Anda di halaman 1dari 64

USULAN PENELITIAN

GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DIARE DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
PEMELIHARAAN KESEHATAN TIDAK EFEKTIF DI
PUSKESMAS 1 DENPASAR SELATAN TAHUN 2020

Oleh:
NI KOMANG EWIK SUARNINGSIH
NIM: P07120017008

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
DENPASAR
2020
USULAN PENELITIAN

GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DIARE


DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PEMELIHARAAN
KESEHATAN TIDAK EFEKTIF DI PUSKESMAS 1
DENPASAR SELATAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah
Jurusan Keperawatan
Program Studi D-III Keperawatan

Oleh :
NI KOMANG EWIK SUARNINGSIH
NIM. P07120017008

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
DENPASAR
2020

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

USULAN PENELITIAN

GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DIARE


DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PEMELIHARAAN
KESEHATAN TIDAK EFEKTIF DI PUSKESMAS 1
DENPASAR SELATAN

TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN

Pembimbing Utama : Pembimbing Pendamping :

Drs. I Wayan Mustika, S.Kep.,Ns.,M.Kes Ns. IGK Ngurah, S.Kep.,M.Kes


NIP.196508111988031002 NIP.196303241983091001

MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

I Dewa Putu Gede Putra Yasa, S.Kp.M.Kep.Sp.MB


NIP.197 108141994021 001

iii
LEMBAR PENGESAHAN

USULAN PENELITIAN

GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN


HIPERTENSI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
PEMELIHARAAN KESEHATAN TIDAK EFEKTIF DI
PUSKESMAS 1 DENPASAR SELATAN

TELAH DIUJI DI HADAPAN TIM PENGUJI


PADA HARI :
TANGGAL :

TIM PENGUJI

1. Drs. I Wayan Mustika, M.Kes. (Ketua) (.......................)


NIP. 19620221983091001

2. Ns. I Gusti Ketut Gede Ngurah, S.Kep., M.Kes (Anggota)(.....................)


NIP.196508111988031002

3. I Ketut Gama, SKM.,M.Kes. (Pembahas)(.....................)


NIP.196303241983091001

MENGETAHUI:
KETUA JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

I Dewa Putu Gede Putra Yasa, S.Kp.M.Kep.Sp.MB

iv
NIP.197 108141994021 001

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Ni Komang Ewik Suarningsih

NIM : P07120017008

Program Studi : DIII

Jurusan : Keperawatan

Tahun Akademik : 2020

Alamat : Br. Dinas Pengawan Sibetan, Bebandem, Karangasem

Dengan ini menyatakan bahwa :


1. Tugas Akhir dengan judul Gambaran Asuhan Keperawatan Pasien

Diare Dengan Pemenuhan Kebutuhan Pemeliharaan Kesehatan Tidak

Efektif di Puskesmas 1 Denpasar Selatan Tahun 2020 adalah benar karya

sendiri atau bukan plagiat hasil karya orang lain.

2. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa Tugas Akhir ini bukan karya

saya sendiri atau plagiat hasil karya orang lain, maka saya sendiri bersedia

menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No.17 Tahun 2010 dan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Denpasar,.............................Yang membuat pernyataan

Ni Komang Ewik Suarningsih


NIM. P07120017008

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkatNya-lah peneliti dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul

“Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diare Dengan Pemenuhan

Kebutuhan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif di Puskesmas 1

Denpasar Selatan Tahun 2020” tepat pada waktunya dan sesuai dengan

harapan.

Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan bukanlah semata-mata usaha

peneliti sendiri, melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak.

untuk itu melalui kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

1. Bapak Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP.,MPH., selaku Direktur

Poltekkes Denpasar yang telah memberikan kesempatan menempuh

program pendidikan D-III Keperawatan Poltekkes Denpasar.

2. Bapak I Dewa Putu Gede Putra Yasa, S.Kp.M.Kep.Sp.MB., selaku Ketua

Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar, yang telah memberikan

bimbingan secara tidak langsung selama pendidikan di Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar serta atas dukungan moral

dan perhatian yang diberikan kepada peneliti.

3. Bapak Ners. I Made Sukarja, S.Kep., M.Kep., selaku Ketua Program Studi

D-III Keperawatan Poltekkes Denpasar, yang telah memberikan bimbingan

secara tidak langsung selama pendidikan di Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Denpasar serta atas dukungan moral dan perhatian

yang diberikan kepada peneliti.

vi
4. Bapak Drs. I Wayan Mustika, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing utama

yang telah banyak memberikan masukan, pengetahuan dan bimbingan

dalam menyelesaikan usulan penelitian ini.

5. Bapak Ns. IGK Ngurah, S.Kep.,M.Kesselaku pembimbing pendamping

yang telah banyak memberikan masukan, pengetahuan, koreksi penulisan

dan bimbingan dalam menyelesaikan usulan penelitian ini.

6. Bapak I Wayan Patra dan Ibu Ni Nyoman Swarni, selaku orang tua peneliti

yang selalu memberikan dukungan secara moral dan material penuh dalam

penyusunan usulan penelitian ini.

7. Wangi, Asri, Radha dan Ida Bagus Esza Daniswara selaku sahabat peneliti

serta teman-teman kelas 3.1 D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan

Denpasar yang telah memberikan motivasi dan membantu dalam menyusun

usulan penelitian ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini yang

tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata, semoga penelitian ini

bermanfaat bagi kita semua

Denpasar,…………2020

Peneliti

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................... i
HALAMAN JUDUL............................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT..................................... v
KATA PENGANTAR........................................................................... vi
DAFTAR ISI.......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR............................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 5
C. Tujuan Studi Kasus.......................................................................... 6
1. Tujuan Umum.................................................................................. 6
2. Tujuan Khusus................................................................................. 6
D. Manfaat Studi kasus......................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis............................................................................... 7
2. Manfaat Praktis................................................................................ 7
BAB IITINJAUAN PUSTAKA............................................................ 9
A. Konsep Dasar Penyakit Diare.......................................................... 9
1. Pengertian Diare............................................................................... 9
2. Klasifikasi Diare............................................................................... 9
3. Penyebab Diare................................................................................ 9
4. Patofisiologi..................................................................................... 12
5. Manifestasi klinis............................................................................. 14
6. Komplikasi Diare............................................................................. 15
7. Pencegahan Diare............................................................................. 15
B. Konsep Dasar Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif.................... 19

viii
1. Penyebab pemeliharaan kesehatan tidak efektif............................... 20
2. Tanda gejala pemeliharaan kesehatan tidak efektif.......................... 20
3. Hasil Ukur Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif......................... 20
4. Penatalaksanaan............................................................................... 21
C. Proses Keperawatan Pada Pasien Diare .......................................... 22
1. Pengkajian Keperawatan.................................................................. 22
2. Diagnosa Keperawatan..................................................................... 25
3. Intervensi Keperawatan.................................................................... 25
4. Implementasi.................................................................................... 28
5. Evaluasi............................................................................................ 29
BAB IIIKERANGKA KONSEP.......................................................... 30
A. Kerangka Konsep Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Diare Dalam Pemenuhan Kebutuhan Pemeliharaan Kesehatan
Tidak Efektif.................................................................................... 30
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.................................. 32
1. Variabel penelitian........................................................................... 32
2. Definisi operasional......................................................................... 32
BAB IVMETODE PENELITIAN........................................................ 35
A. Jenis Penelitian................................................................................. 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... 36
C. Subyek Studi Kasus.......................................................................... 36
1. Kriteria inklusi................................................................................. 36
2. Kriteria eksklusi............................................................................... 36
D. Studi Kasus....................................................................................... 37
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data............................................... 37
1. Jenis data penelitian......................................................................... 37
2. Teknik pengumpulan data................................................................ 37
F. Metode Analisis Data....................................................................... 40
G. Etika Studi Kasus............................................................................. 40
1. Inform Consent (persetujuan menjadi klien).................................... 41
2. Anonymity (tanpa nama).................................................................. 41
3. Confidentially ( kerahasiaan)........................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 42
LAMPIRA

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Intervensi Keperawatan Pada Masalah Pemenuhan Kesehatan

Tidak Efektif………………………………………………… 26

Tabel 2 DEfinisi Operasional Gambaran Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Diare Dengan Pemenuhan Kebutuhan Pemeliharaan

Kesehatan Tidak Efektif di Wilayah Kerja Puskesmas 1

Denpasar Selatan………………………………………………. 32

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Konsep Alur Penelitian…………………………….. 30

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian Gambaran Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Diare Dengan Pemenuhan Kebutuhan Pemeliharaan

Kesehatan Tidak Efektif Tahun 2020

Lampiran 2 : Realisasi Anggaran Penelitian Gambaran Asuhan Keperawatan

Pada Pasien Diare Dengan Pemenuhan Kebutuhan Pemeliharaan

Kesehatan Tidak Efektif Tahun 2020

Lampiran 3 : Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4 : Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Sebagai

Peserta Penelitian

Lampiran 5 : Format Pengkajian Penelitian Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Diare Dengan Pemenuhan Kebutuhan Pemeliharaan Kesehatan

Tidak Efektif Tahun 2020

xii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka

kesakitan diare dari tahun ketahun. Di dunia sebanyak 6 juta anak meninggal

setiap tahun karena diare, sebagian kejadian tersebut terjadi di Negara

berkembang. Berdasarkan laporan WHO, kematian karena diare di Indonesia

sudah menurun tajam, begitu pula berdasarkan survey rumah tangga kematian

diare diperkirakan menurun. Walaupun angka kematian diare menurun, angka

kesehatan diare tetap tinggi terutama di Negara berkembang seperti Indonesia

(Kemenkes RI, 2011)

Tingginya angka kejadian diare karena beberapa hal diantaranya : kurangnya

perhatian terhadap penyakit diare, kurangnya fasilitas kesehatan di negara

berkembang yang memadai, infrastruktur kesehatan yang tidak baik, kurangnya

ketersediaan air bersih, kurangnya kebersihan lingkungan, kebiasaan masyarakat

yang masih tidak baik (BAB tidak pada tempatnya), serta minimnya pengetahuan

orang tua untuk mengatasi dehidrasi yang memiliki peran dalam meningkatkan

angka diare.

Selain itu terdapat faktor – faktor yang secara langsung maupun tidak

langsung menjadi faktor pendorong terjadinya diare yaitu faktor agent, penjamu,

lingkungan dan prilaku. Faktor penjamu yang meningkatkan kerentanan

terjadinya diare seperti bayi tidak diberikan Air Susu Ibu selama 2 tahun, kurang
gizi, penyakit campak dan imunodefisiensi. Faktor lingkungan yang paling

berpengaruh yaitu minimnya ketersediaan air bersih dan pembuangan tinja yang

sembarangan, kedua faktor tersebut saling berkaitan dengan prilaku manusia yang

kurang baik. Apabila lingkungan sudah tidak sehat karena tercemar kuman diare

serta berkombinasi dengan prilaku manusia yang tidak sehat pula maka penularan

penyakit diare akan lebih mudah terjadi (Depkes,2018)

Diare merupakan penyakit pada pencernaan yang ditandai dengan Buang

Air Besar (BAB) dalam bentuk cair yang disertai dengan darah sebanyak lebih

dari 3 kali dalam sehari. Penyakit ini masih menjadi masalah utama di bidang

kesehatan khususnya pada bayi dan balita yang pada umumnya banyak terjadi di

negara- negara berkembang, misalnya afrika, asia,dll. Diare dapat berlangsung

selama beberapa hari hal tersebut akan menyebabkan penderitanya mengalami

kekurangan cairan sehingga banyak orang meninggal akibat diare karena

mengalami dehidrasi berat/kehilangan cairan (WHO,2013).

Menurut The World Health Organization (WHO) dan The United Nations

Children’s Fund (UNICEF) hampir sekitar satu dari lima kematian balita di dunia

disebabkan karena diare. Tercatat sebanyak 1,5 juta kematian pada balita akibat

diare tiap tahunnya. Terdapat 2,5 milyar kasus diare pada anak dibawah 5 tahun

setiap tahunnya. Sekitar 2/3 diantaranya (1,3 juta) terjadi di negara berkembang

yaitu 15 negara di asia dan afrika.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 Balitbang Depkes RI,

penyakit diare menduduki peringkat teratas sebagai penyebab kematian bayi (usia

29 hari – 11 bulan) dan balita ( usia 12 – 59 bulan) sementara itu penyebab

2
kematian kedua adalah penyakit pneumonia. Berdasarkan data (Riset Kesehatan

Dasar, 2013), lima provinsi di Indonesia dengan insiden dan period prevalen diare

tertinggi adalah papua sebesar r (6,3% dan 14,7%), Sulawesi Selatan sebesar

(5,2% dan 10,2%), Aceh sebesar (5,0% dan 9,3%), Sulawesi Barat sebesar (4,7%

dan 10,1%) dan Sulawesi Tengah sebesar (4,4% dan 8,8%).

Menurut(Profil Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2017), penyakit diare masih

cukup tinggi ditemukan di provinsi Bali. Pada tahun 2017 diperkirakan jumlah

target penemuan kasus diare 270/1000 orang meningkat dibandingkan tahun 2016

sebesar 27 orang. Sementara kasus diare yang tertangani sebanyak 63.293 kasus

(55,2%) menurun dari tahun 2016 sebesar (62,7%) dan angka kesakitan diare 270

per 1000 penduduk. Terdapat kasus diare pada balita sebesar 5 % dengan periode

prevalence 5,5 %.

Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Bali tahun 2018 Kota Denpasar

meduduki peringkat teratas sebagai kasus diare terbanyak, tercatat jumlah

perkiraan kasus diare di kota Denpasar tahun 2018 adalah sebanyak 28.593

penderita dari semua golongan umur, penderita yang ditemui dan dilayani

sebanyak 3523 orang (34,1%). Penderita yang mendapatkan oralit sebanyak 2.985

orang (84,7 %) dan mendapatkan zink sebanyak 8,3 %. Dari secara keseluruhan

dapat dikatakan bahwa penderita diare di Kota Denpasar sudah mendapatkan

pelayanan kesehatan yang baik. Hal tersebut dikarenakan Kota Denpasar

merupakan memiliki jumlah penduduk yang padat sangat berpengaruh terhadap

kondisi lingkungan di Denpasar.

3
Di kota Denpasar penyakit diare masih menjadi permasalahan kesehatan yang

cukup serius karena IR nya cukup tinggi. Meskipun jumlah kasus diare cukup

tinggi, namun angka kematian akibat diare masih relative rendah, para

penderitanya segera untuk mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan mengingat

penyakit ini bersifat akut dan butuh penanganan yang cepat.

Menurut data penyakit diare di wilayah Puskesmas I Denpasar Selatan

ditinjau tiga kecamatan di Denpasar Selatan yaitu Sesetan, Sidakarya dan Panjer

tercatat dari 2017 terdapat 639 kasus, pada tahun 2018 sebanyak 3224 kasus, dan

tahun 2019 sebanyak 2252 kasus. Dapat disimpulkan bahwa tahun 2017 – 2018

kejadian diare di puskesmas I Densel mengalami peningkatan yang sangat

signifikan yaitu sebanyak 2585 kasus dan tahun 2018 – 2019 kejadian diare

mengalami penurunan sebanyak 672 kasus.

Berdasarkan uraian di atas yang didapat mengenai jumlah angka kejadian

akibat kasus diare yang mengalami pemeliharaan kesehatan tidak efektif dan

pentingnya pemberian edukasi tentang lingkungan pada penderita diare untuk

mencegah penyakit diare muncul kembali maka peneliti mengambil studi yang

berjudul “Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diare Dalam Pemenuhan

Kebutuhan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif” Hal ini juga diharapkan dapat

membantu meningkatkan pemeliharaan kesehatan dan diharapkan mendapat

kontribusi yang positif terhadap penurunan kejadian penyakit diare dengan

pemeliharaan kesehatan yang efektif.

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah pada penelitian

ini adalah ”Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien diare dengan pemenuhan

kebutuhan pemeliharaan kesehatan tidak efektif di wilayah kerja Puskesmas I

Denpasar Selatan” ?

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien diare dalam

pemenuhan kebutuhan pemeriharaan kesehatan tidak efektif di wilayah kerja

Puskesmas I Denpasar Selatan

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengkajian pasien diare dengan pemenuhan kebutuhan

pemeliharaan kesehatan tidak efektif di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar

Selatan

b. Melakukan pengkajian pada pasien diare dengan pemenuhan kebutuhan

pemeriharaan kesehatan tidak efektif di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar

Selatan

c. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien diare dalam pemenuhan

kebutuhan pemeliharaan kesehatan tidak efektif di wilayah kerja Puskesmas I

Denpasar Selatan

d. Merencanakan intervensi pada pasien diare dengan pemenuhan kebutuhan

pemeriharaan kesehatan tidak efektif di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar

Selatan

5
e. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien diare dengan pemenuhan

kebutuhan pemeliharaan kesehatan tidak efektif di wilayah kerja Puskesmas I

Denpasar Selatan

f. Melakukan evaluasi pada pasien diare dalam pemenuhan kebutuhan

pemeliharaan kesehatan tidak efektif di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar

Selatan

g. Menganalisa hasil studi kasus pada pasien diare dengan pemenuhan

kebutuhan pemeriharaan kesehatan tidak efektif di wilayah kerja Puskesmas I

Denpasar Selatan

D. Manfaat Studi kasus

1. Manfaat Teoritis

Studi kasus ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi keperawatan. Hasil studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat

dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang keperawatan khususnya pada

pengembangan perawatan dalam meningkatkan dan kualitas asuhan keperawatan

pada diare dengan pemenuhan kebutuhan pemeliharaan kesehatan tidak efektif di

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi .

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan tentang

keperawatan khususnya pada pengembangan perawatan dalam meningkatkan

mutu dan kualitas asuhan keperawatan pada pasien diare dengan pemenuhan

6
kebutuhan pemeliharaan kesehatan tidak efektif di wilayah kerja Puskesmas I

Denpasar Selatan

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi

peneliti tentang asuhan keperawatan pada pasien diare dengan pemenuhan

kebutuhan pemeriharaan kesehatan tidak efektif di wilayah kerja Puskesmas I

Denpasar Selatan. Selain itu penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu cara

peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari institusi pendidikan.

c. Bagi Masyarakat

Dapat dijadikan masukan dalam pelayanan kesehatan di sekitar subjek

penelitian pada pasien diare dengan pemenuhan kebutuhan pemeliharaan

kesehatan tidak efektif di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Penyakit Diare Dengan Masalah Pemeliharaan Kesehatan

Tidak Efektif.

1. Pengertian Diare

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan

konsistensi tinja melembek sampai mencair dan frekuensi berak lebih dari

biasanya (lazimnya 3 kali atau lebih) dalam sehari (Depkes RI, 2007). Diare

adalah buang air besar atau berak cair sebanyak 3 kali atau lebih per hari, atau

lebih sering dari yang biasa bagi individu. Ini biasanya merupakan gejala infeksi

saluran pencernaan, yang dapat disebabkan oleh berbagai bakteri, virus dan

organisme parasit (WHO, Tahun 2012). Menurut Ahmad (2008), diare adalah

peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar.

2. Klasifikasi Diare

Menurut (Ambarwati & Nasution, 2012)diare dapat dikelompokkan menjadi:

a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling

lambat 3-5 hari.

b. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari.

c. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari.

3. Penyebab Diare

Menurut (Mardalena, 2018) faktor-faktor penyebab diare antara lain :

8
a. Faktor Infeksi

1) Infeksi virus

a) Rotravirus

(1) Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau

disertai dengan muntah.

(2) Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.

(3) Dapat ditemukan demam atau muntah.

(4) Didapatkan penurunan HCC.

b) Enterovirus

c) Adenovirus

(1). Timbul sepanjang tahun.

(2). Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan/pernafasan.

d) Norwalk

(1). Epedemik

(2). Dapat sembuh sendiri 4-8 jam

2) Infeksi bakteri

a) Shigella

(1) Semusim, puncaknya pada bulan juli-september.

(2) Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun.

(3) Dapat dihubungkan dengan kejang demam.

(4) Muntah yang tidak menonjol

(5) Sel polos dan feses.

(6) Sel batang dalam darah.

b) Salmonella

9
(1) Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.

(2) Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.

(3) Mungkin ada peningkatan temperature.

(4) Muntah tidak menonjol.

(5) Sel polos dalam feses.

(6) Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.

(7) Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.

c) Escherichia coli

(1) Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang

menghasilkan entenoksin.

(2) Pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.

d) Campylobacter

(1) Sifatnya invasis (feses yang berdarah dan bercampur mucus)

pada bayi dapat menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi

klinik yang lain.

(2) Kram abdomen yang hebat.

(3) Muntah/dehidrasi jarang terjadi.

e) Yersenia enterecolitica

(1) Feses mukosa

(2) Sering didapatkan sel polos pada feses.

(3) Mungkin ada nyeri abdomen yang berat.

(4) Diare selama 1-2 minggu.

(5) Sering menyerupai appendicitis.

10
b. Faktor non infeksi

Malabsorbsi bisa menjadi factor non infeksi pada pasien diare. Malabsorbsi

akan karbohidrat disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa) atau non

sakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Penyebab non infeksi pada

bayi dan anak yang menderita diare paling sering adalah intoleransi laktosa.

Malabsorbsi lain yang umum terjadiadalahmalabsorbsi lemak (long chain

triglyseride)dan malabsorbsiprotein seperti asam amino, atau B-

laktoglobulin.

c. Faktor makanan

Makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan tertentu (milkallergy,

food allergy, down milk protein senditive enteropathi/CMPSE).

d. Faktor psikologis

Rasa takut dan cemas yang tidak tertangani dapat menjadi

penyebabpsikologis akan gangguan diare.

4. Patofisiologi

Berikut patofisiologi diare menurut (Mardalena, 2018), Penyebab diare akut

adalahmasuknya virus (Rotavirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), bakteri

atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia coli, Yersinia, dan lainnya),

parasite (Biardia Lambia, Cryptosporidium).Beberapa mikroorganisme pathogen

ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau cytotoksin

dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada diare akut.

Penularan diare bisa melalui fekal ke oral dari satu penderita ke penderita

lain. Beberapa kasus ditemui penyebaran pathogen disebabkan oleh makanan dan

11
minuman yang terkontaminasi.Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah

gangguan osmotik. Ini artinya, makanan yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi

pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan

sehingga timbul diare. Selain itu muncul juga gangguan sekresi akibat toksin di

dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare.

Gangguan motilitas usus mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik.

Diare dapat menimbulkan gangguan lain misalnya kehilangan air dan

elektrolit (dehidrasi). Kondisi ini dapat menggangu keseimbangan asam basa

(asidosis metabolic dan hypokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output

berlebih), hipoglikemia, dan gangguan sirkulasi darah.

Normalnya makanan atau feses bergerak sepanjang usus dengan bantuan

gerakan peristaltik dan segmentasi usus, akan tetapi mikroorganisme seperti

salmonella, Escherichia coli, vibrio disentri dan virus entero yang masuk ke dalam

usus dan berkembang biak dapat meningkatkan gerak peristaltik usus tersebut.

Usus kemudian akan kehilangan cairan dan elektrolit kemudian terjadi

dehidrasi. Dehidrasi merupakan komplikasi yang sering terjadi jika cairan yang

dikeluarkan oleh tubuh melebihi cairan yang masuk, dan cairan yang keluar

disertai elektrolit.

Menurut (Wijaya & Putri, 2014), yang merupakan dampak dari timbulnya

diare adalah:

a. Gangguan osmolitik akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak diserap

akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga

terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus

12
yang berlebihan ini akan merangsang mengeluarkannya sehingga timbul

diare.

b. Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya oleh toksin) pada

dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam

rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi

rongga usus.

c. Gangguan motilitas usus, hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya

kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare.

Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri

tumbuhberlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Patogenesisnya :

a. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah

berhasil melewati rintangan asam lambung.

b. Jasad renik tersebut berkembang biak dalam usus halus.

c. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik).

d. Akibat toksin itu, terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan timbul diare.

5. Manifestasi klinis

Gambaran awal dimulai dengan suhu badan mungkin meningkat, nafsumakan

berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Feses makin cair, mungkin

mengandung darah atau lender, dan warna feses berubah menjadi kehijau-hijauan

karena bercampur rmprdu. Akibat sering defekasi anus dan sekitarnya menjadi

lecet karena sifat feses makin lama makin asam, hal ini terjadi karena banyaknya

asam laktat dan pemecah laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus (sodikin,

2011)

13
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare, apabila penderita

telah banyak mengalami kehilangan air dan elektrolit, maka terjadilah gejala

dehidrasi, berat badan turun, tonus otot dan turgor kulit berkurang,dan selaput

kering pada mulut bibir terlihat kering. Gejala klinis menyesuaikan dengan derajat

atau banyaknya kehilangan cairan yang hilang (sodikin, 2011)

6. Komplikasi Diare

a. Dehidrasi

b. Renjatan hipovolemik

c. Kejang

d. Bakterimia

e. Malnutrisi

f. Hipoglikemia

g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

7. Pencegahan Diare

Menurut (Kemenkes RI, 2011), kegiatan pencegahan penyakit diare yang

benar dan efektif yang dapat dilakukan adalah :

a. Pemberian ASI

ASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat makanan

tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap

secara optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan

sampai umur 6 bulan. Tidak ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa

ini.

14
ASI bersifat steril, berbeda dengan sumber susu lain seperti susu formula

atau cairan lain yang disiapkan dengan air atau bahan-bahan dapat

terkontaminasi dalam botol yang kotor. Pemberian ASI saja, tanpa cairan atau

makanan lain dan tanpa menggunakan botol, menghindarkan anak dari bahaya

bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan diare. Keadaan seperti ini

di sebut disusui secara penuh (memberikan ASI Eksklusif).

Bayi harus disusui secara penuh sampai mereka berumur 6 bulan. Setelah 6

bulan dari kehidupannya, pemberian ASI harus diteruskan sambil ditambahkan

dengan makanan lain (proses menyapih).

ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya

antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya.ASI turut memberikan

perlindungan terhadap diare. Pada bayi yang baru lahir, pemberian ASI secara

penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada

pemberian ASI yang disertai dengan susu botol. Flora normal usus bayi yang

disusui mencegah tumbuhnya bakteri penyebab botol untuk susu formula,

berisiko tinggi menyebabkan diare yang dapat mengakibatkan terjadinya gizi

buruk.

b. Makanan pendamping ASI

Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap

mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Perilaku pemberian makanan

pendamping ASI yang baik meliputi perhatian terhadap kapan, apa, dan

bagaimana makanan pendamping ASI diberikan.

15
Ada beberapa saran untuk meningkatkan pemberian makanan pendamping

ASI, yaitu:

1) Perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 6 bulan dan dapat

teruskan pemberian ASI. Tambahkan macam makanan setelah anak

berumur 9 bulan atau lebih. Berikan makanan lebih sering (4x sehari).

Setelah anak berumur 1 tahun, berikan semua makanan yang dimasak

dengan baik, 4-6 x sehari, serta teruskan pemberian ASI bila mungkin.

2) Tambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasi /bubur dan biji-bijian

untuk energi. Tambahkan hasil olahan susu, telur, ikan, daging,

kacangkacangan, buah-buahan dan sayuran berwarna hijau ke dalam

makanannya.

3) Cuci tangan sebelum meyiapkan makanan dan meyuapi anak. Suapi anak

dengan sendok yang bersih.

4) Masak makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang dingin

dan panaskan dengan benar sebelum diberikan kepada anak.

c. Menggunakan air bersih yang cukup

Penularan kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui Face-

Oral kuman tersebut dapat ditularkan bila masuk ke dalam mulut melalui

makanan, minuman atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya jarijari

tangan, makanan yang wadah atau tempat makanminum yang dicuci dengan air

tercemar. Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar

bersih mempunyai risiko menderita diare lebih kecil dibanding dengan

masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih. Masyarakat dapat mengurangi

risiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan

16
melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai

penyimpanan di rumah. Yang harus diperhatikan oleh keluarga:

1) Ambil air dari sumber air yang bersih

2) Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung

khusus untuk mengambil air.

3) Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anak

4) Minum air yang sudah matang (dimasak sampai mendidih)

5) Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan air yang bersih

dan cukup.

d. Mencuci tangan

Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang

penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan

dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja

anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan

sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare ( Menurunkan

angka kejadian diare sebesar 47%).

e. Menggunakan jamban

Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan

jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risiko terhadap

penyakit diare. Keluarga yang tidak mempunyai jamban harus membuat

jamban dan keluarga harus buang air besar di jamban. Yang harus diperhatikan

oleh keluarga :

17
1) Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai

oleh seluruh anggota keluarga.

2) Bersihkan jamban secara teratur.

3) Gunakan alas kaki bila akan buang air besar.

B. Konsep Dasar Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif

Pemeliharaan kesehatan tidak efektif ketidak mampuan

mengidentifikasi,mengeloladan/atau menemukan bantuan untuk

mempertahankan kesehatan (PPNI, 2017). Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

yaitu kondisi ketika individu/keluarga mengalami atau beresiko mengalami

gangguan kesehatan karena gaya hidup yangtidak sehat/ kurangnya

pengetahuan untuk mengatur kondisi.

Pemeliharaan kesehatan tidak efektif dapat dilihat dari perilaku keluarga

yang kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan,

kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat, tidak mampu

menjalankan perilaku sehat (keluarga belum mengatur pola makan pasien atau

diet pasien, keluarga masih belum memisahkan makanan pasien dengan

anggota keluarga lainnya, keluarga tidak melarang pasien memakan makanan

yang siap saji (Suprajitno, 2012)), kurang menunjukkan minat untuk

meningkatkan perilaku sehat, keluarga masih membiarkan pasien berpikir keras

atau mengalami stress, tidak adanya sistem pendukung (support system) (PPNI,

2017).

18
1. Penyebab pemeliharaan kesehatan tidak efektif

Menurut (PPNI, 2017) ada beberapa penyebab terjadinya pemeliharaan

kesehatan tidak efektif : hambatan kognitif, ketidaktuntasan proses

berduka,ketidakadekuatan keterampilan berkomunikasi, kurangnya

keterampilan motorik halus/kasar, ketidakmampuan membuat penilaian yang

tepat, ketidakmampuan mengatasi masalah (individu atau keluarga),

ketidakcukupan sumber daya (misalnya:keuangan, fasilitas), gangguan

persepsi,tidak terpenuhinyatugas perkembangan.

2. Tanda gejala pemeliharaan kesehatan tidak efektif

Adapun tanda dan gejala dari pemeliharaan kesehatan tidak efektif yaitu

kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan, kurang

menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat, tidak mampu menjalankan

perilaku sehat, memiliki riwayat perilaku mencari bantuan kesehatan yang

kurang, kurang menunjukkan minat untuk meningkatkan perilaku sehat, tidak

memiliki sistem pendukung (support system).

3. Hasil Ukur Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif

Hasil ukur pemeliharaan kesehatan tidak efektif dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

a. Dikatakan sangat efektif, jika dari 20 soal, terdapat >13 soal dengan

jawaban‘Ya’

b. Dikatakan efektif, jika dari 20 soal, terdapat 7-13 soal dengan jawaban ‘Ya’

c. Dikatakan tidak efektif, jika dari 20 soal, terdapat 0-6 soal dengan

jawaban‘Ya’

19
4. Penatalaksanaan

Menurut (Dewi, 2014), penatalaksanaan diare sebagai berikut.

a. Pemberian cairan untuk mengganti cairan yang hilang

b. Diatetik (pemberian makanan) : pemberian makanan dan minuman khusus

pada penderita dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan

adapun hal yang perlu diperhatikan :

1) Memberikan ASI

2) Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin,

mineral, dan makanan yang bersih.

c. Obat-obatan

1) Jumlah cairan yang diberikan adalah 100 ml/kgBB/hari sebanyak 1 kali

setiap 2 jam, jika diare tanpa dehidrasi. Sebanyak 50% cairan ini diberikan

dalam 4 jam pertama dan sisanya adlibitum.

2) Sesuaikan dengan umur anak :

a) < 2 tahun diberikan ½ gelas

b) 2-6 tahun diberikan 1 gelas

c) > 6 tahun diberikan 400 cc (2 gelas)

3) Apabila dehidrasi ringan dan diarenya 4 kali sehari, maka diberikan cairan

25-100 ml/kg/BB dalam sehari atau setiap 2 jam sekali.

4) Oralit diberikan ± 100 ml/kgBB setiap 4-6 jam pada kasus dehidrasi ringan

sampai berat.

Beberapa cara untuk membuat cairan rumah tangga (cairan RT)

20
1. Larutan Gula Garam (LGG) : 1 sendok teh gula pasir + ½ sendok teh

garam dapur halus + 1 gelas air masak atau air teh hangat.

2. Air tajin (2 liter + 5 g garam).

a. Cara tradisional

3 liter air + 100 g atau 6 sendok makan beras dimasak selama

45-60 menit.

b. Cara biasa

2 liter air + 100 g tepung beras + 5 g garam dimasak hingga

mendidih.

C. Proses Keperawatan Pada Pasien Diare Dalam Pemenuhan Kebutuhan

Kesehatan Tidak Efektif

1. Pengkajian Keperawatan

a. Identitas

Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur,

tempat lahir, asal suku bangsa, nama orangtua, pekerjaan orang tua, dan

penghasilan. Pada pasian diare akut, sebagian besar adalah anak yang berumur

di bawah dua tahun. Insiden paling tinggi terjadi pada umur 6-11 bulan karena

pada masa ini mulai di berikan makanan pendamping. Kejadian diare akut pada

anak laki-laki hampir sama pada anak perempuan.

b. Keluhan utama

Buang air besar (BAB) lebih 3 kali sehari,BAB<4 kali dan cair (diare

tanpa dehidrasi), BAB 4-10 kali dan cair (dehidrasi ringan /sedang), ataun BAB

> 10 kali (dehidrasi berat). Apabila berlangsung < 14 hari maka diare tersebut

21
adalah diare akut, sementara apabila berlangsung selama 14 hari atau lebih

adalah diare persisten.

c. Riwayat penyakit sekarang yaitu:

Riwayat penyakit berapa kali sudah diare, sejak tanggal berapa mengalami

diare, frekuensi diare setiap harinya, warna dan bau feses, dan makanan yang

dikonsumsi sebelumnya akan menjadi factor penyebab dari diare tersebut.

d. Riwayat kesehatan meliputi :.

1) Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan (antibiotik) karena

faktor ini merupakan salah satu kemungkinan penyebab diare.

2) Riwayat penyakit yang sering terjadi pada anak berusia di bawah 2 tahun

biasanya adalah batuk, panas, pilek, dan kejang yang terjadi sebelum,

selama, atau setelah diare. Informasi ini di perlukan untuk melihat tanda

atau gejala infeksi lain yang menyebabkan diare seperti OMA, tonsillitis,

faringitis, bronco pneumonia , dan ensefalitis.

e. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum:

a) Baik, sadar (tanpa dehidrasi).

b) Gelisah (dehidrasi ringan atau sedang).

c) Lesu , lunglai, atau tidak sadar (dehidrasi berat).

2) Kulit

Untuk mengetahui elestisitas kulit, dapat dilakukan pemeriksaan

turgor, yaitu dengan cara mencubit daerah perut mengunakan kedua

ujung jari (bukan kedua kuku). Apabila turgor kembali dengan cepat

(kurang dari 2 detik), berarti diare tersebut tanpa dehidrasi. Apabila

22
turgor kembali dengan waktu lambat ( cubit kembali dalam waktu 2

detik), ini berarti diare dengan dehidrasi ringan/sedang. Apabila

turgor kembali dengan sangat lambat ( cubitan kembali lebih dari 2

detik), ini termasuk diare dengan dehidrasi berat.

3) Kepala

Anak berusia di bawah 2 tahun yang mengalami dehidrasi ubun-

ubunya biasanya cekung.

4) Mata

Anak yang diare tanpa dehidrasi, bentuk matanya normal. Apabila

mengalami dehidrasi ringan/sedang, kelopak matanya cekung

(cowong). Sedangkan apabila mengalami dehidrasi berat kelopak

matanya sangat cekung.

5) Mulut dan lidah

a) Mulut dan lidah basah ( tanpa dehidrasi).

b) Mulut dan lidah kering ( dehidrasi ringan/sedang).

c) Mulut dan lidah kering ( dehidrasi berat).

6) Abdomen kemungkinan mengalami distensi, kram dan bising usus

yang meningkat. Bising usus normal pada balita 6-15x/menit.

7) Anus, apakah ada iritasi pada kulitnya.

8) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakan

diagnose (kausal) yang tepat sehingga dapat memberikan terapi yang

23
tepat pula. Pemeriksaan yang perlu di lakukan terhadap anak yang

terkena diare yaitu:

a) Pemeriksaan tinja baik secara makroskopi maupun mikroskopi

dengan kultur.

b) Test malabsorbi yang meliputi karbohid rat (Ph Clini Test), lemak

dankultur urine.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisis data subjektif dan

objektif yang telah diperoleh pada tahan pengkajian untuk menegakkan

diagnosis keperawatan (Deswani, 2009).

Menurut (PPNI, 2016) dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan,

diagnosa yang dapat dirumuskan pada pasien diare yaitu:

a. Risiko ketidakseimbangan elektrolit.

b. Defisit nutrisi.

c. Gangguan integritas kulit.

d. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif.

3. Intervensi Keperawatan

Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang

dapat mencapai tiap tujuan khusus. Perencanaan keperawatan meliputi

perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada

klien berdasarkan analisis pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan

klien dapat teratasi (Bararah & Jauhar, 2013)

24
Rencana keperawatan yang dapat dirumuskan pada diare dengan

pemenuhan kebutuhan pemeliharaan kesehatan tidak efektif yaitu:

Tabel 1
Intervensi Keperawatan pada Pasien Diare pada Pemenuhan Kebutuhan
Pemeliharaan Kesehataan Tidak Efektif

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Intervensi

Keperawatan

1 2 3

SDKI SLKI SIKI

Pemeliharaan kesehatan Setelah diberikan asuhan keperawatan 1. Edukasi Kesehatan

tidak efektif selama 2 x 24 jam diharapkan pemeliharaan


Observasi
berhubungan dengan kesehatan meningkat dengan criteria hasil :
a. Identifikasi kesiapan
ketidak mampuan
Pemeliharaan Kesehatan dan kemauan
mengatasi masalah
menerima informasi
b. Menunjukkan perilaku
(individu atau keluarga),
b. Identifikasi factor-
adaptif meningkat
ditandai dengan kurang
faktor yang dapat
c. Menunjukkan pemahaman
menunjukkan
meningkatkan dan
perilaku sehat meningkat
pemahaman perilaku
menurunkan
d. Kemampuan menjalankan
sehat, tidak mampu
motivasi perilaku
perilaku sehat meningkat
menjalankan perilaku
hidup bersih dan
sehat, kurang Perilaku Kesehatan
sehat
menunjukkan minat
(1) Kemampuan melakukan tindakan
untuk meningkatkan Terapeutik
pencegahan masalah kesehatan
perilaku sehat dan tidak a. Sediakan materi dan
meningkat
memiliki system media pendidikan
(2) Kemampuan peningkatan kesehatan
pendukung (support kesehatan

system) b. Jadwalkan

25
meningkat pendidikan

kesehatan sesuai
Tingkat Kepatuhan
kesepakatan
a. Verbalisasi kemauan mematuhi
c. Berikan kesempatan
program perawatan atau pengobatan
untuk bertanya.
meningkat
Edukasi
b. Verbalisasi mengikuti anjuran
a. Jelaskan factor
meningkat.
resiko yang dapat

mempengaruhi

kesehatan

b. Ajarkan perilaku

hidup bersih dan

sehat

c. Ajarkan strategi

yang dapat

digunakan untuk

meningkatkan

perilaku hidup

bersih dan sehat.

2. Promosi Perilaku

Upaya Kesehatan

Observasi

a. Identifikasi perilaku

upaya kesehatan

yang dapat

ditimgkatkan

Terapeutik

a. Berikan lingkungan

26
yang mendukung

kesehatan

b. Orientasi pelayanan

kesehatan yang

dapat dimanfaatkan

Edukasi

a. Anjurkan

menggunakan air

bersih

b. Anjurkan mencuci

tangan dengan air

bersih dan sabun.

c. Anjurkan

menggunakan

jamban sehat.

4. Implementasi

Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana

keperawatanyang telah disusun pada tahap perencanaan. Jenis tindakan pada

implementasi initerdiri dari tindakan mandiri,saling ketergantungan/kolaborasi,

dan tindakan rujukan atau ketergantungan. Implementasi tindakan keperawatan

disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan

tindakan yang sudah direncanakan, maka perlu memvalidasi dengan singkat

27
apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan klien sesuai dengan kondisi

saat ini (Bararah & Jauhar, 2013).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi mengacu

kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini, maka dapat

ditemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan

dan menetapkan apakah sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima

(Deswani, 2009). Evaluasi yang diharapkan dapat tercapai terhadap pasien

dengan risiko ketidakseimbangan elektrolit yaitu :

1) Output dapat dipertahankan (frekuensi dan konsistensi BAB kembali normal)

2) Tekanan darah, nadi, suhu, dan bising usus dalam batas normal

3) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi (elastisitas turgor kulit baik, membran

mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan).

28
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diare

Dalam Pemenuhan Kebutuhan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif.

Kerangka konsep adalah hubungan antara konsep yang dibangun

berdasarkan hasil-hasil studi empiris terdahulu sebagai pedoman dalam

melakukan penelitian (Jimung, 2018)

Faktor yang mempengaruhi


1. Tidak mampu menjalankan
perilaku sehat
2. Kurang menunjukkan
pemahaman tentang perilaku
sehat.
3. Kurang memiliki minat untuk
meningkatkan perilaku sehat

Dampak
1. Kejang
2. Bakteremia Pasien diare dengan pemenuhan kebutuhan
kesehatan tidak efektif.
3. Malnutrisi
4. Dehdrasi

Asuhan keperawatan pada pasien diare dengan


pemenuhan kebutuhan kesehatan tidak efektif.

1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Gambar 1
Kerangka Konsep Alur Penelitian

29
Keterangan :

Tidak diteliti

Diteliti

Ada hubungan

Penjelasan :

Pada kerangka konsep di atas, peneliti akan melakukan penelitian terhadap

asuhan keperawatan pada pasien diare dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan

tidak efektif. Pasien diberikan asuhan keperawatan dengan meliputi pengkajian,

menentukan diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, pelaksanaan

implementasi keperawatan dan evaluasi terhadap tindakan yang sudah diberikan.

Dalam pemberian asuhan keperawatan tersebut didapatkan kriteria hasil menurut

SLKI yang sudah direncanakan sebelumnya dapat tercapai yaitu pasien dapat

menunjukkan perilaku adaptif meningkat, menunjukkan pemahaman perilaku

sehat meningkat, kemampuan menjalankan perilaku sehat meningkat,

Kemampuan melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan meningkat.

kemampuan peningkatan kesehatan meningkat,verbalisasi kemauan mematuhi

program perawatan atau pengobatan meningkat, verbalisasi mengikuti anjuran

meningkat.

30
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian yang dijadikan sebagai sasaran

penelitian. Variable adalah segala bentuk data, informasi yang sudah ditetapkan

oleh peneliti untuk dilakukan analisis data atau kesimpulan (Donsu, 2017). Dalam

penelitian ini akan diteliti satu variabel, yaitu Gambaran Asuhan Keperawatan

Pada Pasien Diare Dengan Pemenuhan Kebutuhan Pemeliharaan Kesehatan Tidak

Efektif di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Denpasar Selatan.

2. Definisi operasional

Definisi operasional merupakan variabel operasional yangdilakukan

penelitian berdasarkan karakteristik yang diamati.Definisi operasional ditentukan

berdasarkan parameter ukuran dalam penelitian. Definisi operasional

mengungkapkan variable dari skala pengukuran masing-masing variabel tersebut

(Donsu, 2017). Definisi operasional dari penelitian ini, sebagai berikut.

Tabel 2
Definisi Operasonal Gambaran Asuhan Keperawatan pada Pasien Diare dengan
Pemenuhan Kebutuhan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektifdi Wilayah Kerja
Puskesmas 1 Denpasar Selatan Tahun 2020
No Variabel Sub Definsi Alat Cara Skala UKur
Variabel Operasional Ukur Pengumpul
an Data
1 2 3 4 5 6 7
1 Asuhan pengkaji Suatu data yang Format
diperoleh melalui pengkaj
keperawatan an
wawancara, ian
pada pasien
observasi, asuhan
diare dalam pemeriksaan fisik kepera
terhadap keluarga watan
pemenuhan
dengan diare
kebutuhan

31
pemeliharaan

kesehatan

tidak efektif

2 Diagnosa Masalah yang


diperoleh dari
hasil analisis data
dari pengkajian
yang sudah
dilakukan

3 Intervensi Tindakan yang


direncanakan
oleh perawat
untuk pasien
guna mengatasi
masalah
keperawatan
yang dialami

Intervensi yang
akan dilakukan:

1. Edukasi
Kesehatan
2. Promosi
perilaku
upaya
kesehatan

4 Implement Tindakan yang


asi dilakukan
perawat pada
pasien yang
sesuai dengan
rencana
keperawatan.Im
plementasi yang
dilakuan

32
1. Edukasi
Kesehatan
2. Promosi
perilaku
upaya
kesehatan

5 Evaluasi Tindakan yang Lemba observasi Ordinal


dilakukan untuk r jawaban ‘ya’
menilai observ pada soal di
keberhasilan
asi lembar
tindakan yang
observasi :
telah dilakukan.
Menilai 1. Sangat
kemampuan efektif :
keluarga >13 soal
merawat 2. Efekti:7-
anggota
13 soal
keluarga yang
3. Tidak
sakit.
efektif: 0-
6 soal

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian deskriptif dengan rancangan studi kasus.Penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memaparkan

peristiwa peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa

33
dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada

penyimpulan (Nursalam, 2016).

Studi kasus adalah cara pemecahan masalah pada suatu kasus yang telah

ditetapkan secara intensif dan mendetail. Perkembangan masalah diikuti secara

kontinu dan mendalam. Subjek yang diselidiki terdiri dari satu unit (kesatuan

unit) yang dipandang sebagai kasus (Wasis, 2008).

Rancangan dari suatu studi kasus bergantung pada keadaan kasus namun

tetap mempertimbangkan faktor penelitian waktu, riwayat dan pola perilaku

sebelumnya biasanya dikaji secara rinci meskipun jumlah respondennya

sedikit, sehingga akandidapatkan gambaran satu unit subjek secara jelas.

Penelitian ini menggunakan rancangan studi yaitu Gambaran Asuhan

Keperawatan Pada Pasien Diare Dengan Pemenuhan Kebutuhan Pemeliharaan

Kesehatan Tidak Efektif di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Denpasar Selatan

Tahun 2020.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Denpasar tepatnya di

Kota Denpasar Selatan. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan April 2020.

C. Subyek Studi Kasus

Penelitian pada studi kasus ini tidak mengenal populasi dan sampel, namun

lebih mengarah kepada istilah subyek studi kasus oleh karena yang menjadi

subyek studi kasus sejumlah dua pasien.Subjek yang digunakan dalam studi

34
kasus ini adalah sekurang-kurangnya 2 orang pasien atau 2 kasus yang diamati

secara mendalam subjek kasus perlu dirumuskan kriteria inklusi dan eksklusi.

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau standar umum subjek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangkau dan yang akan diteliti (Nursalam, 2016).

Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah :

a. Pasien diare yang bersedia dijadikan responden

b. Rekam medis pasien diare dengan pemenuhan kebutuhan pemeliharaan

kesehatan tidak efektif.

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilang atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi kasus karena berbagai sebab(Nursalam,

2016). Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah :

a. Pasien diare dengan komplikasi

b. Pasien diare yang tidak kooperatif.

c. Pasien diare yang memiliki data dokumentasi tidak lengkap.

D. Studi Kasus

Fokus studi kasus adalah kajian utama yang dijadikan titik acuan dalam

studi kasus. Fokus studi kasus pada penelitian ini yaitu penerapan gambaran

asuhan keperawatan pada pasien diare dengan pemenuhan kebutuhan

pemeliharaan kesehatan tidak efektif.

35
1. Jenis data penelitian

Jenis data yang dikumpulkan dalam studi kasus yaitu data primer

dansekunder. Data primer adalah data yang diperoleh oleh peneliti langsung dari

responden. Data sekunder adalah data yang didapat peneliti melalui catatan,

dokumen, buku, majalah dan laporan (Jimung, 2018).

2. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data yaitu kegiatan sistematik untuk mendapatkan

informasiyang relevan dengan maksud riset atau tujuan spesifik, pertanyaan atau

hipotesis studi yang telah ditetapkan (Jimung, 2018). Berikut beberapa teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu :

a. Wawancara

Wawancara merupakan tahapan ketika peneliti berkomunikasi

langsungdengan responden sebagai objek penelitian.Wawancara dibagi menjadi

dua, yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.Pada wawancara terstruktur,

sudah ada panduan berupa daftar pertanyaan yang telah disusun sesuai

dengan kebutuhan penelitian. Wawancara tidak terstruktur bersifat informal atau

bebas, tetapi teetap direncanakan agar sesuai dengan lingkup penelitian (Wasis,

2008).

b. Observasi

Observasi merupakan cara melakukan pengumpulan data penelitian

dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap responden penelitian.

Data yang didapat melalui observasi langsung terdiri dari pemberian rinci

36
tentang kegiatan, perilaku, tindakan-tindakan, serta juga keseluruhan

kemungkinan interaksi interpersonal (Susila & Suyanto, 2014).

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari

dokumen asli. Dokumen asli tersebut berupa gambar, tabel atau daftar periksa

dan film dokumentasi.

d. Tahap Persiapan

1) Melaksanakan seminar proposal dan melakukan perbaikan sesuai dengan

arahan dari pembimbing.

2) Mendapat persetujuan dari pembimbing untuk melaksanakan pengambilan

data.

3) Mengajukan izin mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar melalui bidang pendidikan

Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan.

4) Mengajukan izin penelitian kepada Direktur Politeknik Kesehatan

Denpasar secara kolektif.

5) Mengajukan izin penelitian kepada Badan Penanaman Modal dan

Perizinan Provinsi Bali.

6) Mengajukan izin penelitian kepada Badan Kesbanglinmas Kabupaten

Denpasar.

7) Membawa tembusan izin penelitian kepada Dinas Kesehatan Kota

Denpasar.

8) Membawa tembusan izin penelitian kepada Puskesmas 1 Denpasar Selatan.

37
9) Membawa tembusan surat izin penelitian kepada Kelian Dinas di Wilayah

Kerja Puskesmas 1 Denpasar Selatan.

10) Menetapkan peneliti pendamping (enumerator) yakni Kelian Dinas di

Wilayah Kerja Puskesmas 1 Denpasar Selatan.

11) Mahasiswa mencari kasus melalui buku register di Puskesmas 1 Denpasar

Selatan, masing-masing mahasiswa mencari 2 klien dengan masalah yang

sama untuk dijadikan klien.

e. Tahap Pelaksanaan

1) Melakukan pendekatan secara informal kepada klien yang akan diteliti.

2) Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dengan memberikan informasi

bahwa semua data pribadi akan dirahasiakan.

3) Memberikan lembar persetujuan kepada klien, apabila klien bersedia untuk

diteliti maka klien harus menandatangani lembar persetujuan dan jika klien

tidak bersedia, peneliti tidak memaksa dan menghormati hak klien.

4) Setelah klien menandatangani lembar persetujuan, maka peneliti akan

melakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik pada responden yang telah

dijadikan klien.

5) Menentukan diagnosa yang tepat sesuai masalah yang dialami oleh klien.

6) Membuat perencanaan yang sesuai dengan masalah yang dialami oleh

klien.

7) Melaksanakan perencanaan yang telah dibuat pada klien.

8) Membuat evaluasi pada akhir pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan

yang telah dilakukan.

f. Tahap Akhir

38
(1) Mahasiswa memeriksa kesenjangan yang muncul dilapangan selama

pelaksanaan studi kasus dan menyusun pembahasan.

(2) Mahasiswa wajib memberikan kesimpulan dan saran serta rekomendasi

yang aplikatif sesuai hasil pembahasan.

(3) Setelah proses hasil pembimbing selesai mahasiswa mendaftarkan diri

pada Kordinator KTI untuk dapat melaksanakan ujian KTI.

E. Metode Analisis Data

Data penelitian akan dianalisis dengan analisis deskriptif. Analisis

deskriptif adalah suatu usaha mengumpulkan dan menyusun data. Setelah data

tersusun langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan

menggambarkandan meringkas data secara ilmiah (Nursalam, 2016). Data akan

disajikan dengan uraian tentang temuan dalam bentuk tulisan.

G. Etika Studi Kasus

Pada bagian ini dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi

kasus, yang terdiri dari :

1. Inform Consent (persetujuan menjadi klien)

Merupakan bentuk peretujuan antara peneliti dengan responden peneliti

dengan memberikan lembar pesetujuan sebelum penelitian dilakukan. Tujuan

inform consent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian

danmengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia maka mereka harus

menandatangani hak responden.

39
2. Anonymity (tanpa nama)

Merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam subyek penelitian

dengan cara tidak memberikan atau mencatumkan nama responden melainkan

hanya mengunakan kode atau inisial pada lembar pengumupulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentially ( kerahasiaan)

Merupakan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-

masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, F., & Nasution, N. (2012). Buku Pintar Asuhan Keperawatan Bayi
dan Balita. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.

40
Bararah, T., & Jauhar, M. (2013). Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap
Menjadi Perawat Profesional Jilid 1. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Deswani. (2011). Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba
Medika.
Dewi, V. N. (2014). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.

Dinas kesehatan Provinsi Bali. (2017). Profil Dinas Keshatan Provinsi Bali.
Retrieved from diskes.baliprov.go.id/files/subdomain/diskes/14 Januari 2020

Donsu, J. D. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan . Yogyakarta: Pustaka


Bru Press.
Jimung, M. (2018). Petunjuk Praktis Karya Tulis Ilmiah Berbasis Riset
Keperawatan. Jakarta Timur: CV Trans Info Media.
Kemenkes, R. (2011). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Situasi
Diare di Indonesia. Jurnal Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan , 21-
14.
Mardalena, I. (2018). Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Sistem
Pencernan. Yogyakarta: Pustaka Bru Press.
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis .
Jakarta Selatan: Salemba Medika.
PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1sd ed). Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnosa. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.

Riset Kesehatan Dasar. (2013). Riset Kesehat Denpasar. Retrieved from


http://doi.org/1 Desember 2019

Sodikin. (2011). Asuhan Keperawatan Anak Gangguan Sistem Gastrointestinal


Dan Hepatobilie. Jakarta: Selemba Medika.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Afabeta.
Sulisnawati, L. N., Nurhaeni, K. N., & Gayatri, D. (2015). Efektif Meningkatkan
Kemampuan Ibu. Jurnal Keperawatan Indonesia , 163-170.
Susila, & Suryanto. (2014). Metode Penelitian Epidemiologi. Yogyakarta: Bursa
Ilmu.

41
SDKI DPP PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnosa (edisi 1). Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.

SIKI DPP PPNI, T. P. (2018). Standar Intrvensi Keperawatan Indonesia Definisi


dan Tindakan Keperawatan (edisi 1). Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.

SLKI DPP PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi


dan Kriteria Hasil Keperawatan (edisi 1). Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.

UNICEF, W. (2010). Diarhoea Why Children Are Still Dying And What Can
Bedone. Retrieved from https:/whqlibdoc.who.int/publication/2010/pdf/15
Januari 2020

Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.

WHO. (2013). Diare Penyebab Kematian Di Dunia Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia.

Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Keperawatan


Dewasa Teori dan Contoh Askep (2nd ed). Yogyakarta: Nuha Medika.

42
Lampiran 1
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIARE DENGAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN PEMELIHARAAN KESEHATAN TIDAK EFEKTIF TAHUN 2020
Bulan
No Kegiatan Januari Februai Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal
2 Pengumpulan
Proposal
3 Seminar Proposal
4 Perbaikan Proposal
5 Pengurusan Ijin
Penelitian
6 Pengambilan Data
KTI
7 Penyusunan KTI
8 Pengumpulan KTI
9 Ujian KTI
10 Perbaikan KTI
11 Penyerahan KTI
Lampiran 2

REALISASI ANGGARAN PENELITIAN GAMBARAN ASUHAN


KEPERAWATAN PADA PASIEN DIARE DENGAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN PEMELIHARAAN KESEHATAN TIDAK EFEKTIF DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 DENPASAR SELATAN

Alokasi dana yang diperlukan dalam penelitian ini direncanakan sebagaiberikut:

No Kegiatan Rencana Biaya


1 Tahap Persiapan
a. Penyusunan proposal Rp 150.000,00
b. Penggandaan proposal Rp 100.000,00
c. Revisi proposal Rp 100.000,00
2 Tahap Pelaksanaan
a. Transportasi dan akomodasi untuk peneliti Rp 150.000,00
b. Penggandaan lembar pengumpulan data Rp 100.000,00
3 Tahap Akhir
a. Penyusunan laporan Rp 100.000,00
b. Penggandaan laporan Rp 100.000,00
c. Revisi Laporan Rp 100.000,00
d. Biaya tidak terduga Rp 100.000,00
Jumlah Rp 1.000.000,00
Lampiran 3
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Yth. Bapak/Ibu/Saudara Calon Responden

Di -

Tempat

Dengan hormat,

Saya mahasiswa D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar

semester VI bermaksud akan melakukan penelitian tentang “Gambaran Asuhan

Keperawatan Pada Pasien Diare dengan Pemenuhan Kebutuhan Pemeliharaan

Kesehatan Tidak Efektif Di Puskesmas 1 Denpasar Selatan Tahun 2020”,

sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program studi D-III Keperawatan.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara

untuk menjadi responden yang merupakan sumber informasi bagi penelitian ini.

Demikian permohonan ini saya sampaikan dan atas partisipasinya saya

ucapkan terima kasih.

Denpasar, 2020

Ni Komang Ewik Suarningsih


NIM. P07120017008
Lampiran 4

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)


SEBAGAI PESERTA PENELITIAN

Yang terhormat Bapak/Ibu/Saudara, Kami meminta kesediannyauntuk

berpartisipasi dalam penelitian ini. Keikutsertaan dari penelitian ini

bersifatsukarela/tidak memaksa. Mohon untuk dibaca penjelasan dibawah

denganseksama dan disilahkan bertanya bila ada yang belum dimengerti.

Gambaran Asuhan Keperawatan Pada PasienDiare dengan

Pemenuhan Kebutuhan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif

di Puskesmas 1 Denpasar Selatan Tahun 2020


Judul

Peneliti
Ni Komang Ewik Suarningsih
Utama
Institusi Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Denpasar

Peneliti Lain -

Lokasi
Wilayah Kerja Puskesmas 1 Denpasar Selatan
Penelitian
Sumber
Swadana/ Sponsor/ Hibah/ Lainnya
Pendanaan

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada

pasien diarei dengan pemenuhan kebutuhan pemeliharaan kesehatan tidak efektif

di Puskesmas 1 Denpasar Selatan. Jumlah responden sebanyak …… orang dengan

syarat yaitu pasien diare dengan Tekanan Darah ≥ 130/80 mmHg dengan rentang
usia ≥ 18 tahun. Responden akan diobservasi dalam waktu tiga hari, baik dalam

perawatan dan pemberian asuhan keperawatan. Peneliti menjaminkerahasiaan

semua data peserta penelitian ini dengan menyimpannya dengan baik dan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian.

Keikutsertaan Bapak/Ibu/Saudara pada penelitian ini bersifat sukarela.

Bapak/Ibu/Saudara dapat menolak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan

pada penelitian atau menghentikan kepesertaan dari penelitian kapan saja tanpa

ada sanksi. Keputusan Bapak/Ibu/Saudara untuk berhenti sebagai peserta

penelitian tidak akan mempengaruhi mutu dan akses atau kelanjutan

pengobatan yang akan diberikan.

Jika setuju untuk menjadi peserta peneltian ini, Bapak/Ibu/Saudara

diminta untuk menandatangani formulir Persetujuan Setelah Penjelasan

(Informed Consent) Sebagai *Peserta Penelitian/ *Wali setelah

Bapak/Ibu/Saudara benar-benar memahami tentang penelitian ini.

Bapak/Ibu/Saudara akan diberi salinan persetujuan yang sudah ditanda tangani

ini.

Bila selama berlangsungnya penelitian terdapat perkembangan baru yang

dapat mempengaruhi keputusan Bapak/Ibu/Saudara untuk kelanjutan

kepesertaan dalam penelitian, peneliti akan menyampaikan hal ini kepada

Bapak/Ibu/Saudara/Saudara/Adik. Bila ada pertanyaan yang perlu disampaikan

kepada peneliti, silakan hubungi peneliti :Ni Komang Ewik Suarningsih

(081558770659).

Tanda tangan Bapak/Ibu/Saudara di bawah ini menunjukkan bahwa

Bapak/Ibu/Saudara telah membaca, memahami, dan mendapat kesempatan


untuk bertanya kepada peneliti tentang penelitian ini dan menyetujui untuk

menjadi peserta *penelitian/wali.

Denpasar,……2020
Peserta/ Subyek Penelitian/Wali

(...................................................)

(Wali dibutuhkan bila calon peserta adalah anak < 14 tahun, lansia,
tuna grahita, pasien dengan kesadaran kurang – koma)
Lampiran 5
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DIARE DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PEMELIHARAAN
KESEHATAN TIDAK TIDAK EFEKTID DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS 1 DENPASAR SELATAN

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama
b. Jenis kelamin
c. Usia
d. Status perkawinan
e. Agama
f. Suku bangsa
g. Pendidikan
h. Bahasa yang digunakan
i. Pekerjaan
j. Alamat
k. Diagnosa medis
2. PENANGGUNG JAWAB
a. Nama
b. Jenis kelamin
c. Usia
d. Hubungan dengan pasien
e. Pendidikan
f. Pekerjaan
g. Alamat
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan sekarang
b. Riwayat kesehatan masa lalu
c. Riwayat kesehatan keluarga
4. DATA FISIOLOGIS-PSIKOLOGIS-PERILAKU-RELASIONAL-
LINGKUNGAN
a. Data Fisiologis
1) Respirasi :
2) Sirkulasi :
3) Nutrisi dan Cairan :
4) Eliminasi :
5) Aktivitas dan istirahat :
6) Neurosensori :
7) Reproduksi dan seksualitas :
b. Data Psikologis
1) Nyeri dan kenyamanan :
2) Integritas Ego :
3) Pertumbuhan dan perkembangan :
1. Data Prilaku
1) Kebersihan diri :
2) Penyuluhan dan pembelajaran :
d. Data Relasional
1) Interaksi social :
e. Data Lingkungan
1) Keamanan dan proteksi :
5. PENGKAJIAN FISIK

2. Keadaan Umum dan Kesadaran GCS


TB/BB
IMT
Postur Tubuh Warna kulit Turgor Kulit
3. Gejala cardinal
Nadi
Suhu
Respirasi
g. Pemeriksaan Fisik
Kepala dan leher
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Thorak
Abdomen
Genitourinaria
Muskuloskeletal

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

7. THERAPY MEDIC

8. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

9. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

10. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosis Tujuan Kriteria Intervensi Rasional

Hasil

11. IMPLEMENTASI

No Hari/Tanggal No. Diagnosis Implementasi Respon

Anda mungkin juga menyukai