Disusun Oleh :
PASKALIA MONIK
NIM. P0722440034
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu
yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta
harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke
kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2010). Pada tahun 2007, WHO dan
UNICEF mengeluarkan protokol baru tentang ASI segera atau IMD yang
harus diketahui setiap tenaga kesehatan. Protokol baru tersebut adalah
melakukan kontak kulit bayi segera setelah lahir selama sedikitnya satu
jam dan membantu ibu mengenali kapan bayinya siap menyusui
(Mulyono, 2008 dalam Novita 2 Rudiyanti, 2013).
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF
yang merekomendasikan inisiasi menyusui dini (early latch-on) sebagai
tindakan life saving, karena IMD dapat menyelamatkan 22% dari bayi
yang meninggal sebelum usia satu bulan, dan meningkatkan keberhasilan
menyusui secara eksklusi serta meningkatkan lamanya disusui. Periode
menghisap bayi paling kuat adalah dalam beberapa jam pertama setelah
lahir (Krisna, 2007 dalam novita rudiyanti, 2013).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan kebidanan ibu bersalin sesuai
dengan manajemen varney, dan mendokumentasikan asuhan yang
diberikan dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan konsep dasar teori persalinan.
b. Mendeskripsikan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada
intranatal care.
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada intranatal care dengan
pendekatan Varney, yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian
2) Menginterpretasikan data dasar
3) Mengidentifikasi diagnosis / masalah potensial
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
5) Mengembangkan rencana intervensi
6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan
d. Mendokumentasikan pelaksanaan asuhan kebidanan ibu intranatal care
dalam bentuk catatan SOAP.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perubahan Keterangan
pernapasan
Kedokteran EGC
2. Hidayat. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk
d. Kebutuhan Dasar
Kebutuhan dasar terdiri dari:
1) Kebutuhan Fisik meliputi,
a) O2 (zat asam atau udara segar)
Kebutuhan akan zat asam sangat vital bagi
kelangsungan hidup, kebutuhan zat asam (O2) pada bayi
baru lahir sesuai dengan fisiologi bayi baru lahir. Keadaan
bayi sangat berbeda dalam kandungan.
b) Gizi
Air susu ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik
untuk menjamin kesehatan dan pertumbuhan bayi/anak,
diberikan pada usia 0-2 tahun. Asi adalah makanan bayi
yang terbaik.
c) Eliminasi
Bayi baru lahir harus sudah buang air kecil dalam
waktu 24 jam setelah lahir, selanjutnya buang air kecil 6-8
x/hari.Feces bayi baru lahir berwarna hijau (mekonium),
dan bayi baru lahir harus sudah buang air besar dalam 24
jam.
d) Istirahat dan tidur
Akan sangat bermanfaat jika bayi diletakkan di
tempat tidur yang hangat, tempat tidur seharusnya
diletakkan dekat tempat tidur ibu sehingga bisa
dihangatkan dan bisa diberikan ASI saat bayi
menginginkannya.
e) Kebersihan (personal hygiene)
Menjaga kebersihan bayi baru lahir sangat penting
guna menunjang kesehatan diri bayi.Perawatan untuk
menjaga kebersihan bayi adalah seperti memandikan bayi,
memakaikan pakaian hangat pada bayi, merawat tali pusat,
dan mengganti popok bayi.
2) Kebutuhan sosial, emosional, dan intelektual
a) Kebutuhan untuk interaksi dan komunikasi
Interaksi dan komunikasi dimaksudkan untuk memberikan
rangsangan kepada bayi baru lahir untuk kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhannya.
b) Kasih sayang dan rasa aman
Hal ini berkaitan dengan rasa keterikatan bayi terhadap
orangtua, sehingga terjalin rasa kasih saying dan tanggung
jawab dalam perawatan bayi baru lahir secara keseluruhan.
(Gupte, 2004)
Pemeriksaan, pengawasan, dan penanganan Bayi Baru Lahir:
1) Resusitasi pada saat Kelahiran
Resusitasi adalah segala usaha untuk mengembalikan
fungsi sistem pernafasan, peredaran darah dan otak yang terhenti
atau terganggu sedemikian rupa agar kembali normal seperti
semula. Akan tetapi, tindakan resusitasi seperti penghisapan
lendir dari mulut dan hidung bayi, serta stimulasi bayi dengan
mengusap telapak kaki atau punggung bayi tidak perlu
dilakukan bila bayi dapat bernapas spontan dengan adekuat atau
menangis. (Prawirohardjo, 2009)
2) Pemotongan Tali Pusat
Tali pusat diklem kurang lebih 1 cm dari dinding perut dan
kemudian dipotong sedikitnya 1 cm di atas klem.Pada sebagian
rumah sakit, tali pusat diikat terlebih dahulu sebelum dipotong.
(Prawirohardjo, 2009)
3) Pemberian Salep/Tetes Mata
Bayi baru lahir harus mendapat profilaksis mata terhadap
infeksi yang di sebabkan oleh gonore dan klamidia
(Prawirohardjo, 2009)
4) Penyuntikan Vitamin K
Penyuntikan vitamin K secara intramuskular dapat
dilakukan pada bayi baru lahir yang normal sebagai tindakan
pencegahan terhadap kecenderungan perdarahan (penyakit
hemorhagik neonatal) (Varney, 2008).
Dosis vitamin K yang lazim diberikan adalah 1 mg menurut
ukuran bayinya.Vitamin K diberikan biasanya setelah 1 jam
setelah melahirkan. Cara pemberiannya yaitu diberikan pada paha
kiri bayi secara intra muskular (Wong, 2009).
5) Urine dan mekonium
Urine dan mekonium dapat diekskresikan pada saat lahir
atau segera sesudahnya. Bidan harus waspada akan kemungkinan,
catatan harus dibuat sehingga informasinya bisa diteruskan
kepada bidan atau perawat yang akan mengambil alih perawatan
bayi tersebut. (Saifuddin, 2006)
6) Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bidan harus waspada bahwa kemungkinan kehilangan panas
dapat terjadi dengan cepat pada bayi baru lahir.Kehangatan bayi
harus dijaga, dengan membungkusnya, menggunakan lampu
pemanas atau alat pengatur suhu ruangan (Infant warmer), serta
tidak memandikan bayi hingga 6-8 jam setelah kelahiran.
(Saifuddin, 2006)
7) Prosedur lainnya
Bayi ditimbang, diukur dan dimandikan sebelum
dipindahkan ke ruang neonatus. Berat badan perlu diketahui
untuk penghitungan takaran obat atau pengambilan keputusan
mengenai cara penatalaksanaan bayi sehingga pengukuran
antropometrik ini paling sering dikerjakan pada stadium ini.
Memandikan dan mengukur berat serta tinggi badan dapat pula
dilakukan setelah bayi pulih dan cukup istirahat, tindakan ini
biasanya ditunda sampai suhu bayi stabil dan sedikitnya 36,5°C.
(Saifuddin, 2006).
8) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Pilar utama dalam proses menyusui adalah inisiasi dini atau
lebih dikenal dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). IMD
didefinisikan sebagai proses membiarkan bayi menyusu sendiri
setelah kelahiran. Bayi diletakkan di dada ibunya dan bayi itu
sendiri berupaya untuk mencari puting dan segera
menyusui.Jangka waktunya dalah sesegera mungkin setelah
melahirkan.IMD sangat penting tidak hanya untuk bayi, namun
juga bagi ibu.Dengan demikian, sekitar 22% angka kematian bayi
setelah lahir pada 1 bulan pertama dapat ditekan. (Prawirohardjo,
2009)
Bayi disusui selama 1 jam atau lebih di dada ibunya segera
setelah lahir. Hal tersebut juga penting dalam menjaga
produktivitas ASI. Isapan bayi penting dalam meningkatkan kadar
hormon prolaktin, yaitu hormon yang merangsang kelenjar susu
untuk memproduksi ASI. Isapan itu akan meningkatkan produksi
susu menjadi 2 kali lipat. (Prawirohardjo, 2009)
a) Manfaat IMD
(1) Untuk bayi: Menurunkan angka kematian bayi karena
hipotermia, menghangatkan bayi melalui dada ibu dengan
suhu yang tepat (Bergstrom, 2007), bayi mendapatkan
kolostrum yang kaya akan antibodi, penting untuk
pertumbubhann usus dan ketahanan terhadap
infeksi(Varney, 2008).
(2) Untuk ibu :Jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi lebih
baik sebab bayi siaga dalam 1-2 jam pertama, rasa kasih
sayang meningkat kerena adanya kontak langsung
keduanya (kulit dengan kulit) (Yuliarti, 2010), sentuhan
jilatan dan usapan pada puting susu ibu akan merangsang
pengeluaran hormon oksitosin (UNICEF, 2007),
membantu mengurangi resiko perdarahan dan
mempercepat pelepasan plasenta. (Sobhy, 2004).
Rencana Perawatan Untuk Beberapa Hari Pertama
Kehidupan:
Beberapa saat setelah transisi awal ke kehidupan
ekstrauteri, pengkajian usia gestasi dan pemeriksaan fisik lengkap
harus di lakukan pada bayi baru lahir. Tanda-tanda vital bayi baru
lahir (suhu, frekuensi jantung, dan pernafasan) harus dikaji dan di
catat setiap 4 jam setelah 2 jam pertama pengkajian yang ketat.
Warna, tonus, dan tangisan bayi baru lahir harus di catat.
Centers for Disease Control merekomendasikan agar semua
bayi baru lahir mulai mendapatkan rangkaian imunisasi untuk
Hepatitis B segera setelah lahir.Sebagian alasannya adalah
tindakan ini memberikan perlindungan terhadap bayi baru lahir
yang ibunya memiliki antigen permukaan hepatitis B yang tidak
terdiagnosis pada saat kelahiran, dengan pemajanan selanjutnya
pada bayi baru lahir. Vaksin tersebut untuk mencegah penularan
perinatal pada banyak bayi baru lahir.( Varney 2008).