
bekuan
b) Tidak ada deviasi
dari kisaran normal
waktu prtrombin
(PT)
c) Tidak ada deviasi
dari kisaran
normalwaktu parsial
tromboplastin
(PTT)
d) Tidak ada deviasi
dari kisaran normal
hematokrit (Hct)
e) Tidak ada deviasi
dari kisaran normal
hemoglobin (Hb)
f) Tidak ada
peradarahan
g) Ringan petekie
h) Tidak ada
ekimosis
i) Tidak ada BAB
berdarah
Pencegahan
Perdarahan
a) Monitor ketat
tandatanda
perdarahan
b) Catat nilai Hb
dan Ht sebelum dan
sesudah terjadinya
perdarahan
c) Monitor nilai
labor
d) Monitor status
cairan yang
meliputi intake dan
ouput
e) Observasi adanya
darah dalam sekresi
cairan tubuh
f) Instruksikan
pasien untuk
meningkatkan
makanan yang kaya
vitamin K
g) Instruksikan
keluarga untuk
memonitor
tandatanda
perdarahan dan
mengambil tindakan
yang tepat jika
terjadi perdarahan
(misalnya: lapor
kepada perawat) 24
Poltekkes
Kemenkes Padang
j) Tidak ada
hematuria
k) Tidak ada
hematemesis
l) Tidak ada gusi
darah
Resiko syok Setelah dilakukan Manajemen hipovolemi
hipovolemik b.d tindakan a) Monitor status hemidinamik,
meliputi nadi, tekanan darah.
kerusakan endotel keperawatan
b) Monitor adanya tandatanda
pembuluh darah diharapkan dehidrasi (misalnya: turgor kulit
keparahan syok: buruk, capillary refill terlambat,
nadi lemah, membrane mukosa
Defenisi : berisiko hipovolemik tidak
kering, dan penurunan urin output
terhadap terjadi dengan c) Monitor adanya sumbersumber
ketidakcukupan aliran kriteria hasil: perdarahan (misalnya:
darah ke jaringan a) Tidak ada perdarahan, muntah, keringat
tubuh, yang dapat penurunan tekanan yang berlebihan)
d) Monitor adanya bukti
mengakibatkan nadi perifer
laboratorium terkait dengan
disfungsi seluler yang b) Tidak ada kehilangan darah (misalnya:
mengancam jiwa penurunan tekanan hemoglonin, hematoktrit,
trombombosit)
darah sistolik
e) Dukung asupan cairan oral
Faktor resiko : c) Tidak ada (misalnya: berikan cairan lebih
a) Hipotensi penurunan tekanan dari 24 jam dan berikan cairan
dengan makanan), jika tidak ada
b) Hipovolemia darah diastolik
kontraindikasi
d) Tidak ada f) Berikan cairan IV isotonic
c) Hipoksemia melambatnya waktu (misalnya cairan normal saline
d) Hipoksia pengisian kapiler atau Ringer Laktat) untuk
rehidrasi ekstraseluler
e) Infeksi e) Tidak ada nadi dengantetesan aliran yang tepat
f) Sepsis lemah dan halus g) Instruksikan pada pasien
g) Sindrom respons f) Tidak ada akral dan/atau keluarga untuk mencatat
intake dan output, dengan tepat
inflamasi sistemik dingin, kulit
h) Instruksikan pada pasien
lembab/ basah dan/atau keluarga tindakn-
g) Tidak ada tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi hopivolemi
penurunan tingkat
Monitor tanda-tanda vital
kesadaran a) Minitor tekanan darah, nadi,
Setelah dilakukan suhu, dan status pernapasan
b) Inisiasi dan pertahankan
tindakan
perangkat pemantauan suhu tubuh
keperawatan secara terusmenerus dengan tepat
diharapkan tanda- c) Monitor warna kulit, suhu dan
tanda vital dalam kelembaban
d) Monitor sianosis sentral dan
rentang normal perifer
dengan kriteria e) Identifikasi kemungkinan
hasil: a) Tekanan penyebab perubahan tanda-tanda
vital
darah sistolik tidak
ada deviasi dari
kisaran normal
b) Tidak ada deviasi
dari kisaran normal
tekanan darah
diastolic
c) Tidak ada deviasi
dari kisaran normal
tekanan nadi
Manajemen
hipovolemi
a) Monitor status
hemidinamik,
meliputi nadi,
tekanan darah.
b) Monitor adanya
tandatanda
dehidrasi (misalnya:
turgor kulit buruk,
capillary refill
terlambat, nadi
lemah, membrane
mukosa kering, dan
penurunan urin
output
c) Monitor adanya
sumbersumber
perdarahan
(misalnya:
perdarahan, muntah,
keringat yang
berlebihan)
d) Monitor adanya
bukti laboratorium
terkait dengan
kehilangan darah
(misalnya:
hemoglonin,
hematoktrit,
trombombosit)
e) Dukung asupan
cairan oral
(misalnya: berikan
cairan lebih dari 24
jam dan berikan
cairan dengan
makanan), jika tidak
ada kontraindikasi
f) Berikan cairan IV
isotonic (misalnya
cairan normal saline
atau Ringer Laktat)
untuk rehidrasi
ekstraseluler

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK. S


DENGAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUANGAN
UMI KALSUM 4 RUMAH SAKIT ISLAM AR. RASYID PALEMBANG

Pengkajian dilakukan tanggal 14 Januari 2020, Jam 16.00 WIB


1. Identitas Data
a. Inisial nama : An. S
b. TTL : 15 Oktober 2011
c. Usia : 8 Tahun
d. Nama ayahIIbu : Sardini

2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama : ibu pasien mengatakan anaknya demam sejak 2 hari lalu
b. Riwayat Kehamilan dan kelahiran :
1. Prenatal : ibu klien mengalami mual muntah dan pusing biasa.
2. Intranatal : ibu klien mengatakan merasa pegal dan berat badan
naik.
3. Postnatal : ibu klien mengatakan An. S anak pertama lahir spontan
di bidan.
c. Riwayat Masa lampau
1. Penyakit waktu kecil : tidak ada
2. Pernah dirawat di RS : tidak pernah
3. Obat-obatan : tidak ada
4. Tindakan (operasi) : tidak ada
5. Alergi : tidak ada
6. Kecelakaan : tidak pernah
7. Imunisasi : HB 0, BCG, DPT 1,2,3, Polio 1,2,3 dan Campak
d. Riwayat Keluarga (disertai genogram)

e. Riwayat social
1. Yang mengasuh : orang tua
2. Hubungan dengan anggota keluarga : anak kandung
3. Hubungan dengan teman sebaya :-
4. Pembawaan secara umum : Periang
5. Lingkungan rumah :-

3. Kebutuhan Dasar
a. Makanan yang disukai dan tidak disukai
selera : selera makan berkurang
alat makan yang dipakai : sendok dan piring
pola makan atau jam : 3x sehari (pagi, siang dan malam) hanya makan
¼ dari satu pirng bulat
b. Pola tidur
kebiasaan sebelum tidur : Mengaji dan belajar
tidur siang : tidak
mandi : selama di rumah sakit hanya di lap saja
c. aktivitas bermain : sejak dirawat di RS pasien bedress dan tidak
melakukan aktivitas berman
d. eliminasi : BAK :4x sehari
BAB :1x sehari
4. keadaan saat ini
a.diagnose medis: demam berdarah dengue grade 1
a. No. RM : 047519
b. Tgl MRS : 14-01-2020
c. Tindakan operasi : tidak ada
d. Status nutrisi :
intake :
makan : 1I4 dari satu piring bulat (pagi,siang malam)
Minum : 600cc/24jam
Infus : 2000cc/24jam
Outtake :
urine: 700cc/24jam
Feses :1x 24jam
e. status cairan
intake :
Minum : 600cc/24jam
Infus : 2000cc/24jam
Outtake :
urine: 700cc/24jam
Feses :1x 24jam

g. obat –obatan : paracetamol 2cth k/p


h. aktivitas : pasien tidak melakukan aktivitas sejak masuk RS
i. tindakan keperawatan :
1. Monitor ttv
2. menganjurkan minum air putih
3. berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
j. hasil laboratorium
parameter Hasil Nilai normal
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 11,4 10-16g/dl
Leukosit 11,2 9,0-12,0.103
Eritrosit 4,4 4,25 10
Hematokrit 34 38-47%
Trombosit 41 150-400 103
HITUNG JENIS
Basofil 0 0-1%
Eosinofil 0 1-3%
Stab/batang 1 2-6%
Segmen 42 50-70%
Limfosit 40 20-40%
Monosit 17 2-8%

k. Hasil rontgen :-
l. data tambahan :
5. pengkajian fisik
Data klinis : TB 100 cm, BB 19kg. kesadaran komposmentris. Suhu 37,2 0C, nadi
98xIm, RR 24 xIm.
a. Kesan umum
Tampak sakit : sedang
b. Kulit
Warna : sawo matang
Suhu : hangat
c. Kepala
Bentuk : simetris, tidak ada lesi, tidak ada bemjolan
Warna : hitam
d. Mata : konjungtiva anemis
e. Telinga : simetris, tidak ada kotoran dan tanda pendarahan
f. Hidung : simetris, tidak ada kotoran dan tanda pendarahan
g. Mulut : mukosa bibir kering, gusi tidak berdarah
h. Tenggorokan : normal, tidak ada benjolan
i. Leher : simetris, tidak ada benjolan
j. Dada
Bentuk : simetris
k. abdomen : bentuk simetris
l. genetalia dan anus : normal
m. ekstermitas : normal

ANALISA DATA

Nama pasien : An. Sintia diagnosa medis : DBD


Jenis kelamin: perempuan No. Med rec : 047519
No. kamar : umi kalsum 4 hari atau tanggal : 14-01-2020
NO DATA ETIOLOGI MK
1 DS : DS: ibu pasien mengatakan Peningkatan Kekurangan
anaknya kurang minum sejak premeabilitas volume cairan
sakit meningkat

DO :
- ku : pasien tampak lemah Cairan intravaskuler
DS : - TTV : T : 37,8 keluar
RR : 24x/menit
N : 98x/menit
-intake : -minum : 600cc/24jam Kebocoran plasma
-infus :2000cc/24jam
-ou -outake : - urine : 700cc/24jam
- - trombosit : 41.000 Kekurangan volume
- pasien tampak tirah baring cairan
- pasien tampak ditemani
keluarga

2. DS : ibu pasien mengatakan Kebocoran plasma


anaknya nyeri. Loc: abdomen ke ekstravaskuler
DO :
- Ku : pasien tampak
lemah Limfe
- Pasien tampak meringis
- Ttv : T : 37,8 Nyeri akut
RR : 24x/menit Splenomegali
N : 98x/menit
- Pasien tampak tirah Penekanan
baring intraabdomen
Nyeri
3 DS : - Kerusakan endotel Resiko Syok
. DO: pembuluh darah Hipovolemik
- Ku : pasien tampak
lemah
- Ttv ; T: 37,8 Merangsang dan
RR : 24x/menit mengaktivasi faktor
N : 98x/menit pembekuan (DIC)
- Pasien tampak tirah
baring
- Pasien tampak ditemani Resiko Syok
keluarganya Hipovolemik

PRIORITAS MASALAH
1. Kurangnya volume cairan
2. Nyeri akut
3. Resiko syok hipovolemi

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. kurangnya volume cairan b.d kebocoran plasma
2. nyeri akut b.d dampak patologis penyakit
3. resiko syok hipovolemik b.d kerusakan endotel pembuluh darah

INTERVENSI KEPERAWATAN
n Tgl/jam Dx Keperawatan NOC NIC
o
1 14 Kekurangan Setelah dilakukan -pertahankan cairan
januari volume cairan b.d tindakan 3x24 jam pasien intake dan outake
2020 kebocoran plasma diharapkam: yang akurat
-cairan seimbang -monitor status hidrasi
16.00 -status cairan dalam batas -monitor vital sign
normal -monitor hasil
Kriteria hasil : laboratorium
-keseimbangan cairan -kolaborasi pemberian
intake dan outake cairan IV
-BB stabil
-turgor kulit tidak
terganggu
2 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan -kaji skala nyeri
dampak patologis tindakan keperawatan -ajarkan pasien teknik
penyakit selama 3x24 jam, pasien relaksasi nafas dalam
diharapkan : -kolaborasi dengan
-skala nyeri berkurang dokter pemberian obat
-kontrol nyeri teratasi analgetik.
-status kenyamanan
meningkat
Kriteria hasil :
-ekspresi wajah tidak
menunjukkan nyeri
-sering menunjukkan
perubahan terhadap
gejala nyeri
3 Resiko syok b.d Setelah dilakukan -monitor TTV
kerusakan endotel tindakan keperawatan -monitor tanda-tanda
pembuluh darah 3x24 jam, pasien hidrasi
diharapkan: -monitor adanya
-syok hipovolemik tidak sumber pendarahan
terjadi -monitor sianosis
-TTV dalam batas sentral dan perifer
normal -monitor hasil
Kriteria hasil : laboratorium
-tidak adanya penurunan -berikan asupan
TD cairan yang cukup.
-tidak adanya penurunan
tingkat kesadaran

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Dx Tgl/jam implementasi Respon paraf


keperawata
n
Kurangnya 14-01- -memonitor status - pasien minum sedikit
volume 2020 hidrasi pasien tapi sering
cairan b.d -memonitor vital - TTV: Temp : 37,6oc
kebocoran sign RR : 24x/mnt
plasma Memonitor hasil Nadi : 98x/mnt
laboratorium - Trombosit :
-kolaborasi 41.000mcl
pemberian cairan - Pasien terpasang infus
IV RL gtt 25 di
metacarpal sisnistra
Nyeri akut - Mengkaji skala - P : nyeri abdomen
b.d dampak nyeri Q: seperti ditusuk
patologis - Mengajarkan R: abdomen
penyakit pasien teknik S: 3
relaksasi nafas T: hilang timbul
dalam. - Pasien dapat
- Kolaborasikan mengikuti yang di
dengan dokter anjurkan perawat
pemberian -
analgetik
Resiko syok - Monitor TTV - TTV: Temp : 37,6oc
hipovelemik - Monitor adanya RR : 24x/mnt
b.d sumber Nadi : 98x/mnt
kerusakan perdarahan - Tidak terdapat tanda
endotel - Monitor hasil adanya pendarahan
pembuluhan laboratorium - Trombosit 41.000 mcl
darah - Pemberian asupa
cairan yang
cukup
Kurangnya 15-01- - Memonitor TTV - TTV: Temp : 36,8oc
volume 2020 - Memonitor hasil RR : 24x/mnt
cairan b.d laboratorium Nadi : 98x/mnt
kebocoran - Kolaborasikan - Trombosit: 40.000mcl
plasma pemberian cairan - Pasien terpasang infus
melalui IV RL gtt 25x/mnt
dimetakarpal sinistra

Nyeri akut - Mengkaji skala - Skala nyeri pasien


b.d dampak nyeri sudah berkurang
patologis - Mengajarkan - Pasien sudah dapat
penyakit pasien teknik mengikuti instruksi
relaksasi nafas perawat
dalam
- Kolaborasi dengan
dokter pemberian
analgetik
Resiko syok - Memonitor TTV - TTV: temp : 36,8oc
hipovelemik - Monitor hasil RR : 24x/mnt
b.d laboratorium N : 98x/mnt
kerusakan - Pemberian asupan - Trombosit 40.000mcl
endotel cairan yang cukup
pembuluh
darah
Kurangnya 16-01- - Memonitor TTV - TTV : T : 36,2oc
volume 2020 - Memonitor hasil RR : 24x/mnt
cairan b.d laboratorium N : 98x/mnt
kebocoran - Kolaborasi - Trombosit 50.000mcl
plasma pemberian cairan - Pasien terpasangan
melalui IV infus RL gtt 25x/mnt
dimetacarpal sisnistra
Nyeri akut - Memonitor TTV - TTV : T : 36,2oc
b.d dampak - Mengajarkan RR : 24x/mnt
patologis pasien teknik N : 98x/mnt
penyakit relaksasi nafas - Pasien sudah dapat
dalam mengikuti instruktur
- Kolaborasi dengan perawat
dokter pemberian
analgetik
Resiko syok - Memonitor TTV - TTV : T : 36,2oc
hipovelemik - Memonitor hasil RR : 24x/Mnt
b.d Lab N : 98x/mnt
kerusakan - Pemberian asupan - Trombosit: 50.000
endotel cairan yang cukup mcl
pembuluh
darah

EVALUASI KEPERAWATAN

DX Kep Tgl/jam Evaluasi paraf


Kurangnya volume 14-01- S : ibu pasien mengatakan anaknya
cairan b.d
2020 kurang minum sejak sakit
kebocoran plasma 16:00 O : - Ku: pasien tampak lemah
WIB -TTV: T: 37,8oc
RR : 24x/mnt
N : 98x/mnt
-Intake : - minum : 600cc/ 24 jam
- infus : 2000cc/24jam
- outake: -urine :700cc/24jam
- feses: 1x24jam
- trombosit : 41.000mcl
- pasien tampak tirah baring
- pasien tampak ditemani keluarga
A : Kurangnya volume cairan b.d
kebocoran plasma
P : - pertahankan cairan intake dan
outake yang akurat
- Monitor hasil laboratorium
- Monitor vital sign
- Kolanorasi pemberian cairan IV
Nyeri akut b.d S : ibu pasien mengatakan anaknya nyeri
dampak patologis Loc abdomen
penyakit O : - Ku: pasien tampak lemah
TTV: T ; 37,8oc
RR: 24x/mnt
N: 98x/mnt
- Pasien tampak tirah baring

A : nyeri Akut b.d dampak patologis


P : - kaji skala nyeri
- Ajarkan pasien relaksasi nafas
dalam
- Kolaborasikan dengan dokter

Resiko syok S:-


hipovelemik b.d O: - KU : pasien tampapk lemah
kerusakakn endotel -TTV: T: 37,8oC
pembuluh darah RR: 24x/mnt
N : 98x/mnt
- Pasien tampak tirah baring
- Pasien tampak ditemani keluarga
- Gcs: 15 E4 M6 V5
- composmentis
A: resiko syok hipovelemik b.d
kerusakan endotel pembuluh darah
P: - memonitor vital sign
- memonitor hasil lab
- kolaborasi pemberian IV
Kurangnya volume 15-01- S : ibu pasien mengatakan anaknya
cairan b.d 2020 kurang minum sejak sakit
kebocoran plasma 16:00 O : - Ku: pasien tampak lemah
WIB -TTV: T: 36,8oc
RR : 24x/mnt
N : 98x/mnt
-Intake : - minum : 600cc/ 24 jam
- infus : 2000cc/24jam
- outake: -urine :700cc/24jam
- feses: 1x24jam
- trombosit : 40.000mcl
- pasien tampak tirah baring
- pasien tampak ditemani keluarga
A : Kurangnya volume cairan b.d
kebocoran plasma
P : - pertahankan cairan intake dan
outake yang akurat
- Monitor hasil laboratorium
- Monitor vital sign
- Kolanorasi pemberian cairan IV
Nyeri akut b.d S : ibu pasien mengatakan anaknya nyeri
dampak patologis Loc abdomen
penyakit O : - Ku: pasien tampak lemah
TTV: T ; 36,8oc
RR: 24x/mnt
N: 98x/mnt
- Pasien tampak tirah baring

A : nyeri Akut b.d dampak patologis


P : - kaji skala nyeri
- Ajarkan pasien relaksasi nafas
dalam
- Kolaborasikan dengan dokter

Resiko syok S:-


hipovelemik b.d O: - KU : pasien tampapk lemah
kerusakakn endotel -TTV: T: 36,8oC
pembuluh darah RR: 24x/mnt
N : 98x/mnt
- Pasien tampak tirah baring
- Pasien tampak ditemani keluarga
- Gcs: 15 E4 M6 V5
- composmentis
A: resiko syok hipovelemik b.d
kerusakan endotel pembuluh darah
P: - memonitor vital sign
- memonitor hasil lab
- kolaborasi pemberian IV
Kurangnya volume 16-01- S : ibu pasien mengatakan anaknya
cairan b.d 2020 kurang minum sejak sakit
kebocoran plasma 16:00 O : - Ku: pasien tampak lemah
WIB -TTV: T: 36,2oc
RR : 24x/mnt
N : 98x/mnt
-Intake : - minum : 600cc/ 24 jam
- infus : 2000cc/24jam
- outake: -urine :700cc/24jam
- feses: 1x24jam
- trombosit : 50.000mcl
- pasien tampak tirah baring
- pasien tampak ditemani keluarga
A : Kurangnya volume cairan b.d
kebocoran plasma
P : - pertahankan cairan intake dan
outake yang akurat
- Monitor hasil laboratorium
- Monitor vital sign
- Kolanorasi pemberian cairan IV
Nyeri akut b.d S : ibu pasien mengatakan anaknya nyeri
dampak patologis Loc abdomen
penyakit O : - Ku: pasien tampak lemah
TTV: T ; 36,2oc
RR: 24x/mnt
N: 98x/mnt
- Pasien tampak tirah baring

A : nyeri Akut b.d dampak patologis


P : - kaji skala nyeri
- Ajarkan pasien relaksasi nafas
dalam
- Kolaborasikan dengan dokter

Resiko syok S:-


hipovelemik b.d O: - KU : pasien tampapk lemah
kerusakakn endotel -TTV: T: 36,2oC
pembuluh darah RR: 24x/mnt
N : 98x/mnt
- Pasien tampak tirah baring
- Pasien tampak ditemani keluarga
- Gcs: 15 E4 M6 V5
- composmentis
A: resiko syok hipovelemik b.d
kerusakan endotel pembuluh darah
P: - memonitor vital sign
- memonitor hasil lab
- kolaborasi pemberian IV

Anda mungkin juga menyukai