Oleh :
Pada saat bayi, lahir terdapat berbagai macam perubahan fisiologis atau
adaptasi fisiologis yang bertujuan untuk memfasilitasi peyesuaian pada kehidupan
ekstrauterin (diluar uterus).
II. TUJUAN:
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 50 menit, diharapkan orang tua dapat
memahami tentang perubahan fisiologi pada BBL.
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 50 menit, sasaran dapat:
1. Menyebutkan definisi fisiologi pada BBL dengan tepat dan
benar
2. Menjelaskan tentang menjelakan perubahan fisiologis pada
bayi baru lahir dengan tepat dan benar
3. Menjelaskan kembali tentang menjelakan perubahan pada
sistem pernafasan, peredaran darah pada bayi baru lahir dengan
tepat dan benar
4. Menjelaskan tentang perubahan fisiologis pada sistem
pencernaan, ginjal dan sistem persyarafan pada bayi baru
lahirdengan tepat dan benar
III. MATERI PERUBAHAN FISIOLOGI PADA BBL
IV. METODE
1. Diskusi informasi
2. Ceramah
3. Tanya jawab
V. ALAT / MEDIA
A. Alat :
1. Meja
2. Kursi
3. Layar
4. LCD (Proyektor)
5. Laptop
B. Media
1. Power point
2. Leaflet
3. Poster
VI. SETING KEGIATAN
VII. SASARAN
Peserta dalam acara ini ialah orang tua
VIII. WAKTU
Hari/Tanggal : 16 Mei 2019
Jam : 09.00 wita-09.50 wita
Lama : 50 menit
IX. TEMPAT
Setting tempat
Penyuluh
Audiens Audiens Audiens
X. RENCANA EVALUASI
1. Struktur
Secara keseluruhan, persiapan penyuluhan mulai dari media,
materi, dan surat undangan sudah dipersiapkan sejak Senin, 13
Mei 2019 dengan rinciannya sebagai berikut:
a. Persiapan Media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya
lengkap dan bisa digunakan. Media yang digunakan adalah
Slide, Leaflet, Poster, Laptop, Layar/LCD, Kursi, dan
Meja.
b. Persiapan Materi
Materi yang diberikan dalam penyuluhan tentang
pengenalan perubahan fisiologi pada BBL semuanya
lengkap, dan siap digunakan, dan disebarluaskan dalam
bentuk leaflet yang berisi gambar maupun tulisan mengenai
perubahan fisiologi pada BBL.
c. Undangan / Peserta Penyuluhan
Semua warga dan undangan dengan antusias datang ke
Balai Banjar guna mengikuti serangkaian acara penyuluhan.
Undangan peserta penyuluhan sejumlah 30 orang.
2. Proses Penyuluhan
a. Kehadiran minimal 90 % karena mengingat pentingnya
penyuluhan mengenai serangkaian perubahan fisiologi pada
BBL , dan berharap dengan diberikan penyuluhan
mengenai perubahan fisiologi pada BBL dapat menurunkan
status angka kematian bayi baru lahir di Desa Sibetan,
Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.
b. Minimal sasaran menyimak dan mendengarkan materi
penyuluhan sebesar 80%.
c. Dalam proses penyuluhan kesehatan berharap sasaran dapat
merespon dengan baik dan adanya feedback yang baik.
d. Dalam proses penyuluhan diharapkan sasaran (peserta)
aktif dimana bisa melakukan tanya jawab serangkaian
perubahan fisiologi pada BBL yang belum dimengerti.
e. Peserta yang hadir diharapkan tidak meninggalkan tempat
penyuluhan selama penyuluhan berlangsung.
f. Peserta yang hadir diharapkan bisa berinteraksi dengan baik
sehingga menciptakan suasana yang kondusif.
3. Hasil Penyuluhan
a. Jangka Pendek
1. Sasaran mengerti sekitar 85% dari materi yang telah
diberikan
2. Sasaran mau memahami materi yang telah disampaikan
dan tidak mengobrol
3. Sasaran tidak ada yang meninggalkan tempat
penyuluhan.
b. Jangka Panjang
1. Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai
perubahan fisiologi pada BBL sehingga dapat
menurunkan status angka kematian bayi baru lahir.
2. Sasaran sudah memahami dan menjelaskan bagaimana
system peredaran darah pada BBL.
3. Sasaran dapat menerapkan pengetahuan tentang
perubahan system fisiologi BBL, sehingga dapat
mengurangi kematian bayi baru lahir.
4. Status kematian bayi baru lahir di Desa Sibetan,
Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem sudah
mulai berkurang.
LAMPIRAN I
A. DEFINISI PERUBAHAN FISIOLOGI PADA BBL
Perubahan fisiologis pada bayi baru lahir merupakan suatu proses
adaptasi dengan lingkungan luar atau di kenal dengan kehidupan ekstra
uteri. Sebelum nya bayi cukup hanya beradaptasi dengan kehidupan intra
uteri.
B. PERUBAHAN SISTEM PERNAFASAN
Perubahan sisitem ini di awali dari perkembangan organ paru itu sendiri
dengan perkembangan struktur bronkus, bronkiolus, serta alveolus yang
terbentuk dalam proses kehamilan sehingga dapat menentukan proses
pematangan dalam sistem pernapasan. Proses perubahan bayi baru lahir
adalah dalam hal pernapasan yang dapat di pengaruhi oleh keadaan hipoksia
pada akhir persalinan dan rangsangan fisik ( lingkungan) yang merangsang
pusat pernapasan medula oblongata di otak. Selain itu juga jadi tekanan
rongga dada karena kompresi paru selama persalinan,sehingga merangsang
masuknya udara ke dalam paru,kemudian timbulnya pernapasan dapat terjadi
akibat interaksi sistem pernapasan itu sendiri dengan sisitem kardiovaskuler
dan susunan saraf pusat. Selain itu adanya surfaktan dan upaya resfirasi
dalam pernapasan dapat berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam paru
serta mengembangkan jaringan alveolus paru agar dapat berfungsi. Surfaktan
tersebut dapat mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu
menstabilkan diding alveolus untuk mencegah kolaps ( Betz dan Sowden,
2002 ).
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang
bercabang kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan
bronkus, proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8tahun, sampain
jumlah bronkus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun
janin memperlihatkan adanya gerakan nafas selama trimester dua dan
trimester tiga. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi
kelangsungan hudip BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini di sebabkan
karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidak matangan sistem kaviler,
paru-paru yang tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan
merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi
gerakan nafas janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan
menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4. Perubahan suhu
4. Fibrosis
a. Vena umbilicalis
b. Ductus venosus
c. Arteriae hypogastrica
d. Ductrus arteriosus
D. PERUBAHAN SISTEM PENGATURAN TUBUH, METABOLISME
GLUKOSA, GASTROINTESTINAL, DAN KEKEBALAN TUBUH.
2. Metabolisme Glukosa
Setelah tali pusat di ikat atau di klem, maka kadar glukosa akan di
pertahankan oleh si bayi itu sendiri serta mengalami penurunan waktu
yang cepat 1-2 jam. Guna mengetahui atau memperbaiki kondisi tersebut,
maka di lakukan dengan menggunakan air susu ibu ( ASI), penggunaan
cadangan glikogen ( glikogenolisis), dan pembuataan glukosa dari sumber
lain khususnya lemak (glukoneogenesis). Seorang bayi yang sehat akan
menyimpan glukosa sebagai glikogen dalam hati.
3. Sistem Gastrointestinal
1. Mulut
Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata dan
simetris. Lidah tidak boleh memanjang atau menjulur diantara bibir.
Jaringan penunjang melekatkan ke sisi bawah lidah. Atap dari mulut
(langit-langit keras) harus tertutup, dan harus terdapat uvula (langit-langit
lunak). Kadang- kadang terdapat tonjolan putih kecil yang sepanjang
langit-langit keras, yang di sebut “ Epsteins Pearls “, tempat menyatunya
bagian langit-langit keras. Tonjolan tersebut akan hilang sendirinya.
Beberapa kelenjar saliva berfungsi pada saat lahir, kebanyakan belum
mensekresi saliva samapi dengan umur 2-3 bulan.
2. Lambung
Pada saat lahir, kapasitas lahir antara 30-60 ml dan meningkat dengan
cepat sehingga pada hari ke tiga dan keempat, kapasitanya mencapai 90ml.
Bayi membutuhkan makan yang jumlahnya sedikit tapi frekuensinya
sering. Lambung bayi akan kosong dalam waktu 2-4 jam. Bayi di berikan
susu formula dari botol atau dengan ASI payu dara ibunya. Pada bayi yang
di beri ASI, karena di berikan ASI, maka bayi akan menghisap puting atau
udara. Hal ini akan menimbulkan rasa kenyang yang palsu karena lambung
penuh. Maka harus di sendawakan sehingga bayi akan minum susu elbih
banyak.
3. Usus
Usus pada bayi jika di bandingkan dengan panjang tubuh bayi terlihat
sangat panjang. Feses pertama bayi adalah hitam kehijauan, tidak berbau,
substansi yang kental/lengket yang di sebut mekonium. Yang biasanya
keluar dalam 24 jam pertama. Feses ini mengandung sejumlah cairan
amnion, vernix, sekresi saluran pencernaan, empedu, lanugo, dan zat sisa
dari jaringan tubuh. Feses transisi yang berwarna hijau kecoklatan keluar
selama 2-3 hari. Feses pada bayi yang menyusu pada hari ke 4 adalah hijau
kekuningan/kuning emas, berair atau encer, dan bereaksi terhadap asam.
Feses dari bayi yang menyusu formula, biasanyau berwarna kuning
terang/kuning pucat, berbau, berbentuk garing agak keras netral samapi
sedikit alkali. Normalnya defekasi pertama dalam waktu 24 jam.
1. Refleks oral
Refleks dari area
3. Refleks moro
Refleks ini terdiri dari abduksi dan ekstensi lengan. Tangan membuka
tetapi jari-jari seringkali tetap melengkung. Keadaan ini diikuti dengan
adduksi dari lengan seperti ketika memeluk. Pada saat yang sama
disertai dengan tangisan, ekstensi dari badan dan kepala dengan
gerakan-gerakan tungkai. Refleks moro ditemukan pada bayi-bayi
prematur, kecuali pada mereka yang sangat kecil. Respon moro
merupakan refleks vestibular. Refleks ini hilang pada sekitar umur 3
atau 4 bulan. Refleks moro dapat ditimbulkan dengan memegang
tangan bayi dan mengangkatnya perlahan-perlahan sedikit diatas meja.
Pelepasan tangan dengan cepat menyebabkan gerakan cepat dari
daerah servical yang mengawali refleks.
4. Refleks terkejut
Refleks ini timbul dengan
menimbulkan suara keras
secara mendadak atau
dengan menepuk sternum.
Siku dalam keadaan fleksi
dan tangan tetap
tergenggam. Refleks ini
hilang pada umur 4 bulan.
5. Refleks menggenggam
Jika telapak tangan
dirangsang jari-jari
akan fleksi dan
menggenggam benda.
Sekali refleks
genggam dicapai jari-
jari dapat ditarik
dengan lembut keatas. Pada saat ini dilakukan, genggaman akan
diperkuat dan terdapat ketegangan progresif dari otot-otot mulai dari
pergelangan tangan sampai bahu, hingga bayi bergantung sebentar
pada jari-jari. Respon yang serua dapat ditimbulkan dengan
menggosok telapak kaki dibelakang jari-jari kaki secara lembut.
Refleks genggam sebagian besar dinilai dengan melihat intensitas,
sebagian dengan melihat simetri dan sebagian dengan melihat
persistensinya setelah umur 4 bulan dimana seharusnya refleks ini
telah hilang.
9. Reflek parasut
Refleks ini dapat timbul
pada umur 6 sampai 9
bulan dan menetap seumur hidup. Dapat ditimbulkan dengan
memegang bayi dalam suspensi ventral dan dengan tiba-tiba
menurunkan bayi kearah permukaan (tempat tidur atau meja bayi).
Lengan akan membentang seakan-akan untuk melindungi dirinya dari
jatuh. Pada bayi dengan serebral palsy refleks ini tidak ada atau tidak
lengkap sebagai akibat tonus fleksor yang kuat dalam posisi ini.
Refleks lain yang ditemukan pada neonatus dan bayi muda termasuk
refleks tendon, klonus pergelangan kaki, refleks abdomen, refleks
menghisap dan menelan. Tidak adanya kedua refleks terakhir
menunjukkan adanya suatu kelainan neurologi.
Lampiran 2
EVALUASI
A. Kisi-Kisi Soal
No Pertanyaan Jumlah
1 Pengertian perubahan fisiologi pada BBL 1
2 Perubahan system peredaran darah BBL 1
3 Perubahan sistem fisiologis pengaturan tubuh, 1
metabolisme glukosa, gastrointestinal, dan
kekebalan tubuh pada BBL.
4 perubahan-perubahan fisiologis pada sistem 1
pencernaan, ginjal dan sistem persyarafan pada
BBL.
B. Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud perubahan fisiologi pada BBL ?
C. Kunci Jawaban :
1. Perubahan fisiologis pada bayi baru lahir merupakan suatu proses adaptasi
dengan lingkungan luar atau di kenal dengan kehidupan ekstra uteri.
Sebelum nya bayi cukup hanya beradaptasi dengan kehidupan intra uteri.
2. - System pernafasan
Perubahan sisitem ini di awali dari perkembangan organ paru itu sendiri
dengan perkembangan struktur bronkus, bronkiolus, serta alveolus yang
terbentuk dalam proses kehamilan sehingga dapat menentukan proses
pematangan dalam sistem pernapasan. Proses perubahan bayi baru lahir
adalah dalam hal pernapasan yang dapat di pengaruhi oleh keadaan
hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik ( lingkungan) yang
merangsang pusat pernapasan medula oblongata di otak. Selain itu juga
jadi tekanan rongga dada karena kompresi paru selama
persalinan,sehingga merangsang masuknya udara ke dalam
paru,kemudian timbulnya pernapasan dapat terjadi akibat interaksi
sistem pernapasan itu sendiri dengan sisitem kardiovaskuler dan susunan
saraf pusat. Selain itu adanya surfaktan dan upaya resfirasi dalam
pernapasan dapat berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam paru serta
mengembangkan jaringan alveolus paru agar dapat berfungsi.
- System peredaran darah
Pada sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada bayi baru
lahir, yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses pengantaran oksigen
ke seluruh jaringan tubuh, maka terdapat perubahan,yaitu penutupan
foramen ovale pada atrium jantung dan penutupan duktus ateriosus
anatara arteri paru dan aorta. Perubahan ini terjadi akibat adanya tekanan
pada seluruh sistem pembuluh darah,dimana oksigen dapat menyebabkan
sistem pembuluh darah mengubah tenaga dengan cara meningkatkan atau
mengurangi resistensi. Perubahan tekanan sistem pembuluh darah dapat
terjadi saat tali pusat di potong, resistensinya akan meningkat dan tekanan
atrium kanan akan menurun karena suplai darah ke atrium kanan
berkurang yang dapat menyebabkan volume dan tekanan atrium kanan
juga menurun.
Proses tersebut membantu darah mengalami proses oksigenasi
ualng, pada saat terjadi pernafasan pertama dapat menurunkan resistensi
dan meningkatkan atrium kanan. Kemudian oksigen pada pernapasan
pertama dapat menimbulkan relaksi dan terbukanya sistem pembuluh
darah paru yang dapat menurunkan resistensi pembuluh darah paru.
Terjadinya peningkatan sirkulasi paru mengakibatkan peningkatan
volume darah dan tekanan pada atrium kanan, dengan meningkatkan
tekanan pada atrium kanan akan terjadi penurunan atrium kiri, foramen
ovale akan menutup, atau dengan pernafasan kadar oksigen dalam darah
akan meningkat yang dapat menyebabkan duktus arteriosus mengalami
kontriksi dan menutup.
3. Perubahan Bayi Baru Lahir
a. Sistem Pengaturan Tubuh
Ketika bayi lahir dan langsung berhubungan dunia luar
( lingkungan ) yang lebih dingin, maka dapat menyebabkan air ketuban
menguap melalui kulit yang dapat mendinginkan darah bayi.pada saat
lingkungan dingin, terjadi pembentukan suhu tanpa melalui mekanisme
menggigil yang merupakan cara untuk mendapatkan kembali panas
tubuhnya serta hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
Adanya timbunan lemak tersebut menyebabkan panas tubuh meningkat,
sehingga terjadilah proses adaptasi. Dalam pembakaran lemak, agar
menjadi panas, bayi menggunakan kadar gluksa. Selanjutnya cadangan
lemak tersebut akan habis dengan adanya stres dingin dan bila bayi
kedinginan akan mengalami proses hipoglikemia, hipoksia, dan asidosis.
b. Metabolisme Glukosa
Setelah tali pusat di ikat atau di klem, maka kadar glukosa akan di
pertahankan oleh si bayi itu sendiri serta mengalami penurunan waktu
yang cepat 1-2 jam. Guna mengetahui atau memperbaiki kondisi tersebut,
maka di lakukan dengan menggunakan air susu ibu ( ASI), penggunaan
cadangan glikogen ( glikogenolisis), dan pembuataan glukosa dari sumber
lain khususnya lemak (glukoneogenesis). Seorang bayi yang sehat akan
menyimpan glukosa sebagai glikogen dalam hati.
c. Sistem Gastrointestinal
4. Pengeluaran urine pada janin terjadi pada bulan ke empat. Sementara itu,
pada saat lahir fungsi ginjal bayi sebanding dengan 30% sampai 50% dari
kapasitas dewasa dan belum cukup matur untuk memekatkan urin.
Artinya, pada semua bayi semua struktur ginjal sudah ada tetapi
kemampuan ginjal untuk mengosentrasikan urine dan mengatur kondisi
cairan setra fluktuasi elektrolit belum maksimal. Namun demikian, urin
terkumpul dalam kandung kemih bayi biasanya dalam waktu 24 jam
pertama kelahirannya. Volume pengeluaran urine total per 24 jam pada
bayi baru lahir sampai dengan akhir minggu pertama adalah sekita 200-
300 ml, dengan frekunsi 2-6 kali hingga 20 kali/hari. Penting untuk
mencatat saat berkemih pertama kali bila terjadi anuria harus dilaporkan,
karena hal ini mungin menandakan anomali kongenital dari sistem
perkemihan. Berat badan bayi biasanya turun 5%-15% pada hari ke empat
sampai ke lima. Hal ini salah satu peningkatan buang air besar, pemasukan
kurang dan metabolisme meningkat. Setelah hari kelima berat badab bayi
biasanya meningkat kembali.
SUMBER