DISUSUN OLEH :
Irma Ismawati
40017038
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan orang tua dapat
memahami tentang perubahan fisiologi pada bayi.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 30 menit, sasaran dapat:
a. Menyebutkan definisi fisiologi pada bayi dengan tepat dan benar
b. Menjelaskan tentang menjelakan perubahan fisiologis pada bayi dengan
tepat dan benar
c. Menjelaskan kembali tentang perubahan pada sistem pernafasan,
peredaran darah pada bayi dengan tepat dan benar
d. Menjelaskan tentang perubahan fisiologis pada sistem pencernaan,
ginjal dan sistem persyarafan pada bayi dengan tepat dan benar
B. Sasaran
Ibu yang mempunyai bayi berumur 0 sampai 12 bulan di Desa Pangkalan
Gelebak II Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin.
C. Materi
(Terlampir)
D. Pelaksanaan Kegiatan
No Langkah- Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
Langkah
1 Pendahuluan 5 menit a. Memberi salam - Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri - Menjawab
c. Menjelaskan maksud pertanyaan
dan tujuan
d. Kontrak waktu
e. Apersepsi
2 Penyajian 15 a. Menjelaskan tentang - Mendengarkan
Menit pengertian perubahan dengan seksama
fisiologi pada bayi.
b. Menjelaskan tentang
perubahan sistem
pernafasan pada bayi.
c. Menjelaskan tanda
perubahan system
peredaran darah pada
bayi.
d. Menjelaskan perubahan
system pengaturan
tubuh, metabolisme
glukosa,
gastrointestinal, dan
kekebalan tubuh pada
bayi.
e. Menjelaskan perubahan
sistem pencernaan pada
bayi
f. Menjelaskan perubahan
sistem ginjal dan
keseimbangan cairan
pada bayi.
g. Menjelaskan perubahan
sistem adaptasi
perubahan kulit pada
bayi.
h. Menjelaskan perubahan
sistem persyarapan
pada bayi.
3 Evaluasi 8 menit a. Memberikan - Partisipasi aktif
kesempatan kepada
klien untuk bertanya
b. Menjawab pertanyaan
yang berkaitan dengan
materi yang belum jelas
4 Penutup 2 menit a. Menyimpulkan materi - Menjawab salam
yang telah
disampaikan
b. Penyaji mengucapkan
terimakasih
c. Menutup dengan salam
penutup
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
1. Leaflet
2. Flip Chart
G. Evaluasi
1. Apa yang dimaksud perubahan fisiologi pada bayi ?
2. Bagaimana perubahan fisiologis sistem pernafasan dan peredaran darah
pada bayi ?
3. Bagaimana perubahan sistem fisiologis pengaturan tubuh, metabolisme
glukosa, gastrointestinal, dan kekebalan tubuh?
4. Bagaimana perubahan-perubahan fisiologis pada sistem pencernaan, ginjal
dan sistem persyarafan?
Lampiran Materi
5. Refleks menggenggam
Jika telapak tangan dirangsang jari-jari
akan fleksi dan menggenggam benda.
Sekali refleks genggam dicapai jari-jari
dapat ditarik dengan lembut keatas. Pada
saat ini dilakukan, genggaman akan
diperkuat dan terdapat ketegangan progresif
dari otot-otot mulai dari pergelangan tangan sampai bahu, hingga bayi
bergantung sebentar pada jari-jari. Respon yang serua dapat
ditimbulkan dengan menggosok telapak kaki dibelakang jari-jari kaki
secara lembut. Refleks genggam sebagian besar dinilai dengan melihat
intensitas, sebagian dengan melihat simetri dan sebagian dengan
melihat persistensinya setelah umur 4 bulan dimana seharusnya
refleks ini telah hilang.
6. Refleks tonus leher
Refleks ini dapat diobservasi ketika bayi berada dalam posisi
terlentang dan tidak menangis. Bayi dapat
terlihat terlentang dengan kepala berpaling
pada satu sisi dengan lengan yang terbentang
ke sisi yang sama. Lutut kontralateral
seringkali dalam keadaan fleksi. Refleks
tonus leher asimetris dan simetris dan penting dalam menentukan
postur dari neonatus. Refleks ini lebih nyata pada bayi spastic dan
menetap lebih lama dibandingkan bayi normal. Fungsi lain dari
refleks-refleks ini pada minggu-minggu awal adalah untuk mencegag
bayi berguling dari keadaan telungkup ke terlentang atau sebaliknya.
7. Refleks berjalan dan penempatan
Reaksi penempatan ditimbulkan dengan
menyandarkan aspek anterior tibia atau ulna pada
tepi meja. Bayi mengangkat tungkai ke atas untuk
menjejakan kaki pada meja, atau mengangkat
lengan untuk menempatkan tangan pada meja.
Refleks ini terdapat pada bayi-bayi aterm dengan
berat diatas 1800 gram. Juga dapat ditimbulkan pada bayi-bayi
preterm dengan berat 1700 gram, setelah 24 jam pertama.
Refleks berjalan dicapai dengan memegang tegak diatas sebuah meja,
sehingga telapak kaki menekan meja. Keadaan ini mengawali fleksi
dan ekstensi tungkai, menyerupai keadaan berjalan. Refleks berjalan
juga dapat diawali pada bayi-bayi prematur tetapi mereka cenderung
berjalan pada jari-jari kakinya. Pada bayi normal reflek berjalan hilang
pada umur 5 atau 6 minggu.
8. Refleks meluruskan
Keadaan ini memungkinkan bayi untuk
berguling dari posisi telungkup ke posisi
terlentang dan sebaliknya. Refleks ini
membantu bayi untuk mempengaruhi tangan
dan lutut dan duduk. Refleks ini menimbulkan kemampuan untuk
mengembalikan posisi normal kepala dalam ruang serta untuk
mempertahankan keterkaitan postur yang normal dari kepala, dan
anggota gerak selama aktivitas-aktivitas. Refleks ini termasuk yang
berikut:
a) Refleks meluruskan leher. Refleks ini terdapat pada saat lahir dan
paling kuat pada umur 3 bulan. Memalingkan kepala ke satu sisi
akan diikuti dengan gerakan tubuh secara keseluruhan.
b) Refleks meluruskan labyrinth yang bekerja pada kepala. Refleks
ini ditemukan pada umur 2 bulan dan paling kuat pada umur 10
bulan. Refleks ini memungkinkan bayi untuk mengangkat kepala
pada posisi telungkup, ketika ia berumur sekitar 1 sampai 2 bulan
dan kemudian ketika ia berbaring pada posisi terlentang.
c) Refleks meluruskan tubuh bekerja pada tubuh. Refleks ini
memodifikasi refleks meluruskan leher dan memainkan peranan
penting dalam usaha awal dari anak yang masih muda untuk
duduk dan berdiri. Timbul pada umur 7 sampai 12 bulan.
9. Reflek parasut
Refleks ini dapat timbul pada umur 6
sampai 9 bulan dan menetap seumur
hidup. Dapat ditimbulkan dengan
memegang bayi dalam suspensi
ventral dan dengan tiba-tiba
menurunkan bayi kearah permukaan
(tempat tidur atau meja bayi). Lengan
akan membentang seakan-akan untuk
melindungi dirinya dari jatuh. Pada
bayi dengan serebral palsy refleks ini tidak ada atau tidak lengkap
sebagai akibat tonus fleksor yang kuat dalam posisi ini.
Refleks lain yang ditemukan pada neonatus dan bayi muda termasuk
refleks tendon, klonus pergelangan kaki, refleks abdomen, refleks
menghisap dan menelan. Tidak adanya kedua refleks terakhir
menunjukkan adanya suatu kelainan neurologi.
Daftar Referensi
Dewi,Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :
Salemba Medika.
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus, bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya.
Saifuddin A.B 2007. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta